• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK KERAJINAN TANGAN KAYU: UKIRAN DAN HIASAN (HS 4420) DI ITALIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK KERAJINAN TANGAN KAYU: UKIRAN DAN HIASAN (HS 4420) DI ITALIA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 0

MARKET BRIEF

PELUANG USAHA PRODUK KERAJINAN TANGAN

KAYU: UKIRAN DAN HIASAN (HS 4420)

DI ITALIA

2015

ITPC MILAN

Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191

(2)

Halaman 1

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 ABSTRAK 3 I. PENDAHULUAN . I. 1 Pemilihan Produk 5 I. 2 Profil Geografi Italia 7 II. POTENSI PASAR PRODUK FURNITUR KURSI DI ITALIA

II. 1 Kinerja Impor Kerajinan Tangan Berbasis kayu di Italia 9 II. 2 Kinerja Ekspor Kerajinan Tangan Berbasis kayu di Italia 13 II. 3 Regulasi Impor Produk Furnitur Kursi di Italia 15 II. 4 Saluran Distribusi Produk Furnitur Kursi di Italia 19 II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 21 III. PELUANG & STRATEGI

III. 1 Peluang 22 III. 2 Strategi 23 IV. ALAMAT DAN WEBSITE PENTING 26

(3)

Halaman 2

KATA PENGANTAR

Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.

Pada topik ini dipilih produk kerajinan tangan berbasis kayu berupa ukiran dan hiasan

(HS 4420)

sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk memasarkan produk ukiran dan hiasan kayu di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.

Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia

Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk ukiran dan hiasan kayu

(HS 4420)

.

Milan, April 2015

Kepala ITPC Milan

(4)

Halaman 3 ABSTRAKSI

Handicraft atau kerajinan tangan merupakan karya seni yang terbuat dari bahan alami dan sintetis. Industri kerajinan di Indonesia semakin menunjukkan potensinya dan diharapkan dapat membawa peningkatan ekonomi nasional. Potensi Indonesia dalam pengembangan usaha di industri kreatif terutama kerajinan tangan kayu sangat tinggi. Indonesia sudah sangat terkenal dengan pengrajin kayu dan ukirannya yang khas. Daya saing produk kerajinan tangan berbahan kayu dari Indonesia tidak hanya merambah pasar nasional, tapi juga pasar internasional. Salah satunya adalah besarnya nilai ekspor dari Indonesia ke Italia untuk produk Ukiran dan Hiasan (Marquetry dan Inlaid) (HS 4420).

Ketertarikan masyarakat Italia terhadap budaya, kesenian, termasuk juga produk kerajinan tangan tercermin dengan adanya aktivitas ekspor-impor produk-produk kerajinan tangan, termasuk didalamnya kerajinan tangan berbahan kayu. Secara keseluruhan, rata-rata nilai impor Italia terhadap produk kerajinan tangan kayu mencapai 60 M USD pada tahun 2010-2014 dengan profil kinerja impor sedikit menurun. Akan tetapi, dalam kurun waktu 2013-2014, Institus Statistik Nasional Italia (Istat) mencatat adanya kenaikan nilai impor cukup tinggi mencapai 30%. Persentase perubahan (change) yang positif ini merupakan salah satu peluang ekspor produk kerajinan tangan kayu dari Indonesia ke Italia.

Mayoritas produk yang diimpor dari Indonesia berupa ukiran dan hiasan dengan rata-rata nilai impor senesar 2 milyar USD, dengan total nilai impor Italia untuk produk yang sama rata-rata 40 milyar USD, sehingga dapat disimpulkan bahwa market share Indonesia di Italia adalah sebesar 5% untuk ukiran dan hiasan kayu. Selanjutnya pada tahun 2014 diperoleh kenaikan nilai impor yang cukup tinggi yaitu sebesar 51.73%. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara lima besar yang mengimpor produk ukiran dan hiasan kayu ke Italia.

Peluang dan strategi yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan daya saing antara lain menetapkan tingkat harga yang kompetitif, minimalisasi hambatan logistik, transportasi dan distribusi, serta menunjukkan budaya dan etika bisnis yang positif.

(5)

Halaman 4 Beberapa strategi tambahan lainnya antara lain dengan munculnya trend ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang dengan gencar melakukan green-marketing dengan mengutamakan prinsip re-use dan recycle, proses produksi ramah lingkungan, dan lain sebagainya. Diferensiasi produk juga sangat penting untuk menarik pasar Eropa dan Italia pada khususnya. Diferensiasi produk dimaksud dapat berupa kerajinan tangan kuno atau yang berdasarkan tradisi tertentu, desain yang inovatif dan fungsional, orisinalitas dan lain sebagainya. Indonesia juga dapat membangun platform online yang memberikan kemudahan dalam transaksi dan dengan demikian dapat menargetkan pengecer skala kecil dengan memberikan fleksibilitas dalam kuantitas (seperti melayani pembelian dalam jumlah kecil) serta penawaran yang nyaman. Pada akhirnya, partisipasi aktif dalam pameran-pameran Internasional yang banyak dilakukan di Italia juga negara-negara Eropa lainnya dapat menjadi sumber informasi untuk pelaku ekspor-impor di negara terkait dan melakukan kerjasama bisnis dengan produsen kerajinan serta perajin.

(6)

Halaman 5 I. Pendahuluan

Kerajinan dapat terbuat dari berbagai bahan yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan alam (serat alam, kayu, bambu, rotan, dlsb) dan buatan (plastik, gips, sabun, lilin, dsb). Industri kerajinan di Indonesia semakin menunjukkan potensinya terbukti dengan banyaknya produk-produk baru dan inovatif yang dilahirkan oleh para pengrajin. Tuntutan ekonomi dan peluang yang besar membuat industri ini kian marak peminat dan diharapkan dapat membawa peningkatan ekonomi nasional.

