KEBIJAKAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DALAM PENGEMBANGAN
INDUSTRI KECIL GULA KELAPA
Oleh :
Ir. ACHMAD HUSEIN Bupati Banyumas
WORKSHOP NASIONAL
PENGEMBANGAN GULA KEPALA DAN AREN Purwokerto, 17 Desember 2015
KOTA PURWOKERTO LUAS WILAYAH 132.759 Ha (1.327,59 Km2) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN • 27 Kecamatan • 331 Desa/Kelurahan − 301 Desa − 30 Kelurahan JUMLAH PENDUDUK
(Data DINDUKCAPIL Tahun 2014) 1. Laki-laki 1.001.671 Jiwa 2. Perempuan 985.064 Jiwa Total 1.986.735 Jiwa
BATAS WILAYAH
Sebelah Utara : Kab. Tegal, Kab. Pemalang
Sebelah Timur : Kab. Purbalingga, Kab. Banjarnegara, Kab. Kebumen Sebelah Barat : Kab. Cilacap, Kab. Brebes
Sebelah Selatan : Kab. Cilacap
1. IKM INDUSTRI AGRO, KIMIA DAN HASIL HUTAN - GULA KELAPA - MINYAK ATSIRI - TEPUNG TAPIOKA - GETUK GORENG - TAHU - PENGOLAHAN SUSU - MEBEL KAYU - BIO ETANOL - PUPUK ORGANIK - TEMPE - KLANTING - KECAP - KERUPUK - ANEKA KRIPIK - INDUSTRI MAKANAN - MIE / SOUN - BANDENG PRESTO - KARET - TEH - PUPUK ORGANIK - MEBEL BAMBU - KAYU OLAHAN
2. IKM INDUSTRI LOGAM DAN ELEKTRONIKA
- PERHIASAN - PANDE BESI - PERLOGAMAN
3. IKM INDUSTRI ANEKA DAN KERAJINAN
- GENTENG
- KERAJINAN BAMBU - KERAMIK GERABAH - BATIK
- KERAJINAN SANDAL BANDOL
- ELEKTRONIKA
- KOMPONEN SUKU CADANG - KERAJINAN KUNINGAN
- BORDIR
- KERAJINAN KERAMIK ASMAT - KERAJINAN KULIT REPTIL
- KERAJINAN ALAT PERAGA PENDIDIKAN
SEKILAS GULA KELAPA BANYUMAS
Salah satu produk unggulan di Kab. Banyumas selain
minyak atsiri dan batik;
Telah ditetapkan sebagai Kompetensi Inti Industri
Daerah (Kajian dari Kementerian Perindustrian Tahun 2013)
Memberikan kontribusi tinggi dalam pengembangan
POTENSI INDUSTRI GULA KELAPA
Data Statistik:
Tanaman Kelapa di Banyumas
Jumlah Tanaman : 2.244.379 pohon Luas lahan : 17.955,032 Ha Kelapa Deres : 643.832 pohon Luas lahan : 5.150,656 Ha Kelapa Produktif : 421.326 pohon Luas lahan : 3.370,608 Ha Kelapa Deres Tua : 222.506 pohon Luas lahan : 1.780,048 Ha Kelapa Buah : 1.157.000 pohon Luas lahan : 9,256 Ha Kelapa Buah Tua : 250.279 pohon Luas lahan : 2.002,232 Ha Kelapa Buah Produktif : 906.721 pohon Luas Lahan : 7.253,768 Ha Kelapa Blm Menghasilkan : 443.547 pohon Luas lahan : 3.548,376 Ha
Data Statistik:
Produksi Gula Kelapa Cetak
• Pengrajin/Penderes Gula Kelapa : 27.112 KK • Tenaga Kerja : ± 90.000 orang
• Home Industry : 31.425 unit usaha • Kelompok /klaster Gula Kelapa : 298 kelompok • Produksi Gula Kelapa :
- Tahun 2011 : 4.946,96 ton/bulan - Tahun 2012 : 5.258,53 ton/bulan - Tahun 2013 : 6.009,09 ton/bulan - Tahun 2014 : 7.679,13 ton/bulan
Produksi Gula Kelapa Kristal
