• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IBL (Inquiry Based Learning) DENGAN BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII H SMP N 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN

2012/2013

Oleh :

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA NIM. 0914041013

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IBL (Inquiry Based Learning) DENGAN BERBASIS METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL DALAM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII H SMP N 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN

2012/2013

Oleh:

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA Dr.I GUSTI KETUT ARYA SUNU, M.Pd

Drs. I WAYAN LANDRAWAN, M.Si Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

e-mail : trisna_armstronk@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa (2) meningkatkan hasil belajar belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), dan (3) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi siswa melalui penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua kali siklus tindakan.Tahapan-tahapan dalam setiap siklus adalah perencanaan, pelaksanaan, obeservasi/ evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Singaraja yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan pemberian tes. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas VIII H SMPNegeri 3 Singaraja, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Hal ini dapat dilihat dari: (1) peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 4.43 berada dalam kualifikasi cukup aktif sedangkan pada siklus II menjadi 6.3 berada dalam kualifikasi sangat aktif. (2) terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar PKn yaitu siklus I sebesar 74.3 daya serap 74.3% dengan ketuntasan belajar klasikal 26.7%, sedangkan skor rata-rata hasil belajar PKn pada siklus II yaitu sebesar 82.9 daya serap 82.9% dengan ketuntasan belajar klasikal 100%.

Kata-kata Kunci : Inquiry Based Learning (IBL), aktivitas belajar, hasil belajar, PKn

(3)

THE APPLICATION MODEL LESSON IBL (Inquiry Based Learning) WITH BASED SMALL GROUP DISCUSSION METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING ACTIVITIES AND LEARNING OUTCOMES PKN

IN CLASS VIII H SMP N 3 SINGARAJA ACADEMIC YEAR 2012/2013

By :

I WAYAN TRISNA MAHARDIKA Dr.I GUSTI KETUT ARYA SUNU, M.Pd

Drs. I WAYAN LANDRAWAN, M.Si

Department of the Pancasila and Citizenship Education e-mail : trisna_armstronk@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims to: (1) improve student learning activities (2) improve learning outcomes Citizenship Education (PKn) and (3) to know the obstacles facing students in civics-based teaching models Inquiry Based Learning (IBL) with small group based method. This research is a classroom action research conducted in two cycles of action. The stages in each cycle is the the planning, the implementation of, observation / evaluation and reflection. The subjects were class VIII H of SMP N 3 Singaraja, amounting to 30 people consisting of 18 men and 12 women. The research data was collected by using observation and giving of tests. Furthermore, the data that has been collected to be analyzed quantitatively descriptiv. Results of this research indicate that the application of learning models Inquiry Based Learning (IBL) with small group based method in civics learning on class VIII H of SMP N 3 Singaraja, can improve learning outcomes PKn and outcome learning student. It can be seen from: (1) an increase in the average score of the students learning activities in the first cycle of 4,43 qualification are moderately active, while in the second cycle 6,3 being very active qualifiers (2) increase in the average value that is learning outcomes PKn on first cycle that is 74,3 with absorption 74.3% and 26.7% completeness classical study, while the average score on the cycle II, learning outcomes PKn that is 82.9, absorption is 82.9% with 100% completeness study classical.

Key words: : Inquiry Based Learning (IBL),learning activities,learning outcomes, PKn

(4)

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa dan negara dapat di tentukan dari majunya pendidikan di negara tersebut. Adapun tujuan pendidikan menurut Undang – undang No. 20 Tahun 2003 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efesien. Upaya itu tidak lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang kita ketahui saat ini masalah pendidikan di Indonesia menjadi suatu masalah yang rumit dimana kebutuhan masyarakat akan pendidikan sangat tinggi seiring dengan perkembangan IPTEK dan pengaruh globalisasi, akan tetapi sebagian besar masyarakat masih dalam keadaan ekonomi yang sulit. Sehingga diperlukan suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut.

Keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru, metode, sarana dan prasarana serta situasi kelas pada saat itu. Semua faktor diatas sangat berperan penting. Guru diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran sehingga siswa lebih memahami pelajaran PKn yang akan diajarkan. Guru dituntut menggunakan metode mengajar yang lebih baik, inovatif untuk memotivasi siswa dalam belajar. Pemilihan metode pengajaran dan model pembelajaran merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Selain itu agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan bertanggunga jawab, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa (Mulyasa, 2007:35).

Namun dalam kenyataannya terdapat kesenjangan antara tujuan yang ingin dicapai dengan paradigma yang dipergunakan. Siswa di sekolah dijejali dengan informasi-informasi yang harus dikuasai, sementara kehidupan di masa depan menuntut pemecahan masalah baru secara inovatif. Paradigma belajar yang

(5)

dewasa ini adalah belajar yang beroriantasi pada proyek, masalah, penyelidikan (inkuiri), penemuan dan penciptaan. Penggunaaan prinsip-prinsip belajar yang berorientasi pada masalah, belajar secara kolaboratif, belajar dengan melakukan kegiatan yang berpusat pada masyarakat, serta pembelajaran yang didasarkan pada dunia nyata diharapkan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik. Dengan hasil belajar yang lebih baik, siswa diharapkan mampu bersaing demi kemajuan bangsa. Adapun salah satu mata pelajaran yang mempengaruhi kemajuan bangsa yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan PPL Real, ketika guru mengajar, dan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn yang telah dilakukan di SMP N 3 Singaraja, ternyata pembelajaran PKn siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja mengalami kendala-kendala dalam proses pembelajaran. Adapun Kendala-kendala tersebut, yaitu sebagai berikut :

Pertama, hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan hanya menekankan pada hasil ulangan saja, sedangkan aktifitas belajar siswa cenderung di abaikan. Keaktifan siswa dalam kelas dalam proses pembelajaran sangat rendah. Siswa yang aktif bertanya, menjawab, serta memberi komentar hanya sekitar 4-5 orang dalam setiap pertemuannya.

Kedua, belum maksimalnya hasil belajar siswa ini karena pembelajaran di dominasi dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Pembelajaran yang diterapkan masih didasarkan pada teori tabularasa, yaitu pengetahuan dapat dipimdahkan dari pikiran guru secara utuh ke pikiran siswa. Akibatnya, siswa akan mengalami kesulitan dalam mencerna pelajaran, siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep, sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan dalam mengikuti pelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil belajar.

Ketiga, sistem evaluasi yang diterapkan guru lebih ditekankan pengukuran kongnitif saja melalui pekerjaan rumah, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Guru jarang memperhatikan keaktifan siswa sehari-hari ketika mereka belajar seperti ketekunan dalam belajar, penampilan saat berdiskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan dalam kelompok.

(6)

Keempat, siswa sering kali meremehkan mata pelajaran Pkn karena siswa sering menganggap bahwa mata pelajaran Pkn adalah mata pelajaran hafalan. Dari hal tersebut terlihat bahwa siswa belum mengetahui maksud dari tujuan pembelajaran PKn.

Kelima, penggunaan media serta sumber belajar dalam pelajaran Pkn di kelas masih sangat minim. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas siswa di dalam kelas untuk menerima pelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini untuk dapat melatih kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalahnya. Selain itu untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dilakukan dengan pemebelajaran kelompok, karena kebanyakan siswa merasa canggung untuk bertanya langsung kepada guru. Memahami kondisi tersebut belajar dalam kelompok kecil dipandang sesuai untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa. Permasalan tersebut dapat diatasi pula dengan melakukan terobosan dalam pembelajaran PKn sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak , tetapi juga harus melibatkan siswa secara langsung ke dalam kehidupan nyata dengan melakukan penyelidikan makna suatu materi pelajaran.