I.1 Pemilihan produk

Keberagaman bangsa Indonesia berdampak pada jenis-jenis kerajinan tangan yang dihasilkan. Setiap provinsi memiliki ciri khas masing-masing yang dipengaruhi oleh hasil alam, sejarah, kepercayaan dan keahlian yang diturunkan dari pendahulunya. Akan tetapi, secara garis besar, produk kerajinan dari Indonesia yang banyak dikenal dunia antara lain kerajinan kayu, rotan, batik, tenun, tanah liat dan keramik.

Potensi Indonesia dalam pengembangan usaha di industri kreatif terutama kerajinan tangan kayu sangat tinggi. Indonesia sudah sangat terkenal dengan pengrajin kayu dan ukirannya yang khas. Hal ini didukung fakta bahwa Indonesia kaya sumber daya alam kayu dengan hutan tropis yang luas. Pemanfaatan kayu yang cermat dan bijak untuk sektor industri kreatif tentunya akan menunjang kesinambungan (sustainability) dalam usaha kerajinan tangan berbahan dasar kayu.

Daya saing produk kerajinan tangan kayu dari Indonesia tidak hanya merambah pasar nasional, tapi juga pasar internasional. Akan tetapi, diperlukan usaha yang lebih untuk mengembangkan tingkat kompetitif produk Indonesia. Salah satu peluangnya adalah dengan memasuki pasar Italia. Secara keseluruhan kinerja impor kerajinan tangan kayu di Italia dipengaruhi oleh dua produk utama, yaitu: 1. Peralatan dapur dan Meja Makan (HS 4419)

(7)

Halaman 6 Gambar 1. Profil Kinerja Impor Produk Kerajinan Tangan Berbahan Kayu di Itali

2010-2014 (sumber: Istat)

Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat dilihat bahwa profil kinerja impor produk terkait cukup aktif dengan rata-rata nilai transaksi impor mencapai 60 M USD. Secara keseluruhan, kinerja impor kerajinan tangan kayu mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir terutama disebabkan oleh turunnya impor produk ukiran dan hiasan. Sebaliknya, untuk kerajinan tangan yang bersifat fungsional seperti peralatan dapur dan meja makan selama tahun 2010-2013 mengalami peningkatan namun tidak signifikan, cenderung stagnan. Persentase pergerakkan nilai impor berupa trend dan change dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Trend Kinerja Impor Produk Kerajinan Tangan di Italia (2010-2014)

HS Deskripsi Trend (%) Change (%)

(2013-2014)

Kerajinan Tangan Bahan Dasar Kayu -2.04 30.30

4419 Peralatan Dapur dan Meja Makan 8.68 43.97 4420

Ukiran dan Hiasan (Marquetry and Inlaid)

Contoh: kotak perhiasan, pajangan, dlsb -7.36 21.80 Sumber: Istat

Menurunnya kinerja impor produk terkait dalam lima tahun terakhir terutama disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi Italia. Pembelian untuk barang

(8)

Halaman 7 non-primer seperti kerajinan tangan melemah karena bukan merupakan kebutuhan utama. Akan tetapi, dengan struktur pemerintahan yang baru di tahun 2014 serta adanya Expo 2015, mendorong pertumbuhan kinerja impor kerajinan tangan kayu.

Kinerja impor kedua produk mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun terakhir (2013-2014). Diharapkan trend yang meningkat pada tahun 2013-2014 juga terjadi di tahun-tahun mendatang seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Italia pasca Expo 2015. Persentase perubahan (change) yang positif ini merupakan salah satu peluang ekspor produk kerajinan tangan kayu dari Indonesia ke Italia.

Dari Gambar 1, dengan membandingkan nilai impor kedua jenis produk, terlihat bahwa nilai kinerja impor untuk hiasan dan ukiran kayu masih lebih tinggi dibandingkan untuk peralatan dapur dan meja makan. Hal ini dikarenakan nilai seni dari ukiran dan hiasan lebih tinggi sehingga harga beli di pasaran juga lebih tinggi. Dengan keberagaman dan keunikan kerajinan tangan kayu di Indonesia, maka dalam dokumen ini akan dibahas lebih mendalam mengenai potensi produk hiasan dan ukiran kayu.

I.2 Profil Geografi Italia

Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan negara-negara-negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas

kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua

pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.

(9)

Halaman 8 Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.

Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.

Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.

Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.

Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa

(10)

Halaman 9 perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.

Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.

II. Potensi Pasar Kerajinan Tangan Berbasis Kayu di Italia

Ketertarikan masyarakat Italia terhadap budaya, kesenian, termasuk juga produk kerajinan tangan dari negara lain cenderung tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya aktivitas ekspor-impor produk-produk kerajinan tangan, termasuk didalamnya kerajinan tangan berbahan kayu.

II. 1 Kinerja Impor Kerajinan Tangan Berbasis Kayu di Italia

Kinerja impor untuk produk kerajinan tangan kayu dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai impor rata-rata senilai 60 milyar USD setiap tahunnya, dengan profil relatif stabil dari tahun ke tahun. Dengan melihat profil lima tahun terakhir (2010-2014), dapat dikatakan bahwa potensi pasar di Italia untuk kerajinan tangan kayu selalu ada dan cenderung stabil meskipun dengan trend negatif 2%. Kenaikan kinerja impor mencapai 30% dalam kurun waktu 2013-2014 diharapkan terus meningkat sampai tahun-tahun mendatang.

Kinerja impor kerajinan tangan kayu secara spesifik dari Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3. Mayoritas produk yang diimpor dari Indonesia berupa ukiran dan hiasan dengan rata-rata nilai impor senesar 2 M USD, dengan total nilai impor Italia untuk produk yang sama rata-rata 40 M USD, sehingga dapat disimpulkan bahwa 5% nilai impor untuk ukiran dan hiasan kayu di Italia berasal dari Indonesia. Sementara itu, untuk alat dapur dan meja makan, nilai impor dari Indonesia sangat minim. Oleh karena itu kajian lebih lanjut akan dilakukan untuk produk kerajnan tangan kayu berupa ukiran dan hiasan.

