• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN MOTIVASI INTRINSIK IBU BALITA UNTUK MEMANFAATKAN BUKU KIA DI POSYANDU MANGGIS DESA PANEKAN KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN MOTIVASI INTRINSIK IBU BALITA UNTUK MEMANFAATKAN BUKU KIA DI POSYANDU MANGGIS DESA PANEKAN KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN MOTIVASI INTRINSIK IBU BALITA UNTUK MEMANFAATKAN BUKU KIA DI POSYANDU MANGGIS DESA PANEKAN KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN

Description Of Mother Intrinsic Motivation To Utilize Kia Books At Posyandu Manggis Village Panekan Districts Panekan District Magetan

DESI TRICAHYANTI

AKBid Berlian Nusantara Magetan

ABSTRAK

Latar Belakang: Seorang ibu mempunyai peranan yang besar terhadap pemeliharaan tingkat kesehatan balita. Penelitian ini di latar belakangi dengan hasil studi pendahuluan di Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, bahwa 31 (50%) tidak membawa buku KIA, dengan alasan buku tertinggal dirumah atau hilang. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan motivasi intrinsik ibu balita untuk memanfaatkan buku KIA.

Metode: Jenis penelitian ini adalah diskriptif dengan subjek penelitiannya anggota populasi ibu balita dengan jumlah populasi 62 ibu balita, diperoleh responden 31 ibu balita. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi.

Hasil: sebagian besar pekerjaan responden adalah sebagai pegawai swasta 11 responden (35,5%), ibu rumah tangga 11 responden (35,5%). Sebagian besar pendidikan terakir ibu balita 12 responden (38,7%) berpendidikan SLTA. Sebagian besar responden 22 responden (71%) berusia 20-30 tahun.

Dari 31 responden yang diteliti didapatkan 25 responden (81%) memiliki motivasi tinggi. Saran bagi pelayan kesehatan adalah memberikan penyuluhan kepada ibu balita untuk menerapkan pesan-pesan yang terdapat pada buku KIA secara maksimal dan sesuai standar.

Kata kunci : motivasi, buku KIA

ABSTRACT

A mother has an important role towards the maintenance of the health of infants. The background research of the results of preliminary studies on Manggis Integrated Health Center (Posyandu) Panekan Village sub District Panekan Magetan, that 31 (50%) do not carry Mother and Child Health Care books, the reason behind the book at home or lost. The purpose of this study to describe the intrinsic motivation to utilize toddler mom for using Maternal and child health care books.

This research is describtive research with members of the population subject toddler mom with a population of 62 toddler mom, toddler mom gained 31 respondents. Instrument of data collection using questionnaires. Univariate analysis performed with the frequency distribution.

The result: most of the work is as a private employee respondents 11 respondents (35,5%), housewives 11 respondents (35,5%). Most of the recent

(2)

educational toddler mom 12 respondents (38,7%) had high school education. Most respondents 22 respondents (71%) aged 20-30 years.

Of the 31 respondents surveyed earned 25 respondents (81%) had high motivation. Advice for carers is to provide information to toddlers mom to apply the messages contained in the book maternal and child health care books to the fullest and standards compliant.

Keywords: motivation, maternal and child health care books

Correspondence: Desi Tricahyanti, e-mail:desitricahyanti@ymail.com

AKBid Berlian Nusantara Magetan, JL. Raya Gorang Gareng, 63351, Kebonagung, Magetan

PENDAHULUAN

SK Menkes No.

284/Menkes/SK/III/2004 tentang buku KIA Menkes RI memutuskan buku KIA sebagai pedoman resmi yang berisi informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Sebagai buku resmi buku KIA

merupakan satu-satunya alat

pencatatan pelayanan kesehatan, sejak ibu hamil, melahirkan, dan selama nifas, hingga bayi yang dilahirkan berumur lima tahun.

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan buku catatan dan informasi tentang kesehatan ibu dan anak yang terdiri dari beberapa kartu kesehatan

dan kumpulan berbagai materi

penyuluhan KIA. Buku KIA sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga karena bisa memberikan informasi lengkap tentang kesehatan ibu dan anak, mengetahui adanya risiko tinggi kehamilan serta mengetahui kapan dan jenis pelayanan apa saja yang dapat diperoleh di tempat pelayanan kesehatan. Selain itu Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu dan

masyarakat mengenai pelayanan,

kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2003).

