• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RINGKAS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RINGKAS BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RINGKAS

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

TAHUN 2014

PU S AT PE NG KAJ IAN D AN PE R E KAY AS AAN TE KNO LO G I KE LAU TAN D AN PE R IKANAN

BADAN PE N E L ITIAN DAN PE N GEMBAN GAN KE L AUT AN DAN PE RIKAN AN KE ME N TE RIAN KE L AUTAN DAN P E RIKAN AN

D ec-12 F e b -1 3 A p r -1 3 J u n -1 3 A u g -1 3 O c t -1 3 D e c -1 3 F e b -1 4 A p r -1 4 J u n -1 4 A u g -1 4 O c t -1 4 0 50 100 150 200 Time (month) L e a f lit te r (g m -2 m o n th -1) Forests Ponds

(2)

LAPORAN RINGKAS

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

TAHUN 2014

Pusat pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan perikanan Badan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan Kementerian kelautan dan perikanan

(3)

T I M P E N Y U S U N

Penanggung Jawab Adi Wijaya, M.Si

Anggota

Amandangi Wahyuning Hastuti, S.I.K Nur Aulia, SE

Wahyu Setyorini, SE Desain Sampul Wahyu Setyorini, SE

Diterbitkan Oleh:

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Jl. Baru Perancak, Negara, Jembrana – Bali 82251 Telp. : (0365) 44266/44268/44277, Fax. : (0365) 44278

e-mail: monevbrok@gmail.com www.bpol.litbang.kkp.go.id

(4)

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-Nya Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan.

BPOL pada tahun 2014 melaksanakan 5 kegiatan penelitian yang menghasilkan 2 output utama yaitu:  Data dan/atau Informasi Fenomena Alam Laut dan Perubahan Iklim

 Data dan/atau Informasi Teknologi Kelautan dan Perikanan serta Hasil Observasi Laut

Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang hasil kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah dicapai. Sangat disadari bahwa laporan ini belum sempurna dalam menyajikan informasi, oleh karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan ini.

Jembrana, Desember 2014 Tim Penyusun

(5)

D A F T A R I S I

Data dan/atau Informasi Fenomena Alam Laut dan Perubahan Iklim

Indo-China Cruise Expedition

Studi Implikasi Pengasaman Laut pada Ekosisitem Terumbu Karang di Kawasan Coral Triangle Initiative (CTI)

Data dan Informasi Teknologi Kelautan dan Perikanan serta Hasil Observasi Laut

Pengembangan Model Biofisika Laut untuk Memprediksi Produktivitas Primer Kaitannya dengan Kelimpahan Tuna, Tongkol dan Cakalang

Peningkatan Akurasi Sistem Prediksi pada PPDPI Tuna dan Lemuru

Kajian Pengaruh Pertukaran Massa Air di Samudera Pasifik bagian Barat pada Kesuburan Perairan dan Migrasi Skipjack tuna di Perairan Indonesia Bagian Timur

Layanan Data dan Informasi Laut dan Pesisir

(6)

KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2014 INDO CHINA CRUISE EXPEDITION

Latar Belakang:

Pada tahun 2014 untuk ketiga kalinya Balai Penelitian dan Observasi Kelautan menjadi penanggung jawab riset bersama ini. Kerjasama riset ini terdiri dari dua kegiatan cruise, yaitu Java Upwelling Variation Observation (JUVO) dan The South China Sea – Indonesian Seas Transport/Exchange (SITE), pertukaran peneliti, dan pemberian beasiswa kepada peneliti Balitbang KP. JUVO Cruise dilaksanakan untuk menghimpun data karakteristik massa air di perairan selatan Jawa dan kondisi dinamikanya terkini melalui survey pengukuran underway cruise, pemasangan mooring, mengukur variabilitas Java upwelling dan dinamikanya serta peranannya terhadap perkembangan IOD, mengetahui pengaruh Java Upwelling pada SST, heat flux dan fresh water budget yang mempengaruhi iklim regional. Sistem observasi yang digunakan dalam riset ini adalah dengan melakukan pemasangan JUVO mooring dan RAMA buoy dimana mooring buoy ini dilengkapi dengan pengukur parameter oseanografi dan meteorologi. Lokasi sistem mooring berada pada (106.75E, 8.5S) dan sistem buoy di (100E, 8S). Sedangkan SITE Cruise dilaksanakan untuk menghimpun data karakteristik massa air di perairan Selat Lombok dan Selat Karimata dengan melakukan pemasangan TRBM di selat Karimata dan sub surface mooring di selat Lombok. Data-data yang diperoleh dari kedua cruise diharapkan memberikan kontribusi yang penting dikarenakan lokasi mooring terletak dalam daerah equatorial waveguide dimana sinyal-sinyal interaksi laut-atmosfir mudah terdeteksi. Sinyal-sinyal tersebut direpresentasikan dengan osilasi-osilasi dalam periode tertentu yang mempengaruhi variabilitas laut di daerah equator. Dengan demikian lokasi mooring sangat penting peranannya dalam menguak laut Indonesia secara scientifik.

Tujuan:

 JUVO Cruise dilaksanakan untuk menghimpun data karakteristik massa air di perairan Indonesia khususnya Samudera Hindia Selatan Jawa, Selat Karimata dan Selat Lombok.

 Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara terintegrasi.

 Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan.

 Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Berbasis Pengetahuan.

