• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN. A. Bentuk dan Asal-usul Cerita Rakyat di Dusun Dalungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN. A. Bentuk dan Asal-usul Cerita Rakyat di Dusun Dalungan"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

33

PEMBAHASAN

A.

Bentuk dan Asal-usul Cerita Rakyat di Dusun Dalungan

1. Bentuk Cerita Rakyat di Dusun Dalungan

Cerita rakyat memiliki bentuk-bentuk antara lain: mite, legenda, dan dongeng. Untuk mengetahui bentuk cerita rakyat di Dusun Dalungan, maka perlu dijelaskan dari ketiga bentuk tersebut.

Mite memiliki ciri cerita yang dianggap benar-benar terjadi dan kemudian disakrallkan oleh pendukungnya, mengandung tokoh-tokoh dewa atau setengah dewa, tempat terjadinya di tempat lain jauh dari masa purba. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk gaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktunya belum terlalu lampau. Dongeng adalah cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi dan tidak terikat oleh ketentuan tentang pelaku atau tokoh, waktu, dan tempat suci.

Berdasarkan ciri-ciri yang diuraikan diatas, maka cerita rakyat di Dusun Dalungan berbentuk legenda karena ditokohi oleh manusia yang mempunyai sifat luar biasa yaitu Kyai Joko Dolog yang menjelma sebagai batu yang dipercaya telah membuat taraf hidup masyarakat Dusun Dalungan meningkat.

Legenda merupakan dongeng berisi tentang manusia yang memiliki sifat luar biasa yang dihubungkan dengan cerita asal mula terjadinya suatu tempat atau wilayah. Hal tersebut sejalan dengan cerita Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan yang menjadi sejarah asal mula terbentuknya Dusun Dalungan. Didalam cerita

(2)

Kyai Joko Dolog tersebut terkandung cerita yang luar biasa dan menandakan kesaktian.

Cerita rakyat dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar merupakan folklor sebagian lisan. Folklor sebagian lisan karena terdapat cerita rakyat yang penyampaiannya dilakukan secara lisan dari mulut ke mulut. Sedangkan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dikatakan folklore bukan lisan, karena dalam upacara tersebut disertai dengan serangkaian perbuatan yang berbentuk upacara tradisional. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar merupakan upacara tradisi masyarakat Dusun Dalungan yang diadakan setiap satu tahun sekali.

Tujuan diadakannya upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar adalah sebagai sarana untuk memohon kepada Allah SWT agar warga Dusun Dalungan diberi kesejahteraan, keselamatan, ketentraman, serta terhindar dari marabahaya. Dengan kata lain, upacara tradisional bersih dusun bertujuan untuk sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur warga kepada Allah SWT.

Perayaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar diadakan atas dasar kesepakatan warga Dusun Dalungan. Dahulu upacara tradisional bersih dusun ini diadakan pada hari Jumat Legi di bulan Ruwah, untuk saat ini upacara tradisional bersih dusun tetap diadakan pada hari Jumat Legi namun bulannya disesuaikan

(3)

dengan musim panen. Karena upacara tradisional ini merupakan bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT karena telah memberikan hasil panen yang melimpah.

2. Asal-usul cerita rakyat di Dusun Dalungan

Cerita Rakyat Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan merupakan cerita lisan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Dusun Dalungan secara turun-temurun. Cerita Rakyat Kyai Joko Dolog dipercaya oleh masyarakat Dusun Dalungan berkembang dari mulut ke mulut dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dan dianggap dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat Dusun Dalungan.

Asal mula cerita rakyat di Dusun Dalungan terjadi ketika dusun tersebut didatangi oleh dua orang yang sangat sakti yaitu Kyai Joko Dolog dan saudaranya. Mereka tinggal berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah yang lain, di dalam perjalanan mereka selalu memakai baju dan celana warna hitam dengan ikat kadhung melati di kepalanya serta memikul galungan (kendi berisi air) sehingga jika mereka merasa haus dalam perjalanan mereka dapat meminum air yang dibawanya tersebut. Kyai Joko Dolog dan sahabatnya tinggal sementara waktu di daerah itu karena bingung mengapa daerah tersebut sangat tandus padahal daerah lainnya sangat subur. Kabar kedatangannya segera terdengar oleh penduduk daerah tersebut yang hanya beberapa orang. Salah satu dari mereka yaitu Kyai Joko Dolog melakukan semedi di daerah tersebut di suatu tempat yang luas, orang-orang mengetahui bahwa Kyai Joko Dolog sedang bersemedi. Namun ketika pagi hari, penduduk setempat kaget serta kebingungan karena ada batu berbentuk yoni dan bentuk yang menyerupai rupa Kyai Joko Dolog. Padahal

(4)

tempat tersebut merupakan tempat bersemedi Kyai Joko Dolog. Munculnya batu tersebut bersamaan dengan menghilangnya Kyai Joko Dolog. Salah satu dari penduduk daerah tersebut pun bersemedi karena ingin mengetahui kebenaran dari batu tersebut, lalu ia didatangi oleh sesosok lelaki memakai baju dan celana warna hitam dengan ikat kadhung melati di kepalanya. Ia mengatakan bahwa dirinyalah Joko Dolog penguasa dan penjaga daerah tersebut. Ia juga berpesan jika penduduk ingin daerah tersebut menjadi subur dan sejahtera berilah nama dusun tersebut menjadi Dusun Galungan maka daerah tersebut akan subur dan kaya akan air seperti galungan yang selalu ia bawa. Penduduk pun memberi nama daerah itu dengan nama Dusun Galungan dan mempercayai kesaktian dari batu yang dipercaya sebagai jelmaan Kyai Joko Dolog. Lambat laun dusun tersebut berubah nama dengan sendirinya menjadi Dalungan karena ucapan dari mulut ke mulut sehingga mengalami perubahan huruf di depannya. Mulai saat itu masyarakat Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa Kyai Joko Dolog merupakan penguasa dan penjaga Dusun Dalungan tersebut, sehingga penduduk Dusun Dalungan memberikan persembahan rasa terima kasih mereka atas kesuburan dan kesejahteraan di Dusun Dalungan dengan mengadakan bersih dusun yang mementaskan seni Tayub yang dianggap kegemaran Kyai Joko Dolog.

Dahulu Dusun Dalungan merupakan wilayah yang masih sepi hanya ada sekitar 5 rumah di wilayah itu karena wilayahnya sangat gersang dan tandus hal tersebut menyebabkan warganya miskin karena selalu gagal ketika bertani. Hingga suatu saat dusun mereka di datangi oleh 2 orang yang diketahui bernama Joko Dolog dan seorang saudaranya mereka berniat untuk beristirahat di wilayah tersebut. Mereka datang dengan membawa galungan (tempat yang berguna

(5)

sebagai wadah air) yang dipikul. Mereka beristirahat di bawah pohon besar dan mengambil air dari dalam galungan tersebut. Beberapa orang melihat keberadaan Jaka Dolog di bawah pohon besar itu, namun keesokan harinya mereka tidak lagi melihat keberadaan Jaka Dolog dan saudaranya. Sejak hilangnya jejak Joko Dolog dan saudaranya, muncul sebuah batu tepat di tempat Joko Dolog dan saudaranya beristirahat. Kemudian wilayah yang semula tandus dan gersang itu berubah menjadi wilayah yang subur membuat warga di dusun itu menjadi makmur dan sejahtera. Mereka mempercayai kesuburan dan kemakmuran yang mereka dapati berkat patung yang dipercaya sebagai jelmaan Joko Dolog, karena hal itu mereka memberi nama wilayah dusun tersebut dengan nama Dusun Galungan, tetapi karena hal ini telah terjadi sangat lama dari mulut ke mulut yang semula dinamai dusun Galungan berubah menjadi Dalungan. Hingga saat ini batu yang dianggap sebagai jelmaan Joko Dolog masih berdiri rapi di tempatnya tidak pernah berubah sedikitpun. Warga Dusun Dalungan memberi nama batu itu Kyai Joko Dolog karena mitosnya kemunculan batu tersebut. Batu penjelmaan Joko Dolog itu sangat dihormati oleh warga dusun, hingga mereka melakukan upacara bersih dusun di hari Jumat Legi di bulan Ruwah yang kini telah disepakati oleh warga dusun diubah menjadi setelah musim panen sebagai rasa terima kasih warga dusun atas kesejahteraan di wilayah mereka (Bapak Sadiyo wawancara tanggal 28 Juni 2015).

