• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA HANDYCRAFT BESI MELALUI PENDIDIKAN MANAJERIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA HANDYCRAFT BESI MELALUI PENDIDIKAN MANAJERIAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS USAHA HANDYCRAFT BESI MELALUI PENDIDIKAN MANAJERIAL

Ida Bagus Swaputra, I Wayan Wardita, I Made Purba dan Astakoni Sekolah Tinggi Ilmu Managemen Indonesia Handayani Denpasar

Ringkasan Eksekutif

Dari tahun 1990 di Kabupaten Badung telah terjadi perkembangan diversifikasi UKM yang mulai merambah bahan baku dari besi. Diantara pengrajin kerajinan dari besi yang berlokasi di Kabupaten Badung adalah UD. Adhi Yasa dan UD. Satelit. Ke dua UKM ini telah berdiri dari tahun 2005 berlokasi di Desa Abiansemal, Badung dan telah mulai berproduksi secara kontinu dengan pangsa pasar baik lokal, nasional bahkan sering juga dipasarkan ke luar negeri (Ekspor). Walaupun secara kontinuitas produk kedua UKM ini cukup baik, akan tetapi dalam hal manajemen masih banyak mengalami kendala, salah satunya karena kemampuan manajerial yang masih rendah dari pengurusnya. Melalui progam ini telah dilakukan pelatihan dan pendampingan kemampuan manajerial seperti pembenahan pembukuan, perluasan pemasaran dan diversifikasi desain. Dari kegiatan ini telah berhasil dilakukan penyempurnaan manajemen pembukuan, diversifikasi desain dan pemasaran melalui website. Di samping itu untuk ke depan diaharapkan ke dua UKM ini akan mampu memasarkan produk secara mandiri dan mampu mengembangkan produk dengan desain-desain yang lebih menarik dan harga yang bersaing.

Kata-kata kunci: produktivitas, kemampuan manajerial, manajemen Executive Summary

Small enterprise is one of public industry that can be a compliment for Badung regency to gain better sources of budget. Since 1990 there are huge small enterprises in Badung. Almost all of them in handy craft industry especially with raw material such as wood, stone and only few of them use iron or metal for the raw material.. UD. Adhi Yasa and UD Satelit are few of small enterprises use metal raw material to produce handy craft and artificial lamp. UD. Satelit and UD. Adhi Yasa are located in Abiansemal village, Badung regency, was built in 2005. The production were sold to other region in Indonesia and also exported to many countries such as Australia, Japan, Canada and China. However the production of these industries were sold for many countries but because they manage the industry traditionally, they don not gain a good profit. The aims of IbM program are to trained about good management and drive the industry to rise the quality of their product. Other trainings were how to sold the product professionally and train to make more variety of product. The program also successfully encouraged the member of this small enterprise to more confident and sold their product by internet through website training.

(2)

A. PENDAHULUAN

Ekonomi kerakyatan merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap pelaku ekonomi kecil dan menengah yang selama ini terlupakan. Minimnya sumber daya alam Bali membuat sebagian besar penduduknya beralih ke sektor pariwisata baik sebagai penyedia jasa maupun barang. Keberhasilan di sektor pembangunan pariwisata memberi motivasi bertumbuhnya sektor-sektor pendukung lainnya

Badung merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup di sektor pariwisata. Namun demikian sebagian dari mereka banyak yang bergerak di sektor industri kecil (UKM) salah satunya adalah kerajinan dari besi. Sejak tahun 1990, banyak usaha kerajinan yang semula hanya merupakan usaha sampingan, tetapi dengan semakin sempitnya lapangan pekerjaan maka penduduk Badung telah mulai menjadikan kerajinan sebagai mata pencaharian pokok. Semakin banyaknya berkembang UKM ternyata tidak diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas serta pengetahuan manajemen (kemampuan manajerial) dari pengelola industri tersebut. Sehingga hal ini sangat berdampak pada angka-angka kemajuan hasil penjualan dari UKM seperti yang tercatat di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Badung yaitu pada bulan April 2008 jumlah Industi Kecil dan Industri Rumah Tangga sebanyak 789 unit usaha(1), jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 12.010 orang Jumlah investasi mencapai Rp.47,920M serta nilai Produksi mencapai Rp.192,300 M(1). Dari jumlah ini ternyata sampai pertengahan tahun 2010 walaupun terjadi peningkatan jumlah pengusaha besi akan tetapi dari sisi penjualan dan kuantitas ekspor masih sangat kecil.

