• Tidak ada hasil yang ditemukan

arsitektur post modern

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "arsitektur post modern"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Arsitek mempunyai peran yang cukup besar dalam pembangunan serta pemeliharaan budaya. Hal ini terkait dengan pelestarian nilai budaya setempat di dalam pembangunan bangunan modern di wilayah tertentu. Maka dari itu sangat penting adanya peraturan serta upaya pelestarian budaya dan unsur lokal dalam pembangunan modern. Di dalam penerapannya tentu ada teknik atau teori penggabungan nilai lokal dan modern. Teknik penggabungan yang baik yang menghasilkan sebuah bangunan modern namun masih kaya akan unsur lokal yang menciptakan bangunan beraliran pasca modern atau postmodern.

Dalam hal ini mata kuliah Arsitektur Pasca Modern yang didapat oleh mahasiswa arsitektur Udayana bertujuan untuk menjelaskan perwujudan bangunan pasca modern di Bali. Untuk itu melihat langsung ke lokasi bangunan sangat penting agar nantinya sebagai seorang calon arsitek dapat memahami bagaimana metode yang benar.

Bangunan yang dijadikan objek observasi adalah bangunan yang memiliki bentuk yang dapat dikatakan berbeda dari segi tampilan dibandingkan bangunan sekitarnya. Bangunan itu adalah sebuah sebuah Rumah yang berada di kawasan renon denpasar

Dalam merancang suatu bangunan, sudah menjadi tugas seorang arsitek untuk memiliki konsep, tujuan yang jelas pada rancangannya serta menerapkan teori-teori yang ada sehingga desain yang dihasilkan tidak aneh semata. Bangunan yang bentuknya unik tidak semata-mata dirancang seenaknya tanpa mematuhi peraturan dan tanpa pemikiran yang matang. Adalah tantangan bagi seorang arsitek untuk merancang bangunan dengan bentuk yang aneh namun memiliki nilai lokal serta tradisi yang kuat

(2)

1.2.1 Bagaimana perkembangan arsitektur Post modern di wilayah bali?

1.2.1 Apa pengaruh arsitektur Post modern terhadap perkembangan arsitektur di daerah bali?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Untuk mengetahui masuk dan berkembangnya aliran arsitektur Post modern di Indonesia,khususnya di wilayah bali ini.

1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan aliran arsitektur Post modern terhadap pembangunan di bali.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1Dapat mengetahui cara masuk dan berkembangnya aliran Post modern di Indonesia,khususnya di wilayah bali.

1.4.2Dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan aliran Post modern terhadap pembangunan di bali.

1.5 METODE PENELITIAN

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang diperoleh dari sumber- sumber kepustakaan, media elektronik, media cetak.

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke

(3)

level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup

pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

2.2 Pengertian Postmodern

Merupakan filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, dan teori. Dapat berarti sehabis modern, setelah modern atau sebagai kelanjutan modern (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini). Post-Modern berusaha merombak konsep modern yang memutus hubungan dengan masa seni dan arsitektur.

Diperkenalkan oleh Charles Jencks dalam sebuah seminar di TH Eindhoven Belanda 1970. Disusul dengan terbitnya buku yang berjudul Language of Post-modern Architecture, disini mendefinisikan postmodernisme sebagai eklektisme atau adhosisme radikal. Berbagai bagian, gaya atau sub-sistem (yang ada dalam konteks sebelumnya) digunakan dalam sintesis yang baru dan kreatif. Tetapi pada kenyataan postmodernisme tiidak semata-mata pengkombinasian dari gaya masa lalu. Postmodernisme jauh lebih kompleks dari hal tersebut.

Bukan suatu gejala yang menggantikan Arsitektur Modern, melainkan hanya merupakan perkembangan mutahir dari Arsitektur modern.

Postmodern dalam posisinya di dalam modern berupaya menyajikan sesuatu yang tidak dapat disajikan dalam penyajian itu sendiri (Jean Fancois Lyotard).

