• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

54 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga dengan jumlah 20 siswa pada mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan

pasangan diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dengan

media kartu aksara.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mengacu pada model spiral atau siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart (Mc Taggart, 1991: 32). Pada masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilakukan dalam satu siklus, guru pelaksana dan peneliti menentukan rancangan untuk siklus kedua. Setelah menyusun rancangan untuk siklus kedua, guru dapat melanjutkan ke tahap 2, 3, dan 4 seperti yang terjadi pada siklus pertama.

4.1.1 Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Jawa pokok bahasan Aksara Jawa sebanyak 60% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60), dengan pada skor nilai antara 30 s.d. 49 frekuensinya ada 5 tidak tuntas dengan presentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 50 s.d. 59 frekuensinya ada 7 tidak tuntas dengan persentase 35% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 60 s.d. 79 frekuensinya ada 4 sudah tuntas dengan persentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70 s.d. 79 frekuensinya ada 3 sudah tuntas dengan persentase 15% dari jumlah keseluruhan siswa, dan skor nilai antara 80 s.d. 89 frekuensinya ada 1 sudah tuntas dengan

(2)

persentase 5% dari jumlah keseluruhan siswa sudah tuntas atau mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir) dan belum ada siswa yang mencapai frekuensi nilai 90 s.d. 99.

Kondisi tersebut menjadikan indikator pada penelitian ini bahwa kemampuan belajar Bahasa Jawa siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga adalah rendah. Berdasarkan hasil observasi pada waktu guru mengajar, menunjukkan bahwa pembelajaran yang terjadi masih menekankan pada hafalan dan belum tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Serta pembelajaran yang dilaksananakan kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa cenderung tidak memperhatikan bahkan ramai sendiri hal ini menunjukkan bahwa kurangnya motivasi belajar terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa. Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran Bahasa Jawa.

Berdasarkan data dari hasil belajar siswa kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 06 yang masih rendah pada mata pelajaran Bahasa Jawa materi “Membaca kalimat berhuruf Jawa”, Peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sesuai dengan rancangan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran

jigsaw dengan media kartu aksara untuk meningkatkan motivasi serta hasil belajar

siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1 a. Tahap Perencanaan

Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan melalui 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Diskusi dengan guru kelas 5 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan merupakan langkah awal dalam tahap perencanaan. Perencanaan selanjutnya yaitu sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,

(3)

diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar kerja siswa, lembar observasi, angket motivasi, kartu aksara yang terdiri dari 3 set (set 1 yaitu aksara nglegena, set 2

pasangan, set 3 kata berhuruf Jawa), 1 lembar karton sebagai tempat menempel kartu

aksara set 1 dan 2, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas 5.

Persiapan media pembelajaran yaitu kartu aksara untuk pertemuan pertama dimulai dengan membuat kartu aksara set 1 dan set 2 yaitu aksara nglegena dan

pasangan sebagai rencana permainan dalam membangkitkan motivasi dalam

pertemuan pertama. Selanjutnya mempersiapkan kartu aksara set 3 yaitu berupa kata berhuruf Jawa yang menggunakan sandangan. Kartu aksara dibuat menggunakan kertas dalam ukuran 6×9 cm dan telah dihias menggunakan gambar bingkai. Kartu aksara dalam set 3 terdiri dari 4 (empat) warna sesuai dengan jumlah kelompok yaitu warna merah muda, hijau, biru dan putih.

Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan kompetensi dasar “Membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan

pasangan”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang berdasarkan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran jigsaw sehingga siswa dapat membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan pasangan secara tepat dengan menggunakan media pembelajaran kartu aksara.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu: siswa menyebutkan dan menunjukkan huruf Jawa dan pasangannya, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang penggunaan pasangan dalam kata maupun kalimat berhuruf Jawa, siswa kemudian bergabung dalam kelompok asal untuk membaca kartu aksara yang didapatkan. Selanjutnya dalam kelompok ahli siswa berdiskusi untuk menyusun kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan

pasangan dengan menggunakan kartu aksara yang masing-masing siswa telah

dapatkan serta menuliskan hasil temuannya dalam lembar kerja kelompok. Siswa membacakan hasil temuan kalimat berhuruf Jawa, dan dengan bimbingan guru

(4)

menyimpulkan pembelajaran, kemudian guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

2) Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I tetapi yang membedakan adalah materi yaitu “ide pokok dalam kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan.” Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar observasi, angket motivasi, kartu aksara yang terdiri dari set ke 3, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas 5.

Persiapan media pembelajaran untuk pertemuan II dimulai dengan membuat kartu aksara set 3 yang terdiri dari kata berhuruf Jawa yang menggunakan sandhangan dengan jumlah 20 buah sesuai dengan jumlah siswa dengan 4 jenis warna agar sama jumlahnya dengan kelompok yaitu warna merah muda, biru, hijau dan putih.

Pada pertemuan II siswa membaca kata, frasa dan kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan untuk mengingat kembali materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya, siswa dalam kelompok asal membaca kartu aksara yang didapatkan oleh masing-masing siswa, dalam kelompok ahli berdiskusi untuk membaca, menyususn kalimat serta menyebutkan ide dari kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan kartu aksara set 3, setelah itu menyampaikan hasil kerja kelompok. Melalui bimbingan guru siswa menyampaikan menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Guru memberikan lembar kerja siswa, menuliskan hasil pekerjaan LKS di papan tulis. Setelah itu guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum jelas.

3) Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan III sebagai tindak lanjut pada pertemuan I dan pertemuan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes evaluasi

(5)

tentang materi pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar evaluasi, lembar observasi, proyektor, laptop, rol kabel, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas 5.