B. SUMBER INSPIRASI

Desa Abiansemal Kecamatan Abiansemal terletak lebih kurang 20 km arah Utara kabupaten Badung. Di daerah ini sangat banyak berkembang UKM salah satunya adalah UKM yang bergerak di bidang kerajinan dari besi. Diantara pengrajin kerajinan dari besi yang berlokasi di daerah ini adalah UD. Adhi Yasa dan UD. Satelit. Walaupun ke dua UKM ini telah berdiri dari tahun 2005 dan telah mulai berproduksi secara kontinu dan sering mendapat pesanan dari luar derah, akan tetapi beberapa hal yang masih manjadi kendala adalah

a. Kontinuitas dan kuantitas produk yang sering tidak berkesinambungan. b. Modal kerja masih rendah

c. Produksi terbatas

d. Produk UKM sering kalah bersaing dengan produk lainnya karena minimnya variasi desain dan harga yang kurang bersaing.

e. Harga lebih mahal dibandingkan produk UKM lainnya, hal ini disebabkan karena biaya produksi masih mahal.

f. Pemasaran produk UKM sangat tergantung kepada pemberi order, artinya UKM tidak bisa langsung melakukan akses penjualan kepada konsumen akhir baik didalam negeri maupun ekspor. Dampak dari kondisi tersebut UKM menjadi sangat terbatas pada perencanaan laba. Sering terjadi para pemberi order hanya sebagai perantara, sehingga UKM sangat tergantung pada pemberi order sehingga UKM diatur oleh pemberi order.

(3)

g. Teknologi yang digunakan masih sederhana. Hanya menggunakan alat-alat yang mampu berproduksi secara manual, sehingga waktu produksi lebih lama. Disamping itu masih terbatasnya tenaga kerja dan tempat usaha, sehingga agak menyulitksn apabila ada order yang lebih besar.

h. Jumlah tenaga kerja masih sangat terbatas, dengan skill yang masih rendah baik dibidang desain maupun teknologi, jumlah tenaga 12 orang dengan tingkat ketrampilan yang berbeda, sehingga sering mengakibatkan keterlambatan dalam menyelesaikan order, tingkat pendidian tenaga kerja dari SD,SMU dan SMK. Tingkat pengalaman kerja karyawan masih rendah. i. Pengelolaan (manajemen) yang dilakukan pimpinan masih tradisional, masih

belum menggunakan teori-teori manajemen dan pembukuan yang baik dan benar.Pembukuan perusahaan yang dilaksanakan selama ini sangat sederhana terdiri dari : buku harian yang tergabung menjadi satu yang memuat catatan : pembelian bahan baku, pembayaran upah karyawan, ordrer, penyerahan order, penjualan, sehingga sering tidak memperhatikan harga pokok produksi. j. Bangunan bengkel produksi sudah sangat tidak memadai untuk menampung dan mengerjakan proses produksi karena luasnya hanya 9x4 meter, terasa sempit untuk proses produksi dan menempatkan persediaan bahan baku maupun persediaan barang setengah jadi maupun persediaan barang jadi. Dari sekian banyak permasalahan yang ada pada mitra UKM, yang menjadi prioritas yang akan ditangani meliputi manajemen operasi perusahaan, masalah pembukuan dan masalah pemasaran atau cara mendapatkan order dengan tujuan terjadi kontinuitas proses produksi sehingga selanjutnya dalam mendapatkan order UKM bisa berhubungan secara langsung dengan konsumen sehingga UKM bisa lebih leluasa dalam menetapkan harga jual produknya. Di samping itu peningkatan kemampuan manajerial pimpinan UKM juga akan menjadi prioritas. Kemampuan manajerial sangat penting dalam menggerakkan sebuah organisasi (2). Pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial yang baik mampu memimpin dengan hati dan membuat keputusan yang tepat bagi kemajuan perusahannya. Lebih lanjut dinyatakan oleh Indrawijaya(3) bahwa dalam sebuah organisasi seorang pemimpin akan menjadi inspirator dan motivator bagi karyawannya untuk mendorong kinerja perusahaan yang sehat.

