BAB 11
BAB 11
PERAN PARTISIPAN
PERAN PARTISIPAN
11.1.
11.1. PENDAHU
PENDAHULUAN
LUAN
Bila dicermati, dua dekade terakhir m
Bila dicermati, dua dekade terakhir menunjukkan kecenderungenunjukkan kecenderunganan 1.
1. Pemetarencanaan Pemetarencanaan industri. industri. Semakin Semakin disadari disadari bahwa bahwa kecenderungan kecenderungan meningkatnyameningkatnya kecepatan dan kompleksitas perubahan yang terjadi semakin membutuhkan kecepatan dan kompleksitas perubahan yang terjadi semakin membutuhkan terspesialisasinya para pelaku ekonomi, baik swasta, pemerintah, maupun perguruan terspesialisasinya para pelaku ekonomi, baik swasta, pemerintah, maupun perguruan tinggi dan/atau lembaga non pemerintah lainnya. Tetapi, hal ini mau tak mau mendorong tinggi dan/atau lembaga non pemerintah lainnya. Tetapi, hal ini mau tak mau mendorong kebutuhan setiap pihak akan peran pihak lainnya. Suatu fenomenon paradoks terjadi: kebutuhan setiap pihak akan peran pihak lainnya. Suatu fenomenon paradoks terjadi: semakin terspesialisasi suatu pihak (agar memiliki keunggulan daya saing), semakin semakin terspesialisasi suatu pihak (agar memiliki keunggulan daya saing), semakin meningkat kebutuhannya akan peran pihak lain. Hal ini mendorong upaya-upaya meningkat kebutuhannya akan peran pihak lain. Hal ini mendorong upaya-upaya pemetarencana
pemetarencanaan kolaboratif pada beragam an kolaboratif pada beragam bidang industri di berbagai negara.bidang industri di berbagai negara. 2.
2. Prakarsa Prakarsa internasional. internasional. Kecenderungan Kecenderungan globalisasi globalisasi juga juga mendorong mendorong kebutuhankebutuhan kerjasama antar pelaku ekonomi lintas negara.
kerjasama antar pelaku ekonomi lintas negara.
Dalam kedua hal tersebut, prakarsa yang berkembang akan “berlanjut”
Dalam kedua hal tersebut, prakarsa yang berkembang akan “berlanjut” (sustained)(sustained) apabila hal mendasar, yaitu harapan setiap pelaku (yang berkolaborasi) untuk mendapatkan apabila hal mendasar, yaitu harapan setiap pelaku (yang berkolaborasi) untuk mendapatkan “manfaat” lebih besar dibanding “biaya/pengorbanan”
“manfaat” lebih besar dibanding “biaya/pengorbanan”11 yang dikeluarkannya. Hanya tatananyang dikeluarkannya. Hanya tatanan (setting)
(setting) yang memungkinkan terjadinya hubungan saling menguntungkanyang memungkinkan terjadinya hubungan saling menguntungkan (mutually beneficial)(mutually beneficial) lah yang akan
lah yang akan menjadi lahan subur bagi kolaborasi sinergis.menjadi lahan subur bagi kolaborasi sinergis. Di antara faktor “kritis” dalam menumbuh
Di antara faktor “kritis” dalam menumbuh -kembangkan kolaborasi sinergis demikian-kembangkan kolaborasi sinergis demikian adalah motivasi (terutama kesadaran dan kehendak kuat) dan kapasitas (khususnya adalah motivasi (terutama kesadaran dan kehendak kuat) dan kapasitas (khususnya kemampuan dan keterampilan) dalam memainkan peran terbaiknya (individual dan dalam tim) kemampuan dan keterampilan) dalam memainkan peran terbaiknya (individual dan dalam tim) sesuai kompetensi
11.2.
