• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO, Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO, Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

(2) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tidak terhingga, sehingga mulai dari tahap perencanaan, koordinasi, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi sampai pada pelaporan hasil kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal dapat dilaksanakan dengan baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat tentang pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan menghasilkan target capaian kinerja sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015, sesuai dengan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2012-2017. Program yang dimaksud yakni: (1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; (2) Program Pembangunan Desa Tertinggal; (3) program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; (4) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa; (5) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa; (6) Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga; (7) Program Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; dan (8) program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur. Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan tingkat akuntabilitas kinerja yang tinggi. Hasil capaian kinerja sasaran strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan, baik bagi kesejahteraan masyarakat maupun dan kemajuan pembangunan di desa tertinggal sebagaimana yang dilaporkan dalam LAKIP BPM-PDT tahun 2014 ini. Gorontalo, Januari 2016 KEPALA BPM-PDT PROVINSI GORONTALO,. Drs. SLAMET S.K. BAKRI, M.Sc PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 196708241990021002. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. i.

(3) DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ................................................................................................................. i. Ringkasan Eksekutif ......................................................................................................... ii. Daftar Isi ........................................................................................................................... vii. Daftar Tabel ...................................................................................................................... viii. Daftar Gambar................................................................................................................... ix. BAB I. BAB II. BAB III. BAB IV LAMPIRAN ;. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1.2. Sejarah Organisasi......................................................................... 1.3. Kedudukan Tugas dan Fungsi........................................................ 1.4. Struktur Organisasi ........................................................................ 1.5. Sumber Daya (RESOURCE) BPM-PDT......................................... 1.6. Sistematika Laporan....................................................................... PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA .......................................... 2.1. Rencana Strategis ......................................................................... 2.1.1 Visi dan Misi ......................................................................... 2.1.2 Tujuan dan Sasaran BPM-PDT ............................................ 2.1.3 Strategi dan Kebijakan BPM-PDT ........................................ 2.1.4 Kebijakan .............................................................................. 2.2. Penetapan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama .............. 2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2013....................................................... 1 1 2 2 3 5 9 11 11 11 12 13 14 14 15. AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN ....................................... 3.1. Pengukuran Kinerja ...................................................................... 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama.................................................... 3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja ......................................................... 3.3. Akuntabilitas Keuangan.................................................................. P e n u t u p .............................................................................................. 17 17 17 19 25 30.  Formulir Penetapan Kinerja Tahun 2015  Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)  Formulir Pengukuran Kinerja (PKK). Lakip BPM-PDT Tahun 2015. ix.

(4) DAFTAR TABEL 1.1.. Jumlah Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan. …............... 5. Pembangunan Desa Tertinggal 1.2.. Distribusi Pegawai Pemberdayaan Masyarakat Dan. …............... 6. Pembangunan Desa Tertinggal 1.3.. Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan. …............... 7. 1.4.. Realisasi Alokasi APBD pada SKPD BPM-PDT Selang. …............... 8. Tahun 2012-2013-2014-2015 2.1.. Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama. …............... 15. 2.2.. Penetapan Kinerja BPM-PDT Tahun 2015. …............... 16. 3.1. Pencapaian Target kinerja BPM-PDT Tahun 2015. …............... 18. 3.2.. Pencapaian IKU 1 - 3 Tahun 2015. …............... 19. 3.3.. Pencapaian IKU 4 - 5 Tahun 2015. …............... 21. 3.4.. Pencapaian IKU 6 - 7 Tahun 2015. …............... 22. 3.5. Pencapaian IKU 8 - 9 Tahun 2015. …............... 24. 3.6.. Realisasi Keuangan Program Kegiatan Tahun 2015. …............... 26. 3.7. Realisasi Keuangan Belanja Tidak langsung BPM-PDT. …............... 29. Tahun 2015. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. ix.

(5) DAFTAR GAMBAR. 1.1.. Bagan Struktur Organisasi BPM-PDT Provinsi Gorontalo. …...................... 4. 1.2.. Komposisi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan. …...................... 13. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. ix.

(6) Lakip BPM-PDT Tahun 2015. i.

(7) RINGKASAN EKSEKUTIF Salah satu sub sistem dari pembangunan nasional adalah Pembangunan Daerah yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat dan memperkuat jati diri serta kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global. Dalam perspektif perencanaan pembangunan, Pemerintah Daerah harus memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel (Good Governance). Kepemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi misi pembangunan daerah dan aspirasi serta cita–cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal terus melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja yang bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran visi dan misi yang merupakan bagian dari proses reformasi birokrasi dan reformasi penganggaran yang lebih affirmatif dan akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholders. Pencapaian kinerja dari pelaksanaan RENSTRA BPM-PDT Tahun 2012-2017 terutama Rencana Kinerja Tahunan BPM-PDT Tahun 2015 sebagaimana diperjanjikan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015. Penyampaian LAKIP BPM-PDT Tahun 2015 ini merupakan kewajiban memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2015. Berangkat dari RPJMD Tahun 2012-2017, dimana BPM-PDT diamanatkan oleh Gubernur Gorontalo untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dibidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal, melalui koordinasi perumusan kebijakan dan implementasi kebijakan di bidang pembangunan daerah tertinggal. BPM-PDT mentargetkan minmal 25 Desa terentaskan dari ketertinggalannya pada tahun 2015. Inilah yang menjadi salah satu sasaran strategis BPM-PDT, selain meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di desa tertinggal, berkurangnya persentase penduduk miskin di. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. ii.