Beranjak dari hal tersebut , pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan di atas yaitu pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dengan di ikuti metode kelompok kecil. Hal ini dikarenakan Pendekatan IBL merupakan suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau mempelajari suatu gejala. Inkuiri yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan (Echols dan Shadily,2003:323), sedangkan menurut Gulo (2005:84) inkuiri berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IBL (inquiry based learning) merupakan suattu pembelajaran yang mampu melibatkan siswa langsung kedalam kehidupan nyata dengan melakukan penyelidikan sendiri makna dan tujuan dari suatu materi pembelajran. Pembelajaran dengan pendekatan IBL mengusahakan agar siswa selalu aktif secara mental maupun

(7)

fisik. Materi yang diberikan oleh guru bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru (Nurhadi dan Senduk,2003:43-44).

Berdasarkan uraian tersebut terdapat beberapa rumusan masalah yang kiranya layak untuk dibahas yaitu : (1) Apakah penerapan IBL (Inquiry Based Learning) dengan berbasis metode kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn di kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013? (2) Apakah penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dengan berbasis metode kelompok kecil dapat meningkatkan hasil belajar PKn di kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013? (3) Kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil pada siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013?

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran PKn di sekolah pada suatu kelas yang mempunyai masalah dalam pembelajaran. Dipilihnya penelitian tidakan kelas karena terungkapnya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di SMP N 3 Singaraja. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja yang terdiri dari 40 siswa, dengan jumlah siswa putra 18 dan jumlah siswa putri 12 orang. Alasan dilakukannya penelitian dikelas VIII H SMP N 3 Singaraja, karena dari hasil observasi dan wawancara dengan guru PKn menunjukkan bahwa masih rendahnya aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn belum optimal. Objek penelitian tindakan kelas ini yaitu (1) aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn, dan (2) hasil belajar siswa

(8)

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan data dibutuhkan berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dijabarkan di depan. Teknik yang digunakan adalah observasi kreativitas pembelajaran PKn, tes hasil belajar dan penyebaran angket pada setiap akhir siklus.

Jenis instrumen yang digunakan dan metode pengumpulan data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel Jenis Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

No Jenis Kegiatan Metode Instrumen Waktu

1 Aktivitas Belajar Siswa Observasi Pedoman observasi Selama Pembelajaran Berlangsung Hasil belajar siswa

Tes Tes hasil belajar

siswa

Setiap akhir siklus

2 Hambatan belajar

siswa

Kuisioner Angket terbuka

dan tertutup

Setiap akhir siklus

Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini :

1. Data tentang aktivitas belajar PKn siswa yang dikumplkan dengan tehnik observasi dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi dan diukur dengan menggunakan kriteria skor aktivitas pembelajaran PKn. Lembar observasi ini memuat aktivitas siswa yang diamati selama berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun indikator yang digunakan adalah : a) mencari dan member informasi, b) bertanya kepada guru atau siswa lain, c) mengajukan respon atau pertanyaan kepada guru ataupun siswa lain, d) mengerjakan tugas yang duberikan oleh guru, e) memanfaatkan sumber belajar yang ada, f) diskusi atau memecahkan masalah, g) ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran atau stimulus yang diberikan guru, h) bias bekerja sama dan berhubungan dengan siswa lain (Nana Sudjana, 1989:113)

2. Data tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar siswa berupa 10 tes pilihan ganda dan 5 tes esay. Tes hasil belajar ini diberikan pada setiap akhir siklus.

(9)

3. Data tentang hambatan siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran IBL dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil dikumpilkan dengan menggunakan angket pada setiap akhir siklus dan diukur dengan menggunakan bobot penilaian siswa dalam belajar.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Aktivitas dan Hasil Belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran IBL di kelas VIII H SMP Negeri 3 Singaraja

Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa siklus I, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 4.43. Sesuai dengan kriteria aktivitas belajar siswa yang telah ditentukan, skor aktivitas belajar siswa selama pembelajaran siklus I tergolong Cukup Aktif. Sebaran skor aktivitas belajar siswa kelas VIII H dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Sebaran Skor Aktivitas Belajar pada Siswa Siklus I No Katagori Jumlah Siswa Persentase

1 Kurang Aktif 3 Orang 10%

2 Cukup Aktif 21 Orang 70%

3 Aktif 6 Orang 20%

4 Sangat Aktif - -

Jumlah 30 Orang 100%

Berdasarkan tabel diatas, sebaran nilai aktivitas belajar siswa kelas VIII H setelah tindakan akhir siklus I pada klasifikasi sangat aktif 0%, aktif 20%, cukup aktif 70%, dan kurang aktif 10%. Secara umum rata-rata aktivitas siswa berada pada kategori cukup aktif. Pada siklus I ini aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn belum mencapai tujuan yang maksimal.