C. METODE

Dalam penanganan masalah UKM maka program ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu:

a. Solusi permasalahan kontinuitas produk dan peningkatan penjualan dengan cara 1. Penganekaragaman desain produk melalui pengembangan desain melalui

beberapa modifikasi baik dari segi bentuk maupun fungsi 2. Pembenahan pembukuan

3. Perluasan jaringan pemasaran baik lokal, nasional, dan ekspor dengan membuat katalog produk, mengadakan pameran pada event-event khusus. b. Penentuan target luaran yang disesuaikan dengan solusi yang ditawarkan yaitu:

1 Sesuai dengan kendala yang dihadapi oleh UKM dalam hal teknologi produksi dan desain, maka akan dberikan pelatihan penggunaan alat-alat yang

(4)

lebih modern dan macam-macam desain yang lebih beragam. Kegiatan ini akan berupa ceramah dan praktek yang dilaksanakan pada 5-10 orang tenaga kerja dari masing-masing UKM.

2. Kendala pemasaran akan diatasi dengan pemasangan website UKM sehingga pemasaran selain melalui media cetak atau dari mulut kemulut, juga diharapkan akan dapat memasarkan produk melalui internet. Selain penyediaan perangkap internet dan unsur penunjang, juga akan dilakukan pelatihan dalam penggunaan sarana tersebut. Kegiatan ini juga menyangkut pembuatan katalog produk sehingga lebih mudah dalam pemasaran.

3. Peningkatan permodalan, dilaksanakan dengan perluasan jaringan baik dengan pemerintah daerah misalnya dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan tingkat provinsi dan kabupaten serta juga dilakukan pendekatan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga finansial seperti bank dan investor yang bergerak dibidang terkait.

4. Kendala manajerial, akan diatasi dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan pembukuan, neraca, perhitungan rugi laba sehingga UKM lebih mengarah ke manajemen profesional.

D. KARYA UTAMA

Dari beberapa kegiatan IbM yang telah dilaksanakan pada ke dua UKM mitra maka dapat ditampilkan kondisi eksisting UKM sebelum dan setelah dilakukan pendampingan (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan UD. Adiyasa dan UD. Satelit

Uraian UD. ADIYASA (Sebelum pendampingan) UD. ADIYASA (Setelah pendampingan) UD. SATELIT (Sebelum pendampingan) UD. SATELIT (Setelah pendampingan)

Bahan baku Plat besi

(ezzer), kawat las,

amplas,dempul

Plat besi (ezzer), kawat las, amplas,dempul, dan kaca

Plat besi (ezzer), kawat las, amplas, dempul

Plat besi (ezzer), kawat las, amplas,dempul, dan kaca Perlatan produksi Las pen 10 unit, Las listrik 4 unit, las asitelin 2 unit, bor duduk 2 unit, gerinda duduk 3 unit, sirkel 4 unit, kompresor 1 unit

Las pen 15 unit , Las listrik6 unit. las asitelin 3 unit, bor duduk, gerinda duduk 5 unit, sirkel 5 unit, kompresor 2 unit

Las pen 15 unit, Las listrik 6 unit, las asitelin 5 unit, bor duduk 4 unit, gerinda duduk 5 unit, sirkel,6 unit, kompresor 4 unit

Las pen (las titik)5 unit, Las listrik 6 unit, las asitelin 4 unit, bor duduk 6 unit, gerinda duduk 5 unit, sirkel 6 unit, kompresor 5 unit Kapasitas produksi per hari 13-15 unit produksi 30-35 unit produksi

15-25 unit produksi 40-50 unit produksi

Investasi Rp. 8.000.000,- Rp. 55.000.000 Rp. 25.000.000 Rp. 100.000.000

Omzet per bulan

(5)