Arsitektur postmodern muncul sebagai reaksi terhadap arsitektur modern. Post modern merayakan sebuah konsep “Multivalence” (melawan “Univalence dari modernisme). Arsitektur postmodern menolak tuntutan modern dimana sebuah bangunan menunjukan dan

(4)

memperlihatkan gaya, bentuk, corak, yang paling bertentangan. Arsitektur postmodern menggunakan beberapa teknik dan gaya seni tradisional yang ditentang oleh arsitektur modern. Penolakan oleh postmodern terhadap modern didasarkan pada sebuah prinsip, yaitu semua arsitektur bersifat simbolik.

Ciri utama arsitektur Postmodern adalah double coding yaitu prinsip arsitektur postmodern yang memuat tanda, kode dan gaya yang berbeda dalam suatu konstruksi bangunan. Merupakan campuran ekletis antara tradisional / modern, populer / tinggi, barat / timur, atau sederhana atau complicated. Karakteristik arsitektur postmodern lebih mengutamakan: elemen gaya hibrida (ketimbang yang utuh), ambigu (ketimbang yang tunggal), inkonsisten (ketimbang yang konsisten). Prinsip arsitektur postmodern yaitu prinsip kontekstualisme berarti adanya pengakuan bahwa gaya arsitektur suatu bangunan selalu merupakan bagian fragmental dari sebuah gaya arsitektur yang lebih luas. Prinsip allusionisme berarti adanya keyakinan bahwa arsitektur selalu merupakan tanggapan terhadap sejarah dan kebudayaan, sementara prinsip ornamental berarti pengakuan bahwa bangunan merupakan media pengungkapan makna-makna arsitektural.

Arsitektur post modern tercipta akibat dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitektur modern, maka timbulah suatu ide pembenahan dari para arsitek. Hal yang paling mencolok adalah cita-cita yang dikumandangkan arsitek modern yaitu menolak ornamen tetapi malah ditampilkan disini, inilah awal dari berakhirnya arsitektur modern. Arsitektur postmodern melakukan gugatan – gugatan besar pada arsitektur modern yang ditujukan terhadap sifat arsitektur modern yang fungsional.

Postmodern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai modernisme (Stern, 1980). Perkembangan postmodern bahkan sangat dipengaruhi oleh modernisme. Di dunia arsitektur, dunia ini sering disebut sebagai “Beyond the modern movement” karena memang berkembang stelah modern movement. Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari mannerisme pada era renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michael Angelo (1475-1564), Andrea Palladio (1508-1580), Donato Bramante (1444-1514) dan Giulio Romano.

Arsitek pencetus postmodern adalah Charles Jenks. Ia menyebutkan 3 alasan terciptanya arsitektur post modern, yaitu:

(5)

a. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia. b. Canggihnya teknologi telah memungkinkannya dihasilkannya produk-produk yang bersifat

pribadi, lebih dari sekedar produksi massal yang merupakan ciri khas dari modernism.

c. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.

Dengan demikian munculah arsitektur post modern, gabungan antara yang tradisional dengan yang non tradisional atau gabungan antara sesuatu yang baru dengan yang lama. Menurut Charles Jenk terdapat 6 aliran post modern, yaitu:

a. Historicsm

b. Straight Revivalism c. Neo Vernacular d. Contextual

e. Metaphor & Metaphisical f. Postmodern Space

Terdapat 10 ciri Arsitektur Post modern menurut Budi Sukada (1988), yaitu:

a. Mengandung unsur-unsur yang komunikatif yang bersifat lokal atau populer b. Membangkitkan kembali kenangan historik

c. Berkonteks urban

d. Menerapkan kembali teknik ornamentasi e. Bersifat representasional

f. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain) g. Dihasilkan dari partisipasi

h. Mencerminkan aspirasi umum i. Bersifat plural

j. Bersifat Ekletik

Untuk dapat dikategorikan arsitektur post modern tidaklah harus memiliki semua ciri tersebut. Sebuah karya arsitektur yang memiliki enam atau tujuh cirri di atas sudah bisa disebut arsitektur post modern. Melalui unsur komunikasi dalam arsitektur post modern, masyarakat bisa merasakan sebuah bangunan modern dengan teknologi modern