Kyai Joko Dolog merupakan seorang pengembara yang berasal dari daerah timur ketika ia dan saudaranya melewati Dusun Dalungan dan beristirahat di bawah pohon besar yang berada di Dusun Dalungan. Beberapa warga dusun tersebut mengetahui kedatangan pengembara tersebut dan melihat ia sedang

(6)

beristirahat di bawah pohon besar, tetapi keesokan harinya warga dusun tidak lagi melihat orang yang kemarin beristirahat di bawah pohon besar, justru mereka menemukan sebuah batu yang sudah berbentuk tepat di bawah pohon besar yang menjadi tempat berisitirahatnya pengembara itu. Sejak saat itu warga dusun mempercayai bahwa pengembara itu merupakan orang sakti dan batu tersebut adalah rumah/tempat tinggal Kyai Joko Dolog yang hingga saat ini di yakini sebagai makhluk halus penunggu batu dan Dusun Dalungan. Batu itu sangat di jaga dan hormati karena kesaktiannya. Warga Dusun Dalungan dan sekitarnya percaya bahwa air yang menetes dari batu tersebut bisa menyembuhkan segala penyakit (Ibu Rutmini wawancara tanggal 2 agustus 2015).

Bapak Marjo seorang juru kunci batu penjelmaan Kyai Joko Dolog menceritakan bahwa Kyai Joko Dolog merupakan dhanyang Dusun Dalungan. Ia dan seorang saudaranya sedang melakukan perjalanan ketika melewati Dusun Dalungan mereka beristirahat sejenak di bawah pohon rindang sambil melihat keadaan dusun tersebut yang sangat gersang dan warganya miskin, berbeda dengan daerah lainnya yang mereka lewati. Kemudian Kyai Joko Dolog melakukan semedi karena merasa iba dengan keadaan dusun tersebut. Hingga suatu hari Kyai Joko Dolog tidak ditemukan lagi di tempat semedinya, yang ada hanyalah batu berbentuk Yoni yang diyakini adalah jelmaan dari Kyai Joko Dolog yang memberi pertolongan kepada warga dusun tersebut. Untuk mengetahui kebenaran batu tersebut lambat laun warga dusun meminta seseorang yang tak lain adalah ayah dari pak Marjo untuk melakukan semedi mencari tahu tentang kebenaran batu tersebut, kemudian sosok yang mengaku sebagai Kyai Joko Dolog datang dan mengatakan bahwa ia adalah penguasa dusun tersebut yang

(7)

menjadikannya subur, makmur dan sejahtera. Apabila warga dusun ingin agar dusunnya subur, makmur dan sejahtera mereka harus mengadakan ritual bersih dusun lengkap dengan sesaji dan pertunjukan tayub di hari Jumat Legi di bulan Ruwah juga memberi nama dusun tersebut menjadi Dusun Galungan. Setiap hari Jumat Legi warga Dusun Dalungan juga harus memberikan sesaji kepada Kyai Joko Dolog.

Bapak Merto Samiyun seorang sesepuh dusun bercerita bahwa ia bertemu langsung dengan Kyai Joko Dolog di dalam mimpi. Kyai Joko Dolog dan saudaranya melewati dusun yang sangat tandus mereka beristirahat sebentar hingga esok hari, tetapi saat pagi hari warga tidak menemukan Kyai Joko Dolog di sana yang ada hanya batu berbentuk yoni dengan lubang air ditengahnya. Hingga saat itu masyarakat Dusun Dalungan meyakini bahwa batu tersebut adalah jelmaan Kyai Joko Dolog yang memberikan pertolongan kepada wilayah itu agar subur dan sejahtera. Kemudian saudara Kyai Joko Dolog juga menjadi penunggu di sebelah selatan Dusun Dalungan maka dari itu warga Dusun Dalungan dilarang untuk menikah dengan warga dusun Jagatakan, jika ada yang melanggar 2 dusun tersebut pasti akan terkena musibah (Bapak Merto Samiyun wawancara tanggal 26 juli 2015).

3. Makna Cerita Rakyat di Dusun Dalungan

Dalam setiap cerita rakyat terkandung makna atau nilai-nilai luhur yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya cerita rakyat di Dusun Dalungan yaitu cerita rakyat Kyai Joko Dolog yang mengadung makna atau nilai-nilai luhur bagi masyarakat Dusun Dalungan sebagai pemiliknya juga masyarakat

(8)

sekitar yang mempercayai cerita rakyat Kyai Joko Dolog tersebut. Makna atau nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog ini diharapkan membawa dampak positif bagi perilaku masyarakat yang bersangkutan. Makna yang terkandung di dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog, antara lain.

a. Bersyukur didalam kehidupan

Hidup terkadang sulit tetapi terkadang juga mudah, namun apapun yang kita alami baik ketika kita sedang berada di bawah ataupun di atas sudah seharusnya kita selalu bersyukur dengan apa yang telah kita dapati dan rasakan saat ini. Hal tersebut diajarkan juga di dalam kisah cerita rakyat Kyai Joko Dolog dalam kisahnya ia memberi syarat kepada warga Dusun Dalungan apabila ingin dusun mereka sejahtera mereka harus melakukan upacara tradisional bersih dusun karena upacara tradisional bersih dusun merupakan wujud syukur kepada Allah SWT yang telah membuat kehidupan mereka menjadi sejahtera melalui Kyai Joko Dolog.

b. Menyampaikan dan menjaga amanat yang diberikan

Amanat merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dijaga dan disampaikan, hal tersebut tersirat dalam cerita rakyat Kyai Joko Dolog yaitu Kyai Joko Dolog memberikan amanat kepada warga Dusun Dalungan agar selalu melaksanakan upacara tradisional agar dusun mereka aman dan sejahtera. Hal tersebut dibuktikan oleh warga Dusun Dalungan yang selalu melaksanakan upacara tradisional bersih dusun.

c. Dilarang menikah dengan saudara yang masih sedarah.

Hal tersebut seperti yang telah diajarkan oleh Kyai Joko Dolog di dalam kisahnya yang tersirat, bahwa ia dan saudaranya melakukan semedi

(9)

namun ketika Kyai Joko Dolog menjelma menjadi sebuah batu lalu saudaranya tersebut berpindah ke Dusun Jagatakan dan disana ia menjadi dhanyang penguasa dusun tersebut. Karena kepercayaan dari dua dusun itu munculah satu kepercayaan lagi bahwa warga antara Dusun Dalungan dan Dusun Jagatakan dilarang untuk menikah karena dipercaya masih saudara. Apabila ada yang melanggar akan terkena bencana di dalam kehidupannya. Hal ini sejalan dengan aturan agama apabila dua orang saudara dilarang untuk menikah karena masih satu darah.

4. Fungsi Cerita Rakyat di Dusun Dalungan

Pada dasarnya cerita rakyat mampu mempengaruhi masyarakatnya terhadap pembentukan tata nilai yang berupa sikap dan perilaku. Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk cerita yang hidup di dalam masyarakat, sehingga memiliki fungsi tertentu bagi masyarakat pendukungnya. Adapun fungsi-fungsi cerita rakyat Kyai Joko Dolog adalah sebagai berikut.

a. Menghibur

Cerita rakyat Kyai Joko Dolog merupakan salah satu bentuk karya sastra lisan, sehingga memiliki unsur yang sama dengan karya sastra, yaitu dapat memberikan hiburan. Cerita rakyat Kyai Joko Dolog masih eksis di Dusun Dalungan, para orang tua masih sering menggunakan cerita tersebut sebagai dongeng untuk anak cucu mereka. Mendengarkan cerita dari orang tua ataupun nenek dan kakek merupakan suatu hiburan bagi anak-anak. Tidak hanya anak-anak saja yang mendapatkan hiburan, siapa saja yang mendengarkan pasti akan merasa terhibur.

(10)

b. Mendidik

Di dalam Cerita rakyat Kyai Joko Dolog mengandung nilai-nilai pendidikan, antara lain.

1) Nilai religius

Tujuan pelaksanaannya upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu sebagai sedekah bumi dan media bentuk rasa syukur warga Dusun Dalungan atas limpahan karunia Allah SWT. Dalam pelaksanaan upacara tradisional tersebut selalu diawali oleh doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.

2) Pentingnya rasa peduli terhadap keadaan lingkungan

Manusia hidup di dunia ini haruslah mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan baik lingkungan yang ia tinggali maupun ia datangi. Karena jika kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita itu berarti kita peduli terhadap sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Hal tersebutlah yang diajarkan oleh Kyai Joko Dolog di dalam ceritanya. Bahwa hidup itu harus mempunyai rasa peduli, ia dan saudaranya berhenti ketika sampai di sebuah dusun tandus yang sangat berbeda dengan daerah lain di sekitarnya. Kemudian ia melakukan semedi dan ritual agar dusun tersebut menjadi sejahtera.

3) Pentingnya rela berkorban demi kepentingan bersama

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai segelintir orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain. CRKJD mengajarkan bahwa kita di dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh hanya memikirkan kepentingan

(11)

sendiri, tetapi sudah sebaiknya selalu mengutamakan juga kepentingan bersama. Seperti kisahnya Kyai Joko Dolog melakukan semedi untuk membuat daerah dusun tersebut sejahtera. Ia melakukan semedi dan menjelma menjadi sebuah batu untuk kepentingan daerah yang baru saja ia datangi.