Untuk kesehatan anak, cakupan imunisasi dasar lengkap semakin meningkat jika dibandingkan tahun 2007, 2010 dan 2013 yaitu menjadi 58,9

persen di tahun 2013. Persentase tertinggi di DI Yogyakarta (83,1%) dan terendah di Papua (29,2%). Cakupan pemberian vitamin A meningkat dari 71,5 persen (2007) menjadi 75,5 persen (2013). Persentase tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat (89,2%) dan yang terendah di Sumatera Utara (52,3%). Kunjungan neonatus pada 6-48 jam pertama (KN1) telah dilakukan pada 71,3 persen bayi yang dilahirkan hampir tidak ada perbedaan dengan hasil Riskesdas 2010 (71,4%). Walaupun KN1 meningkat dibanding 2010 (31,8%), tetapi kunjungan neonatus lengkap sampai dengan 28 hari hanya dilakukan oleh 39,3 persen bayi lahir.

Informasi tentang berat badan lahir dan panjang badan lahir anak balita didasarkan kepada dokumen/catatan yang dimiliki oleh anggota RT (buku KIA, KMS, atau buku catatan kesehatan anak lainnya). Sebanyak 52,6 persen balita dengan catatan berat badan lahir dan 45 persen balita dengan catatan panjang badan lahir. Masih terdapat 10,2 persen bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram. Persentase ini menurun

dari Riskesdas 2010 (11,1%).

Persentase bayi dengan panjang badan lahir pendek (<48 cm) cukup tinggi, yaitu

sebesar 20,2 persen. Jika

dikombinasikan antara BBLR dan panjang badan lahir pendek, maka terdapat 4,3 persen balita yang BBLR dan juga memiliki panjang badan lahir pendek dan prevalensi tertinggi di

(3)

Papua (7,6%), sedangkan yang terendah di Maluku (0,8%).

Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013).(RAKERDAS, 2013)

Pada survey awal yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 62 ibu balita yang datang ke Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan pada

bulan Maret 2017. Survey ini

menggunakan teknik observasi yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada masalah di Posyandu Manggis Desa

panekan Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan yang berkaitan dengan masalah cakupan program. Observasi dilakukan dengan melihat data di Pusyandu Manggis Desa

panekan Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan. Dari 62 ibu balita didapatkan 31 (50%) tidak membawa buku KIA.

Penggunaan dan pemanfaatan buku KIA tidak serta merta langsung mendapat hasil yang baik. Dalam penerapannya banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ada 2 yaitu: motivasi intrinsik (kebutuhan, harapan, minat) dan motivasi ekstrinsik (dorongan keluarga, lingkungan, imbalan) (Taufik, 2007).

Namun dari seluruh balita yang hadir pada saat penimbangan hanya sedikit saja yang membawa buku KIA dengan alasan buku tertinggal dirumah, hilang walaupun pada saat ibunya hamil telah mendapatkan buku KIA pada saat kontak dengan tenaga kesehatan. Pemanfaatan buku KIA di Posyandu dan membawanya pada saat posyandu tidak pernah dilaporkan sehingga tidak terdapat data berapa ibu balita yang membawa buku KIA ke Posyandu. Dengan ini menurut Pedoman Umum

Manajemen Penerapan Buku KIA

(2009), mengatakan untuk mendukung

penggunaan buku KIA dilakukan

penyuluhan/pendekatan edukatif kepada ibu balita untuk memotivasi dan menggerakkan pemanfaatan buku KIA dan pelatihan untuk para kader yang berada ditengah-tengah masyarakat membantu petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu.

Agar pemanfaatan buku KIA dapat optimal seperti yang diharapkan, maka perlu penekanan kepada ibu balita untuk meluangkan waktu yang lebih dalam memperhatikan petunjuk/pesan buku KIA terutama dalam memantau kesehatan dan perkembangan anaknya.

Selain itu perlu peningkatan

pemantauan pelaksanaan penggunaan buku KIA oleh Dinas/Depkes. Dengan ini seorang ibu mempunyai peranan yang besar terhadap pemeliharaan tingkat kesehatan balita. Oleh karena itu ibu perlu mengetahui buku KIA secara keseluruhan. Diharapkan apabila setiap ibu balita memiliki buku KIA dan tahu cara memanfaatkannya serta penerapan yang tepat, setiap balita dapat terpantau kesehatannya. Mengingat penggunaan Buku KIA merupakan salah satu strategi pemberdayaan masyarakat terutama

keluarga untuk memelihara

kesehatannya dan mendapatkan

pelayanan kesehatan ibu dan anak yang

berkualitas, maka Pemerintah

Kabupaten / Kota harus melaksanakan dan menerapkan penggunaan Buku KIA (Depkes RI, 2015).