Metode:

Pelaksanaan JUVO Cruise Pelaksanaan SITE Cruise

Lokasi Kegiatan JUVO

Lokasi Kegiatan SITE –Selat Karimata

(7)

KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2014 INDO CHINA CRUISE EXPEDITION

Hasil:

a. Penelitian :

Terlaksananya kegiatan Cruise JUVO di perairan Samudera Hindia Selatan Jawa :

- Data Hasil Pengukuran CTD dari 13 Stasiun Pengamatan

- Data Nutrien, Klorofil dan Plankton dari 13 Stasiun Pengamatan Terlaksananya kegiatan Cruise SITE Leg-I di Perairan Selat Karimata

- Data ADCP dari 4 TRBM (B1,B2,B3 dan B4) - Data CTD dari 2 TRBM (B1 dan B2)

- Data CTD dari 8 Stasiun Pengamatan

- Data Nutrien, Klorofil dan Plankton dari 8 Stasiun Pengamatan Terlaksananya kegiatan Cruise SITE Leg-II di Perairan Selat Lombok

- Data CTD dari 11 Stasiun Pengamatan

- Sampel Air dan Sampel Plankton dari 11 Stasiun Pengamatan (belum selesai dianalisa)

- Data Lowed ADCP dari 10 Stasiun Pengamatan

- Data Underway CTD dari 4 track Towing Vehicle (Glider) - Data TurboMap dari 10 Stasiun Pengamatan

Publikasi

- Pemaparan Hasil JUVO Cruise pada Seminar Kelautan Nasional BPOL

- Pemaparan Hasil SITE Cruise pada Workshop SITE

- Pemaparan Hasil JUVO – SITE pada Workshop JUVO-SITE di Perancak, Bali

- Sedang Disusun Paper terkait isolasi bakteri yang berpotensi sebagai agen bioremediator lingkungan dari perairan Samudra Hindia dan Selat Sunda

b. Non Penelitian

- Laporan Cruise JUVO

- Laporan Cruise SITE Leg-1 - Laporan Cruise SITE Leg-2 - Laporan Cruise SITE Leg-3 - Laporan Akhir JUVO - Laporan Akhir SITE

- Workshop SITE di Qingdao China - Workshop JUVO-SITE di Perancak, Bali

- JUVO & SITE Capacity Building di Qingdao China

Satuan Kerja Alamat

: :

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan : Samudera Hindia Selatan Jawa, Selat Karimata dan Selat Lombok

Penanggungjawab : Teguh Agustiadi, ST Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi Mitra Kerjasama : FIO-China, BPPT, LIPI

Peneliti Pertama : Mukti Trenggono, M.Si; Bayu

Priyono, M.Si;

Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : -

Peneliti Muda : Komang Iwan Suniada, M.Si Anggaran Realisasi Pengguna : - ITB

Pembantu Peneliti : Agung Damar Syakti, Agus Setiawan RM : Rp. 1.462.356.000,- RM : Rp. 1.460.184.220,- - UNSOED

HLL : Rp. 3.906.467.000,- HLL : Rp. 3.694.351.474,- - UNDIP

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 - P3TKP

D a t a A D C P – T R B M C r u i s e S I T E L e g - 1

(8)

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2014

Studi Implikasi Pengasamanan Laut pada Ekosistem Terumbu Karang di Kawasan Coral Triangle Initiative (CTI)

Latar Belakang :

Meningkatnya jumlah CO2 yang diserap laut selama akhir abad ini rata-rata telah menurunkan pH air laut sebesar 0,1 (Orr et al., 2005).

Akibatnya, kebutuhan akan karbonat untuk menetralisir tambahan H2CO3 telah melampaui pasokannya dan mengakibatkan pH air laut

mulai menurun. Kecenderungan inilah yang dikenal sebagai pengasaman laut. Dampak yang paling signifikan dari pengasaman laut adalah pada organisme berkapur di laut seperti karang, Pteropods, dan bentuk kehidupan lainnya yang bergantung pada ion CO32- dan

HCO3-1 untuk membentuk kerangka dan kerangnya. Penelitian Prof. Suharsono tentang laju pertumbuhan tahunan karang di Indonesia

menunjukkan kecenderungan penurunan laju pertumbuhan tahunan Porites selama 20 tahun terakhir. Informasi mengenai perubahan

lingkungan yang tersedia pada saat ini terbatas hanya sampai puluhan tahun ke belakang. Untuk lebih memahami perubahan lingkungan diperlukan informasi dalam skala waktu yang lebih panjang yang mana informasi tentang variasi dan parameter perubahan dalam skala waktu yang cukup panjang tersedia pada karang. Karang tumbuh membentuk lapisan pertumbuhan (growth band). Beberapa studi mengenai perlapisan pertumbuhan tahunan ini menunjukkan bahwa perlapisan pertumbuhan tahunan dapat digunakan sebagai perekam informasi perubahan lingkungan (Felis et al., 2004; Caricart-Ganivert et al., 2007). Beberapa penelitian dari Pearson and Pamer (1999), Palmer et al. (1998), Sanyal et al. (1995) menggunakan δ11B untuk merekonstruksi perubahan pH perairan yang terekam pada foraminifera. Selain itu, unsur geokimia seperti Sr/Ca, δ18O dalam karang digunakan untuk merekonstruksi perubahan suhu muka laut dan salinitas (Cahyarini et al., 2009).

Tujuan :

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabilitas pH, suhu dan salinitas terhadap kondisi karang pada masa lampau dan sekarang serta implikasi pengasaman laut pada ekosistem terumbu karang di kawasan CTI.

Metode :

Data pH, suhu dan salinitas diperoleh pada saat survei lapang dengan melakukan pengukuran sampel air. Untuk pengukuran suhu, juga dilakukan dengan mendeploy temperature logger yang dapat diatur untuk merekam suhu perairan dengan interval 60 menit selama kurang lebih 1 tahun. RasioSr/Ca diperoleh dengan melakukan milling pada sampel karang dengan milling machine sehingga didapatkan sampel yang mewakili setiap 1 mm dari keseluruhan panjang sampel karang. Untuk pengukurannya digunakan alat Inductively Coupled

Plasma – Atomic Emission Spectroscopy (ICP – AES). Data reanalysis yang digunakan adalah data suhu Reynolds-SST diperoleh dengan

mendownload langsung dari http://data/icdc/ocean/reynolds_sst, data presipitasi diperoleh dengan mendownload langsung dari http://disc2.nascom.nasa.gov/Giovanni/tovas/, data salinitas diperoleh

dengan mendownload langsung dari www.esrl.noaa.gov/psd/data/gridded/data.godas.html.

