• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KABUPATEN LEBAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL KABUPATEN LEBAK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

4.1 Kondisi Geografis, Batas Administrasi Daerah, Luas Wilayah Dan Topografis

4.1.1 Arti Lambang Daerah

A. Lambang Berbentuk Perisai

Benteng atau Perisai tanda kekayaan dan ketangguhan, sanggup menghadapi segala rintangan dan tantangan

B. Warna Dasar Kuning

Warna Emas dalam arti Kalimat (letterliyk), Lebak mempunyai tambang emas Cikotok dan kekayaan alam lainnya.

Arti kiasan (fuugurliyk), pernah mengalami jaman keemasan dalam sejarahnya dan dengan kemerdekaan RI akan menuju ke jaman itu kembali dengan lebih maju.

C. Kubah Masjid Warna Putih

Lambang Jiwa Agama Islam dalam bathin penduduk. Putih tanda suci dalam hati dan perbuatan, suka damai dan toleransi (tasamuh).

D. Angklung Warna Hitam

Lambang seni, berkaki enam buah tanda gotong royong. Ciri khas kesenian asli lebak bermitos agama. Hitam, bahwa di Lebak masih tinggal Suku Asli Kanekes yang walaupun berada di tempat yang masih diselimuti kegelapan

BAB IV

PROFIL KABUPATEN

LEBAK

(2)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 (Daerah Pegunungan Kendeng), pada hakekatnya mereka menyimpan sifat-sifat kebaikan yang murni dan apabila telah masuk sinar yang terang ke dalam lubuk hatinya, kebaikan akan menonjol lebih nyata, sebagai manifestasi jiwa

yang asli.

E. Warna Biru Polos

Lambang lautan bahwa daerah Lebak memiliki Samudera Indonesia yang luas dan dalam, yang menghasilkan ikan dan hasil laut lainnya.

F. Warna Biru Di Antara Hijau Melurus Ke Bawah Dan Bersatu Dengan Biru Sebelah Kiri Bawah

Lambang sungai, diantaranya tiga buah sungai besar seperti Cisimeut dan Ciberang, bersatu dengan Ciujung yang walaupun berlainan asal hulunya

(sumbernya) tetapi menjadi satu.

Lambang berukuran, ketenangan dan ke dalam lubuk hati rakyatnya. Walaupun berlainan asal sukunya berarti mewujudkan sosial untuk kepentingan umum.

G. Pita Berwarna Merah Putih

Warna merah, tanda hidup dan berani. Warna putih tanda suci. Benteng atau perisai tanda kekayaan dan keteguhan sanggup menghadapi segala rintangan

4.1.2

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lebak

Kabupaten Lebak merupakan bagian asli dari wilayah Kesultanan Banten . Hari jadi Kabupaten Lebak ditetapkan tanggal 2 Desember 1828. Beberapa catatan sejarah penting yang dijadikan dasar pertimbangan dalam penetapan hari jadi antara lain :

1. Wilayah Kesultanan Banten pada tahun 1813 tanggal 19 Maret dibagi menjadi 4 (empat) wilayah yaitu : Banten Lor ,Banten kulon ; Banten tengah dan banten kidul .

2. Berdasarkan surat keputusan Komisi Jendral Hindia Belanda , 2 Desember 1828 ditetapkan pembagian wilayah karesidenan Banten menjadi 3 (Tiga ) Kabupaten yaitu:Kabupaten Serang ; Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang .

(3)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 3. Tanggal 14 Agustus 1925, merupakan penunjukan Kabupaten Lebak sebagai

daerah pemerintahan yang berdiri sendiri berdasarkan surat keputusan Gubernur Jendral Belanda tanggal 14 agustus 1925 dengan Distrik Parrungkujang, Rangkasbitung , Lebak Parahiang dan Cilangkahan .

Pada perkembangan selanjutnya telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah No.18 Tahun 1986 tertanggal 22 Oktober 1986 Hari jadi kabupaten lebak 2 Desember 1828

4.1.3 Keadaan Penduduk

Kabupaten Lebak merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Provinsi Banten. Luas wilayah Kabupaten Lebak 304.472 ha dengan jumlah penduduk wilayah 1.204.095 (BPS Kab. Lebak) . Secara adminsitratif, Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 340 desa, dan 5 kelurahan. Nilai indeks Pembangunan Manusia (IPM) Masyarakat di Kabupaten Lebak , yang diperoleh berdasarkan Survei Sosial EKonomi Nasional (Susennas ) dengan 3 indikator , yaitu : Indikator Harapan Hidup, Indikator Pendidikan dan Indikator Daya Beli.