4) Pentingnya menghormati antar sesama makhluk ciptaan Allah

SWT

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu memerlukan orang lain di dalam menjalankan kehidupannya. Tidak mungkin seorang manusia melakukan segalanya sendiri, pasti memerlukan bantuan orang lain. Pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan membutuhkan tenaga kerja agar tercipta suasana yang kondusif. Selain antar sesama juga terdapat makhluk kasat mata yang ada dalam kehidupan manusia. Mereka bisa saja mengganggu apabila manusia mengusik kehidupan mereka. Namun mereka juga bisa ramah apabila manusia menghormati keberadaannya, yaitu dengan cara tidak mengusik kehidupan mereka. Dalam upacara tradisional bersih dusun ini, warga Dusun Dalungan menghormati keberadaan mereka dengan memberi sesaji dengan tujuan mereka dapat membantu kelancaran pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun tersebut.

5) Pentingnya mentaati peraturan agama dan adat

Dalam kehidupan bermasyarakat sudah seharusnya kita mentaati aturan agama yang kita percaya dan adat tempat dimana kita tinggal. Hal tersebut seperti yang telah diajarkan oleh Kyai Joko Dolog

(12)

di dalam kisahnya, bahwa ia dan saudaranya melakukan semedi namun ketika Kyai Joko Dolog menjelma menjadi sebuah batu lalu saudaranya tersebut berpindah ke Dusun Jagatakan dan disana ia menjadi dhanyang penguasa dusun tersebut. Karena kepercayaan dari dua dusun itu munculah satu kepercayaan lagi bahwa warga antara Dusun Dalungan dan Dusun Jagatakan dilarang untuk menikah karena dipercaya masih saudara. Apabila ada yang melanggar akan terkena bencana di dalam kehidupannya. Hal ini sejalan dengan aturan agama apabila dua orang saudara dilarang untuk menikah karena masih satu darah.

Dalam cerita Kyai Joko Dolog juga disebutkan bahwa Kyai Joko Dolog menggunakan baju dan celana warna hitam juga mengenakan ikat kadhung melati di kepalanya, hal tersebut menjadikan sebuah kepercayaan di Dusun Dalungan bahwa tidak ada yang boleh mengenakan ikat kadhung melati di wilayah Dusun Dalungan, apabila ada yang melanggar akan terkena musibah untuk dirinya sendiri.

c. Mewariskan

Cerita rakyat berfungsi mewariskan tradisi masyarakat. Cerita rakyat Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar dari generasi ke generasi secara turun-temurun diwariskan oleh masyarakat Dusun Dalungan. Contoh bahwa cerita rakyat menjaga warisan budaya di Dusun Dalungan ialah masih kentalnya kepercayaan warga dusun terhadap kekuatan gaib, cerita dibalik upacara

(13)

tradisional bersih dusun, mitos-mitos yang ada dan lain sebagainya. Penduduk di Dusun Dalungan mayoritas dalam kehidupan beragamanya sangat kuat, namun mereka bisa membedakan antara tradisi, budaya, dan agama. Warga Dusun Dalungan memandang bahwa tradisi merupakan suatu ritual sebagai warisan budaya turun-temurun yang dapat diingat oleh anak-cucu tetapi tidak sampai membuat mereka melupakan keagungan Allah SWT yang mempunyai kekuasaan tertinggi di seluruh alam semesta ini.

d. Jati diri

Cerita rakyat Kyai Joko Dolog merupakan jati diri masyarakat Dusun Dalungan karena adanya cerita rakyat Kyai Joko Dolog masyarakat Dusun Dalungan terbentuk menjadi masyarakat yang percaya akan kesakralan pundhen yang dipercaya sebagai jelmaan Kyai Joko Dolog. Kepercayaan masyarakat mengenai hal-hal mistis berkaitan dengan cerita rakyat Kyai Joko Dolog membuat masyarakat Dusun Dalungan berbeda dengan masyarakat yang lain. Hal inilah yang menjadi ciri khas masyakat Dusun Dalungan. Meskipun mereka sudah beragama, namun mereka tetap masih percaya pada hal-hal mistis yang berkaitan dengan kepercayaan nenek moyang (animisme dan dinamisme).

B. Ritual Upacara Tradisional Bersih Dusun 1. Prosesi Upacara Tradisional Bersih Dusun

Bangsa Indonesia sejak jaman pra-sejarah sudah mengenal kebudayaan yang diantaranya juga menghasilkan alat-alat untuk upacara. Hal tersebut menunjukan bahwa mereka juga sudah mengenal kepercayaan. Seperti daerah

(14)

lain, masyarakat Jawajuga sudah mempunyai sistem kepercayaan yang intinya adalah pemujaan kepada roh nenek moyang. Adanya pemujaan kepada roh nenek moyang dan kepercayaan pada benda serta kekuatan sakti lainnya menimbulkan budaya baru pada masyarakat Jawayaitu melaksanakan ritual upacara tradisional. Upacara adat tradisional memiliki pengertian yaitu upacara yang pada dasarnya disebarkan secara lisan dan diwariskan secara turun temurun yang masih dijalankan masyarakat, yang pewarisannya secara lisan. Upacara ini mempunyai tujuan untuk menggalang rasa kesetiakawanan dan kesatuan serta alat memperkuat nilai-nilai sosial budaya yang ada dan berlaku dalam masyarakat (Saiful Bachri, 1994:1).

Upacara tradisional merupakan tingkah laku manusia sebagai ekspresi adanya kekuatan gaib diluar kekuatan manusia. Kekuatan di luar diri manusia tumbuh secara irasional sebagai wujud dari adanya keterbatasan manusia dalam menghadapi tantangan hidup baik yang berasal dari dalam diri manusia maupun dari alam sekitarnya. Upacara itu sendiri merupakan kelakuan simbolis yang bermakna untuk mengukuhkan tata rencana alam raya dan diharapkan dapat mempartisipasikan hidup seluruh umat dalam tata keselamatan (Rachmad Subagyo dalam Saiful Bachri, 1994:11).

Salah satu bentuk upacara adat tersebut yaitu upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar yang merupakan sebuah peristiwa budaya didalam pelaksanaanya mengandung aturan, tata tertib dan norma yang berlaku serta dipatuhi dan dilaksanakan oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat di Dusun Dalungan sangat mempercayai upacara tradisional bersih dusun sebagai simbol penolak bala

(15)

dan warga Dusun Dalungan juga mengakui kebenarannya tentang mitos apabila mereka tidak melaksanakan upacara tradisional bersih dusun tersebut dusun mereka akan tertimpa bencana ataupun wabah penyakit. Segala hal yang buruk akan selalu dikaitkan dengan kelalaian masyarakat yang tidak melaksanakan upacara bersih dusun.

Rangkaian pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan secara lengkap adalah sebagai berikut.

a. Persiapan Upacara

Setiap kegiatan apapun memerlukan adanya persiapan dengan maksud agar didalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu halangan apapun. Demikian pula dengan ritual upacara tradisional bersih dusun yang diselenggarakan setiap tahunnya di Dusun Dalungan Desa Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Persiapan sebelum pelaksanaan dimaksudkan agar upacara yang diadakan tidak mendapat rintangan atau halangan yang membahayakan bagi para pelaku upacara maupun masyarakat pada umumnya yang ikut menyaksikan ritual upacara tradisional bersih dusun tersebut.

Berbagai persiapan yang dilakukan oleh warga di Dusun Dalungan untuk pelaksanaan ritual upacara bersih dusun dilakukan jauh hari sebelum hari pelaksaan yang telah di tetapkan. Persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan meliputi persiapan yang bersifat umum, yang ditanggung secara gotong royong oleh seluruh warga masyarakat dan persiapan-persiapan yang bersifat pribadi oleh masing-masing keluarga. Persiapan yang bersifat tersebut diantaranya adalah.

(16)

1) Pertemuan warga

Jauh sebelum hari pelaksanaan warga Dusun Dalungan menyelenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh kepala keluarga dari setiap rumah yang ada di Dusun Dalungan, para sesepuh dan anggota karangtaruna. Pertemuan tersebut di pimpin oleh bapak kepala dusun dan dilaksanakan di masjid atau rumah kepala dusun tersebut. Dalam pertemuan yang biasanya diadakan lebih dari sekali itu membahas berbagai hal yang berkaitan dengan persiapan ritual upacara bersih dusun. Hal-hal yang perlu dibicarakan dalam acara pertemuan warga ini adalah memilih dan mengangkat ketua dan anggota pelaksana, menentukan dan menetapkan rangkaian kegiatan dan petugasnya, menetapkan anggaran biaya yang diperlukan dan menetapkan sumber dana.