Pokok Pikiran Post Modern

Pokok-pokok pikiran yang dipakai oleh para arsitek post modern yang tampak dan ciri-ciri bangunannya yang membedakan dengan modern:

(6)

1. Tidak memakai semboyan Form Follow Function. Arsitektur post modern mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa dan oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan. Untuk arsitektur Post Modern yang

dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas kultural atau identitas historis. Hal-hal yang ada di masa silam itu yang dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusiaan, atau dapat pula dikatakan bahwa arsitektur post modern memiliki kepedulian yang besar kepada masa silam (the past).

2. Fungsi

Yang dimaksud dengan fungsi di sini bukanlah aktivitas, bukan pula yang dikerjakan atau dilakukan manusia oleh manusia terhadap arsitektur (keduanya diangkat sebagai

pengertian tentang fungsi yang lazim digunakan dalam arsitektur modern). Dalam arsitektur post modern yang dimaksud fungsi adalah peran dan kemampuan arsitektur untuk mempengaruhi dan melayani manusia. Yang dimaksud manusia bukan melakukan kegiatan, tetapi sebagai makhluk yang berfikir, bekerja, memiliki perasaan dan emosi, makhluk yang punya mimpi dan ambisi, memiliki nostalgia dan memori.

Fungsi di sini adalah apa yang dilakukan arsitektur bukan apa yang dilakukan manusia dan dengan demikian fungsi bukan aktivitas. Dalam Posmo perancangan dimulai dengan melakukan analisa fungsi arsitektur, yaitu:

a. Arsitektur mempunyai fungsi memberi perlindungan kepada manusia (baik perlindungan terhadap nyawa maupun harta)

b. Arsitektur memberikan perasaan aman, nyaman, nikmat.

c. Arsitektur mempunyai fungsi untuk menyediakan dirinya dipakai manusia untuk berbagai keperluan.

d. Arsitektur memberikan kesempatan kepada manusia untuk bermimpi dan berkhayal e. Arsitektur memberikan gambaran dan kenyatan yang sejujur-jujurnya

Sehingga dalam post modern yang ditonjolkan di dalam fungsinya itu adalah fungsi-fungsi metaforik (simbolik) dan historikal.

(7)

3. Bentuk dan Ruang

Di dalam post modern, bentuk dan ruang adalah komponen dasar yang tidak harus berhubungan satu menyebabkan yang lain (sebab akibat). Keduanya menjadi dua komponen yang mandiri, sendiri-sendiri, merdeka sehingga bisa dihubungan atau tidak. Yang jelas bentuk memang berbeda secara substansial, mendasar dari ruang. Ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata/terlihat/teraba, sedangkan ruang mempunyai ciri khas ada dan tidak terlihat/tidak nyata. Kedua ciri ini kemudian menjadi tugas arsitek untuk

mewujudkan. Dalam post modern bentuk menempati posisi yang lebih modern untuk menempati posisi yang lebih dominan daripada ruang.

2.3 Tokoh dan Karyanya

(8)

Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of Cincinnati dan Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka.Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building (1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu.

Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan, kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.

(9)

Salah satu karyanya adalah Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.

Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom Italia tersebut.

C. Aldo Rossi

Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek praktisi, pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai arsitektur kota maupun arsitektur. Karya-karyanya adalah:

(10)

Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia

Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur dengan keunikannya “terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5 m2 di atas plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya 11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6 m, atapnya kerucut berisi delapan.

Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia

Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I. Gardell, F. Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen klasik Yunani Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.

D. Ricardo Bofil

Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah: The Palace of Abraxas (1978-1983)

(11)

Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan bentuk dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari setengah lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti arc de triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat balkon, balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari kolom Yunani.

2.4 Arsitektur Post Modern di Indonesia

Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern Indonesia dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel ditulis di majalah-majalah populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan optimistik.

Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar tahun 50-an di Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu, tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern yang ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di bidang arsitektur. Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah sebuah bentuk baru

(12)

karya arsitektur mulai nampak di antara sejumlah karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode 70-an dan semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini.

Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970-an, melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B. Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub langgam post modern.

Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa dilihat sebagai komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang hanya berkecimpung aktif dalam

pembangunan ekonomi. Arsitektur Post Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau minderwertigkeits-kompleks negara berkembang karena takut disebut terbelakang. Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di Indonesia hanya bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di Indonesia dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak

menawarkan konsep baru tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus sosok yang dapat ditelusuri dari Modernisme.

Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena yang dicapainya hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah yang memperkaya konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara karya-karya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen tradisional pada tempat-tempat tertentu di bangunannya, yang pasti ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal. Pada dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang

dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat.

2.5 Arsitektur Neo Vernacular

(13)

Yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan dalam arsitektur neo- vernacular adalah :

 Interpretasi desain yaitu pendekatan melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur setempat yang dimasukkan kedalam proses perancangan yang terstruktur lalu kemudian

diwujudkan dalam bentuk yang termodifikasi sesuai dengan zaman sekarang.

 Ragam dan corak desain yang digunakan adalah dengan pendekatan simbolisme, aturan, dan tipologi untuk memberikan kedekatan dan kekuatan pada desain.

 Struktur tradisional yang digunakan mengadaptasi bahan bangunan yang ada didaerah dan menambah elemen estetis yang diadaptasi sesuai dengan fungsi bangunan.

Prinsip Desain Arsitektur Neo - Vernakular

Adapun prinsip-prinsip desain arsitektur Neo-Vernakular secara terperinci, yaitu : a. Hubungan Langsung ; merupakan pembangunan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur

setempat disesuaikan dengan nilai-nilai/fungsi dari bangunan sekarang.

b. Hubungan Abstrak ; meliputi interprestasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat dipakai melalui analisa tradisi budaya dan peninggalan arsitektur.

c. Hubungan Lansekap; mencerminkan dan menginterprestasikan lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim

d. Hubungan Kontemporer ; meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk ide yang relevan dengan program konsep arsitektur

e. Hubungan Masa Depan ; merupakan pertimbangan mengantisipasi kondisi yang akan datang.

Penerapan Arsitektur Neo - Vernakular

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa penerapan arsitektur Neo-Vernakular terdiri dari 2 aspek yaitu : aspek fisik dan non fisik, dimana implementasi terhadap perancangan bangunan kedua aspek tersebut diterapkan sendiri-sendiri maupun bersama-sama membentuk suatu komposisi rancang bangun yang komprehensif.

(14)

Yang dimaksud aspek fisik disini adalah bentuk tampilan bangunan yang dilihat keberadaanya dengan mata dan mempunyai wujud dan bentuk tertentu. Kemudian bila kita kaitkan dengan aspek fisik dalam penerapan arsitektur Neo-Vernakular yang meliputi lokasi dan tapak, bentuk bangunan, bahan bangunan dan kontruksi. Berarti bahwa elemen-elemen tersebut yang

merupakan suatu respon terhadap alam pada bangunan tradisional masa lalu, ditampilkan kembali pada bangunan modern dengan fungsi pada elemen-elemen tersebut tetap sama yaitu : sebagai suatu usaha/respon sebuah bangunan modern terhadap kondisi lingkungan dan iklim setempat.

Elemen-elemen yang dapat dieksplorasi ke dalam arsitektur modern meliputi : 1) Bentuk bangunan

Pada masa lalu bangunan rumah tradisional umumnya mempunyai atap yang tinggi dan tritisan yang lebar, hal ini sebagai salah satu cara mengatasi curah hujan yang tinggi dan mengantisipasi terhadap panas matahari. Kemudian implementasi dalam bangunan modern penggunaan atap yang tinggi dan lebar merupakan suatu bentuk transformasi dari bentuk-bentuk vernacular.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum

(15)

Bangunan diatas adalah bangunan sekolah SMAN 2 Denpasar.Pembangunan bangunan ini baru rampung sekitar bulan februari 2012.Berlokasi di jalan raya sudirman.