Pada pertemuan III peneliti mengadakan tes evaluasi bagi siswa, tetapi terlebih dahulu guru menayangkan sebuah video permainan alat musik gamelan sebagai pembangkit motivasi awal siswa serta dihubungkan dengan mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui tentang materi. Kemudian melaksanakan tes evaluasi tentang materi pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 1 April 2013 pada jam pelajaran ke-2 setelah upacara bendera. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengkondisian yaitu mengatur siswa mempersiapkan diri untuk memasuki pembelajaran. Kemudian guru melakukan apersepsi terhadap siswa dengan melakukan permaian bernama “kawanan aksara Jawa” dengan model permainan menempelkan aksara Jawa nglegena agar sesuai dengan pasangannya dilanjutkan dengan penyampaian tujuan serta gambaran secara umum kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Memasuki kegiatan inti, saat kegiatan eksplorasi siswa dengan atusias melakukan tanya jawab kepada guru tentang aksara Jawa nglegena dan pasangan. Setelah itu siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai penggunaan pasangan dalam kata atau kalimat berhuruf Jawa. Sebelum memasuki kegiatan elaborasi, siswa mendengarkan penjelasan tentang perkenalan serta cara permainan menggunakan media kartu aksara Jawa set 3 yang berupa kata berhuruf Jawa yang menggunakan

(6)

sandhangan dalam permainan kombinasi model pembelajaran jigsaw. Setelah

penjelasan dari, siswa membentuk empat kelompok yang dinamakan kelompok asal dengan komando guru. Dalam kelompok asal siswa membaca kartu aksara yang didapatkannya dan menuliskannya pada buku tugas, kemudian secara bergantian dalam satu kelompok memeriksa hasil tulisan rekannya. Selanjutnya siswa dengan kartu aksara yang berwarna sama akan bergabung menjadi satu kelompok ahli. Pada saat perpindahan kelompok ini belum dapat berjalan lancar karena siswa belum terbiasa menerapkan model pembelajaran ini, sehingga cenderung ramai. Dalam kelompok ahli siswa bekerjasama menyatukan kartu aksara yang dibawa masing-masing siswa menjadi sebuah kalimat sederhana yang menggunakan pasangan. Selesai merangkai kalimat guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuan kalimat. Setelah itu guru membimbing siswa untuk kembali ke kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa saling berbagi informasi atas temuan masing-masing anggota dalam kelompok ahli. Pembelajaran dilanjutkan dengan melakukan kuis. Memasuki kegiatan konfirmasi, guru melakukan penghitungan skor di setiap kelompok. Pemberian penghargaan oleh guru kepada kelompok terbaik serta motivasi bagi kelompok lain agar tetap bekerja baik dalam pertemuan selanjutnya.

Pada kegiatan penutup, Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil simpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan serta membagikan tugas rumah kepada siswa. Setelah itu Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dan dilanjutkan dengan menutup pembelajaran dengan guru bercerita tentang makna Aksara Jawa serta mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 5 April 2013 pada jam pelajaran ke-4 sampai 5 atau setelah istirahat. Pada awal pembelajaran guru mengatur siswa untuk mempersiapkan diri untuk memasuki pembelajaran mulai dari persiapan diri siswa, persiapan ruang dan alat-alat belajar. Setelah siap guru memberikan apersepsi dengan menyanyikan tembang dolanan tentang “Aksara Jawa”

(7)

sebagai penguatan serta pengulangan materi pada pertemuan sebelumnya. Siswa merasa senang ketika bernyanyi bersama guru di awal pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian tindak lanjut dari permaianan dengan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari, setelah itu dilanjutkan penyampaian tujuan serta gambaran secara umum kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru.

Memasuki kegiatan inti pada saat eksplorasi, siswa membaca kata, frasa hingga kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan pasangan di papan tulis, dilanjutkan dengan penjelasan guru mengenai ide pokok kalimat. Sebelum memasuki kegiatan elaborasi, siswa mendengarkan penjelasan tentang perkenalan serta cara permainan menggunakan media kartu aksara Jawa set 3 yang berupa kata berhuruf Jawa yang menggunakan sandhangan dalam permainan kombinasi model pembelajaran jigsaw. Setelah penjelasan dari, siswa membentuk empat kelompok yang dinamakan kelompok asal dengan komando guru. Dalam kelompok asal siswa membaca kartu aksara yang didapatkannya dan menuliskannya pada buku tugas, kemudian secara bergantian dalam satu kelompok memeriksa hasil tulisan rekannya. Selanjutnya siswa dengan kartu aksara yang berwarna sama akan bergabung menjadi satu kelompok ahli. Dalam kelompok ahli siswa bekerjasama menyatukan kartu aksara yang dibawa masing-masing siswa menjadi sebuah kalimat sederhana yang menggunakan pasangan. Selesai merangkai kalimat guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuan kalimat beserta menuliskan ide pokok pada kalimat tersebut. Setelah itu guru membimbing siswa untuk kembali ke kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa saling berbagi informasi atas temuan masing-masing anggota dalam kelompok ahli. Pembelajaran dilanjutkan dengan melakukan kuis. Memasuki kegiatan konfirmasi, guru melakukan penghitungan skor di setiap kelompok. Pemberian penghargaan oleh guru kepada kelompok terbaik serta motivasi bagi kelompok lain agar tetap bekerja baik dalam pertemuan selanjutnya.

Pada kegiatan penutup, Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil simpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah itu Guru

(8)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dan dilanjutkan dengan menutup pembelajaran

3) Pertemuan III

Pertemuan ketiga dalam siklus pertama ini dilaksanakan pada hari senin, 8 April 2013 pada jam pelajaran ke-2 setelah upacara bendera. Kegiatan awal dimulai dengan menyiapkan siswa untuk melaksanakan pembelajaran. Kemudian bersama-sama menyaksikan video permainan gamelan sebagai pembangkit motivasi awal, dilanjutkan dengan tanya jawab mengingatkan tentang pembelajaran pada pertemuan yang lalu tentang membaca kalimat berhuruf Jawa dan menemukan ide pokok pada kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan pasangan. Setelah kegiatan awal selesai guru membagikan soal evaluasi dan membacakan tata cara dan tata tertib dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa yang sudah selesai mengerjakan dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ke tempat duduk. Pada kegiatan akhir guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan minggu depan dan dilanjutkan dengan menutup pembelajaran.

c. Observasi

Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara dalam kegiatan pembelajaran. Observasi atau pengamatan untuk mengamati kinerja guru dan aktifitas siswa. Pada penilaian kinerja guru menggunakan lembar observasi yang diambil dari komponen-komponen pembelajaran dalam model pembelajaran jigsaw dengan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya. Aspek yang diukur meliputi tujuh komponen terdiri dari Kegiatan awal, Membaca, Diskusi Kelompok Ahli, Laporan Tim, Tes, Rekognisi Tim dan Kegiatan Akhir.