Jenis produk Tempat lilin, tempat anggrek dari besi, kerajinan berupa berbagai jenis burung dan binatang Tempat lilin, tempat anggrek dari besi, kerajinan berupa berbagai jenis burung dan binatang, desain air mancur, lampu hias, gantungan baju Tempat lilin,tempat anggrek dari besi, kerajinan berupa berbagai jenis burung dan binatang Tempat lilin, tempat anggrek dari besi, kerajinan berupa berbagai jenis burung dan binatang, desain air mancur, lampu hias, gantungan baju Cara penjualan  Made to order (barang baru dibuat kalau ada pesanan).  Melalui perantaraan pengepul Mulai menjual sendiri dengan ikut pameran dan pemasaran melalui website http://adhiyasa@ ausindobiocom. net  Made to order (barang baru dibuat kalau ada pesanan)  Melalui perantaraan pengepul Mulai menjual sendiri dengan ikut pameran dan pemasaran melalui website Manajemen Masih tradisional Sudah memiliki software pembukuan, mulai bekerjasama dengan lembaga finance

Masih tradisional Sudah memiliki

software pembukuan, mulai bekerjasama dengan lembaga finance

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa ke dua UKM sudah mengalami kemajuan baik dalam hal persediaan baha baku, peralatan, desain dan jenis produk. Demikian juga dengan proses pembukuan dan nilai investasi. Sebelum dilakukan pembinaan oleh tim program IbM maka kedua UKM masih menggunakan manajemen tradisional, dengan menggunakan modal yang sangat terbatas. Kedua UKM masih mengalami keraguan dalam berinvestasi pada usahanya, hal ini dapat dilihat dari belum adanya keberanian pemimpin perusahaan untuk mengambil kredit dari Bank maupun lembaga finance lainnya. Hal ini diduga karena pemimpin perusahaan masih belum memilki kemampuan mengelola usahanya secara profesional, dimana seharusnya perencanaan perusahaan harus menjadi perhatian utama.

E. ULASAN KARYA

Dengan adanya pelatihan dan pendampingan kemampuan manajerial kepada pempimpin perusahaan maka ke dua UKM akhirnya mulai menambah modal dengan menggunakan modal dari lembaga finance, dan pada akhir tahun 2010 terjadi peningkatan omzet yang signifikan pada ke dua UKM (Tabel 1).

Walaupun dari Tabel 1 sudah terbukti bahwa adaya pengaruh yang positif dari kegiatan IbM yang dilakukan pada UD. Adiyasa dan UD. Satelit, tetapi tim IbM

(6)

masih merasa perlu untuk melakukan beberapa penjajakan untuk kegiatan dan pembinaan selanjutnya seperti:

1. Menjalin kerjasama dengan Departemen Perindustrian Kabupaten dan Propinsi, melobi kerjasama eksportir, lembaga perbankan. Untuk mangatasi ketergantungan mendapatkan order dari perantara dan perusahaan exportir besar maka UKM akan dilatih melakukan pemasaran melalui Website

2. Memfasilitasi UKM agar mampu memasarkan produk melalui website yang telah disediakan oleh program IbM

3. Memberikan pengetahuan bahasa Asing agar kegiatan pemasaran ke mancanegara tidak terkendala.

Beberapa contoh produk UD. Adhiyasa dan UD. Satelit yang sudah dipasarkan ke luar negeri:

Gambar 1. Hiasan Dinding Gambar 2. Tempat Lampu Taman

F. KESIMPULAN

Asumsi bahwa manusia tidak kan lepas dari kehidupan berorganisasi baik dalam aras rumah tangga, tempat kerja dan lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan. Dalam sebuah orgnisasi akan selalu ada keterlibatan beberapa orang yang saling berinteraksi disamping juga terjadi interaksi dengan perlatan, keuangan dan fasilitas fisik lainnya. Dala perkembangannya banyak organisasi mempunyai orientasi bisnis. Untuk memaksimalkan pengahsilan sebuah organisasi maka sangat diperlukan integrasi antara modal manusia, dan modal fisik dalam perusahaan.

