• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi Referat USG Dalam Kehamilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Isi Referat USG Dalam Kehamilan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Philipus Hendry Hartono Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Tarumanagara

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter Bidang pendidikan : Ilmu Kebidanan dan Kandungan Periode Kepaniteraan Klinik : 21 Agustus – 28 Oktober 2017 Judul Referat : Ultrasonografi dalam Kehamilan Diajukan : Oktober 2017

Pembimbing : dr. Hendrik Sutopo Lidapraja, M.Biomed, Sp.OG

Telah diperiksa dan disahkan tanggal

:

Mengetahui,

Ketua SMF Ilmu Kebidanan dan Kandungan RS Sumber Waras

(dr. Hendrik Sutopo Lidapraja. M.Biomed, Sp.OG)

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas kasih karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga referat dengan judul “Ultrasonografi dalam Kehamilan” ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara di Rumah Sakit Sumber Waras periode 21 Agustus – 28 Oktober 2017.

Dalam penulisan referat ini penulis telah mendapat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

1. dr. Hendrik Sutopo Lidapraja, M.Biomed, Sp.OG selaku Ketua SMF dan pembimbing bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RS Sumber Waras Jakarta

2. dr. Edwin Bonaville, Sp.OG selaku pembimbing bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RS Sumber Waras Jakarta

3. dr. Miko Susanto, Sp.OG selaku pembimbing bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan di RS Sumber Waras Jakarta

4. Dokter, Perawat, Bidan dan staf ruangan Kebidanan dan Kandungan di RS Sumber Waras Jakarta

Penulis menyadari bahwa referat yang disusun ini juga tidak luput dari kekurangan karena kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat bermanfaat demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Oktober 2017

(3)

3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

Definisi USG... 5

Cara Kerja USG... 5

Teknik Pemeriksaan USG... 5

Manfaat USG dalam Kehamilan... 6

Panduan Pemeriksaan USG Dasar Obstetri... 7

Pemeriksaan USG Trimester Pertama... 9

Pemeriksaan USG Trimester kedua dan ketiga... 13

Pemeriksaan Plasenta... 17

Pemeriksaan Cairan Amnion... 19

BAB IV KESIMPULAN... 23

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan

menggunakan gelombang ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran eko dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ.

Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetrik oleh Ian Donald sekitar 50 tahun yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal teknik maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan kehamilan

Ultrasonografi atau sonografi (USG) adalah sebuah teknik yang memvisualisasikan struktur superfisial atau dalam pada tubuh dengan merekam denyut dari gelombang ultrasonik yang direfleksikan dari jaringan. USG dalam obstetrik merupakan pemeriksaan ultrasound dalam kehamilan. Menurut WHO, pemeriksaan USG untuk keperluan antenatal, sebaiknya dilakukan sesuai usia gestasi, satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan satu kali pada trimester ke tiga

Salah satu tujuan utama dari pemeriksaan USG di bidang obstetri adalah untuk menentukan usia gestasi secara lebih tepat, memantau pertumbuhan janin dan melakukan deteksi dini adanya kelainan janin pada masa antenatal. Oleh karena itu pada setiap pemeriksaan USG obstetri, apapun indikasinya, biometri janin dan struktur anatomi janin harus diperiksa dengan cermat dan sistematis

(5)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

USG dalam Kehamilan 1. Definisi USG

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasive tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk penyakit si penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

2. Cara Kerja USG

Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara ke jaringan yang hendak dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tsb dan ditangkap oleh transducer. Oleh transducer gelombang suara yang dipantulkan tadi akan dikonversi menjadi energi listrik lalu ditayangkan di layar monitor. Setiap jenis jaringan memiliki kemampuan memantulkan gelombang berbeda-beda. Jaringan padat seperti tulang, memantulkan gelombang dengan kecepatan tinggi sehingga memberikan gambaran putih di layar. Sedangkan cairan atau jaringan lunak hanya memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga memberikan gambaran hitam di layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai 40 frame/detik, sehingga dapat menampilkan gambaran bergerak yang real-time.

