• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Budidaya Padi Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Teknologi Budidaya Padi Organik"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PUSTAKA, BOGOR, 3 JUNI 2020

Teknologi Budidaya Padi Organik

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(2)

OUTLINE

Kondisi lahan pertanian khususnya Sawah

Pembuatan pupuk organik

Pengaturan Populasi Tanaman

Varietas Padi (Aroma dan Fungsional)

Pengendalian cekaman Biotik

Pengendalian gulma dengan pengelolaan air

Pengendalian biologi Hama Padi

(3)

KONDISI TANAH PERTANIAN SAAT INI

• Indeks pertanaman 1-2x/tahun

• Jerami dikembalikan ke lahan

• Tanah sehat, subur

• Kadar C-organik >2%

• Pupuk kimia tidak optimal

www.litbang.pertanian.go.id

Dulu…(era th 1960-an)

Kini..

 Indeks pertanaman 2-3x/tahun  Jerami dibakar, dikeluarkan dari

lahan

 Tanah tidak sehat  C-organik tanah <2%

 Pupuk kimia berlebihan optimal  Lahan Sawah – pH agak masam;

(4)

STATUS C-ORGANIK TANAH PERTANIAN

• 73% lahan mempunyai

C-organik tanah rendah (<2%),

• 23% lahan mempunyai

C-organik tanah sedang (2-3%)

• 4% lahan mempunyai C-organik

tanah tinggi (> 3%)

Penyebab :

 Tingkat pelapukan & pencucian intensif (curah hujan & suhu tinggi)

 Dinamika penggunaan lahan

 Kesalahan pengelolaan lahan, tidak mengembalikan bahan organik (Las, et al, 2008).

(5)

Tantangan penggunaan Pupuk Organik

(di tingkat petani)

 Kebutuhan hara tanaman ada 16 unsur  porsinya

ber-beda2 (hara makro, mikro, beneficial elemant)

 Respon pupuk organik : lamban dan jangka panjang,

diperlukan dalam jumlah yang banyak (ton)

 Pembuatan lama (teknologi dekomposer)

 Beberapa pupuk organik (bersubsidi) yang kurang

berkualitas

 Dosis pupuk sesuai kesuburan tanah  spesifik lokasi

Untuk mengurangi ketergantungan,

(6)

Hara Makro dan Mikro,

memberikan kondisi yang sesuai untuk kehidupan mikroflora tanah

(7)

KANDUNGAN HARA BAHAN ORGANIK

Jerami kering

(%)

1 t jerami

(kg/ha)

5 t jerami

(kg/ha)

N

0,5-0,8

5-8

25-40

P

0,07-0,12

0,7-1,2

3,5-6,0

K

1,2-1,7

12-17

60-85

S

0,05-0,10

0,5-1,0

2,5-5,0

Si

4-7

40-70

200-350

(8)

Nomor

Satuan Parameter Uji

Jerami selama proses pengomposan Jerami

segar (Kontrol)

Minggu

ke- 2 Mingguke- 4 Mingguke- 6

1 pH H2O 9,0 9,2 8,6 8,8 -(adbb)

2 Kadar Air 54,51 72,64 81,85 76,46 % (adbb) 3 C-organik 41,73 38,68 35,40 31,39 % (adbk) 4 N-total 1,86 2,08 2,85 2,69 % (adbk) 5 C/N Ratio 22 19 12 12 -6 P2O5-tersedia 0,03 0,06 0,11 0,17 % (adbk) 7 K2O-tersedia 1,12 1,36 1,23 1,69 % (adbk) 8 Fe-tersedia 82 81 74 122 ppm (adbk) 9 Zn-tersedia 29 38 50 47 ppm (adbk) 10 KTK 37,41 56,69 43,03 58,06 Cmol/kg (adbk)

11 Asam Humat 27,39 33,59 55,33 38,19 % (adbk)

Analisa jerami selama proses pengomposan hingga minggu ke-6 Sukamandi MT-I, 2019

(9)

9

Penggunaan bio-dekomposer

Mempercepat pengomposan jerami padi

Tunggul jerami dikembalikan

ke dalam tanah sebagai sumber bahan organik

Penggunaan Biodekomposer, pupuk hayati perombak bahan organik

Sebanyak 4 kg/ha

dicampurkan secara merata dengan 400L air bersih

Disiram merata pada tunggul

jerami lalu digelebeg dan tanah dibiarkan dalam

kondisi lembab selama minimal 7 hari

(10)

Bak Kompos Jerami Inokulan M-Dec Penumpukan Jerami

Penyiraman Penaburan Inokulan perombak M-Dec Penutupan bak Source : Setyorini, Balai Penelitian Tanah

(11)