(8) desa tertinggal dan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia yang dilihat dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di desa tertinggal. Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, BPM-PDT melaksanakan program dan kegiatan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan Provinsi Gorontalo, melalui upaya percepatan pembangunan desa tertinggal dan mengawal pengentasan desa tertinggal agar menjadi desa yang maju. Program yang dimaksud yakni: (1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan; (2) Program Pembangunan Desa Tertinggal; (3) program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan; (4) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa; (5) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa; (6) Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga; (7) Program Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan; dan (8) program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur. Pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan tingkat akuntabilitas kinerja yang tinggi. Ekonomi Gorontalo tahun 2015 tumbuh 6,23 persen melambat dibanding tahun 2014 sebesar 7,27 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 10,64 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 8,85 persen. Ekonomi Gorontalo triwulan IV-2015 bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 7,67 persen, lebih lambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 8,09 persen. Ekonomi Gorontalo triwulan IV-2015 mengalami kontraksi -3,38 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh minus 14,05 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor. Berdasarkan survei pada September 2015 persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo sebesar 18,16 persen. Angka ini turun dibandingkan persentase penduduk miskin Maret 2015 yaitu 18,32 persen. Berarti selama kurun waktu 6 (bulan) telah terjadi penurunan sebesar 0,16 persen; Jumlah penduduk miskin Maret 2015 di Provinsi Gorontalo sebanyak 206.843 jiwa, sementara jumlah penduduk miskin September 2015 sebanyak 206.513 jiwa. Dengan. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. iii.

(9) demikian jumlah penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo selama periode Maret 2015September 2015 berkurang sebanyak 330 jiwa; Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo pada Maret 2015 sebesar Rp263.652 per kapita per bulan dan pada September 2015 menjadi Rp274.961 per kapita per bulan. Ini berarti mengalami kenaikan sebesar Rp11.309 per kapita per bulan, atau naik sebesar 4,29 persen; Selama kurun waktu 6 (enam) bulan, jarak antara rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan menjadi semakin kecil. Hal ini ditunjukkan oleh semakin turunnya Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yaitu dari 3,967 pada Maret 2015 menjadi 3,076 pada September 2015. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo Tahun 2015. RINCIAN. INDIKATOR PERSENTASE PENDUDUK MISKIN/PO (%). JUMLAH PENDUDUK MISKIN (JIWA). MARET 2015. 6,48. 25.365. SEPTEMBER 2015. 6,84. 27.007. PERUBAHAN. 0,36. 1.642. MARET 2015. 24,62. 181.478. SEPTEMBER 2015. 24,17. 179.506. PERUBAHAN. -0,45. -1.972. MARET 2015. 18,32. 206.843. SEPTEMBER 2015. 18,16. 206.513. PERUBAHAN. -0,16. -330. PERKOTAAN. PERDESAAN. KOTA + DESA. Percepatan pembangunan desa tertinggal perlu ditingkatkan agar target pembangunan pada tahun 2015 dapat tercapai, dengan lebih menempatkan program-program pembangunan yang afirmatif (keberpihakan) kepada desa tertinggal. Capaian kinerja yang Lakip BPM-PDT Tahun 2015. iv.

(10) optimal terdapat pada sasaran berkembangnya desa tertinggal, dengan target di tahun 2015 adalah 25 desa tertinggal dan realisasinya adalah 25 desa tertinggal atau sebesar 100 %. Pencapaian kinerja input penyerapan anggaran BPM-PDT Tahun 2014 realisasinya paling tinggi jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu 98,27 %, hal ini berarti kegiatan yang terealisasi pada tahun 2015 lebih baik dari tahun sebelumnya. Postur anggaran BPM-PDT lebih menitik beratkan pada kegiatan Bantuan Sosial (BANSOS) sebesar 71 % dari total anggaran, yang memang menjadi fokus untuk memacu pembangunan di desa tertinggal di Provinsi Gorontalo. Grafik . Postur Anggaran BPM-PDT Tahun Anggaran 2014 Belanja Belanja Konsultansi; Perjalanan 0,19 Dinas; 13,16. Belanja Pegawai; 5,86 Belanja Barang dan Jasa; 16,93. Belanja Modal; 1,31. Belanja Bantuan Sosial 71%. Masih ditemui kendala baik internal maupun eksternal dalam pelaksanaan program dan kegiatan BPM-PDT di tahun 2014, diantaranya yakni; (1) belum optimalnya peran koordinasi baik dalam perumusan kebijakan maupun dalam implementasi kebijakan antara BPM-PDT dengan Dinas/badan terkait dan pemerintah Kabupaten/Kota; (2) masih lemahnya fungsi manajemen dalam pelaksanaan kewenangan dan tugas pokok serta fungsi di di lingkungan BPM-PDT; dan (3) kegiatan yang dilakukan oleh BPM-PDT masih belum tepat sasaran dan tepat guna bagi masyarakat dan desa tertinggal, masih banyak kegiatan yang output-nya belum dapat memberikan kontribusi pada pencapaian outcome BPM-PDT; Untuk pencapaian kinerja yang lebih baik lagi, BPM-PDT melakukan pembenahan internal dan eksternal diantaranya: (1) membenahi komponen-komponen utama dari manajemen kinerja yang masih belum sesuai guna meningkatkan kompetensi aparatur dan. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. v.