Hasil :

Dari hasil survei insitu pada Februari 2014 didapatkan rata-rata nilai pH di Perairan Nusa Penida sebesar 8,152 yang merupakan nilai pH terendah dari pengukuran sejak 2011. Nilai pH tertinggi terukur pada Maret 2013 yaitu sebesar 8,395. Sementara itu nilai pH di Perairan TN Taka Bonerate sebesar 8,266 dan di TN

Recovery Temperature Logger

Survei Insitu

(9)

KELOMPOK PENELITIAN – TAHUN 2014

Studi Implikasi Pengasamanan Laut pada Ekosistem Terumbu Karang di Kawasan Coral Triangle Initiative (CTI)

Bunaken sebesar 8,328. Variasi nilai pH yang terukur sesuai dengan hasil kajian sebelumnya yang menyebutkan bahwa nilai pH air laut perairan Indonesia timur di musim barat lebih tinggi daripada di musim timur. Dari pengukuran salinitas di Perairan Nusa Penida didapatkan sebesar 32,113. Dari pengukuran sejak 2011 didapatkan bahwa nilai salinitas pada bulan Februari dan Maret lebih rendah dibandingkan dengan pengukuran pada bulan Oktober dan September, hingga mencapai 34.380. Hal ini disebabkan posisi Perairan Nusa Penida yang dipengaruhi oleh musim barat dan timur, dimana pada musim barat curah hujan yang tinggi menyebabkan besarnya input

freshwater dari daratan sehingga salinitasnya cukup rendah. Hasil recovery temperature logger menunjukkan bahwa rata-rata nilai suhu

di Perairan TN Bunaken lebih hangat (29,190C) daripada di Perairan Nusa Penida (26,250C) dan Perairan TN Taka Bonerate (28,540C). Dari pengukuran 2011 hingga 2014 menunjukkan adanya trend kenaikan suhu. Selanjutnya data laju pertumbuhan karang (2013) dikorelasikan dengan data SPL dari ERSST V.3b, salinitas dari GODAS dan presipitasi dari TOVAS. Dari grafik korelasi antara SPL dengan laju pertumbuhan karang, didapatkan bahwa karang memberikan respon yang berbeda terhadap kenaikan SPL, hal ini juga berlaku terhadap kenaikan salinitas dan presipitasi. Dari hasil analisa statistik untuk SPL, salinitas dan presipitasi menunjukkan korelasi yang rendah antara masing-masing parameter dengan pertumbuhan karang, hal ini ditunjukkan dengan nilai R yang cukup rendah yaitu <0,28. Namun dapat diketahui bahwa diantara ketiga parameter tersebut, salinitas lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan karang. Karena rendahnya korelasi antara masing-masing parameter dengan pertumbuhan karang, kemudian digunakan regresi linier berganda dengan menggabungkan ketiga parameter tersebut dan melihat pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan karang. Dari hasil analisa statistik didapatkan bahwa pengaruh ketiga parameter lebih besar terhadap laju pertumbuhan karang. Pengaruh ketiga parameter tersebut ditunjukkan dengan nilai R yang lebih besar yaitu >0,3. Namun demikian nilai korelasi ini masih cukup rendah untuk menentukan parameter mana yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan karang. Dari hasil korelasi Sr/Ca karang Taka Bonerate dengan Reynolds-SST didapatkan nilai korelasi cukup rendah yaitu sebesar 0,0399. Hasil korelasi Sr/Ca dengan laju pertumbuhan karang Taka Bonerate menunjukkan dengan semakin meningkatnya konsentrasi Sr/Ca berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan karang dengan nilai korelasi sebesar 0,2168 dan p-value sebesar 0,2332.

Satuan Kerja Alamat

: :

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan : Nusa Penida di Kab. Klungkung, Prov. Bali; TN Bunaken Kab. Manado, Prov. Sulawesi Utara; TN Taka Bonerate di Kab. Kepulauan Selayar, Prov. Sulawesi Selatan Penanggungjawab

Peneliti Utama Keg.

: :

Camellia K. Tito, S.Si

Dr.rer.nat. Agus Setiawan, M.Si Nuryani Widagti, M.Si

Yuli Pancawati, S.Si Faisal Hamzah, S.Pi

Program Renstra Program APBN

: :

Penguasaan riset & observasi laut yang didukung oleh sistem data & informasi Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan

Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna : : :

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - Ditjen KP3K Peneliti Pemda Universitas Anggaran Realisasi - RM - PHLN - PNBP : : : Rp. 293.500.000,- Rp. - Rp. - - RM - PHLN - PNBP : : : Rp. 293.460.910,- Rp. - Rp. -

Korelasi Sr/Ca dan Reynolds-SST Data Suhu dari Temperature Logger

(10)

KELOMPOK PENELITIAN PEMODELAN LAUT – TAHUN 2014

Pengembangan Model Biofisika Laut untuk Memprediksi Produktivitas Primer Kaitannya dengan Kelimpahan Tuna, Tongkol, dan Cakalang

Pengolahan data satelit dan dioverlay dengan ketersediaan data tangkapan ikan

Latar Belakang:

Ditinjau dari perspektif ekonomi, Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi ekonomi yang diantaranya terefleksikan dari potensi kelautan dan perikanannya. Pemanfaatan secara optimum potensi kelautan tersebut merupakan tulang punggung dari ketahanan ekonomi nasional. Hal ini dapat tercapai melalui proses sinergi antara pembangunan infrastruktur kelautan terkait secara berkelanjutan, serta melalui kajian ilmiah dinamika yang mempelajari proses-proses fisis yang terjadi di laut seperti pasang surut, gelombang, dan arus. Dinamika laut perairan Indonesia sangat kompleks dan memegang peran penting pada dinamika laut dan iklim regional dan global. Sebagai kelanjutan penelitian sebelumnya, kegiatan pada tahun ini akan melanjutkan model fisik perairan Indonesia yang telah dilakukan sebelumnya serta menganalisa hasilnya untuk mengetahui variabilitas kesuburan perairan, dilengkapi dengan data dukung dari tangkapan ikan serta data satelit. Informasi terhadap kondisi perairan tersebut diharapkan dapat membantu dalam program nasional ketahanan pangan di bidang perikanan terutama di komoditas Tuna, Tongkol dan Cakalang pada daerah industrialisasi perikanan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tujuan:

Tujuan dari kegiatan riset ini adalah untuk menganalisa hasil model parameter fisik dalam kaitannya pada distribusi dan variabilitas produktivitas serta kesuburan perairan laut Indonesia, dengan meninjau keterkaitannya terhadap data satelit dan observasi lapangan, sehingga didapatkan data dan informasi kondisi kesuburan perairan Indonesia yang bersifat kontinu dan near realtime serta menghasilkan suatu peta prakiraan kesuburan perairan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) perairan Indonesia.

Metode:

Pendekatan masalah yang digunakan untuk memprediksi produktivitas perairan melalui pendekatan model numerik, dengan diagram alir metode kajiannya adalah sebagai berikut:

a. Kompilasi data sekunder dan pengolahan lebih lanjut data observasi untuk verifikasi model

Kompilasi data-data sekunder dari observasi lapangan yang dilakukan dari hasil penelitian sebelumnya maupun dari data yang diunduh dari web, digunakan untuk memperkuat hasil model. Data tersebut antara lain: data tangkapan ikan, data buoy, dan data satelit.

Hasil observasi digunakan untuk verifikasi hasil model. Verifikasi dilakukan di perairan selatan Jawa dan Selat Bali, terhadap data observasi yang mewakili.

b. Pemodelan Biofisika

Model numerik yang telah dilakukan sebelumnya menjadi dasar sebagai penelitian lebih lanjut pengembangan model

Pengolahan data tangkap (sumber data: PPN Benoa dan Loka Benoa)

TS profile di titik 1

TS profile di titik 3 TS profile di titik 2

Lokasi Data Buoy

RAMA1

3 2

(11)

KELOMPOK PENELITIAN PEMODELAN LAUT – TAHUN 2014

Pengembangan Model Biofisika Laut untuk Memprediksi Produktivitas Primer Kaitannya dengan Kelimpahan Tuna, Tongkol, dan Cakalang Verifikasi time series (Februari-Mei 2014)

Chlorophyl bulanan di permukaan

NPP bulanan

untuk menganalisis distribusi kesuburan perairan. Model yang digunakan untuk kajian ini adalah dengan menggunakan INDESO Model, yaitu:

- Model fisik: NEMO2.3 version, dengan menggunakan konfigurasi INDO12, yang dikembangkan di Mercator-Ocean - Model bio: PISCES3.2 version

c. Hasil akhir adalah berupa data dan informasi kondisi produktivitas perairan Indonesia.

Hasil :

1. Data dan informasi distribusi tangkapan ikan  melalui pengolahan data tangkapan ikan

2. Data dan informasi citra satelit dikorelasikan dengan ketersediaan data tangkapan ikan  melalui pengolahan data satelit yang dioverlay dengan ketersediaan data tangkapan ikan

3. Data dan informasi untuk validasi dan verifikasi model  melalui pengolahan data RAMA buoy dan output model 4. Data dan informasi kondisi oseanografi dan kesuburan perairan  melalui pengolahan hasil output model selama

empat bulan (Februari – Mei 2014), yang terbagi menjadi dua output model, yaitu: Fisik  data dan informasi kondisi oseanografi

a. Hovmoller temporal pada lintang 15 oLS untuk parameter temperatur, pada permukaan dan kedalaman >50 m. b. Salinitas

c. Arus

Bio  data dan informasi untuk kesuburan perairan

a. Chlorophyl of the diatoms rata-rata bulanan pada permukaan

b. Penampang vertikal Chlorophyl of the diatoms harian pada lintang 9 oLS (29 Januari dan 9 April 2014)

c. Dissolved oxygen rata-rata bulanan pada permukaan, diperlukan visualisasi ulang untuk dapat dianalisa lebih lanjut.

d. NPP (net primary production) rata-rata bulanan, masih memerlukan pengecekan terutama pada output bulan

Februari.

Satuan Kerja Alamat

:

: Balai Penelitian dan Observasi Laut Jl. Baru Perancak, Br. Dangin Berawah, Ds. Perancak, Negara, Jembrana, Bali | Telp: +62 365 44266/68/69 | Fax: +62 365 44278 | Email: persuratan.bpol@gmail.com

Lokasi Kegiatan : Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Penelitian dan Observasi Laut dengan lokasi penelitian utamanya di Selat Bali, Selat Lombok, dan Samudera Hindia Selatan Jawa.

Penanggungjawab Peneliti Utama Keg.

Perekayasa Pembantu Peneliti Pengolah Data Narasumber : : : : : : Dessy Berlianty Bayu Priyono, S.Si., M.Si. Wingking Era Rintaka Siwi, M.Si. Faisal Hamzah, S.Pi.

Eko Susilo, S.Pi.

Dr.rer.nat Agus Setiawan, M.Si. Dr. Mustaid Yusuf

Tedi Firmansyah, S.Kel. Muhammad Arief Rahma, S.Si. Ngurah Dwi Juana, A.Md.Kom Dr.rer.nat. Mutiara R. Putri, M.Si. Dr. Eng. Nining Sari Ningsih, M.Si.