11

Parameter Uji Pupuk Kohe Pupuk Kompos Jerami Satuan

pH H2O 8,3 8,4 -Kadar Air 82,41 25,52 % Bahan Ikutan 0,00 0,00 % C-organik 29,08 27,66 % N-total 4,02 2,52 % C/N Ratio 7 11 -P2O5-tersedia 0,06 1,43 % K2O-tersedia 0,83 4,77 % Ca-tersedia 1,32 2,36 % Mg-tersedia 0,72 0,77 % Fe-tersedia 4872 596 ppm Mn-tersedia 2037 1255 ppm Cu-tersedia 1,9 td ppm Zn-tersedia 174 77 ppm Al-tersedia 19,9 42 ppm B-tersedia td td ppm S-tersedia 79 0,37 ppm K-dd 26,2 70,73 cmolc/kg Na-dd 1,7 14,69 cmolc/kg Ca-dd 51,5 17,86 cmolc/kg Mg-dd 8,9 9,71 cmolc/kg KTK 58,05 32,31 cmolc/kg Asam Humat 33,43 18,19 %

Hasil analisa pupuk organik kohe dan kompos (jerami) yang diaplikasikan dalam petakan penelitian pemupukan jangka panjang, Sukamandi MT-2018

(12)
(13)

Pemberian Pupuk Organik di petak

omisi (+NK Defisiensi P)

+NK (Tanpa P) Tanpa Pupuk Organik

+NK (Tanpa P) + 5 ton kompos jerami

+NK (Tanpa P) + 2 ton Pupuk organik

(14)

Respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik (musim ke-3) 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 21 HST 35 HST Panicle

Initiation Generative Panen Tinggi tanaman (cm)

2 t/ha Kohe 5 t/ha jerami Tanpa BO

(15)

Pemupukan N, P, dan K Jangka Panjang :

Respon Padi Sawah Terhadap Produktivitas dan

Keseimbangan Hara Lahan Sawah

(sejak 1994 – sekarang)

3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 4.38 4.76 7.72 7.47 5.63 7.46 6.56 6.29 5.85

(16)
(17)

17

Source : Lafarge et al., 2006

Pengaturan Populasi Tanaman

 Meningkatkan Populasi Tanaman – Jajar Legowo

 Kompensasi ‘kemungkinan’

pengurangan jumlah anakan per rumpun dan hasil pada saat awal penerapan ‘padi organik

 Meningkatkan ‘malai produktif’ yang optimal, dari malai indukan (mother tiller)

 Mengurangi anakan non-produktif

 Mengurangi persentase senescence

(18)

Meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam,

melalui optimalisasi tata letak tanaman, sehingga rumpun

tanaman sebagian besar menjadi tanaman pinggir.

Cara tanam

padi sawah dengan pola beberapa baris tanaman

yang diselingi satu barisan kosong sehingga terjadi peningkatan

populasi

(19)

19

12.5 cm

50 cm 25 cm

25 cm

(20)

20 40 cm 20 cm 20 cm 10 cm 1 m 1,20 m TEGEL JARWO 2:1

(21)

21

Inpari 32

– 120 hari

– Potensi Hasil : 8.4 t/ha

– Agak tahan terhadap

wereng coklat biotype

1,2, 3

– Agak tahan terhadap

hawar daun bakteri

patotype II,

VIII;

– Tahan terhadap

blast

Varietas GSR Green Super Rice (Efisien Pupuk/Input)

Inpari 42 GSR

(22)

22

• Inpari 23

– Umur 112 hari; Potensi hasil : 9.2 t/ha

– Tahan terhadap

hawar daun bakteri

patotype III

(23)

Functional Rice (Value Added Rice)

Varietas

Tahun

Pelepasa

n

Potensi

Hasil

(ton/ha)

Hasil

Rata-rata

(tons/ha)

Karakter khusus

Inpari 24 Gabusan

2014

7.7

6.7

Red Rice

Inpari 23 Bantul

2014

9.2

6.9

Aromatic

Inpari 25 Opak Jaya

2014

9.4

7.0

Red, Waxy, Amylose:

5.7%

Inpari IR Nutri-Zinc

2019

9.98

6.21

High Zn content:

29.6-34.5 ppm

Jeliteng

2019

7.2

4.5

Black Rice

Pamera

2019

9.5

6.5

Red-Aroma Rice

Paketih

2019

9.6

7.2

Waxy rice

Inpari Arumba

2019

6.0

4.7

Red-Aroma Rice

Pamelen

2019

Red Rice

(24)

