• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi dan Bisnis

Pr ogr a m Studi Akuntansi

Oleh :

DWI PUSPITO CHANDRA DHARMAWAN

0713215028 / FEB / AK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Disusun Oleh :

DWI PUSPITO CHANDRA DHARMAWAN

0713215028 / FEB / AK

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal : 29 Agustus 2014

Pembimbing Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks Dr. Hero Priono, SE.MSi.Ak.

Sekr etaris

Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks

Anggota

Dra. Ec. Sari Andayani, Maks

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(3)

PENGARUH CASH POSITION, GROWTH DAN ROA

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan :

Dwi Puspito Chandr a Dharmawan 0713215028 / FEB / AK

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Tituk Diah Widajantie, Maks

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkam puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-NYA yang di berikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh cash Position, Growth dan ROA terhadap dividend payoutratio pada perusahaan manufaktur di Bur sa Efek Indonesia”

Penysunan skripsi ini di tujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesemmembangun dari patan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua ihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spritual maupun materiil, Khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur

2. Bapak Prof. Dr. Samsul Huda, SE, Msi, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Hero Priono, SE, Msi, Ak, Selaku Ketua Program Studi kuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang di susun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr Wb

Surabaya, Agustus 20014

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 14

2.2.2. Analisis Laporan Keuangan ... 15

2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 15

2.2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 16

2.2.3. Cash Position ... 17

2.2.6.1. Pengertian Dividen Payout Ratio (DPR) ... 22

(7)

2.2.9. Pengaruh ROA Terhadap Dividen Payout Ratio

(DPR) ... 28

2.4. Kerangka Konseptual ... 29

2.5. Hipotesis ... 30

BAB DJ METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 31

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Jenis data ... 33

3.3.2. Pengumpulan Data ... 34

3.3.3. Sumber Data ... 34

3.4. Uji Normalitas ... 34

3.5. Uji asumsi Klasik ... 34

3.6. Teknik Analisis Data Dan Ui Hipotesis ... 36

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

Dwi Puspito Chandr a

Abstrak

Alasan dipilihnya sektor industri otomotif karena sektor ini lebih stabil bahlwi semakin meningkat dilihat dari jumlah penjualan kendaraan dari periode ke periode semakin meningkat. Walaupun pernah terjadi penurunan penjualan karena imbas dari krisis ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan kelancaran produksi di perusahaan ini meningkat karena sangat dibutuhkan konsumen. Dalam aktivitas dipasar modal, pars investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi melalui proses produksi.

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 sebanyak 148 perusahaan manufaktur.. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 laporan keuangan perusahaan manufaktur. Teknik sampel yang digunakan purposive sampling, yaitu menyeleksi obyek penelitian berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel. Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data yang berupa dokumentasi perusahaan yang diserahkan ke Bursa Efek Indonesia. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh : 1. Cash Position berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang go public di BEI. 2. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan mengalami peningkatan yang berdampak pada dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang go public di BEI 3. Profitabilitas Semakin besar keuntungan yang diperoleh payout akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang go public di BEI

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan

data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan, selain

itu laporan keuangan adalah media untuk menyampaikan informasi sebagai

bentuk pertanggungjawaban atas wewenang yang diterimanya dalam mengelola

sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain

pihak internal maupun pihak eksternal. Pihak internal yaitu manajemen. Pihak

eksternal adalah pemegang saham, kreditor, pemerintah, karyawan, pemasok,

konsumen, dan masyarakat umum lainnya. Laporan keuangan dapat

menggambarkan keadaan perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut

banyak mengandung informasi yang sangat dibutuhan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan, terutama informasi mengenai laba perusahaan.

Investasi di pasar modal merupakan penanaman modal dibidang aset

keuangan yang pada dasarnya mengharapkan suatu hasil atas efek yang dibeli.

Walaupun demikian, perlu diperhatikan bahwa pilihan investasi selalu hams

mempertimbangkan tingkat harapan keuntungan di satu sisi dan tingkat risiko di

sisi lain.Tingkat harapan keuntungan dapat berupa dividen yang dibayarkan

perusahaan.Dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang

(11)

Penetapan pembagian dividen menjadi masalah menarik karena akan

memenuhi harapan investor. Oleh karena itu perlu pertimbangan-pertimbangan

antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin

lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat

pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran

dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan faktor kebijakan dividen

(Brigham 2005 dalam Andriyani 2008).

Kebijakan dividen ialah keputusan perusahaan apakah laba yang diperoleh

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk

laba atau retained earning guna pembiayaan investasi dimasa yang akan

datang.Persentase laba yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividen tunai

pada pemegang saham disebut dengan rasio pembayaran dividen atau yang sering

disebut Dividend Payout Ratio (Sartono, 2001). Dividend payout ratio memiliki

informasi yang berguna bagi perusahaan dan para pemegang saham. Bagi

perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio digunakan

untuk mempertimbangkan dalam penetapan pembagian jumlah dividen.

Bagi pemegang saham, informasi yang terkandung dalan dividend payout

ratio digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi. Kebijakan dividen penting untuk memenuhi harapan para pemegang

saham terhadap dividen, di satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan

perusahaan karena dividen merupakan pendapatan pemegang saham dari laba

yang diperoleh perusahaan. Kebijakan dividen dapat meningkatkan nilai

(12)

3

menanamkan saham pada perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan

kebijakan pembayaran dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai

faktor yang mempengaruhinya.

