• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA TUBUH PADA REMAJA YANG MENGIDOLAKAN TOKOH IDOLA DI SMAN 1 DEPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CITRA TUBUH PADA REMAJA YANG MENGIDOLAKAN TOKOH IDOLA DI SMAN 1 DEPOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA TUBUH PADA REMAJA YANG MENGIDOLAKAN TOKOH IDOLA

DI SMAN 1 DEPOK

Desty Hersiana Mustikaningrum1, Efy Afifah2

1. Desty Hersiana Mustikaningrum, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424

E-mail: dezz1012@yahoo.co.id  

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran citra tubuh remaja yang mengidolakan tokoh idola. Citra tubuh merupakan persepsi individu dan orang lain tentang bentuk dan ukuran tubuh individu. Remaja biasanya mengharapkan ukuran dan bentuk tubuhnya menjadi ideal seperti apa yang sering dilihatnya, salah satunya tokoh idola. Metode penelitian deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana pada 224 remaja dan menggunakan Contour Drawing Rating Scale sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 89,3% remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Pemahaman tentang citra tubuh perlu diberikan kepada remaja seperti di lingkungan sekolah agar remaja mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh beserta dampaknya.

Kata kunci: citra tubuh, Contour Drawing Rating Scale, idola, remaja

Abstract

This study aimed to identify the overview of body image in adolescents who idolize idols. Body image is the perception of the individual and others about individual’s body shape and size. Teens usually expect their body shape and size to be ideal as what they used to watched, like idols. Simple descriptive study with simple random sampling technique to 224 students and used the Contour Drawing Rating Scale as an instrument of research. The result showed 89,3% of teens who idolize idols in SMAN 1 Depok tended to have a positive body image. Understanding of body image needs to be given to adolescents in the school environment in order to understand the changes that occur in the body and the impacts.

Keywords: adolescents, body image, idols, Contour Drawing Rating Scale

Pendahuluan

Remaja memiliki perhatian yang besar pada penampilan, salah satunya adalah pada bentuk tubuh yang disebabkan perubahan fisik dan psikis yang dialami remaja, sehingga menimbulkan respon berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya (Hurlock, 1999; Briawan et al., 2008). Sebagian remaja saat ini menghubungkan persepsi tubuh yang diharapkannya dengan figur atau seseorang

yang diidolakannya (Cheng, 1997; Raviv, 1996). Remaja biasanya mengidolakan selebriti tertentu agar tidak dianggap “kuper” oleh teman-temannya (Mukadis dalam Harian Kompas, Maret 2001 dalam Biran & Prawasti, 2004). Individu akan mengikuti gaya, penampilan, maupun perilaku seperti yang dilakukan oleh idolanya. Individu juga akan mengumpulkan benda-benda yang menjadi ikon dari idola yang disukainya. Neumark-Sztainer, Goeden, dan Story (2004)

(2)

mengungkapkan bahwa 46% perempuan dan 26% laki-laki mengalami ketidakpuasan akan bagian tubuhnya. Hal senada diungkapkan Marasabessy (2006) dan Briawan et al (2008) bahwa sebagian besar remaja putri menunjukkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya karena merasa bentuk tubuhnya belum ideal. Penelitian oleh Agliata dan Dunn (2004) menemukan bahwa terdapat dampak negatif bagi citra tubuh individu khususnya perempuan yang disebabkan oleh adanya media massa. Selain itu, ditunjukkan juga pada penelitian Hargreaves dan Tiggemann (2004) yang menunjukkan bahwa iklan komersial mampu meningkatkan rasa ketidakpuasan akan tubuh pada beberapa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran secara keseluruhan tentang citra tubuh pada remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif sederhana. Teknik pengambilan sampel secara acak sederhana, sehingga ditentukan sampel yang terlibat sebesar 224 remaja dari kelas X dan XI yang mengidolakan tokoh idola. Peneliti menggunakan Contour Drawing Rating Scale (CDRS) yang dikembangkan oleh Thompson dan Gray (1995) dalam bentuk kuesioner yang berisi sembilan gambar dengan rentang penilaian dari sangat kurus hingga obesitas, kemudian remaja diberikan delapan buah

