UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DIPLOMA III KEUANGAN
PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN
DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
DILLA YUNI SANRA 102101108
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanPendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : DILLA YUNI SANRA
NIM : 102101108
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN JUDUL :PERANAN KOMUNIKASIDALAM
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Tanggal :………...2013 DOSEN PEMBIMBING
(Dra. Lucy Anna, M.Si) NIP : 19831008 201012 2 003
Tanggal :………...2013 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
(Dr. Yeni Absah,SE,M.Si )
NIP. 197411232000122 0010
Tanggal :………..2013 DEKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
DIPLOMA III KEUANGAN
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : DILLA YUNI SANRA
NIM : 102101108
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KERJA STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Medan, .... Agustus 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat
beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tugas akhir
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara.
Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini tidak hanya sebatas penulisan saja,
tapi mampu memberikan pengaruh yang positif bagi para pembacanya dan dapat
dijadikan sebagai suatu ilmu yang dimanfaatkan bagi siapa saja.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Siselaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.
4. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis yang penulis cintai Ayahanda
Muhammad Ramadun dan Ibunda Ida Susanti serta Abang Kakak dan Adik
memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.
5. Terima Kasih untuk Muhammad Adli Handoko yang telah mendukung dan
memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
tugas akhir ini.
6. Seluruh sahabat penulis Desriyani Isra, Mela Widya, Suci Dwi Putri, Desy
Fauziah Nst, Dina Syavira Lbs, dan seluruh teman-teman khususnya di DIII
Keuangan USU stambuk 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga kiranya
bantuan, semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis agar dapat
dibalas oleh Allah Swt. Penulis berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Medan, Juni 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1
2. Rumusan Masalah ... 3
3. Tujuan Penelitian ... 3
4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU 1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu ... 5
2. Tugas Pokok dan Fungsinya ... 6
3. Visi dan Misi Budaya Kerja ... 7
4. Struktur Organisasi ... 8
5. Tugas dan Fungsi Masing-masing Bagian dan UPT ... 12
6. Kinerja Kegiatan Terkini ... 22
7. Rencana Kegiatan Dispenda Provsu ... 22
2. Unsur-unsur Komunikasi... 25
3. Bentuk Komunikasi ... 26
4. Proses Komunikasi ... 31
5. Pengertian Produktivitas & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya...36
6. Pengukuran Produktivitas ... 40
7. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas ... 42
8. Analisis dan Evaluasi... 44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 46
2. Saran ... 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan,
baik perusahaan swasta maupun pemerintahan. Komunikasi sangat penting untuk
menjalin hubungan kerja sama antara manusia yang terlibat dalam organisasi dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses pencapaian tujuan organisasi.
Komunikasi akan memungkinkan setiap anggota organisasi untuk saling membantu,
saling mengadakan interaksi.
Tujuan dari pada komunikasi menciptakan dan saling memberi pengertian
(understanding) antara sesama komunikator (pengirim) dan komunikannya
(penerimanya), mengandung kebenaran, lengkap, mencakup keseluruhan menarik dan
nyata. Tetapi hal ini tidak bisa dicapai begitu saja, karena ada banyak ada hambatan
dalam komunikasi, misalnya: banyaknya perantara dalam proses penyampaian
informasi yang disampaikan tidak lagi akurat, dan jika hal ini terjadi akan
mengakibatkan salah pengertian (missunderstanding) yang akan berdampak kesalahan
pelaksanaan aktivitas kantor yang kemudian akan menghambat produktivitas
karyawan, oleh karena itu komunikasi adalah hal yang sulit dan berbelit-belit serta
memerlukan pemahaman yang baik.
Peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas perusahaan sangat
penting karena sistem komunikasi yang baik akan meningkatkan aktifitas kerja
hakekatnya memegang peranan penting tidak hanya diperusahaan saja, tetapi juga di
lembaga-lembaga lainnya, dalam pergaulan Komunikasi memberikan
keterangan-keterangan tugas yang berubah dan kemajuan serta suksesnya organisasi digunakan
untuk penukaran informasi dan pendapat. Tanpa adanya komunikasi yang baik, maka
akan sulit mengadakan koordinasi. Karena itu perwujudan komunikasi ini memiliki
peran yang sangat penting.
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu
instansi pemerintah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Memiliki pegawai atau
karyawan yang produktif bukanlah impian instansi ini saja tetapi juga merupakan
impian instansi yang lain. Namun untuk mendorong pegawai agar produktif tidaklah
mudah. Produktivitas pegawai tidak hanya menyangkut dalam penjadwalan kerja,
tetapi keterampilan berkomunikasi juga diperlukan. Oleh karena itu menjalin
hubungan komunikasi yang terbuka, jujur, adil, antara pimpinan dan pegawai akan
mendorong pegawai untuk bekerja dengan senang hati sehingga produktivitas pun
dapat ditingkatkan. Baik buruknya suatu komunikasi akan berpengaruh terhadap hasil
kerja dan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.
Untuk lebih mengetahui bagaimana peranan komunikasi dalam meningkatkan
produktivitas kerja staf dan pegawai, maka Penulis mencoba mengambil judul
“PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
STAF DAN PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI
SUMATERA UTARA’’.
2. Rumusan Masalah
Sistem komunikasi yang dilaksanakan perusahaan akan mempengaruhi
untuk memperhatikan bagaimana cara-cara berkomunikasi yang efektif untuk
meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawainya. Berdasarkan uraian tersebut
maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian
yang dilakukan yaitu: “Bagaimana peranan komunikasi dalam meningkatkan
produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara ?”
