• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV KONDISI UMUM

4.1. Letak Geografis, Aksesibilitas, dan Jaringan Jalan

Secara geografis Kota Bogor terletak pada koordinat 6,36º30’30”LS hingga 6º41’00”LS dan 106º43’30”BT hingga 106º51’00”BT. Kota Bogor terletak di sebelah selatan Kota Jakarta, yaitu kurang lebih berjarak 56 kilometer dari Kota Jakarta. Luas wilayah Kota Bogor adalah 11.850 ha (0,27 % dari luas wilayah provinsi Jawa Barat) yang terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Tengah, Bogor Barat, Bogor Utara, dan Tanah Sareal (Bapeda Kota Bogor, 2008). Secara administratif, perincian batas wilayah Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon adalah sebagai berikut:

a. sebelah utara berbatasan dengan Jln. Dewi Sartika, Taman Topi, Stasiun KA, Jln. Perintis Kemerdekaan, Jln. Rante, dan Jln. Sindang Barang Jero;

b. sebelah timur berbatasan dengan Istana Negara dan Jln. Ir. H. Juanda;

c. sebelah selatan berbatasan dengan Gereja Katedral, Kantor PLN, Jln. Paledang, Jln. Mantarena Lebak, Plaza Jembatan Merah, Jln. Bayangkara, dan Jln. Pagelaran Ciomas;

d. sebelah barat berbatasan dengan Jln. Letjen Ibrahim Adjie dan Jln. Raya Dramaga.

Jalur Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon terbentang di antara Kecamatan Bogor Tengah hingga Bogor Barat, yaitu tepatnya antara Kelurahan Panaragan hingga Sindangbarang (Bapeda Kota Bogor, 2008). Menurut Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor (2007), jalur jalan tersebut merupakan jalan kolektor primer yang menghubungkan Jalan Raya Dramaga yang memiliki karakter sebagai lahan pertanian, pendidikan, pemukiman, perdagangan, dan jasa dengan Jalan Ir. H. Juanda yang memiliki ciri sebagai fungsi perkantoran, wisata, perdagangan, dan jasa melalui Terminal Laladon.

Berdasarkan pengamatan, Jalan Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dapat ditempuh dari berbagai arah, di antaranya, arah Kampus IPB Dramaga melalui Jalan Raya Dramaga, arah Terminal Bubulak, dan arah Jalan Raya Pajajaran melalui Jalan Ir. H. Juanda. Karena jalur ini dapat ditempuh dari

(2)

berbagai arah serta memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi pertanian, pemukiman, pendidikan, perdagangan, dan fungsi sejarah, Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dapat dikatakan cukup strategis. Jalur jalan tersebut juga dilalui oleh dua macam trayek angkutan umum, yaitu 02 dan 03 yang merupakan trayek utama dari dan menuju pusat kota.

Menurut Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (2007), panjang Jalan Kapten Muslihat -- Letjen Ibrahim Adjie adalah 5,40 km dan memiliki lebar jalur lalu lintas jalan yang bervariasi, yaitu 12,5 m pada Jalan Kapten Muslihat; 14 m pada Jalan veteran; 6,5 m pada Jalan Mayor Jenderal Ishak Djuarsa; 7 m pada Jalan Letnan Jenderal Ibrahim Adjie.

4.2. Iklim

Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Bogor (2009) menyatakan bahwa kondisi iklim rata-rata Kota Bogor pada tahun 2001 -- 2008 adalah sebagai berikut (Gambar 8).

1. Suhu udara rata-rata adalah 27,17ºC dengan suhu minimum rata-rata 21,77ºC, dan suhu maksimum rata-rata 31,87ºC.

2. Kelembaban udara rata-rata sebesar 83,99%, dengan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 89,31%, dan kelembaban udara minimum pada bulan Juli, yaitu 79,50%.

3. Curah hujan rata-rata adalah 321,54 mm, dengan curah hujan maksimum terjadi pada bulan Maret, yaitu 506,16 mm, dan curah hujan minimum pada bulan Agustus, yaitu 162,16 mm.

4. Intensitas penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Juli, yaitu 85,66% dan terendah pada bulan Februari, yaitu 27,19%, sementara intensitas penyinaran rata-rata sebesar 64,02%.

5. Kecepatan angin rata-rata adalah 2,39 km/jam, dengan kecepatan angin maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 3,04 km/jam, dan kecepatan angin minimum pada bulan Juni, yaitu 1,93 km/jam.