Gambar 1. Pertemuan warga Sumber: Dokumentasi pribadi

(31 Juli 2015)

Setelah semua masalah tersebut dapat diputuskan dan disepakati bersama oleh seluruh warga yang mengahadiri pertemuan tersebut, maka

(17)

pertemuan dianggap selesai. Selanjutnya warga Dusun Dalungan khususnya para panitia dan para petugas yang telah ditunjuk melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing agar dalam pelaksanaan upacara nantinya dapat berjalan dengan lancar.

2) Penarikan Dana

Kegiatan dapat berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan dana (biaya) yang memadai. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dalam setiap pelaksanaannya juga memerlukan biaya untuk berbagai hal menyangkut pelaksaan ritual upacara seperti menanggap penari tayub, gamelan dan para penabuhnya yang tidak dimiliki oleh warga setempat sehingga harus didatangkan dengan cara menyewa dari luar. Mereka juga perlu menyewa pengeras suara, lampu, dan segala sesuatu yang diperlukan. Keseluruhan biaya tersebut ditanggung oleh masyarakat Dusun Dalungan dan para donator dari luar Dusun Dalungan.

Masyarakat Dusun Dalungan penarikan iuran didasarkan pada status ekonomi setiap kepala keluarga (KK) yang mayoritas mata pencaharian warga Dusun Dalungan adalah bertani maka penarikan dana minimal setiap kepala keluarga ditarik uang iuran sebesar Rp 45.000,00 tetapi banyak warga dusun yang menyumbang lebih dari dana minimal yang telah ditetapkan.

3) Membersihkan Jalan-Jalan Desa dan Halaman Rumah Masing-Masing

Penduduk Dusun Dalungan.

Warga masyarakat Dusun Dalungan dengan penuh rasa bahagia menyambut upacara tradisional bersih dusun. Perasaan bahagia tersebut

(18)

diwujudkan dengan cara membersihkan rumah, sejak jauh hari mereka mengecat dan memperbaiki rumah agar tampak lebih menarik. Mereka juga membersihkan selokan dan membersihkan jalan-jalan desa, halaman rumah masing-masing, tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat Dusun Dalungan seperti punden, sumur-sumur tua dan perempatan jalan.

Warga Dusun Dalungan secara bersama-sama membersihkan lingkungan agar kondisinya tampak terlihat lebih baik dan sehat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pagi hari sebelum dimulai rangkaian puncak upacara tradisional bersih dusun. Dalam kegiatan tersebut juga disiapkan berbagai macam sesaji yang diletakkan di tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat Dusun Dalungan. Sesaji tersebut berupa bunga telon, candu cina dan kemenyan.

4) Persiapan Perlengkapan dan Petugas.

Pelaksanaan rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan banyak persiapan yang harus dilakukan agar seluruh rangkain upacara dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana. Peralatan, perlengkapan dan kesiapan para petugas adalah hal-hal yang berkaitan langsung dengan prosesi upacara sehingga lancar tidaknya rangkaian upacara ditentukan oleh hal-hal tersebut. Maka, peralatan, perlengkapan dan para petugas harus benar-benar dipersiapkan sebelum hari pelaksanaan. Berbagai hal yang perlu dipersiapkan untuk menunjang rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu meja dan kursi untuk tamu, tikar untuk acara kenduren, piring dan gelas untuk

(19)

menjamu, lampu penerangan, pengeras suara, gamelan dan penabuhnya, sinden, penari tayub, berbagai sesaji dan bancakan.

b. Rangkaian Upacara Tradisional Bersih Dusun

Upacara tradisional bersih dusun dilaksanakan oleh masyarakat di

Dusun Dalungan setiap satu tahun sekali pada hari Jum’at Legi setelah musim

panen. Hari pelaksanaan bersih dusun tersebut tidak boleh diubah harus pada hari Jum’at Legi. Selain itu semua harus direncanakan dengan baik agar hari pelaksanaan upacara tidak bersamaan dengan kegiatan yang lain seperti hari besar agama. Hal ini dimaksudkan agar seluruh warga Dusun Dalungan dapat mengkonsentrasikan diri dalam pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun tersebut.

Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan pada tahun 2015

diselenggarakan oleh masyarakat setempat pada hari Jum’at Legi tanggal 4

September 2015. Acara ritual upacara tradisional bersih dusun dimulai pada pukul 16.00 sampai dengan 02.00 dini hari. Rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu.

1) Kenduren

Masyarakat dusn Dalungan mengawali upacara tradisional bersih dusun dengan acara kenduren (selamatan) yang dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB dan bertempat di punden sebagai caos dhahar kepada Kyai Joko Dolog. Dalam acara kenduren ini seluruh warga masyarakat baik tua maupun muda berkumpul di area punden namun hanya kepala keluarga saja yang masuk ke dalam komplek punden ikut melaksanakan prosesi dan persembahan sesaji kepada Kyai Joko Dolog. Masing-masing keluarga

(20)

membawa sesaji yang jumlahnya terdapat sebelas jenis termasuk wadah dan pincuk untuk sesaji, isinya sebagai berikut: Nasi tumpeng putih, ingkung ayam, ikan bandeng, kerupuk, bakmi, rengginang, jadah, pisang raja dan ketan merah yang keseluruhan sesaji tersebut di tempatkan dalam wadah yang terbuat dari gedebok pisang yang dibentuk persegi empat kemudian diberi daun pisang yang dibentuk seperti pincuk diletakan di ujung nasi tumpeng.

Setelah masyarakat berkumpul acara kenduren segera dimulai dengan diawali pembakaran kemenyan, menghisap candu dan penebaran bunga telon oleh juru kunci dan salah satu sesepuh warga Dusun Dalungan. Menyan di bakar di sebelah kiri punden dan di sebelah kanan pohon sawo besar yang tepat berada di samping punden tersebut kemudian sesepuh Dusun Dalungan menghisap candu beberapa kali sebagai syarat memulai ritual upacara tradisional bersih dusun agar Kyai Joko Dolog menerima persembahan dan agar Dusun Dalungan tetap sejahtera dijauhkan dari hal-hal yang bersifat buruk. Setelah sesepuh dan juru kunci menghisap candu tembakau, sesepuh Dusun Dalungan memasukan candu tembakau kedalam lubang punden lalu menebar bunga telon di sekitar punden tersebut.

Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang hukum, saat ini masyarakat Dusun Dalungan menggunakan candu tembakau bukan candu yang terbuat dari bunga candu yang bersifat memabukan atau membuat kesadaran penghisapnya terganggu. Hal tersebut berbeda ketika pada zaman dahulu, masyarakat

(21)

Dusun Dalungan benar-benar menggunakan candu dari bunga candu pada saat prosesi upacara tradisional bersih dusun.

Gambar 2. Sesepuh memasukkan tembakau Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan

(4 september 2015)

Acara kenduren pada rangkaian upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dilanjutkan dengan pembacaan doa yang menggunakan bahasa Jawadi campur dengan bahasa arab karena mayoritas warga di Dusun Dalungan ini memeluk agama islam. Pembacaan doa ini dipimpin oleh Bapak Jaelani salah satu tokoh masyarakat yang dipanjatkan kepada Allah SWT dan Kyai Joko Dolog sebagai perantaranya agar Dusun Dalungan tetap sejahtera, subur dan makmur dijauhkan dari segala hal yang bersifat tidak baik.

Sesaji yang dibawa oleh warga di Dusun Dalungan setelah selesai pembacaan doa dibawa keluar punden untuk dimakan bersama-sama. Para warga biasanya tidak memakan makanan yang mereka bawa karena dalam acara kenduren ini semua orang boleh memilih makanan orang lain yang

(22)

dianggap lebih menarik. Banyak warga yang hanya memakan sedikit makanan yang ia bawa lalu berpindah ke tempat orang lain dan begitu seterusnya. Suasana seperti itu yang membuat sangat ramai dan menimbulkan rasa kekeluargaan diantara warga Dusun Dalungan. Setiap orang di Dusun Dalungan yang membawa sesaji menginginkan agar sesaji yang dibawanya habis dimakan oleh orang lain karena jika habis masyarakat Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa itu merupakan pertanda doanya akan dikabulkan. Kemudian sesaji yang masih tersisa dibawa pulang oleh masyarakat Dusun Dalungan untuk anggota keluarga di rumah agar mendapatkan berkah.

Para penari tayub kemudian didaulat oleh warga dusun untuk menari tiga buah gending yang diwajibkan bersama juru kunci dalam upacara bersih dusun di Dusun Dalungan ini. Tiga buah gending yang diwajibkan yaitu gambir sawit, eling-eling dan ladrang wilujeng yang tariannya dipersembahkan untuk Kyai Joko Dolog. Setelah penari tayub menarikan tiga buah gending selanjutnya menarikan dua gending bebas yang biasanya sudah dipersiapkan oleh para pengrawit hingga pukul 18.00 WIB. Setelah itu keadaan punden terlihat sedikit sepi karena para warga kembali ke rumah masing-masing dan kembali setelah pukul 19.30 WIB untuk melihat pertunjukan seni tayub hingga pukul 02.00 WIB dini hari.