Pada lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari empat aspek yang merupakan tahapan umum dalam pembelajaran. Aspek yang diukur meliputi Kegiatan Pra Pembelajaran, Kegiatan Awal, Kegiatan Inti dan Kegiatan Akhir. Baik pada lembar observasi kinerja guru ataupun aktivitas siswa masing-masing komponen terdiri dari

(9)

satu hingga empat rincian kegiatan. Alternatif jawaban dalam penilaian yaitu skor 4 sampai 1. Semakin rendah skor yang diperoleh berarti semakin tidak maksimal dalam menjalankan tahapan yang dinilai. Kinerja guru dan aktivitas siswa dibagi menjadi lima kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Kualifikasi dari masing-masing kategori yaitu 80% ≤ µ ≤100% untuk kategori tinggi, 60% ≤ µ ≤79% untuk kategori sedang, 40% ≤ µ ≤ 59% kategori rendah, 20% ≤ µ ≤ 39% termasuk dalam kategori kurang dan 0% ≤ µ ≤ 19% sangat rendah. Perolehan persentasi didapatkan dari menjumlah keseluruhan skor yang didapat, kemudian dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100%, pada masing-masing lembar observasi.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara yang diterapkan guru pada siklus 1 mendapatkan hasil sebagaimana yang tersajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 1

No Tahap Skor

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

1 Kegiatan Awal 15 17 2 Membaca 7 6 3 Diskusi Kelompok 7 7 4 Laporan Tim 6 6 5 Tes 4 4 6 Rekognisi Tim 9 9 7 Kegiatan akhir 9 9 Jumlah 56 57 Persentase 77% 78% Kategori Sedang

Dari tabel 4.1 diperoleh data hasil observasi praktik pembelajaran kinerja guru siklus 1 pada pertemuan pertama yang menunjukkan jumlah skor 56 yang termasuk dalam kriteria sedang. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 57 termasuk dalam kategori atau kriteria sedang atau dapat dikatakan kinerja guru pada siklus 1 cukup baik.

(10)

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara yang diterapkan guru pada siklus 1 mendapatkan hasil sebagaimana yang tersajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

No Tahap Skor

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

1 Pra Pembelajaran 3 3 2 Kegiatan awal 6 6 3 Kegiatan inti 40 42 4 Kegiatan akhir 6 6 Jumlah 55 57 Persentase 76% 79% Kategori Sedang

Pada perolehan hasil observasi aktivitas siswa tidak jauh berbeda dengan hasil kinerja guru. Berdasarka tabel 4.2 diperoleh hasil pada pertemuan pertama memperoleh skor 55 dengan kategori sedang, pada pertemuan kedua mendapatkan skor 57. Maka dapat dikatakan aktivitas siswa pada siklus 1 termasuk kriteria sedang atau cukup baik. Terdapat beberapa aspek yang belum tersampaikan dengan baik yaitu dalam tahap laporan Tim, Rekognisi Tim karena belum terbiasa menggunakan model pembelajaran jigsaw, sehingga guru sulit untuk mengarahkan siswa ke dalam penerapan model pembelajaran dan juga penerapan diskusi kelompok ahli dan asal belum berjalan secara maksimal karena keadaan kelompok yang masih homogen. d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II pada siklus 1 dan hasil nilai tes evaluasi siswa pada pertemuan III yaitu pada akhir siklus 1. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan

(11)

membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus 1 disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

1) Praktik pembelajaran

Dari hasil observasi praktik pembelajaran siklus 1 kriteria baik. Tetapi terdapat beberapa aspek yang belum tersampaikan dengan baik yaitu dalam tahap pembelajaran dimana siswa sendiri aktif dan bertanggungjawab atas tugas dan bagian masing-masing juga menemukan sendiri apa yang telah dipelajari melalui diskusi kelompok, dikarenakan belum terbiasanya pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran jigsaw, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam mengarahkan siswa ke dalam penerapan model pembelajaran jigsaw terutama saat Laporan Tim dan Rekognisi Tim. Kemudian tahap pembelajaran yang dilakukan dengan bekerjasama dikarenakan penerapan diskusi kelompok belum berjalan secara maksimal karena keadaan kelompok yang masih homogen.

Dari hasil pengamatan tersebut maka penerapan model pembelajaran jigsaw oleh kolaborator sudah baik, selanjutnya sebagai perbaikan siklus 1 akan dilanjutkan pada siklus 2.

2) Hasil Belajar Bahasa Jawa

Hasil pembelajaran diperoleh setelah berdasarkan hasil tes formatif pada pertemuan ketiga. Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 20 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=60) terdapat 8 siswa, sedangkan 12 siswa masih dibawah ketuntasan. Perolehan nilai pada siklus 1 mengalami peningkatan, dari jumlah 20 siswa terdapat 12 siswa mencapai ketuntasan (KKM=60) dan 8 siswa belum mencapai batas ketuntasan. Adapun data dan pembahasan secara lengkap mengenai hasil belajar akan disajikan pada sub bab selanjutnya.

(12)

3) Motivasi Belajar

Perolehan hasil motivasi belajar didapatkan dari hasil rekap angket motivasi yang diisi oleh siswa pada saat akhir pembelajaran. Hasil menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 cukup tinggi. Hal ini dibuktian dengan hasil motivasi siswa pada siklus pertama, sejumlah 12 siswa atau separuh lebih jumlah siswa dalam kelas memiliki motivasi dengan kriteria tinggi. Data lengkapbeserta pembahasan terkait motivasi belajar siswa akan tersaji pada sub bab selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus 1 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut: a) Hambatan

- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran

jigsaw, sehingga sulit dalam mengarahkan ke dalam penerapan model

pembelajaran jigsaw.