Berdasarkan analisis dari indikator tersebut , Kabupaten Lebak telah terjadi peningkatan IPM dari tahun 2004 s/d tahun 2008 (67,04%) dan tahun 2009 s/d tahun 2014 (68,84%) . Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Lebak telah terjadi peningktan pada : kesehatan masyarakat (Indikator Harapan Hidup), melek huruf (indikator pendidikan ), dan keterampilan , kesempatan kerja dan pendapatan (indikator daya beli).

4.1.4 Sosial Budaya

Secara umum karakter masyarakat di kabupaten Lebak dapat menerima hal-hal baru yang menujang pembangunan ekonomi , antara lain adanya penanaman modal dari dalam maupun luar negeri , dengan persyaratan yang dilibatkan dalam menjalankan kegiatan.

Data Potensi Komoditi Industri Kecil 1. Gula aren

(4)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 3. Bata 4. Genteng 5. Tikar pandan 6. Anyaman bambu 7. Pande besi 8. Batu fosil 9. Sale pisang

10.Kerajinan kulit imitasi 11.Tahu/tempe

PerkebunanKaret,Kelapasawit,Kakao,KopiRobusta,Aren,Cengkeh,Kelapadalam, Kelapahybrid,Lada,Pandan,Teh,Jambumete,Panili,Jarak Pagar,Kapuk.

Selain potensi perkebunan, terdapat potensi perikanan yang sangat potensial di Kab. Lebak adalah usaha perikanan tangkap, dimana potensi lestari untuk perikanan pantai sebesar 3.712,4 ton/tahun dan potensi ZEE sebesar 6.884,84 ton/tahun.

Jenis ikan : 1. Kurisi 2. Tigawaja 3. Ekor kuning 4. Cucut 5. Pari 6. Tongkol Peternakan :

Saat ini di Kab. Lebak terdapat pengelolaan peternakan sapi, baik yang dilakukan oleh pihak swasta maupun BUMD milik perusahaan daerah (PD Lebak Niaga)

1. Sapi potong 2. Kerbau 3. Kambing

4. Domba

5. Ayam buras

6. Ayam ras pedaging 7. Ayam ras petelur

(5)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 8. Itik

9. Itik manila

4.1.5 Potensi Pariwisata

Kabupaten Lebak memiliki potensi pariwisata yang lekat dekat dengan nuansa alam. Berikut nama-nama objek wisatanya dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

Tabel 4.1.

Objek Wisata di Kabupaten Lebak

No Nama Objek Wisata Lokasi

1 Curug Indihiyang Warunggunung

2 Arung Jeram Lebak Gedong

3 Goa Sangkir Bojong Manik

4 Budaya Kaolotan Leuwidamar

5 Pemandian Air Panas Cipanas

6 Pantai Karang Taraje Bayah

7 Pantai Bagedur Malingping

8 Pantai Binuangeun Wanasalam

9 Pantai Cibobos Panggarangan

10 Pantai P. Manuk Bayah

11 Pantai Sawarna Bayah

12 Pantai Ciantir Bayah

13 Budaya Kaolotan Seren Taun Cibeber

14 Air panas Senenghati Malingping

15 Situ Palayangan Cimarga

16 Kawah Cipanas Sobang

17 Air Terjun/Curug Kanteh Cilograng

18 Pantai Cihara Cihara

(6)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

20 Pantai Cimandiri Panggarangan

21 Pantai Beach Malingping

22 Pantai Tanjung Panto Wanassalam

23 Air Terjun/Curug Sata Gn. Kencana

24 Curug Kebo Malingping

4.2

Profil Prasarana Bidang Ke-Cipta Karyaan

4.2.1

Profil Sub Bidang Air Minum

PDAM Kabupaten Lebak terbagi atas :

1. Kantor Pusat melaksanakan administrasi dan manajemen keuangan secara keseluruhan.

2. Kantor Cabang bertugas mengelola dan melayani secara langsung terhadap pelanggan.

3. Kantor Cabang terdiri dari :

- Cabang Rangkasbitung, melayani Kec.Rangkasbitung, Warunggunung,

Cibadak dan Kalanganyar.