Dalam program IbM yang dilakukan pada UD. Adiyasa dan UD. Satelit maka beberapa pelatihan dan pendampingan yang dilakukan pada tingkat manajemen, dan kemampuan manajerial pemimpin perusahaan terbukti berhasil meningkatkan kinerja perusahaan yang memberikan efek pada peningkatan keuntungan perusahaan secara signifikan.

Beberapa hal yang menjadi bukti keberhasilan pembinaan program IbM dai UD.Adiyasa dan UD. Satelit adalah:

1. Pembukuan telah dilakukan secara kontinu dengan menggunakan software, sehingga lebih mudah untuk dilakukan pengawasan

(7)

2. Manajemen keuangan telah dilakukan secara profesional, hal ini ditunjukkan dengan memisahkan manajemen perusahaan dengan manajemen keluarga 3. Peningkatan kemampuan manajerial pemimpin perusahaan telah dibuktikan

dengan telah dilakukannya perencanaan manajemen yang terencana dengan baik.

G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN

Kegiatan ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang pembukuan dan manajemen secara umum bagi ke dua UKM, sehingga pengelolaan UKM lebih profesional untuk mendapatkan leuntungan yang maksimal. Di samping itu dalam hal kualitas produk juga ditingkatkan dengan menggunakan bahan baku yang lebih baik serta dengan variasi desain yang lebih banyak. Pelatihan penggunaan website juga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemasran secara online sehingga UKM terhindar dari pemasaran berantai dan UKM memiliki posisi tawar yang lebih baik.

H. DAFTAR PUSTAKA

(1) Disperindag 2010. Pemetaan UKM di Kabupaten Badung.

(2) Arsyad, L 1993. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen Bisnis. BPEE. Yogyakarta. 460 hal.

(3) Indrawijaya, A.I 1983. Perilaku Organisasi. Sinar Bari Press. Bandung. 255 hal.

I. PERSANTUNAN

Melalui tulisan ini kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti), Ketua Yayasan Stimi Handayani Denpasar melalui LPM STIMI Handayani, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung melalui SKPD terkait yang telah memfasilitasi pelaksanaan program IbM ini baik melalui bantuan moril dan materiil. Demikian juga kepada pimpinan UD. Satelit, pimpinan UD. Adiyasa dan Tim IbW serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah aktif mengikuti dan melaksanakan program dengan baik sehingga semua program yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan lancar.

Gambar

Tabel 1. Perkembangan UD. Adiyasa dan UD. Satelit
Gambar 1. Hiasan Dinding                Gambar 2. Tempat Lampu Taman

Referensi

Dokumen terkait

Kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah kontrol RPMI sebagai kontrol standar dimana sumur (well) tidak diberi perlakuan baik ekstrak buah merah maupun gom arab tetapi

Suplementasi campuran tepung kunyit dan sambiloto sampai aras 40 g/kg dalam ransum tidak dapat memperbaiki kinerja ayam petelur, namun suplementasi pada aras 10 g/ kg dalam

Pemberian Tepung Kencur (Kaemferia galanga linn.) dalam Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap Energi Metabolis dan Retensi Protein.Skripsi.Program Studi

Persoalan cabai merah sebagai komoditas sayuran yang mudah rusak, dicirikan oleh produksinya yang fluktuatif, sementara konsumsinya relatif stabil. Kondisi ini menyebabkan

Tidak hanya dari sumber resmi yang dikeluarkan perusahaan seperti iklan atau dari pemasar melalui tenaga penjual, tetapi juga informasi dari pihak lain

Karena jual-beli yang seperti ini hukumnya haram, si pedagang menjual sesuatu yang barangnya sama sekali tidak ada padanya, dan menjual sesuatu yang belum

Melalui skala CES-D individu dikatakan mengalami simtom-simtom depresi melalui keempat faktor, yaitu: Depressed effect/negative affect merupakan perasaan-perasaan,

Kalo penampilan diatas panggung ya seperti itu mas, tuntutan profesilah, harus pake baju agak seksi, pandai merayu dengan kata-kata mesra kepenyawerlah, hehe, seperti mas tadi