Bangunan sekolah ini dapat dikategorikan menjadi arsitektur post modern beraliran neo vernakular. Pengertian dari arsitektur neo vernakular sendiri ialah suatu paham dari aliran arsitektur post modern yang tercipta akibat respon dan kritik atas modernism yang mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi oleh perkembangan industri yang dirasa semakin meninggalkan tradisi. Arsitektur neo vernakular merupakan arsitektur yang berkonsep pada prinsipnya yang mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan. Pada intinya arsitektur neo vernakular merupakan perpaduan antara bangunan modern dengan bangunan pada abad 19. Arsitektur neo vernakular tidak ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional, melainkan lebih pada keduanya. Sesuai dengan pengertian neo vernakular di atas maka Rumah ini dapat dikategorikan menjadi arsitektur post modern beraliran arsitektur neo vernakular.

(16)

3.3 Pengaplikasian Bangunan Lokal

(17)

Gambar : Gambar tembok penyengker SMAN 2 Denpasar Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar : Gambar kori agung pada arsitektur tradisional bali Sumber: balipurnama.com

Bangunan SMAN 2 denpasar ini dapatdikatakan bergaya neo vernakular karena Masih menggunakan arsitektur setempat (arsitektur tradisional bali) tetapi finishingnya secara modern.

Pada bangunan arsitektur bali pada jaman dahulu,kori agung. biasanya terbuat dari tanah liat yang di polpol lalu dikeringkan,sedangkan sekarang terlihat pada gambar tembok penyengker di atas bahwa sudah mengalami beberapa perubahan,mulai dari segi material yang menggunakan

(18)

batu paras dan tidak menggunakan bata,dan untuk perekatnya sudah menggunakan semen,tidak seperti jaman dulu yang masih menggunakan tanah liat.

Kori agung merupakan pintu yang dipergunakan sebagai pemisah jaba (bagian terluar) dengan bagian dalam bagian bangunan.Keberadaan khusus kori agung terlihat dari patung rama dan laksmana dimana kedua lambang ini melambangkan kebijaksanaan dan keramahtamahan.Sedangkan pada bangunan SMAN 2 Denpasar keberadaan patung rama dan laksmana diganti dengan patung penjaga,tetapi disini fungsi kori agung tetap sebagai penghubung bagian luar dan dalam,seperti yang terlihat pada arsitektur tradisional bali.Kori Agung Candi Bentar, bentuknya serupa dengan tugu, kepalanya memakai gelung mahkota segi empat atau segi banyak bertingkat-tingkat mengecil ke atas dengan bangunan bujur sangkar, segi empat atau segi banyak dengan sisi-sisi sekitar satu depa alit, depa madya, depa agung dan berfungsi sebagai pintu masuk para tamu agung,sedangkan pada bangunan SMAN 2 denpasar digunakan untuk pintu keluar masuk untuk menuju ke bagian dalam.

(19)

Gambar: Bagian atas dari bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bangunan ini menggunakan konsep “Tri angga” yaitu UTAMA (kepala), MADYA (badan), NISTA (kaki) sama seperti arsitektur tradisional bali pada umumnya.Tri angga adalah

ungkapan tata nilai pada ruang terbesar jagat raya mengecil sampai elemen-elemen terkecil pada manusia dan arsitektur. Pada alam semesta (bhuwana agung) susunan tersebut tampak selaku bhur, bhuwah dan swah (tiga dunia/tri loka) bhur sebagai alam ‘bawah’ adalah alam hewan atau butha memiliki nilai ‘nista’, bwah adalah alam manusia dengan nilai ‘madya’ dan swah alam para Dewa memiliki nilai ‘utama’. Demikin pula pada manusia (bhuwana alit) ungkapan tata nilai ini terlihat pada tubuhnya yang tersusun atas: kaki sebagai ‘nista angga’, badan sebagai ‘madya angga’ dan kepala adalah ‘utama angga’. Konsep Tri Angga ini diproyeksikan dalam setiap wujud fisik arsitektur, teritorial perumahan dan territorial desa.