Cash Position merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum

mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Gitman (2003) dalam

Rosdini (2009) menyebutkan bahwa salah sate faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen adalah posisi kas. Perusahaan yang memiliki posisi kas kuat,

semakin besar pula kemampuan membayar dividen. Namun hal tersebut tidak

dapat dijadikan patokan dasar dalam penentuan besaran dividen karena untuk

meningkatkan likuiditas yang dalam hal ini adalah posisi kas, perusahaan hams

menurunkan dividend payout ratio memperkecil aliran kas keluar. Myers dan

Bacon (2002) menyatakan jika Cash Position berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap DPR. Sedangkan Prihantoro (2003) menyebutkan secara parsial posisi

kas berhubungan secara positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio

(DPR).

Pertumbuhan perusahaan merupakan harapan dari pihak internal maupun

pihak eksternal perusahaan, pertumbuhan perusahaan diharapkan dapat

memberikan sinyal positif adanya kesempatan untuk berinvestasi. Bagi investor,

prospek perusahaan yang memiliki potensi tumbuh tinggi memberikan

keuntungan karena investasi yang ditanamkan diharapkan dapat memberikan

return yang tinggi di masa yang akan datang.Wibowo,(2012).

(13)

asset yang dimiliki pada masa lalu. Dan kemudian dianalisis untuk

memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa mendatang.

Dengan semakin besar ROA maka menunjukkan semakin baiknya tingkat

profitabilitas perusahaan tersebut, yang ditunjukkan dengan tingkat kembalian

investasi yang besar terkait dengan kinerja perusahaan yang semakin baik. Hanafi

(2004) menjelaskan jika perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas

yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Tingkat besaran

ROA suatu perusahaan akan berpengaruh pada besarnya dividen yang dibayarkan

Alasan dipilihnya sektor industri otomotif karena sektor ini lebih stabil

bahkan semakin meningkat dilihat dari jumlah penjualan kendaraan dari periode

ke periode semakin meningkat. Walaupun pernah terjadi penurunan penjualan

karena imbas dari krisis ekonomi, tetapi tidak menutup kemungkinan kelancaran

produksi di perusahaan ini meningkat karend sangat dibutuhkan konsumen

sebagai alat transportasi untuk kelancaran aktifitas setiap harinya sehingga

prospeknya menguntungkan di masa sekarang maupun di masa yang akan

datang.Oleh karena itu, menarik bagi para investor untuk menanamkan sahamnya

pada perusahaan otomotif dan mengharap pembayaran dividen yang tinggi.

Industri otomotif di Indonesia kini telah berkembang pesat. Makin banyaknya

kuantitas • perusahaan otomotif merupakan salah satu bukti, bahwa industri

otomotif menarik banyak pihak. Perkembangan industri ini dapat diukur dengan

banyak card, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar

(14)

5

market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo dari lebih satu tahun.

Dalam aktivitas dipasar modal, para investor memiliki harapan dari

investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa capital gain dan dividen.

Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan

perusahaan yang membayar dividen. Para pemegang saham umumnya

menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena hal tersebut akan

mengurangi ketidakpastian akan hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka

lakukan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap

perusahaan, sehingga nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan

untuk membagikan laba dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana

intemalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan Iabanya dalam bentuk laba

ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar

yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitag perusahaan sehingga

mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus

akan memperkecil resiko perusahaan.

Bagi para investor yang bersedia mengambil resiko memiliki pandangan

bahwa semakin tinggi tingkat resiko suatu perusahaan, akan semakin tinggi pula

tingkat keuntungan yang diharapkan sebagai hasil atau imbalan terhadap resiko

tersebut. Selanjutnya dividen yang diterima pada saat ini akan mempunyai nilai

yang lebih tinggi dari pada capital gain yang akan diterima dimasa yang akan

(15)

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio

(DPR) yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai,artinya

besar kecilnya DPR akan mempengaruhi keputusan investasi pars pemegang

saham dan disisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan.

Pertimbangan mengenai DPR ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja

keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan bagus maka perusahaan

tersebut akan mampu menetapkan besarnya DPR sesuai dengan harapan

pemegang saham dan tentu saja tanpa mengabaikan kepentingan perusahaan untuk

tetap eksis dan berkembang.

Berikut akan disajikan dividen payout ratio perusahaan manufaktur yang

listed di BEI selama periode tahun 2010-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.1

(16)

7

Tabel 1.1. Data dividend payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang listed di BEI

Tahun 2010-2012

14 Radiant Utama Interinsco Tbk. 48.03 76.83 19.92 15 Resource Alam Indonesia Tbk. [S] 30.12 55.53 32.88

Rata-Rata 28.1 30.36861 26.34806

Pertumbuhan - 0.08 -0.13

Sumber: BEI,2014.

Berdasarkan uraian data diatas menunjukkan bahwa dividen perusahaan

manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia cenderung menurun

meskipun di tahun 2011 ada peningkatan tetapi dibawah yang pernah dicapai di

(17)

Pertumbuhan perusahaan disini merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat

pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang

diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan

dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan

labanya daripada memba'arkannya sebagai dividen kepada pemegang saham.

Dari sisi profitabilitas apabila harga saham naik, maka banyak investor

yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (investornya

meningkat), dengan meningkatnya investor maka laba perusahaan juga akan

meningkat. Dividen diambil dari laba bersih. Oleh karena itu, profitabilitas akan

mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin besar

keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai

dividen, berdasarkan data di atas bahwa cenderung menurun.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat mudah

terpengaruh oleh fluktuasi ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kegiatan

perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi

melalui proses produksi. Sehingga rentan terhadap fluktuasi ekonomi seperti

perubahan harga bahan baku, harga bahan bakar maupun perubahan nilai tukar

rupiah terhadap US Dollar. Menurut data dari Indonesian Capital Market

Directory terdapat 148. BEI,(2012)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul " Pengaruh Cash Position, Growth Dan ROA Terhadap Dividen Layout

(18)

9

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah cash position berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?