- Cabang Malingping, melayani Kec.Malingping - Cabang Sajira, melayani Kec. Sajira

- Cabang Cipanas, melayani Kec. Cipanas dan Lebakgedong

A. Kondisi aspek pelayanan

1. Klasifikasi dan Jumlah Sambungan Langganan

Memperhatikan kondisi sambungan langganan (SL) yang ada, maka sebagian besar (93,42%) berada pada klasifikasi Rumah Tangga (A,B,C) dengan rata-rata pemakaian 20 m3 per bulan, sisanya berada pada klasifikasi non Rumah Tangga. Hal ini menyebabkan nilai pendapatan yang diperoleh 90% berasumsikan pada tarif tingkat dasar dan harapan terjadinya subsidi silang dari klasifikasi lainnya sangat tipis sekali. Oleh karena itu PDAM senantiasa dihadapkan pada permasalahan tidak seimbangnya antara pendapatan dengan biaya.

(7)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 Tabel 4.2.

Prestasi penambahan SL belum signifikan, hanya 5,8% dari prestasi tahun 2006

B.

Cakupan Pelayanan

Oleh karena penambahan SL tahun 2007 belum signifikan, maka tingkat cakupan pelayanan yang dicapaipun belum menunjukan lonjakan, yaitu :

-Terhadap wilayah administratif : 6,05% -Terhadap wilayah perkotaan : 15,03% -Terhadap wilayah areal pelayanan PDAM : 30,38%

Tabel. 4.3.

Jumlah Pelayanan PDAM Area Kabupaten Lebak

NO URAIAN SAT 2005 2006 2007 1 Jml Penddk Adm. Kab.Lebak Jiwa 1.176.804 1.201.691 1.227.409 2 Jml Penddk P’kotaan Kab.Lebak Jiwa 473.607 490.882 494.116 3 Jml Penddk Areal Pelay.PDAM Jiwa 224.709 234.831 244.501 4 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 65.740 69.535 74.285 5 Rata2 Tkt Pertumbh. Penddk % 2,13 2,11 2,14

6 Jumlah orang dilayani :

- Sambungan Rumah Jiwa/SR 5 5 5

- Kran Umum Jiwa/HU 100 100 100

- Terminal Air Jiwa/TA 60 60 60

7 Jumlah Sambungan Terpasang

SL 12.818 13.577 14.363

- Sambungan Rumah SR 12.788 13.547 14.337

- Kran Umum Unit - - -

- Terminal Air Unit 30 30 26

Klasifikas i Gol 2005 2006 TAMBAH / KURANG 2007 Jumlah SL % Jumlah SL % Jumlah SL % Jumlah SL % Sosial I 273 2,13 290 2,14 17 2,16 307 2,14 R. Tg A II. A 3.372 26,3 1 3.288 24,2 2 2 0,25 3.290 22,91 R. Tg B II. B 8.286 64,6 4 9.064 66,7 6 767 97,58 9.831 68,45 R. Tg. C II. C 302 2,36 302 2,22 (5) (0,64) 297 2,07 Inst. P’rintah II. D 168 1,31 197 1,45 8 1,02 205 1,43 Niaga A III. A 346 2,70 364 2,68 1 0,13 365 2,54 Niaga B III. B 33 0,26 32 0,24 1 0,13 33 0,23 Industri A IV. A 1 0,01 2 0,01 - - 2 0,01 Industri B IV. B 7 0,05 8 0,06 (1) (0,13) 7 0,05 Khusus V 30 0,23 30 0,22 (4) (0,51) 26 0,18 Jumlah 12.818 100 13.577 100 786 100 14.363 100

(8)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

- Mobil Tangki Unit 5 5 5

8 Jumlah Sambungan Aktif

SR 12.440 13.445 13.912

- Sambungan Rumah SR 12.440 13.445 13.912

- Kran Umum Unit - - -

- Terminal Air Unit 30 30 -

- Mobil Tangki Unit 5 5 -

9 Rata-Rata Cakupan Pelayanan - Terhadap wilayah adm. % 5,59 5,79 6,05 - Terhadap wil. Perkotaan % 13,88 14,17 15,03 - Thdp areal pelayanan PDAM % 29,26 29,61 30,38

Nilai cakupan pelayanan perkotaan sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk perkotaan yang terlayani. Pemekaran daerah menjadi berkonsekuensi langsung terhadap nilai cakupan ini. Penambahan Kecamatan mempengaruhi jumlah delinasi desa-desa yang dianggap desa perkotaan sehingga jumlah penduduk perkotaan dengan sendirinya menjadi bertambah. Saat ini jumlah desa perkotaan menjadi 124 desa dari 320 desa di 28 kecamatan dengan jumlah penduduk perkotaan sebanyak 494.116 jiwa dengan jumlah jiwa terlayani sebanyak 74.285 jiwa. Angka cakupan ini akan berubah naik atau turun apabila terjadi pemekaran daerah atau perampingan daerah.