• Pengrajin Gula Krisatal Organik : 3.100 unit usaha • Produksi Gula Kelapa Kristal Organik : 8.488.800 kg/tahun • Pengrajin Gula Kristal Natural : 4.579 unit usaha • Produksi Gula Kelapa Kristal Natural : 13.187.520 kg/tahun
SENTRA GULA KELAPA
KEC. CILONGOK • Penderes : 6.512 orang • Produksi : 48.964 Kg/Hari KEC. SOMAGEDE • Penderes : 1.880 orang • Produksi : 10.109 Kg/Hari KEC. WANGON • Penderes : 1.884 orang • Produksi : 13.494 Kg/Hari KEC. AJIBARANG • Penderes : 2.097 orang • Produksi : 14.643 Kg/Hari KEC. PEKUNCEN • Penderes : 1.869 orang • Produksi : 14.551 Kg/Hari KEC. KEBASEN •Penderes : 965 orang •Produksi : 5.272 Kg/Hari KEC. KEMRANJEN • Penderes : 1.670 orang • Produksi : 5.460 Kg/Hari1. MUTU PRODUK
Masih dijumpai produk yang tidak standar, kurang bersih (tidak disaring), tercampur bahan kimia (Natrium Bisulfit) dan tercampur bahan lain (gaplek, nasi dsb).
2. SDM
Sebagian perajin tingkat pendidikan masih rendah, jiwa Kewirausahaan kurang tumbuh dan kurang disiplin serta kurang motivasi berusaha
3. PERALATAN / TEKHNOLOGI
Sebagian peralatan masih tradisional, sudah usang dan kurang lengkap dan ukurannya tidak sesuai dengan
kebutuhan
4. MODAL
Sebagian perajin tergolong ekonomi lemah dan kurangnya informasi akses permodalan
5. PEMASARAN
Sebagian barang yang diproduksi belum memenuhi standar yang diminta pasar
6. KLASTER
Baru diterapkan di beberapa tempat (belum keseluruhan)
7. KETERBATASAN DANA PEMBANGUNAN
Alokasi APBD masih diprioritaskan untuk urusan wajib (infrastruktur, pendidikan dan kesehatan)
1. Perlu pendampingan yang lebih Intensif untuk peningkatan kapasitas petani / penderes atau IKM agar mampu menghasilkan produk yang berkualitas (bersih, higienis, lebih awet dan kualitas yang dapat terstandarisasi).
2. Perlu dukungan untuk perbaikan sarana dan peralatan produksi yang menjamin kualitas
3. Tataniaga gula kelapa yang ber-rantai panjang, sehingga membutuhkan dukungan pendanaan yang tidak sedikit
4. Manfaat produk masih kurang dikenal luas, sehingga membutuhkan promosi dan kampanye lebih intensif.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA KELAPA
1. Peningkatan Mutu dan Kualitas Produk Gula; 2. Peremajaan Pohon Kelapa;
3. Pembinaan petani / penderes dan IKM Gula Kelapa; 4. Peningkatan sarana dan prasarana produksi;
5. Fasilitasi permodalan;
6. Pembentukan Klaster Gula Kelapa FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion)
7. Pasar Lelang Forward Komoditi Agro (Gula Kelapa) Barlingmascakeb
8. Pemberian Santunan Kecelakaan Kepada Penderes Gula Kelapa yang memiliki Kartu Penderes:
- Meninggal @ Rp.
