• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MARMUT (CAVIA COBAYA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MARMUT (CAVIA COBAYA)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA

(ALOE VERA)

TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA

MARMUT (CAVIA COBAYA)

Rendy Aditya Apriyasa1, Sasmiyanto2, Cahya Tri Bagus Hidayat3. 1

Mahasiswa Fikes Universitas Muhammadiyah Jember. 2

Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember. 3

Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

adityarendy39@yahoo.co.id Abstrak

Introduksi : Salah satu keadaan yang paling sering dialami oleh manusia adalah luka yang terjadi pada kulit dan menimbulkan trauma bagi penderitanya. Luka merupakan hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain True Experimental dengan rancangan

Post Test Only Control Group Design bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian gel lidah buaya (aloeveraa) terhadap penyembuhan luka insisi paa marmut

(cavia cobaya). Populasi penelitian ini adalah marmut yang sesuai dengan sampel yang telah ditentukan dalam penelitian dengan sampel berjumlah 18 marmut yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol, masing-masing kelompok terdiri dari 9 ekor marmut. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Simple Random Sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah rata-rata kesembuhan luka pada kelompok perlakuan dengan menggunakan gel lidah buaya dan kelompok kontrol dengan menggunakan NaCl 0,9 %. Hasil penelitian dengan uji

Mann-WhitneyU (α = 0,05).

Result : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p value 0,039, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik, dengan begitu peneliti menerima hipotesis alternatif dimana terdapat efektivitas gel lidah buaya terhadap penyembuhan luka insisi pada marmut.

Diskusi : Rekomendasi penelitian ini yaitu perlu melakukan penelitian lebih lanjut dalam memberikan dosis aloevera yang tepat sebagai penyembuhan luka dan disarankan untuk menggunakan ekstrak lidah buaya secara tepat sebagai obat alternatif dalam penyembuhan luka.

(2)

Abstract

Introduce : One of the most common conditions which are experienced by human is a wound that happens in the skin and cause trauma for the patient. Wound is a loss or damage to some part of body tissues. This condition can be caused by sharp or blunt-thing trauma, the changing temperature, chemicals, explosion, electric shock, or animal bites.

Methods : This research uses True Experimental design; Post Test Only Control Group Design which has aim to analyze the effectiveness of giving Aloe Vera gel

(aloevera) on healing the wound incision on marmots (Cavia cobaya). The population of this research is marmot that suitable with the predetermined sample in this research, the sample was 18 marmots which divided into 2 groups: Experiment and control groups, each group consists of 9 marmots. The technique of collecting data sampling is by using Simple Random Sampling. The variables measured in this research is the average wound healing in the Experimental Group by using Aloe Vera gel and the control group is using NaCl 0,9 %. The results of the research by Mann-Whitney U test (α = 0.05).

Result : The results of this research indicate that the p value is 0.039, it can be concluded that there is a statistically significant difference, so that’s why the researcher accept the alternative hypothesis that there is an effectiveness in aloe vera gel on incision wound healing in marmots.

Discusss : Recommendation of this research i.e. it is necessary to do further research to give the proper dose of aloevera as wound healing and are advised to use aloe vera extract precisely as an alternative medicine in wound healing.

Keywords: Aloe vera gel (Aloevera); wound healing incision.

PENDAHULUAN

Luka merupakan hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk luka bermacam-macam tergantung penyebabnya, misalnya luka sayat atau vulnus scinum

disebabkan oleh benda tajam,

sedangkan luka tusuk yang disebut

vulnus punctum akibat benda runcing (Sjamsuhidayat, 2010).

Luka sangat berdampak besar bagi kehidupan masyarakat, melihat kondisi ekonomi saat ini diperlukan obat alternatif yang jauh lebih murah dan lebih mudah didapat serta

(3)

mempunyai efektivitas yang cukup baik dalam mengobati luka. Menurut Simanungkalit (2000) Pengobatan tradisional dengan fitofarmaka dan pemanfaatan bahan obat alamiah lainnya mulai menjadi perhatian dunia sekarang. Hal ini disebabkan karena obat kemoterapi serta obat kimia lainnya mempunyai efek samping yang mengganggu keseimbangan kesehatan dan lingkungan. Masyarakat kini lebih memilih pengobatan secara alami dengan memanfaatkan tanaman-tanaman yang bermanfaat sebagai penyembuhan luka yang ada disekitar rumah atau kebun, disamping harganya yang relatif terjangkau pengobatan secara alami atau tradisional memilii efek samping yang kecil asalkan digunakan secara tepat dan benar. Berbagai jenis tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan dapat dijadikan sebagai salah satu obat alternatif dalam pengobatan, salah satu tanaman yang dapat dijadikan alternatif dalam pengobatan luka adalah lidah baya

(aloevera).