- Kondisi kelas yang masih homogen dimana pembagian anggota kelompok masih belum menyebar dengan merata sesuai kemampuan siswa , sehingga penerapan diskusi kelompok belum berjalan secara maksimal

b) Penyelesaian

- Pengarahan serta bimbingan yang maksimal kepada siswa dalam proses pembelajaran jigsaw agar pembelajaran terlaksana dengan baik.

- Siswa dibagi ke dalam kelompok yang secara heterogen agar pelaksanaan diskusi kelompok dapat berjalan maksimal

4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2 a. Tahap Perencanaan

Setelah melihat hasil refleksi dari siklus 1, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.

(13)

1) Pertemuan I

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I siklus 2 ini masih sama dengan siklus 1 tetapi yang membedakan adalah materi pokok mengenai “fungsi kata atau frasa dalam kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan” Sebelum mengajar pada pertemuan I siklus 2 ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP), lembar observasi, angket motivasi, lembar kerja siswa, buku pembelajaran, kartu aksara set 4 serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan siklus 1 yaitu diruang kelas 5.

Penulis merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan materi pokok “fungsi kata atau frasa dalam kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang berdasarkan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran jigsaw tentang menyebutkan fungsi kata atau frasa dalam kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan dengan menggunakan media kartu aksara.

Persiapan media pembelajaran yaitu kartu aksara untuk pertemuan I pada siklus ke-2 ini dimulai dengan membuat kartu aksara set 4 yaitu berupa frasa berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan dan sandhangan dengan jumlah serta macam yang sama dengan pertemuan pada siklus 1.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu: siswa bertanya jawab dengan guru mengenai fungsi kata atau frasa dalam kalimat. Siswa bergabung dalam kelompok asal untuk membaca kartu aksara yang didapatkan. Selanjutnya dalam kelompok ahli siswa berdiskusi untuk menyusun kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan dengan menggunakan kartu aksara yang masing-masing siswa telah dapatkan serta menuliskan hasil temuannya dalam lembar kerja kelompok. Siswa dalam kelompok ahli juga menuliskan fungsi frasa dalam kalimat tersebut. Perwakilan kelompok maju menyampaikan hasil diskusi, serta melaporkan hasilnya dalam kelompok semula (asal). Setelah itu guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

(14)

2) Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I tetapi yang membedakan adalah materi pokok tentang menentukan ide pokok pada teks sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan.

Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar observasi, media kartu aksara set terbaru berupa kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan pasangan dan sandhangan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas 5.

Penulis mempersiapkan kartu aksara untuk pertemuan II dimulai dengan membuat kartu dengan macam dan jumlah kartu yang sama pada siklus 1. Adapun isi dari kartu aksara set 4 adalah kata dan frasa yang menggunakan pasangan dan sandhangan.

Penulis menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan materi pokok “ide pokok pada teks sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan” kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang berdasarkan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran jigsaw tentang membaca kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan yang berkaitan dengan ide pokok pada teks sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan

pasangan dengan menggunakan media kartu aksara. Setelah menentukan tujuan

pembelajaran kemudian peneliti menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu Siswa bertanyajawab dengan guru mengenai ide pokok pada teks. Siswa bergabung dalam kelompok asal untuk membaca kartu aksara yang didapatkan. Selanjutnya dalam kelompok ahli siswa berdiskusi untuk menyusun kartu-kartu aksara yang siswa peroleh menjadi sebuah teks sederhana kalimat sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan serta menentukan ide pokok pada teks tersebut dan menuliskan hasilnya dalam lembar kerja kelompok. Perwakilan kelompok maju menyampaikan hasil diskusi, serta

(15)

melaporkan hasilnya dalam kelompok semula (asal). Setelah itu guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

3) Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan III sebagai tindak lanjut pada pertemuan I dan pertemuan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes evaluasi tentang materi pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar evaluasi, lembar observasi, proyektor, laptop, rol kabel, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas 5.

Pada pertemuan III peneliti mengadakan tes evaluasi bagi siswa, tetapi terlebih dahulu guru menayangkan sebuah video pertunjukan wayang oleh dalang cilik sebagai pembangkit motivasi awal siswa serta dihubungkan dengan mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum diketahui tentang materi. Kemudian melaksanakan tes evaluasi tentang materi pada pertemuan I dan pertemuan II. Kegiatan diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama

Sesuai dengan hasil refleksi yang telah dilakukan pembelajaran siklus 2 merupakan tindak lanjut dan perbaikan pada pembelajaran siklus 1. Pertemuan pertama dalam sikus kedua ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2013 pada jam kedua setelah upacara bendera. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengatur tempat duduk, presensi dan kesiapan alat tulis siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bercerita tentang kelahiran aksara Jawa, siswa dengan seksama memperhatikan, dilanjutkan dengan penyampaian tindak lanjut dari cerita dengan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari, dalam kehidupan sehari-hari

(16)

dan kegiatan awal diakhiri dengan penyampaian tujuan serta gambaran secara umum kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Memasuki kegiatan inti, saat kegiatan eksplorasi siswa dengan atusias melakukan tanya jawab kepada guru tentang fungsi kata dan frasa dalam kalimat berhuruf Jawa yang menggunakan pasangan. Sebelum memasuki kegiatan elaborasi, siswa mendengarkan penjelasan tentang perkenalan serta cara permainan menggunakan media kartu aksara Jawa set 4 yang berupa frasa berhuruf Jawa yang menggunakan

sandhangan dan pasangan dalam permainan kombinasi model pembelajaran jigsaw.

Setelah penjelasan dari, siswa membentuk empat kelompok yang dinamakan kelompok asal dengan komando guru. Dalam kelompok asal siswa membaca kartu aksara yang didapatkannya dan menuliskannya pada buku tugas, kemudian secara bergantian dalam satu kelompok memeriksa hasil tulisan rekannya. Selanjutnya siswa dengan kartu aksara yang berwarna sama akan bergabung menjadi satu kelompok ahli.