Berdasarkan permasalahan

diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai motivasi intrinsik ibu balita saat ini yang memiliki buku KIA untuk memanfaatkan buku KIA di Posyandu yaitu mengenai Gambaran Motivasi Intrinsik Ibu balita untuk Memanfaatkan buku KIA di wilayah kerja Posyandu Manggis Desa panekan

Kecamatan Panekan Kabupaten

(4)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif. Notoatmodjo (2010),

mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif. Penelitian ini akan

mendeskripsikan motivasi intrinsik ibu balita untuk memanfaatkan buku KIA . Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi

penelitian ini adalah ibu balita yang memiliki buku KIA di posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, pada bulan Maret 2017. Seluruh anggota populasi diteliti sehingga tidak ada sampel dan teknik sampling (Hidayat 2011), dengan kriteria sebagai berikut:

Kriteria inklusi adalah

karakteristik umum subjek penelitian dan suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

Ibu balita di Posyandu Manggis Desa

panekan Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan Ibu balita yang memiliki buku KIA.

Ibu balita yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi adalah

menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi (Nursalam, 2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

Ibu balita yang tidak mempunyai buku KIA.

Ibu balita dengan gangguan

psikologis.

Ibu balita yang tidak bersedia menjadi responden.

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik ibu balita untuk memanfaatkan buku KIA.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil penelitian Gambaran Motivasi Intrinsik Ibu Balita untuk Memanfaatkan Buku KIA di Posyandu Manggis Desa Panekan Kecamatan

Panekan Kabupaten Magetan.

Pelaksanaan penelitian selama 1 hari pada tanggal 30 Maret 2017, diperoleh responden 31 ibu balita. Dan ibu balita yang tidak menjadi responden 31 ibu balita yang keseluruhan masuk kriteria eksklusi, dimana 5 dari ibu balita mengatakan kalau buku KIA tertinggal di rumah, 8 dari ibu balita mengaku tidak mempunyai buku KIA karena hilang, dan 10 dari ibu balita mengaku tidak mempunyai buku KIA karena rusak dan 8 dari ibu bailta tidak mau menjadi responden. Keseluruhan jumlah ibu balita adalah 62 orang. Dalam penelitian ini yang menjadi responden 31 ibu balita yang keseluruhan masuk kriteria inklusi. Dimana seluruh anggota populasi diteliti sehingga tidak ada sampel dan teknik sampling. Pengambilan data dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Data Umum

Gambaran Umum Posyandu Manggis terletak di desa Panekan bertempat pada rumah salah satu kader Posyandu Manggis. Kegiatan Posyandu dilaksanakan di halaman rumah yang luas dengan 5 meja kader, yang terdiri dari meja 1: pendaftaran, meja 2: penimbangan, meja 3: pengisian buku KIA (KMS), meja 4: penyuluhan, meja 5: pelayanan oleh tenaga kesehatan seperti KB, imunisasi dan pengobatan. Dan terdapat antingan atau timbangan bayi balita. Jumlah kader keseluruhan di Posyandu Manggis adalah 5 orang dengan 2 orang petugas kesehatan yaitu Bidan dan Perawat.

Karakteristik Ibu balita Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan ibu balita di

Posyandu Manggis Desa panekan

Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(5)

Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Gambar 1 Karakteristik Ibu balita Berdasarkan Pekerjaan di

Posyandu Manggis desa Panekan

kecamatan Panekan kabupaten

Magetan tahun 2017.

Berdasarkan Gambar 1 di atas diketahui bahwa sebagian besar ibu balita 11 ibu balita (35,5%) bekerja sebagai pegawai swasta dan 11 ibu balita (35,5%) bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Karakteristik Ibu balita Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan ibu balita di Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Berdasar Tabel 2 di atas diketahui bahwa sebagian besar ibu

balita 12 ibu balita (38,7%)

berpendidikan SLTA. Data

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Karakteristik Ibu balita Berdasarkan Umur

Pekerjaan ibu balita di Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan

Panekan Kabupaten Magetan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Berdasar Gambar 3 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden 22 responden (71%) berusia antara 20-30 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Data Khusus

Gambaran Motivasi Intrinsik Ibu balita untuk Memanfaatkan Buku KIA di

Posyandu Manggis Desa panekan

Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan tahun 2017.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi

Intrinsik Ibu Balita untuk

Memanfaatkan Buku KIA di

Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan Tahun 2017.