2. Apakah growth berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?

3. Apakah ROA berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat disusun tujuan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis pengaruh cash position terhadap dividen payout ratio

perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.

2. Untuk menganalisis pengaruh growth terhadap di-kiden payout ratio

perusahaan manufaktur yang go publik di BEI.

3. Untuk menganalisis pengaruh roa terhadap dividen payout ratio manufaktur

yang go publik di BEI.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan dari penelitian ini

(19)

1. Bagi Investor

Untuk memberikan informasi mengenai kebijakan dividen dan nilai

perusahaan manufaktur melalui analisis laporan keuangan kepada investor

perusahaan-perusahaan mana saja yang memiliki peluang untuk

menanamkan modalnya.

2. Informasi ini berguna untuk memperdalam pengetahuan tentang teori investasi

dan memberi masukan dan solusi terhadap problematika yang ada.

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini :

1. Mandaqie, Mur ni dan Lioew.(2014) Judul penelitian "Roa, Roe, Npm

Pengaruhnya Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Perbankan Dan

Financial Institusi Yang Terdaftar Di Bei Periode 2010-2012". Permasalahan

yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Return on asset (ROA), return on

equity (ROE) dan net profit margin (NPM) secara simultan terhadap dividend

payout ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan financial institusi yang

terdaftar di BEI. 2. Return On Asset (ROA) secara parsial terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan financial institusi yang

terdaftar di BEI. 3. Return on equity (ROE) secara parsial terhadap Dividend

Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan fin6cial institusi yang

terdaftar di BEI. 4. Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan perbankan dan

financial institusi yang terdaftar di BEI.

Hipotesis: 1. bahwa Return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan

net profit margin (NPM) secara simultan terhadap dividend payout ratio

(21)

Hasil dalam penelitian ini adalah 1.Return On Asset, Return On Equity,

Net Profit Margin secara simultan berpengaruh t dan F terhadap Dividend

Payout Ratio. 2. Return On Asset secara parsial (Uji-t) berpengaruh

terhadap Dividend Payout Ratio. 3. Return on Equity, secara parsial (Uji-t)

tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. 4. Net Profit Margin

secara parsial (Uji-t) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Utaminingsih, Anggraini dan Sulistowati. (2010). Judul penelitian

"Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen

dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening" SNA.10

Padang. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: apakah profitabilitas, leverage, dan growth serta pengaruh tidak

langsung melalui penerapan good corporate governance terhadap kebijakan

dividen.

Hipotesis: 1. bahwa profitabilitas, leverage, dan growth berpengaruh

terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai

Variabel Intervening. 2. Bahwa good corporate governance sebagai

variable intervieneing terhadap kebijakan dividen.

• Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur

(path analysis).

• Hasil dalam penelitian ini adalah membuktikan pengaruh tidak langsung

antara profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen

melalui good corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan.

(22)

13

menambahkan penerapan good corporate governance sebagai variabel

intervening sebagai kontribusi dalam penelitian ini. Hasil analisis

menunjukkan bahwa dengan analisis regresi berganda tidak ada satupun

variabel independen dan variabel kontrol yang secara statistik berpengaruh

terhadap kebijakan dividen. Begitu pula dengan pengujian path analysis

yang menyatakan bahwa profitabilitas, leverage, dan growth tidak

mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen dengan good corporate

governance sebagai variabel intervening.

3. Danica dan Marlina, (2009). Judul penelitian "Analisis Pengaruh Cash

Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Assets Terhadap Dividend

Payout Ratio". Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: Apakah Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan

Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hipotesis: 1. bahwa Cash Position (CP), Debt to Equity latio (DER) dan

Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

• Hasil dalam penelitian ini adalah 1.berdasarkan hash uji simultan (uji

statistik F) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel (DPR)Variabel

Cash Position (CP) dan ROA signifikan terhadap Dividen Payout Ratio

(DPR) sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu Debt to Equity Ratio

(23)

2.1.1. Perbedaan Penelitian

Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan

sekarang:

Tabel 2.1. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang No. Nama Peneliti Variabel

1 . Mandaqie, Murni dan

2 . Utaminingsih, Anggraini dan Sulistowati. (2010).

3 . Danica dan Marlina, (2009). Variabel Bebas :

- Cash Position (CP), - Debt to Equity Ratio (DER) - Return on Assets (ROA)

Variabel dependen: DPR

4 . Rusdiyanto, Falah Ahmad (2014) Variabel Bebas : - Perspektif)(euangan - Perspektif Pelanggan

- Perspektif Proses Bisnis Internal

- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 5 Dharmawan, Chandra Puspito

Dwi,(2014)

Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

(24)

15

Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban pengelola perusahaan

oleh manajemen atas cumber daya yang dipercayakan padanya. Laporan keuangan

(financial statements) yang sering disajikan adalah (1) Neraca, (2) Laporan

laba-rugi, (3) Laporan arus kas, (4) Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham, dan

(5) Catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian

integral dari setiap laporan keuangan (Kieso, 2007: 2).

Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank (Martono, 2002 : 62)

secara umum adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajib'an dan

modal bank pada waktu tertentu

b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan

yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu

c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban dan modal suatu bank

d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode

2.2.2. Analisis Lapor an Keuangan

2.2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata, yaitu

analisis dan laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka dapat

dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau

menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan

(25)

berarti : "Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang

tepat".

Informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah visi dari

sisi lain, memperdalam informasi dari data yang ada yang terdapat dalam suatu

laporan keuangan konvensional, sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil

keputusan.

2.2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo dan Juliaty, (2005 : 57-58), tujuan dilakukannya analisis

laporan keuangan yaitu :

a. Untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan

murni, terkaan dan intuisi; mengurangi dan meimpersempit lingkup

ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan

keputusan.

b. Agar memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan

berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian fungsi yang

pertama clan yang terutama dari analisis laporan keuattan adalah untuk

mengkonversi data menjadi informasi.

c. Dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif

(26)

17

d. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang

akan datang.

e. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau

masalah lainnya atau alat evaluasi terhadap manajemen.