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komunikasi dalam
meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai khususnya pada Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Adapun manfaat penelitian, yaitu :
a. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan masukan serta menyampaikan saran yang mungkin
bermanfaat bagi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara,
mengenai masalah yang di hadapi dibidang komunikasi.
b. Bagi Pihak Lain
Sebagai pedoman atau bahan referensi dalam melakukan penelitian dimasa
yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan peranan
komunikasi dala menungkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
teori – teori yang penulis dapatkan baik dari bangku kuliah maupun dari
dibidang Komunikasi khususnya menyangkut tentang peranan komunikasi
dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.
BAB II
PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU
1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu
Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam
Koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai bagian Pajak dan Pendapatan.
Berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja
Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat
Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian pajak dan Pendapatan
juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat
Keuangan.
Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No
137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974. No Finmat
7/15/3/74), maka terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah
ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya pada tanggal 1
September 1975 No KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah
tingkat II di Seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah
berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 143/II/GSU, yang kemudian
dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No 4 Tahun 1976.
Setelah Otonomi Daerah, tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah
dibidang Komunikasi khususnya menyangkut tentang peranan komunikasi
dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai.
BAB II
PROFIL DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVSU
1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Provsu
Pada mulanya, urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam
Koordinasi Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai bagian Pajak dan Pendapatan.
Berdasarkan Surat Keputusan ( SK ) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera
Utara No. 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang susunan Organisasi Tata Kerja
Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, Biro Keuangan berubah menjadi Direktorat
Keuangan sejak tanggal 16 Mei 1973. Dengan demikian bagian pajak dan Pendapatan
juga berubah bentuk menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat
Keuangan.
Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 No
137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 November 1974. No Finmat
7/15/3/74), maka terhitung sejak 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah
ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya pada tanggal 1
September 1975 No KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah
tingkat II di Seluruh Indonesia, maka dengan demikian Direktorat Pendapatan Daerah
berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya berdasarkan SK
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 143/II/GSU, yang kemudian
dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara No 4 Tahun 1976.
Setelah Otonomi Daerah, tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah
Dinas Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I Sumatera Utara No .060.254.K Tahun 2002.
2. Tugas Pokok dan Fungsinya
Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara No 03 Tahun 2001 tentang
Organisasi Dinas Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 060.254.K Tahun 2002 tentang Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara serta organisasi dan
tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah adalah menyelenggarakan
sebagian kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas Dekonsentrasi di Bidang
Pendapatan Daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dispenda berfungsi :
a. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program kebijaksanaan dan pembinaan
teknis dibidang Pendapatan Daerah.
b. Menyiapkan menyelenggarakan pembinaan program pengelolaan Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kenderaan Diatas Air, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah
Tanah dan Bea balik Nama Kendaraan Bermotor, Retribusi dan Pendapatan lain lain,
Pengendalian dan Pembinaan.
c. Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan pendapatan sesuai dengan ketetapan
Kepala Daerah.
Selain melaksanakan tugas pokoknya juga berfungsi sebagai Koordinator di
Bidang Pendapatan Daerah, dimana dari sumber penerimaan pendapatan tersebut yang
secara langsung di kelola oleh Dispendasu antara lain pemungutan yang bersumber
dari Pajak Daerah dan beberapa penerimaan lainnya. Sedangkan pungutan PAD
lainnya dikelola secara teknis oleh instansi / unit kerja di Provinsi Sumatera Utara.
Dalam melakukan fungsi tersebut maka DISPENDASU berupaya melakukan
Daerah setiap tahunnya tertuang dalam APBD danP.APBD sebagai sumber keuangan
daerah untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah, pelaksanaan, pembangunan
dan tugas tugas pelayan kepada masyarakat.
3. Visi dan Misi Budaya Kerja
Dalam rangka menyikapi pokok Dispendasu yaitu menyelenggarakan sebagian
kewenangan Daerah dan tugas dekonsentrasi di Bidang Pendapatan Daerah, maka
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dispendasu mengacu kepada visi dan
misinya yang merupakan pedoman ataupun arahan dalam pelakasanaan Renstra
Potensi Provinsi Sumatera Utara.
a. Visi Dispenda Provsu :
Visi Dispendasu adalah “Menjadikan Dinas Pendapatan Daerah yang
Profesional dan Berkualitas dalam Pemberdayaan Potensi Daerah Menuju
Otonomi Daerah yang Maju dan Mandiri”.
b. Misi Dispenda Provsu :
i. Meningkatkan kemadirian daerah dalam pembiayaan
penyelenggaraan. Pemerintah Umum dan pembangunan.
ii.Meningkatkan kualitas pelayanan professional.
Adapun budaya organisasi pada Dispendasu adalah :
PRIMA PELAYANANNYA
LANCAR PEMASUKANNYA
Tujuan :
1. Meningkatkan penerimaan sumber Pendapatan Daerah Provsu.
2. Meningkatkan kualitas aparatur dalam pemberdayaan potensi daerah sebagai
sumber penerimaan daerah.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan.