Sumber: Data primer yang diolah, 2017 Berdasar Tabel 1 di atas diketahui bahwa distribusi frekuensi motivasi intrinsik ibu balita untuk memanfaatkan buku KIA di Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan, sebagian besar dari 31 ibu balita yang diteliti didapatkan 25 ibu balita (81%) memiliki motivasi tinggi, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1

(6)

Pembahasan

Berdasarkan Gambar 1

diketahui bahwa sebagian besar ibu balita di Posyandu Manggis Desa

panekan Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan terdapat 11 ibu balita (35,5%) bekerja sebagai pegawai swasta dan 11 ibu balita (35,5%) bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Karena pekerjaan ibu balita sebagian besar adalah sebagai pegawai swasta dan IRT maka dengan ini ibu balita memiliki banyak waktu untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan

balitanya dengan memanfaatkan buku KIA. Padahal Notoatmodjo (2010),

mengatakan bahwa bekerja pada

umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Namun pada

kenyataannya ibu balita banyak yang memanfaaatkan buku KIA. Pekerjaan berkaitan dengan seberapa besar penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini di dasari oleh pernyataan Thomas yang di kutip oleh Notoatmodjo (2010), Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Selain itu menurut

Pedoman Umum Manajemen

Penerapan Buku KIA (2015), agar pemanfaatan buku KIA dapat optimal seperti yang diharapkan, maka perlu penekanan kepada ibu balita untuk meluangkan waktu yang lebih dalam memperhatikan petunjuk/pesan buku

KIA terutama dalam memantau

kesehatan dan perkembangan anaknya. Berdasar Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar ibu balita di

Posyandu Manggis Desa panekan

Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan terdapat 12 ibu balita (38,7%) berpendidikan SLTP. Karena pendidikan ibu balita relatif rendah, maka kemungkinan pengetahuan merekapun

akan rendah. Namun pada

kenyataannya motivasi ibu balita tinggi. Hal ini didasari oleh pernyataan Notoatmodjo (2010), Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Data yang diketahui bahwa pendidikan ibu balita yang relatif rendah, tidak menuntut kemungkinan mempunyai pengetahuan

yang rendah tentang manfaat

menggunakan buku KIA. Sehingga motivasi terhadap memanfaatkan buku KIA juga rendah. Notoadmodjo (2010),

pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan.

Dengan demikian solusi penting terhadap pendidikan ibu balita yang

relatif rendah adalah dengan

memberikan penyuluhan/edukasi terkait pesan-pesan dan manfaat buku KIA,

Pedoman Umum Manajemen

Penerapan Buku KIA (2015).

Berdasar Gambar 3 diketahui bahwa sebagian besar ibu balita di

Posyandu Manggis Desa panekan

Kecamatan Panekan Kabupaten

Magetan terdapat 22 ibu balita (71%) berumur antara 20-30 tahun. Karena umur ibu balita sebagian besar 20-30 tahun, maka lebih mudah dalam menerima informasi., pada usia lanjut IQ

akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosakata dan pengetahuan umum. Sedangkan pada usia dewasa muda (20-30 tahun) merupakan periode pertumbuhan fungsi tubuh dalam tingkat yang optimal, dibarengi tingkat kamatangan emosional, intelektual dan

sosial, sedangkan usia dewasa

pertengahan (41-50tahun) secara umum merupakan puncak kejayaan sosial, kesejahteraan, sukses ekonomi dan stabilitas. Dengan ini umur sangat mempengaruhi motivasi. Diketahui bahwa ibu balita sebagian besar berusia 20-30 tahun maka ibu balita lebih

(7)

menerapkan pesan-pesan yang terdapat pada buku KIA. Motivasi orang yang berusia lanjut dalam pengalaman belajar mungkin lebih sulit dari orang yang masih muda. Dengan demikian untuk meningkatkan peran serta ibu balita dalam memanfaatkan buku KIA dalam memanfaatkan buku KIA, menurut Notoatmodjo (2010), adalah dengan diskusi dan partisipasi, dimana

memberikan informasi tentang

kesehatan tidak bersifat satu arah saja, tetapi juga keaktifan berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya,