2.2.3. Cash Position

2.2.3.1. Pengertian Cash Position

Posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus

dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya

dividend yang akan dibayarkan kepada pars pemegang saham. Pembayaran

dividend merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas

perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividend.

Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan

labs bersih setelah pajak. Sutrisno,(2010).

Cash Position adalah jumlah kas yang ada diperusahaan, dana investasi

atau bank yang dimiliki dalam suatu waktu tertentu. Posisi kas merupakan salah

satu rasio likuiditas yang merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek. Bagi perusahaan, posisi kas yang besar sering

merupakan sinyal yang kuat dari kekuatan keuangan, sementara posisi kas kecil

adalah tanda peringatan yang potensial.

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting

yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan

(27)

perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto,

2001: 202).

Hal ini dikarenakan kas sangat dibutuhkan untuk pembiayaan operasional.

Namun terlalu besar posisi kas, jugs dianggap sebagai sinyal yang buruk, karena

dana yang dimiliki menghasilkan return yang kecil. Menurut Baker, Veit, and

Powell (1999) dalam Myers and Bacon (2002) menemukan adanya hubungan

yang negatif antara diantara posisi kas dengan dividend payout ratio (DPR).

Karena untuk meningkatkan likuiditas, perusahaan perlu menurunkan DPR. Cash

Position dalam penilitian ini dirumuskan: Marlina,(2009).

Cash Position =

2.2.4. Pertumbuhan Aktiva (Growth)

2.2.4.1. Pengertian Pertumbuhan Aktiva (Growth)

Weston dan Brigham (1986; 475) mengatakan perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal.

Floating cost pada emisi saham biaya adalah lebih tinggi dibanding emisi

obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan

yang lambat.

Menurut Hermeindito Kaaro, (2003:430) Pertumbuhan total aktiva

cenderung berdampak positif terhadap leverage perusahaan. Konsep ini

didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, berdengan pertumbuhan penjualan

yang setiap upaya (termasuk biaya) yang dilakukan secara langsung membawa

(28)

19

horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan. Sedangkan yang kedua,

investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan sehingga

aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan penerimaan.

Oleh karena itu, peningkatan aktiva atau aset peusahaan dilakukan bila

perusahaan terdapat prospek yang bagus. Kebutuhan dana internal tidak

mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan hutang. Oleh karena itu

pertumbuhan aktiva cenderung berdampak positif terhadap struktur modal

perusahaan yang menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan

Yuke dan Hadri serta penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Tulus..

Dalam penelitian ini growth diukur dengan pertumbuhan asset, dimana

Asset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional

perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional

perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan

semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan

meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap s\perusahaan, maka

proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini

didasarkanpada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam

perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,

1997). growth dalam penilitian ini dirumuskan: Erna Susilawati (2000).

(29)

2.2.5. Return on asset (ROA)

2.2.5.1. Pengertian Return on Asset (ROA)

Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

modal sendiri. Sedangkan menurut Munawir (2002) menyatakan bahwa

profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk

periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan diukur dari kemampuan

perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan membandingkan

antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva perusahaan

tersebut. Tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa kinerja suatu

perusahaan berjalan dengan baik, sedangkan apabila tingkat profitabilitas yang

rendah menunjukkan bahwa kinerja dan suatu perusahaan kurang baik dan

akibatnya kinerja yang dilakukan oleh manajer tampak buruk dimata investor.

Menurut Riyanto (2001), mengklasifikasikan angka-angka rasio profitabilitas

sebagai berikut:

Profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan

dan investasi. Macam-nriacam rasio profitabilitas antara lain : Riyanto (2001),

a. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan menggunakan rasio margin

laba kotor dan margin laba bersih.

b. Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi, menggunakan dua

pengukuran yaitu ROI (Return On Investment) dan ROA (Return On Asset)

dimana ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

(30)

21

Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut: Riyanto,(2000)

ROA = × 100%

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan Mara

keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan

kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan

(operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali wvestasi jangka

panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha

memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran

kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal

yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan

laba.

2.2.5.2. Keunggulan ROA (Return On Asset)

Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut: (Sri Sudarsi, 2002).

1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya

mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai

absolut.

3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit

organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit

usaha.

2.2.5.3. Kelemahan ROA (Return On Asset)

(31)

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer

divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang

menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek

tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan ecara

keseluruhan.

2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek

dan bukan tujuan jangka panjang.

3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,

tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka

panjang. Yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan,

pengurangan budget pemasaran, dan pengguaaan bahan baku yang

relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka

panjang.

21.6. Dividen Payout Ratio (DPR)

2.2.6.1. Pengertian Dividen Payout Ratio (DPR)

Menurut Gitman (2003) dividen kas yang dibayarkan merupakan penilaian

investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada pemegang

saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang.

Karena retained earnings (saldo laba) adalah salah satu bentuk pendanaan

internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan

pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas

yang dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan

(32)

23

Dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada pemegang

saham (pemilik modal sendiri). Laba Bersih (Net Earnings) ini sering disebut

sebagai: "Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa" (earnings available to

common stockholders disingkat EAC). Selain dibagi kepada pemegang saham

dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk

membiayai operasi selanjutnya dan disebut sebagai Laba Ditahan (Retained

Earnings). Aziz dan Suwaldiman,(2006)

2.2.6.2. Teori Kebijakan Dividen

Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para

pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah

kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan,

berupa penentuan besamya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba

yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Dalam banyak hal,

dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan

investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehiagga timbul the residual

value theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan

pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan.

Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu

perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen

harus dibuat.

Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan penggunaan laba bersih

(33)

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba yang diperolehnya dalam

bentuk dividen, maka akan mengurangi retained earnings dan selanjutnya

mengurangi total sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih

untuk menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan dana

internal akan semakin besar.

Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai Dividend

Payout Ratio (DPR). Karena kelebihan laba bersih di atas dividen itu menjadi laba

ditahan maka keputusan DPR inclusive keputusan mengenai laba ditahan.

Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba

bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila

DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan

dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini mempunyai cost of

capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan lainnya. Aziz

dan Suwaldiman,(2006)

Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan

dividen (dividend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep

tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

2.2.6.3. Dividend Payout Ratio

Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada pemegang

saham. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan

apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang

saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan

(34)

25

suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai

kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham, dan pihak

kedua perusahaan itu sendiri. Wardani dan Hermuningsih, (2009)

Kebijakan Dividen bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Hipotesis

kebijakan dividen dan bird in the hand theory menurut Gordon (1962) dalam

Wardani dan Hermuningsi, (2009) yang menyatakan bahwa dividen yang tinggi

dapat meningkatkan nilai perusahaan. Bird in the hand theory menyatakan bahwa

pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi karena memiliki kepastian

yang tinggi dibandingkan capital gain.

Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah

pendapatan yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang

saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003).

Dividend Payout Ratio =

2.2.6.4. Teori Sinyal

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan

untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan

perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri

informasi antara perusahaan dan pihak luar, dimana perusahaan mengetahui lebih

banyak mengenai perusahaan itu sendiri dan prospek yang akan datang daripada

pihak luar (investor, kreditor). Salah satu cara untuk mengurangi informasi

asimetri adalah memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa

(35)

mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al. 2000 dalam Ratna

Candra Sari dan Zuhrohtun, 2006).

Teori sinyal mengembangkan tentang bagaimana seharusnya sebuah

perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini

berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk

merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi

lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan

lain Sinyal yang valid merupahan informasi yang bemilai ekonomis. Apabila yang

mengeluarkan sinyal adalah perusahaan yang tidak berkualitas, maka informasi

yang disampaikan tidak bemilai ekonomis. Investor hams menganalisis informasi

ring tersedia untuk menentukan sinyal tersebut valid atau tidak valid supaya tidak

dibodohi emiten (Tarjo dan Jogiyanto, 2003:132).

2.2.7. Pengaruh Cash Position Terhadap Dividen Payout Ratio

Cash Position merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum

mengambil keputusan menetapkan besarnya dividen. Kacena besarnya dividen

yang akan dibayarkan akan sangat dipengaruhi oleh besarnya posisi kas pada

suatu perusahaan. Kadang posisi kas yang besar dipandang sebagai sebuah

keunggulan, namun bagi investor hal tersebut bisa saja dianggap sinyal buruk

karena tidak dapat memanfaatkan kas dengan maksimal yang berakibat kecilnya

return dan berdampak pada DPR. Myers and Bacon (2002).

Kebijakan pembayaran dividen tergambar pada dividend payout rationya

yaitu merupakan persentasi laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai.

(36)

27

tergantung pada cash position yang tersedia karena pembayaran dividen

merupakan aliran kas keluar, sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan merupakan arus keluar, sehingga posisi

likuiditas atau posisi kas perusahaan penting untuk dipertimbangkan sebelum

perusahaan membagikan dividennya. Semakin kuat posisi likuiditas atau kas

perusahaan maka semakin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto,

2001:202).

2.2.8. Pengaruh Growth Ter hadap Dividen Payout Ratio

Tingkat pertumbuhan asset perusahaan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen (Tampubolon, 2005). Semakin cepat tingkat

pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang

diperlukan untuk membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan

dana untuk waktu mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan

labanya daripada membayarkannya sebagai dividen kepada pcmegang saham.

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar

kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayaipertumbuhanya.

Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya

daripada dibayarkan sebagai deviden. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat

pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan

dana yang berasal dari pasar modal atau cumber dana ekstern lainya, maka

(37)

Wahyudi dan Baidori (2008) mengungkapkan pertumbuhan pada total asset

yang besar akan menurunkan pembayaran deviden kepada pemegang saham

karena pengelola perusahaan memanfaatkan laba yang diperoleh perusahaan

untuk aktivitas pendanaan internal peluang investasi yang ada, sehingga semakin

besar pertumbuhan pada total asset akan mengakibatkan perusahaan menurunkan

pembayaran deviden.

2.2.9. Pengaruh ROA Terhadap Dividen Payout Ratio

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh

perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dividen adalah merupakan

sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan

dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak

dibagikan kepada para pemegang saham, adalah keuntungan setelah perusahaan

memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan Profitabilitas adalah

tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan

operasionalnya.

Return on asset diukur dari profitabilitas/ laba bersih setelah pajak (earning

after tax) terhadap total investasinya yang mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam

rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan. Partington (1989) dan Widodo

(2002) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor terpenting yang

dipertimbangkan oleh manajemen dalam dividen payout ratio. Semakin besar

ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat

(38)

29

return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen dan capital

gain. Dengan demikian meningkatnya ROA juga akan meningkatkan pendapatan

dividen.

Menurut Smoothing Theory yang dikembangkan oleh Lintner (1956),

jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen

tahun sebelumnya. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan

membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002).

Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin tinggi pula arus kas

dalam perusahaan, dan diharapkan perusahaan akan membayar dividen yang lebih

tinggi (Jensen, Solberg, dan Zorn, 1992) dalam Fitri Ismiyanti dan Mahadwartha

(2005).