Sasaran :
1. Terwujudnya penerimaan daerah yang optimal.
2. Bertambahnya jumlah personil Dispendasu yang memiliki kemauan untuk
menggali potensi SDA
3. Bertambahnya jumlah potensi objek dan subjek pajak/retribusi daerah.
4. Struktur Organisasi
Dalam menyikapi pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai UU No 22 Tahun 1999
dan PP No 84 Tahun 2000 tentang Pedooman Organisasi Perangkat Daerah , maka
dengan Perda No 3 Tahun 2001 tentang Dinas Dinas Daerah Provinsi dan berdasarkan
Keputusan Gubsu No 060.254.K/Tahun 2002, maka susunan Organisasi Dinas
DINAS
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dispenda Provsu
a. Unsur Pimpinan ( Kepala Dinas )
b. Unsur Pembantu Pimpinan ( Wakil Kepala Dinas )
c. Unsur Pelaksana ( Bagian Tata Usaha dan Sub Dinas) terdiri dari :
1) Bagian Tata Usaha :
i. Sub Bagian Kepegawaian
ii. Sub Bagian Keuangan
iii. Sub Bagian Umum dan Perelngkapan
iv. Sub Bagian Organisasi dan Hukum
2) Bagian Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraaan Diatas
Air :
i. Seksi Teknis Perpajakan
ii. Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan
iii. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
3) Sub Dinas Bina Program
i. Seksi Perencanaan dan Pengembangan
ii. Seksi Penyuluhan
iii. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
4) Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain
i. Seksi Teknis Retribusi
ii. Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
iv. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
5) Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan
i. Seksi Pengendalian Keuangan dan Material
ii. Seksi Pengendalian Aparat Pelaksasna
iii. Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan
6) Sub Dinas Pajak ABT/APU dan PBB-KB
i. Seksi Teknis Perpajakan
ii. Seksi Sengketa dan Keberatan
iii. Seksi Pembukuan dan Pelaporan
7) Unit Pelaksana Teknis :
a. UPT DISPENDASU Medan Utara
b. UPT DISPENDASU Medan Selatan
c. UPT DISPENDASU Tebing Tinggi
d. UPT DISPENDASU Pematang Siantar
e. UPT DISPENDASU Kisaran
f. UPT DISPENDASU Balige
g. UPT DISPENDASU Panyabungan
h. UPT DISPENDASU Sibolga
i. UPT DISPENDASU Padang Sidimpuan
j. UPT DISPENDASU Gunung Sitoli
k. UPT DISPENDASU Rantau Prapat
l. UPT DISPENDASU Binjai
m. UPT DISPENDASU Sidikalang
n. UPT DISPENDASU Kabanjahe
5. Tugas dan Fungsi Masing-masing Bagian Tata Usaha/Sub Dinas dan UPT a. Bagian Tata Usaha
ii. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam pembinaan dan pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, Umum dan
Perlengkapan, Organisasi dan Hukum
iii. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar penyelewengan urusan
keuangan, pemberdayaan pegawai, pemberdayaan organisasi dan
penyiapan produk-produk hukum.
b. Perencanaan dan pengadaan, kebutuhan Internal dan kebutuhan
administrasi dinas, serta penyempurnaan/ peningkatan pengelolaan,
pemeliharaan dan pengendalian atas penggunaannya sesuai ketentuan
standar yang ditetapkan.
c. Perencanaan, pengelolaan dan pengurusan pertanggung jawaban
keuangan dinas, sesuai ketentuan dan standar yang diterapkan.
d. Perencanaan, pengelolaan dan peningkatan pendayagunaan
kepegawaian sesuai ketentuan standar yang ditetatapkan.
e. Perencanaan dan peningkatan sistem kerja serta pengelolaan produk
hukum dinas, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas dan wakil kepala
dinas sesuai bidang dan fungsinya.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala
h. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada kepala dinas melalui wakil kepala dinas sesuai
standar yang ditetapkan.
iv. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud pada
butir i dan ii, Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh :
a. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan
d. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Hukum
b. Sub Dinas Program
i. Kepala Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam bidang perencanaan dan pengembangan, penyuluhan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
ii. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Sub Dinas Bina Program
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan Penyempurnaan standar standar dalam penyusunan
Program kerja Dinas, Penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
b. Penyusunan, rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan
c. Pelaksanaan penyuluhan, monitoring, dan standar yang di tetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas dan wakil
kepala dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada kepala dinas melalui wakil kepala dinas sesuai
standar yang ditetapkan
iii. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir i dan butir ii
Kepala Sub Dinas Bina Program dibantu oleh :
a. Kepala Seksi perencanaan dan pengembangan
b. Kepala Seksi Penyuluhan
c. Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
i. Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di
Atas Air mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis
perpajakan, penanganan sengketa dan keberatan, pembukuan dan pelaporan
Pajak kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air ( PKB-KAA) serta
Bea Balik Nama Kenderaan di Atas Air ( BBNKB-KAA)
ii. Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air mempunyai fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pengelolaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air serta Bea
Balik Nama penatausahaan dan pemberian pertimbangan
penyelesaian sengketa dan keberatan Pajak, intensifikasi dan
ekstensifikasi pemungutan, pembukuan dan pelaporan.
b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian program jangka
menengah dan tahunan di bidang pembinaan teknisperpajakan,
c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengelolaan pajak
pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan,
intensifikasi danextensifikasi, penanganan sengketa dan keberatan
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya,
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai bidang tugass dan fungsinya
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai
standar yang diterapkan.
iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Sub Dinas Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas Air diabantu oleh :
a. Kepala Seksi Teknis Perpajakan
b. Kepala Seksi Sengketa Pajak dan Keberatan
c. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan
d. Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
i. Kepala Sub Dinas Pajak Pengambilan dan Pemnafaatn Air Bawah
Tanah/Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis
perpajakan, sengketa dan keberatan serta pembukuan dan pelaporan
Pajak pengambilan dan Pemanfaatn air bawah tanah/air permukaan dan
ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
butir i, kepala Sub Dinas Pengambilan dan Pemanfaatn Air Bawah
Tanah/Air Permukaan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis pajak pengambilan
dan pemanfaatan air bawah tanah/air permukaan dan pajak bahan
bakar kenderaan bermotor, penatausahaan dan pertimbangan
penyelesaian sengketa dan keberatan pajak, intensifikasi dan
extensifikasi pemungutan pembukuan dan pelaporan.
b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengambilan dan pengendalian
program pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai
standar yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di
bidang teknis perpajakan, penanganan sengketa dan keberatan
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan pajak
pengambilan dan pemanfaatan air dibawah tanah/air permukaan,
intensifikasi dan extensifikasi, penganan sengketa dan keberatan
sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan
Wakil Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai
bidang dan fungsinya.