3. Teknik Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG obstetric dapat dikerjakan melalui cara transabdominal (USG-TA) atau transvaginal (USG-TV).

a) Pemeriksaan USG Transabdominal

Transduser (probe) yang digunakan untuk pemeriksaan USG-TA adalah jenis linear atau konveks. Transduser jenis konveks lebih popular digunakan pada saat ini karena dapat

(6)

6 menampilkan lapang pandangan yang lebih luas dibandingkan jenis linear. Pemeriksaan USG-TA terutama dikerjakan pada trimester II dan III. Kekuatan Gelombang yang digunakan berkisar pada 3 – 5 MHz

Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus dilumuri gel untuk lubrikasi. Pemeriksaan USG-TA dapat dikerjakan tanpa memerlukan persiapan kandung kemih.

b) Pemeriksaan USG Transvaginal

Berbeda dengan USG-TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam keadaan kandung kemih yang kosong agar organ pelvic berada dekat dengan permukaan transduser dan berada dalam area penetrasi transduser. Pemeriksaan USG-TV dapat dilakukan setiap saat, dan organ pelvic berada dalam posisi yang sebenarnya. Kekuatan Gelombang yang digunakan berkisar pada 5 – 7,5 MHz

Dalam pemeriksaan transduser terlebih dulu diberi jel pada permukaan elemennya (untuk menghilangkan udara di permukaan transducer), kemudian dibungkus dengan alat pembungkus khusus atau kondom (berfungsi sebagai alat pelindung). Sebelum dimasukkan ke dalam vagina, ujung pembungkus transduser diberi jel lagi (berfungsi sebagai lubrikan. Transduser dimasukkan ke dalam vagina hingga mencapai daerah forniks. Mauver gerakan transduser di dalam vagina merupakan kombinasi gerakan maju-mundur, gerakan maneuver (rotasi), dan gerakan angulasi ke samping kiri-kanan atau ke atas-bawah

4. Manfaat USG dalam Kehamilan

USG dalam kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut: a. Diagnosis dan Konfirmasi Awal Kehamilan

b. Melihat Posisi dan Kondisi Plasenta. c. Memeriksa DJJ.

d. Mengetahui Kehamilan Kembar

e. Menghitung Usia Kehamilan dan Berat Janin. f. Mendiagnosis Kelainan Janin

g. Memeriksa Jumlah Cairan Amnion h. Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

(7)

7 5. Panduan Pemeriksaan USG dasar Obstetri

Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester pertama dapat dilakukan melalui transabdominal, transvaginal atau keduanya

a. Evaluasi USG pada Trimester pertama :  Evaluasi uterus dan adneksa untuk diagnosis kehamilan

Pengukuran CRL merupakan indikator yang lebih tepat dibanding ukuran kantong gestasi dalam penentuan usia gestasi. Bila gambaran embrio tidak dapat ditemukan, lakukan pencarian yolk sac. Penentuan usia gestasi didasarkan pada diameter rata-rata KG atau morfologi dan isi KG.

Ditemukannya embrio atau yolk sac merupakan bukti pasti adanya kantung gestasi.

Pada akhir trimester pertama, dapat juga dilakukan pemeriksaan diameter biparietal (DBP) atau parameter lainnya untuk menentukan usia gestasi misalnya panjang femur

 Evaluasi ada tidaknya denyut jantung mudigah/ janin

Peralatan USG ‘’real time’’ sangat penting untuk mendiagnosis tanda- tanda kehidupan janin. Melalui pemeriksaan USG transvaginal, denyut jantung janin sudah dapat dideteksi pada janin dengan CRL 5 mm. Bila embrio dengan CRL kurang dari 5 mm belum tampak DJJ, pemeriksaan USG harus diulangi pada minggu berikutnya untuk memastikan ada tidaknya tanda-tanda kehidupan janin.