(3)

Gambar 8. Grafik Iklim Kota Bogor Tahun 2001 -- 2008

4.3. Tanah dan Topografi

Struktur tanah yang terdapat di wilayah Bogor dan sekitarnya adalah Latosol, yaitu golongan tanah yang telah mengalami perkembangan profil, bersifat gembur, dan agak asam. Kota Bogor juga memiliki daya dukung tanah yang besarnya kurang lebih 1,5 kg/cm2. Bogor merupakan daerah perbukitan bergelombang yang memiliki topografi bervariasi dari landai, gelombang, dan lembah dengan ketinggian antara 190 m hingga 350 m di atas permukaan laut (Anonim (2003) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007)).

Kota Bogor juga memiliki kemiringan lereng yang bervariasi, yaitu berkisar 0 -- 2 % (datar) seluas 1.763,94 ha; 2 -- 15 % (landai) seluas 8.091,27 ha; 15 -- 25 % (agak curam) seluas 1.109,89 ha; 25 -- 40 % (curam) seluas 764,96 ha; dan lebih dari 40 % (sangat curam) seluas 119,94 ha. Kemiringan lereng di sepanjang Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon cukup bervariasi, yaitu sebagai berikut (Anonim (2003) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007)).

1. Kawasan Jln. Kapten Muslihat, yakni antara pertigaan yang berbatasan dengan Jln. Ir. H. Juanda hingga area di depan Gereja Katedral, kemiringan lerengnya datar (0 -- 2 %), pada area jalur hijau di depan gedung DPRD hingga depan markas Kepolisian Resort (Polres) kemiringan lerengnya landai (2-15 %), dan area antara markas Polres hingga Plaza Jembatan Merah kemiringan lerengnya datar (0 -- 2 %).

(4)

2. Kawasan Jln. Veteran, yakni antara Plaza Jembatan Merah hingga pertigaan menuju Pasar Gunung Batu pada Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, kemiringan lerengnya termasuk kategori agak curam (15 -- 25 %).

3. Kawasan Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, yakni pada area Pasar Gunung Batu hingga Terminal Laladon, memiliki kemiringan lereng yang datar (0 -- 2 %).

4.4. Hidrologi

Berdasarkan keterangan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007), wilayah Kota Bogor dialiri oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane, dan Sungai Cipakancilan, serta tiga sungai kecil, yaitu Sungai Cipedit, Sungai Cibalok, dan Sungai Ciater, yang berperan penting bagi kondisi hidrologi dan drainase wilayah Bogor. Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane memiliki tujuh anak sungai yang secara keseluruhan membentuk pola aliran paralel-subparalel sehingga mempercepat aliran air pada waktu mencapai debit puncak (time to peak) di Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai sungai utamanya. Pada umumnya, aliran sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber air oleh Perusahaan Daerah Air Minum serta sebagian masyarakat Kota Bogor.

Sistem drainase yang digunakan pada jalan utama Kota meliputi sistem drainase tertutup dan sistem drainase terbuka. Sementara itu, air hujan dialirkan melalui saluran drainase sekunder menuju saluran drainase utama yang pada akhirnya menuju ke sungai. Aliran sistem drainase di Kota Bogor bersifat alami yang pada prinsipnya mengikuti bentuk topografi Kota, yakni dari daerah yang lebih tinggi menuju daerah yang lebih rendah sehingga tidak ditemukan adanya daerah tergenang. Sistem drainase pada jalur ini adalah drainase terbuka berupa parit.

4.5. Geologi

Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa breksi tupaan/kpbb) dan Gunung Salak (berupa aluvium/kal dan kipas aluvium/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan

(5)

jauh dari daerah aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil sebagai hasil dari pelapukan sehingga baik untuk tanaman. Dari struktur geologi tersebut, Kota Bogor memiliki jenis aliran andesit seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan 1.372,68 ha, tufaan 3.395,75 ha, dan lanau breksi tufan dan capili seluas 1.112,56 ha (Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007))

Sementara itu, menurut Badan Pertanahan Nasional (1986) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor (2007), endapan batuan yang menutupi Kota Bogor berasal dari Gunung Gede dan Gunung Salak vulkanik kwarter sebagai hasil endapan yang dikenal dengan sebutan hipro alluvium yang berumur plestosin dan kwarter.

4.6. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di sepanjang Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi daerah perkantoran, permukiman, bangunan komersial, dan fasilitas sosial (pendidikan, klinik kesehatan, tempat ibadah, dan terminal).