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai
iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh :
a. Kepala Seksi Teknis Perpajakan
b. Kepala Seksi Sengketa dan Keberatan
c. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan
e. Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain-lain
i. Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam bidang teknis Retribusi, Bagi Hasil Pajak
dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan lain lain, Pembukuan dan
Pelaporan.
ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada butir ,
Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis Retribusi, Bagi Hasil
Pajak dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan lain lain, Pembukuan
dan Pelaporan.
b. Pelaksanaan, pengkoordiansian dan pengambilan dan pengendalian
program pembangunan jangka menengah dan tahunan sesuai standar
yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang
teknis retribusi dan pendapatan lain lain sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan
Retribusi, Bagi Hasil Pajak dan BukanPajak (BHP-BP), Pendapatan
lain lain, Pembukuan dan Pelaporan, intensifikasi dan extensifikasi,
penganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan dan standar yang
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan olej Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang
dan fungsinya.
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar
yang diterapkan.
iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh :
a. Kepala Seksi Teknis Retribusi
b. Kepala Seksi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
c. Kepala Seksi Penerimaan Lain Lain
d. Kepala Seksi Pembukuan dan Pelaporan
f. Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan
i. Kepala Sub Dinas Retribusi dan Pendapatan Lain Lain mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang Pengendalian Keuangan
dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan Pembinaan Teknis
Administrasi Pendapatan.
ii. Untuk membantu melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
butir i, Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pembinaan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan dan penyempurnaan standar teknis Pengendalian
Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan
Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan.
b. Pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengambilan dan pengendalian
yang diterapkan rencana jangka menengah dan tahunan di bidang
teknis Pengendalian Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat
Pelaksana dan Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan sesuai
ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan koordinasi dan pendataan dalam pengolaan Pengendalian
Keuangan dan Material, Pengendalian Aparat Pelaksana dan
Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan, intensifikasi dan
extensifikasi, pengnanganan sengketa dan keberatan sesuai ketentuan
dan standar yang ditetapkan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil
Kepala Dinas sesuai bidang tugas dan fungsinya.
e. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai bidang
dan fungsinya.
f. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai standar
yang diterapkan
iii. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya maka dibantu oleh :
a. Kepala Seksi Teknis Pengendalian Keuangan
b. Kepala Seksi Pengendalian Aparat Pelaksana
c. Kepala Seksi Pembinaan Teknis Administrasi Pendapatan
g. Kepala Unit Pelaksana Teknis
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan membantu Kepala
Dinas dalam pengadminstrasian dan pengutipan PKB,PKDA,Palak
menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Pendapatanmempunyai fungsi :
i. Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar pendataan potensi,
pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB,
PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.
ii. Menyelenggarakan optimalisasi potensi pengadministrasian dan pengutipan
dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, PBB-KB,
Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai dengan standar yang ditetapakan.
iii. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
iv. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas dan
Wakil Kepala Dinas
4. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai
dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, dispendasu terus berupaya agar
tujuan yang telah di gariskan oleh dispendasu dapat terwujud. Tidak mudah dalam
mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan
loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal
diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang
1. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan/program dan
kebijaksanaan teknis dibidang pendapatan.
2. Menyelenggarakan pembinaan, program, pajak kendaraan bermotor
dan kendaraan diatas air, pajak pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor, retribusi
dan pendapatan lain-lain, pengendalian dan pembinaan.
3. Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan Pendapatan sesuai
ketetapan Kepala Daerah.
5. Rencana Kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Provsu
Keberadaan Dispendasu selama ini merupakan bukti nyata kemampuan
organisasi dalam mendukung terselenggaranya Pemerintahan dan Pembangunan.
Peningkatan Penerimaan Pendapatan Daerah dapat terwujud dengan adanya semangat
kerja dan disiplin pegawai/petugas yang tinggi serta profesional.Berdasarkan pasal 18
Undang-Undang Dasar 1945 dan sesuai dengan otonomi yang diberikan, maka daerah
diberikan hak untuk mengurus rumah tangganya sendiri dan sebagai konsekuensinya
daerah diberikan sumber-sumber keuangan yang cukup.
Untuk mengelola sumber-sumber tersebut maka dibentuklah dinas-dinas
dimana salah satunya adalah Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.Sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyelenggara sebagian kewenangan
pemerintahan maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dipendasu
1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari
Pajak Daerah dan Retribusi Jasa Ketatausahaan.
2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima (exelent servive) dalam pelaksanakan
administrasi Pajak Daerah dan Retribusi.
3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang telah diberikan.
BAB III
TOPIK PENELITIAN 1. Komunikasi
Manusia sebagai mahluk individu maupun sosial memiliki dorongan ingin
tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi manusia. Dengan komunikasi
manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan,
sikap, perbuatan dan sebagainya kepada seseoranng secara timbal balik sebagai
penyampaian maupun penerima komunikasi.
Komunikasi pada dasarnya dapat dipandang dari berbagai dimensi. Jika
dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan
penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi
menggunakan berbagai lambang atau simbol yang dinyatakan dalam bentuk nonverbal
(isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan tertulis). Sementara
sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling bergantungan dan
merupakan satu kesatuan yang integratif.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain
terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi.