Lidah buaya memiliki kemampuan untuk meningkatkan imunitas dan mempercepat penyembuhan luka. Menurut Morsy (1991), kadar protein dalam lidah buaya secara kualitatif kaya akan asam amino esensial. Seperti diketahui, bahwa protein dalam tubuh berperan untuk pembentukan jaringan baru dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Tidak hanya itu, lidah buaya mempunyai kandungan senyawa kimia seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan antara lain aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloeemodin, aloenin dan aloesin. Gel Lidah buaya juga mengandung beberapa bahan aktif alami yang dapat berguna sebagai antibakteri. Gel Lidah buaya mengandung Antraquinon dan Saponin (Furnawati, 2006).

Tanaman lidah buaya (aloevera) yang sebagaian besar orang mengenal manfatnya sebagai penyubur rambut, ternyata bukan itu saja. Lidah buaya mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai antiseptik, antimikroba dan

(4)

salah satunya adalah dapat mempercepat penyembuhan luka yang sebagaian orang tidak mengetahuinya. Berdasarkan hal tersebut peneliti sangat tertarik melakukan penelitian tentang efektifitas pemberian gel lidah buaya (aloevera) terhadap penyembuhan luka insisi pada marmut

(cavia cobaya).

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design

yang dilakukan dengan menggunakan hewan coba marmut (cavia cobaya).

Sedangkan rancangannya peneliti menggunakan Rancangan Post Test Only Conntrol Group Design. Sampel penelitian dipilih secara acak (random) yang mana terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok perlakuan (gel lidah buaya) dan kelompok kontrol (NaCl 0,9 %). Kerangka desain X O-1 R : ( - ) O-2 Keterangan: R : Random. X : Perlakuan.

O-1 : observasi kelompok perlakuan (gel lidah buaya).

O-2 : observasi kelompok kontrol (NaCl 0,9%)

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar Universitas Muhammadiyah Jember.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014.

Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu marmut

(cavia cobaya) diperoleh dari peternak di daerah sekitar Kabupaten Jember kemudian mendapatkan surat penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember yang selanjuynya diberikan kepada Kepala Laboratorium Universitas Muhammadiyah Jember.

(5)

Rencana Analia Data

Seluruh data hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS for window versi 17.0. Analisis data yang akan digunakan adalah uji t independen dengan syarat data harus normal, jika syarat tidak terpenuhi atau data distribusinya tidak normal maka sebagai alternatif digunakan uji Mann-Whitney U.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 18 ekor marmut (cavia cobaya) berumur 4 – 5 bulan, berat badan 300 – 400 gram. Sebagai sempel 18 ekor marmut (cavia cobaya) dibagi menjadi 2 (dua) kelompok secara acak, yaitu satu kelompok perlakuan dengan menggunakan gel lidah buaya dan satu kelompok kontrol dengan menggunakan NaCl 0,9 %. Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas gel lidah buaya

(aloevera) terhadap penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya).

Tabel 5.1 Penilaian kesembuhan luka dari masing-masing kelompok

Kelompok Samp el Lama penyem buhan luka (hari) Rata-rata penye mbuha n luka Kelompok Perlakuan (gel lidah buaya) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 7 8 7 7 8 8 8 9 7 7,67 Kelompok Kontrol (NaCl 0,9 %) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9 8 8 8 9 8 8 9 8,33

Gambar 5.2 Rata-rata lama penyembuhan luka. 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 X1 X2

(6)

Keterangan

X1 : Perlakuan dengan gel lidah buaya.

X2 : Kontrol dengan NaCl 0,9 %.

Berdasarkan tabel dan gambar diatas bahwa pada kelompok perlakuan dengan perawatan luka menggunakan gel lidah buaya menunjukan rata-rata penyembuhan luka 7,67 hari. Sedangkan kelompok kontrol dengan perawatan luka menggunakan NaCl 0,9 % menunjukan rata-rata lama penyembuahan luka 8,33 hari. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa perawatan luka dengan menggunakan gel lidah buaya yang dilakukan 1 kali sehari memiliki rata-rata lama penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan perawatan luka dengan menggunakan NaCl 0,9 %.

Tabel 5.3 Hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji

Shapiro-Wilk. Kelompok n p Keterangan Perlakuan Kontrol 9 9 0,024 0,000 Tidak normal Tidak normal

Seluruh nilai yang disajikan melalui tabel diatas lebih kecil dari nilai alpha (p < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua kelompok memiliki data distribusi tidak normal. Oleh sebab itu pengujian terhadap data yang tidak berdistribusi normal dilakukan menggunakan metode nonparametrik, yaitu menggunakan uji

Mann-Whitney U.