 Menentukan jumlah janin

Adanya kehamilan ganda harus ditentukan berdasarkan ditemukannya gambaran ekho janin, bukan berdasarkan jumlah kantung gestasi

 Evaluasi Uterus, struktur adneksa, kavum Douglas dan Retzii

Kavum Douglas harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya cairan bebas. Bila ditemukan cairan di kavum douglas harus dilakukan pemeriksaan USG pada

(8)

8 daerah subdiafragma dan subhepar untuk mencari adanya cairan intra abdomen

b. Evaluasi USG trimester kedua dan ketiga

 Tanda kehidupan, jumlah, presentasi dan aktivitas janin

Laporkan keterangan jumlah KG, jumlah janin, jumlah plasenta ada tidaknya sekat amnion-khorion, jenis kelamin, perbandingan berat janin dan perbandingan volume cairan ketuban pada masing-masing janin

 Volume cairan amnion

Penentuan Volume amnion dapat memakai penilaian subjektif, indeks cairan amnion menurut Phelan ( normal, banyak,dan sedikit) atau pengukuran diameter terbesar pada satu kantung amnion ( single pocket). Fisiologis jumlah cairan ketuban bervariasi sesuai dengan usia gestasi

 Plasenta, serviks dan tali pusat

Pemeriksaan USG transabdominal, transperineal atau transvaginal dapat memvisualisasi lebih baik hubungan OUI dengan plasenta

 Usia Gestasi

Setiap penentuan usia gestasi berdasarkan biometri janin harus mengacu kepada pemeriksaan USG pada trimester pertama yaitu CRL, diameter biparietal (DBP), lingkar kepala (LK) atau panjang femur ( PF) dengan cara ini hasilnya lebih akurat

 Taksiran Berat Janin

Pengukuran TBJ harus dilakukan pada akhir trimester kedua dan trimester ketiga berdasarkan perbandingan lingkaran perut (LP) dengan DBP. Evaluasi pertumbuhan janin berdasarkan pengukuran biometri harus memperhatikan jarak waktu dengan pemeriksaan sebelumnya. Artinya jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran biometri janin, maka prakiraan laju pertumbuhan janin harus ditentukan

(9)

9  Uterus dan Adneksa ( termasuk serviks uteri dan struktur adneksa

Pengukuran serviks dilakukan melalui tiga bidang, yaitu ukuran longitudinal, antero-posterior dan transversal

 Anatomi Janin

Pemeriksaan USG meliputi penilaian anatomi janin seperti ventrikel serebri, fossa posterior, four chamber view jantung, vertebra, gaster, ren, vesika urinaria, insersi, umbilikus dan keutuhan dinding depan abdomen

6. Pemeriksaan USG Trimester pertama

Pemeriksaan USG pada trimester pertama terutama ditujukan untuk menentukan lokasi kehamilan, usia gestasi ( berdasarkan crown rump length : CRL) , jumlah janin, kelainan yang terjadi pada trimester pertama dan patologi pelvik. Pemeriksaan USG transvaginal merupakan pilihan pertama pada pemeriksaan USG trimester pertama

 Pemeriksaan Embrio secara Sonografis - Usia gestasi 4 minggu

Tampak kantong gestasi berdiameter 2-5 mm. Tertanam di dalam endometrium , berbentuk sferis, tepi reguler dan terletak eksentris di daerah fundus uteri. Kantong gestasi tersebut berada tepat di bawah permukaan endometrium dan dikelilingi oleh jaringan trofoblas yang memberikan gambaran sonografis hiperekhoik

(10)

10 - Usia gestasi 5 minggu

Kantong Gestasi ( rongga khorion) tampak di dalam kavum uteri ,

dikelilingi oleh endometrium yang menebal dan tepi yang ekhogenik berisi embrio yang tampak sebagai garis lurus menempel pada yolk sac