(11)

Halaman 10 Gambar 3. Profil Kinerja Impor Produk Kerajinan Tangan Berbahan Kayu di Itali

2010-2014 (sumber: Istat)

Profil dengan trend negatif dapat dicermati dari Gambar 3 di mana penurunan nilai impor signifikan terjadi pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2014, diperoleh kenaikan nilai impor yang cukup tinggi yaitu sebesar 51.73%. Kinerja pasar kerajinan tangan kayu, terutama dalam bentuk hiasan dan ukiran cukup besar dan bergerak aktif. Persentase trend nilai impor 2010-2014 dan perubahan kinerja impor dalam satu tahun terakhir (2013-2014) dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Trend Kinerja Impor Kerajinan Tangan Kayu di Italia dari Indonesia

HS Deskripsi Trend (%)

(2010-2014)

Change (%)

(2013-2014)

Kerajinan Tangan Bahan Dasar Kayu -10.06 47.93

4419 Peralatan Dapur dan Meja Makan -5.98 -91.87 4420

Ukiran dan Hiasan (Marquetry and Inlaid)

Contoh: kotak perhiasan, pajangan, dlsb -10.23 51.73 Sumber: Istat

Negara-negara yang berperan aktif dalam memasok ukiran dan hiasan kayu didominasi oleh Asia dan Eeropa. Tabel 3 dan Gambar 4 memperlihatkan profil pergerakkan nilai impor masing-masing lima negara teratas dan negara lainnya, di mana Indonesia menduduki posisi ke lima berdasarkan nilai impor tahun 2014.

(12)

Halaman 11 Tabel 3. Profil kinerja nilai impor ukiran dan hiasan kayu 2010-2014

Peringkat Nama Negara Trend (%) 2010-2014 Change (%) 2013/14 1 Cina -8.51 18.36 2 Jerman 1.59 47.64 3 Belanda 29.56 41.31 4 Rumania 26.14 2.23 5 Indonesia -10.23 51.73 Negara Lainnya -13.33 16.68 Total Global -7.36 21.80

Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa Cina dan Indonesia sebagai negara di Asia mengalami penurunan profil nilai impor dari tahun 2010-2014, sementara Jerman, Belanda dan Rumania memiliki trend positif. Akan tetapi, perubahan pada tahun terakhir 2013-2014, Indonesia memperoleh peningkatan nilai impor lebih dari 50%, melebihi negara lima besar lainnya. Hal ini menunjukkan adanya peluang yang besar bagi Indonesia untuk terus memasok produk ukiran dan hiasan kayu ke Italia.

Gambar 4. Nilai impor ukiran dan hiasan kayu berdasarkan negara 2010-2014 (Lima besar dan negara lainnya)

(13)

Halaman 12 Pada Gambar 4, luas area grafik menunjukkan besarnya nilai impor masing-masing negara, dan dapat dilihat bahwa Cina sebagai pengimpor utama memiliki nilai impor yang sangat besar bahkan melebihi jumlah nilai impor dari negara-negara lainnya. Hal ini dapat juga dilihat dari Gambar 5 yang menunjukkan persentase pembagian pasar (market share) dari keseluruhan nilai impor kerajinan tangan kayu berupa ukiran dan hiasan.

Gambar 5. Persentase pembagian pasar (market share) ukiran dan hiasan kayu di Italia berdasarkan asal negara pengimpor 2013 (Lima besar dan negara lainnya)

Dua negara pengimpor lainnya dengan nilai impor dibawah Indonesia adalah Perancis dan Spanyol, sementara negara pengimpor dari Asia lainnya adalah Thailand yang berada jauh dibawah Indonesia yaitu peringkat 12. Tabel 4 menunjukkan nilai impor dari ke tiga negara tersebut.

Tabel 4. Negara dengan nilai impor di bawah Indonesia (Eropa dan Asia)

Peringkat Negara 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 2010-2014 Change (%) 14/13 5 Indonesia 2.78 2.49 2.10 1.42 2.15 -10.23 51.73 6 Perancis 3.21 3.09 2.20 1.73 1.77 -16.25 1.84 7 Spanyol 0.67 0.89 0.78 0.66 1.61 15.42 144.82 12 Thailand 1.31 1.33 1.17 0.70 0.62 -19.41 -11.04

Perancis memberikan persaingan yang cukup ketat, dapat dilihat dari tahun 2010-2013 di mana nilai Impor lebih tinggi disbanding Indonesia, namun dengan laju pertumbuhan nilai impor mencapai 50% pada tahun 2014, Indonesia berhasil mengalahkan Perancis.

(14)

Halaman 13 II. 2 Kinerja Ekspor Kerajinan Tangan Berbasis Kayu Italia

Dengan tradisi dan budaya yang besar, tidak heran jika Italia memiliki banyak pengrajin yang berkualitas dan ahli dalam berbagai jenis kerajinan tangan. Keahlian ini pada umumnya berasal dari kesenian kuno yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Kerajinan tangan Italia menjadikan negara ini unik dan berbeda sehingga banyak dikagumi oleh negara-negara lainnya. Beberapa produk kerajinan tangan yang masih dapat dengan mudah ditemukan di Italia adalah kayu, keramik, kain, bordir, kaca dan logam mulia, selain masakan khas Italia, yang merupakan bentuk seni dengan produk kerajinan khas dan produksi daerah setempat.

Kinerja ekspor kerajinan tangan kayu Italia ke dunia dapat dilihat pada Gambar 6. Trend positif menunjukkan pertumbuhan kuantitas ekspor produk-produk kerajinan tangan Italia ke berbagai negara di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Italia terus mengembangkan produk-produk kerajinan tangannya untuk dikenal dan dipakai di seluruh dunia. Kinerja ekspor yang positif ini tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Italia.