Berdasarkan Tabel 1 sebagian besar ibu balita di Posyandu Manggis Desa panekan Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan terdapat (81%) memiliki motivasi tinggi tentang memanfaatkan Buku KIA. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi memiliki alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu, motivasi itu dilakukan didasari keinginan ibu balita untuk memperoleh sesuatu yang ingin dicapai. Motivasi

tinggi sangat menguntungkan

mengingat pentingnya pemantauan kesehatan bayi balita agar bisa mencapai derajat kesehatan yang optimal. Masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental, dan emosional. Jika di masa

balita tidak dipantau tumbuh

kembangnya, maka balita akan masuk dalam periode kritis dimana berbagai penyakit, kekurangan gizi, serta kekurangan kasih sayang maupun kekurangan stimulasi pada usia ini akan

membawa dampak negatif yang

menetap sampai masa dewasa bahkan sampai usia lanjut.

Balita yang mengalami

hambatan atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan akan berdampak pada periode kehidupan selanjutnya. Pemenuhan kebutuhan itu mulai dari aspek fisik, hingga biologis seperti pemenuhan gizi, kebersihan, imunisasi, vitamin A, dan pelayanan kesehatan yang bermutu. Selain itu, stimulasi yang memadai pada usia balita akan

meningkatkan kelangsungan hidup anak dan mengoptimalkan kualitas anak sebagai generasi penerus.

Dengan motivasi tinggi ibu balita mempunyai kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi bayi balitanya. Sementara itu dengan adanya motivasi tinggi terdapat peluang besar untuk memanfaatkan buku KIA dengan baik sesuai standar. Dan upaya memonitor kesehatan bayi balita apabila terdapat

gangguan perkembangan dapat

dilakukan secara dini oleh ibu balita dan petugas kesehatan. Karena buku KIA merupakan buku resmi dan satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan terutama kesehatan anak sampai umur lima tahun.

Karena motivasi merupakan pendorong terbentuknya perilaku atau

tindakan yaitu tindakan untuk

memanfaatkan buku KIA. Hal ini di dasari oleh pernyataan Sunaryo dalam Notoatmodjo (2010), menjelaskan

bahwa motif merupakan suatu

penggerak keinginan. Rangsangan motif atau motivasi berasal dari kata latin “Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau

berperilaku. Simamora (2004),

menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Selain itu

Nursalam (2013), mengemukakan

bahwa motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dari dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik serta kegiatan yang menarik.

Selain itu tidak hanya motivasi yang mempengaruhi perilaku, atau

tindakan yaitu tindakan untuk

memanfaatkan buku KIA. Hal ini didasari pernyataan dari Notoatmodjo

(8)

(2010), menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku, faktor

tersebut mencakup pengetahuan

merupakan ranah yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan cenderung

tidak bersifat langgeng atau

berlangsung lama. Sikap individu tidak terlepas dari perilaku, sebab proses

terjadinya perilaku seseorang

berlangsung karena adanya sikap orang terhadap objek. Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berfikir dalam menghadapi pekerjaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan, sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Dalam penerapannya banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya motivasi, hal ini didasari oleh pernyataan Taufik (2007),

menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi ada 2 yaitu: motivasi intrinsik (Kebutuhan, harapan, minat) dan motivasi ekstrinsik (Dorongan keluarga, lingkungan, imbalan). Motivasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas. Hal ini didasari pernyataan dari Notoatmodjo (2010), menyebutkan bahwa faktor kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan

keputusan. Selain itu tingkat

pengetahuan akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga semakin tinggi kesadaran untuk berperan serta.

Sementara itu menurut

Pedoman Umun Manajemen Penerapan Buku KIA (2015), mengatakan untuk

mendukung penggunaan buku KIA

dilakukan penyuluhan/pendekatan

edukatif kepada ibu balita untuk

memotivasi dan menggerakkan

pemanfaatan buku KIA dan pelatihan untuk para kader yang berada ditengah-tengah masyarakat membantu petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu. Agar pemanfaatan buku KIA dapat optimal seperti yang diharapkan, maka perlu penekanan kepada ibu balita untuk meluangkan waktu yang lebih dalam memperhatikan petunjuk/pesan buku

KIA terutama dalam memantau

kesehatan dan perkembangan anaknya.