Program Renstra Program APBN

:

: Program Penelitian dan Pengembangan Iptek

Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna : : :

Universitas Mulawarman, Institut Teknologi Bandung, Loka Penelitian Perikanan Tuna Benoa

-

Peneliti lingkup KKP, LIPI, Universitas, Ditjen Teknis (Ditjen Perikanan Tangkap), Pelabuhan, Nelayan Modern/Tradisional

Anggaran Realisasi - RM - PHLN - PNBP : : : Rp 169.170.000,- Rp Rp - RM - PHLN - PNBP : : : Rp 166.943.174,- Rp Rp

(12)

OBSERVASI KELAUTAN –TAHUN2014

PENGEMBANGAN SISTEM PREDIKSI PADA PPDPI TUNA DAN LEMURU

Gambar 1. PELIKAN Cakalang

Gambar 2. PELIKAN Lemuru

Latar Belakang:

Penelitian dan pengembangan sistem prediksi daerah potensial penangkapan ikan pelagis terus dilakukan. Ada tiga aspek penelitian dan pengembangan yang dilakukan yaitu (1) frekuensi penerbitan, (2) metode yang digunakan dan (3) akurasi informasi. Berkaitan dengan metode, diharapkan PPDPI memberikan informasi DPI untuk jenis ikan pelagis tertentu seperti tuna, cakalang dan lemuru. Penelitian sebelumnya telah berhasil menemukan beberapa metode untuk memprediksi ikan tuna mata besar (bigeye tuna) dan lemuru (bali sardinella). PELIKAN Tuna adalah salah satu produk yang sudah dipublikasikan kepada pengguna yang memperkirakan lokasi penangkapan ikan tuna mata besar secara spasial sampai dengan lima hari ke depan di perairan Samudera Hindia Selatan Jawa-Bali. Pengembangan PPDPI ikan cakalang difokuskan di perairan Indonesia timur yang meliputi Maluku, Minahasa, Gorontalo, Airtembaga, Ambon, Bacan, Banda dan Sorong. Sedangkan PPDPI lemuru difokuskan di peraairan Selat Bali. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem prediksi daerah potensi penangkapan ikan calakang dan lemuru. Hasil yang diharapkan berupa prototipe sistem prediksi daerah potensial penangkapan cakalang dan lemuru. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) sejak tahun 2010 telah melakukan penelitian dan pengembangan terkait metode prediksi daerah penangkapan tuna, cakalang dan lemuru. PELIKAN Tuna Mata Besar adalah salah satu produk yang sudah dipublikasikan kepada pengguna yang memberikan informasi lokasi penangkapan ikan tuna mata besar secara spasial sampai dengan lima hari ke depan.

Tujuan:

a. Mengembangkan sistem prediksi daerah potensi penangkapan ikan calakang

b. Menyusun prototipe sistem prediksi daerah potensial penangkapan cakalang dan lemuru

Metode:

a.Metode prediksi sebaran daerah penangkapan ikan cakalang menggunakan pendekatan GIS dan pemodelan statistik generalized additive model (GAM) dengan variabel input:

-Variabel parameter oseanografi (variabel respon) berupa suhu permukaan laut, salinitas, u, v dan ssh pada kedalaman 0m dan 50m.

-Data penangkapan ikan (variabel dependent) berupa data penangkapan ikan cakalang dari PPS Bitung oleh kapal purse seine tahun 2013 yang meliputi posisi penangkapan, waktu penangkapan dan jumlah ikan per penangkapan (CPUE).

b.Pemilihan model GAM yang sesuai berdasarkan nilai Akaike’s information criteria (AIC), deviance, dan p-values dari setiap persamaan GAM yang terbentuk. Model GAM yang terpilih, digunakan sebagai formula untuk memperkirakan sebaran spasial CPUE ikan cakalang.

c.Pengembangan metode prediksi daerah penangkapan ikan lemuru menggunakan pendekaan rantai makanan. Hasil penelitian sebelumnya

Diagram Alur Pelikan Cakalang

(13)

OBSERVASI KELAUTAN –TAHUN2014

PENGEMBANGAN SISTEM PREDIKSI PADA PPDPI TUNA DAN LEMURU

Gambar 3. analisis pairplot untuk variabel oseanografi

menunjukkan bahwa tidak semua variabel penduga yaitu sebaran konsentrasi klorofil-a (SSC), suhu permukaan laut (SST) dan (PAR) berpengaruh terhadap kelimpahan zooplankton di perairan Selat Bali.

d.Model GAM yang terpilih, digunakan sebagai formula untuk memperkirakan sebaran spasial CPUE ikan cakalang.

e.Sistem semi-otomatisasi penyusunan PELIKAN Cakalang dan lemuru terbagi menjadi 3 modul yaitu Data Collection and Preparation Modul, GAM Prediction Modul dan Layout Modul.