Pertunjukan seni tayub pada malam hari ini di bedakan dengan pertunjukan seni tayub pada sore hari karena pertunjukan seni tayub pada malam hari lebih bersifat untuk hiburan bagi masyarakat Dusun Dalungan

(23)

dan para tamu juga masyarakat sekitar yang datang dalam acara upacara tradisional bersih dusun ini.

Gambar 3.Pertunjukan Tayub untuk persembahan. Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan

(4 September 2015)

1) Pertunjukan Seni Tayub

Acara paling menarik dan ditunggu-tunggu oleh warga di Dusun Dalungan dan sekitarnya selain sebagai sarana untuk memanjatkan doa juga sebagai sarana hiburan karena ditampilkannya pertunjukan seni tayub yaitu tarian rakyat yang tidak mengandung cerita yang diiringi oleh seperangkat gamelan yang bersifat menghibur penontonnya. Hiburan semacam ini memang sangat menarik bagi warga di Dusun Dalungan yang mayoritas bekerja sebagai petani, mereka jarang sekali mendapatkan hiburan seperti ini maka dari itu warga Dusun Dalungan sangat antusias sekali melihat pertunjukan seni tayub ini.

(24)

Masyarakat di Dusun Dalungan sangat mempercayai bahwa mereka tidak di perkenankan oleh Kyai Joko Dolog untuk menampilkan hiburan lainnya seperti wayang atau dangdut dalam acara ritual bersih dusun di Dusun Dalungan ataupun hajat pernikahan di wilayah ini. Sehingga tidak satu orangpun berani menanggap hiburan lain selain pertunjukan seni tayub di wilayah Dusun Dalungan. Meskipun demikian saat ini sudah terjadi beberapa pergeseran, jaman dahulu seluruh warga Dusun Dalungan tidak ada yang berani mendengarkan wayang walau hanya melalui radio, tetapi saat ini seiring perkembangan zaman masyarakat sudah berani medengarkan atau melihat hiburan di wilayah Dusun Dalungan tetapi secara tidak langsung seperti melalui radio dan televisi. Namun mereka tetap tidak berani untuk menanggap hiburan lain kecuali pertunjukan seni tayub dalam ritual upacara tradisional bersih dusun.

Pertunjukan seni tayub yang dihadirkan setiap upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan selalu di datangkan dari daerah lain karena di Dusun Dalungan tidak memiliki orang-orang yang dapat menari tayub. Seperti pada upacara tradisional bersih dusun ini group tari tayub di datangkan dari Purwodadi namun pengrawitnya didatangkan dari sragen.

Pertunjukan seni tayub yang dilaksanakan pada sore dan malam hari. Malam hari yaitu pada pukul 20.00 sampai dengan 02.00 dini hari. Acara ini diawali dengan sambutan ketua panitia, kepala dusun dan kepala desa setempat. Penonton yang melihat pertunjukan seni tayub ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Selain banyak warga Dusun

(25)

Dalungan yang menonton pertunjukan seni tayub ini banyak penonton yang datang dari luar daerah Dusun Dalungan baik remaja, dewasa ataupun orangtua. Meskipun tidak ada aturan secara pasti tentang tata cara menonton pertunjukan seni tayub ini, tetapi ada semacam kebiasaan yang di lakukan oleh penonton yaitu pada awal pertunjukan pukul 20.00 hingga pukul 22.00 sebagian besar penonton adalah golongan tua dan anak-anak. Sedangkan golongan remaja dan dewasa biasanya akan semakin banyak berdatangan pada saat menjelang tengah malam hingga acara pertunjukan seni tayub ini selesai.

Orang yang mendapat kesempatan pertama untuk menari bersama penari tayub adalah juru kunci, kemudian sesepuh Dusun Dalungan dan tokoh juga tamu yang dianggap perlu. Dalam hal ini panitia sudah memberitahu pada penari tayub siapa saja yang mendapat kesempatan pertama untuk menari bersama mereka. Adapun caranya yaitu penari tayub mendekati orang yang dimaksud kemudian mengalungkan sampurnya di pundak orang tersebut. Setelah itu maka orang tersebut berdiri jalan mengikuti penari tayub kemudian menari bersama hingga satu buah gending. Setelah selesai satu buah gending orang tersebut keluar dari arena dan penari tayub mencari orang berikutnya dengan cara yang sama dan begitu seterunya hingga orang-orang yang ditentukan panitia selesai menari, maka siapa pengibing selanjutnya diserahkan kepada para penari tayub untuk memilih orang-orang yang akan mendampinginya menari. Sebagian besar pengunjung yang mendapat sampur akan senang hati ikut menikmati gending dan menari bersama penari tayub. Meskipun demikian

(26)

orang-orang yang menari bersama penari tayub mereka harus memberi saweran tetapi jumlahnya tidak ditentukan. Saweran biasanya di taruh pada nampan yang di bawa oleh penari tayub ketika akan mengalungkan sampur, tetapi ada juga yang memberikan saweran langsung memasukan ke dalam kemben penari tayub.

2. Fungsi Ritual Upacara Tradisional Bersih Dusun

Cerita rakyat di Dusun Dalungan tergolong dalam folklore sebagian lisan juga terdapat bentuk upacara sebagai tradisi yang merupakan bagian folkor bukan lisannya. Ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki pengaruh positif sehingga sampai saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan oleh warga Dusun Dalungan. Bangsa Indonesia sejak jaman pra-sejarah sudah mengenal kebudayaan yang diantaranya juga menghasilkan alat-alat untuk upacara. Hal itu menunjukan bahwa mereka juga sudah mengenal kepercayaan. Seperti daerah lain, masyarakat Jawa juga sudah mempunyai sistem kepercayaan yang intinya adalah pemujaan pada roh nenek moyang. Pemujaan terhadap roh nenek moyang dan kepercayaan pada benda serta kekuatan sakti lainnya membuat manusia melalukan upacara. Masuknya agama Hindu, Budha dan kemudian Islam yang pada akhirnya bercampur dengan kepercayaan asli (Saiful Bachri, 1994:1). Akulturasi tersebut menimbulkan corak baru dalam berbagai bentuk upacara tradisional, diantaranya adalah upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yang rutin dilaksanakan satu tahun sekali pada hari Jumat Legi setelah musim panen berakhir. Upacara tradisional bersih dusun ini sering mengalami

(27)

perkembangan zaman, tetapi secara garis besar yang menjadi inti upacara tradisional besih dusun di Dusun Dalungan ini tetap mengandung maksud dan tujuan yang sama. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Sebagai Alat Untuk Pendidikan

Menurut William R. Boscom, salah satu cerita baik lisan maupun tulisan adalah sebagai alat untuk mendidik. Cerita di dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dalam hal ini juga digunakan sebagai alat untuk pendidikan oleh masyarakat pendukungnya.Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mengajak putra dan putrinya untuk menyaksikan langsung ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dengan tujuan agar mendapatkan pendidikan mengenai arti dan makna simbolis tentang perangkat atau alat-alat di dalam upacara tradisional bersih dusun ini.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, masyarakat yang datang untuk menyaksikan upacara tradisional bersih dusun mayoritas menggunakan acara ini untuk memperkenalkan ataupun mendidik kepada anak mereka dengan cara menceritakan sejarah asal-usul dilaksanakannya upacara tradisional bersih dusun tersebut. Sehingga putra-putri mereka dapat mengetahui bagaimana kisah tentang Kyai Joko Dolog maupun upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan. Apabila dilihat dari makna upacara bersih dusun ini bagi masyarakat pendukungnya juga

(28)

terdapat unsur-unsur pendidikan, antara lain pendidikan moral kerohanian dan budi pekerti.

Unsur pendidikan yang terdapat di dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan berisi agar generasi muda tidak melupakan kebudayaannya sendiri, karena adanya kebudayaan asing yang masuk ke dalam budaya bangsa kita, selain itu unsur pendidikan yang terdapat di dalam upacara tradisional bersih dusun ini adalah pendidikan kerohanian, menganai cara-cara agar masyarakat melakukan tindakan penyucian batin dan hati untuk mencapai keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Unsur pendidikan yang didapat dengan adanya upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan adalah dengan musyawarah untuk menentukan kesepakatan kapan dan bagaimana pelaksaan upacara tradisional bersih dusun. Hal tersebut mengajarkan juga membiasakan masyarakat agar musyawarah menjadi suatu upaya yang dilakukan untuk memecahkan persoalan atau jalan keluar guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian masalah.

b. Sebagai Hiburan

Masyarakat Dusun Dalungan maupun masyarakat sekitarnya beranggapan bahwa upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menghibur. Masyarakat Dusun Dalungan dan sekitarnya mengetahui di dalam prosesi upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan terdapat perayaan yang dapat digunakan untuk sarana hiburan dan kemudian di dalam upacara tradisional bersih dusun tersebut terkandung pula nilai-nilai kebudayaan yang bersifat

(29)

menghibur. Hal ini sesuai dengan pendapat James Danandjaya yang mengatakan bahwa “Upacara Tradisional sebagai salah satu bentuk

kebudayaan yang dipakai sebagai sarana untuk menghibur”(1997:170).