Selain itu, peneliti juga mengamati peroehan skor hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang telah didapat, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74.3. Daya serap siswa dari tes akhir siklus I yaitu 74.3%, dengan ketuntasan belajar siswa secara individu sebanyak 9 orang, dengan ketuntasan

(10)

klasikal 30%. Dengan demikian ketuntasan belajar belum terpenuhi, karena ketuntasan Belajar pada siklus I masih kurang dari 80 %.

Tabel hasil belajar siklus I

Keterangan Pertemuan ke PK Siklus

I Pertemuan I Pertemuan II Tes Akhir Rata-rata 68.9 70.4 74.3 Daya serap 68.9% 70.4% 74.3% Ketuntasan Klasikal 30% Katagori Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat peningkatan nilai siswa yang diperoleh dari tes yang diadakan di setiap akhir pertemuan dan pada akhir silkus I. pada pertemuan I nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 68.9. Sedangkan pada pertemuan II, nilai rata-rata siswa telah mengalami peningkatan yaitu 70.4 dan begitu pula pada tes akhir siklus I yang mencapai 74.3. Jika lebih dicermati, nilai masing-masing siswa yang berada dibawah rata-rata 80 mencapai 21 orang dan nilai siswa yang mencapai 80 keatas hanya 9 orang. Niai tertinggi yang diperoleh adalah 85 dan nilai terendah adalah 50. Hal ini menunjukkan bahwa dalam siklus I ini, ketuntasan belajar siswa secara individu masih sangat kurang.

Dalam proses pembelajaran masih ada beberapa kendala yang terjadi selama tindakan siklus I. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ditemui pada siklus I adalah:

1. Menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam pembelajaran.

2. Mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat dengan memberikan penghargaan berupa nilai tambahan.

3. Melakukan bimbingan secara intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan.

4. Memberikan reinforcement pada kelompok yang dapat mepresentasikan hasil diskusinya dengan sangat baik.

(11)

5. Serta memberikan contoh-contoh buku penunjang lain yang dapat dijadikan sumber belajar tambahan bagi siswa.

Dengan beberapa tindakan perbaikan di atas, terdapat peningkatan skor aktivitas dan hasil belajar siswa. rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 6,3 yang berada dalam kualifikasi sangat aktif. Berikut adalah sebaran skor aktivitas belajar yang diperoleh siswa pada siklus II.

Tabel Sebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II No Katagori Jumlah Siswa Persentase

1 Kurang Aktif - -

2 Cukup Aktif 3 Orang 10%

3 Aktif 6 Orang 20%

4 Sangat Aktif 21 Orang 70%

Jumlah 30 Orang 100%

Berdasarkan tabel di atas sebaran nilai aktivitas belajar siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja setelah tindakan akhir siklus II berada dalam klasifikasi Sangat Aktif 70%, Aktif 20% dan cukup aktif 10%. Secara umum rata-rata aktivitas belajar siswa berada dalam kategori sangat aktif. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa telah mencapai tujuan yang maksimal.

Tabel hasil belajar siklus II

Keterangan Pertemuan ke PK Siklus

I Pertemuan I Pertemuan II Tes Akhir Rata-rata 75.9 78.1 82.9 Daya serap 75.9% 78.1% 82.9% Ketuntasan 100% Katagori Sangat Baik Berdasarkan tabel di atas pada pertemuan I nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 75,9. Pada pertemuan II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,1. Dan nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat tes akhir siklus adalah

(12)

berada dalam kualifikasi Sangat Baik. Bila diperhatikan lagi, nilai tertinggi pada tes akhir siklus II adalah 95 dengan nilai terendah yaitu 80. Dengan peningkatan nilai siswa yang cukup pesat diperoleh dari tes evaluasi disetiap pertemuan dan tes akhir siklus, dapat menunjukkan bahwa siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja telah berhasil meningkatkan kualitas hasil belajar melalui penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil.