C. Kondisi Aspek Teknik

1. Sarana dan Prasarana Teknis

a. PDAM Cabang Rangkasbitung dengan kapasitas 170 lt/dt dilayani dengan : 1) Pompa air baku (Intake) = 7 unit, terdiri dari :

- Intake terbuka (Desa Pabuaran) 5 unit x 50 lt/dt - Intake kaisong (Desa Pabuaran) 2 unit x 40 lt/dt 2) Pompa air bersih (Distribusi) = 4 unit terdiri dari :

- Pompa Centrifugal (Desa Pabuaran ) 2 unit x 60 lt/dt dan 2 unit x 100 lt/dt.

- Pompa Centrifugal (Desa Pabuaran ) 2 unit x 25 lt/dt

- Pompa Centrifugal (Narimbang- Kel.Cijoro Lebak ) 2 unit x 25 lt/dt. - Pompa Booster (Pasirwaru-Desa Kd.agung Barat) 2 unit x 10 lt/dt

- Pompa Back Wash (Desa Pabuaran) 3 unit

(9)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 b. PDAM Unit Pelayanan Warunggunung

- Pompa Deep Well (DW) Submersible (Desa Warunggunung) 1 unit; Kap. design 5 lt/dt dan kondisi saat ini 2,5 lt/dt dan tidak difungsikan.

- Pompa air bersih (Desa Warunggunung) 1 unit x 2,5 lt/dt (distribusi-booster)

1) Kapasitas Instalasi Pengolahan Air (IPA)

- Paket baja 1 x 20 lt/dt di Desa Pabuaran

- Paket baja 2 x 50 lt/dt di Desa Pabuaran

- Paket baja 1 x 50 lt/dt di Desa Pabuaran

Jumlah kapasitas 170 lt/dt

2) Sarana Penurun Kekeruhan Air Baku (Prasedimentasi) kapasitas 1 x 200 lt/dt – belum diserahterimakan dan belum berfungsi.

3) Arus pembangkit

- Listrik PLN 750 KVA (5 gardu) 4 gardu di Desa Pabuaran dan 1 gardu di Narimbang.

- Genset 1 unit x 350 KVA (cadangan arus) di Desa Pabuaran 4) Sistem pengaliran :

- Tansmisi air baku : perpompaan

- Transmisi-Distribusi air bersih : perpompaan dan gravitasi c. PDAM Cabang Malimping.

1) Pompa air baku (Curugrame-Desa Kadujajar) 2 unit x 20 lt/dt 2) Pompa air bersih (Curugrame-Desa Kadujajar) 2 unit x20 lt/dt 3) Pompa Bahan Kimia/Dosing (Curugrame-Desa Kadujajar) 2 unit 4) Kapasitas IPA 1 x 20 lt/dt (paket baja) di Curugrame-Desa Kadujajar 5) Arus pembangkit

- Listrik PLN 66 KVA (1 gardu) di Curugrame-Desa Kadujajar.

- Genset 1 unit x 100 KVA dan 1 unit x 110 KVA di Curugrame-Desa Kadujajar.

(10)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

- Tansmisi air baku : perpompaan

- Transmisi-Distribusi air bersih : perpompaan & gravitasi d. PDAM Cabang Sajira

1) Pompa air baku (Genteng-Desa Pajagan) 1 unit x 10 lt/dt. 2) Pompa Filter (Genteng-Desa Pajagan) 1 unit x 10 lt/dt. 3) Pompa air bersih (Genteng-Desa Pajagan) 1 unit x 10 lt/dt. 4) Pompa Bahan Kimia/Dosing (Genteng-Desa Pajagan) 3 unit

5) Kapasitas IPA 1 x 10 lt/dt (paket container) dengan Intake jenis Kaisong di Genteng-Desa Pajagan

6) Arus pembangkit :

- Listrik PLN 53 KVA di Genteng-Desa Pajagan

- Genset 1 x 50 KVA (cadangan arus) di Genteng-Desa Pajagan 7) Sistem pengaliran :