Nampak dari gambar adalah bagian utama (kepala),bisa dilihat pada gambar di atas dari jaman tradisional hingga jaman sekarang penggunaan jenis bahan penutup atap selalu

berkembang,hal ini karena kemajuan pesat pada teknologi kita untuk menciptakan bahan material baru.Pada bangunan tradisional bali jaman dulu,bahan penutup atap yang umum digunakan adalah alang-alang dan sirap,tapi seiring berkembangnya dunia arsitektur,terutama perkembangan arsitektur post modern khususnya di daerah bali,bahan alang-alang sering diganti menggunakan genteng kodok bahkan yang terlihat pada gambar bangunan SMAN 2 denpasar menggunakan genteng karang pilang.Terlihat sekali bagian utama (kepala) bangunan ini

(20)

menggunakan gaya neo vernakular,selain dari jenis bahan gentengnya yang berwarna merah oranye,bisa dilihat juga ukiran bali yang terdapat di bagian atas.

Gambar: ukiran bali Sumber: balipurnama.com

Gambar : Gambar plafon bagian atas SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi Pribadi

(21)

Bagian plafond bangunan ini tidak berbeda jauh dengan arsitektur tradisional bali,dimana masih mengguunakn konstruksi yang sama,usuk dan reng yang ditonjolkan.Pada bangunan tradisional bali dulu,plafond biasanya tidak ditutup dengan kayu,hanya menggunakan alang-alang pada bagian atas saja,tapi seiring masuknya arsitektur post modern serta brkembangnya teknologo bahan,maka terdapat beberapa perubahan pada bangunan khususnya di daerah bali yang banyak menggunakan gaya neo vernacular.Bisa dilihat pada gambar diatas,plafond ditutup menggunakan kayu dan dipadukan dengan keindahan usuk yang difinishing dengan cara di vernish.Sedangkan pada jaman dulu finishingnya masih sangat tradisional yang polos dan tidak terkena pengaruh post modern.

(22)

Gambar: Bagian tengah (madya)dari bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi pribadi

Pada bagian tengah bangunan ini terdapat beberapa pengaruh dari arsitektur post modern terutama yang beraliran neo vernacular.Bisa dilihat dari penggunaan bukaan jendela yang sudahberbeda pada jaman dulu,kalu jaman dahulu jendela di lengkapi dengan ukiran khas bali,dan berukuran tidak cukup besar,tetapi seiring pengaruh gaya neo vernacular menyebabkan terjadi beberapa perubahan,seperti beberapa gambar dibawah ini :

Gambar : Ornamen bali yang digunakan Sumber : Dokumentasi pribadi

(23)

Gambar :bukaan pada bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi pribadi

(24)

Gambar : Pintu masuk utama yang berisi ukiran bali dan berisi patung khas bali Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 2.3.4.4 gambar ornament bali pada bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi pribadi

(25)

Gambar : bagian kaki (nista) pada bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber: dokumentasi pribadi

Pada bagian kaki (nista) bangunan ini menggunakan kolom seperti saka pada

umumnya,kalau jaman dahulu saka yang dibut dari kayu dan tidak dirancang untuk menopang beban yang cukup berat,tetapi seiring masuknya arsitektur post modern terjadi beberapa perubahan,misalnya saja kolom pada bangunan ini dibuat sedemikian rupa menyamai bentuk saka.Itu adalah bagian dari pengaruh gaya neo vernacular yang masuk ke daerah Indonesia,bali khususnya.Bangunan ini dapat dikatakan neo vernacular karena masih menggunakan arsitektur tradisional bali,tetapi dipadukan dengan bahan dan beberapa perubahan baru,tetapi tetap mengacu pada arsitektur bali.