pertanyaan yang dijawab menurut pemikiran masing-masing remaja. Selain itu, pada kuesioner penelitian berisi tentang pemahaman remaja tentang citra tubuh dan pendapat remaja menganai tubuhnya saat ini. Penilaian citra tubuh remaja diukur dari sebeapa besar remaja mengetahui tentang citra tubuh, kepuasan remaja terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya saat ini, dan kesesuaian remaja dalam memilih gambar yang menunjukkan dirinya pada CDRS dengan kategori status gizi remaja. Remaja juga mengisi beberapa pertanyaan terkait data demografi dan perilaku mengidolakan tokoh idola. Pengolahan data yang dilakukan meliputi penyuntingan data, pengkodean data, pemasukan data, dan pengkoreksian data. Peneliti menggunakan analisis univariat yang hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel.

Hasil

Tabel 1. Distribusi Citra Tubuh dan Perilaku Remaja yang Mengidolakan Tokoh Idola pada

Remaja di SMAN 1 Depok (n=224)

Kategori Jumlah Persentase (%)

Citra Tubuh Remaja

Positif Negatif Total 200 24 224 89,3 10,7 100 Perilaku Mengidolakan Tokoh Idola

Perilaku Modeling Perilaku Worshipping Perilaku Modeling &

Worshipping Total 23 115 86 224 10,3 51,3 38,1 100

(3)

Tabel 2. Distribusi Citra Tubuh Remaja Berdasarkan Karakteristik Remaja dan Media

Massa yang Digunakan di SMAN 1 Depok (n=224) Kategori Citra Tubuh Total Positif Negatif n % n % n % Umur 14 tahun 15 tahun 16 tahun 17 tahun Total 2 113 81 4 200 100 89 90 80 89,3 0 14 9 1 24 0 11 10 20 10,7 2 127 90 5 224 100 100 100 100 100 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total 86 114 200 91,5 87,7 89,3 8 16 24 8,5 12,3 10,7 94 130 224 100 100 100 Status Gizi Sangat kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas Total 0 9 158 27 6 200 0 90 89,3 93,1 75 89,3 0 1 19 2 2 24 0 10 10,7 6,9 25 10,7 0 10 177 29 8 224 100 100 100 100 100 100 Media Massa Televisi Internet Buku Majalah Lain-lain > 1 media Total 55 50 22 8 20 32 132 98,2 89,3 84,6 80 52,2 60,4 58,9 1 6 4 2 11 21 92 1,8 10,7 15,4 10 47,8 39,6 41,1 56 56 26 10 23 53 224 100 100 100 100 100 100 100

Pembahasan

Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar remaja memiliki citra tubuh positif. Namun, dalam penelitian ini, mayoritas remaja masih belum memahami definisi dari citra tubuh dan sebagian besar remaja masih merasa tidak puas akan tubuhnya saat ini. Hal ini sejalan dengan penelitian Lemberg (1999) yang mengungkapkan bahwa 34% laki-laki dan 38% perempuan merasa tidak puas akan penampilan mereka. Suatu penelitian oleh

Centre for Appearance Research & Central YMCA (2011) dalam Swinson (2011) menyatakan bahwa 34% remaja laki-laki dan 49% remaja perempuan melakukan diet untuk menurunkan berat badan mereka dan untuk mengubah bentuk tubuh mereka. Selain itu, diungkapkan juga sebesar 42% remaja perempuan merasa bahwa bagian paling negatif tentang menjadi seorang wanita adalah tekanan untuk terlihat menarik. Hal lain yang diungkapkan yaitu sepertiga dari populasi laki-laki akan mengorbankan satu tahun kehidupan mereka untuk mencapai tubuh yang ideal.

Sebagian besar remaja memiliki perilaku worshipping dalam mengidolakan tokoh idola. Baran dan Davis (2000) mengungkapkan bahwa perilaku worshipping mengacu pada rasa kagum yang sangat atau luar biasa terhadap seseorang atau idola yang dikagumi seorang individu. Hal ini dapat dinyatakan dalam perilaku seperti aktif mengumpulkan informasi dan hal-hal terkait dengan idolanya, dan mencoba untuk bertemu dengan sang idola secara pribadi. Lain halnya dengan modeling yang mengacu pada keinginan untuk menjadi seperti sang idola, dengan cara meniru apa yang terdapat pada idolanya, misalnya meniru gaya pakaian, rambut, gaya bicara, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan sang idola.