Gambar 2. Usia gestasi 5 minggu - Usia Gestasi 6 minggu

Bentuk embrio mulai berubah dari lurus menjadi sedikit fleksi. Duktus vitellinus tampak menghubungkan embrio dengan yolk sac. Panjang embrio (CRL) sekitar 4 – 10 mm. Denyut jantung janin ( DJJ) akan bertambah cepat pada kehamilan 6-9 minggu, kemudian sedikit menurun pada kehamilan 10 minggu dan selanjutnya menetap dengan frekuensi DJJ normal antara 120 – 160 dpm. Bila pada CRL ≥ 5 mm belum dapat dideteksi DJJ, maka pemeriksaan USG diulangi satu minggu

(11)

11 - Usia Gestasi 7 minggu

Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkanb melalui duktus vitellinus, berbentuk seperti huruf ‘’C’’ dengan bagian kepala tampak dominan. Panjang CRL sekitar 11-16 mm. Pada CRL 12 mm sudah dapat dibedakan struktur kepala dari bagian tubuh janin. Vertebra juga mulai dapat dikenali sebagai dua garis ekhogenik yang berjalan sejajar sepanjang daerah punggung janin. Selaput dan rongga amnion sudah tampak, umbilikus juga sudah dapat dikenali

Gambar 4. Usia gestasi 7 minggu - Usia Gestasi 8 minggu

Jaringan otak berkembang dengan sangat cepat dan menempati sekitar 50 % dari seluruh panjang janin, hal ini sesuai dengan proses penyempurnaan manusia dimulai dari daerah kepala baru kemudian ke daerah genital dan ekstremitas (kaudal). Pleksus khoroideus dapat dilihat sebagai struktur hiperekoik yang terletak simetris di ventrikel lateral. Jantung tampak sebagai dua buah rongga yang berdenyut teratur dan bersamaan yaitu rongga ventrikel yang dipisahkan oleh septum interventrikulare. Gerakan tubuh juga mulai terlihat dan bagian ekstremitas bertambah jelas

(12)

12

Gambar 5. Usia gestasi 8 minggu  Pemeriksaan Biometri pada Trimester Pertama

a. Kantung Gestasi

Kantung Gestasi seringkali berbentuk ovoid, dapat diukur dengan dua cara yaitu : pertama dengan mencari diameter rata-rata dari penjumlahan panjang longitudinal. Transversal dan antero-posterior kemudian dibagi tiga dan cara kedua dengan mengukur volumenya. Volume kantong gestasi dihitung dengan cara panjang antero-posterior x longitudinal x transversal x 0,5223 mm3. KG dapat dilihat sejak kehamilan 4 minggu melalui USG transvaginal dan sekitar 5-6 minggu melalui USG transabdominal. Pengukuran kantong gestasi dilakukan dari tepi bagian dalam ke tepi bagian dalam sisi lainnya ( inner to inner). Dengan USG-TA kehamilan intrauterine dapat terlihat setelah diameter KG mencapai 5mm; dan secara konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG mencapai ≥ 10mm6

b. Crown Rump Length ( CRL)

Panjang CRL diukur pada saat bayi melakukan gerak ekstensi tubuh karena pada posisi ini panjang bayi mendekati ukuran sebenarnya ( tubuh bayi lebih lurus) atau disebut juga sebagai posisi netral. Pengukuran CRL dapat diukur pada umur kehamilan 6 – 7 minggu.

CRL hanya dapat dipakai sampai usia gestasi 12 minggu karena pada usia gestasi selanjutnya bentuk tubuh janin akan melengkung, sehingga pengukuran usia gestasi setelah 12 minggu memiliki kesalahan lebih dari

(13)

13 satu minggu. Pengukuran diukur dari kepala sampai bokong. ekstremitas dan yolk sac tidak ukur.