Pada saat perpindahan kelompok ini dapat berjalan lancar karena siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model pembelajaran ini. Dalam kelompok ahli siswa bekerjasama menyatukan kartu aksara yang dibawa masing-masing siswa menjadi sebuah kalimat sederhana yang menggunakan pasangan. Selesai merangkai kalimat guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuan kalimat. Selain itu siswa juga menuliskan fungsi dari masing-masing kata atau frasa dalam kalimat tersebut ke dalam lembar kerja kelompok. Setelah itu guru membimbing siswa untuk kembali ke kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa saling berbagi informasi atas temuan masing-masing anggota dalam kelompok ahli. Pembelajaran dilanjutkan dengan melakukan kuis. Memasuki kegiatan konfirmasi, guru melakukan penghitungan skor di setiap kelompok. Pemberian penghargaan oleh guru kepada kelompok terbaik serta motivasi bagi kelompok lain agar tetap bekerja baik dalam pertemuan selanjutnya.

Pada kegiatan penutup, Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil simpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan serta membagikan

(17)

tugas rumah kepada siswa. Setelah itu Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dan dilanjutkan dengan menutup pembelajaran dengan guru bercerita tentang makna Aksara Jawa serta mengucapkan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pada hari Jumat, 19 April 2013 dilaksanakan pertemuan kedua dalam siklus dua. Pada kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan guru mengatur tempat duduk, melakukan kegiatan presensi dan serta mengecek kesiapan alat tulis dan siswa. Kemudian guru dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya sebagai apersepsi. Selanjutnya siswa memperhatikan penyampaian tujuan pembelajaran beserta gambaran kegiatan.

Memasuki kegiatan inti, saat kegiatan eksplorasi siswa dengan atusias membaca kalimat-kalimat berhuruf Jawa yang ada di papan tulis, kemudian mengurutkan kalimat tersebut sehingga menjadi sebuah teks. Siswa kemudian melakukan tanya jawab kepada guru tentang ide pokok pada teks berhuruf Jawa yang menggunakan

pasangan. Sebelum memasuki kegiatan elaborasi, guru memberikan kejutan kepada

siswa dengan menghadirkan set terbaru yaitu kartu-kartu yang berisi kalimat sederhana berhuruf Jawa. Siswa kemudian mendengarkan penjelasan tentang perkenalan serta cara permainan menggunakan media kartu aksara Jawa set 4 yang berupa frasa berhuruf Jawa yang menggunakan sandhangan dan pasangan dalam permainan kombinasi model pembelajaran jigsaw. Setelah penjelasan dari guru, siswa membentuk empat kelompok yang dinamakan kelompok asal dengan komando guru. Dalam kelompok asal siswa membaca kartu aksara yang didapatkannya dan menuliskannya pada buku tugas, kemudian secara bergantian dalam satu kelompok memeriksa hasil tulisan rekannya. Selanjutnya siswa dengan kartu aksara yang berwarna sama akan bergabung menjadi satu kelompok ahli.

Kelompok ahli siswa bekerjasama menyatukan kartu aksara yang dibawa masing-masing siswa menjadi sebuah teks sederhana berhuruf Jawa yang menggunakan

(18)

untuk melaporkan hasil temuan kalimat. Selain itu siswa juga menuliskan ide pokok dari teks sederhana tersebut ke dalam lembar kerja kelompok. Setelah itu guru membimbing siswa untuk kembali ke kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa saling berbagi informasi atas temuan masing-masing anggota dalam kelompok ahli. Pembelajaran dilanjutkan dengan melakukan kuis. Memasuki kegiatan konfirmasi, guru melakukan penghitungan skor di setiap kelompok. Pemberian penghargaan oleh guru kepada kelompok terbaik serta motivasi bagi kelompok lain agar tetap bekerja baik dalam pertemuan selanjutnya.

Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa melakukan refleksi mengambil simpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, dilanjutkan dengan menutup pembelajaran.

3) Pertemuan Ketiga

Senin, 22 April 2013 pada jam kedua setelah upacara bendera dilakukan pelaksanaan pertemuan ketiga pada siklus dua. Pada kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan guru mengatur tempat duduk, presensi dan kesiapan alat tulis dan siswa. Kemudian dengan tanya jawab guru mengingatkan materi sebelumnya tentang membaca aksara Jawa. Kemudian guru menampilkan video pertunjukan wayang oleh dalang cilik sebagai motivasi awal, dilanjutkan dengan memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan serta diakhiri dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai guru membagikan soal evaluasi dan membacakan tata cara dan tata tertib dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa yang sudah selesai mengerjakan dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ketempat duduk. Pada kegiatan akhir guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan minggu depan dan dilanjutkan dengan menutup pembelajaran.

(19)

c. Observasi

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara yang diterapkan guru pada siklus 2 mendapatkan hasil sebagaimana yang tersajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 2

No Tahap Skor

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

1 Kegiatan Awal 17 20 2 Membaca 7 8 3 Diskusi Kelompok 8 8 4 Laporan Tim 7 8 5 Tes 4 4 6 Rekognisi Tim 11 12 7 Kegiatan akhir 11 11 Jumlah 65 71 Persentase 90% 98% Kategori Tinggi

Dari tabel 4.3 diperoleh data hasil observasi praktik pembelajaran kinerja guru siklus 2 pada pertemuan pertama memperoleh skor 65. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 71. Berarti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas termasuk dalam kriteria tinggi atau sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 2 mendapatkan hasil yang tersajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

No Tahap Skor

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

1 Pra Pembelajaran 3 4 2 Kegiatan awal 7 8 3 Kegiatan inti 45 51 4 Kegiatan akhir 7 8 Jumlah 62 71 Persentase 86% 98% Kategori Tinggi

(20)

Tidak jauh berbeda dengan aktivitas siswa siklus kedua, dari data tabel 4.4 pada pertemuan pertama menperoleh skor 62, sedangkan padapertemuan kedua mendapatkan skor 71, dengan demikian pembelajaran dengan model pembelajaran

jigsaw dengan media pembelajaran kartu aksara berjalan dengan sangat baik.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II dan III pada siklus 2 dan hasil nilai tes evaluasi siswa pada pertemuan III yaitu pada akhir siklus 2. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus 2 disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

1) Praktik pembelajaran

Dari data hasil observasi praktik pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas termasuk dalam kriteria tinggi atau sangat baik. Begitu pula dengan aktivitas siswa dengan kriteria tinggi atau sangat baik. Maka dengan demikian pembelajaran dengan model pembelajaran jigsaw yang dilaksanakan oleh guru sudah berjalan dengan sangat baik.