Usia remaja yang terlibat dalam penelitian ini sesuai dengan tahap perkembangan remaja

(4)

menurut Monks (2001) dan Wong et al (2009), yaitu usia remaja pada tahap awal dan pertengahan. Lebih dari setengah jumlah remaja berjenis kelamin perempuan karena jumlah populasi total siswa perempuan kelas X dan XI di SMAN 1 Depok lebih banyak daripada jumlah siswa laki-lakinya.

Gambaran status gizi berdasarkan citra tubuh menunjukkan sebagian besar remaja dengan kategori status gizi menunjukkan citra tubuh positif. Hasil penelitian berbeda dengan penelitian Andersen et al (2001) yang menyebutkan bahwa remaja laki-laki maupun perempuan dengan tubuh yang normal atau ideal masih merasa tubuhnya belum ideal. Berdasarkan data Riskesdas (2010), prevalensi status gizi remaja pada umur 13 – 15 tahun di provinsi Jawa Barat berdasarkan IMT menurut umur didapatkan sebesar 2,8% remaja sangat kurus, 6% kurus, 88,7% normal, dan 2,5% gemuk. Sedangkan prevalensi status gizi remaja pada umur 16 – 18 tahun di provinsi Jawa Barat didapatkan sebesar 2% remaja sangat kurus, 8% kurus, 88% normal, dan 2,1% gemuk. Hal ini menunjukkan sebagian besar remaja SMAN 1 Depok termasuk dalam status gizi yang normal pula. Televisi dan internet dipilih sebagai media massa yang sering digunakan remaja untuk mengetahui tentang idolanya. Selain itu, media massa yang digunakan remaja memberikan gambaran citra tubuh menjadi positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Levine

dan Smolak (1996) dalam Cash dan Pruzinsky (2002) yang mengatakan bahwa remaja perempuan biasanya banyak menghabiskan waktu mereka untuk menonton televisi yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pandangan akan gambaran penampilan yang ideal. Croll (2005) mengatakan bahwa 75% remaja menghabiskan waktu sedikitnya 6 jam dalam seminggu untuk menonton video musik. Penelitian lain menyebutkan bahwa menonton televisi secara berkepanjangan atau terus menerus mampu menentukan figur seseorang sebagai panutan bagi remaja (Andersen, Huston, Schmitt, Linebarger, & Wright, 2001). Namun, dalam penelitian lain menyebutkan bahwa media merupakan salah satu faktor yang berperan sebagai pendukung dalam mempengaruhi citra tubuh pada remaja (Altabe, 1998; Strasburger & Wilson, 2002). Hal senada dikemukakan oleh Oliver dan Thelen (1996) dalam Cash dan Pruzinsky (2002) yaitu persepsi akan bentuk tubuh yang kurus berhubungan dengan popularitas antara teman sebaya yang menjadi tolok ukur akan adanya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Hal ini berarti remaja akan menjadi dikenali banyak orang dengan kriteria dirinya bertubuh kurus dan mendekati bentuk tubuh yang ideal.

Adapun penelitian yang menyebutkan bahwa 90% remaja perempuan dan perempuan usia dewasa mempercayai bahwa televisi dan majalah sering menunjukkan suatu figur atau

(5)

model dengan tubuh yang ideal. Namun, mereka berpendapat bahwa mereka tidak mampu mencapai ukuran tubuh seperti apa yang mereka harapkan setelah melihat tayangan yang berkaitan dengan bentuk atau ukuran tubuh yang ideal tersebut (Swinson, 2011). Hal ini diperkuat oleh Strasburger & Wilson (2002) yang mengatakan bahwa media mempengaruhi seseorang khususnya remaja, dan terkadang sering menurunkan rasa percaya diri dengan menunjukkan figur atau model yang paling diharapkan remaja. Sebagai contoh, penampilan yang dianggap ideal diperlihatkan melalui media tertentu dimana remaja tidak mampu mencapai seperti apa yang terlihat di media (televisi, internet, buku, majalah, dan lain-lain). Dengan kata lain, media massa juga dapat menurunkan konsep diri suatu individu karena sering menunjukkan figur tertentu dengan bentuk dan ukuran tubuh ideal yang sulit dicapai oleh individu.