Menurut Hadlock pengukuran CRL diindikasikan pada kehamilan 7 – 10 minggu dengan kesalahan 3 hari. Beberapa literature merekomendasikan pemeriksaan CRL pada umur kehamilan 9 – 13 minggu dengan USG transabdominal dan 7 – 9 minggu dengan USG transvaginal

c. Yolk Sac ( YS)

Yolk Sac yang normal berbentuk hampir bulat seperti cincin atau kue donat, tepinnya ekhoik dengan bagian tengahnya anekhoik atau hipoekhoik, diameternya sekitar 4-6 mm. Yolk Sac mulai tampak secara sonografis pada usia kehamilan 5-6 minggu, letaknya berdekatan dengan embrio, dihubungkan dengan embrio melalui duktus vitellinus dan merupakan organ ekstra amniotik yang terletak diantara amnion dan korion.

Bila Yolk Sac atau embrio tidak ditemukan pada kantung gestasi dengan diameter lebih dari 25 mm ( USG Transabdominal) atau 15 mm ( USG transvaginal) maka kemungkinan kehamilan yang ada saat ini adalah suatu kehamilan nir mudigah ( Blighted ovum)

7. Pemeriksaan USG pada Trimester kedua dan ketiga

Pada pemeriksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan pemeriksaan trimester pertama, pada pemeriksaan ini, janin sudah terbentuk, di mana hal-hal yang harus diperhatikan pada trimester II dan III adalah:

1. Keadaan janin 2. Usia gestasi 3. Cairan ketuban 4. Plasenta 1.Keadaan janin

 janin hidup atau mati,

(14)

14  kelainan kongenital mayor

 presentasi dan letak janin, jika usia gestasi sudah memasuki trimester III, harus diperhatikan letak janin, apakah memanjang/melintang, oblique, dan presentasi/bagian terbawahnya, apakah presentasi kepala, atau presentasi bokong

Menentukan usia gestasi pada trimester II dan III berbeda dengan trimester I, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Diameter biparietal (Biparietal Diameter/BPD)

 Diameter Oksipito Frontalis (Occipito Frontal Diameter/OFD)  Lingkar kepala (Head Circumference/HC)

 Panjang humerus (Humerus Length/HL)  Lingkar Perut (Abdominal Circumference/AC)  Panjang Femur (Femur Length/FL)

Banyak sekali cara menentukan usia gestasi pada trimester II dan III, namun yang essensial / wajib dalam pemeriksaan adalah

a. Diameter Bi parietal ( DBP)

Sebelum mengukur diameter biparietal, kita harus mendapatkan gambaran potongan melintang kepala, adapun syarat-syaratnya adalah:

1. Gambaran seperti bola rugby

2. Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan berjalan sepanjang kepala

3. Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga anterior kepala

4. Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari outer-inner, atau outer-out

Bidang yang tepat untuk mengukur DBP : thalamus, cavum septum pellucidum dan memotong falx cerebri

(15)

15 Waktu terbaik untuk penentuan usia gestasi berdasarkan diameter biparietal adalah 15 – 24 minggu tetapi DBP sudah dapat diukur sejak kehamilan 12 minggu

b. Lingkar Kepala ( LK)

Lingkar kepala diukur setinggi bidang pengukuran DBP. Rumus yang dipakai jarak anteroposterior atau diameter oksipito frontalis ( mm) + jarak DBP ( mm) x 1,57 atau dihitung secara otomatis oleh mesin USG.

Pengukuran lingkar kepala (LK) dilakukan melalui bidang potong yang sama dengan pengukuran DBP.

c. Diameter Antero-Posterior (antero-posterior diameter) Dalam mengukur diameter antero-posterior, cara menampilkan kepala

sama dengan cara menampilkan kepala untuk mengukur BPD. Diameter antero-posterior diukur dengan cara mengukur jarak dari os occipital ke os frontal, diukur outer-outer.

Gambar 6: Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur BPD, HC dan APD. Kepala berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis tengah dan septum pelusidum yang memotong di sepertiga, dan terlihat thalamus.