Hasil:

a.Data/informasi sebaran data tangkapan bulanan ikan cakalang (pukat cincin dan huhate) tahun 2013

b.Data/informasi data komposit bulanan suhu, salinitas, arus dan tinggi muka laut pada kedalaman 0-100 meter di WPP 715, WPP 716 dan WPP 717 tahun 2013

c.Data/informasi lokasi penangkapan pukat cincin di Selat Bali tahun 2014

d.Data/informasi data kualitas air di lokasi penagkapan pukat cincin di Selat Bali tahun 2014

e.Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Distribusi Spasial Kelimpahan Plankton Di Selat Bali” yang disampaikan pada kegiatan Seminar Nasional Kelautan “Sistem Observasi Laut Dan Pemanfaatannya Untuk Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Di Indonesia”

Satuan Kerja Alamat

:

: Balai Penelitian dan Observasi Laut

Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan : Pelikan Cakalang : Laut Sulawesi, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik Bagian Barat. Sedangkan Pelikan Lemuru : Selat Bali

Penanggungjawab : Eko Susilo, S.Pi Program

Renstra

: Penelitian Kelautan dan Perikanan Mitra Kerjasama : -

Peneliti Utama : Eko Susilo, S.Pi Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan

Perikanan

Dana

Pendamping

: -

Anggota Peneliti : Komang Iwan Suniada, M.Si Anggaran Realisasi Pengguna : Nelayan

Adi Wijaya M.Si. RM : Rp. 108,675,000,- RM : Rp. 105.008.200,- Dirjen Perikanan Tangkap

PHLN : Rp. 0,- PHLN : Rp. 0,- PNBP : Rp. 0,- PNBP : Rp. 0,-

(14)

KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2014

Kajian Pengaruh Pertukaran Massa Air di Samudera Pasifik bagian Barat pada Kesuburan Perairan dan Migrasi Skipjack Tuna di Perairan Indonesia Bagian Timur

Latar Belakang:

Samudera Pasifik merupakan merupakan daerah tangkapan ikan tuna (70%) dan juga memiliki peranan yang sangat vital dalam terjadinya siklus El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan iklim dunia. Daerah tersebut tidak terlepas dari adanya kolam air hangat Samudera Pasifik bagian barat, dimana pola pergerakan (konvergensi) kolam air hangat ini sangat dipengaruhi oleh ENSO. zona konvergensi dan front merupakan kombinasi mekanisme yang sangat penting bagi plankton dan mikronekton dan juga tuna sebagai salah satu predatornya. Berdasarkan keterkaitan tersebut, maka sebaran Cakalang akan berkaitan sangat erat dengan perpindahan atau pergerakan zona konvergensi tersebut sehingga dapat digunakan dalam memperkirakan fishing ground untuk Cakalang. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan didapatkan bahwa ada korelasi yang cukup baik antara kelimpahan relatif Cakalang dengan variabel proksi untuk zona konvergensi, yaitu garis isotermal 29°C suhu permukaan laut dan indeks osilasi selatan (IOS).

Tujuan:

Mengetahui pola pergerakan zona konvergensi di kolam air hangat Pasifik bagian barat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta keterkaitannya dengan kesuburan perairan dan pola migrasi tuna di perairan Indonesia bagian timur.

Metode:

Kegiatan penelitian pada tahun kedua dilakukan 4 yaitu tahap pertama lebih ditekankan pada pengambilan data Insitu (Suhu, Salinitas, Nutrien), pengolahan data citra satelit (SST dan Klorofil-a) dan pengambilan dan pengolahan data TAO Array di Pasifik Ekuatorial suhu rata-rata bulanan.Tahap kedua dilakukan analisis analisis front suhu permukaan laut dengan menggunakan algoritma edge detection serta analisis korelasi kelimpahan klorofil-a dengan front suhu permukaan laut. Selain itu dilakukan juga analisis pola pergerakan kolam air hangat Pasifik Ekuatorial bagian barat dan Keterkaitannya dengan ENSO. Semua data tersebut nantinya akan dilakukan pemodelan variabel suhu, salinitas dan arus laut di Samudera Pasifik ekuatorial dengan menggunakan model numerik keluaran INDESO dan verifikasi dengan data tangkapan cakalang. Data suhu, khlorofil-a didapatkan dari

www.oceancolor.gov.noaa, NPP dari www.pmel.noaa. Data suhu dan salinitas air laut dari TAO array diunduh di

www.pmel.noaa/tao. Data tangkapan ikan cakalang berasal dari PPS Ambon, PPS Bitung, PPN Ternate.

Hasil:

1. Dari hasil pengukuran in situ di Perairan Laut Banda dan Laut Aru memberikan Informasi mengenai kondisi oseanografi di kedua perairan tersebut yaitu terjadinya percampuran massa air di timur Laut Banda bagian utara saat memasuki paparan Sahul, yang ditunjukkan oleh tipe massa air dengan salinitas rendah dan lapisan percampuran yang makin tegas dan dalam di kedalaman 115 m. Diperkirakan ada percampuran massa air di utara kepulauan Aru yang berasal dari massa air Laut Banda, Laut Halmahera dan laut Aru pada musim peralihan I yaitu dari musim barat ke musim timur. Kondisi Oksigen Laut Banda lebih tinggi dibandingkan di Laut Aru, meskipun dikedua perairan tersebut tidak ditemukan O2 minimum (oxygen minimum

zone).

2. Berdasarkan hasil analisis data TAO parameter suhu rata-rata bulanan menunjukkan pada saat La-Nina batas kolam air

Gambar 2b. Overlay grafik anomali SST di Nino 3.4 dengan jumlah tangkapan Skipjact tuna 2010

Gambar 2a. Penampang vertikal suhu (ki) LaNina Nov 2011 (ka) El Nino Jan

2010

Gambar 1. Diagram T-S Pengukuran Insitu di L. Banda &L.Aru 2010

(15)

KELOMPOK PENELITIAN - TAHUN 2014

Kajian Pengaruh Pertukaran Massa Air di Samudera Pasifik bagian Barat pada Kesuburan Perairan dan Migrasi Skipjack Tuna di Perairan Indonesia Bagian Timur

hangat bergeser ke barat mencapai 150 °BT dengan kedalaman percampuran di barat Samudra Pasifik (147 °BT) sekitar 100 m. Sementara, di 150 °BT-170 °BT kedalaman percampuran mencapai 150 m dengan suhu (27 °C-28 °C). Pada kondisi El-Nino batas kolam air hangat bergeser ke timur mencapai 160 °BB dengan kedalaman percampuran lebih dangkal yaitu kedalaman 25-100 m sedangkan saat La-Nina ketebalan lapisan percampuran lebih dalam yaitu kedalaman 50-100 m. Bila dikaitkan dengan jumlah tangkapan menunjukkan pada kejadian El-Nino juga terjadi peningkatan tangkapan Skipjact tuna khususnya di Perairan utara Papua seperti pada tahun 2009 dimana volume tangkapan Skipjact tuna mencapai 19.885 ton. Sebaliknya pada kejadian La-Nina terjadi penurunan tangkapan Skipjact tuna seperti pada tahun 2007 yaitu sebesar 14.259 ton