5.000.000,-- Cacat @ Rp. 10.000.000,5.000.000,-- (maksimal)
9. Sinergitas antar SKPD terkait di Pemkab Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah;
10. Kerjasama dengan LIPI, LSM, P3R, Perbankan, Dunia Usaha serta Asosiasi
11. Pembentukan Pusat Pemasaran Gula Kelapa di Prathista Harsa
12. Kerjasama dengan BUMN/ BUMD/ Swasta dengan program CSR/ PKBL dan membentuk forum komunikasi PKBL / CSR.
14
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA KELAPA
1. Memperkuat Klaster IKM gula kelapa
2. Pelatihan, pendampingan dan penguatan kelompok
3. Pendirian pusat pengembangan IKM gula kelapa 4. Pembentukan koperasi IKM gula kelapa
5. Penerapan Klaster Induk IKM gula kelapa
6. Pembentukan Unit Pelayanan Klaster disetiap Kecamatan
8. Penguatan jejaring pemasaran
9. Membentuk trading house khususnya untuk produk gula kelapa 10. Diversifikasi produk
11. Pemberian Kartu Penderes (sudah tercetak 22.013 kartu / tahun 2015)
12. Legalitas (payung hukum) terkait pengembangan IKM gula kelapa
13. Penerapan rencana dan strategi program IKM gula kelapa dengan pendekatan klaster dan OVOP (Keputusan Bupati No. 518.9/978 Tahun 2011 tentang Penetapan Program Satu Desa Satu Produk Unggulan untuk Setiap Desa/Kelurahan dan Kecamatan di Kab. Banyumas serta Instruksi Gubernur Jawa Tengah No. 518/23546 Tahun 2011 tentang Pengembangan Produk Unggulan Daerah Pedesaan Jateng melalui Pendekatan OVOP).
PENERAPAN KLASTER INDUK IKM GULA KELAPA
KLASTER INDUK IKM GULA KELAPA KABUPATEN BANYUMAS INTI PLASMA 1 KEC. WANGON INTI PLASMA 2 KEC. CILONGOK INTI PLASMA 3 KEC. KEBASEN INTI PLASMA 4 KEC. SUMPIUH PLASMA KLASTER : 1. KEC. GUMELAR 2. KEC. LUMBIR 3. KEC. PURWOJATI 4. KEC. JATILAWANG 5. KEC. RAWALO PLASMA KLASTER : 1. KEC. PEKUNCEN 2. KEC. AJIBARANG 3. KEC. KARANGLEWAS 4. KEC. KEDUNGBANTENG 5. KEC. BATURADEN 6. KEC. SUMBANG PLASMA KLASTER : 1. KEC. BANYUMAS 2. KEC. PATIKRAJA 3. KEC. KALIBAGOR 4. KEC. SOKARAJA 5. KEC. KEMBARAN PLASMA KLASTER : 1. KEC. TAMBAK 2. KEC. KEMRANJEN 3. KEC. SOMAGEDE
UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA KELAPA
1. Bantuan bibit kelapa berkualitas untuk peremajaan
pohon;
2. Mendorong penerapan GAP (Good Agricultural
Practices) dan standar organik dalam budidaya tanaman kelapa;
Peningkatan kompetensi petani / penderes dan IKM
gula kelapa melalui:
1. Pelatihan budidaya tanaman kelapa dan pelatihan
teknis produksi gula kelapa;
2. Pelatihan manajemen usaha kecil; 3. Pelatihan kewirausahaan;
4. Pelatihan pemasaran dsb.
ASPEK SDM
Peningkatan sarana dan prasarana produksi melalui: 1. Pemberian bantuan peralatan produksi;
2. Pembangunan dapur bersih/sehat (fasilitasi Kemenperin) a. Tahun 2015 sebanyak 500 dapur bersih
b. Tahun 2016 sebanyak 1.000 dapur bersih
Peningkatan teknologi produksi gula kelapa kristal melalui penggunaan mesin produksi gula kristal (extract powder) – rencana tahun 2015
Mendorong standarisasi produk melalui penerapan SNI, GMP, HACCP dll.
