• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI MURUNG RAYA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MURUNG RAYA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintan Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

dan

BUPATI MURUNG RAYA MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Murung Raya.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Murung Raya.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Murung Raya.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Murung Raya.

6. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga dalam jabatan fungsional pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Murung Raya.

7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disingkat BPBD adalah perangkat daerah Kabupaten yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana.

8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

BAB II PEMBENTUKAN

Bagian Kesatu Pembentukan

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk BPBD Kabupaten Murung Raya. Pasal 3

(1) BPBD dipimpin Kepala Badan yang secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah.

(4)

Bagian Kedua Tugas

Pasal 4

(1) BPBD mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanggulangan bencana.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian tugas BPBD diatur dalam Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Organisasi Paragraf 1 Struktur Organisasi Pasal 5 (1) Struktur Organisasi BPBD terdiri atas:

a. Kepala;

b. Unsur Pengarah; dan c. Unsur Pelaksana.

(2) Struktur organisasi BPBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2 Unsur Pengarah

Pasal 6

(1) Unsur Pengarah penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) huruf b yang selanjutnya disebut Unsur Pengarah berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPBD.

(2) Unsur pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) unsur pengarah menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah; b. pemantauan; dan

c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

(4) Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian unsur pengarah ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(5)

Pasal 7 (1) Keanggotaan Unsur Pengarah terdiri atas:

a. Unsur Pengarah terdiri dari Ketua dan Anggota;

b. Ketua Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam huruf a dijabat oleh Kepala BPBD;

c. Anggota unsur pengarah sebagaimana dimaksud dalam huruf a berjumlah 9 (sembilan) anggota, terdiri dari 5 (lima) pejabat instansi/lembaga pemerintah daerah dan 4 (empat) anggota dari masyarakat profesional di daerah.

(2) Masa jabatan anggota unsur pengarah dari instansi/lembaga pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan.

(3) Masa jabatan anggota unsur pengarah dari masyarakat profesional selama 5 (lima) tahun.

(4) Anggota unsur pengarah dari instansi/lembaga pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:

a. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja; b. Dinas Kesehatan;

c. Dinas Pekerjaan Umum;

d. Dinas Perhubungan,Komunikasi dan Informatika ; dan e. TNI dan POLRI.

(5) Anggota unsur pengarah dari masyarakat profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan melalui uji kelayakan dan uji kepatutan oleh DPRD.

Paragraf 3 Unsur Pelaksana

Pasal 8

Unsur pelaksana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) huruf c yang selanjutnya disebut dengan unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD.

Pasal 9

(1) Unsur pelaksana mempunyai tugas secara terintegrasi meliputi: a. prabencana;

b. saat tanggap darurat; dan c. pascabencana.

(2) Unsur pelaksana secara terintegrasi meliputi: a. koordinasi;

b. pengkomandoan; dan c. pelaksana.

(6)

Pasal 10

(1) Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a, merupakan fungsi koordinasi Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana.

(2) Fungsi komando sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b, merupakan fungsi Komando Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.

(3) Fungsi pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c, merupakan fungsi pelaksana Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan secara terkordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 11

(1) Unsur Pelaksana BPBD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya membentuk Satuan Tugas.

(2) Pembentukan satuan tugas ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 12

(1) Susunan organisasi unsur pelaksana terdiri dari: a. Kepala Pelaksana;

b. Sekretariat membawahkan:

1. Sub bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub bagian Keuangan; dan

3. Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan.

c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan membawahkan; 1. Seksi Pencegahan; dan

2. Seksi Kesiapsiagaan.

d. Bidang Kedaruratan dan Logistik membawahkan: 1. Seksi Kedaruratan; dan

2. Seksi Logistik.

e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi membawahkan: 1. Seksi Rehabilitasi; dan

2. Seksi Rekonstruksi.

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan fungsi unsur pelaksana diatur dalam Peraturan Bupati.

(7)

Paragraf 4

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 13

Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas BPBD sesuai bidang keahlian dan kebutuhan.

Pasal 14

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Bupati. (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja organisasi.