Return on Asset (ROA) adalah rasio perbandingan Net Income dengan total

aset. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan., dalam menghasilkan laba

dengan aset yang dimiliki pada masa lalu. Dan kemudian dianalisis untuk

memproyeksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba di masa mendatang.

Semakin tinggi keuntungan yang diterima perusahaan, maka berpengaruh pada

tingginya ketersediaan dana pada perusahaan yang dialokasikan untuk dividen.

Hal ini akan berpengaruh pada besarnya DPR perusahaan.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, hipotesa yang diajukan dan

landasan teori yang ada akan di uji beberapa variable yang mempengaruhi

(39)

Analisis Regresi Linear Berganda

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, landasan teori

yang digunakan, penelitian terdahulu dan kerangka pikir maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Diduga bahwa Cash position berpengaruh terhadap dividen payout ratio

perusahaan manufaktur yang go publik di BEI tahun 2010-2012.

2. Diduga bahwa Growth berpengaruh terhadap dividen payout ratio

perusahaan-manufaktur yang go publik di BEI tahun 2010-2012.

3. Diduga ROA berpengaruh terhadap dividen payout ratio perusahaan

manufaktur yang go publik di BEI tahun 2010-2012. Cash position (X1)

Growth (X2)

ROA (X3)

(40)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variable

Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka

variable yang akan dianalisis dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Variabel Dependen Y (Var iabel Ter ikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

a. Kebijakan dividen (Y1) Kebijakan dividen yang dimaksud dal=

penelitian ini adalah kebijakan pembagian dividen per tahun pada

perusahaan Manufaktur yang go publik. Dividend Payout Ratio

merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh

yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk

kas (Gitman, 2003).

=

DPR diukur menggunakan Skala rasio

2. Variabel Independen X (Var iabel Bebas)

Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dalam

penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah:

a. Cash position (X1) jumlah kas yang ada diperusahaan, dana investasi atau

bank yang dimiliki dalam suatu waktu tertentu. Posisi kas merupakan

(41)

=

b. Growth (X2) growth diukur dengan pertumbuhan asset, dimana Asset

menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional

perusahaan. Erna Susilawati (2000).

Growth= Total assett- total assett-1 total aseett-1

c. ROA (X3) Merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya yang

dihasilkan dengan menggunakan aset perusahaan, baik lancar maupun

tetap, dalam aktivitas produksi. Sedangkan menurut Mardiyanto

(2009:54), profitabilitas merupakan mengukur kesanggupan perusahaan

untuk menghasilkan laba. Adapun rumus ROA.adalah sebagai berikut:

Growth= Total assett-total assett-1 total aseett-1

3.2 Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau

individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Subagyo,

2000: 107). Target dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 sebanyak

(42)

33

b. Sampel

Menurut Djarwanto dan Subagyo, (2000: 108) sampel adalah sebagian dari

populasi yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya). Teknik

sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu menyeleksi

obyek penelitian berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh

sampel (Sumarsono, 2002: 52). Kriteria yang digunakan adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan mempublikasikan laporan

keuangan secara konsisten dan lengkap di BEI selama tahun 20102012

2. Memiliki kelengkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur

selama periode penelitian 2010-2012.

3. Membagikan dividen yang ada di dalam catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan yang tidak secara lengkap

mengungkapkan hal ini, maka laporan keuangan tersebut dikeluarkan

dari sampel penelitian.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas maka sampel dalam

penelitian ini adalah data keuangan dari 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia, tahun 2010-2012.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

(43)

3.3.2. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan adalah:

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data dan dokumen

perusahaan yang ada kaitannya dengan penelitian.

3.3.3.Sumber data

Sumber data yang diambil dari Bursa Efek Indonesia berupa :

1. Laporan keuangan sektor perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2012.

2. ICMD tahun 2010-2012

3.4. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti

sebaran normal atau tidak, (Sumarsono, 2002:40). Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov

Smimov. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan berdistribusi normal atau

tidak adalah sebagai alat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel.

Sampel yang diteliti dikatakan berasal dari populasi yang berdistribusi

normal jika nilai probabilitas atau signifikan (sig) lebih besar daripada tingkat

kesalahan yang ditetapkan (α = 0,05). Jika nilai probabilitas atau signifikan (sig)

lebih kecil daripada tingkat kesalahan yang ditetrapkan (α = 0,05), maka sampel

yang diteliti berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi,

(44)

35

menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik

linier dan tidak bias (BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator), si fat dari BLUE

itu sendiri adalah :

1. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan

buku terhadap a dan

2. Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penaksiran

3. Unbiassed : Nilai jumlah sampel sangat besar penaksiran parameter

diperoleh dari sampel besar kira - kira lebih mendekati nilai

parameter sebenarnya

4. Estimator : e diharapkan sekecil mungkin

Untuk menghasilkan model persamaan regresi yang BLUE (Best Linier

Unbiassed Estimator) maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar yang disebut :

1) Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara kesalahan pengganggu

(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi muncul pada data observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain, masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. Uji untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson (DW test) dibantu dengan

membandingkan nilai pada table statistic d dari Durbin Watson yang

(45)

2) Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji rank spearman yaitu

dengan membandingkan antara residu dengan seluruh variabel bebas.

Menurut (Santoso, 2002 : 301) deteksi adanya heterokedastisitas adalah :

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.

b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.

3) Multikolinieritas

Multikoliner adalah terjadinya hubungan linier antar variabel bebas dalam

persamaan regresi tinier berganda. Apabila ternyata ada hubungan linier antar

variabel bebas, maka persamaan regresi linier berganda tersebut terjadi

multikolinier. Menurut Santoso,(2002:206), untuk mendeteksi atau pedoman

suatu model regresi yang bebas multikolinieritas dapat dilihat ciri-cirinya

sebagai berikut :

a. Mempunyai nilai VIF (Varian Infloating Factor) kurang dari angka 10.

b. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1.