2) Hasil Belajar Bahasa Jawa

Dari hasil evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus 2 yaitu pada pertemuan III. Hasil belajar siklus 2 yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, mengalami peningkatan, terlihat dari rata-rata kelas yang meningkat menjadi 79. Dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan menjadi 17 siswa atau menjadi 85% dari jumlah siswa. Dilihat dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun prosentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan, berdasarkan hasil pengamatan melalui lembar observasi siswa telah mencapai indikator kinerja, dengan ini dapat dikatakan tujuan penelitian telah tercapai. Adapun rincian data serta

(21)

pembahasan mengenai hasil belajar akan disajikan dalam sub bab selanjutnya. 3) Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil rekap angket motivasi yang diisi oleh siswa pada saat akhir menunjukkan hasil bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 cukup tinggi. Hal ini dibuktian dengan hasil motivasi siswa pada siklus pertama, sejumlah 12 siswa dengan presentase 60% atau separuh lebih jumlah siswa dalam kelas memiliki motivasi yang tinggi. Sedangkan pada siklus kedua hasil motivasi sejumlah 18 dengan presentase 90% siswa memiliki motivasi yang tinggi. Dengan demikian terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus kedua sebesar 30%, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media kartu aksara dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Data serta pembahasan lengkap mengenai motivasi belajar siswa akan tersaji dalam sub bab selanjutnya.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus 2 maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 1 adalah “Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran jigsaw, tetapi dengan pengarahan yang maksimal pembelajaran dapat berjalan dengan sangat baik”.

4.2 Hasil Penelitian

Substansi yang akan disajikan dalam hasil penelitian ini adalah deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data mencakup sajian data hasil belajar dan motivasi siswa kegiatan penerapan model pembelajaran Jigsaw dengan media kartu aksara yang telah dilakukan pada siklus 1 (satu) dan siklus 2 (dua) dan dibahas pada poin sebelumnya.

4.2.1 Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus 1

a. Hasil belajar peserta didik

Setelah dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara, penulis memberikan evaluasi

(22)

secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus 1 pada pertemuan III. Berikut disajikan pada tabel 4.5 yaitu tentang distribusi frekuensi nilai Bahasa Jawa, siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Jawa Siklus 1

No. Interval Nilai Frekuensi Persentase

1. 40-49 3 15% 2. 50-59 5 25% 3. 60-69 3 15% 4. 70-79 7 35% 5. 80-89 2 10% 6. 90-99 - 0% Jumlah 25 100%

Dilihat dari tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Bahasa Jawa diperoleh hasil nilai prestasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus 1 dari jumlah 20 siswa terdapat 12 siswa mencapai ketuntasan (KKM=60) dan 8 siswa belum mencapai batas ketuntasan. Dengan rincian siswa yang mendapat nilai antara 40 s.d. 49 ada 3 siswa, 50 s.d. 59 ada 5 siswa, dan 60 s.d. 69 ada 3 siswa, 70 s.d. 79 ada 7 siswa, 80 s.d. 89 ada 2 siswa. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dinyatakan dalam gambar yaitu sebagai berikut :

(23)

b. Motivasi Belajar

Observasi motivasi siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Angket yang pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket motivasi belajar ini dibuat dengan memperhatikan beberapa aspek. Aspek yang digunakan dalam angket motivasi siswa adalah aspek menurut Keller dalam Sugihartono (2007: 78) yang terdiri dari

attention (perhatian), relevance (relevansi), confidance (kepercayaan), dan satisfaction (kepuasaan). Masing-masing aspek terdiri dari lima indikator.

Penilaian dalam angket ini terdiri dari empat jawaban alternative. Menurut Mardapi (2008: 121) keempat alternatif jawaban itu adalah jawaban yaitu Sangat setuju (4), Setuju (3), Tidak setuju (2), Sangat tidak setuju (1). Angket tersebut menunjukan tingkat motivasi belajar siswa, semakin tinggi skor maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka menunjukan tingkat motivasi belajar siswa rendah. Jumlah item angket yang di gunakan untuk mengukur motivasi siswa adalah 20 item.

Berdasarkan hasil angket yang diperoleh, diperoleh hasil rekapan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus 1. Berdasarkan destribusi jumlah skor motivasi yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dan dikategorikan sesuai dengan keterangan jumlah skor. Untuk memperjelas, maka rekapnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Motivasi Siswa Siklus 1

No

Rentang Skor Motivasi

Keterangan Frekuensi Presentase (%) 1 ≤ 32 Sangat rendah 0 0 2 33-47 Rendah 0 0 3 48-63 Cukup 8 40 4 64-80 Tinggi 12 60

(24)

Dari tabel 4.6 motivasi siswa pada siklus 1 menunjukkan 12 siswa sudah masuk dalam kategori siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan presentase 60% dan 8 siswa yang memiliki motivasi cukup dengan presentase 40% untuk mengikuti pembelajaran siklus 1. Untuk lebih jelas tabel 4.2 dapat tersaji dalam gambar diagram batang berikut:

Gambar 4.2 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus 1

Dari hasil pengamatan tersebut maka penerapan model pembelajaran jigsaw oleh kolaborator sudah baik, dan selanjutnya sebagai perbaikan siklus 1 akan dilanjutkan pada siklus 2.