Menurut Stuart (2004: 18) memberikan pengertian :
“Komunikasi adalah membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara
dua orang atau lebih”.
Menurut Rogers dan Kincaid (2004:19) memberikan pengertian :
melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan
tiba kepada saling pengertian”.
Menurut Hovland (2004:17) memberikan pengertian :
“Komunikasi adalah Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan prinsip-prinsip
secara tegas, dan atas dasar pronsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta
dibentuk pendapat dan sikap”.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut :
a) Sender : komunikasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah
orang.
b) Encoding: penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c) Message: pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
d) Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
e) Decoding: pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna
pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
f) Receiver: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
g) Response: tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setela diterima pesan.
h) Feedback: umpan balik, yakni tanggapan komunikasi apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator.
i) Noise: gangguan tak terencana dalam proses komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan-pesan yang
3. Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara
lisan maupun tulisan.Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perguruan
tinggi dan merupakan kunci sukses suatu perguruan tinggi. Begitu pentingnya
komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi
dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah (one way
communication) dan komunikasi dua arah ( two way communication).
Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak
saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua
pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi
bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling
umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian
informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator
dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang
disampaikan.
Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan
dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara
penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas,
komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat
penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa
adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang
Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara
komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu:
seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah
itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana
mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan
komunikasi satu arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi miss
communication karena tidak adanya umpan balik.
Contoh sederhana dari komunikasi satu arah adalah seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak
sesuai dengan yang dimaksud, karena daya pikir orang untuk menerima informasi
berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya bila suatu perguruan tinggi menggunakan
komunikasi dua arah. Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu
perusahaan, maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak
menjamin komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu untuk melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu
perguruan tinggi adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah
pihak.Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai pihak.Alat-alat untuk
membantu melancarkan komunikasi.
Jadi, untuk dapat melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya
pengertian-pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang
menerima komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat
dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang
disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan menggunakan
bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang sederhana sehingga
Meskipun dalam komunikasi kemungkinan terjadi hambatan-hambatan,
tetapi bila kita dapat menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat
menguranginya, maka kemungkinan komunikasi yang dijalankan akan menjadi
lebih baik, sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam
keuntungan-keuntungan tertentu antara lain :
i. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
ii. Biaya-biaya dapat ditekan
iii. Dapat meningkatkan partisipasi
iv. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Perguruan tinggi sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya
mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang
lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya dalam rangka
mencapai tujuan perguruan tinggi.
Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang
jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun
dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap anggota, barulah
kerjasama dapat berjalan dengan baik dan berlangsung secara memuaskan.
Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu perguruan tinggi dimana
komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini
lazim disebut komunikasi perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata
hubungan.
Komunikasi verbal yang diterapkan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara meliputi komunikasi tertulis dan lisan. Komunikasi lisan yang
ada di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara meliputi langsung
tertulis yang ada pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
meliputi surat keputusan, memo, suarat tugas kerja dan wewenang, surat
pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.
b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian
informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan
kata-kata.Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur
tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan
kepala.Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya
pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu
organisasi maupun lingkungan sosial lainnya.
Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah menaikkan dan menurunkan alis
mata, sedangkan bila marah matanya mengerut sehingga respon nonverbal
diberikan oleh pendengar secara kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara.
Komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa tubuh, yang merupakan komunikasi
oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka.Ada banyak gerakan tidak
ketara atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi
mengandung arti tersendiri.Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat
tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan lainnya.
Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan, karena
sifatnya yang efisien.Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus
berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi emosional dari suatu
komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode komunikasi nonverbal dalam
berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa
penggunaan kata-kata.Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan,
kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta
anggukan atau gelengan kepala.
Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi
pembaca kode. Jadi pada hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau
rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain,
dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.
Komunikasi non verbal kurang diterapkan di Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Sumatera Utara karena komunikasi non verbal bersifat informal,
komunikasi non verbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan
kantor, sebab komunikasi non verbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan
panca indera. Biasanya komunikasi non verbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai
yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.
4. Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan
antara manusia, bahkan dalam keadaan paradaban yang primitif sekalipun. Dalam
masyarakat yang tinggi peradabannya dan lebih kompleks, masalah komunikasi
maupun kegunaannya turut berkembang. Perkembangan teknologi dalam hal ini
mengirimkan, memproses, menyimpan, dan menerima informasi mengharuskan
pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat, sehingga makna yang
sebenarnya dapat terwujud. Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin
tinggi pula tingkat kemajemukan sistem komunikasi. Analisis sistem komunikasi yang
paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur (three way flow) :
Bentuk komunikasi kebawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi atau
informasi.Instruksi disampaikan dalam bentuk perintah, dapat pula beragam saran
atau usul dengan ungkapan yang halus.Dibanding dengan perintah, arus informasi
lebih umum sifatnya.
Komunikasi kebawah di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
seperti komunikasi antara Ketua Dispendasu dengan Sekretaris Dispendasu, Staf
dan Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
2) Komunikasi Ke Atas
Komunikasi ke atas adalah arus komunikasi dari bawahan ke atasan
(pimpinan) yang lebih menekankan segi pertanggungjawaban antara pimpinan
dengan bawahan. Bentuknya adalah surat pertanggungjawaban, saran, pengaduan
dan permintaan untuk diberikan keputusan. Komunikasi keatas paling sering
berbentuk konsultasi antara karyawan dan pimpinan, dengan memberi kesempatan
kepada pihak karyawan untuk mengajukan pendapat serta membahas masalah
dengan pihak kesekretariatan dekan.