(15)

Halaman 14 Gambar 7. Nilai ekspor kerajinan tangan kayu Italia ke Indonesia.

Jika dibandingan dengan nilai ekspor dari Italia ke dunia, nilai ekspor ke Indonesia sangat kecil seperti terlihat dalam Gambar 7. Hal ini dikarenakan pasar di Indonesia yang tidak cukup luas dan daya beli yang rendah untuk produk-produk kerajinan tangan dari Italia. Meskipun demikian, trend positif dapat diamati yang secara mayoritas dipengaruhi oleh produk berupa ukiran dan hiasan kayu. Nilai ekspor kerajinan tangan kayu dari Italia ke lima negara tujuan utama serta posisi Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5 untuk ukiran dan hiasan, dan Tabel 6 untuk peralatan dapur dan meja makan.

Tabel 5. Nilai ekspor ukiran dan hiasan kayu dari Italia ke lima negara tujuan utama

Peringkat Negara 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 2010-2014 Change (%) 2013-2014 1 Jerman 10.91 9.44 8.50 8.68 9.17 -4.23 5.68 2 Swiss 5.60 8.23 6.10 8.20 9.17 10.32 11.77 3 Amerika Serikat 3.52 3.38 3.43 4.26 3.19 0.33 -25.10 4 Austria 2.63 2.85 2.71 2.38 2.64 -1.72 11.08 5 Perancis 1.72 1.93 2.12 1.75 2.09 2.90 19.37 67 Indonesia 0.00 0.01 0.06 0.00 0.03 28.58 1359.16

(16)

Halaman 15 Tabel 6. Nilai ekspor peralatan dapur dan meja makan kayu dari Italia ke lima negara

tujuan utama

Peringkat Negara 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 2010-2014 Change (%) 2013-2014 1 Perancis 0.79 1.19 0.72 1.96 2.50 32.37 27.82 2 Amerika Serikat 1.16 1.84 1.84 3.40 2.10 19.72 -38.32 3 Jerman 1.97 1.94 1.60 1.90 1.67 -3.45 -12.02 4 Latvia 0.03 0.03 0.03 0.03 0.64 83.76 1849.64 5 Polandia 0.12 0.12 0.09 0.12 0.53 33.09 345.97 128 Indonesia 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0

II. 3 Regulasi Untuk Produk Kerajinan Kayu di Italia

Pasar barang Uni Eropa untuk 28 negara anggota sudah terintegrasi dan terharmonisasi dengan baik. Akan tetapi, untuk menjamin efisiensi kinerja pasar dan persaingan yang sehat, diperlukan sejumlah peraturan terutama dilarangnya tindakan-tindakan antikompetisi, seperti penyalahgunaan dalam dominasi pasar, perjanjian penetapan harga dan tidak tersedianya pelayanan public. Regulasi Uni Eropa untuk produk-produk yang beredar di pasaran dapat diakses di

http://eur-lex.europa.eu/browse/summaries.html. Dalam situs ini, legislasi mengenai

berbagai topik termasuk didalamnya budaya, ekonomi, social, pertumbuhan, sustaibabilitas dan lain sebagainya dijelaskan secara detail dan rinci.

Berkaitan dengan kegiatan impor, sebagai anggota dari Uni Eropa, Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor, regulasi ekspor, syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi dapat ditemukan pada portal “EU Help Desk”

(http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=form/form_MyExport.html &docType=main&languageId=EN). Regulasi untuk spesifik produk tertentu, dapat diperoleh dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Untuk produk kerajinan tangan kayu berupa hiasan dan ukiran, kode HS yang dimasukkan adalah 4420901000.

Ketentuan impor produk yang ditetapkan oleh EU termasuk di Italia terdiri atas beberapa persyaratan mutu yang terdiri menjadi dua bagian yaitu syarat dan

ketentuan utama

(17)

Halaman 16 l&docType=main&languageId=en) dan beberapa persyaratan tambahannya (dapat diakses di http: //cbi.eu/marketinfo), dan persyaratan tidak resmi.

Persyaratan utama dapat diklasifikasi menjadi beberapa sektor sebagai berikut: 1. Kebersihan dan bebas hama

Barang impor berupa tanaman serta kayu harus dipastikan memenuhi persyaratan EU untuk kebersihan dan kesehatan tanaman dan kayu yang mengutamakan pencegahan penyebaran organisme berbahaya dari bahan-bahan tersebut. Persyaratan yang berlaku antara lain:

- Tidak menggunakan unsur-unsur berbahaya seperti pestisida

- Ketersediaan sertifikat kesehatan tanaman dan produk turunannya serta terbukti telah melalui sejumlah inspeksi kebersihan dan kesehatan - Diimpor oleh importir terdaftar

- Diberitakan kepada pihak custom atau kantor pengurusan pajak

Persyaratan ini berlaku juga untuk bahan-bahan berupa kayu serta kemasan berupa kayu,

2. Persyaratan dan regulasi terkait kelestarian lingkungan Peraturan rinci dapat diakses di:

http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt%2frt_Requirements. html&docType=main&languageId=en

3. Persyaratan teknis

- Pabrikan dan distributor harus mentaati peraturan keamanan secara umum

- Menginformasikan resiko pemakaian produk kepada konsumen - Memberitahu pihak yang memiliki otorisasi di negara terkait mengenai

resiko pemakaian suatu produk serta bekerja sama untuk melindungi keamanan konsumen

4. Standar pemasaran

Peraturan secara rinci dapat diakses di:

http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_MarketingStand ards.html&docType=main&languageId=EN

5. Batasan-batasan impor

Tidak ada tariff ekspor dari Indonesia untuk barang-barang berupa kerajinan tangan kayu dan turunannya. Batasan-batasan impor ekspor lainnya dapat diakses di:

(18)

Halaman 17 http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_ImportRestrictions .html&docType=main&languageId=EN

Salah satu persyaratan mutu untuk produk kerajinan adalah mengenai keamanan dalam pemakaian barang yang bersangkutan (product safety), misalkan bahan baku tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti asbestos, PFOS, dlsb. Persyaratan tidak resmi merupakan pendukung persyaratan mutu resmi yang dikeluarkan pemerintah, contohnya mengenai lingkungan berupa eco text label (dapat dilihat di website http://www.eco-label.com), persyaratan sosial berupa standarisasi sistem TQM untuk produsen dalam hal ini standar ISO, OHSAS, ILO, Ethical Trading, dsb.