(4) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5

Eselon Unsur Pelaksana Pasal 15

(1) Kepala Pelaksana adalah jabatan struktural eselon II.b. (2) Kepala Sekretariat adalah jabatan struktural eselon III.b. (3) Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.b.

(4) Kepala Sub bagian dan Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IV.a. BAB III

KEPEGAWAIAN Pasal 16

(1) Unsur pengarah dari instansi/lembaga pemerintah daerah diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Unsur pengarah dari masyarakat profesional diangkat oleh Bupati setelah melalui uji kepatutan dan uji kelayakan yang dilaksanakan oleh DPRD. (3) Unsur pelaksana diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan

(8)

BAB IV PEMBIAYAAN

Pasal 17

Pembiayaan BPBD dibebankan pada APBD dan sumber pembiayaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Dengan terbentuknya BPBD Kabupaten Murung Raya, maka Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Murung Raya dibubarkan dan menyerahkan seluruh arsip / dokumen dan data / informasi lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada BPBD Kabupaten Murung Raya.

Pasal 18

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya.

Ditetapkan di Puruk Cahu

pada tanggal 15 Agustus 2014 BUPATI MURUNG RAYA,

ttd PERDIE Diundangkan di Puruk Cahu

pada tanggal 15 Agustus 2014 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN MURUNG RAYA, ttd

SYARKAWI H.SIBU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 2014 NOMOR 146 SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA

KEPALA BAGIAN HUKUM

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA, ttd

(9)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH I. UMUM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, daerah diberi kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar kewenangan urusan pemerintah. Daerah memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan daerah dalam hal memberikan pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan, dan kewenangan tersebut salah satunya adalah pembentukan Organisasi Perangkat Daerah yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. Organisasi Perangkat Daerah yang perlu untuk dibentuk adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengingat Dalam Pasal 25 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi, dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah diatur dengan Peraturan Daerah”.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah perangkat daerah yang bertugas memberikan usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara mengingat Kabupaten Murung Raya termasuk wilayah yang rawan bencana. Sehingga perlu untuk segera dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai organisasi yang memiliki fungsi untuk menangani permasalahan bencana di wilayah Kabupaten Murung Raya, dimana dalam pembentukannya perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(10)

II. PASAL DEMI PASAL 1. Pasal 1 Cukup Jelas 2. Pasal 2 Cukup Jelas 3. Pasal 3 Cukup Jelas 4. Pasal 4 Cukup Jelas 5. Pasal 5 Cukup Jelas 6. Pasal 6 Cukup Jelas 7. Pasal 7 Cukup Jelas 8. Pasal 8 Cukup Jelas 9. Pasal 9 Cukup Jelas 10. Pasal 10 Cukup Jelas 11. Pasal 11 Cukup Jelas 12. Pasal 12 Cukup Jelas 13. Pasal 13 Cukup Jelas 14. Pasal 14 Cukup Jelas 15. Pasal 15 Cukup Jelas 16. Pasal 16 Cukup Jelas 17. Pasal 17 Cukup Jelas 18. Pasal 18 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 2014 NOMOR 16

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran

Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha, dan Pasal 39 Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 11 Tahun 2011

Tren penelitian yang ditemukan dan dikembangkan oleh kelompok peneliti ini (penelitian tahun 2003-2005) adalah pembelajaran multi representasi dapat membantu mahasiswa

bahwa dalam rangka mewujudkan perlindungan sosial sebagai bentuk bela sungkawa dan duka cita Pemerintah Daerah terhadap penduduk yang terkena musibah kematian di

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 96 ayat (4), ayat (7), dan Pasal 99 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

[Internals\\Jurnal\\Gelung 3\\SMK Barat\\13-11] Seterusnya, pemerhatian dalam Gelung 3 pula mengesahkan bahawa aktiviti lakonan membantu meningkatkan motivasi moral

SATA2_0/1/2/3(KonektorSATA3Gb/s) Konektor SATA sesuai dengan standar SATA 3Gb/s dan kompatibel dengan standar SATA 1.5Gb/s. Setiap konektor SATA mendukung sebeuah piranti SATA

menilai ada/atau tidaknya pelanggaran kode etik oleh pejabat struktural, pengelola pengadaan barang/jasa dan pejabat fungsional pengelola barang/jasa baik yang