- Tansmisi air baku : perpompaan - Transmisi-Distribusi air bersih : perpompaan

e. PDAM Cabang Cipanas

1) Pompa air bersih (Pahingeun-Desa Banjar Irigasi) 2 unit x 20 lt/dt 2) Pompa Filter (Pahingeun-Desa Banjar Irigasi) 1 unit x 20 lt/dt. 3) Pompa Bahan Kimia/Dosing (Pahingeun-Desa Banjar Irigasi) 3 unit

4) Kapasitas IPA 1 x 20 lt/dt (paket container) dengan Intake jenis terbuka di Pahingeun-Desa Banjar Irigasi

5) Arus pembangkit listrik PLN 141 KVA di Pahingeun-Desa Banjar Irigasi. 6) Sistem pengaliran :

- Tansmisi air baku : perpompaan - Transmisi-Distribusi air bersih : gravitasi.

(11)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

A. Operasionalisasi Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih

Tabel 4.4.

Kondisi Unit Produksi, Transmisi dan Distribusi

No U r a i a n SAT 2005 2006 2007

1 Kapasitas Design l/d/thn 380 380 380

2 Kapasitas Terpasang l/d/thn 400 420 420

3 Kapasitas Termanfaatkan l/d/thn 220 220 220

4 Kapasitas Produksi l/d/thn 201,46 189,46 189,40

5 Volume Produksi Air m3/thn 6.353.337 5.974.827 5.971.635

6 Kapasitas Distribusi air l/d/thn 159,28 144,94 155,12

7 Volume Distribusi Air m3/thn 5.023.058 4.570.918 4.891.891

8 Kapasitas Penjualan Air l/d/thn 90,04 93,85 97,18

9 Volume Penjualan Air m3/thn 2.839.539 2.959.753 3.064.600 10 Vol. Keboc. Produksi m3/thn 1.330.279 1.403.909 1.079.744 11 Vol. Keboc. Distribusi m3/thn 2.183.519 1.611.165 1.827.291 12 Rasio :

a. Kebocoran Produksi % 20,94 23,50 18,08

b. Kebocoran Distribusi % 43,47 35,25 37,35

Efektivitas produksi dan distribusi air dipengaruhi kemampuan produksi air dari pompa yang ada, stabilitas arus pembangkit, tingkat kekeruhan air baku terhadap kemampuan daya olah IPA, penggunaan air dilingkungan IPA dan tingkat kebocoran distribusi (teknis dan non teknis). Kebocoran teknis terjadi dijaringan perpipaan dan water meter kurang akurat (WM induk & konsumen) dan Kebocoran non teknis terjadi akibat kesalahan pembacaan watermeter oleh petugas, kesalahan perhitungan administrasi dan sambungan liar.

Besarnya kebocoran secara teknis diakibatkan beberapa hal antara lain:

 Korosi, apabila bahan meteal bersinggungan dengan elektrolit, seperti air atau tanah dengan pH yang rendah akan terjadi karat.Karat serin menjadi masalah karena mengakibatkan menurunnya kekuatan bahan, dan akhirnya mengakibatkan pipa dan peralatannya tidak berfungsi, atau bahkan pecak.

 Beban yang tidak diperhitungkan, beban tersebut bisa berupa bahan mekanik, seperti beban berat kendaraan yang melebihi perkiraan, sehingga pipa pecah. Atau water hammer karena operasi pompa yang terhenti dengan mendadak atau menutup katup yang mendadak.

(12)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

 Bahan dan pemasangan yang buruk, apabila pipa yang dipasang bahannya tidak memenuhi syarat, begitupula apabila pemasangan pipa tidak memenuhi spesifikasi teknik yang syaratkan maka akan mengakibatkan gangguan fungsi pada sistem pengaliran.

 tidak adanya alat ukur / kurang akuratnya alat ukur produksi (flow meter) dan distribusi (meter induk) sehingga dalam perhitungan produksi – distribusi tidak akurat.

 Banyaknya pipa dan accessories yang umurnya sudah tua

 penanganannya secara pasif artinya kebocoran dapat diketahui ketika ada laporan dari konsumen, malah yang terjadi banyak konsumen yang komplen, akibat kurang tanggapnya petugas dalam penanganan kebocoran sekalipun konsumen sudah melaporkan kepada petugas.

 Sistem manajemen yang belum optimal dalam mengimplementasikannya. Tabel 4.5.

