• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN

1.1 Judul Karya Tulis

Judul dari karya tulis ini adalah “Optimalisasi Desain Pencahayaan Ruang Publik di CCCL (Centre Culturel Et De Coopération Linguistique) Surabaya”. Pengertian dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

Optimalisasi adalah proses, cara, perbuatan mengoptimalkan; mencari yang paling menguntungkan, tertinggi, terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia 705).

Desain adalah kerangka bentuk, rancangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia 319).

Pencahayaan adalah proses pemberian cahaya/sinar; penyinaran; perbuatan memberi cahaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 235).

Ruang adalah sela-sela antara dua atau empat deret tiang di bawah kolom rumah atau suatu tempat yang dibatasi lantai, dinding, dan plafon (Kamus Besar Bahasa Indonesia1184).

Publik adalah orang banyak (umum); semua orang yang datang (menonton, mengunjungi, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1110).

Di adalah kata depan untuk menandai tempat dan waktu (Kamus Besar Bahasa Indonesia 323)

CCCL (Centre Culturel et de Coopération Linguistique) merupakan salah satu dari 430 lembaga Prancis (Institut Prancis, Pusat Kebudayaan Prancis dan Alliances Françaises), kepanjangan tangan dari Kedutaan-Kedutaan Besar Prancis yang tersebar di lebih dari 150 negara. (“CCCL”, par. 1)

Surabaya memiliki arti menunujukan berada di/pada kota Surabaya. Surabaya merupakan ibu kota propinsi Jawa Timur.

(2)

2

Universitas Kristen Petra

Jadi, pengertian dari judul karya tulis “Optimalisasi Desain Pencahayaan Ruang Publik di CCCL (Centre Culturel Et De Coopération Linguistique) Surabaya” adalah sebagai proses mengoptimalkan kondisi penyinaran/proses pemberian cahaya pada ruang yang boleh digunakan bagi setiap pengunjung di CCCL (pusat kebudayaan Perancis) yang berlokasi di Surabaya.

1.2 Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini masyarakat semakin peduli akan peradaban kebudayaan. Berbagai cara dilakukan untuk terus menjaga dan melestarikan kelangsungan kebudayaantersebut guna tetap lestari dan berkembang tidak hanya dalam negaranya sendiri melainkan bagi negara yang lainnya. Ini juga dilakukan oleh negara Perancis agar kebudayaannya dapat dikenal luas oleh bangsa lain maka Pusat Kebudayaan Perancis atau yang lebih dikenal dengan CCCL di Surabaya merupakan salah satu bentuk usaha pengembangan kebudayaan Perancis kepada negara asingdi Indonesia. Yang menarik disini adalah, bagaimana pusat kebudayaan ini dapat menjadi salah satu objek kunjungan pendidikan dan kebudayaan yang cukup diminati warga masyarakat dari berbagai kalangan di Surabaya.

Tentunya penataan interior merupakan salah satu faktor pendukung yang membuat CCCL menjadi menarik. Penataan interior ruang yang didukung oleh pencahayaan secara tepat memungkinkan ruangan tersebut dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Akses pencahayaan di dalam ruangan menimbulkan berbagai macam pengaruh terhadap objek-objek yang terdapat di dalamnya. Kurangnya dukungan pencahayaan dalam suatu ruangan mengakibatkan aktivitas dalam ruangan tersebutmenjadi terganggu. Sama halnya ketika pencahayaan terlalu berlebihan akan berakibat mengganggu penglihatan. Sementara itu pencahayaan juga tidak lepas dari penggunaan elemen pembentuk ruang. Bahan serta material yang digunakan pada elemen pembentuk ruang mempengaruhi intensitas cahaya yang dipantulkan, yang secara tidak langsung juga turut berpengaruh pada karakteristik dan suasana yang terbangun di dalam ruangan tersebut.

(3)

3

Universitas Kristen Petra

Dengan demikian pencahayaan dalam suatu ruang perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan penglihatan berdasarkan jenis aktivitasnya. Kualitas penyampaian informasi dapat ditingkatkan apabila didukung oleh peningkatan kualitas melalui fasilitas fisik, termasuk salah satunya adalah pencahayaan. Melihat keadaan ruang publik di CCCL, semua pencahayaan yang ditampilkan di dalam ruang galeri (Binnen Galeri), audiovisual (Salle France) dan perpustakaan adalah cahaya-cahaya warm white. Sementara jika dilihat berbagai aktifitas yang dilakukan disana tidak sebatas hanya untuk menghadirkan suasana saja, tetapi pencahayaan general yang memberikan cahaya yang memadai dan merata untuk melakukan kegiatan seperti membaca atau mengikuti diskusi. Ditambah dengan keadaan elemen pembentuk ruang yang sudah cukup tua, sehingga keadaan fisik juga sudah mulai berkurang kualitasnya untuk mendukung pencahayaan yang ada.