Kesimpulan

Mayoritas remaja di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh yang positif, tetapi sebagian besar remaja masih mengalami ketidakpuasan akan tubuhnya. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari setengah remaja merasa tidak puas terhadap tubuhnya saat ini dengan menyatakan bahwa ada bagian dari tubuh yang tidak disukai, dan ada pula remaja yang menyatakan bahwa mereka tidak menyukai semua bagian tubuhnya.

Umur rata-rata remaja SMAN 1 Depok adalah 15,44 tahun dan mayoritas umur terbesar adalah pada umur 15 tahun. Lebih dari setengah jumlah remaja berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan penilaian status gizi, lebih dari setengah remaja SMAN 1 Depok memiliki ukuran tubuh yang normal atau berada pada ukuran tubuh yang ideal.

Televisi dan internet merupakan media massa yang paling banyak digunakan remaja SMAN 1 Depok untuk mengetahui tentang idolanya dan mempengaruhi citra tubuh. Lebih dari setengah remaja mengidolakan tokoh idolanya yang berlatar belakang seorang entertainer. Mayoritas remaja memiliki perilaku worshipping dalam mengidolakan tokoh idolanya daripada perilaku modeling. Mayoritas umur remaja laki-laki maupun perempuan di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Selain itu, mayoritas remaja memiliki status gizi dalam ukuran normal dan remaja juga memiliki citra tubuh yang positif. Media massa yang digunakan remaja di SMAN 1 Depok juga membangun citra tubuh remaja menjadi positif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran citra tubuh pada individu yang mengidolakan tokoh idola, terutama pada remaja. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelayanan keperawatan khususnya area keperawatan jiwa ataupun keperawatan anak untuk dapat

(6)

membantu memfasilitasi adanya program konseling bagi individu terkait citra tubuhnya. Implikasi lain yang dapat diberikan terhadap pendidikan keperawatan terkait hasil penelitian ini adalah pendidikan keperawatan dapat memberikan informasi atau pengetahuan tentang citra tubuh pada individu yang mengidolakan tokoh idola beserta dampaknya. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan mengadakan seminar tentang citra tubuh. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin meneliti tentang citra tubuh pada remaja, serta meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi citra tubuh seseorang. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk peneliti lain yang akan menggunakan metode dan teknik lain dalam meneliti variabel yang sama, misalnya dengan menggunakan metode kualitatif. Usia remaja merupakan usia dimana sedang terjadi perubahan dari masa kanak-kanak menuju usia dewasa dan terjadi perubahan dari segi fisik, psikologis, sosial, maupun spiritualnya. Adanya hal yang demikian, perlu diberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, salah satunya mengenai citra tubuh. Informasi tentang pengertian citra tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi, beserta dampaknya dapat diterapkan pada remaja di sekolah.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu selama

penelitian berlangsung. Kepada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Ibu Efy Afifah, S. Kp., M. Kes. dan SMAN 1 Depok yang telah membantu dalam proses penelitian.

Referensi

Agliata, D., & Tantleff-Dunn, S. (2004). The impact of media exposure on males' body image. Journal of Social and Clinical Psychology, 23, 7-22

Altabe M. (1998). Ethnicity and body image: Quantitative and qualitative analysis. International Journal of Eating Disorders, 23, 153-159

Andersen, D. R., Huston, A. C., Schmitt, K. L., Linebarger, D. L., & Wright, J.C. (2001). Early childhood television viewing and adolescent behavior. In W. F. Overton (Ser. Ed.), Monographs of the Society for Research in Child Development, Vol. 66. Boston: Blackwell

Baran, S.J., & Davis, D. K. (2000). Mass communication theory: Foundations, ferment, and future (2nd ed.). Belmon, CA: Wadsworth