11.2. PERAN UMUM SEMUA PIHA
PERAN UMUM SEMUA PIHAK
K
Semua pihak, apakah pemerintah maupun non pemerintah berperan penting dalam Semua pihak, apakah pemerintah maupun non pemerintah berperan penting dalam pemetarencanaan kolaboratif. Upaya ini akan berkembang jika ada pihak yang memicu atau pemetarencanaan kolaboratif. Upaya ini akan berkembang jika ada pihak yang memicu atau memprakarsainya. Di sinilah diperlukannya kepemimpinan, dalam arti peran kepeloporan yang memprakarsainya. Di sinilah diperlukannya kepemimpinan, dalam arti peran kepeloporan yang mengawali suatu proses pemetarencanaan. Dalam beberapa kasus pemetarencanaan, pihak mengawali suatu proses pemetarencanaan. Dalam beberapa kasus pemetarencanaan, pihak pemerintah lah yang memang m
pemerintah lah yang memang memprakarsainyemprakarsainya. Tetapi a. Tetapi ini hendaknya tidak dipandang sebagaiini hendaknya tidak dipandang sebagai suatu “kaidah umum” bagi pemetarencanaan. Kepeloporan dalam menumbuh
suatu “kaidah umum” bagi pemetarencanaan. Kepeloporan dalam menumbuh -kembangkan-kembangkan pemetarencanaan bukanlah peran eksklusif pemerintah. Idealnya bahkan pemetarencanaan pemetarencanaan bukanlah peran eksklusif pemerintah. Idealnya bahkan pemetarencanaan diprakarsai oleh para pelaku bisnis.
diprakarsai oleh para pelaku bisnis.
Beberapa hal berikut sebenarnya merupakan peran semua pihak dalam Beberapa hal berikut sebenarnya merupakan peran semua pihak dalam pemetarencanaan kolaboratif:
pemetarencanaan kolaboratif: 1.
1. Menunjukkan kepeloporan Menunjukkan kepeloporan dalam dalam mengembangkan mengembangkan pemetarencanapemetarencanaan an kolaboratif kolaboratif yang sesuai dengan bidang
yang sesuai dengan bidang tematik yang relevan tematik yang relevan dengan organisasi/lembaganydengan organisasi/lembaganya.a. 2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi 2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi
pemetarencana
pemetarencanaan terutama an terutama yang terkait dengan klaster industri yang terkait dengan klaster industri yang relevan.yang relevan. 3.
3. Berpartisipasi aktif Berpartisipasi aktif dalam dalam aktivitas aktivitas pemetarencanaan pemetarencanaan yang yang diikutinya.diikutinya. 4.
4. Memperkuat dan Memperkuat dan memelihara memelihara komitmennya komitmennya untuk untuk menindaklanjuti menindaklanjuti hasil-hasilhasil-hasil kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya.
kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya. 5.
5. Memelihara/menjaga Memelihara/menjaga keberlanjutan keberlanjutan pemetarencanaan pemetarencanaan yang yang diikutinya.diikutinya.
11.3. PERAN SWASTA DAN ORGANISASI NON PEMERINTAH
11.3. PERAN SWASTA DAN ORGANISASI NON PEMERINTAH
Berikut adalah beberapa peran masing-masing pihak yang dinilai penting untuk terus Berikut adalah beberapa peran masing-masing pihak yang dinilai penting untuk terus dikembangkan sesuai dengan organisasinya dan bidang tematik pemetarencanaannya yang dikembangkan sesuai dengan organisasinya dan bidang tematik pemetarencanaannya yang relevan.
BAB 11 BAB 11 PERAN PARTISIPAN PERAN PARTISIPAN
2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi 2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi
pemetarencana
pemetarencanaan terutama an terutama yang terkait dengan klaster industri yang terkait dengan klaster industri yang relevan.yang relevan. 3.
3. Berpartisipasi Berpartisipasi aktif aktif dalam dalam aktivitas aktivitas pemetarencanaan pemetarencanaan industrinya.industrinya. 4.
4. Memperkuat Memperkuat dan dan memelihara memelihara komitmennya komitmennya untuk untuk menindaklanjuti menindaklanjuti hasil-hasilhasil-hasil kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya.
kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya. 5.
5. Berkontribusi Berkontribusi dalam dalam memberikan memberikan masukan masukan konstruktif konstruktif kepada kepada pemerintah pemerintah untukuntuk perbaikan strategi, kebijakan dan/atau program prioritas yang terkait dengan perbaikan strategi, kebijakan dan/atau program prioritas yang terkait dengan pemetarencana
pemetarencanaan an yang diikutinya.yang diikutinya. 6.