Komunikasi keatas di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
misalnya komunikasi antara Staf dan Pegawai Dispendasu, Sekretaris Dispendasu,
kepada Ketua Dispendasu.
3) Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua staf atau pegawai
atau dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat.
Komunikasi horizontal ini perlu ditingkatkan perannya. Dengan bertambahnya
penggunaan bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang
dewan Direksi arus horizontal terwujud dengan diadakannya rapat senat. Pada
Komunikasi horizontal yang di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara seperti komunikasi antara sesama pegawai dan staf. Komunikasi dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Komunikasi Secara Lisan
Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan
muka atau komunikasi tatap muka (face to face). Hal ini dikecualikan kalau
dilakukan komunikasi dengan menggunakan telepon, pidato, briefing dan
media komunikasi lainnya.
Proses komunikasi secara lisan antara Ketua Dispendasu dengan
Sekretaris Dispendasu, Staf dan Pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
b. Komunikasi Secara Tertulis
Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting
dalam kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan
dibuat secara tertulis agar otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen agar
dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan kembali.
Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis
adalah pemeliharaan atau penyimpanan yang yang bersifat up to date dan
usaha untuk secara tepat mendapatkan kembali dokumen itu bila diperlukan
dikemudian hari. Manfaat lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis yaitu
dapat menjadi suatu sumber perselisihan kerena sistem formalitas dengan
legalitas (prosedur pengaturan).
Suatu organisasi yang baik, dalam menyampaikan suatu warta akan
mempergunakan segala macam saluran yang mungkin terutama saluran
saluran hubungan informal diantara para anggotanya juga mempertimbangkan
cara dan alat untuk mengadakan hubungan. Dengan demikian warta yang
dikehendaki dapat mencapai tujuannya dengan efektif.
Komunikasi secara tulisan antara Ketua Dispendasu dengan Sekretaris
Dispendasu, Staf dan Pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan
wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan sebagainya.
Hubungan komunikasi terbagi dalam dua bentuk yaitu :
i. Komunikasi Internal
Komunikasi Internal merupakan komunikasi yang sehari–hari
dilaksanakan pada kegiatan usaha, baik di bidang jasa maupun barang,
karena sebagian besar kegiatan kantor terdiri dari adanya
hubungan-hubungan didalam lingkungan sendiri. Komunikasi Internal di Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara misalnya komunikasi
antara Ketua Dispendasu dan Sekretaris Dispendasu dengan staf dan
pegawai, komunikasi antar sesama staf dan pegawai.
ii. Komunikasi External
Komunikasi External bertujuan menjalin hubungan yang baik antara
pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Komunikasi ini dapat
diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung atau dengan
pengiriman surat.
Komunikasi external yaitu komunikasi yang terjadi dengan pihak luar
perusahaan. Jika hubungan-hubungan keluar itu dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya, pastilah perusahaan yang bersangkutan mendapat
produktivitas perusahaan. Ada empat azas pokok komunikasi dalam
menciptakan dan memelihara sistem komunikasi yaitu:
a. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran
orang lain.
b. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan
pada satu hal lain yang telah dimengerti.
c. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban
untuk membuat dirinya mengerti.
d. Orang yang tidak mengerti dalam menerima warta mempunyai suatu
kewajiban untuk meminta suatu penjelasan. Efektivitas suatu
organisasi sangat tergantung kepada bermanfaat atau tidaknya data
yang dikomunikasikan. Kegagalan komunikasi akan terjadi jika
anggota organisasi menyampaikan segala hal yang tidak sesuai
dengan data yang sebenarnya. Komunikasi external yang dilakukan
seperti komunikasi dengan dinas lain yang ada di Sumatera Utara
seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kehutanan, Dinas Pemuda dan
Olahraga serta instansi – instansi pemerintah lainnya. Komunikasi
external ini tetap terjalin dengan baik.
Hal ini tidak luput dari komunikasi yang dilakukan oleh pihak dinas,
khususnya kepala dinas.
5. Pengertian Produktivitas dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
1. Pengertian Produktivitas
Para ekonom biasanya mendefinisikan produktivitas sebagai
dihubungkandengan industri-industri secara keseluruhan pada sektor-sektor dalam
suatu perekonomian.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang-barang. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga
kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran dengan jumlah yang
digunakan atau jumlah jam kerja karyawan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktivitas, antara lain:
a) Bersumber dari pekerjaan
Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang dapat mengakibatkan
produktivitas kerja menjadi rendah.Oleh karena itu, agar gerakan dalam
melakukan pekerjaan cepat dan tepat terlebih dahulu diadakan “Time
andMotion Study”.
Dengan dua studi tersebut dapat tercipta gerakan - gerakan yangefektif dan
dapat memperlancar pekerjaan sekaligus mengurangi kesalahan karyawan.
Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pekerjaan yang paling
sibuk adalah pekerjaan Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas dituntut untuk
bekerja dengan kondisi fisik yang kuat tetapi dengan banyaknya pekerjaan
yang harus diselesaikan maka terkadang ketahanan fisik Sekertaris Dinas
tersebut menjadi menurun sehingga produktivitas kerjanya menjadi berkurang.
b) Bersumber dari karyawan itu sendiri
Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan unsur penting guna
mencapai produktivitas yang tinggi. Maka sebaiknya pimpinan memperhatikan
unsur penting tersebut seperti melalui :
-Gaji yang memadai
-Penempatan karyawan pada posisi yang tepat
Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, unsur-unsur ini juga
diperhatikan oleh Kepala Dinas. Sebab apabila unsur ini tidak deperhatikan
akan membuat semangat kerja menjadi rendah dan menyebabkan produktivitas
juga menjadi rendah. Selain dari kedua sumber tersebut diatas maka
faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:
1) Pendidikan
Tingkat produktivitas kerja karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya .
Semakin tinggi pendidikan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan
tujuan kejenjang yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan berhubungan
dengan produktivitas kerja karyawan. Menurut pengamatan, pendidikan
mempengaruhi produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara karena pendidikan juga membedakan
posisi staf dan pegawai atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
2) Kesehatan jasmani dan rohani
Salah satu tugas pimpinan perkantoran adalah menjamin kesehatan
karyawan yaitu dengan cara mengatur jam kerja, meniadakan lembur dan
mendirikan poliklinik sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja para
karyawan. Karyawan yang sehat juga pasti akan dapat meningkatkan
produktivitas kerjanya.
Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, kesehatan jasmani
dan rohani para staf dan pegawai juga selalu diperhatikan, sebab staf dan
pegawai yang sehat akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Staf
untuk berobat ke dokter atau Rumah Sakit yang menjadi rujukan Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3) Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh besar dalam meningkatkan
produktivitas. Lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi
karyawan untuk bekerja lebih giat.
Lingkungan kerja ini juga diatur sebaik mungkin, sehingga membuat
suasana kerja di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara menjadi
lebihnyaman yang dapat membuat para staf dan pegawai menjadi lebih
semangat bekerja, sehingga produktivitas kerja juga akan meningkat.
4) Faktor Manajerial
Gaya kepemimpinan yang efektif, memotivasi, mengarahkan, dan
menggerakan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan
bergairah dalam melaksanakan tugas.
Dikarenakan struktur organisasinya Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara hanya terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris Dinas dan Staf /
Pegawai, maka faktor manajerial dilakukan Kepala dan Sekretaris Dinas.
Mereka adalah pimpinan yang memotivasi, mangarahkan, dan
menggerakkan bawahannya agar dapat bekerja dengan lebih semangat dan
bergairah dalam melaksanakan tugas.
5) Motivasi
Pemberian motivasi oleh seseorang pimpinan yang baik akan membimbing
sebab setiap karyawan mempunyai latar belakang, pengalaman, harapan
dan keinginan yang berbeda.
Motivasi juga merupakan faktor utama pendukung tingginya produktivitas
kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara. Staf dan pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi, tentu saja
produktivitas kerjanya akan meningkat.
6) Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan mempunyai efek yang sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja seorang karyawan
perlu mendapat perhatian dari perusahan karena produktivitas kerja akan
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Produktivitas dimaksudkan
sebagai penggunaan sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif
dan memerlukan keterangan organisator dan teknik sehingga mempunyai
tingkat hasil guna yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang
dengan masukan yang diolah.
Metode-metode yang ada untuk meningkatkan produktivitas kerja Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah dengan pemotivasian
staf dan pegawai dengan memberikan berbagai dorongan. Adapun dorongan
itu yaitu memberikan upah/gaji yang memadai, kenyamanan dan keamanan
pekerja saat bekerja lembur dan adanya jaminan sosial.
6. Pengukuran Produktivitas
Pengukuran atau penilaian produktivitas perusahaan merupakan pengukuran
terhadap produktivitas atau prestasi kerja karyawan, yaitu suatu sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang karyawan telah
karyawan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap
karyawan.Apakah baik, sedang, atau kurang.Penilaian prestasi penting bagi setiap
karyawan dan berguna bagi perusahaan.
Hal ini digunakan untuk menetapkan tindakan kebijakan selanjutnya. Dengan
pengukuran produktivitas atau prestasi kerja berarti para bawahan mendapat perhatian
atasan sehingga mendorong bawahan untuk lebih bergairah dalam bekerja, asalkan
proses pengukurannya atau penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya.
Tindak lanjut pengukuran ini memungkinkan karyawan untuk dipromosikan,
didemosikan, dikembangkan atau balas jasa (kompensasi) nya dinaikkan.
Pengukuran produktivitas atau penilaian prestasi kerja staf dan pegawai Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dilakukan dalam waktu setahun sekali
yakni pada akhir tahun, dimana yang melakukan pengukuran atau penilaian langsung
terhadap staf dan pegawai adalah Sekretaris Dinas dan Kepala Dinas.
Adapun hal-hal yang dinilai atas diri karyawan adalah hal-hal yang dapat
mendorong produktivitas atau prestasi kerja setiap karyawan seperti kesetiaan atau
loyalitas karyawan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, dedikasi dan partisipasi
karyawan didalam perusahaan.
Manfaat yang diharapkan perusahaan dari pengukuran atau penilaian ini
adalah untuk mengetahui keadaan keterampilan dan kemampuan setiap karyawan
secara rutin, sebagai dasar perencanaan bidang personalia khususnya penyempurnaan
kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja sebagai dasar pengembangan dan
pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin. Sedangkan bagi karyawan tersebut
adalah bahwa ia dapat mengetahui setiap kemampuannya melalui nilai yang kurang,
cukup atau baik. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan berarti dia (karyawan)
7. Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas
Komunikasi yang efektif mengandung arti pengiriman dan penerimaan
informasi yang paling cermat, pengertian pesan yang mendalam oleh kedua pihak dan
pengambilan tindakan yang tepat terhadap pertukaran informasi. Seorang pimpinan
harus selalu mempertimbangkan biaya dan akibat agar tercapainya suatu tujuan yang
efektif dan efisien dalam pemilihan dan penggunaan saluran organisasi, dimana ini
juga merupakan usahanya untuk mengembangkan dan memperbaiki komunikasi
formal dalam organisasi.