Selain itu perlu peningkatan

pemantauan pelaksanaan penggunaan

buku KIA oleh dinas/depkes.

Diharapkan ibu balita termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan pesan-pesan yang terdapat pada buku KIA secara maksimal dan sesuai standar. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Posyandu Manggis Desa

panekan Kecamatan Panekan

Kabupaten Magetan pada tanggal 30 Maret 2017, maka dapat disimpulkan gambaran motivasi intrinsik ibu balita untuk memanfaatkan buku KIA adalah tinggi.

Saran

Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan tempat penelitian baik pengelola program KIA baik di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan melakukan perbaikan yang positif dan melakukan tindak lanjut kebijakan kesehatan yang menyangkut kesehatan ibu dan anak.

Bagi Ibu Diharapkan ibu rutin datang ke Posyandu sampai anak berusia 5 tahun supaya mendapat informasi mengenai perkembangan dan dapat memonitor kesehatan anak dengan penerapan pesan-pesan yang terdapat pada Buku KIA.

(9)

Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat ikut peran serta dalam memonitor kesehatan balita disekitarnya

apabila terdapat gangguan

perkembangan.

Bagi Pelayan Kesehatan

Diharapkan pelayan kesehatan

memberikan penyuluhan kepada

masyarakat khususnya ibu balita serta menggerakkan kader.

Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan Institusi pendidikan memiliki banyak bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2015).

Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA. Jakarta:

Depkes RI dan JICA.

. (2004). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA. Jakarta:

Depkes RI dan JICA.

_______. (2009). Pedoman Umum

Manajemen Penerapan Buku KIA. Jakarta: Depkes RI dan

JICA.

_______. (2009). Buku Kesehatan Ibu

dan Anak. Jakarta: Depkes RI

dan JICA.

_______. (2009). Sistem Kesehatan

Nasional. Jakarta: Depkes RI dan

JICA.

_______. (2010). Buku Kesehatan Ibu

dan Anak. Jakarta: Depkes RI

dan JICA.

Hidayat, A.A.A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data, Jakarta:

Salemba. Medika

Hasanah, Husnul. (2012). Petunjuk

Penggunaan Buku KIA.

www.husnulhasanahbidan.blog spot.com. Diakses tanggal 07 Maret 2017. Pukul 09.30 WIB. Mufdlilah. (2009). Antenatal Care

Focused. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010).

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

_______. (2013). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_______. (2007). Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_______. (2008). Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

_______. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Nursalam. (2002). Manajemen

Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba

Medika.

_______. (2013). Konsep dan

Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Riyanto. A. (2011). Aplikasi Metodologi

Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:

Nuha Medika.

Simamora, Bilson. (2002). Panduan

Riset Perilaku Konsumen,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

_______. (2004). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama. Sudrajat, Akhmat (2008), teori-teori

motivasi.

www.akhmadsudrajat.wordpres s.com. Diakses tanggal 10 Maret 2017. Pukul 09.45 WIB. Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

_______. (2014). Prosedur Penelitian

suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta. _______. (2007). Metode Penelitian

Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Gambar

Tabel  1  Distribusi  Frekuensi  Motivasi  Intrinsik  Ibu  Balita  untuk  Memanfaatkan  Buku  KIA  di  Posyandu  Manggis  Desa  panekan  Kecamatan  Panekan  Kabupaten  Magetan Tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan permainan konstruktif yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Sambiroto, dan aspek perkembangan apa

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rumus persentase :.. Sedangkan pada siklus I persentase yang dicapai oleh siswa adalah 69% yang berada dalam kategori baik. Pada siklus

[r]

Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa sholawat serta salam

Hal seperti ini terjadi karena di satu sisi ada masyarakat yang memiliki tanah pertanian yang luas namun tidak bisa mengolahnya dan tanah tidak produktif atau masalah

Dengan menggunakan studi kasus, tulisan ini melihat secara positif bahwa model-model baru hijab tidak hanya telah memberikan sejumlah alternatif gaya berbusana muslimah, tetapi

Jumlah anak akan mempengaruhi status gizi anak dalam keluarga tak terkecuali anak balita. Dengan banyaknya jumlah anak dalam keluarga maka kebutuhan makanan yang

5. Pejabat lain yang dipandang perlu.. Tulislah nama pejabat yang membuat pernyataan. Tulislah NIP dari pejabat yang membuat pernyataan. Tulislah pangkat dan golongan ruang dari