3.6. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh kemudian disusun kembali, dikelompokkan dengan

tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai dengan diagram

kerangka pikir. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

(46)

37

Berdasarkan pernyataan diatas, maka model persamaan yang digunakan

adalah :

Analisis Regresi Linier Berganda :

Yi = bo +b1 Xi + b2 X2 + b3 X3 + e ... (Anonim, 2003 : L-21)

Keterangan :

Y = Dviden payout ratio (DPR)

X1 = cash position

X2 = Growth

x3 = ROA

bo = Konstanta atau Intercep

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Variabel X1, X2, X3

e = Standart error.

3.6.1. Uji Hipotesis

Prosedur pengujian hipotesis statistiknya adalah :

1. Uji hipotesis yang pertama adalah Uji F, Untuk memprediksi keakuratan atau

kecocokan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan

dengan menggunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut :

a. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

bebas (n - k), dimana n :jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

b. Kriteria Keputusan :

Uji Kecocokan Model ditolak jika a > 0,05

(47)

2. Uji hipotesis yang kedua adalah Uji t, untuk melihat pengaruh masing-masing

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dengan prosedur sebagai

berikut :

a. Ho : β1 … β4 = 0 (tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat)

Ha : β1 … β4 ≠ 0 (ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

bebas (n - k), dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

c. Dengan uji t hit :

=

( ) ……… (Anonim, 2003: L-21)

Keterangan :

thit = hasil t perhitungan

β = koefisien regresi

se = standart error βi

d. Kriteria pengujian :

1. Apabila tingkat signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima,

berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Apabila tingkat signifikan > 0,05 maka Ho diterit4 dan Hi ditolak,

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Per kembangan Industri Manufaktur

Perkembangan industri manufaktur tidak terlepas dari peran industri kecil

dan menengah. Industri kecil dan menengah memberikan kontribusi penting

kepada pertumbuhan ekonomi, terutama perluasan kesempatan kerja. Jumlah

industri kecil dan menengah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia pada

tahun 2004 diperkirakan lebih dari 3,0 juta unit. Potensi ekspomya juga cukup

besar walaupun kontribusinya masih rendah. Dari data yang tersedia, peranan

ekspor industri kecil dan menengah tahun 2003 barn mencapai 10,0 persen dari

total ekspor non migas

Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan

perkembangan industri manufaktur dunia. Selain kondi9i perekonomian amerika

dan eropa yang makin membaik, sektor industri manufaktur di negara berkembang

juga semakin pesat perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada

bayang-bayang krisis ekonomi global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih

kreatif dalam mengatasi permasalahan ini.

Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur

begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998 yang

(49)

industri manufaktur di Indonesia. Namun, yang perlu diingat di sini adalah

tantangan untuk thun 2013 ini lebih berat ke depannya. Salah satu faktor yang

paling memicu adalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu

akan berpengaruh pada daya saing industri baik di sektor domestic maupun pasar

ekspor.

Tantangan berat lain yang harus dihadapi oleh Indonesia addlah

"ASEAN-China Free Trade Area" yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu.

Hal itu menyebabkan berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar

Indonesia dengan deras. Berbagai produk elektronik yang berharga murah pun

menggerogoti pangsa pasar produk lokal Indonesia. Demikian juga produk

lainnya, seperti besi, baja, tekstil, dan barang-barang basil industri lainnya.

Melemahnya permintaan impor dan negara Eropa clan Amerika Serikat

yang masih mengalami masalah ekonomi, juga menyebabkan china melakukan

ekspansi besar-besaran ke seluruh negara Asia termasuk Indonesia. Walaupun

tidak semua sektor industri manufaktur yang mengalami ancaman dari China,

namun ini tetap saja harus menjadi perhatian serius.

Dewasa ini industri popok bayi tersebut memiliki pasdr lebih dari Rp5

triliun. Bahkan, Procter and Gamble melakukan investasi pembangunan pabrik

baru senilai USD1 miliar. Jika ini belum termasuk dalam sektor industri yang

(50)

41

industri manufaktur kita. Itulah sebabnya maka saya yakin yang terjadi saat ini

adalah industry led growth, yaitu pertumbuhan ekonomi kita, justru dipimpin oleh

sektor industri manufaktur.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1. Cash Position (X1)

Jumlah kas yang ada diperusahaan, dana investasi atau bank yang dimiliki

dalam suatu waktu tertentu. Posisi kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang

merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendek.Marlina,(2009). Berikut data cash position perusahaan maufaktur tahun

(51)

Tabel 4.1. Cash Position Perusahaan Tahun 2010-2012 (Dalam prosen %) Indocement Tunggal Prakasa Tbk. [S] 1.45 1.91 2.20 Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 1.55 1.90 2.79

Kalbe Farina Tbk. [5] 1.42 1.50 1.05

Lion Metal Works Tbk. [5] 3.86 3.30 2.37

Lionmesh Prima Tbk. [S] 0.16 0.57 83.43

Mandom Indonesia Tbk. [5] 0.98 0.64 0.90

Multi Bintang Indonesia Tbk. 0.05 0.49 0.22

Mustika Ratu Tbk. [S] 3.32 2.29 1.94

Radiant Utama Interinsco Tbk. 3.81 22.10 2.40 Resource Alam Indonesia Tbk. [5] 0.54 0.96 0.32

Cash Positon perusahaan manufaktur pada tahun 2010-2012 cenderung

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya modal dalam

perusahaan pada tahun tersebut. Semakin tinggi cash position suatu perusahaan,

maka semakin besar dana mampu menghasilkan return yang besar bagi pemegang

saham.