Volume Pipa Transmisi dan Distribusi

N O

LOKASI DIA. 2005 2006 TAMB

AH/K URAN G 2007 (mm) (m) (m) (m) I CABANG SAJIRA 1 Pipa Transmisi 150 2.157 2.157 - 2.157 2 Pipa Distribusi 110 – 40 9.218 9.368 12 9.380 Jumlah I 11.375 11.525 12 11.537 II CAB. MALINGPING 1 Pipa Transmisi 200 9.218 9.218 - 9.218 2 Pipa Distribusi 150 – 25 28.486 28.786 - 28.786 Jumlah II 37.704 38.004 - 38.004

III CAB. WR.GUNUNG

1 Pipa Transmisi 110 1.736 1.736 - 1.736 2 Pipa Distribusi 90 – 25 6.334 6.434 - 6.434 Jumlah III 8.070 8.170 - 8.170 IV CAB. RKS. BITUNG 1 Pipa Transmisi 400 – 250 6.177 6.177 114 6.291 2 Pipa Distribusi 200 – 25 186.87 4 186.87 4 2.850 189.72 4 Jumlah IV 193.05 1 193.05 1 2.964 196.01 5 V CABANG CIPANAS 1 Pipa Transmisi 200 – 150 2.953 2.953 - 2.953 2 Pipa Distribusi 100 – 25 7.618 7.618 11.642 19.260

(13)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 Jumlah IV 10.571 10.571 11.642 22.213 V CABANG CIPANAS 1 Pipa Transmisi 200 – 150 2.953 2.953 - 2.953 2 Pipa Distribusi 100 – 25 7.618 7.618 11.642 19.260 Jumlah V 10.571 10.571 11.642 22.213 JUMLAH PIPA TRANSMISI 22.241 22.241 114 22.355 JUMLAH PIPA DISTRIBUSI 238.53 0 239.08 0 14.504 253.58 4 JUMLAH TOTAL 260.77 1 261.32 1 14.618 275.939

- Jaringan Transmisi sepanjang 22.355 m berumur teknis 1-27 tahun, 15.382 m

jenis ACP rawan bocor (di Rangkasbitung dan Malingping).

- Jaringan Distribusi sepanjang 253.584 m berumur teknis 1-27 tahun, 35.728

m rawan bocor.

Di Rangkasbitung jaringan ACP ditanam pada tahun 1979-1980 dengan diameter mulai dari dia.150 mm-2.370 m, dia.200 mm-2.736 m, dia.250 mm-2.748 m, dan dia.300 mm-4.776 m dengan panjang total 12.630 m. Hal-hal yang mempengaruhinya diantaranya adalah perubahan posisi pipa sebagai dampak peningkatan ruas jalan (saat ini cenderung berada ditengah jalan) dengan konsekuensi tekanan/beban yang diterima menjadi relatif bertambah pada posisi saat ini. Sedangkan di Malingping, jenis pipa ini ditanam pada tahun 1990 dengan diameter 200 mm sepanjang 2.742 m. Keberadaannya relatif sama dipengaruhi oleh dampak peningkatan ruas di Malingping.

Jenis pipa ini relatif tidak diproduksi lagi dan sebagai upaya penanggulangannya perlu dilakukan penggantian jaringan pipa tersebut dengan menggunakan pipa PVC. Rencana penggantian ini belum dapat sebatas usulan mengingat dana PDAM belum dapat memungkinkan

(14)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 Tabel. 4.6.

Kondisi Reservoir

No Lokasi Jenis Elevasi (dpl) Sumber Air Baku Vol. (m3) Th. Pemb . Kon-struks i Kon disi Elevas i Drh Ter-tinggi (dpl) A. Cab. Rangkasbitung 57 1 Pabuaran Ground Reservoir 19.40 S. Ciujung 1000 1998 Beton Baik 2 Malangnengah Ground Reservoir 19.20 S. Ciujung 500 1982 Beton Baik 3 Komp. Narimbang Upper Reservoir 43.50 S. Ciujung 500 1986 Beton Baik B. Cabang Malingping 105

1 Kandang Sapi Ground

Reservoir 129.00 S. Cilangkah an 200 1992 Beton Baik C. Cabang Sajira 47 1 Genteng Ground Reservoir 29.53 S. Ciberang 200 1996 Beton Baik D. Unit Wr.gunung Ca Unit Wr.Gunung 52

1 Lebak Madang Ground Reservoir 46.00 Air Tanah Dlm & Supply dari Rksbitung 50 1990 Beton Boco r E. Cabang Cipanas CCabang Cipanas 1802 1 Pahingeun Ground Reservoir 1945.43 S. Ciberang 300 1993 Beton Baik

Kebocoran Reservoir terjadi di unit pelayanan Warunggunung. Sistem ini dibangun tahun 1990 berupa sistem pengolahan air Deep Well/Sumur Bor kapasitas 5 l/d dan tahun 2000 ditambah 5 l/d sehingga total menjadi 10 l/d dan saat ini kapasitas menurun menjadi 2,5 l/d.