Dalam pengolahan barang berbahan dasar kayu dan sejenisnya, termasuk kemasannya (sehubungan dengan limbah industri), perlu diperhatikan peraturan mengenai pemasaran dan pemakaian bahan kimia yang diatur dalam “Council Directive 76/769/EEC”.

Jika kayu yang digunakan untuk produksi kerajinan tangan menggunakan tanaman langka atau hamper punah, maka perlu memperhatikan dokumen CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang dikeluarkan oleh badan hukum Uni Eropa bidang wildlife.

Dokumen ini dapat diakses di:

http://exporthelp.europa.eu/thdapp/taxes/show2Files.htm?dir=/requirements&rep orterId1=EU&file1=ehir_eu15_01v002/eu/main/req_cites_eu_010_0612.htm&rep orterLabel1=EU&reporterId2=IT&file2=ehir_it15_01v002/it/main/req_cites_it_010

_0612.htm&reporterLabel2=Italy&label=CITES+-+Endangered+Species+Protection&languageId=en&status=PROD

Legislasi dan prosedur untuk produk-produk dari hasil alam dan turunannya khusus di Itali dapat diakses di:

http://www.agenziadoganemonopoli.gov.it/wps/wcm/connect/ef7e080044220063

b8c3b94e7aaa0be0/act-20121030-MANUALE+OPERATIVO+CITES+16_10_2012.pdf?MOD=AJPERES&CAC HEID=ef7e080044220063b8c3b94e7aaa0be0

(19)

Halaman 18 Beberapa peraturan untuk impor produk ke Italia antara lain:

1. VAT: Value Added Tax

Merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan pada barang atau jasa yang ditanggung oleh konsumen terakhir dan diaplikasikan pada proses produksi dan distribusi. Di Italia, pajak ini disebut IVA atau Imposta sul valore aggiunto. Transaksi yang dikenakan pajak antara lain:

- Penyediaan barang atau jasa

- Akuisisi barang intra-community Uni Eropa - Importasi barang

Dalam hal importasi, VAT dikenakan pada proses kliring pajak sebelum dapat digunakan dipasaran Italia

2. Pemberian Label

Label harus menggunakan Bahasa Italia. Sehubungan dengan peraturan Uni Eropa, terdapat hal-hal khusus yang perlu dimasukkan dalam label untuk

berbagai jenis barang yang berebeda (makanan, tekstil, kosmetik, barang-barang kesehatan, dan lain sebagainya).

3. Administrasi pabean

Badan administrasi yang bertanggung jawab untuk produk-produk impor dari negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, di Italia adalah Agenzia delle Dogane e dei Monopoli (Customs and Monopolies Agency) yang memiliki otoritas terpusat dalam kementrian ekonomi dan keuangan(Ministero dell'Economia e delle Finance), dengan kontak sebagai berikut:

Agenzia delle Dogane e dei Monopoli (Customs and Monopolies Agency) Via M. Carucci, 71

I-00143 Roma Tel: (+39) 06 50241

Situs: http://www.agenziadogane.it/ /http://www.agenziadogane.it/wps/wcm/conn ect/internet/ed

4. Prosedur Impor

Prosedur impor di Italia terdapat dalam The Single Administrative Document (SAD) atau DAU (Documento amministrativo unico) dalam bahasa Italia. Dokumen ini perlu dipersiapkan dalam Bahasa Italia dan harus disajikan baik

(20)

Halaman 19 secara elektronik maupun fisik melalui system kliring pajak terkomputerisasi bernama Servizio Telematico Doganale.

SAD diberikan ke otoritas kepabeanan baik oleh importir maupun representatifnya.

Area bebas pajak di Italia:

Porto franco di Trieste (Free Port of Trieste) Via L. Von Bruck,3

I-34144 Trieste Tel: (+39) 040 6731 Fax: (+39) 040 673 2406

E-mail: drd.trieste.urp@agenziadogane.it / protocollo@porto.trieste.it Website: http://www.porto.trieste.it/

Penjelasan secara rinci dari setiap peraturan tersebut di atas dapat di akses di: http://exporthelp.europa.eu/thdapp/taxes/show2Files.htm?dir=/taxes/notes&repor terId2=IT&file2=ehit_it15_01v002/it/main/ovr_vat_it_0612.htm&reporterLabel2=It aly&languageId=en&status=PROD

II.4 Saluran Distribusi Produk Kerajinan Tangan di Italia

Pasar Uni Eropa merupakan pasar tunggal yang terdiri dari 28 negara dengan 500 juta konsumen. Keuntungan dari mengekspor ke wilayah Uni Eropa adalah target pasar yang besar serta berlakunya prinsip kebebasan pergerakan barang (the principle of free movement of goods) memberikan kesempatan bagi produk tersebut untuk didistribusikan dan dijual dimanapun di negara-negara anggota Uni Eropa. Suatu barang yang sudah dapat masuk ke salah satu negara Uni Eropa dapat dengan bebas beredar di wilayah Uni Eropa lainnya tanpa melampaui prosedur pabean lagi. Pengiriman barang di wilayah UE dapat seluruhnya dilakukan dengan sarana mobil angkutan atau kereta api (transportasi darat). Keuntungan lainnya adalah beragamnya peraturan dari tiap negara digantikan dengan satu set peraturan dari Uni Eropa sehingga memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis yang berujung pada penghematan biaya.

Pasar untuk barang kerajinan di Eropa terbuka luas terutama di Belanda dan Republik Cekoslovakia. Pada dasarnya pasar Eropa untuk produk kerajinan dan struktur distribusinya relatif stabil dengan adanya importir grosir (wholesale importers) dan meningkatnya pelaku usaha impor eceran pribadi (self-importing

(21)

Halaman 20 retailers) sebagai penghubung utama antara ekportir dan pasar. Perubahan signifikan terdapat pada meningkatnya segmentasi, terutama pada pasar menengah keatas, dan juga meningkatnya diversifikasi pasar untuk barang-barang yang bersifat sustainable, serta berkembangnya penjualan secara online.

Gambar 8. Bagan saluran perdagangan

( http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channels-segments-europe-home-decoration-2014.pdf)

Pada Gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa importir grosir merupakan perantara utama yang menghubungkan eksportir di negara berkembang dengan pengecer di Eropa. Akan tetapi, dengan meningkatnya kompetisi, pengecer skala besar mulai mencoba mengimpor barang-barang kerajinan secara langsung dan mandiri tanpa perantara. Keuntungannya adalah pengurangan biaya berupa pendapatan importir grosir dan berkurangnya waktu pengiriman ke pasar. Pengecer skala besar ini akan melakukan transaksi tawar menawar yang lebih intensif dengan eksportir di negara berkembang. Selain itu, paradigma bahwa produk merupakan sumber utama dari nilai suatu barang telah bergeser dengan meningkatnya porsi nilai tambahan (added-value) mengutamakan layanan bagi pelanggan yang memuaskan.

(22)

Halaman 21 Gambar 9. Segmentasi Industri dan Saluran Distribusi Berdasarkan Skala Industri (

http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channels-segments-europe-home-decoration-2014.pdf)

II.5. Hambatan dan Tantangan Lainnya 1. Regulasi

Dengan tujuan melindungi konsumen, peraturan yang diterapkan di Uni Eropa semakin ketat dan standar permintaan pasar semakin tinggi. Untuk mematuhi peraturan ini mengkonsumsi biaya yang tidak murah serta waktu yang tidak singkat, sehingga menyebabkan akses yang cukup sulit bagi eksportir negara berkembang, termasuk Indonesia.

Salah satu contohnya adalah persyaratan yang berhubungan dengan isu lingkungan. Semakin ketatnya peraturan dalam isu lingkungan bisa menjadi hambatan namun juga peluang bagi Indonesia untuk diferensiasi produk di pasaran. Green marketing yang semakin marak di kalangan pembeli dapat dijadikan salah satu alternatif bagi Indonesia untuk mendistribusikan produknya di Italia. Regulasi lainnya dapat dilihat dalam sub-bab II.3 dari dokumen ini.

2. Sumber produk

Hambatan lainnya adalah tersedianya produk-produk yang dibuat di Eropa (Made in Europe). Baik pembeli eceran maupun grosiran memilih untuk membeli barang

(23)

Halaman 22 yang diproduksi lebih dekat dengan lokasi mereka, misalkan untuk kerajinan keramik bias diperoleh di Murano (Venesia) atau di Portugal, juga kerajinan berbasis kayu atau logam di beberapa negara Eropa Timur, seperti Rumania dengan peringkat nilai impor di atas Indonesia, di mana upah buruh lebih rendah dibanding Eropa Barat. Hal ini menjadi hambatan bagi Indonesia karena konsumen dapat memperoleh produk dalam waktu yang lebih singkat, dapat ditransportasi dalam jumlah yang fleksibel dan tidak perlu penyimpanan dalam jumlah besar. Komunikasi juga menjadi lebih mudah, murah dan fleksibel. Akan tetapi, Indonesia dan negara selain Eropa lainnya dapat unggul dalam hal diversifikasi produk karena tidak semua jenis barang tersedia di Eropa.

III. Peluang Dan Strategi III.1. Peluang

Untuk mengkaji peluang meningkatnya nilai impor Indonesia ke Italia untuk kerajinan tangan kayu, dilakukan perbandingan beberapa komponen penting seperti harga, komunikasi bisnis, logistik, ragam produk dengan negara-negara yang memiliki peringkat terdekat dengan Indonesia baik di atas maupun dibawah, baik dari Eropa maupun Asia. Tabel 7 menunjukkan daftar negara-negara tersebut dengan peringkat diurutkan berdasarkan nilai impor di tahun 2014.

Tabel 7. Daftar Negara Pengimpor dengan Nilai Impor terdekat dengan Indonesia

Peringkat Negara 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%)

2010-14 Change (%) 2013-2014 1 Cina 20.51 18.73 15.46 13.22 15.65 -8.51 18.36 4 Rumania 0.88 1.51 1.22 2.26 2.31 26.14 2.23 5 Indonesia 2.78 2.49 2.10 1.42 2.15 -10.23 51.73 6 Perancis 3.21 3.09 2.20 1.73 1.77 -16.25 1.84 12 Thailand 1.31 1.33 1.17 0.70 0.62 -19.41 -11.04

1. Harga dan Logistik

Tingginya laju pertumbuhan ekonomi dan sifat negara yang padat karya menjadikan Cina memiliki kapasitas produksi yang besar, beragam, dan dengan demikian memberikan harga yang lebih murah. Rumania dan Perancis, sebagai negara di Eropa, dengan jarak yang lebih dekat tentunya dapat memberikan harga yang lebih murah karena minimnya tarif transportasi dan kemudahan dalam logistik. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya nilai impor dari Rumania. Selain itu, standar tarif minimum pekerja di negara-negara Eropa timur,

(24)

Halaman 23 termasuk Rumania, cenderung lebih rendah dibandingkan di Eropa Barat. Harga dan waktu pengiriman barang juga berperan penting dalam peluang perbaikan kinerja impor. Indonesia dalam hal ini perlu menetapkan tingkat harga yang kompetitif jika ingin terus bersaing di pasar Italia. Hal ini dapat dilakukan dengan memililih saluran distribusi yang tepat sehingga biaya yang berhubungan dengan logistic dapat diminimalisasi.

2. Etika Bisnis, Budaya, dan Bahasa

Sebagai sesama negara Eropa, Perancis dan Rumania tentunya memiliki keuntungan yang signifikan dalam hal budaya dan etika bisnis. Selain itu, Rumania dan Perancis juga memiliki keunikan budaya Eropa yang menarik perhatian pasar di Italia. Sedangkan Cina, budayanya yang khas dan dikenal di seluruh negara di dunia tentunya memberikan kemudahan dalam menguasai pasaran di Italia. Indonesia dengan keunikan budayanya tentunya memiliki peluang yang besar dalam meningkatkan nilai impor kerajinan tangan kayu. Sehubungan dengan etika bisnis, Indonesia memiliki permasalahan dengan tingkat korupsi yang tinggi serta banyaknya pelaku kecurangan seperti uang pelican dan sejenisnya. Dengan memperbaiki etika bisnis ini, maka peluang peningkatan nilai Impor akan semakin besar.

3. Promosi

Dengan munculnya trend ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang dengan gencar melakukan green-marketing. Semisal dengan konservasi hutan di mana kerajinan kayu berasal, atau prinsip re-use dan recycle, proses produksi ramah lingkungan, dan lain sebagainya.

III.2. Strategi

Faktor yang sangat menentukan dalam kompetisi di pasar kerajinan tangan adalah tingginya kekuatan pembeli (powerful buyer) dan persaingan yang ketat antar penyedia barang. Dengan mentargetkan penjualan pada pasar level atas (high-end market) dengan barang yang unik, Indonesia dapat membedakan produknya dari para kompetitor karena tidak tersedianya barang pengganti atau substitusi. Fleksibilitas dalam bahan utama disertai dengan unsur ramah lingkungan dan sustainabilitas tentunya dapat menjadi strategi yang menguntungkan bagi Indonesia. Beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam memasarkan kerajinan tangan antara lain:

(25)

Halaman 24 1. Konsep bisnis dan target pasar yang jelas dan tepat

Jumlah segmentasi pasar semakin bervariatif seiring dengan bertambahnya keinginan pembeli untuk berbeda dari komunitasnya. Pembeli mengharapkan adanya suatu identitas khusus oleh karena pemilikan suatu produk. Semakin unik dan berbeda suatu produk, semakin mudah pembeli menemukan identitas khusus ini, dan mendorong pada meningkatnya loyalitas dan berkurangnya sensitivitas terhadap harga. Dengan menargetkan produksi pada jenis pasar seperti ini, misalnya menerapkan prinsip “more for less” tentunya dapat menjadi strategi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia. Diferensiasi produk dapat berupa kerajinan tangan kuno atau berdasarkan tradisi tertentu, desain yang inovatif dan fungsional, orisinalitas dan lain sebagainya.

2. Green-Market

Dampak pada lingkungan dan social menjadi perhatian utama bagi konsumen saat ini dalam berbagai bentuk yan gberbeda. Indonesia dalam hal ini dapat menjual produk-produk ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan kayu alami yang juga diproses secara ramah lingkungan. Selain itu, dampak social dapat dipromosikan dengan menyatakan bahwa setiap produk dapat membantu pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia sebagai negara berkembang. Tentunya setiap promosi yang dilakukan perlu disertai dengan bukti yang dapat ditunjukkan pada konsumen. Misalkan, kerajinan tangan kayu yang berasal dari daerah tertentu di Indonesia merupakan sumber pendapatan utama dan lokomotif penggerak ekonomi dari daerah tersebut. Berbagai jenis sertifikasi juga dapat dilakukan untuk setiap produk, dalam hal ini berkaitan dengan klaim produk ramah lingkungan.

3. E-commerce

Industri saat ini semakin marak dengan platform on-line dalam bertransaksi di mana pengecer dapat langsung mengakses website pemain grosir, melihat harga, melakukan penawaran dan memilih produk sesuai kebutuhan. Berbagai kemudahan juga diberikan melalui sistem ini, antara lain meningkatnya transparansi informasi, memudahkan dalam pemasaran, serta menjadikan pasar (konsumen) lebih dekat. Permasalahan yang umum ditemui, banyak dari pelaku usaha masih enggan mengenal teknologi internet untuk mengembangkan usahanya. Padahal pemanfaatan teknologi, informasi, dan jaringan internet

(26)

Halaman 25 semakin mudah dijangkau dan digunakan bahkan untuk orang awam sekalipun. Dengan demikian, peran serta pemerintah Indonesia dalam melakukan bisnis secara on-line ini sangat dibutuhkan. Indonesia dalam hal ini dapat membangun platform online dan menargetkan akses antara pelaku bisnis di Indonesia dengan pelaku grosir di Eropa

4. Fleksibilitas kuantitas dan penawaran

Pengecer skala kecil banyak melakukan pembelian melalui pelaku grosir domestic di wilayah Eropa. Akan tetapi, hal ini menimbulkan dominasi produk tertentu di pasaran, sementara konsumen mencari diferensiasi produk yang beragam. Oleh karena itu, Indonesia dapat melakukan pendekatan ke pengecer skala kecil ini dengan memberikan fleksibilitas dalam kuantitas (misal, melayani pembelian dalam jumlah kecil) serta penawaran yang nyaman (misal, melayani pengiriman). Akan tetapi, perlu diperhatikan juga efisiensi dan efektifitas biaya dari fleksibilitas yang ditawarkan. Dalam hal ini juga dapat melakukan pendekatan dengan membuat perjanjian yang menguntungkan kedua belah pihak.

5. Partisipasi dalam pameran seni

Pada umumnya, kegiatan ini diikuti oleh banyak kalangan, seperti produsen dan perajin, eksportir dan importir, kolektor, asosiasi produsen kerajinan, instansi pembina pengrajin, pemerintah provinsi, pemerintah kota, pemerintah daerah, perbankan dan perusahaan penunjang lainnya. Acara ini merupakan one-stop event bagi para pelaku industri kerajinan yang ingin mengetahui dunia lifestyle, sekaligus kesempatan baik untuk mencari pelaku ekspor-impor di negara terkait dan melakukan kerjasama bisnis dengan produsen kerajinan serta perajin. Dalam mengikuti pameran ini, Indonesia harus dapat menunjukkan portofolio produk yang baik pada penyelenggara sehingga dapat memenuhi kriteria sesuai standar penyelenggara.

(27)

Halaman 26

IV. Alamat dan Website Penting

1.

Daftar

pemain

utama

untuk

kerajinan

tangan

kayu:

http://www.val-gardena.com/en/carving-companies/page456.html

2.

Institusi di Italia sehubungan dengan kesenian dan budaya:

http://www.beniculturali.it/mibac/export/MiBAC/index.html

3.

Website organisasi non-pemerintahan yang aktif dibidang

industri kreatif:

-

http://www.mostremercatiulisse.it/l'artigianato.htm

-

http://artigianatoitaliano.primosu.it/

-

http://www.fullarte.it/

- http://www.artigianato-italia.it/Ecommerce_Default.aspx

4.

Federasi

Italia

dari

Industri

Kayu

dan

Mebel

http://www.federlegno.it

5.

Website

untuk

mengetahui

tariff

pajak

(impor

duty):

http://www.dutycalculator.com/dc/180412547/antiques-

collectibles/arts-monuments/original-work-sculptures/import-

duty-rate-for-importing-wooden-handicrafts-furniture-from-india-to-italy-is-0/

6.

Badan hukum di Italia yang mengatur kegiatan Impor khususnya VAT:

Agenzia delle Entrate (Revenue Agency)

Centro Operativo di Pescara (Pescara´s Operative Centre)

Sezione Rimborsi IVA ai non residenti (VAT refunds to non-residents Section)

Via Rio Sparto 21 I-65100 Pescara Tel: (+39) 085 577 2204 Fax: (+39) 085 577 2325 Email: centrooperativo.pescara.ivanonresidenti@agenziaentrate.it Website:http://www.agenziaentrate.gov.it/wps/content/Nsilib/Nsi/D ocumentazione/Fiscalita+internazionale/

(28)

Halaman 27

7.

Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310,

Indonesia.

8.

Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association

Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.

Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21)

571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.

Email:

luigicarlo.gastel@pirelli.com

. Kontak person: Dr. Luigi

Carlo Gastel (President)

9.

Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via

Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.

10. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di

Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel:

+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910

11. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen

Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il

commercio)

Estero

http://www.ice.gov.it/

.

Kementrian

perdagangan

Italia

http://www.mincomes.it/

.

atau

http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm

12. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro dengan mata uang

lainnya,

dapat

dilakukan

dengan

mengakses

http://www.oanda.com/

Atau dapat juga melalui Euromonitor

International

(agensi

riset)

E-mail:

mailto:info@euromonitor.comhttp://www.euromonitor.com

13. International

Chamber

of

Commerce.

E-mail:

mailto:webmaster@iccwbo.org

.

http://www.iccwbo.org

14. International Trade Centre UNCTAD/ WTO

E-mail:

mailto:tirc@intracen.org

.

http://www.intracen.org

15. Pameran Perdagangan. Macef (

http://www.fmi.it/macef

) dan

pameran furniture terpenting di dunia Salone del Mobile

http://www.salonemilano.it/it/Website

.

16. Tentang Informasi terbaru mengenai pameran perdagangan

Internasional Miller Freeman at:

(29)

Halaman 28

17. Organisasi Promosi Perdagangan Italia

ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21,

00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 59921 Telefax: (39)

6-59926900

18. Prosedur Impor EU

http://www.exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt

_EUImportProcedures.html&docType=main&languageId=EN

Gambar

Tabel 1. Trend Kinerja Impor Produk Kerajinan Tangan di Italia (2010-2014)
Tabel 2. Trend Kinerja Impor Kerajinan Tangan Kayu di Italia dari Indonesia
Gambar 4. Nilai impor ukiran dan hiasan kayu berdasarkan negara 2010-2014 (Lima  besar dan negara lainnya)
Gambar 5. Persentase pembagian pasar (market share) ukiran dan hiasan kayu di Italia  berdasarkan asal negara pengimpor 2013 (Lima besar dan negara lainnya)
+5

Referensi

Dokumen terkait

 GERD : gejala atau komplikasi akibat GER  Regurgitasi : pengeluaran isi lambung yang. refluks ke orofaring dan mulut tanpa disertai

HAMKA WILAYAH KOTA

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA MENGGUNAKAN ABSORBER KUNINGAN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF SUMBER ENERGI THERMAL..

Game juga menyediakan goals(tujuan) untuk pengguna, sehingga pengguna mempunyai tujuan dalam memainkan game tersebut, jika game tidak mempunyai goals mungkin pengguna akan

Saran yang dapat peneliti berikan adalah pengambilan darah vena sebaiknya melalui vena ekor untuk meminimalkan terjadinya stress pada tikus, digunakan kadar minyak jelantah

Setelah pemberian jus mentimun dan tomat selama 7 hari, pada hari ke-8 dilakukan pengambilan darah post-test pada kelompok kontrol dan perlakuan untuk mengetahui kadar glukosa

Penarikan MS-manipulator ke daerah operasi merupakan kunci keberhasilan untuk mengatasi kerusakan booting dan terputusnya mekanisme pada gerakan naik-turun slave arm

Sedang PT mengimplementasikan kegiatan identifikasi Wana Hijau Pesaguan telah dan inventarisasi tetapi belum mencakup untuk seluruh jenis flora dan fauna yang