(26)

Gambar: penggunaan keramik dan disusun secara mozaik Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambargambar kolom menyerupai saka Sumber : Dokumentasi pribadi 3.4 KONSEP BANGUNAN

(27)

Konsep Tri Angga sudah dipenuhi oleh bangunan ini. Tri Angga, merupakan susunan angga yang memberikan konsep ruang yang mengatur keseimbangan manusia dengan alam. Tri angga menekankan tiga unsur fisik, yaitu : Utama angga (kepala) Madya angga (badan) Nista angga (kaki) Konsep Tri Angga berada dalam bhuana alit. Pengaplikasian Tri Angga dapat kita lihat dari kelengkapannya yaitu dari kepala (atap), badan (bagian tengah bangunan) dan kaki (bagian bawah bangunan).

Selain konsep Tri Angga, pola penempatan area bangunan juga diperlihatkan. Jadi batas-batas wilayah tersebut terlihat jelas. Konsep yang dimaksudkan adalah konsep Tri Mandala. Secara umum Pengertian kata Tri Mandala berasal dari kata Tri yang berarti tiga dan Mandala berarti wilayah. Jadi Tri Mandala adalah 3(tiga) wilayah/daerah, biasanya daerah tri mandala terdapat di pura. Antara mandala yang satu dengan mandala yang lain dibatasi oleh tembok atau pintu masuk yang khas. Sebagaimana Pura pada umumnya

3 wilayah tersebut antara lain:

1 .

Nista mandala/Jaba Sisi

Nista Mandala ialah areal yang paling luar. Pada objek bangunan, areal nista terdapat pada areal pertama saat melewati gapura yang dibangun di pintu gerbang.

2 .

Madya mandala/Jaba Tengah

Masuk ke Madya Mandala dapat masuk dengan melalui Bangunan hias / Variasi tadi. Pada Madya Mandala terdapat halaman

. 3 .

(28)

Untuk masuk ke Utama Mandala melewati gapura yang terakhir, yaitu jalan menuju merajan.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bangunan sekolah ini merupakan sebuah bangunan beraliran postmodern tepatnya beraliran Neo Vernakular. Neo Vernakular sendiri berarti menggunakan unsur dan budaya lokal/setempat. Untuk dapat dikatakan beraliran Neo Vernakuliar, berikut terdapat ciri-cirinya yang terdapat pada rumah ini, yaitu :

1. Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal.

2. Warna-warna yang kuat dan kontras

3. Unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.

4. Pemakaian atap miring

5. Batu bata sebagai elemen lokal 6. Susunan masa yang indah

Namun untuk menyesuaikan dengan unsur budaya lokal yang merupakan persyaratan tata ruang wilayah Bali, maka dibuat penggabungan dengan penambahan ornamen Bali seperti kekarangan dan ornamen lainnya. ornament adalah bagian salah satu bagian terpenting dari Arsitektur Tradisional Bali karena hamper disetiap bangunan Arsitektur Tradisional Bali

menggunakan ornament-ornamentersebut sebagai identitas dari arsitektur tradisional itu sendiri. Karena ornament juga menambah kesan estetis dari sebuah bangunan.

Terdapat juga KoriAgung sebagai salah satu ciri khas bangunan Pura atau Puri di Bali. Selain itu bangunan ini juga didesain sesuai dengan konsep bangunan suci di Bali, dimana terdapat Jeroan, Jaba Tengah, dan Jaba Sisi.

Dengan penggabungan tersebut, bangunan ini dapat dikatakan merupakan salah satu contoh bangunan post modern yang ada di Bali. Sebagaimana bangunan post modern yaitu suatu

(29)

karya arsitektur modern yang ditambahkan sesuatu. Sesuatu di sini dalam artian nilai budaya lokal atau setempat, sebagaimana bangunan ini mampu menggabungkan unsur modern dengan kaidah arsitektur tradisional Bali, yang mampu berkomunikasi melalui tanda atau simbol yang ada pada banguanan.