(15)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 Sementara kondisi Reservoir (atau bak pengumpul kap.20 m3) mengalami bocor yang diakibatkan oleh kualitas fisik bangunan, kontur tanah disekitarnya dan tekanan air yang ditampungnya. Kebocoran bersifat peretakan pada didinding reservoir. Pengruhnya adalah pelayanan tidak optimal.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, dibangun Booster Pump (tahun 2005) didaerah Pasir Waru dengan suplay air dari Rangkasbitung dengan kapasitas terpasang 10 l/d, dengan sistem perpompaan langsung dari pipa distribusi (In line pump).

Tabel. 4.7.

Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA)

No Instalasi Sumber Desain Termanfaatka n Air Baku 1 Ds.Pabuaran, Cab. Rangkasbitung 170 170 S.Ciujung 2 Ds.Kadujajar, Cab. Malingping 20 20 S.Cilangkahan 3 Ds.Pajagan, Cab. Sajira 10 2 x 10 S.Ciberang

4 Ds.Banjar Irigasi, Cab. Cipanas 20 2 x 20 S.Cilangkahan Jumlah Total 220 250 Tabel. 4.8. Data Eksisting No Uraian Sat 2006 2007 1. Kapasitas - Desain lps 380 380 - Terpasang lps 420 420 - Produksi lps 220 220 - Kelebihan (iddle) %

2. Sumber Air Baku

- Mata Air lps 0 0 - Sumur Dalam lps 0 0 - Air Permukaan : * Sungai lps 220 220 * ... lps - Ketersediaan lps > 500 > 500 3. Pelayanan - Cakupan Pelayanan (coverage) : * Administratif % 5,79 6,05 * Perkotaan % 14,17 1 5,03

(16)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019

- Jumlah Sambungan SR 13.577 1 4.363 - Kontinuitas Aliran Jam 2 - 24 2 2 - 24 - Jumlah sambungan

air siap minum SR 0 0

- Cara Pembayaran LoketPDAM Loket PDAM

BJB KUD Loket Komunal 4. Keuangan - Biaya Air Rp 5.191.725.923 5. 536.694.784 - Pendapatan * Pendapatan Air Rp 4.405.800.276 7.081.178.823 * Pendapatan Non Air Rp 364.120.000

468.833.000 * Pendapatan Lain-lain Rp 1.527.457.169 1.528.154.028 - Pinjaman Jk. Panjang Rp 10.889.677.897 13.826.163.482 5. Operasional - Kehilangan air * Produksi % 23,5 18,08 * Distribusi % 35,25 37,35 - Meter Rusak % 35 25 - Peta jaringan Ada/

Tdk Ada

Ada Ada Tdk

4.2.2

Profil Sub Bidang Persampahan

Di Kota Rangkas Bitung (Kabupaten Lebak), pengelolaan persampahan diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Lebak, di bawah Sub Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman. Sub Dinas ini terdiri 3 seksi yaitu seksi sarana dan prasarana, seksi penanggulangan sampah dan air kotor serta seksi pertamanan dan pemakaman.

Tempat pembuangan sapah akhir pada Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak adalah TPA Dengung yang terletak di Desa Sindang Mulya Kecamatan Maja. Luas

TPA Dengung adalah 8 Ha yang sudah terpakai. Untuk saat ini tidak ada perencanaan untuk menyiapkan lahan TPA baru

Sistem pengolahan sampah di TPA Dengung di arahkan menggunakan “ Controlled Landfill” yaitu pembuangan sampah dilakukan dengan diimbangi

(17)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 penutupan oleh tanah penutup, pengendalian gas metan dengan membuat saluran gas metan dari tumpukan sampah, serta melakukan pengolahan air lindi yang dilengkapi dengan sumur pantau pada bagian hilir TPA. Terdapat pengolahan lindi yang terdiri dari 3 kolam pengolahan.

Pada saat ini frekuensi pengurusan sampah dengan tanah yang dilakukan di TPA Dengung berkisar 3-4 bulan sekali, sehingga TPA telah mengarah kepada open dumping. Pada TPA Dengung dilakukan pengomposan yang bekerja sama dengan perusahaan swasta. Pada pelaksanaannya, pengomposan TPA dilakukan pada sampah yang berasal dari pasar, dengan volume sampah yang dijadikan kompos di TPA sebanyak 94 m3 per siklus produksi.