(16)

16 d. Lingkar Perut ( LP)

Cara mencari lingkar perut adalah sebagai berikut : ambil potongan longitudinal tubuh janin sehingga tampak gambaran vertebra, jantung dan vesika urinaria. Lingkar perut berguna untuk menilai pertumbuhan janin, evaluasi disproporsional kepala dan perut dan evaluasi pertumbuhan janin setelah periode waktu tertentu.

Gambar 7 : Gambar diatas adalah gambaran potongan melintang abdomen yang baik, dimana terlihat vertebrae, gaster dan vena umbilical

e. Panjang Femur (PF)

Pada usia gestasi 12 minggu panjang femur ( PF) sudah dapat dipakai untuk menentukan usia gestasi. Pengukuran PF terutama bernilai bila DBP tidak dapat diukur dengan baik misalnya kepala sudah masuk rongga panggul. Ketepatan pemeriksaan panjang femur dalam penentuan usia gestasi sama seperti diameter biparietal. PF dapat diukur mulai kehamilan 12 minggu hingga aterm

(17)

17 Gambar 8 : Gambaran diatas adalah contoh gambaran femur yang baik, panjang femur diukur dari ujung-ujung.

8. Pemeriksaan Plasenta

Plasenta merupakan organ ekstrakorporal yang menghubungkan ibu dan janin serta memiliki fungsi yang unik dan kompleks. Plasenta terdiri dari dua komponen yaitu komponen maternal dan fetal. Komponen maternal berasal dari endometrium dan komponen fetal berasal dari khorion yang terdiri dari cakram khorion dan vili korialis a. Klasifikasi Gambaran skematis derajat maturasi plasenta

- Derajat 0 : Piring korion jelas membentuk garis, Jaringan : homogen , Lapisan basal: tidak tampak, usia kehamilan ≤ 31 minggu

(18)

18 - Derajat I : Piring korion: bergelombang halus , Jaringan : kadang densitas gema meninggi, Lapisan basal: tidak tampak, usia kehamilan 31-36 minggu

- Derajat II : tampak indentasi yang jelas pada permukaan piring korion dan tonjolan-tonjolan seperti koma yang menuju daerah basalis sehingga plasenta tampak terpisah oleh sekat-sekat. Usia kehamilan : 36 – 38 minggu

- Derajat III : Piring khorion lekukan mencapai daerah basal, plasenta tampak terbagi atas rongga yang dipisahkan oleh sekat seperti gambaran kotiledon, setiap kotiledon memiliki daerah ekhogenik di bagian

tengahnya. Didekat piring khorion tampak daerah ekhogenik padat yang memberikan gambaran shadowing. Secara umum tampak sebagai gambaran ‘’karangan bunga’’ ( garland like appearance)

(19)

19 9. Pemeriksaan Cairan Amnion

Cairan Amnion sangat penting bagi tumbuh kembang normal seorang janin. Bila terdapat oligohidramnion atau hidramnion, maka angka mortalitas dan morbiditas janin dan neonatus akan meningkat. USG dapat membantu menilai volume cairan amnion baik secara subjektif maupun semikuantitatif

- Fisiologi Cairan Amnion

Cairan amnion berfungsi sebagai media bagi janin untuk tumbuh dan berkembang dengan normal, penting bagi janin untuk dapat bergerak bebas, melindungi janin dari trauma atau cedera, menjaga stabilitas suhu tubuh janin dan berperan dalam proses pembesaran rongga amnion dan uterus. Selain itu cairan ketuban juga berperan dalam proses pembukaan serviks pada waktu persalinan

- Gambaran Sonografis dan Aspek Klinisnya

Penilaian volume cairan amnion sangat penting karena berkaitan dengan adanya kelainan pada janin dan penyakit pada ibu sehingga sonografis volume cairan amnion merupakan bagian dari petunjuk adanya kelainan pada janin dan ibu

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: pemeriksaan secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single pocket, dan dengan metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.

(20)

20  Secara Single Pocket

 Berdasarkan satu kuadran saja

 Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin

 Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran tersebut

Gambar 9 : Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket, dimana yang diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding uterus, dan tidak ada bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut.