Fungsi dari upacara ini ditunjukan kepada anak-anak yang datang pada saat prosesi yang bersifat menghibur. Pada saat pelaksanaan ritual upacara tradisional bersih dusun ini anak-anak merasa senang karena dibagikan makanan berupa nasi tumpeng (sega bancakan) dari prosesi ritual tersebut. Bukan hanya anak-anak yang di bagilan nasi tumpeng ini tetapi semua orang yang menyaksikan ritual upacara tradisional bersih dusun berlomba-lomba mendapatkan bagian dari sega bancakan setelah dipersembahkan kepada Kyai Joko Dolog. Dengan adanya upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan juga mengundang para pengunjung untuk melakukan upacara religious, sehingga secara tidak langsung para pengunjung merasa terhibur karena dirinya mendapatkan harapan-harapan.

c. Sebagai Sarana Gotong Royong

Ritual upacara tradisional bersih dusun ini menumbuhkan kesadaran di dalam diri masyarakat Dusun Dalungan untuk melakukan kerja sama ataupun gotong royong. Ini terlihat ketika para ibu sama-sama membantu untuk memasak makanan yang akan di gunakan untuk dijadikan sega bancakan ketika melakukan ritual dalam prosesi upacara bersih dusun tersebut. Sikap seperti ini sudah menjadi ciri khas masyarakat Dusun Dalungan yang kental akan rasa saling tolong menolong tanpa pamrih diantara mereka. Selain itu juga terlihat para kaum lelaki bekerja

(30)

sama membersihkan area di sekitaran punden dan beberapa daerah di Dusun Dalungan yang akan dijadikan tempat untuk melaksanakan upacara tradisional bersih dusun ini.

C. Pertunjukan Seni Tayub Dalam Upacara Tradisional Bersih Dusun 1. Tempat Pertunjukan Seni Tayub

Tempat pertunjukan seni tayub yang ditampilkan dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu berbentuk arena yang dapat dinikmati dari berbagai arah. Tayub dipentaskan di depan pohon sawo dan punden Kyai Joko Dolog yang dianggap sakral dan keramat dengan maksud agar Kyai Joko Dolog bisa menyaksikan dengan jelas (walaupun kita sebagai manusia tidak dapat melihat Kyai Joko Dolog dengan kasat mata).

Posisi panggung tempat pertunjukan tayub di bawah ini salah satu contoh denah arena tayuban pada hari Jumat Legi 4 September 2015.

Gambar 4.Denah arena tayub Keterangan:

A = Pohon sawo dan punden Kyai Joko Dolog

C

A

(31)

B = Tempat pengrawit

C = Arena untuk menari tayub.

Pertunjukan seni tayub ini di tampilkan dalam upacara tradisional bersih dusun pada sore dan malam hari. Pada sore hari dimulai pada pukul 17.00 hingga 18.00 kemudian pada malam hari pertunjukan seni tayub di mulai pada pukul 20.00 hingga 02.00 dini hari. Pertunjukan seni tayub pada sore hari yaitu pertunjukan untuk persembahan kepada Kyai Joko Dolog kemudian pertunjukan pada malam hari merupakan pertunjukan hiburan untuk warga Dusun Dalungan dan sekitarnya yang sengaja datang untuk melihat pertunjukan seni tayub ini.

2. Tata Rias dan Tata Busana

Tata rias dan tata busana penari tayub dalam acara upacara tradisional bersih dusun sangat sederhana dan lebih sopan dibanding jaman dahulu yang hanya memakai kemben dan kain saja yang banyak mengundang hawa nafsu. Tata rias penari tayub saat ini hanya menggunakan tata rias wajah yang sangat natural dan tidak mencolok, memakai sanggul dengan aksesoris atau hiasan rambut bunga melati palsu di sekitar rambut bagian atas kemudian memakai baju kebaya dan kain jarik. Para penari tayub ini dilarang memakai ikat kadhung melati di kepalanya dan apabila dilanggar akan berakibat buruk untuk dirinya sendiri.

(32)

Gambar 5. Tata rias dan busana penari tayub Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan

(4 September 2015)

Tata rias wajah dan busana saat ini telah mengalami banyak perkembangan. Jaman dahulu banyak penari yang belum pandai berhias secara luwes sehingga tata rias wajah terkesan menor, namun saat ini tata rias para penari sudah modern menggunakan make-up ternama seperti La Tullipe, Make Over dan Sari Ayu.

3. Fungsi Pertunjukan Seni Tayub

Masyarakat Dusun Dalungan selalu mempertunjukan seni tari Tayub kedalam rangkaian acara bersih dusun yang biasanya dilaksanakan satu tahun sekali. Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini tepatnya dilaksanakan pada hari Jumat Legi dan bulannya disesuaikan dengan musim

(33)

panen. Pada prosesi upacara tradisional bersih dusun ini selalu menghadirkan pertunjukan seni tari tayub karena upacara tersebut dianggap berperan penting dalam kehidupan masyarakat Dusun Dalungan. Pertunjukan seni tari Tayub ini diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur dan keselamatan dalam kaitannya dengan keberhasilan bercocok tanam yang diwujudkan dalam melimpahnya hasil pertanian penduduk di Dusun Dalungan.

Tayub adalah pertunjukan rakyat yang berwujud tari berpasangan antara penari wanita dan penari pria. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedarsono (1985:2) Tari ini merupakan ekspresi hubungan romantik antara ledhek dengan pria (pengibing), masyarakat Jawa yang masih melestarikan kebudayaan pra-Hindu diperlukan pada pertanian dan perkawinan. Pertunjukan seni tari tayub pada upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan sangat diharapkan kehadirannya yang penarinya dipilih oleh warga Dusun Dalungan sendiri. Warga Dusun Dalungan sangat mempercayai apabila mereka melaksanakan upacara tradisional bersih dusun tanpa menghadirkan kesenian tari Tayub mereka akan mengalami kesialan berupa menurunnya hasil panen atau keselamatan warga dusun yang terancam hingga wabah penyakit yang menyebar di dusun mereka, sehingga sudah menjadi komitmen warga Dusun Dalungan bahwa mereka tidak akan menerima kehadiran pertunjukan seni tari lain selain pertunjukan seni tari tayub. Mereka sangat meyakini penari tayub telah berhasil membawa kehidupan mereka lebih sejahtera.

Pertunjukan seni tari Tayub selain sebagai bagian dari ritual upacara bersih dusun, warga di Dusun Dalungan juga mempercayai bahwa seni tari tayub mempunyai kekuatan yang berkaitan dengan kesuburan perkawinan yaitu

(34)

dipercaya akan mempengaruhi kesuburan dan kemakmuran hidup kedua mempelai, sehingga mereka cepat mendapatkan keturunan dan kehidupan yang sejahtera. Dalam pertunjukan seni tayub dalam acara perkawinan di Dusun Dalungan biasanya pria pertama yang menari bersama penari tayub adalah mempelai prianya setelah itu para undangan yang ingin menari bersama penari tayub pun dipersilahkan.

Pertunjukan seni tari Tayub ini di dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan mempunyai fungsi yang diyakini kebenarannya oleh warga masyarakat Dusun Dalungan, yaitu fungsinya sebagai berikut:

a. Tayub Sebagai Sarana Ritual

Pertunjukan seni tari Tayub yang dipersembahkan oleh warga Dusun Dalungan kepada Kyai Joko Dolog dhanyang yang menjelma menjadi sebuah batu di Dusun Dalungan dianggap oleh masyarakat Dusun Dalungan sebagai lambang kesuburan dan penghubung antara masyarakat desa dengan dewi kesuburan. Tayub dipercaya oleh masyarakat Dusun Dalungan telah membantu membuat taraf hidup masyarakat Dusun Dalungan menjadi sejahtera. Sehingga mereka selalu mempersembahkan pertunjukan seni tayub di dalam ritual upacara bersih dusun ini.