Terdapat beberapa bagian di Jln. Kapten Muslihat yang memiliki jalur pedestrian tepi jalan baik di sisi kiri maupun sisi kanan jalan. Pedestrian tersebut digunakan sebagai jalur sirkulasi bagi pejalan kaki dari segala usia. Namun, pada beberapa ruas jalan, jalur pedestrian disalahgunakan sebagai tempat usaha (misalnya, pedestrian di depan Taman Topi).

Jalur Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dilengkapi oleh bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan. Bangunan pelengkap jalan terdiri dari jembatan penyeberangan, saluran tepi jalan, pagar, dan pembatas. Perlengkapan jalan sebagian besar terdapat di Jln. Kapten Muslihat, yang terdiri dari rambu-rambu lalu lintas dan sarana umum seperti, hydrant, telepon umum, dan kotak surat.

4.7. Vegetasi

Pohon-pohon pada sebagian besar lanskap jalan di Kota Bogor baik yang telah lama ada ataupun yang masih baru memiliki ciri khas pada konsep penanamannya. Pohon-pohon tersebut ditanam dengan pola penanaman yang

(6)

memadukan pohon, perdu, semak, dan tanaman penutup tanah secara linear pada jalur hijau tepi jalan. Jenis tanaman yang terdapat pada tepi Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon terangkum dalam Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Jenis Tanaman pada Lokasi Penelitian

Jenis

Tanaman Nama Ilmiah Nama Lokal

Lokasi

1 2 3 4 5

Pohon

Acacia mangium Akasia √

Albizia falcataria Sengon √ √

Amherstia nobilis Bunga Ratu √

Araucaria heterophylla Cemara Norfolk √

Artocarpus heterophyllus Nangka √

Baringtonia asiatica Keben √

Bauhinia purpurea Bunga

Kupu-Kupu √

Canarium commune Kenari √ √ √

Caryota urens Palem Ekor Tupai √

Chrysalidocarpus

lutescens Palem Kuning √

Delonix regia Flamboyan √

Elaesis guinensis Kelapa Sawit √

Erythrina crystagali Dadap Merah √ √ √ √

Erythrina variegata Dadap Kuning √

Ficus benjamina Beringin √ √ √

Ficus elastica Beringin Karet √ √

Ficus lyrata Biola Cantik √

Filicium decipiens Kerai Payung √ √

Leucana glauca Lamtoro √

Mangifera indica Mangga √ √

Maniltoa grandiflora Bunga

Saputangan √

Mimusoph elengi Tanjung √ √ √

Muntingia calabura Kersen √

Roystonia regia Palem Raja √ √ √

Samanea saman Ki Hujan √

(7)

Jenis

Tanaman Nama Ilmiah Nama Lokal

Lokasi

1 2 3 4 5

Perdu

Bambusa multipleks Bambu Pagar √

Bougenvillea spectabilis Kembang Kertas √

Codieaum variegatum Puring √

Cordyline terminalis Hanjuang Merah √ √

Dracaena fragrans Hanjuang Hijau √ √ √

Euphorbia barnhartii Euphorbia √

Heliconia rostrata Pisang Hias √

Musa paradisiaca Pisang √ √

Mussaenda phillipica Nusa Indah √ √

Thuja orientalis Cemara Kipas √ √

Yucca aulifolia Yuca √

Semak

Acalypha macrophilla Akalipa √ √ √ √

Cana indica Kana √

Cryptanthus sp. Nanas Merah √

Hymenocallis sp. Spider Lili √

Ixora javanica Soka Jepang √

Pandanus pyegmeus Pandan Kuning √

Penutup Tanah

Althernantera ficoides Bayam Merah √

Iris tectorum Iris √

Rhoeo discolor Adam Hawa √

Axonopus compressus Rumput Gajah √ √ √ √ √

Sumber: Pengamatan dan Dinas Pertamanan Kota Bogor (2010)

dengan

1 : Jln. Letjen Ibrahim Adjie 2 : Jln. Sindang Barang 3 : Jln. Mayjen Ishak Djuarsa 4 : Jln. Veteran

5 : Jln. Kapten Muslihat

Komposisi dan lokasi penanaman tanaman pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon terdapat pada Tabel 12 berikut.

(8)

Tabel 12. Komposisi dan Lokasi Penanaman pada Segmen I -- VI

Jalan Segmen Lokasi Penanaman Komposisi dan Jenis

Tanaman

Jln. Kapten Muslihat I

depan Gereja Katedral Bogor, depan Kantor Bapeda, depan Polres Bogor, depan Ruko Taman Topi, depan Kantor PLN, dan Jembatan Merah

Massal sejenis (kenari, palem raja, bambu pagar).