1. Tahun 2015, 2 IKM disertifikasi HACCP 2. Tahun 2015, 3 IKM disertifikasi SNI
Mendorong diversifikasi produk gula kelapa melalui: 1. Produk gula kelapa cetak;
2. Produk gula kelapa kristal (original, rasa jahe, dan rasa lainnya).
ASPEK PRODUKSI
Gula Kelapa Kristal ORIGINAL
Gula Kelapa Kristal JAHE
Gula Kelapa CETAK
Gula Kelapa Kristal KOMBINASI
DIVERSIFIKASI PRODUKGULA KELAPA
Fasilitas permodalan kepada petani / penderes dan IKM Gula Kelapa
melalui :
1. Pemberian bantuan simpan pinjam perempuan (PNPM);
2. Pemberian modal dengan bunga rendah melalui dana bergulir; 3. Fasilitasi pinjaman ke perbankan (KUR) dan institusi lain melalui
program CSR;
ASPEK PERMODALAN
Lanjutan
Membentuk klaster gula kelapa yang melibatkan para pemangku
kepentingan dalam industri gula kelapa;
Penguatan kelembagaan pelaku industri gula kelapa dalam aspek
legalitas;
Memperkuat jejaring kerjasama antar pemangku kepentingan pada
industri gula kelapa dalam kerangka klaster industri;
23
Fasilitasi pemasaran secara offline melalui:
1. Promosi produk di Pusat Kuliner Prathista Harsa; 2. Pameran tingkat nasional, provinsi dan kab/kota;
3. Pameran tingkat internasional di Belanda bulan Oktober 2015 (fasilitasi dari provinsi);
Fasilitasi pemasaran secara online melalui website
www.gulakristalbanyumas.com
ASPEK PEMASARAN
Penyaluran bantuan bibit kelapa genjah untuk peremajaan pohon kelapa sebanyak 85.000 bh pada tahun 2013 dan 100.000 bh pada tahun 2014;
Penerapan standar organik dalam budidaya tanaman
kelapa:
Sampai Tahun 2014, sebanyak 1.970 petani telah
mendapatkan sertifikat organik
Tahun 2015, sebanyak 3.100 IKM sedang dalam
proses sertifikasi organik
DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA KELAPA
Peningkatan mutu/kualitas dan kuantitas gula kelapa
Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna untuk
produksi gula kelapa kristal
Tahun 2015 akan diadakan mesin ekstrak powder
gula kelapa sebanyak 8 unit
ASPEK PRODUKSI
Lanjutan
Meningkatnya kenyamanan dan motivasi kerja para
pengrajin (jaminan keselamatan kerja dan kesehatan)
Meningkatnya Kompetensi SDM IKM Gula Kelapa
Meningkatnya kesejahteraan IKM Gula Kelapa
Perluasan daerah pemasaran gula kelapa: Pemasaran Dalam Negeri:
Konsumen Langsung dan Retail
Bahan baku industri makanan dan minuman (Kecap Indofood, Kecap Bangau, Kecap Henz ABC serta Pabrik Kecap Lokal di Jateng dan Jatim)
Wilayah pemasaran meliputi : Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Tuba n, Kalimantan, Jogja, Kudus, dsb
Pemasaran Luar Negeri:
Melalui pihak ketiga (P3R, CV Inagro, UD Ngudi Lestari, UD Kali Mengaji dsb)
Langsung (PT. Coco Sugar Indonesia).
ASPEK PEMASARAN
Meningkatnya Volume Ekspor (1.000 s/d 2.000 ton/bln untuk gula semut)
Stabilitas harga gula kelapa khususnya gula semut: Rp 13.000,00/kg (basah) s/d Rp 15.000,00/kg (kering) di tingkat penderes / IKM Gula Kelapa. Untuk gula kelapa cetak, harganya mencapai Rp 10.700,-/kg
ASPEK PEMASARAN
Lanjutan
Terbentuk Klaster Gula Kelapa di samping klaster minyak atsiri, klaster gurame dan klaster pariwisata;
Terdapat 2 koperasi gula kelapa: 1. Koperasi Nira Satria;
2. Koperasi Ngudi Lestari;