- Interpretasi Pengukuran Cairan Amnion berdasarkan single pocket

Hasil Pengukuran Interpretasi

> 2 cm , < 8 cm Volume Cairan amnion normal

> 8 cm Polihidramnion

8 – 12 cm Polidramnion ringan

12 – 16 cm Polihidramnion sedang

(21)

21 >1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

< 1 cm Oligohidramnion

Pengukuran Amnion dengan metode Phelan (4 kuadran / AFI)

 Abdomen dibagi atas 4 kuadran

 Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

 Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak ada boleh ada bagian janin diantaranya

Gambar 19: Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen dibagi atas 4 kuadran, dan setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

(22)

22 Gambar 20: di atas menunjukkan cara meletakkan probe yang benar pada perut pasien.

(23)

23

BAB IV

KESIMPULAN

USG bermanfaat di bidang kebidanan dan kandungan. Selain prosedurnya yang tidak invasif, USG aman dan tidak ada kontraindikasi bagi pasien.

Manfaat USG yaitu :

 Menentukan adanya kehamilan  adanya gestational sac (GS)  Kehamilan intra/ extra uterine.

 Menentukan umur kehamilan (BPD)  Menentukan hamil tunggal/ kembar.  Evaluasi cairan amnion

 Evaluasi placenta : letaknya.  Menentukan letak janin.  Denyut jantung janin (DJJ)  Menentukan jenis kelamin

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Buku ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo. Penerbit Prawirohardjo, Jakarta, 2009. Ms 247-269

2. Endjun, Judi Januadi. (2007). Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

3. Karsono B.Ultrasonografi Obstetri (Standard dan indikasi pemeriksaan). Bagian Obstetri danGinekologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 2005. Wijayanegara H, Wirakusumah FF, Mose JC, Sukarya WS

4. Cunningham, F Gary. et all. 2010. Obstetri Williams 23rd ed. USA : The McGrawHill Companies, Inc.

5. Adhi Pribadi, et al. 2011. Ultrasonografi Obstetri dan Ginekologi. 1 ed. Jakarta: CV Sagung Seto

Gambar

Gambar 3. Usia gestasi 6 minggu
Gambar 6: Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur  BPD, HC dan APD
Gambar 7 : Gambar diatas adalah gambaran potongan melintang abdomen  yang baik, dimana terlihat vertebrae, gaster dan vena umbilical
Gambar  9  :  Gambar  di  atas  adalah  contoh  pengukuran  secara  single  pocket,  dimana  yang  diukur  adalah  jarak  vertical  terjauh  antara  bagian  janin  dan  dinding  uterus,  dan  tidak  ada  bagian  janin  yang  terletak  dalam  area  pengukur
+2

Referensi

Dokumen terkait

789 Tanjung Karang Patalan Jetis 02 NY.. PAWIRO

Bank syariah menyajikan catatan atas laporan keuangan sesuai PSAK 101 dan PSAK terkait yang berisi uraian yang mengungkapkan semua informasi yang perlu

Dermatitis atopi' i' (D)* (D)* adalah adalah peradangan peradangan 'ulit 'ulit 'ronis 'ronis +ang +ang diturun'an, diturun'an, residif +ang manifestasi 'linisn+a

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan.. Universitas

Banyak faktor yang bisa memberi dukungan terhadap keberhasilan sistem ITS dalam meningkatkan kinerja sistem transportasi jalan. Adanya dua bagian kelompok faktor, pertama

Perwakilan peserta JSF pada tiap group discussion akan mempresentasikan komunike yang telah disusunnya pada sidang pleno bersama yang akan disaksikan seluruh

Faktor perilaku dalam hal ini menyangkut kebersihan perorang seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum menyuapi anak, sebelum makan, setelah buang air besar, serta

Orang-orang tertentu ini yaitu figur lekat pengganti (significant other). Seringkali orangtua lebih cenderung untuk memasukkan anak-anaknya ke pondok pesantren untuk