Massal campuran (kenari, palem raja, kerai payung, bunga ratu, tanjung, nusa indah, cemara kipas, kembang kertas, akalipa, pandan kuning, spider lili, nanas merah, adam hawa, iris, rumput)

Soliter (kenari, ki hujan, dadap merah, palem kuning, euphorbia).

Jln. Veteran II

depan Plaza Jembatan Merah, depan Taman Topi

Square, depan SMA Taruna

Andhiga, depan SPBU, dan depan Perpustakaan Kehutanan (setelah titik persimpangan Ciomas)

Massal sejenis (kenari). Massal campuran (kenari, bunga sapu tangan, biola cantik, sengon, palem raja, akalipa, rumput). Soliter (beringin, palem raja, kerai payung, beringin karet).

Jln. Veteran

III Mesjid Gunung Batu, dan

Markas Yonif Garuda 315

Massal sejenis (mahoni, akalipa).

Massal campuran (mahoni, tanjung, palem raja, palem kuning, biola cantik, yuca, hanjuang merah, hanjuang hijau, bayam merah, rumput) Jln. Mayjen Ishak

Djuarsa

Soliter (mahoni, kerai payung, akasia)

(9)

Jalan Segmen Lokasi Penanaman Komposisi dan Jenis Vegetasi

Jln. Mayjen Ishak

Djuarsa IV

depan Markas Yonif Garuda 315, dan titik persimpangan Jln. Darul Qur'an dan Jln. Mayjen Ishak Djuarsa

Massal sejenis (mahoni, pisang, akalipa).

Massal campuran (mahoni, mangga, tanjung,

flamboyan, cemara kipas, pisang hias, soka jepang, bayam merah, rumput). Soliter (mahoni)

Jln. Sindang Barang V

depan Perumahan Sindang Barang Jero, dan Giant Swalayan hingga Jln. Letjen Ibrahim Adjie (titik persimpangan Jln. Bayangkara dan Jln. Letjen Ibrahim Adjie)

Massal sejenis (mahoni). Massal campuran (mahoni, akalipa, pisang, hanjuang merah, rumput).

Jln. Letjen Ibrahim Adjie

Soliter (dadap kuning, dadap merah, mahoni, bunga kupu-kupu, puring).

Jln. Letjen Ibrahim

Adjie VI

depan Ruko Sindang Barang Grande, depan SPBU, depan Restoran Chick'n Fun, dan depan Terminal Laladon

Massal sejenis (kenari, pisang).

Massal campuran (kenari, mahoni, beringin, tanjung, jambu air, kelapa sawit, sengon, pete cina, palem ekor tupai, kersen, pisang, hanjuang hijau, hanjuang merah, puring, rumput). Soliter (mangga, nangka, cemara norflok, keben, dadap merah).

Gambar

Gambar 8. Grafik Iklim Kota Bogor Tahun 2001 -- 2008
Tabel 11. Jenis Tanaman pada Lokasi Penelitian
Tabel 12.  Komposisi dan Lokasi Penanaman pada Segmen I -- VI

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan SDM merupakan salah satu ancaman serius bagi industri kecil di Kota Makassar untuk dapat bersaing baik di pasar domestik maupun pasar internasional di

Mengundang seluruh Anggota Majelis Jemaat beserta Keluarga untuk hadir dalam Ibadah Presbiter dan Keluarga yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2018

Adapun kekurangan yang dimiliki perusahaan adalah perusahaan tidak melakukan survey konsumen, tidak menyelesaikan pesanan tepat waktu, tidak membuat formulir permohonan

Secara keseluruhan hasil pe- nilaian tentang aspek keterbacaan, konstruksi dan keterpakaian produk oleh guru menunjukkan bahwa pe- ngembangan instrumen asesmen

Berdasarkan hasil overlay prakiraan curah hujan bulan Juni 2021 wilayah Provinsi Aceh, data kejadian banjir, dan data penggunaan lahan, maka diprakirakan Daerah Potensi

Penyebab pasti pembesaran kelenjar tiroid pada struma nodosa tidak diketahui, namun sebagian besar penderita menunjukkan gejala-gejala tiroiditis ringan, oleh karena

System operasi open source berdeda dengan system operasi close source, system operasi open source hidupnya bergantung pada pengembang karena system operasi ini

Selanjutnya, untuk melihat seberapa jauh pengaruh pemberian treatmen terhadap hasil belajar mahasiswa, maka dilakukan tes yang ketiga, dimana kepada kelas kontrol juga