Upacara kesuburan biasanya diselenggarakan berkaitan dengan upacara bersih desa/dusun yang divisualisasikan dengan hubungan antara pria yang dianggap sebagai benih dan seorang wanita yang dianggap sebagai bumi atau tanah. Dari visualisasi tersebut tercermin kekuatan atau magi simpatetitis yang berkaitan dengan kesuburan. Visualisasi sebagai pencerminan kekuatan atau magi simpatetis tersebut berupa gerak yang

(35)

distilisasi atau semacam tarian berpasangan antara pria dan wanita yang berlangsung di sawah dan lazim dikenal sebagai tarian tayub atau ledhek (Hutomo dalam Agus Maladi Irianto, 1997:102).

Tayub sebagai bagian dari prosesi ritual itu berarti urutan-urutan visualisasi, gerak penari, serta aturan-aturan penyelenggaraan upacara tersebut lebih diutamakan (Sudarsono dalam Agus Maladi Irianto, 1997:102). Contohnya seperti yang terjadi dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ketika pertunjukan tayub dimulai penampilan pak bayan selaku pemimpin dusun sebagai pria pertama yang melakukan gerakan tubuh menari berpasangan dengan penari tayub hal tersebut sering disebut sebagai bedhah bumi yang melambangkan bahwa seorang pria membelah rahim wanita.

Tayub yang berfungsi sebagai sarana ritual menuntut berbagai persyaratan yang harus dijalani oleh penari tayub. Bukan hanya menitik beratkan pada nilai estetisnya saja namun juga harus memenuhi kaidah-kaidah ritual yang sudah mentradisi dan ditentukan oleh sesepuh warga setempat yaitu aturan, makna, serta kekuatan magi simpatetis yang terkandung didalamnya (Hutomo dalam Agus Maladi Irianto, 1997:103). Ciri-ciri tayub sebagai bagian dari ritual antara lain harus diselenggarakan pada saat tertentu, penari harus orang tertentu, harus dengan sesaji-sesaji yang sudah disepakati dan telah menjadi tradisi warga dusun.

Pada ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan, pertunjukan seni tayub dilaksanakan harus di hari Jumat Legi setelah musim panen pertunjukan kesenian di dalam ritual upacara bersih dusun

(36)

tidak boleh digantikan oleh pertunjukan seni lain selain pertunjukan seni tayub. Jumlah penarinya pun haruslah berangka genap tidak boleh ganjil dan masih berumur muda. Ketika para penari tayub sedang menari dari awal hingga akhir acara dilarang untuk menggoda. Para tamu hanya diperbolehkan menari bersama tetapi tidak boleh menggoda seperti mencium atau memeluk. Hal tersebut sangat dilarang karena akan mendatangkan celaka bagi siapa saja yang melanggarnya (Wawancara dengan Pak Sadiyo pada tanggal 28 juni 2015).

b. Tayub Sebagai Sarana Hidup Pribadi

Tayub merupakan tarian hiburan yang sangat digemari oleh kalangan rakyat jelata serta para priyayi dan terdapat dimana-mana diseluruh pelosok tanah yang ada di Jawa. Seni sebagai hiburan merupakan kebutuhan hidup manusia baik individu maupun kelompok. Di pedesaan yang belum begitu terjamah oleh produksi tekhnologi modern dan gaya hidup perkotaan, seni pertunjukan khususnya tayub merupakan tari pergaulan yang sangat digemari dan salah satu hiburan yang sangat penting.

Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan warganya selalu menampilkan seni tayub yang disamping selain menjadi media pengubung antara warga dusun dengan dewi kesuburan atau dhanyang penunggu desa juga berperan sebagai sarana hiburan pribadi. Beberapa penari tayub menarikan 5 buah lagu yang terdiri dari 3 lagu wajib yang sudah diwajibkan dan 2 lagu bebas. Atau lebih dalam 3 lagu wajib tersebut khusus untuk para lelaki dari Dusun Dalungan saja yang ingin ngibing

(37)

bersama penari tayub setelah 3 lagu wajib selesai selanjutnya beberapa lagu bebas yang berarti dibebaskan untuk tamu atau siapa saja yang hadir bisa bergabung untuk ngibing bersama penari tayub.

Tayub dalam ritual upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan bergeser sebagai hiburan pribadi khusunya para pria. Dari hasil pengamatan peneliti para pengibing yang melakukan ngibing bersama penari tayub hanyalah para pria, sedangkan para wanita sama sekali tidak melakukan ngibing. Warga Dusun Dalungan dan sekitarnya yang berjoged didominasi oleh kaum pria baik remaja maupun sudah lanjut usia. Oleh karena itu tayub dianggap sebagai hiburan bagi kaum pria. Meskipun demikian kaum wanita pun juga ikut mendukung adanya pertunjukan seni tayub ini yang terbukti dengan adanya partisipasi aktif maupun nonaktif baik dalam mempersiaplan segala uborampe pelaksanaan pertunjukan tersebut. Selain itu, banyak diantara kaum wanita yang merasa bangga apabila suaminya bisa berjoged bersama penari tayub. Mereka tidak mempunyai rasa cemburu ataupun benci apabila suaminya bisa berjoged bersama penari tayub.

c. Tayub Sebagai Sajian Estetis

Seni merupakan ekspresi dari segala macam ide yang bisa tertangkap dan diekspresikan melalui karya-karya seni yang akan bisa tertangkap oleh orang lain dalam kadar penerimaan yang berbeda-beda. Hal ini karena berbedanya kemampuan dan kesiapan daya tangkap masing-masing individu terhadap bentuk karya seni yang didalamnya mengandung nilai-nilai tertentu. Bagi mereka yang mampu dan cepat

(38)

tanggap terhadap karya seni, maka akan lebih mudah untuk memahami maksud atau makna yang terkandung dalam karya seni, tetapi bagi mereka yang kurang mampu karena latar belakang yang membentuknya berbeda, atau kepekaan yang masih lamban yang hasilnya kurang memuaskan (Herbert Read dalam Soetarno Haryono, 2003:97)

Pertunjukan seni tayub dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan tidak begitu mementingan nilai-nilai estetiknya. Namun bagi para pelaku atau kelompok yang terlibat di dalam pertunjukan seni tayub ini tetap mengutamakan penampilan mereka dari segi esetetis, hal tersebut terbukti dengan adanya latihan rutin bagi penari tayub dan pengrawitnya. Latihan-latihan tari tayub ini meliputi gendhing-gendhing sesuai permintaan juga tekhnik melakukan gerak tari, cara merias diri, dan cara berbusana. Gerak-gerak tari dilakukan untuk pengompakan atau meragamkan gerak para penari agar dapat tampil bagus dan menarik bagi para penonton. Cara latihan tersebut dengan menyesuaikan dan mengikuti suara dan irama kendhang. Dengan demikian tercipta usaha untuk meningkatkan mutu.

Pertunjukan seni tayub dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini tujuannya utamanya bagi masyarakat Dusun Dalungan bukanlah sajian estetis, akan tetapi sebagai sarana ritual dan hiburan. Akan tetapi diluar tujuan utama warga dusun mementaskan pertunjukan seni tayub ini terdapat nilai-nilai estetis yang menarik yaitu pada saat penari tayub mulai menari yang memunculkan kesan gesit, kenes dan mempesona bagi para penonton. Hal seperti ini memang sengaja

(39)

diciptakan oleh penari tayub untuk memikat para penonton agar terpacu dan bersedia menari bersama penari tayub. Sehingga penari tayub dalam menyajikan tariannya tersebut menari dengan wajah yang berseri-seri disertai dengan pandangan matanya kearah penonton, kedipan mata yang seolah menggoda dan sedikit senyum yang semua itu mereka jadikan daya tarik.

Pertunjukan seni tayub dalam ritual upacara tardisional bersih dusun ini mengandung nilai estetis terlihat dari adanya persiapan pertunjukan seni tari tayub ini yang dilakukan oleh penari dan pengrawit. Nilai keindahan tari tayub yang tampak dan mencirikan kerakyatannya yang semeleh, santai, dan menggairahkan.

d. Tayub Sebagai Sarana Hiburan

Pertunjukan seni tari tayub di dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan selain sebagai bagian dari rangkaian ritual upacara juga dipertunjukan sebagai sarana hiburan yang dipersembahkan untuk masyarakat Dusun Dalungan dan warga sekitar yang datang menyaksikan upacara bersih dusun ini. Pertunjukan seni Tayub selain karena permintaan dari dhanyang di Dusun Dalungan juga karena faktor perhitungan ekonomi warna dusun dan sebagai bentuk kepedulian warga dusun terhadap kebudayaan bangsa.

Secara ekonomis menyelenggarakan pertunjukan seni tari tayub bagi warga Dusun Dalungan dianggap jauh lebih murah dibandingkan dengan menyelenggarakan kesenian rakyat yang lain seperti pertunjukan

(40)

menyelenggarakan pertunjukan seni tari tayub justru menjadi daya tarik dalam pelaksanaan upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini. Para tamu yang datang biasanya tidak hanya dari warga sekitar tetapi juga ada yang datang dari luar kota yang sengaja berkunjung menyaksikan rangkaian upacara bersih dusun termasuk pertunjukan seni tari tayub.

Alasan para tamu yang datang menyaksikan rangkaian upacara tradisional bersih dusun ini beragam salah satunya karena adanya pertunjukan seni tari tayub yang dalam tariannya tersebut melibatkan langsung para tamu dengan dipersilahkan ikut menari. Para tamu tidak hanya menjadi penonton yang pasif. Berbeda jika menghadiri pertunjukan wayang kulit atau ketoprak keberadaan mereka hanya sebagai penonton saja.

Pertunjukan seni tari tayub dalam ritual upacara bersih dusun yang berfungsi sebagai hiburan dituntut berbagai persyaratan seperti penataan tari, busana, rias, tata panggung serta berbagai aspek lainnya yang menunjang pertunjukan harus diperhatikan agar para tamu puas menikmati tarian yang disajikan oleh para penari tayub. Kenikmatan berperan serta pengibingnya (penari pria) juga menjadi salah satu syarat yang harus dilakukan oleh para penari tayub. Tayub hiburan akan menjadi sangat meriah apabila para penari tampil dengan trampil, genit, lincah, menggemaskan, pandai merespon pengibing dan penonton.

(41)

D. Makna Simbolik Sesaji Dalam Upacara Tradisional Bersih Dusun Suatu upacara tradisional terkandung banyak lambang dan simbol-simbol yang memiliki makna tertentu. Melalui lambang terdapat berbagai pesan terselubung yang memberikan petunjuk tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat (Herusatoto dalam Teky Dwi Ana Sari, 2006: 138). Sering dijumpai baik sengaja ataupun tidak, masyarakat melanggar aturan yang seharusnya dipatuhi. Melalui lambang disampaikan pesan agar masyarakat selalu ingat apa yang sebaiknya dilakukan dan yang tidak dilakukan.

Upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan memiliki lambang-lambang yang terwujud dalam bentuk sesaji. Selain memiliki pesan tentang sesuatu yang baik dan buruk, sesaji juga digunakan oleh masyarakat Dusun Dalungan sebagai sarana komunikasi kepada makhluk-makhluk gaib untuk menghormati keberadaan mereka.

Makna simbolik Lingga Yoni patung Kyai Joko Dolog di Dusun Dalungan yaitu, patung Kyai Joko Dolog yang diatasnya terdapat Lingga Yoni yang merupakan lambang alat vital laki-laki (lingga) dan vital wanita (yoni) atau proses penciptaan manusia yang dianggap sangat sakral dan sebagai lambang kemakmuran. Terdapat bentuk kura-kura jika dilihat dari samping, kura-kura tersebut dianggap binatang sakti yang mampu menyelami samudra untuk mendapatkan air kehidupan.

Sesaji dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan ini terdapat 9 jenis yang pokok dan 2 jenis wadah serta pincuk yang juga harus disertakan dalam pemberian sesaji. 9 jenis sesaji pokok melambangkan 9 lubang

(42)

yang terdapat dalam tubuh manusia sehingga diharapkan pemberian 9 sesaji pokok tersebut dapat menjaga dan memberi keselamatan pada 9 lubang dalam tubuh manusia karena masyarakat Dusun Dalungan percaya bahwa segala ujian kehidupan datangnya dari 9 lubang tubuh manusia.

Sesaji yang terdapat dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan yaitu.

1. Kembang telon

Kembang telon yaitu bunga yang terdiri dari bunga mawar, bunga kenanga dan bunga melati.Ketiga bunga tersebut dipercaya sebagai bunga kesenangan Kyai Joko Dolog.Telon berasal dari kata telu yang dalam bahasa Jawa mempunyai arti tiga, dengan harapan dapat meraih tiga kesempurnaan dan kemuliaan hidup. Sugih bandha, sugih ngelmu, sugih kuasa.

2. Kemenyan

Kemenyan merupakan salah satu kesukaan makhluk halus, sehingga dengan diberi kesukaannya maka makhluk halus tersebut akan memberikan perlindungan pada masyarakat Dusun Dalungan dan menghormati arwah para leluhur.

3. Candu

Candu dipercaya oleh masyarakat Dusun Dalungan sebagai kegemaran Kyai Joko Dolog. Candu sebagai simbol bahwa hidup itu hanya sementara, segala kesenangan dan kenikmatan yang ada di dunia ini hanya bersifat sementara seperti candu yang dihisap kemudian dihembuskan kembali.

(43)

4. Nasi tumpeng putih

Tumpeng mengingatkan kita bahwa tuhan menguasai seluruh isi alam ini, karena tumpeng selalu berbentuk kerucut, semakin keatas semakin meruncing.Tumpeng sebagai simbol keyakinan dan keteguhan iman kepada tuhan. Dengan keyakinan, maka akan berhasil dan sukses. Kemudian dua nasi tumpeng putih dalam sesaji mempunyai simbol bahwa manusia terlahir di dunia diciptakan berpasang-pasangan.

5. Ingkung

Ayam ingkung dalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan dimaksudkan yaitu ayam jago (jantan) yang dimasak utuh (ingkung), adalah symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk yang dilambangkan oleh ayam jago, antara lain:

sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa

tahu/menang/benar sendiri (berkokok). Manusia hanya bisa berusaha kemudian juga berdoa dan hanya bisa berpasrah diri kepada Tuhan, untuk itu digunakan ayam ingkung sebagai lambang.

6. Ikan bandeng

Ikan bandeng di dalam upacara tardisional bersih dusun mempunyai simbol agar manusia mampu mengarungi samudera kehidupan seperti ikan bandeng yang mampu hidup di lautan yang luas.

7. Rengginang

Rengginang didalam upacara tradisional bersih dusun di Dusun Dalungan sebagai simbol kekeluargaan dan kesederhanaan.

(44)

8. Ketan putih dan merah

Ketan berasal dari bahasa arab khata’an yang artinya kesalahan. Ketan

mengandung makna pengiriman doa untuk arwah leluhur agar selalu dekat dengan Tuhan dan diampuni segala dosa dan kesalahannya. Ketan berwarna putih melambangkan kesucian hati yang mengirimkan doa dan ketan berwarna merah melambangkan keberanian untuk selalu berbuat kebaikan. Jadi, maksud disajikannya ketan merah dan putih adalah sebagai lambang kesucian dan keberanian hati orang yang mengirimkan doa untuk arwah leluhurnya agar selalu dekat dengan Tuhan dan diampuni dosanya.

9. Pisang raja

Pisang raja setangkep sebagai lambang bahwa sebagai manusia harus bersatu, manunggal antara pekerjaan dengan penyuwunan. Pisang Raja juga bisa bermakna agar pemimpin didukung oleh seluruh rakyatnya. Masyarakat akan hidup tenteram dan bahagia jika antara pemimpin dan rakyatnya saling mendukung dan melengkapi. Pemimpin tidak semena-mena pada rakyatnya tetapi mengayomi rakyatnya, sehingga kehidupan akan tentram, makmur, dan bahagia.

10.Pelepah pisang berbentuk persegi

Pelepah pisang yang dibentuk persegi empat melambangkan agar diberi keselamatan dan perlindungan dalam menjalani hidup.

11.Daun pisang

Daun pisang digunakan untuk membuat pincuk, semacam tempat makanan yang dilipat.Memiliki makna sederhana dalam hidup dan berhati-hati dalam hidup.

Gambar

Gambar 1. Pertemuan warga  Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2. Sesepuh memasukkan tembakau  Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan
Gambar 4.Denah arena tayub  Keterangan:
Gambar 5. Tata rias dan busana penari tayub  Sumber: Upacara bersih dusun di Dusun Dalungan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan uraian-uraian di atas jelas bahwa bahasa masih menjadi alat utama manusia untuk berinteraksi dan menjadi alat penghubung antara individu dengan individu. Bahasa

A correction coefficient ( C ) to estimate the true sapflow velocity at each fixed sensor was calculated from the weighted average of the sapflow velocity ratios on the profile..

The remote sensing and archaeological studies conducted by the Finnish archaeological survey and mapping project in Syria in 2000-2010 has shed new light on the study

Dan di antara muslimat ada saja yang bersikap masa bodoh terhadap keteladanan para istri nabi saw, bahkan ada yang anti poligami seraya menilai bahwa poligami

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : yaitu apakah dengan metode jigsaw dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam materi Kitab-Kitab Allah pada

Jika Pemegang BII Kartu Kredit menggunakan BII Kartu Kredit melebihi Pagu BII Kartu Kredit tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari BII, maka Pemegang BII

Dua kilogram limbah padat jamu dicampur dengan 3 liter air suling kemudian dialiri uap panas menggunakan alat distilasi uap-air selama 24 jam, dihitung dari tetesan pertama