Tabel 4.9.

Sarana dan Prasarana Pembuangan Akhir Sampah di Kota Rangkasbitung

No. Uraian Volume Satuan

1 Luas TPA 5 Ha

2 Daya Tampung 10 Tahun

3 Lama Pengoperasian 11 Tahun

4 Alat berat 1 Unit

Buldoser 1 Unit

Track Laeder 1 Unit

Excavator 1 Unit

4.2.3 Profil Sub Bidang Air Limbah

Sampai saat ini Kota Rangkas Bitung belum mempunyai sistem penyaluran air limbah domestik yang diolah secara terpusat melalui sistem perpipaan (sewerage system). Selain itu, kondisi pengolahan air limbah domestik sistem setempatpun (onsite system) belum memadai, hal ini terlihat dari data dinas Kesehatan Kab.lebak tahun 2007 yang mencatat bahwa penduduk Kota Rangkas Bitung lebih dari 56 % tidak mempunyai tangki septic.

Masalah umum yang dihadapi Kota Rangkas Bitung adalah masih banyaknya penduduk yang menggunakan tempat terbuka dan sungai sebagai sarana pembuangan limbahnya. Diperkirakan hanya 54 % rumah tangga yang telah memiliki tangki septik walaupun demikian kondisi tangkiseptik yang dibangun sebagian besar tidak memenuhi syarat teknis dan lingkungan.

(18)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 Masalah lain yang berhubungan dengan pembuangan limbah yaitu belum adanya instalasi pengolahan dan sarana truk tinja dan IPLT untuk penyedotan dan pengolahan lumpur tinja.

4.2.4 Profil Sub Bidang Drainase

Di Kota Rangkasbitung, beberapa permasalahan di bidang drainase, antara lain:

- Belum optimalnya pemanfaatan saluran drainase utama yang ada saat ini yaitu :

Sungai Ciujung, Ciberang dan Cisimeut yang disebabkan system drainase yang kurang baik.

- Belum tersedianya Master Plan Drainase dan Outplan yang jelas

- Tidak ada koordinasi antara pihak PAM, PLN dan Telkom dalam hal

penanaman pipa, sehingga hal ini menyebabkan terganggunya saluran drainase yang ada.

4.2.5 Profil Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

Penataan Bangunan dan Lingkungan sangat diperlukan sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang untuk mewujudkan lingkungan binaan khususnya fisik bangunan dan lingkungannya.

Undang-undang nomor 4 tahun 1992 tentan Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan –kua rtas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Saat ini RTRW Kabupaten Lebak sudah selesai diperbaiki/ direvisi dan sedang dalam proses penetapan Raperdanya sehingga nantinya RTRW ini akan menjadi acuan bagi perencanaan tata ruang yang lebih detail/ rind, seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota/Kawasan atau Rencana Teknis Ruang Kota/ Kawasan.

Undang-Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung merupakan acuan dalam

(19)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Lebak 2015-2019 setiap kegiatan pembangunan gedung yang perlu ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah (Perda). Saat ini Kabupaten Lebak belum memiliki Perda Bangunan Gedung sebagai dasar dalam penataan bangunan tetapi menggunakan Perda IMB dalam setiap proses perizinan pembangunan gedung.

4.2.6 Profil Sub Bidang Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kawasan kumuh di Kabupaten Lebak terdapat di 6 (enam) kecamatan dengan luas kawasan kumuh 138,56 ha, kawasan kumuh yang sudah ditangani seluas 43,42 ha, kawasan kumuh yang belum ditangani seluas 95,15 ha.

Referensi

Dokumen terkait

Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota koperasi lainnya, dan atau

Motor bakar adalah salah satu pesawat kalor yang mengubah energi panas hasil pembakaran bahan bakar dalam selinder menjadi energi mekanik yang keluar pada poros

Jadi dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengarahkan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Struktur IV menunjukkan bahwa igan anion karboksilat bertindakn sebagai ligan bidentat, tetapi kedua logam M terkoordinasi hanya pada satu atom O saja sedangkan atom O yang

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu tahun. Sebagai suatu dokumen resmi rencana

Adapun bentuk dari desain input yang dirancang pada sistem pengolahan data Administrasi keuangan Panti Asuhan „Aisyiyah Pariaman diantaranya adalah Entry data donatur