Biran, R. L., & Prawasti, C. Y. (2004). Hubungan romantic attachment dan perilaku parasosial pada wanita dewasa muda. Jurnal Psikologi Sosial, 11(1), 15-3 Cash, T.F, & Pruzinsky, T. (2002). Body

(7)

and clinical practice. New York: The Guilford Press

Cheng, Sheung-Tak. (1997). Psychological determinants of idolatry in adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 32(127),

687-692. Diunduh dari

http://search.proquest.com/docview/19593 6841?accountid=17242

Croll, J (2005). Body image and adolescents. In J. Stang & M. Story (Eds.), Guidelines for Adolescent Nutrition Services (pp. 155-156). Minneapolis, MN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Hargreaves, D., & Tiggemann, M. (2004). Idealized media images and adolescent body image: "Comparing" boys and girls. Body Image, 1, 319-393

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga

Lemberg, R. (1999). Eating disorders: A reference sourcebook. Phoenix, AZ: Oryx Press

Marasabessy, N. (2006). Hubungan ukuran tubuh aktual dan ekspose media massa terhadap body image mahasiswa putra dan

putri IPB. Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB

Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditomo, S. R. (2001). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Mukadis. (2001, Maret 20). Untuk idola,

apapun dilakukan. Kompas. Diunduh dari

http://www.kompas.com/kompas%2Dceta k/0103/20/metro/untu17.htm

Neumark-Sztainer, D., Goeden, C., Story, M., & Wall, M. (2004). Associations between body satisfaction and physical activity in adolescents: Implications for programs aimed at preventing broad spectrum of weight-related disorders. Eating Disorders, 12, 125-137

Raviv, A., Bar-Tal, D., Raviv, M., Ben-Horin, A. (1996). Adolescent idolization of pop singers: Causes, Expressions, and Reliance. Journal of Youth and Adolescence, 25(5),

631-650. Diunduh dari

http://search.proquest.com/docview/20464 0888?accountid=17242

Roe, K. (1985). Swedish youth and music: Listening patterns and motivations. Communication Research, 12, 353-362. doi: 10.1177/009365085012003007

Strasburger, V. C., & Wilson, B. J. (2002). Children, adolescents, and the media. Thousand Oaks, CA: Sage

(8)

Swinson, Jo. (2011). Reflections on body image all party parliamentary group on body image. London: Central YMCA. Diunduh dari www.bodyimage.org.uk Thompson, M. A., & Gray, J. J. (1995).

Development and validation of a new body image assessment scale. Journal of Personality Assessment, 64, 258–269 Wong, D. L., Hockenberyy, M., Wilson, D.,

Winkelstein, M. L., Schwartz, P. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong, Vol. 1. (edisi 6), (Agus Sutarna, Neti

Juniarti, & H. Y. Kuncara, Penerjemah). Jakarta: EGC

Widiasari, M. (2002). Gambaran harga diri remaja anggota fans club dengan remaja yang bukan anggota fans club musik. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi UI

Referensi

Dokumen terkait

6529552888307150 m sehingga akan mengurangi bias yang ditimbulkan terhadap pola dan model akurasi dan presisi terhadap tujuh titik penelitian (Julzarika, 2007).. Nilai koordinat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis dinamika populasi ikan kuniran ( Upeneus sulphureus ), meliputi parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju

Penilaian positif terhadap iklim organisasi dimana mereka secara rutin menjalankan pekerjaannya dapat diartikan bahwa pegawai merasakan aspek-aspek iklim organisasi

Oleh karena itu baik muhkam dan mutasyabih dengan memandang pengertian secara mutlak sebagaimana diatas tersebut tidak menafikan satu dengan yang

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu biasanyasaling melengkapiantara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002:

Lokasi di Provinsi Riau mewakili lahan gambut sangat dalam (>3 m) yang dominan digunakan untuk perkebunan kelapa sawit; lokasi di Provinsi Jambi mewakili

Based on the analyses of these 28 streamflow time series and 13 artificially generated signals with known dynamics, no direct relationship between the nature of underlying

Accrual ceiling set by IEC/IRB New participants accrued since last review Total participants accrued since protocol began ACCRUAL EXCLUSIONS.