6. Memelihara/menjagMemelihara/menjaga a keberlanjutan keberlanjutan pemetarencanaan pemetarencanaan yang yang diikutinya.diikutinya.
B.
B. Perguruan Perguruan Tinggi Tinggi dan dan Lembaga Lembaga LitbangLitbang 1.
1. Proaktif Proaktif dalam dalam memprakarsai memprakarsai dan/atau dan/atau mendukung mendukung prakarsa prakarsa pemetarencanapemetarencanaanan terutama yang terkait dengan bidang tematik industri yang relevan sesuai dengan terutama yang terkait dengan bidang tematik industri yang relevan sesuai dengan kompetensinya.
kompetensinya.
2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi 2. Proaktif dalam pengembangan/penguatan kelembagaan kolaborasi pemetarencanaan terutama yang terkait dengan klaster industri yang relevan pemetarencanaan terutama yang terkait dengan klaster industri yang relevan sesuai dengan kompetensinya.
sesuai dengan kompetensinya. 3.
3. Berpartisipasi Berpartisipasi aktif aktif dalam dalam aktivitas aktivitas pemetarencanaan pemetarencanaan industrinya.industrinya. 4.
4. Mengembangkan Mengembangkan program/upaya program/upaya penguatan penguatan peran peran spesifiknya spesifiknya sebagaisebagai knowledgeknowledge pool
pool yang sesuai dengan kebutuhan yang diturunkan dari petarencana yangyang sesuai dengan kebutuhan yang diturunkan dari petarencana yang relevan, termasuk inovasi dan difusi pengetahuan/teknologi yang prioritas dan relevan, termasuk inovasi dan difusi pengetahuan/teknologi yang prioritas dan sesuai bidang kompetensinya.
sesuai bidang kompetensinya. 5.
5. Memperkuat Memperkuat dan dan memelihara memelihara komitmennya komitmennya untuk untuk menindaklanjuti menindaklanjuti hasil-hasilhasil-hasil kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya.
kesepakatan pemetarencanaan yang diikutinya. 6.
6. Meningkatkan Meningkatkan program/aktivitas program/aktivitas litbang litbang kolektif kolektif (kolaboratif) (kolaboratif) yang yang sesuai sesuai dengandengan kebutuhan spesifik hasil kesepakatan pemetarencanaan.
kebutuhan spesifik hasil kesepakatan pemetarencanaan. 7.
7. Berpartisipasi Berpartisipasi aktif aktif sebagai sebagai katalis katalis dalam dalam proses proses pemetarencanapemetarencanaan an yang yang relevan.relevan. 8.
8. Berkontribusi Berkontribusi dalam dalam memberikan memberikan masukan masukan konstruktif konstruktif kepada kepada pemerintah pemerintah untukuntuk perbaikan strategi, kebijakan dan/atau program prioritas yang terkait dengan perbaikan strategi, kebijakan dan/atau program prioritas yang terkait dengan pemetarencana
pemetarencanaan an yang diikutinya.yang diikutinya. 9.
pemerintah berkepentingan untuk mendorong prakarsa dan upaya pengembangan pemerintah berkepentingan untuk mendorong prakarsa dan upaya pengembangan pemetarencanaan terutama yang bersifat kolaboratif. Seperti telah disampaikan sebelumnya, pemetarencanaan terutama yang bersifat kolaboratif. Seperti telah disampaikan sebelumnya, p
pemerintah dapat saja “memprakarsai” atau “merangsang munculnya prakarsa” prosesemerintah dapat saja “memprakarsai” atau “merangsang munculnya prakarsa” proses pemetarencanaan
pemetarencanaan, tetapi , tetapi selanjutnya swasta lah selanjutnya swasta lah yang menindaklanjutinyyang menindaklanjutinya.a.
Dalam pemetarencanaan, peran pemerintah yang tepat adalah sebagai katalis, Dalam pemetarencanaan, peran pemerintah yang tepat adalah sebagai katalis, pendukung dan/atau fasilitator bagi tumbuh-berkembangnya pemetarencanaan kolaboratif. pendukung dan/atau fasilitator bagi tumbuh-berkembangnya pemetarencanaan kolaboratif. Dalam kaitan ini, secara umum pemerintah dapat berperan antara lain dalam:
Dalam kaitan ini, secara umum pemerintah dapat berperan antara lain dalam: 1.