4.2.1.2 Data Siklus 2

a. Hasil belajar peserta didik

Setelah dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media kartu aksara, penulis memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus 2 pada pertemuan III. Berikut disajikan pada tabel 4.7 yaitu tentang distribusi frekuensi nilai Bahasa Jawa, siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Tahun Pelajaran 2012/2013.

(25)

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Jawa Siklus 2

No. Interval Nilai Frekuensi Persentase

1. 40-49 - - 2. 50-59 3 15% 3. 60-69 4 10% 4. 70-79 5 25% 5. 80-89 6 30% 6. 90-100 2 10% Jumlah 25 100% Nilai Rata-rata 72,5 Nilai maks. 100 Nilai min. 50

Dilihat dari tabel 4.7 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Bahasa Jawa diperoleh hasil nilai prestasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus 2 dari jumlah 20 siswa terdapat 17 siswa mencapai ketuntasan (KKM=60) dan 3 siswa belum mencapai batas ketuntasan. Dengan rincian siswa yang mendapat nilai antara 50 s.d. 59 ada 3 siswa, dan 60 s.d. 69 ada 4 siswa, 70 s.d. 79 ada 5 siswa, 80 s.d. 89 ada 6 siswa dan 90 s.d. 100 ada 2 siswa. Nilai terendah siswa 50 dan nilai tertinggi 100. Berdasarkan tabel 4.6 dapat dinyatakan dalam gambar yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Bahasa Jawa Siklus 2

(26)

b. Motivasi Belajar

Observasi motivasi siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Angket yang pengisianya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Angket motivasi belajar ini dibuat dengan memperhatikan beberapa aspek. Aspek yang digunakan dalam angket motivasi siswa adalah aspek menurut Keller dalam Sugihartono (2007: 78) yang terdiri dari attention (perhatian),

relevance (relevansi), confidance (kepercayaan), dan satisfaction (kepuasaan).

Berdasarkan hasil angket yang diperoleh, diperoleh hasil rekapan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus 1. Motivasi pada siklus 1 sudah melebihi separuh dari jumlah siswa. Motivasi siswa terdestribusi dalam berbagai aspek atau indikator. Dari destribusi setiap indikator akan dijumlahkan skornya kemudian akan diperoleh rata-rata motivasi siswa dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua secara klasikal. Berdasarkan destribusi jumlah skor motivasi yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 2 dan dikategorikan sesuai dengan keterangan jumlah skor. Untuk memperjelas, maka rekapnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Motivasi Siswa Siklus 2

No

Rentang Skor Motivasi

Keterangan Frekuensi Presentase (%) 1 ≤ 32 Sangat rendah 0 0 2 33-47 Rendah 0 0 3 48-63 Cukup 2 10 4 64-80 Tinggi 19 90

Dari tabel 4.8 motivasi siswa pada siklus 2 menunjukkan 18 siswa sudah masuk dalam kategori siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan presentase 90% dan 2 siswa yang memiliki motivasi cukup dengan presentase 10% untuk mengikuti

(27)

pembelajaran siklus 2. Untuk lebih jelas tabel 4.8 dapat tersaji dalam gambar diagram batang berikut:

Gambar 4.4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus 2

4.2.2 Analisis Data

a. Analisis Komparatif Hasil Belajar Siswa

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2 serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.9

Tabel 4.9 Analisi Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Bahasa Jawa Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

No Nilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) 1. Tuntas 8 40 12 60 17 85 2. Tidak Tuntas 12 60 8 40 3 15 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Rerata 62,25 72,5 Nilai maksimum 85 100 Nilai Minimum 40 50

(28)

Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi: Klasifikasi A nilai ≥ 60 artinya tuntas

Klasifikasi B nilai < 60 artinya tidak tuntas

Dilihat dari rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.9 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Bahasa Jawa terbukti untuk klasifikasi Tuntas, hanya terdapat 8 siswa dari total 20 jumlah siswa sebelum dilakukan tindakan. Sedangkan setelah diadakan tindakan pada siklus 1 meningkat menjadi 12 siswa dan menjadi 17 siswa yang mendapat kriteria tuntas pada siklus 2. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media pembelajaran kartu aksara dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 12 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Bahasa Jawa, setelah diadakan tindakan pada siklus 1 menurun menjadi 8 siswa dan menjadi 3 siswa yang mendapat kriteria tidak tuntas pada siklus 2, Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

(29)

Pada Tabel 4.9 dan diagram batang 4.5 menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan media pembelajaran kartu aksara dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas ketuntasan dalam belajar.

b. Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa

Dari hasil perbaikan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh perbandingan hasil observasi motivasi siswa melalui angket. Hasil yang diperoleh pada setiap siklus terdiri dari rata-rata pertemuan I dan pertemuan II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Analisis Komparatif Motivasi Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus Motivasi siswa Frekuensi Presentase (%) 1 Cukup Tinggi 8 12 40 60 2 Cukup Tinggi 2 18 10 90

Berdasarkan tabel 4.10 motivasi siswa pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan. Motivasi siswa pada siklus 1 terdiri dari siswa yang tergolong memiliki motivasi tinggi berjumlah 12 siswa dengan persentase 60%, Sedangkan siswa yang memiliki motivasi cukup berjumlah 8 siswa dengan persentase 40%. Motivasi siswa pada siklus 2 mencapai 90% keseluruhan dari siswa tergolong memiliki motivasi tinggi berjumlah 18 siswa dan 10% dengan jumlah 2 siswa yang memiliki motivasi cukup. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan motivasi siswa dari siklus 1 sampai siklus 2 dapat digambarkan melalui diagram dibawah ini:

(30)

Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Motivasi Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

c. Analisis Komparatif Observasi

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2 diperoleh perbandingan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran menerapkan model jigsaw dengan media kartu aksara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Analisis Komparatif Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2

Observasi Siklus 1 Siklus 2

Rata- rata Skor Presentase (%) Rata-rata Skor Presentase (%) Kinerja guru 56,5 77,5 68 94 Aktivitas siswa 56 77% 66 91

Kriteria Baik Sangat baik

Tabel 4.11 merupakan perbandingan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 yang menunjukkan adanya peningkatan. Terlihat pada hasil observasi kinerja guru pada siklus 1 memperoleh hasil 77,5%, sedangkan pada siklus 2 menjadi 94%. Hal ini berarti kinerja guru mengalami peningkatan sebesar 16,5%.