Diharapkan dengan adanya kesesuaian pencahayaan yang didukung dengan pengaruh dari material elemen interior yang tepat di ruangan-ruangan publik CCCL dapat meningkatkan pelayanan serta mendukung tersampainya informasi untuk menjawab keingintahuan masyarakat Surabaya akan kebudayaan Perancis. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika sistem pencahayaan lebih diperhatikan untuk mendukung sarana dan prasarana yang terdapat dalam pusat kebudayaan Perancis ini.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang didapat dari penelitian sistem pencahayaan ruangan-ruangan di CCCL ini adalah:

Bagaimanakah solusi optimalisasi desain pencahayaan yang mendukung setiap kegiatan yang dilakukan dalam ruang-ruang publik tersebut?

Bagaimana pengaruh fisik bangunan khususnya elemen interior terhadap aspek pencahayaan dalam ruang-ruang publik di CCCL?

(4)

4

Universitas Kristen Petra

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tentang sistem pencahayaan dalam ruang-ruang publik di CCCL ini adalah sebagai berikut:

Menentukan solusi optimalisasi desain pencahayaan yang tepat dan memenuhi standart untuk ruang publik di CCCL.

Mengetahui sejauh mana pengaruh keadaan fisik bangunan khususnya elemen interior terhadap aspek pencahayaan dalam ruang publik di CCCL.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian akan memberikan gambaran berupa data-data, maupun pengetahuan umum mengenai pengaruh pencahayaan, yaitu :

Bagi masyarakat umum

Agar pembaca mengetahui lebih dalam mengenai optimalisasi pencahayaan yang memenuhi standar pada public space di CCCL beserta pemecahannya berupa masukan dan solusi yang berkaitan dengan pencahayaan.

Bagi mahasiswa interior

Mahasiswa menjadi tahu tentang keuntungan dan kekurangan dari pencahayaan sehingga mahasiswa lebih bijaksana dalam menentukan pencahayaan yang akan digunakan. Mahasiswa menjadi mampu mempertimbangkan efek-efek dari pencahayaan di samping sisi estetikanya. Bagi objek penelitian

Objek penelitian (CCCL) mengetahui dan mendapat masukan mengenai penggunaan pencahayaan dan elemen pembentuk interior yang tepat (lantai, dinding, plafon) untuk menunjang kenyamanan pengunjung dalam menggunakan ruang ruang perpustakaan, galeri dan ruang audio visual yang terdapat di CCCL.

1.6 Ruang Lingkup Permasalahan

Penelitian mengambil objek di Pusat Kebudayaan Perancis atau yang lebih dikenal dengan CCCL karena merupakan salah satu objek yang sering dikunjungi

(5)

5

Universitas Kristen Petra

masyarakat untuk memperdalam kebudayaan dan pengetahuan. Di dalamnya terdapat sarana yang dapat menunjang keingintahuan pengunjung tentang kebudayaan Perancis. Untuk objek penelitian lebih terfokus pada sistem pencahayaan ruang-ruang publik utama yang terdapat di dalamnya. Ruang publik utama meliputi area galeri, perpustakaan, dan ruang audiovisual. Pencahayaan pada ruang-ruang tersebut berpengaruh pada suasana ruang, pada area perpustakaan dan ruang audiovisual permasalahannya lebih kompleks dan menekankan pada pemenuhan kebutuhan bagi pengguna yang beraktifitas di dalamnya. Alasan dipilihnya ruangan-ruangan tersebut karena terkait langsung dengan aktivitas publik yang berasal dari berbagai macam usia dan golongan. Dari topik tersebut akan dibahas lebih rinci mengenai bagaimana pengaturannya, darimana sumber pencahayaannya (alami atau buatan), apa saja yang menjadi pertimbangan khusus pada pengaturan sistemnya, dan kendala dalam penggunaannya dalam sehari-hari.

1.7 Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menguji hipotesis dan hubungan spesifik tertentu, di mana informasi yang akan dibutuhkan akan direncanakan secara terstruktur dan jelas. Menurut M. Nazir (48), metode penelitian deskriptif berarti suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi , gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode ini akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan observasi mengenai pencahayaan di ruang publik di CCCL Surabaya.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data A. Optimalisasi Kepustakaan

Optimalisasi kepustakaan berarti melakukan survei terhadap data dengan menelusuri literatur yang ada. Tujuannya adalah untuk memperoleh landasan teori dan data-data sekunder, melalui buku-buku ilmiah dan buku-buku referensi, baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan

(6)

6

Universitas Kristen Petra

karya tulis yang dibuat, baik dari majalah, internet dan sumber-sumber lain yang relevan (Nazir 111-131). Data-data yang terkumpul nantinya akan digunakan sebagai landasan teori sebagai acuan akan penarikan kesimpulan secara umum. Pengumpulan data melalui Optimalisasi kepustakaan akan bermanfaat bagi penelitian sebagai tolok ukur dan bahan perbandingan terhadap fakta suatu obyek (Surakhmad 45).