3. Berdasarkan analisis rata-rata bulanan parameter SST, SSC dan front suhu dari data satelit MODIS terhadap jumlah tangkapan Skipjact tuna menunjukkan saat terjadinya upwelling tidak langsung diikuti dengan jumlah maksimum tangkapan ikan termasuk Skipjact tuna tetapi terdapat jeda waktu (time lag). Jeda waktu (time lag) tersebut berbeda antara jenis ikan satu dengan jenis ikan yang lain tergantung posisi tropic level ikan tersebut berada. Semakin tinggi tropic level ikan akan semakin lama pula time lag yang diperlukan dari saat terjadinya upwelling dengan jumlah tangkapan maksimum. Skipjact tuna mempunyai time lag kurang lebih 5 – 6 bulan dari saat terjadinya upwelling sampai dengan jumlah tangkapan maksimum, yang mana upwelling terlihat dari front suhu dan nilai SST rendah pada bulan Juli – Agustus, diikuti peningkatan SSC pada bulan September – Oktober dan jumlah tangkapan maksimum Skipjact tuna pada bulan Februari – Maret.

4. Berdasarkan hasil output model numerik dari projek INDESO (Februari – Mei 2014) setelah dilakukan verifikasi dengan data observasi baik itu hasil observasi data TAO utara Papua maupun data Expedisi Laut Banda dan Aru 2014 menunjukkan hasil yang cukup baik untuk parameter suhu dan salinitas antara keluaran model fisik (NEMO) dengan data observasi sedangkan untuk parameter pH, klorofil, diatom, phosfat, nitrat hasil keluaran model biogeokimia (PISCES) belum menunjukkan hasil yang baik.

Satuan Kerja Alamat

: :

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan : Samudera Pasifik Bagian Barat dan Perairan Indonesia Bagian Timur

Penanggungjawab : Bayu Priyono, M.Si Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi

Mitra Kerjasama : ITB, Balai Konservasi Biota Laut, LIPI Ambon dan Loka Penelitian Perikanan Tuna, PPN Ternate, PPS Bitung, PPS Ambon

Peneliti Utama : Wingking Era Rintaka Siwi, M.Si Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : -

Anggota Peneliti : Dr. rer. nat. Agus Setiawan, M.Si Anggaran Realisasi Pengguna : Dirjen Perikanan Tangkap KKP Dr. rer. nat. Mutiara R. Putri, M.Si RM : Rp. 185.500.000,- RM : Rp. 185.381.034,- Pengusaha Perikanan

Dr. Desy Berlianty, M.Si Bayu Priyono, M.Si

PHLN : Rp. 0 PHLN : Rp. 0 Dinas Kelautan dan Provinsi Papua

Budi Nugraha, M.Si PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0 Dinas Kelautan dan Provinsi Maluku

Faisal Hamzah

Gambar 3 Overlay SST, SSC, Front Suhu dengan Koordinat tangkapan Skipjact Tuna

(16)

Laporan Ringkas Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2014

PERUBAHAN IKLIM - TAHUN 2014

Penguatan Penelitian Adaptasi Lahan Basah Terhadap Kenaikan Muka Laut

(Enhancement of Research for Adaptation of Wetlands in Indonesia to Projected Impacts of Sea Level Rise)

Latar Belakang:

Mangrove merupakan ekosistem kunci yang menyediakan berbagai kebutuhan yang sangat crusial untuk menjaga sumberdaya pesisir dan perikanan. Saat ini,kelestarian mangrove menghadapi penurunan akibat faktor antropogenik maupun perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut (sea level rise). Perubahan ekosistem mangrove dapat mempengaruhi kondisi wilayah pesisir dan kelangsungan kehidupan masyarakat karena hutan mangrove merupakan pembatas antara wilayah pesisir dimana di dalamnya terjadi proses-proses penting untuk beradaptasi terhadap kenaikan muka air laut.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki area mangrove terluas di dunia, namun pemahaman tentang respon mangrove terhadap perubahan iklim masih belum banyak dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik terhadap proses adaptasi lahan basah, terutama mangrove, terhadap kenaikan muka air laut di Indonesia, serta untuk meningkatkan kemampuan para peneliti Indonesia dalam melakukan monitoring sistem yang terjadi di pesisir. Melalui kegiatan ini juga akan dikembangkan data dan model yang dapat menjadi bahan pemahaman bagaimana mangrove merespon kenaikan muka air laut di Indonesia.

Tujuan:

Tujuan utama kegiatan ini adalah mengkaji kemampuan adaptasi ekosistem mangrove terhadap kenaikan muka laut sehingga dapat diprediksi dampak kenaikan muka laut di wilayah pesisir serta untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya penelitian. Hasil kegiatan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi penentuan pengelolaan wilayah pesisir serta meningkatkan strategi adaptasi perubahan iklim. Selain itu, kegiatan ini merupakan grant kompetitif yang diberikan USAID sehingga dapat memperluas jaringan kerjasama, baik dalam penelitian maupun capacity building.

Metode:

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rod surface elevation table-marker horizon (RSET – MH) yang digunakan untuk mengambil data geomorfolog (Cahoon et al. (2010)). Untuk mengetahui dinamika ekosistem mangrove, data tersebut dilengkapi dengan data produktifitas mangrove yang meliputi pertumbuhan mangrove yang diukur dengan menggunakan

Dendrometer band dan kaliper (jangka sorong) dan produksi serasah yang dihitung dengan jaring. Kantong akar diambil dari

tanah untuk dihitung perkembangan akar selama periode tertentu. Perhitungan penyerapan karbon dilakukan dengan mengukur pertumbuhan pohon mangrove, perhitungan serasah, karakteristik sedimen dan kenaikan permukaan tanah (elevasi). Pengambilan sampel sedimen dilakukan untuk mengetahui bulk density dan karbon organik dalam sedimen dan analisa dilakukan di laboratorium.

Gambar 1. Perubahan tutupan lahan (2002 dan 2011

Gambar 2. Hasil Simulasi SLAMM 2011 dan 2100

July '11 N o v1 1 M a r c h 1 2 J u l y 1 2 N o v 1 2 M a r 1 3 J u l y 1 3 N o v 1 3 M a r 1 4 J u n e 1 4 O c t 1 -2 0 2 4 6 Time E le v a ti o n c u m m u la tiv e ( c m ) Forests Ponds

(17)

PERUBAHAN IKLIM - TAHUN 2014

Penguatan Penelitian Adaptasi Lahan Basah Terhadap Kenaikan Muka Laut

(Enhancement of Research for Adaptation of Wetlands in Indonesia to Projected Impacts of Sea Level Rise)

Hasil (2013 – 2014):

a) Informasi dinamika ekosistem hutan mangrove (geomorfologi dan produktivitas) selama 2 tahun b) Data Karakteristik dan Struktur Hutan Mangrove

c) Hasil simulasi awal prediksi adaptasi mangrove di Perancak dalam merespon kenaikan muka laut dengan menggunakan model SLAMM (Sea Level Affecting Marshes Model);

d) Workshop “Response of Mangrove Wetland to Sea Level Rise”;

e) Networking: partisipasi dalam riset dan pemantauan mangrove bersama di wilayah Regional Asia Pasifik, yang didukung oleh Asia Pacific Network (APN) Project (Filipina sebagai lead project), penjajakan kerjasama dengan Australia untuk

capacity building/research enhancement di bidang marine ecosystem monitoring dan climate change, dan kerjasama

dengan dengan Institut de Recherche pour le Development (IRD) Perancis untuk penelitian mangrove dan dukungan alat monitoring mangrove;

a) Alat muffle furnace dan crucible porselain;

b) Diseminasi hasil kajian di beberapa forum ilmiah nasional dan internasional dan Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Satuan Kerja Alamat

: :

Balai Penelitian dan Observasi Laut

Jl. Baru Perancak, Jembrana, Bali 82251, Telp. 0365-44266, Fax : 0365-44278, Website: www.bpol.litbang.kkp.go.id

Lokasi Kegiatan : Hutan Mangrove Perancak, Desa serta wilayah adminitrasi (Kecamatan, Kabupaten, Provinsi)

Penanggungjawab : Nuryani Widagti Program Renstra : Penguasaan riset dan observasi laut yang didukung oleh sistem data dan informasi

Mitra Kerjasama : NAS - USAID, University of Queensland, Smithsonian Environmental Research Center Peneliti Utama : Frida Sidik Program APBN : Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Dana Pendamping : -

Anggota Peneliti : Hanggar Prasetio Kadarisman I Nyoman Surana Ajis Muslim

Anggaran Realisasi Pengguna : LSM, Direktorat Jenderal Teknis,

Universitas

RM : Rp. 0,- RM : Rp.

0,-PHLN : Rp. 240.728.000,- PHLN : Rp. 118.481.074,-

PNBP : Rp. 0 PNBP : Rp. 0

Gambar 3. Dinamika Elevasi dan Produktivitas Serasah Selama 2 Tahun

Dec-12 F e b -1 3 A p r -1 3 J u n -1 3 A u g -1 3 O c t -1 3 D e c -1 3 F e b -1 4 A p r -1 4 J u n -1 4 A u g -1 4 O c t -1 4 0 50 100 150 200 Time (month) L e a f li tt e r (g m -2 m o n th -1) Forests Ponds

Gambar

Gambar 1. PELIKAN Cakalang
Gambar 3. analisis pairplot untuk variabel oseanografi
Gambar 2b. Overlay grafik anomali  SST di Nino 3.4 dengan jumlah  tangkapan Skipjact tuna 2010 Gambar 2a
Gambar 3 Overlay SST, SSC,  Front Suhu dengan Koordinat  tangkapan Skipjact Tuna
+3

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu media juga dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis dan menimbulkan gairah belajar (Arief S. Untuk mendisain dan melakukan pembelajaran yang

Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga

Variabel yang dikumpulkan meliputi karakteristik puskesmas, kondisi masyarakat di wilayah kerja puskesmas, tenaga bidan, ketersediaan dana untuk pelayanan KIA,

Di dalam proses pengkarbitan tempat yang digunakan untuk pengkarbitan tidak memiliki sela untuk masuknya udara atau tempat yang tertutup dan bisa juga dibungkus dengan

Menurut (Aeltermn et al. 2006 dalam Zhang, 2012) microbial fuel cells (MFCs) adalah reaktor bioelektrochemical yang dapat mengkonversi energi kimia dari zat organik pada

Kultur mikroba yang digunakan dalam MFC ini memiliki kemampuan untuk menggunakan bahan organik yang ada dalam limbah cair sebagai sumber energi dan menghasilkan

Studi ini juga dilakukan untuk membandingkan hasil listrik yang diproduksi antara kedua volume reaktor yang digunakan, sehingga dapat diperkirakan pengaruh

Sedagkan melalui metode analisa faktor, terdapat dua kelompok faktor baru yang masing-masing terdiri dari sumber daya manusia yang tidak memadai (berupa