Dengan mengetahui peranannya dan saluran-saluran yang dilaluinya dapat
memberikan perubahan-perubahan dalam organisasi, sehingga rintangan-rintangan
dalam komunikasi dapat dikurangi.
Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, seorang pengirim informasi
hendaknya memberikan pesan secara ringkas dan jelas, serta menggunakan bahasa
yang sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan intelektual dari penerima pesan
dengan menggunakan media yang tepat. Media yang paling tepat sebenarnya
tergantung pada apa yang dikomunikasikan dan kemana komunikasi tersebut akan
disampaikan.
American Management Assiciation (AMA) yang dikutip olehEffendy
(2005:27) telah menyusun sejumlah prinsip komunikasi yang disebut dengan “The
Commandements Of good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang
baik), yaitu:
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain bila perlu dalam perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai dasar berita selama
dikomunikasikan.
6. Ambil kesempatan bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu atau umpan
balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini memberikan pedoman kepada para
pimpinan untuk meningkatkan komunitas komunikasi. Jadi, apabila para pimpinan
mampu melaksanakan tugas kepemimpinan yang baik maka akan dapat mengambil
manfaat atau keuntungan-keuntungan seperti kelancaran tugas-tugas dapat terjamin,
biaya-biaya dapat lebih ditekan dan dapat meningkatkan partisipasi serta pengawasan
dapat dilakukan dengan lebih baik.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa setiap organisasi membutuhkan
organisasi yang efektif agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian
atau sasaran yang telah ditetapkan. Dengan kata lain organisasi tidak dapat berfungsi
jika komunikasi yang berlangsung dalam komunikasi tersebut tidak efektif, padahal
kebanyakan organisasi berhasil dimulai dengan komunikasi yang efektif.
Meningkatkan produktivitas manusia dalam organisasi tidak hanya
menyangkut penjadwalan pekerjaan dan keterangan yang diperlukan untuk itu, akan
meningkatkan produktivitas yaitu dengan cara memperbaiki komunikasi dengan
membuatnya lebih efektif secara terus-menerus.
Jadi, jelaslah bahwa setiap organisasi memerlukan komunikasi yang efektif
agar seluruh kegiatan dapat diintegrasikan kearah pencapaian atau sasaran yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, organisasi tidak dapat berfungsi jika komunikasi yang
berlangsung dalam organisasi tersebut tidak efektif.
8. Analisis dan Evaluasi
Komunikasi yang dilaksanakan di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara sudah cukup baik dan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini dapat
dilihat dari penyelesaian tugas tugas yang diberikan kepada para pegawai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan komunikasi yang baik pula, maka
produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
tersebut dapat meningkat. Peningkatan produktivitas kerja pegawai ini dapat
menghemat biaya, waktu, dan metode kerja (tenaga dan pikiran).
Penulis menilai bahwa hambatan–hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara masih dalam taraf wajar, misalnya
kesalahpahaman yang terjadi akibat perbedaan pendapat antara para staf dan pegawai
di Dispendasu. Dan ini merupakan hal yang biasanya karena dapat diatasi setelah
adanya saling pengertian antara kedua belah pihak atas pesan atau informasi yang
disampaikan.
Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang terjadi di Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga tetap berjalan dengan lancar. Para
pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara juga diberikan
komunikasi yang baik dan sopan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Bagian akhir dari penelitian ini akan menguraikan kesimpulan yang
berdasarkan atas rumusan masalah yang dibahas pada bab–bab terdahulu tentang
peranan komunikasi dalam meningkatkan produktivitas kerja staf dan pegawai pada
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara, kesimpulan – kesimpulan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Sistem komunikasi yang digunakan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera
Utara yaitu sistem komunikasi dua arah. Komunikasi yang terjadi meliputi vertikal
dan horizontal.
b. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatkan
produktivitas kerja staf dan pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan baik
oleh Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, serta Staf dan Pegawai. Dengan komunikasi
yang baik pula, maka tujuan dari Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
c. Komunikasi sangat penting sebagai pusat informasi apabila dengan didukung oleh
peralatan-peralatan komunikasi yang lengkap, selain itu komunikasi akan berjalan
lancar sesuai dengan tujuan.
staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provsu.
2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis akan memberikan beberapa saran seperti yang
diraikan sebagai berikut :
a. Hendaknya hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan di Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara maupun sesama staf dan pegawai yang setara
tingkatannya tetap terjalin dengan baik. Hal ini tidak luput dari komunikasi yang
dilakukan dengan baik dan tepat.
b. Alat-alat komunikasi yang sudah ada hendaknya dapat dipelihara dengan sebaik –
baiknya agar dapat memperlancar arus informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
berkomunikasi pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
c. Agar selalu menjalin komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya
mengingat betapa besarnya pengaruh komunikasi dalam meningkatkan produktivitas
kerja staf dan karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
d. Meminimalkan penggunaan media komunikasi untuk kegiatan di luar pekerjaan,
misalnya penggunaan telepon yang sering digunakan untuk kepentingan pribadi,
DAFTAR PUSTAKA
Canggara Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada
Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Bisnis. Jakarta : PT Radja Grafindo Persada
Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Mandar Maju
Muhammad, Arni .2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yuwono, S. 1991. Administrasi Perkantoran, Cetakan ke-14. Yogyakarta : Nur
Cahaya.
Widjaja, A.W. 1994. Komunikasi. Jakarta : Bina Aksara.
Buku Pintar Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.