Dalam penelitian ini data-data yang dicari berkenaan dengan segala sesuatu tentang standar pencahayaan yang ideal bagi ruang publik (khususnya pada areaperpustakaan, galeri dan ruang audiovisual) dan keterkaitan karakteristik material pada elemen pembentuk ruang dengan pencahayaan.

B. Observasi Langsung /survei & dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada, menelaah lebih dalam mengenai keadaan yang sedang terjadi dan mengadakan evaluasi terhadap kondisi tersebut (Nazir 65). Observasi dilakukan di pusat kebudayaan Prancis dengan cara meninjau dan mengeksplorasi penggunaan material elemen interior, terutama pada lantai, dinding dan plafon disertai dengan pencatatan dan pemotretan. Selain itu, pemanfaatan luxmeter digunakan untuk mengukur besarnya intensitas pencahayaan yang sudah digunakan dalam ruang publik tersebut. Data-data yang didapatkan merupakan data berdasarkan realita yang ada, yang nantinya akan diolah untuk penarikan kesimpulan.

C. Kuesioner

Tidak lain dari sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa (Nazir 246). Adapun tujuan dari penggunaan kuesioner ini adalah untuk memperdalam analisis yang telah Penulis buat. Isi dari kuesioner berupa pertanyaan mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan keadaan CCCL yang berkaitan dengan pencahayaan dan

(7)

7

Universitas Kristen Petra

elemen pembentuk ruang interior apakah sudah mendukung kegiatan pengunjung di dalamnya atau belum. Kuesioner akan diberikan kepada pengunjung remaja hingga dewasa yang datang, juga kepada staf yang bekerja di CCCL sehingga data yang diberikan bisa akurat.

D. Perhitungan menggunakan program DIALux v.4.7.

Program DIALux v.4.7. merupakan alat bantu untuk merencanakan sistem pencahayaan dengan menggunakan komputer. Dengan menggunakan program ini dapat merencanakan lampu yang akan digunakan dalam bangunan. Program ini juga dapat digunakan untuk menghitung dan memvisualisasikan siang hari, juga dapat mensimulasikan rencana pencahayaan adegan, rencana warna dan intensitas lampu yang akan digunakan, posisi pada proyek yang darurat pencahayaan, dengan semua perhitungan luminasi cahaya yang dihasilkan, serta masih banyak lagi fungsi lainnya.

1.7.2 Metode Pengolahan Data Metode Deduktif.

Menurut Soekanto (24), suatu metode penelitian dimulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis dari

kesimpulan umum (generalisasi) yang diuraikan menjadi contoh-contoh

konkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan tersebut (telah ada hipotesis secara umum dan diuji kebenarannya melalui proses penelitian di lapangan).

Metode Deskriptif.

Metode yang menggambarkan secara apa adanya, jelas dan tepat sifat-sifat, keadaan, gejala dari individu atau kelompok yang saling berhubungan antara suatu gejala dengan gejala lain tanpa membandingkan.

(8)

8

Universitas Kristen Petra

Jenis data yang diperlukan untuk menunjang penyusunan karya tulis ini: 1. Berdasarkan Sumber Data

Data literatur

Data literatur yaitu data yang didapat dari buku, jurnal ilmiah, artikel koran/majalah, maupun situs internet. Data ini berupa teori maupun standar yang menjadi pedoman suatu disiplin ilmu. Data literatur yang dibutuhkan adalah data tentang pencahayaan, karakteristik pencahayaan yang ideal bagi ruang publik khususnya area perpustakaan, galeri dan audiovisual serta karakteristik material elemen pembentuk ruang.

Data lapangan

Data lapangan yaitu data yang diperoleh melalui tinjauan langsung ke lapangan, hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait dan dokumentasi ruang yang akan diteliti. Dalam penyusunan karya tulis ini, data yang dibutuhkan berupa data pencahayaan melalui perhitungan luxmeter di ruang perpustakaan, audiovisual dan galeri serta data mengenai kondisi fisik elemen pembentuk ruang.

2. Berdasarkan Sifat Data

Semua data yang diperoleh berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang mengungkapkan makna sebagai hasil kesimpulannya, bukan angka. Segala informasi yang didapatkan dari literatur mengenai standar pencahayaan ruang publik galeri, perpustakaan dan audiovisual, serta karakteristik material elemen pembentuk interior (lantai, dinding, plafon) dan keterkaitannya terhadap pencahayaan ruang. Data-data kualitatif ini diperoleh dari hasil Optimalisasi kepustakaan, observasi langsung / survei dengan dokumentasi, dan kuesioner.