Tabel 5.4 Hasil analis efektivitas pemberian gel lidah buaya terhadap

penyembuhan luka insisi uji

Mann-Whitney U

Kelompok N Mean P value Perlakuan Kontrol 9 9 7,67 8,33 0,039

Hasil uji Mann-Whitney U didapatkan nilai p = 0,039 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik, dengan begitu peneliti menerima hipotesis alternatif dimana terdapat efektivitas gel lidah buaya terhadap penyembuhan luka insisi pada marmut.

(7)

Interpretasi dan Diskusi hasil

Mengidentifikasi penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya) dengan pemberian gel lidah buaya (aloevera).

Hasil penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa gel lidah buaya

(aloevera) dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan rata-rata luka sembuh 7,67 hari. Hasil ini dikarenakan lidah buaya mengandung beberapa zat aktif yang penting untuk penyembuhan luka antara lain adalah enzim, mineral, antrakuinaon, saponin, lignin. Pada aloevera

terdapat enzim-enzim seperti karboksi peptidase dan protease inhibitor

(bradikinase) yang bekerja atau menginaktivasi bradikinin. Saat proses terjadi peradangan, bradikinin menyebabkan rasa nyeri yang berhubungan dengan terjadinya vasodilatasi. Dengan demikian hidrolisis bradikinin oleh enzim-enzim ini menghasilkan efek analgesik dan menyebabkan vasokontriksi yang berperan mengurangi pembengkakan dan kemerahan pada peradangan.

Zat antrakuinon adalah suatu zat antibiotik yang bersifat beteriostatik ternyata sangat berperan dalam tanaman lidah buaya guna mencegah pertumbuhan bakteri. Lignin, substansi ini membentuk sediaan

aloevera topikal melalui kemampuan penetrasi tunggalnya untuk membawa bahan aktif lain sampai masuk jauh kedalam lapisan dermis. Penggunaan monnosa-6-fosfat dan ancemannnan memberikan efek terapis berupa penyembuhan luka yang lebih cepat (Atherton, 1989 dalam Fatmawati, 2012).

Mengidentifikasi penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya) dengan pemberian NaCl 0,9 %.

Penyembuhan luka pada kelompok kontrol dengan menggunakan NaCl 0,9 % memiliki rata-rata penyembuhan 8,33 hari. Cairan NaCl yaitu merupakan cairan fisiologis, non toksik. Natrium klorida 0,9 % adalah larutan fisiologis yang ada diseluruh tubuh, karena alasan ini, tidak ada reaksi hipersensivitas dari natrium klorida. Natrium klorida mempunyai

(8)

Na dan Cl yang sama seperti plasma, larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah. Natrium klorida 0,9 % merupakan larutan isotonik aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi jaringan granulasi, menjaga kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.

Menganalisis efektivitas pemberian gel lidah buaya (aloevera) terhadap penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya).

Untuk menguji pemberian gel lidah buaya dalam penyembuhan luka insisi, maka dilakukan penelitian pada marmut yang diberika gel lidah buaya. Sebagai subyek dalam peneitian ini digunakan sebanyak 18 ekor marmut berat antara 300–400 gram yang terbagi menjdi dua kelompok yang tidak berpasangan, yaitu kelompok kontrol diberikan NaCl 0,9% dan kelompok perlakuan diberikan gel lidah buaya.

Uji perbandingan lama penyembuhan luka antara kedua kelompok sesudah perlakuan berupa gel lidah buaya dan

NaCl 0,9% menggunakan uji Mann-Whitney U. Rata-rata proses penyembuhan luka dengan menggunakan gel lidah buaya adalah 7,67 dan rata-rata penyembuhan luka dengan menggunakan NaCl 0,9% adalah 8,33. Uji perbandingan antara kedua kelompok dengan menggunakan uji Mann-Whitney U

menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna proses penyembuhan luka diantara kedua kelmpok yaitu (p < 0,05).

Berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna proses penyembuhan luka yang diberikan gel lidah buaya. Ini disebabkan karena lidah buaya mengandung vitamin, enzim, protein, karbohidrat, mineral dan asam amino, yang sebagian besar dapat berperan dalam mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, berbagai zat anti inflamasi antara lain adalah lignin, saponin dan anthaquinone yang terdiri atas aloin, barbaloin, antranol, antracene, aloetic acid, aloe emodin merupakan bahan dasar obat yang bersifat sebagai antibiotik dan

(9)

penghilang rasa sakit (Simanjuntak, 1998). Lidah buaya juga kaya akan kandungan zat-zat seperti vitamin, poisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, juga berkhasiat sebagai anti inflamasi, menstimulasi kekebalan tubuh dan membantu dalam proses regenerasi sel (Jatnika dan Saptoningsih, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Widurini menggunakan lidah baya (aloevera) yang diaplikasikan pada radang mulut tikus, ternyata dapat menurukan radang mukosa rongga mulut tikus. Didapatkan hasil ini bahwa lidah buaya tidak mempunyai mekanisme tunggal sebagai antiinflamasi. Lidah buaya mengandung berbagai macam zat yang dipercaya dapat bertindak sebagai antiiflamasi, antara lain asam salisilat, vitamin, polisakarida dan asam lemak. Disamping itu terdapat pula indometasin yang dapat mengurangi edema, menghambat

ebzimsiklooksigease dan menghambat motilitas dari leukosit poly morho nuklear (PMN) yang bila jumlahnya

berlebihan akan merusak jaringan (Widurini, 2003).

Dalam laporan Fujio L. Seorang peneliti tanaman obat, mengatakan bahwa keampuhan lidah buaya tak lain karena tanaman ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Hasil penelitian lain terhadap lidah buaya menunjukan karbohidrat merupakan komponen terbanyak setelah air, yang menyumbangkan sejumlah kalori sebagai sumber tenaga. Sumber lain menyebutkan bahwa, dari 200 jenis tanaman lidah buaya, yang baik digunakan adalah jenis Aloe vera Barbadensis Miller. Lidah buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Diantara ke 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, air, lemak vitamin, mineral, enzim, hormon dan golongan zat obat antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, atiparkison dan anti aterosklerosis.

(10)

Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan penelitian, yaitu penilaian yang kurang akurat karena peneliti mengamati proses penyembuhan luka secara makroskopis atau mata telanjang dan juga menentukan dosis yang efektif dalam penyembuhan luka.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian pemberian gel lidah buaya yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penyembuhan luka insisi pada

marmut (cavia cobaya) dengan pemberian gel lidah buaya, yaitu menghasilkan rata-rata luka sembuh 7,67 hari.

2. Penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya) dengan pemberian NaCl 0,9 %, yaitu menghasilkan rata-rata luka sembuh 8,33 hari.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pemberian gel lidah buaya dengan pemberian NaCl 0,9 % terhadap

penyembuhan luka insisi pada marmut (cavia cobaya).

Saran

1. Perlu melakukan penelitian lebih lanjut dalam pemberian dosis aloe vera yang tepat sebagai penyembuhan luka insisi pada marmut.

2. Disarankan untuk menggunakan ekstrak lidah buaya secara tepat dalam menyembuhkan luka.

DAFTAR PUSTAKA

Furnawati. 2006. Khasiat dan manfaat lidah buaya si tanaman ajaib. Edisi ketujuh. Jakarta: Agn Media Pustaka.

Fatmawati, F., 2012. Efektifitas perawatan luka menggunakan topikal Aloevera sebagai primary dressing terhadap percepatan penyembuhan luka pada pasien vulvus abratio di RSD Kalisat. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember. Jember.

(11)

Jatnika, A. dan Saptoningsih. 2009.

Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka. Morsy, E.M., 1991. The Final

Technical Report of Aloe vera: Stabilization and Processing for The Cosmetics Beveage and Food Industries. Aloe Industry and Technologi Institute. Phoenix. USA.

Sjamsuhidayat, Karnadihardja,W., Prasetyono, T.O.H., Rudiman, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Widurini, M. 2003. Pengaruh Daun Lidah Buaya Terhadap Peradangan Jaringan Mukosa Rongga Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia: edisi 10.

Gambar

Gambar 5.2 Rata-rata lama  penyembuhan luka.  7,27,47,67,888,28,4 X1 X2

Referensi

Dokumen terkait

Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul

Pertama – tama peneliti ingin menyampaikan ucapan syukur dan rasa terima kasih yang tak terbatas kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan kemurahannya yang

Asap cair atau dengan nama lain bio oil adalah cairan yang terbentuk dari kondensasi asap yang dihasilkan dari pirolisis kayu dan bahan-bahan berlignoselulosa

Badan Perwakilan terdiri atas Balai Mulia yang diangkat Sri maharaja dari keluarganya, bangsawan, dan mereka yang berjasa kepada Negara, sedangkan anggota Balai

Merupakan media umum komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur serta yeast sehingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast

Pensyarah Pendidikan Islam di Politeknik Pantai Timur selaku responden dalam kajian ini yang sentiasa memberi kerjasama, maklumat dan input yang amat berguna kepada

Metode survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,