1. Menyediakan data Menyediakan data dan dan analisis;analisis; 2.
2. Menggalang dukungan Menggalang dukungan dan dan partisipasi partisipasi dari dari instansi instansi pemerintah pemerintah lain;lain; 3.
3. Menyampaikan konsep Menyampaikan konsep dan dan manfaat manfaat kepada kepada industri;industri; 4.
4. Membantu Membantu industri industri mendapatkan mendapatkan keterampilan keterampilan dan dan pengetahuan;pengetahuan; 5.
5. Berperan Berperan sebagai sebagai fasilitator fasilitator pertemuan pertemuan atau atau pengelola pengelola prosesproses roadmapping;roadmapping; 6.
6. Menyediakan pembiayaan Menyediakan pembiayaan dan dan layanan layanan dukungan dukungan pemerintah;pemerintah; 7.
7. Menjembatani/memfasilitasi Menjembatani/memfasilitasi hubungan hubungan antar antar pelaku pelaku dan dan antara antara pelaku pelaku dengandengan pembuat kebijakan atau program;
pembuat kebijakan atau program; 8.
8. Memantau Memantau kemajuan;kemajuan; 9.
9. Mendiseminasikan Mendiseminasikan hasil-hasil.hasil-hasil.
11.5. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
11.5. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Pemetarencanaan pada umumnya membutuhkan pengetahuan dan keterampilan Pemetarencanaan pada umumnya membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Agar pelaksanaan pemetarencanaan berhasil mencapai tujuannya, penting diketahui tertentu. Agar pelaksanaan pemetarencanaan berhasil mencapai tujuannya, penting diketahui dan dipahami dengan baik, khususnya: apa tujuan penyelenggaraan dengan metode tertentu dan dipahami dengan baik, khususnya: apa tujuan penyelenggaraan dengan metode tertentu (misalnya
(misalnya workshopworkshop), siapa (apa peran) kita, bagaimana melaksanakannya, dan bagaimana), siapa (apa peran) kita, bagaimana melaksanakannya, dan bagaimana persiapannya.
persiapannya.
Pendekatan penilaian pakar,
Pendekatan penilaian pakar, workshopworkshop ataupun keduanya tetap memerlukan kataupun keduanya tetap memerlukan komunikasi,omunikasi, pertemuan fisik dan/atau mekanisme lain yang mendukung fokus dan kelancaran proses pertemuan fisik dan/atau mekanisme lain yang mendukung fokus dan kelancaran proses pemetarencanaan yang membuahkan hasil yang berkualitas tinggi. Sejauh ini,
pemetarencanaan yang membuahkan hasil yang berkualitas tinggi. Sejauh ini, bentukbentuk workshopworkshop merupakan pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses
BAB 11 BAB 11 PERAN PARTISIPAN PERAN PARTISIPAN
Secara umum, peserta
Secara umum, peserta workshopworkshop pemetarencanaapemetarencanaan kolaboratif n kolaboratif biasanya terdiri dari:biasanya terdiri dari: 1.
1. Peserta (“umum” dan “khusus,” Peserta (“umum” dan “khusus,” yaitu analis kebijayaitu analis kebijakan dan pembuat kebijakan);kan dan pembuat kebijakan); 2.
2. PenyelenggarPenyelenggara/Pelaksana; a/Pelaksana; dandan 3. Fasilitator.
3. Fasilitator.
Dalam hal ini, pengetahuan/keterampilan yang diperlukan pada dasarnya adalah seperti Dalam hal ini, pengetahuan/keterampilan yang diperlukan pada dasarnya adalah seperti berikut.
berikut.
1. Peserta 1. Peserta
a.
a. Pengetahuan/KeteramPengetahuan/Keterampilan pilan Umum:Umum:
Setiap peserta pada dasarnya perlu mempunyai
Setiap peserta pada dasarnya perlu mempunyai interpersonal and group processinterpersonal and group process skills
skills. Proses . Proses pemetarencanaapemetarencanaan membutuhkan suasana kn membutuhkan suasana kondusif bagi keterbukaanondusif bagi keterbukaan berargumentasi antar peserta. Tetapi debat yang positif bukanlah yang terlampau berargumentasi antar peserta. Tetapi debat yang positif bukanlah yang terlampau didominasi oleh sekelompok individu (walaupun memiliki keahlian spesifik yang didominasi oleh sekelompok individu (walaupun memiliki keahlian spesifik yang diperlukan) atau terlampau “datar dan monoton/miskin gagasan” karena terlampau diperlukan) atau terlampau “datar dan monoton/miskin gagasan” karena terlampau pasifnya peserta.
pasifnya peserta.
b.
b. Pengetahuan/KeteramPengetahuan/Keterampilan pilan Khusus:Khusus: Peserta “umum”
Peserta “umum” perlu memahami/menguasai:perlu memahami/menguasai:
Pengetahuan Pengetahuan tentang tentang substansisubstansi (content (content knowledge)knowledge) yang yang akanakan
dipetarencanakan; dipetarencanakan;
Apa kebutuhan teknologi dan faktor pendorongnyaApa kebutuhan teknologi dan faktor pendorongnya (drivers)(drivers), serta hambatan, serta hambatan
(technological and non-technological barriers)
(technological and non-technological barriers) di bidang yang akandi bidang yang akan dipetarencanakan.
dipetarencanakan.
Peserta “khusus” analis k
Peserta “khusus” analis kebijakan perlu memahami/menguasai:ebijakan perlu memahami/menguasai:
Pengetahuan tentang alat analisis kebijakanPengetahuan tentang alat analisis kebijakan (policy analytical tools)(policy analytical tools) ~~
keilmuan kebijakan publik (dan/atau dalam konteks
keilmuan kebijakan publik (dan/atau dalam konteks spesifik disiplin tertentu);spesifik disiplin tertentu);
Pengetahuan tentang metodologi riset Pengetahuan tentang metodologi riset kebijakan;kebijakan;
Pengetahuan tentang kerangka/tipologi kebijakan;Pengetahuan tentang kerangka/tipologi kebijakan;
Bagaimana mengidentifikasi alternatif instrumen kBagaimana mengidentifikasi alternatif instrumen k ebijakan;ebijakan;
Bagaimana perumusan kebijakannya dan mekanisme implementasinyaBagaimana perumusan kebijakannya dan mekanisme implementasinya
(sebagai bagian integral dalam siklus kebijakan publik). (sebagai bagian integral dalam siklus kebijakan publik).
Catatan: Dalam konteks “implikasi kebijakan,” analis kebijakan dan/atau orang Catatan: Dalam konteks “implikasi kebijakan,” analis kebijakan dan/atau orang tertentu perlu mempunyai keterampilan menyusun “dokumen kebijakan,” misalnya: tertentu perlu mempunyai keterampilan menyusun “dokumen kebijakan,” misalnya:
kerangka acuankerangka acuan (term of reference/TOR);(term of reference/TOR);
makalah konsepmakalah konsep (concept paper)(concept paper) dan/atau makalah posisidan/atau makalah posisi (positioning paper);(positioning paper);
dokumen proposal;dokumen proposal;
dokumen studi pendukung kdokumen studi pendukung kebijakanebijakan (background research)(background research);;
rancangan akademis kebijakanrancangan akademis kebijakan (academic draft)(academic draft), dokumen panduan, dokumen panduan
(guideline); (guideline);
rancangan dokumen legal atau peraturan perundanganrancangan dokumen legal atau peraturan perundangan (legal draft)(legal draft), seperti, seperti
RUU, RPP, rancangan keputusan, rancangan instruksi, dan/atau lainnya ~ RUU, RPP, rancangan keputusan, rancangan instruksi, dan/atau lainnya ~ pihak (biro/bagian hukum) atau orang
pihak (biro/bagian hukum) atau orang yang membidangi hal iniyang membidangi hal ini (legal drafters).(legal drafters).