Sementara untuk data kuantitatif adalah pemaparan data dalam bentuk angka yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang ada secara deskriptif, antara lain meliputi perhitungan dengan menggunakan luxmeter, teori standar

(9)

9

Universitas Kristen Petra

ukuran dan dimensi struktur pencahayaan untuk ruang galeri, perpustakaan, dan audiovisual. Termasuk didalamnya adalah data yang merupakan hasil pengukuran menggunakan luxmeter dan hasil perhitungan dari program DIALux v.4.7.

1.7.3 Metode Analisis Data

Penyusunan data-data yang telah diperoleh baik dari survei/observasi, wawancara, maupun kuesioner, diteruskan dengan proses perbandingan dengan data Optimalisasi kepustakaan dan disimulasikan menggunakan software Dialux. Sistem pencahayaan di ruangan-ruangan yang diteliti, dihitung besar luminasi dan kualitas cahaya yang tercipta di dalam ruangan. Dari hasil simulasi inilah diperoleh kesimpulan terhadap perncahayaan yang digunakan dalam ruangan-ruangan tersebut. Jika hasil simulasi sudah sesuai dengan standar teori yang ada, maka pencahayaan dalam ruang tersebut sudah mendukung para pengguna dalam melakukan kegiatannya. Sebaliknya, jika hasil simulasi bertentangan dengan standar teori yang ada, maka diperlukan perbaikan terhadap kondisi pencahayaan dalam ruang tersebut, karena ketidaksesuaian ini akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna ruang.

(10)

10

Universitas Kristen Petra

1.8 Skema Pola Pikir

Gambar 1.1. Skema Pola Pikir

Latar Belakang Masalah Desain pencahayaan dalam ruang publik di CCCL kurang mendukung , sehingga kurang memenuhi fungsinya dengan baik. Keterkaitan penggunaan material pada elemen pembentuk ruang dengan desain pencahayaan dalam ruang publik. Tujuan Menentukan solusi optimalisasi desain pencahayaan yang memenuhi standart untuk ruang-ruang publik di CCCL. Mengetahui sejauh mana pengaruh elemen interior terhadap aspek pencahayaan dalam ruang publik di CCCL. Data-data Kepustakaan Teori dan standart interior tentang pencahayaan ruang publik yang tepat. Lapangan Hasil pengukuran luxmeter, ukuran ruangan, elemen interior & jenis lampu yang digunakan. Kuesioner

Analisis

Proses perbandingan antara data kepustakaan, program dialux dan hasil penelitian di lapangan sudah sesuai atau tidak Rumusan Masalah

Bagaimanakah solusi optimalisasi desain pencahayaan yang

mendukung setiap kegiatan yang dilakukan dalam ruang publik tersebut?

Bagaimana pengaruh elemen interior terhadap aspek pencahayaan dalam ruang publik di CCCL?

Manfaat Penelitian

Agar pembaca mengetahui lebih dalam mengenai optimalisasi

pencahayaan yang memenuhi standar pada public space di

CCCL beserta pemecahannya berupa masukan dan solusi yang berkaitan dengan pencahayaan.

Mahasiswa mengetahui keuntungan dan kekurangan dari pencahayaan sehingga mahasiswa lebih bijaksana dalam menentukan pencahayaan yang akan digunakan.

CCCL mendapat masukan mengenai penggunaan pencahayaan dan elemen pembentuk interior yang tepat (lantai, dinding, plafon) untuk menunjang kenyamanan pengunjung dalam menggunakan ruang perpustakaan, galeri dan ruang audio visual di CCCL.

Kesimpulan Hasil Penelitian Pengaplikasian sistem pencahayaan ruang publik yang sesuai standart Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

merencanakan pencahayaan suatu ruang publik terkait dengan penggunaan material elemen pembentuk ruang.

Perhitungan DIALux v.4.7.

Gambar

Gambar 1.1. Skema Pola Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya ataubahan kimia yang

Pengawasan terhadap kegiatan yang didanai dari Alokasi Dana Desa (ADD) dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang berwenang dan masyarakat melalui BPD sesuai

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui tingkat kebisingan lalu lintas dan sebarannya di sepanjang Jalan Cik Di Tiro, 2) Mengetahui hubungan antara

(iv) penggunaan logo rasmi SKUM pada sijil penyertaan / penghargaan tertakluk kepada program dan aktiviti yang dijalankan oleh syarikat korporat, NGO dan badan-badan lain

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain

Sama seperti pada unit analisis sebelumnya, Kompas.com mendapatkan indeks skor yang terendah bila dibandingkan dengan dua media online lainnya.. Berdasarkan

Dengan menggunakan metode Naïve Bayes, sistem pakar dapat mendiagnosis hama- penyakit tanaman sedap malam dengan menghitung nilai probabilitas prior dari setiap