(31)

Sedangkan aktivitas siswa yang berlangsung pada siklus 1 hasil pengamatan mencapai 77% dengan kriteria baik, pada siklus 2 mengalami peningkatan 14%. Untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil onservasi dari siklus 1 dan siklus 2 dapat digambarkan melalui diagram dibawah ini:

Gambar 4.7 Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Siklus 1 dan Siklus 2

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum tindakan pada kelas 5 di SD N Mangunsari 06 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga ditemukan bahwa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa cenderung berpusat pada guru. Guru menggunakan metode ceramah dan pembelajaran yang terjadi di lapangan cenderung menitikberatkan pada hafalan. Selain itu siswa kurang antusi terhadap mata pelajaran Bahasa Jawa terlebih kegiatan pembelajaran belum mengaitkan materi dengan pengalaman siswa itu sendiri. Ini dilihat dari cara pembelajaran yang masih mengandalkan buku sumber dan mengandalkan penjelasan dari guru saja. Hal tersebut menyebabkan hasil pembelajaran siswa masih rendah serta pembelajaran cenderung ramai dan kurang fokus.

(32)

Terbukti dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai yang belum mencapai ketuntasan (KKM=60) yaitu 60% dari 20 jumlah siswa. Sehingga diperlukan tindakan meningkatkan pemahaman siswa tentang pembelajaran Bahasa Jawa agar hasil belajar siswa meningkat. Untuk itu guru harus mempunyai strategi yang cocok untuk mencapai tujuan dari pembelajaran Bahasa Jawa. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini dapat membantu siswa secara aktif bekerjasama menyelesaikan tahap-tahap membaca maupun menulis Aksara Jawa. Setiap anggota dalam kelompok-kelompok kecil tersebut akan memberikan sumbangan pada keberhasilan kelompok.

Siswa diajarkan untuk belajar bagaimana cara belajar, belajar bagaimana membuat sesuatu, belajar bagaimana hidup bersama-sama, dan belajar bagaimana cara siswa berkomunikasi dengan baik untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengkomunikasikannya kepada teman- temannya yang lain. Kemampuan komunikasi siswa dilatih melalui diskusi kelompok ahli dan kelompok asal dalam model pembelajaran jigsaw.

Untuk menunjang penggunaan model pembelajaran jigsaw agar gagasan atau materi pelajaran sampai pada siswa, dapat digunakan media pembelajaran kartu aksara, selain untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa, media ini juga dapat membantu dan mempermudah guru untuk pemyampaian materi membaca Aksara Jawa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mawardi dan Puspasari Nur Indah Prihatini (Jurnal, 2010) perbedaan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Negeri 1 Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Menyimpulkan bahwa, ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa kelas IV yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan kooperatif tipe jigsaw, menunjukkan ketuntasan belajar sebesar 96% (24 siswa) dari 25 siswa. Sedangkan pembelajaran konvensional menunjukkan ketuntasan belajar

(33)

sebesar 60% (15 siswa). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif daripada pembelajaran konvensional.

Sejalan dengan temuan penelitian tersebut penerapan model pembelajaran

Jigsaw dengan media kartu aksara pada Bahasa Jawa pokok bahasan membaca

kalimat berhuruf Jawa terjadi perubahan proses dan hasil pembelajaran. Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa meningkat 14% dari hasil perbandingan siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 dari perolehan data observasi diperoleh skor 56 atau sebesar 77% dengan kriteria baik, sedangkan pada siklus 2 meningkat dengan skor 66 atau 91% dengan kategori amat baik. Untuk hasil belajar terjadi peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Berdasarkan data pra siklus sebanyak 12 atau 60% dari jumlah siswa belum mencapai ketuntasan belajar, setelah dilaksanakan siklus 1 sebanyak 8 atau 40% dari jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, akhir dari siklus 2 didapatkan hasil sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah siswa yang belum tuntas.

Motivasi siswa terhadap pembelajarn Bahasa Jawa mengalami peningkatan hal ini dibuktian dengan hasil motivasi siswa pada siklus pertama, sejumlah 12 siswa dengan presentase 60% atau separuh lebih jumlah siswa dalam kelas memiliki motivasi yang tinggi. Sedangkan pada siklus kedua hasil motivasi sejumlah 18 dengan presentase 90% siswa memiliki motivasi yang tinggi. Dengan demikian terjadi peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus kedua sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media kartu aksara dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru  Siklus 1
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa  Siklus 1
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru  Siklus 2
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Jawa  Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembungaan secara in vitro berhasil diinduksi pada tanaman yang diberi perlakuan pemotongan akar serta ditanam pada medium ½ NP yang mengandung 3 mM P dari senyawa KH 2 PO 4

Setelah diketahui tentang lembaga yang berwenang dalam penegakan hukum pada perkara tindak pidana korupsi berdasarkan sistem peradilan pidana sebagaimana telah diuraikan pada sub

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Keberadaan buku teks sebagai bahan ajar dalam penerapan Kurikulum 2013 di Madrasah menjadi sangat penting dan menentukan, karena dengan

The purpose of this study was to determine the effect of rice straw and compost application on the community structure of bacteria associated with five kinds of

Hasil penelitian magnetik dimaksudkan untuk mendapatkan anomali magnetik yang berasal dari pengukuran variasi intensitas medan magnet dipermukaan bumi yang

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Lampung yang merupakan suatu analisis dampak budaya organisasi bagi peningkatan kinerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Perintah di atas jika dijalankan akan menampilkan seluruh record dari seluruh field dalam tabel tamu. SELECT nmtamu, email

Peneutralan antara asid kuat dengan alkali kuat merupakan satu tindak balas antara yang melibatkan perpaduan antara ion H + daripada asid dan ion OH - daripada alkali