2. Penyelenggara/Pelaksana 2. Penyelenggara/Pelaksana
Proses pemetarencanaan pada umumnya merupakan proses yang bertahap (bukan Proses pemetarencanaan pada umumnya merupakan proses yang bertahap (bukan sebagai acara yang hanya sekali diselenggarakan). Karena itu penyelenggara (yang sebagai acara yang hanya sekali diselenggarakan). Karena itu penyelenggara (yang mungkin saja merupakan tim yang dibentuk dari berbagai organisasi) sebaiknya mungkin saja merupakan tim yang dibentuk dari berbagai organisasi) sebaiknya merencanakan/mempersiapkan keseluruhan proses dan bagaimana setiap tahapan merencanakan/mempersiapkan keseluruhan proses dan bagaimana setiap tahapan (acara/
(acara/event event ) akan diselenggarakan. Kebutuhan dan prioritas setiap tahapan akan) akan diselenggarakan. Kebutuhan dan prioritas setiap tahapan akan berbeda. Karena itu, penyelenggara perlu menentukan format acara/
berbeda. Karena itu, penyelenggara perlu menentukan format acara/ event event yang dinilaiyang dinilai paling sesuai dengan tujuannya.
paling sesuai dengan tujuannya.
Sehubungan dengan ini, penyelenggara sebaiknya: Sehubungan dengan ini, penyelenggara sebaiknya:
Mempunyai pengalaman/keterampilan menyelenggarakan acara/Mempunyai pengalaman/keterampilan menyelenggarakan acara/ event event yang bersifatyang bersifat
serial (termasuk penganggaran, memelihara momentum dan kesinambungan serial (termasuk penganggaran, memelihara momentum dan kesinambungan proses);
proses);
Memelihara kontak dengan peserta dan menjaga keterlibatan peserta Memelihara kontak dengan peserta dan menjaga keterlibatan peserta
BAB 11 BAB 11 PERAN PARTISIPAN PERAN PARTISIPAN
memiliki”
memiliki” (sense of (sense of belonging/ownebelonging/ownership)rship) keseluruhan proses pemetarencanaan sebagaikeseluruhan proses pemetarencanaan sebagai agenda bersama dan sinerginya, serta kualitas hasil yang diperoleh (termasuk biasanya agenda bersama dan sinerginya, serta kualitas hasil yang diperoleh (termasuk biasanya komitmen akan tindak lanjut yang sesuai
komitmen akan tindak lanjut yang sesuai dengan peran organisasinya).dengan peran organisasinya). Jika dipandang perlu, teknis
Jika dipandang perlu, teknis penyelenggapenyelenggaraan (pelaksanaan) acara/raan (pelaksanaan) acara/ event event (sebagian atau(sebagian atau seluruh rangkaian) bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan organisasi yang seluruh rangkaian) bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan organisasi yang mengkhususkan diri pada pengorganisasian acara tertentu
mengkhususkan diri pada pengorganisasian acara tertentu (event organizer)(event organizer)..
Dalam proses, penyelenggara (dapat dibantu oleh fasilitator) perlu mempersiapkan Dalam proses, penyelenggara (dapat dibantu oleh fasilitator) perlu mempersiapkan kemungkinan pembentukan tim (termasuk pengarah) atau gusus tugas khusus yang kemungkinan pembentukan tim (termasuk pengarah) atau gusus tugas khusus yang disepakati oleh seluruh partisipan pemetarencanaan.
disepakati oleh seluruh partisipan pemetarencanaan.
3. Fasilitator 3. Fasilitator
a.
a. Pengetahuan/KeteramPengetahuan/Keterampilan pilan Umum:Umum: Fasilitator
Fasilitator workshopworkshop perlu:perlu:
MempunyaiMempunyai interpersonal and group process skillsinterpersonal and group process skills ;;
Mempunyai keterampilan memandu prosesMempunyai keterampilan memandu proses workshopworkshop yang efektif agar yang efektif agar
mencapai tujuan, terutama agar
mencapai tujuan, terutama agar workshopworkshop menghasilkan keluaranmenghasilkan keluaran (output/ (output/ deliverables)
deliverables) yang ditargetkan.yang ditargetkan.
b.
b. Pengetahuan/KeteramPengetahuan/Keterampilan pilan Khusus:Khusus: Fasilitator perlu memahami:
Fasilitator perlu memahami:
Proses pemetarencanaan teknologiProses pemetarencanaan teknologi (technology roadmapping process);(technology roadmapping process);
Mengidentifikasi kebutuhan teknologi dan fMengidentifikasi kebutuhan teknologi dan faktor pendorongnyaaktor pendorongnya (drivers)(drivers), serta, serta
hambatan
hambatan (technological and non-technological barriers);(technological and non-technological barriers);