3.2 Kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di kelas VIII K SMP Negeri 3 Singaraja

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat rata-rata hambatan belajar siswa yang diperoleh sebesar 30.2 berada dalam kualifikasi hambatan sedang. Bila lebih diperhatikan lagi, setiap responden yang mengalami hambatan sedang mencapai 19 orang (63.3%) dan responden yang mengalami sedikit hambatan hanya 11 orang (36.7%). Pada siklus I siswa yang mengalami hambatan sedang terutama kesulitan dalam proses pembelajaran yang dikarenakan belum memiliki cukup persiapan, baik dalam hal sumber belajar maupun kesiapan dalam menerima pelajaran. Kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran disebabkan mayoritas siswa hanya terpaku pada satu sumber belajar seperti LKS ataupun buku paket yang tidak semua siswa memilikinya. Selain itu, di awal pertemuan siswa masih belum terbiasa atau masih merasa asing dengan model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil, sehingga peran serta siswa dalam pembelajaran ini belum maksimal.

3.3. Solusi yang diberikan dalam peningkatan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil, tidak dapat dipungkiri juaga memiliki kendala-kendala dalam penerapannya seperti kurangnya waktu, kurangnya buku penunjang, serta kurangnya rasa percaya diri atau keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. Beberapa solusi yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut : (1) Menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan cara memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam pembelajaran. (2) Mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat dengan

(13)

memberikan penghargaan berupa nilai tambahan. (3) Melakukan bimbingan secara intensif pada kelompok yang mengalami kesulitan. (4) Memberikan reinforcement pada kelompok yang dapat mepresentasikan hasil diskusinya dengan sangat baik. (5) Serta memberikan contoh-contoh buku penunjang lain yang dapat dijadikan sumber belajar tambahan bagi siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode diskusi kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas VIII H SMP N 3 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013.VIII K SMP Negeri 3 Singaraja.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan terlibat secara langsung proses dari awal sampai akhir, maka ada beberapa saran yang bisa peneliti berikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut :

1. Disarankan pada guru PKn agar dapat menerapkan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil pada pembelajaran PKn sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran dengan penerapan Inquiry Based Learning (IBL) dengan berbasis metode kelompok kecil dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam melakukan penelitian pada materi pembelajaran PKn.

3. Bagi calon peneliti lainnya disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Gulo,W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Grasindo.

Hamalik, Oemar Dr, 2001. Tehnik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT. Mandar Maju.

Mulyasa, H.E.2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Badung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Gambar

Tabel Jenis Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
Tabel 4.1 Sebaran Skor Aktivitas Belajar pada Siswa Siklus I  No  Katagori  Jumlah Siswa  Persentase
Tabel hasil belajar siklus I
Tabel Sebaran Skor Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II  No  Katagori  Jumlah Siswa  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan

DME ( dimethyl ether ) merupakan senyawa yang tidak beracun, sehingga saat ini digunakan sebagai aerosol propellant oleh industri kosmetik dan kesehatan,

Berdasarkan korelasi antara hasil perhitungan RMR dengan roof span terowongan Eko-Remaja disimpulkan bahwa posisi penyanggaan terowongan yang diwakili oleh

Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual

Dengan demikian, antena mikrostrip Egg dengan slot lingkaran pada ground plane terbukti dapat bekerja pada frekuensi yang direncanakan dan telah memenuhi syarat

BERMUATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN TEMA KURBAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA SMP/MTS KELAS VIII ” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan

penelitian berjumlah 32 pasien usia 6-8 tahun yang akan menjalani penambalan gigi di Puskesmas Pembina Palembang yang dibagi menjadi dua kelompok, 16 anak pada