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting

(52)

43

besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh

karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau

likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen

4.2.2.Growth (X2)

Pertumbuhan total aktiva cenderung berdampak positif terhadap leverage

perusahaan. Konsep ini didasarkan pada dua argumentasi. Pertama, berdengan

pertumbuhan penjualan yang setiap upaya (termasuk biaya) yang dilakukan secara

langsung membawa implikasi pada penerimaan, pertumbuhan aktiva perusahaan

lebih mencerminkan horison waktu lebih panjang dari pertumbuhan penjualan.

Sedangkan yang kedua, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap

dioperasikan sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan

penerimaan. Berikut table perkembangan Growth Perusahaan manufaktur 2010-

(53)

Tabel 4.2 Pertumbuhan Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2012 (Dalam ribuan(Rp)

Per usahaan Gr owth Tahun

2010 2011 2012

Aneka Tambang (Persero) Tbk. [S] 12218889 15201234 19708540

Asahimas Flat Glass Tbk. [5] 2372656 2690594 3115420

Astra International Tbk. [5] 112856999 1.54E+08 1.82E+08

Gudang Garam Tbk. 30741678 39088704 41509324

Indo Tambangraya Megah Tbk. [5] 9783379 14313601 14420135

Indocement Tunggal Prakasa Tbk. [5] 15346145 18151330 22755159

Indofood Sukses Makmur Tbk. [5] 47275954 53585932 59324206

Kalbe Farma Tbk. [5] 7032496 8274553 9417956

Lion Metal Works Tbk. [5] 303899 365815 433496

Lionmesh Prima Tbk. [5] 78199 98018 128547

Mandom Indonesia Tbk. [Si 1047237 1130864 1261572

Multi Bintang Indonesia Tbk. 993464 1137081 1220812

Mustika Ratu Tbk. [5] 386351 422492 455472

Radiant Utama Interinsco Tbk. 594951 985921 1176578

Resource Alam Indonesia Tbk. [5] 527244 977892 1003760

Selamat Sempurna Tbk. [5] 1067102 1136857 1441203

Semen Gresik (Persero) Tbk. [5] 15562998 19601602 26579083

Sucaco Tbk. [5] 1157612 1455620 1486920

Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. [5] 8722698 11507103 12728980

Tempo Scan Pacific Tbk. [5] 3589595 4250373 4632984

Unilever Indonesia Tbk. [5] 8701261 10482311 11984978

Adaro energy 40600920 51315457 64714115

PT. Goodyear Indonesia Tbk. 1146356 1186114 1198260

Harum energy Tbk 2288913 4645147 5208641

Rata-rata 13516542 17316067 20340839

Sumber: data diolah, (Lampiran 1)

Berdasarkan table diatas bahwa pertumbuhan perusahaan manufaktur pada

tahun 2010-2012 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan dengan

men ingkatnya total asset pada tahun tersebut. Semakin cepat tingkt pertumbuhan

suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan untuk

membiayai pertumbuhan tersebut. Semakin besar kebutuhan dana untuk waktu

mendatang maka perusahaan lebih senang untuk menahan labanya daripada

(54)

45

4.2.3. Profitabilitas (ROA) (X3)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,

2001). Berikut ini data ROA perusahaan manufaktur tahun 2010-2012:

Tabel 4.3 : Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2012 (Dalam prosen%)

Astra International Tbk. [S] 15.07 13.73 12.48

Gudang Garam Tbk. 13.71 12.68 9.8

Indo Tambangraya Megah Tbk. [S] 18.73 34.6 28.97

Indocement Tunggal Prakasa Tbk. [S] 21.01 19.84 20.93

Indofood Sukses Makmur Tbk. [S] 8.32 9.13 8.06

Kalbe Farma Tbk. [5] 19.11 18.41 18.85

Lion Metal Works Tbk. [5] 12.71 14.36 19.69

Lionmesh Prima Tbk. [5] 9.4 11.12 32.11

Mandom Indonesia Tbk. [5] 12.55 12.38 11.92

Multi Bintang Indonesia Tbk. 52.25 52.25 55.74

Mustika Ratu Tbk. [5] 6.32 6.6 6.75

Radiant Utama Interinsco Tbk. 2.16 0.33 2.46

Resource Alam Indonesia Tbk. [S] 31.49 46.04 22.73

Selamat Sempurna Tbk. [S] 15.45 19.29 18.63

Semen Gresik (Persero) Tbk. [5] 23.51 20.12 18.54

Sucaco Tbk. [S] 5.27 7.54 11.42

Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. [5] 22.92 26.84 22.86

Tempo Scan Pacific Tbk. [S] 13.78 13.8 13.71

Dapat diartikan bahwa profitabilitas perusahaan manufaktur pada tahun

penelitian mengalami peningkatan. Perusahaan yang memperoleh keuntungan

Gambar

Tabel 1.1. Data dividend payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang listed di BEI
Tabel 2.1. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang No. Nama Peneliti Variabel
Tabel 4.2  Pertumbuhan Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2012 (Dalam ribuan(Rp)
Tabel 4.3 :  Data Profitabilitas (ROA) Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2012 (Dalam prosen%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

skripsi ini dengan judul “ HUBUNGAN KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN DIVIDEND YIELD) TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION ,DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DEVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)..

Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout rationya yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk deviden tunai, artinya besar kecilnya

Dengan demikian hipotesis 6 dalam penelitian ini menyatakan bahwa Frim Size berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Cash Ratio, Retun on Asset, Growth, dan Leverage terhadap Dividen Payout Ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa

&#34;Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Sales Growth, Return on Assets, dan Size terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

Beberapa penelitian mengenai Dividen Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, salah satunya oleh Nasution (2004) yang menunjukkan bahwa rasio Debt to

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara market to book value of equity terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman di