• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arsitektur Post Modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arsitektur Post Modern"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur Post Modern

Leave a comment

Arsitektur Post Modern adalah arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional dan Lokal yang merupakan hasil perkembangan sumber daya manusia terhadap arsitektur modern.

Alasan banyak pihak meninggalkan Arsitektur Modern, meliputi:

1. Tidak ada muatan yang kaya/luas, miskin akan makna, memiskinkan bahasa arsitektur pada bentuk dan pada level konten/isi. Tidak mampu berkomunikasi efektif dengan penggunanya.

2. Tidak memiliki memori, dan tidak memiliki hubungan yang efektif dengan kota dan sejarah. Terlalu logis dan rasional. Kurang memperhatikan nilai-nilai masyarakat, faktor lingkungan dan emosi manusia.Bertentangan dengan tradisi/anti klasik. Menolak ornamen dan dekorasi.

3. Tidak diketahui keberadaan/ciri khusus suatu bangunan atau tidak berkonteks. Menciptakan kota tanpa karakter, karena kemonotonan warna putih dan bentuk yang kotak.

Teori – teori Post Modern : 1. Robert Venturi (1966). 2. Charles Jencks (1977-1992). 3. Heinrich Klotz (1988). 4. Kisho Kurokawa (1991). Menurut Heinrich Klotz (1988).

No Postmodern Modern

1 Regionalism Internationalism

2 Fictional representation, figurative form/ berpola

Geometric abstraction

3 Buildinga s work of art Building in term of functional 4 Respect to multiplicity of meaning Anti methaphore and symbolic

language

5 Fiction as wel as function Function, no fiction 6 Respect to pliral references, eklektik a dominant style

7 Respect to memory and history Free from memory and history

8 Poetry Technological utopianism/menarik

9 Pro improvization and spontaneity/

(2)

10 Relativism/ respond to history, regional and

topogical condition Building as autonomous, universally valid geometric form

Menurut Charles Jencks (1977-1992).

NO POSMODERN MODERN

A. IDEOLOGI

1 Muiltivalent Form Univalent Form

2 Hybrid Expression Straightforwardness

3 Shizoprenic Vulgar

4 Double coding No Style/ International style

5 Ambiguity of formal reading

-6 Popular and plirist Utopian and idealist

7 Tradision and choice Zeitgeist

8 Artist/client Artist as prophet/guru toeri baru

9 Elitist and participative elitist

B. METODE

1 Functional mixing Funstional separation

2 Contextual urbanism City in park

3 Mannerist and baroque Skin and bone

4 Skew space and extention Valume not mass

5 Abiguity Transparancy

6 Tend to asymetrical symetriy Asymetry and regularity

7 Collage/collision Harmonius integration

C. STYLE

1 Pro methaphor Anti methaphore

2 Pro ornament Anti

3 Pro symbolic Anti

4 Pro humor Anti

5 Pro historic memory Anti historical reference

6 Eclectic Purism

7 Pro representation Anti

8 Convetional and abstract form Abstract form Beberapa Contoh Arsitektur Post Modern :

(3)
(4)

http://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi-arsitektur/arsitektur-post-modern/

(5)
(6)
(7)

http://www.anneahira.com/arsitektur-postmodern.htm

Arsitektur Post-Modern

Post-Modern adalah istilah untuk menyebut suatu masa atau zaman yang dipakai berbagai disiplin untuk menguraikan bentuk budaya dari suatu titik pandang dan yang berlawanan atau mengganti istilah modernisme. Karena salah satu bentuk ungkapan bentuk fisik kebudayaan adalah seni, termasuk arsitektur, karena itu Post-Modern lebih banyak digunakan di kebudayaan.

(8)

Sebelumnya dalam arsitektur, titik pandang ini tidak bisa digunakan namun sejak tahun 1970-an istilah ini mulai digunakan untuk menyebut gaya Eklektik yang memilih unsur-unsur lama dari berbagai periode, terutama unsur klasik, yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk yang kelihatan aneh. Kemungkinan besar Post-Modern berkembang oleh karena kejenuhan terhadap konsep fungsionalisme yang terlalu mengacu kapada fungsi. Pemakaian elemen-elemen geometris sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak fungsional tetapi lebih ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi ataupun sebagai dekor.

Pada awal tahun 80-an, gaya Post-Modern juga lebih banyak dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk dasar dalam berbagai anggapan tentang hubungan antara arsitektur dengan masyarakat. Yang dituntut adalah bahwa suatu bentuk dan penampilan bangunan seharusnya merupakan hasil dari beberapa pendekatan logis dari program, sifat bahan bangunan dan prosedur konstruksi – hal mana sudah banyak diabaikan. Post-Modern menjadi reaksi dari ilmu pengetahuan yang menjadi konsentrasi manusia pada budaya rasionalisme yang berkembang di Barat baik di Eropa maupun di Amerika dalam abad terakhir ini. Bentuk lain dari ungkapan konsep Post-Modern adalah sebagai oposisi dari „gerakan modern‟. Secara tidak langsung, Post-Modern lebih kurang seperti tujuan utama dari Avant Garde – suatu gerakan pelopor pembaharuan dan kembali berintegrasi dengan idealisme zaman pra-modern. Post-Modern merombak konsep modernisme yang berusaha memutus hubungan dengan masa seni dan arsitektur klasik.

Kadang-kadang Post-Modern digambarkan seperti menganjurkan untuk memperbaiki kembali arti arsitektur dengan kembali mengetengahkan elemen-elemen arsitektur konvensional dan menjadi lebih pluralistik dengan memperluas perbendaharaan gaya dan bentuk. Dapat dikatakan bahwa Historicism yang mengambil unsur-unsur lama baik yang klasik maupun modern adalah awal dari pemikiran dan konsep dari Post-Modern. Berdasarkan referensi historis dan kemampuan untuk mengadaptasi terjadi pemulihan atau perbaikan dan kesinambungan, Post-Modern berusaha membangun lingkungan dan kembali memperkuat cita rasa tempat-tempat khas tertentu. Walau Charles Jencks menyatakan aliran baru ini sekedar menampilkan bentuk-bentuk baru yang menimbulkan kesan aneh dan sering kali melebih-lebihkan sensasi dengan menampilkan berbagai macam atribut pada bangunan.

Ditandai dengan diledakannya kompleks rumah susun Pruitt Igoe oleh Departemen of Housing and Urban Development Amerika Serikat (dimana bangunan tersebut pernah mendapat penghargaan Design Award dari American Institute of Architects) dinyatakan bahwa Arsitektur Modern telah mati dan lahirlah arsitektur Post-Modern.

Tokoh-tokoh Post-Modern anatara lain adalah : Michel Graves, dengan karyanya Porland Building. Charles Moore, dengan karyanya Piazza de Italia.

(9)

Paul Rudolp , dengan karyanya School of Art di Yale, 1963.

Paolo Soleri, dengan kota idealnya Arcosanti, Cordes Junction, Arizona. Louis Kahn, dengan Salk Institute, La Jolla, California, 1965 dll.

Gerakan serupa muncul di Jepang yang dipelopori oleh arsitek Kisho Kurokawa yang menyebut gerakannya dengan “Mtebolism Architecture”. Salah satu karyanya yang monumental dan menjadi tanda gerakan ini adalah bangunan tinggi Nagakin Capsule.

http://jendela-arsitektur-desain.blogspot.com/2013/06/arsitektur-post-modern.html

Arsitektur Post Modern 25 08 2010

I. Latar Belakang Arsitektur Post Modern Arsitektur Akhir Modern

 Munculnya aliran Purnamodern dan Neomodern

Purnamodern (Postmodern) dan Pascamodern (Latemodern) atau Neomodern adalah gebrakan arsitektur yang mencuat di tahun 1970-an, dan masih berlanjut hingga hari ini. Berbagai macam sebutan-sebutan itu memang menunjuk pada tindak lanjut arsitek dan pemikir arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.

Sebenarnya kematian arsitektur modern, waktu yang rinci hingga angka menit itu hanyalah sebuah dramatisasi dari Charles Jencks atau hanya menunjuk pada angka tahun dimana

(10)

gerakan akhir modern mengkristal menjadi sebuah gerakan yang tidak lagi kompensional. Karena sebenarnya kehadiran dari arsitektur modern itu sendiri diawali dengan langkah-langkah parsial dan komponensial dalam perubahannya (mulai dari kelompok pemikir Perancis di pertengahan abad 18, lalu hadirnya Crystal Palace dan menara Eiffel, disusul oleh Louis Sullivan dan Willian Morris), untuk pada akhirnya mengkristal menjdai gebrakan yang solid (masa arsitektur Mulamodern).

Satu hal lagi yang menjadi salah satu kemungkinan bagi penyebab matinya arsitektur modern adalah protes yang dilontarkan oleh masyarakat awam Eropa. Masyarakat awam Eropa mengganggap bahwa sebuah pembangunan yang didahului dengan pembongkaran atau penghancuran tidak perlu melibatkan campur tangan arsitek, sebarang orang awampun dapat melakukannya. Arsitek kini ditantang untuk ‘membangun tanpa merusak.’ Tantangan masyarakat Eropa ini pulalah yang ikut menyumbang bagi hadirnya gaya arsitektur Purnamodern, yakni arsitektur yang mendamaikan yang baru dengan yang lama.

 Akhir dari Arsitektur Modern

Memang tidak mudah untuk mengatakan bahwa Purnamodern dan Neomodern itu menandai hari-hari akhir arsitektur modern. Dalam hal ini, beberapa pertimbangan haruslah disodorkan agar penetapan itu dapat dipertanggungjawabkan. Kalau kita menengok kembali buku sejarah yang ditulis oleh Sir Banister Fletcher, disana kita akan berhadapan dengan sebutan yang juga berawal dengan ‘late’ seperti late-Roman dan late-Renaissance. Fletcher menggunakan awalan ‘late’ itu untuk menunjukkan keadaan sebuah gaya arsitektur yang sudah menvapai tahap akhir dari perjalanannya. Setelah tahap ‘late’ itu terjalani, muncullah gaya arsitektur baru. Kalau kesejajaran dengan Banister Fletcher ini dipakai sebagai pertimbangannya, maka tidaklah keliru untuk menangkap sebutan ‘late-modern’ sebagai tahap-tahap akhir dari perjalanan arsitektur modern.

Di bagian awal penjelajahan kita terhadap perjalanan arsitektur modern, kita telah memaksa diri untuk mengurus masa peralihan dari pra-modern, yakni arsitektur mula-modern. Di situ kita menyaksikan berbagai alternatif yang disodorkan sebagai pengganti dan pengoreksi atas arsitektur pramodern. Pergulatan untuk mengimbangi posisi arsitektur sebagai seni dengan posisi arsitektur sebagai olah penalaran disajikan dalam dua alternatif pokok. Yang pertama adalah alternatif pengkombinasian ornament/dekorasi dengan geometri (sebagaimana disodorkan oleh Sullivan dan Art Nouveau), sedangkan yang kedua adalah pengolahan yang artistic dan geometri (sebagaiman disampaikan oleh Konstruktivisme, Suprematisme dan De Stijl).

Kedua alternatif itu, dalam batas pemahaman elementer olah rupa arsitektur, nampaknya tak banyak berbeda dari apa yang dilaksanakan oleh Purnamodern (dalam kesetandingannya dengan Art Nouveau dan Sullivan), serta dengan yang dilakukan oleh dekonstruksi (dalam kesetandingannya dengan Konstruktivisme, Suprematisme dan De Stijl). Memang, bila dalam masa mulamodern upaya olah rupa dilakukan dalam semangat untuk menyertakan pernalaran arsitektur dalam arsitektur yang artistik, dalam masa akhirmodern semangatnya adalah untuk menyertakan keartistikan dalam arsitektur yang terlalu berpihak pada nalar.

(11)

Kompleksitas, kontradiksi, hibrida dan berbagai ungkapan yang menunjuk pada keadaan yang tidak lagi monolit, monistik ataupun uniform dengan mudah tergelincir ke dalam keeklektikan. Para pengamat arsitektur dengan terang-terangan telah mengatakan bahwa tahap perjalanan arsitektur semenjak 1970-an ini adalah tahapan eklektik dari arsitektur modern. Jikalau dengan mencemooh eklektikisme di abad 18 dan 19 arsitektur lalu menghadirkan arsitektur yang baru yaitu arsitektur modern, apakah tidak mungkin hal yang sama berlangsung pula saat ini : kita tunggu hadirnya arsitektur yang baru karena kita sekarang berada dalam keeklektikan arsitektur.

II. Gambaran Ringkas tentang POST MODERN

Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing menggelarkan pengertian tersendiri tantang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti `sehabis modern’ (modern sudah usai); `setelah modern’ (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai `kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini). Di dalam dunia arsitektur, Post Modern menunjuk pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam Postmodern. Dalam kenyataan hasil karya arsitekturnya, langgam ini muncul dalam tiga versi/sub-langgam yakni Purna Modern, Neo Modern, dan Dekonstruksi. Mengingat bahwa masing-masing pemakai dan pengikut dari sub-langgam/versi tersebut cenderung tidak peduli pada sub-sub-langgam/versi yang lain, maka masing-masing menamakannya langgam purna-modern, langgam neo-modern dan langgam dekonstruksi.

Catatan: banyaknya pengertian maupun versi tentang postmodern ini memang telah membuat sejumlah pihak mengalami kebingungan, khususnya untuk menentukan siapa dan manakah yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai yang benar.

III. Apa dan siapa Arsitektur PostModern

Arsitektur Post Modern tidak dapat dipisahkan dengan Arsitektur Modern karena Arsitektur Post Modern merupakan:

1. Kelanjutan Arsitektur Modern 2. Reaksi terhadap Arsitektur Modern 3. Koreksi terhadap Arsitektur Modern

4. Gerakan melengkapi dari apa yang masih belum terpenuhi dalam arsitektur Modern

5. Menyodorkan alternatif sehingga arsitektur tidak hanya satu jalur saja 6. Memberi kesempatan untuk menangani arsitektur dari

kemungkinan-kemungkinan, pendekatan-pendekatan dan alternatif-alternatif yang lebih luas dan bebas

(12)

Dengan demikian mempelajari arsitektur Post Modern tidak bisa tanpa melalui Arsitektur Modern karena Arsitektur Post Modern merupakan langkah atau tindak lanjut terhadap evaluasi yang dilakukan mengenai arsitektur Modern. Arsitektur Post Modern merupakan arsitektur yang telah melakukan feed back / umpan balik terhadap Arsitertur Modern. Pemunculan Arsitektur Modern tidak seragam dan secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga ciri penampilan:

Purna Modern

- Purna Modern merupakan pengindonesiaan dari post-modern versi Charles Jencks (ingat, pengertian veris Jencks itu berbeda dari pengertian umum dari `Post Modern’ yang digunakan dalam judul catatan kuliah ini)

- Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen-elemen kuno (dari Pra Modern) tetapi dengan melakukan transformasi atas yang kuno tadi.

- Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.

- Tokohnya antara lain : Robert Venturi, Michael Graves, Terry Farrell a.Pasca Modern Atau Neo Modern

- Pada awalnya diberi nama Late Modern oleh Charles Jencks, dan diindonesiakan oleh Josef Prijotomo menjadi Pascamodern. Jadi, Pascamodern dan Neomodern adalah sinonim. - Tidak menampilkan ornamen dan dekorasi lama tetapi menojolkan Tektonika (The Art

of Construction). Arsitekturnya dimunculkan dengan memamerkan kecanggihan yang

mutakhir terutama teknologi.

- Sepintas tidak terlihat jauh berbeda dengan Arsitektur Modern yakni menonjolkan tampilan geometri.

- Menampilkan bentuk-bentuk tri-matra sebagai hasil dari teknik proyeksi dwi matra (misal, tampak sebagai proyeksi dari denah). Tetapi, juga menghadirkan bentukan yang trimatra yang murni (bukan sebagai proyeksi dari bentukan yang dwimatra)

- Tokohnya antara lain: Richard Meier, Richard Rogers, Renzo Piano, Norman Foster. - Tampilan dominan bentuk geometri.

- Tidak menonjolkan warna dan tekstur, mereka ini hanya ditampilkan sebagai aksen. Walaupun demikian, punya warna favorit yakni warna perak.

b. Dekontruksi

- Geometri juga dominan dalam tampilan tapi yang digunakan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut.

(13)

- Tokohnya antara lain: Peter Eisenman, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Frank O’Gehry. - Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan. Pokok-pokok pikiran yang dipakai arsitek Post Modern yang tampak dari ciri-ciri di atas berbeda dengan Modern. Di sini akan disebutkan tiga perbedaan penting dengan yang modern itu.

1. Tidak memakai semboyan Form Follows Function

Arsitektur posmo mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.

Apa yang dikomunikasikan?

Yang dikomunikasikan oleh ketiganya itu berbeda-beda, yaitu:

PURNA MODERN: yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural, atau identitas historikal. Hal-hal yang ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusian. NEO MODERN : mengkomunikasikan kemampuan teknologi dan bahan untuk berperan sebagai elemen artistik dan estetik yang dominan.

DEKONSTRUKSI : yang dikomunikasikan adalah (a.) unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh arsitektur. (b.) Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial maupun substansial.

Karena pokok-pokok pikiran itu dapat pula dikatakan bahwa:

- Arsitektur PURNA MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (The Past),

- Arsitektur NEO MODERN memiliki kepedulian yang besar kepada masa ini (The

Present), sedangkan

- Arsitektur DEKONSTRUKSI tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi Waktu (Timelessness).

Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan terhadap Dekonstruksi yang berbunyi “Ini merupakan kesombongan dekonstruksi.”

2.Fungsi ( bukan sebagai aktivitas atau apa yang dikerjakan oleh manusia terhadap arsitektur) Yang dimaksud dengan `fungsi’ di sini bukanlah `aktivitas’, bukan pula `apa yang dikerjakan/dilakukan oleh manusia tehadap arsitektur’ (keduanya diangkat sebagai pengertian tentang `fungsi’ yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur posmo yang dimaksud fungsi adalah peran adan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan

(14)

melayani manusia, yang disebut manusia bukan hanya pengertian manusia sebagai mahluk yang berpikir, bekerja melakukan kegiatan, tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori. Manusia bukan manusia sebagai makhluk biologis tetapi manusia sebagai pribadi.

Fungsi = apa yang dilakukan arsitektur, bukan apa yang dilakukan manusia; dan dengan demikian, ‘FUNGSI bukan AKTIVITAS’

Dalam posmo, perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu : - Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik melindungi nyawa maupun harta, mulai nyamuk sampai bom),

- Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat,

- Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan,

- Arsitektur berfungsi untuk menyadarkan manusia akan budayanya akan masa silamnya,

- Arsitektur memberi kesempatan pada manusia untuk bermimpi dan berkhayal, - Arsitektur memberi gambaran dan kenyataan yang sejujur-jujurnya.

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka :

- Dalam PURNA MODERN yang ditonjolkan didalam fungsinya itu, adalah fungsi-fungsi metaforik (=simbolik) dan historikal.

- NEO MODERN menunjuk pada fungsi-fungsi mimpi, yang utopi (masa depan yang sedemikian indahnya sehingga tidak bisa terbayangkan).

- DEKONSTRUKSI menunjuk pada kejujuran yang sejujur-jujurnya. 3. Bentuk dan Ruang

Didalam posmo, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat), keduanya menjadi 2 komponen yang mandiri, sendiri-2, merdeka, sehingga bisa dihubungkan atau tidak.

Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang.

Ciri pokok dari bentuk adalah ‘ada dan nyata/terlihat/teraba’, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ‘ada dan tak-terlihat/tak-nyata’. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk mewujudkannya.

(15)

Berdasarkan pokok pikiran ini, maka dalam arsitektur :

- Purna Modern bentuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang,

- Neo Modern sebaliknya bertolak belakang , menempatkan ruang sebagai unsur yang dominan, sedangkan dalam

- Dekonstruksi tidak ada yang dominan, tidak ada yang tidak dominan, bentuk dan ruang memiliki kekuatan yang sama.

http://ffredo.wordpress.com/2010/08/25/arsitektur-post-modern/

Arsitektur Post-Modern

(16)

Arsitektur Post-Modern merupakan kelanjutan atau perkembangan dari arsitektur modern. Pada dasarnya Arsitektur Post-Modern muncul akibat terjadinya kejenuhan terhadap karya-karya arsitektur modern yang lebih menonjolkan fungsi dari pada estetika pada suatu bangunan. Hal ini menunjukan bahwa dasar filosofi dan teori Arsitektur Modern sudah tidak relevan aau sesuai dengan tuntutan zaman. Pada tahun 1960-1970 gerakan Arsitektur Modern mulai memperlihatkan tanda-tanda berakhir. Berakhirnya era Arsitektur Modern ini diawali dengan dihancurkannya Pruitt-Igoe Housing di kota St. Louis, Negara bagian Missouri, Amerika Serikat, pada tanggal 15 Juli 1972 jam 15.32 (Jenks, 1984).

Pruitt-Igoe Housing

http://www.umsl.edu/~keelr/010/pruitt-igoe.htm

Pengertian Arsitektur Post-Modern

Istilah Post-Modern mulai dikenal pada pertengahan tahun 1970-an. Selain dalam dunia Arsitektur, istilah Post-Modern juga muncul dalam dunia seni lukis, tari, patung, film, dan bahkan ideologi. Secara umum, istilah Post-Modern merupakan reaksi terhadap Modernisme. Sehingga kaduanya tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.

Arsitektur Post-Modern merupakan lanjutan dari Arsitektur Modern, dimana nilai-nilai yang ada pada Arsitektur Post-Modern merupakan pengembangan dari Arsitektur Modern yang ada sebelumnya. Oleh sebab itu, banyak nilai-nilai pada Arsitektur Post-Modern yang sama dengan nilai-nilai Modernisme yang muncul terlebih dahulu. Selain itu, Arsitektur Post-Modern juga mengambil nilai-nilai yang terdapat pada Arsitektur pra-modern. Hal ini untuk mengisi kekurangan yang terdapat pada Arsitektur Modern.

Pada Arstektur Post-Modern, yang menjadi ciri pokoknya adalah anti rasional dan neo-sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional. Perpaduan dua atau lebih aliran Arsitektur merupakan hal yang umum untuk menghasilkan estetika suatu bangunan, berbeda dengan arsitektur Modern yang lebih menonjolkan fungsi suatu

(17)

bangunan tanpa menggunakan ukir-ukiran maupun hiasan untuk menunjukan estetika suatu bangunan.

Ciri-ciri dan Pokok Post Modern

Post modern ditandai dengan munculnya kembali bentuk-bentuk klasik, mengolah bangunan tradisi (vernakular) dan memperbaiki fungsinya. Berikut merupakan ciri-ciri yang ada pada Arsitektur Post-Modern:

· Aspek penyatuan dengan lingkungan dan sejarah, juga menyesuaikan dengan situasi sekitar

· Unsur-unsur yang dimasukkan tidak hanya berfungsi semata tetapi juga sebagai elemen penghias

· Pemakaian elemen geometris, sederhana terlihat sebagai suatu bentuk yang tidak fungsional, tetapi ditonjolkan sebagai unsur penambah keselarasan dalam komposisi ataupun dekor.

· Warnanya cenderung menor dan erotik, yang didominasi bukan oleh warna dasar tetapi oleh warna campuran yang banyak dipengaruhi pastel, kuning, merah dan biru ungu. · Mengandalkan komposisi hibrid yang menghalalkan orang untuk mengambil

elemen-elemen yang pernah ada untuk dimodifikasi sebagai kaya college/pastich.

http://yuliearsi.blogspot.com/2009/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

(18)

Didalam Arsitektur Post-Modern terdapat berbagai aliran-aliran berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Berikut merupakan aliran-aliran yang terdapat pada Arsitektur Post-Modern berdasarkan Charles JenksI :

1. ALIRAN HISTORICISM

Menggunakan dekorasi berupa elemen-elemen klasik (misalnya ionic, Doric, dan Corinthian) yang digabungkan dan disesuaikan dengan pola-pola modern pada bangunan. Contoh arsitek: Aero Saarinen, Philip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyonori Kikutake.

2. ALIRAN STRAIGHT REVIVALISM

Terdapat penggunaan langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang memiliki irama komposisi berulang dan simetris.

Contoh arsitek: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Ricardo Bofil, Mario Botta. 3. ALIRAN NEO-VERNACULARISM

Menerapkan elemen tradisional dalam perancangan bangunan. Hal ini berfungsi untuk menghidupkan kembali suasana tradisional setempat dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan sesuai dengan arsitektur lokal.

Contoh arsitek: Darbourne & Darke, Joseph Esherick, Aldo van Eyck. 4. ALIRAN CONTEXTUALISM (URBANIST + AD HOC)

Penempatan dan bentuk bangunan disesuaikan dengan lingkungan sekitar sehingga didapatkan komposisi bangunan dan lingkungan yang serasi. Aliran ini sering juga disebut dengan Urbanis.

Contoh arsitek: Lucien Kroll, Leon Krier, James Stirling. 5. ALIRAN METAPHOR & METAPHISICAL

Mengekspresikan secara eksplisit dan implisit ungkapan metafora dan metafisika(spiritual) ke dalam bentuk bangunan

Contoh arsitek: Stanley Tigerman, Antonio Gaudi, Takeyama. 6. ALIRAN POST-MODERN SPACE

Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri.

Contoh arsitek: Peter Eisenman, Robert Stern, Charles Moore, Kohn, Pederson-Fox.

Kesimpulan

Arsitektur Post-Modern merupakan sebuah jalan keluar bagi mereka yang merasa jenuh terhadap Arsitektur Modern yang bersifat monoton. Dengan adanya Arsitektur Post-Modern, diiharapkan akan terjadi perkembangan yang signifikan pada Arsitektur yang ada di dunia. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur http://alloy-architect.blogspot.com/2010/04/arsitektur-post-modern.html http://jasaarsitek1.com/arsitektur-post-modern/ http://www.anneahira.com/arsitektur-postmodern.htm http://astudioarchitect.com/2009/11/arsitektur-post-modern-wawancara-dengan.html http://fariable.blogspot.com/2011/08/aliran-dalam-langgam-arsitektur-post.html http://leoniassetica.blogspot.com/2010/01/arsitektur-post-modern.html http://staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/

(19)

Mungkin sekarang, gerakan arsitektur yang dikenal dan paling kontroversial adalah Post-Modernism. Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1960-an di Amerika. Gerakan ini tidak mempunyai gaya atau teori umum tertentu. Mereka bergabung hanya karena menentang internasional style. Salah satu arsitek terkenal pada saat itu adalah Robert Venturi. Sebagian besar arsitek Post-Modern mengembalikan gaya-gaya terdahulu (klasik), yang sempat diabaikan oleh arsitek-arsitek modern awal, dengan menerapkan unsur tradisi gaya tersebut pada karya-karyanya. Ketertarikan akan gaya-gaya dahulu didasari akan keinginan untuk memelihara / menjaga gedung-gedung tua dan mengadaptasinya untuk dipergunakan sebagai sesuatu yang baru atau dengan kata kata lain bangunan tua tersebut akan memiliki fungsi baru. Sebagian besar karya arsitek Post-Modern adalah bangunan-bangunan berukuran kecil seperti rumah dan toko.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

 Arsitektur Bali Modern adalah gaya arsitektur yang mengutamaka n kesederhana an bentuk dari Arsitektur Bali Tradisional. ARSITEKTUR

a) Bentuk bangunan; Arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus muncul dengan satu kesatuan yang muncul menjadi bentuk yang khusus, bentuk yang geometris yang

Tentu saja aliran arsitektur modern pada masjid Istiqlal sudah banyak mendapat pengaruh dari arsitektur yang lain terutama arsitektur Timur Tengah dan arsitektur

Perkembangan arsitektur modern memberikan kita pembelajaran dan pemahaman terhadap seni arsitektur modern, baik dalam seni ataupun kreatifitas yang

umumnya,kalau jaman dahulu saka yang dibut dari kayu dan tidak dirancang untuk menopang beban yang cukup berat,tetapi seiring masuknya arsitektur post modern terjadi beberapa

Hal ini memperlihatkan dengan jelas sebagai ‘ perlawanan ‘ arah dari bentuk arsitektur klasik dan juga sangat berbeda dengan modern ekletik dimana ornamen

a. Arsitektur post modern merupakan aliran yang sangat familiar dengan segala macam konsep lain yang dapat dipadupadankan terutama dengan aliran feminisme dengan

Tema Perancangan Pelabuhan Penyeberangan Salakan adalah Arsitektur Modern, dasar dari gaya arsitektur modern adalah sederhana dengan perpaduan desain yang bersih, artinya penerapan