4.2 Saran

Dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek harus mempertimbangkan banyak hal, salah satu yang terpenting diantaranya adalah unsur budaya setempat. Dengan

mempertimbangkan hal tersebut diharapkan desain bangunan yang tercipta tidak terkesan memaksa serta mampu berkomunikasi dan mampu menyesuaikan dengan budaya serta keadaan sekitar,terutama tidak lepas dari arsitektur di wilayah tersebut (Arsitektur Tradisional Bali). Dan juga Sebaiknya arsitektur nusantara Bali harus dilestarikan, seperti arsitektur yang dibahas pada sekolah ini menggunakan budaya lokal bali. arsitektur Bali merupakan salah satu kebudayaan di Indonesia yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan arsitektur yang ada di daerah lain. Dengan ini diharapkan agar arsitektur Bali mendapat perhatian dari banyak pihak baik itu pemerintah,maupun masyarakat.

Jika bukan dari kita sebagai arsitek,dari siapa lagi kita akan melestarikan budaya arsitektur tradisional bali,jika kita ingin melihat identitas arsitektur bali yang kental,maka kita harus menjaga dan melestarikannya,jika tidak sama saja bali seperti Jakarta dan kota besar lainnya yang tidak memiliki ciri khas arsitektur.”Mari bersama menjaga Arsitektur Traisional Bali,demi kita bersama!! “

(30)

Budi Hardiman, Francisco.2003.Melampaui Positivisme dan Modernitas.Yogyakarta:Pustaka Filsafat

Gartiwa, Marcus dan Wijaya, Alfred.2006.Jurnal Ilmiah Arsitektur. Karawaci: Universitas Pelita Harapan

Dwijendra,Ngakan Ketut Acwin.2010.Arsitektur Rumah Tradisional Bali.Denpasar : Udayana University Press http://arsitektur-nifira.blogspot.com/ http://hendryagung.blogspot.com/2011/02/arsitektur-neo-vernacular.html http://josepheriberts.blogspot.com/2009/08/membaca-nilai-nilai-filosofis-dari.html http://okanila.brinkster.net/adityajaya/ShowFull.asp?ID=92 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian%20arsitektur%20pasca %20modern&source=web&cd=1&ved=0CCEQFjAA&url=http%3A%2F %2Fstaffsite.gunadarma.ac.id%2Fagus_dh%2Findex.php%3Fstateid%3Ddownload%26id %3D3691%26part %3Dfiles&ei=cOaZT8TID9GmrAe8gY2XDQ&usg=AFQjCNHnOK_S7ySHeRtB_gWg5d1-doG4pg&cad=rja http://www.scribd.com/doc/52757446/16/NAMA http://www.slideshare.net/LuxfanaticBlogspot/arsitektur-tradisional-bali-1 balipurnama.com

Gambar

Gambar : Gambar kori agung pada arsitektur tradisional bali Sumber: balipurnama.com
Gambar : Gambar plafon bagian atas SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar : Ornamen bali yang digunakan Sumber : Dokumentasi pribadi
Gambar :bukaan pada bangunan SMAN 2 Denpasar Sumber : Dokumentasi pribadi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian berdasarkan metode regresi linear berganda secara simultan menunjukkan variabel modal, lokasi dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan

SUDAH SEHARUSNYA DIDUKUNG DENGAN KEBERSIHAN DI SETIAP SUDUT KOTA // DINAS KEBERSIHAN KEINDAHAN Dan. PEMAKAMAN UNTUK TAHUN

ditetapkan untuk menjadi buku pegangan siswa/ terlebih dahulu/ harus melewati penilaian yang. dilakukan oleh suatu tim penilai// Tim ini dibentuk secara independen dan terdiri dari

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh dari program Family Support terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak autistik di Pondok Peduli

Upaya yang dapat dilakukan untuk men- gatasi masalah kebisingan dan getaran mekanis pada traktor tangan adalah perbaikan konstruksi, diantaranya dengan perbaikan rancangbangun

Penulis menggunakan konsep integrasi pada penelitian ini dengan melihat fakta bahwa upaya-upaya yang dilakukan Rusia dan sejumlah negara pecahan Uni Soviet untuk mencapai Uni

Analisis hipotesis untuk hubungan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar kognitif siswa menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan proses

Ketiga adalah tidak adanya peraturan yang tegas, artinya eksekusi putusan Peradilan Tata Usaha Negara telah dimuat undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-undang Nomr 9