Genetik

Murni dari satu varietas

7/3/2020

Secara Fisik

Tidak tercampur dengan biji

gulma atau biji tanaman lain

serta hama dan penyakit

Berukuran penuh/bernas dan

seragam

Secara Fisiologi

Daya kecambah di atas 80%

Tumbuh normal

(25)

25

• Untuk TABELA

– Direndam (± 10 jam) –

menghindari ‘calon akar’

keluar

– Ditiriskan

– Diberikan seed treatment

• TANAM PINDAH (benih di

persemaian)

– Direndam selama 48 jam

(calon akar keluar)

– Ditiriskan selama 24 jam

– Diberikan seed treatment

(dengan Agrimeth) – 3 jam

sebelum disemai

(26)

Pupuk Hayati

meningkatkan efisiensi pemupukan,

Mengandung mikroba untuk

kesuburan, kesehatan tanah

• Seed treatment dilakukan pada pagi hari (sebelum jam 08.00) atau sore hari (jam 17.00) dan tidak terjadi hujan.

• Dosis 500 g/ha atau 500 g/25 kg benih. • Benih ditanam maksimal 3 jam setelah

perlakuan dan sisa pupuk hayati disebarkan di lahan persemaian.

Informasi lengkap penggunaan pupuk hayati dapat diakses melalui:

(27)

27

Tanam Pindah dengan Transplanter – karena kelangkaan tenaga tanam padi – Lebih efisien waktu dan biaya

(28)

Bagaimana jika tidak ada

tenaga kerja untuk pindah tanam?

Penyiapan Bibit – Dapog – untuk

tanam dengan transplanter

(29)

Tanam Benih Langsung dengan ATABELA,

jarak tanam jajar legowo ganda

(30)

Pengendalian Cekaman Biotik

Pengendalian Gulma melalui Pengelolaan Air

(31)

Pengendalian Biologi

(yang dikembangkan BB-Padi)

• Predator

• Parasitoid

• Konservasi musuh alami

• Agen hayati

Metarhizium anisolpiae dan Beauveria bassiana yang menginfeksi serangga hama

Parasitoid telur Anagrus nilaparvate. a: dewasa, b: telur wereng terparasit, c: telur wereng

terparasit diperbesar, d: perkembangan parasitoid dalam telur wereng

(32)

• Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami, dan serangga netral

• Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga

matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. • Bunga menyediakan nektar yang

merupakan pakan parasitoid

• Penanaman tanaman refugia dilakukan sebelum tanam, mulai saat pengolahan tanah

(33)

Pestisida Alami dan Kegunaanya

Hama atau Penyakit Tanaman

Pestisida

Alami/Bahan Jumlah Aplikasi

Keong Mas Rerak, caren

dengan daun pepaya

1 kg/ha sekitar satu minggu setelah tanam).

Wereng dan

penyakit jamur Fermentasibawang putih

Wereng Mol Tembakau 1-2

lt/tang ki Aplikasi setiap minggu atau 2 kali dalam seminggu jika intensitas serangan tinggi

Penggerek batang,

Walang sangit, Daun Mimba 1-2 lt/tangki

Tikus Mol Gadung 1-2

(34)

34

Pengendalian Hama Tikus

(35)

Pengendalian Gulma dengan Pengelolaan Air

Echinochloa crusgalli Spenochlea zeylanica Leptochloa chinensis Cyperus iria

(36)

Referensi

Dokumen terkait

pengendalian gulma dilakukan sebelum pemupukan kedua pada saat tanaman padi berumur 25 HST supaya tidak terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman padi dalam menyerap unsur

Skripsi berjudul “ Hubungan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Padi Terhadap Tingkat Penerapan Teknologi Usahatani dan Perbedaan Pendapatan Petani Padi di

TEKNIK PENGENDALIAN SERANGGA HAMA TANAMAN PADI DENGAN KONSERVASI MUSUH ALAMI.. Oleh: Tien Aminatun Jurdik Biologi FMIPA UNY e-mail: tienaminatun@gmail.com

Pengaruh Pengelolaan Air, Pengelolaan tanah, dan Pemupukan Terhadap Padi Sawah (Effect of Soil and Water Management and Fertilizer on Rice Yield).. Kumpulan Makalah

Pengendalian hama dan penyakit utama tanaman padi seperti tikus, wereng, penggerek batang dan penyakit tungro, sbb:.. pengendalian tikus dengan bubu dilakukan seawal mungkin,

Pengendalian hama terpadu yang diterapkan dalam pengelolaan tanaman padi belum begitu diketahui dan diterapkan petani padi di Desa Pulau Rambai, sehingga sangat diperlukan

Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air.Pada

Secara umum kegiatan usahatani padi ketan putih dan usahatani padi non ketan mulai dari kegiatan pengolahan tanah hingga panen keduanya hampir sama, namun