(11) kinerja BPM-PDT; (2) Peningkatan peran koordinasi baik dalam perumusan kebijakan maupun implementasi kebijakan yang merupakan tugas pokok utama BPM-PDT, dengan pelaku pembangunan desa tertinggal; (3) membenahi manajemen pengolahan data pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan; (4) peningkatan kualitas belanja dan fokus kegiatan yang memiliki output jelas dan berkontribusi pada pencapaian sasaran strategis BPM-PDT pada lokasi-lokasi daerah tertinggal yang tepat dan membutuhkan; (5) Perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan melalui penyusunan dan penerbitan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) di di lingkungan BPM-PDT; dan (6) Penguatan sistem pengendalian internal dan sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan BPM-PDT yang dapat mendorong peningkatan kompetensi aparatur BPM-PDT Provinsi Gorontalo. Melalui LAKIP BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini, semoga dapat menjadi masukan yang konkrit untuk perbaikan kinerja program maupun sasaran strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo di tahun berikutnya. Dengan harapan bahwa target dari sasaran strategis yang diamanatkan dalam RPJMD dan RENSTRA BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 20122017 dapat diwujudkan, sehingga masyarakat di desa tertinggal bisa menikmati kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan sebagaimana yang telah dialami oleh masyarakat di desa yang sudah maju. Dengan demikian, pemerataan yang berkeadilan tidak lagi menjadi slogan, namun benar-benar menjadi kenyataan. Efektifitas pembangunan desa tertinggal di tentukan oleh banyak faktor yang saling terkait dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan dukungan kuat dari para pihak terkait mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap monitoring dan evaluasi dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Oleh karena itu keterpaduan dan sinergitas menjadi hal yang mutlak dan perlu pembuktian di tingkat lapangan.. Lakip BPM-PDT Tahun 2015. vi.

(12) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna,. berhasil. guna,. bersih. dan. bertanggung. jawab. serta. memantapkan pelaksanaan kinerja instansi pemerintah sebagai perwujudan good governance dengan prinsip yang mendasarinya yaitu transparansi, partisipasi dan akuntabilitas diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, karena itu diterbitkan Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mewajibkan setiap instansi. pemerintah. sebagai. unsur. penyelenggara. negara. untuk. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagai implementasi Peraturan Presiden tersebut dan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka BPM-PDT sebagai SKPD yang dibentuk melalui Peraturan Daerah untuk mengemban amanah dalam melaksanakan program dan kegiatan menyangkut bidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) BPMPDT sebagai perwujudan akuntabilitas kinerja yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan. Penyusunan LKIP Tahun 2015 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan. Dasar hukum dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yaitu :  Undang-Undang nomor 38 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (lembaran negara nomor 4060);. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 1.

(13)  Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 104, tambahan lembaran negara RI nomor 4421);  Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran negara RI tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara RI nomor 4437);  Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;  Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;  Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah Provinsi Gorontalo (Badan Pemberdayaaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal). B. Sejarah Organisasi Sejak terbentuknya BPM-PDT Provinsi Gorontalo ini. sudah 3 kali. mengalami perubahan nomenklatur. Pertama dibentuk setelah 3 tahun lahirnya Provinsi. Gorontalo. pada. tanggal. 29. Pebruari. 2001,. Dasar. Hukum. pembentukannya untuk pertama kali yaitu Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 dengan nama Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) yang tugas dan fungsinya terfokus pada Pemberdayaan Masyarakat Desa. Perubahan kedua, BPMD berubah nomenklatur menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Penanggulangan Kemiskinan (BPMD-PK) sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 yang tidak hanya fokus pada pemberdayaan. masyarakat. desa. saja. namun. juga. penanggulangan. kemiskinan. Perubahan yang ketiga di akhir tahun 2013, BPMD-PK berubah nomenklatur menjadi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal (BPM-PDT) disahkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 13 tanggal 28 Oktober 2013 tentang Peraturan Daerah Nomor. 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga. Teknis. Daerah. Provinsi. Gorontalo. (Badan. Pemberdayaaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal) yang tugas pokok dan fungsinya fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal.. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 2.

(14) Sejak terbentuknya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal (BPM-PDT) telah melewati beberapa kali pergantian kepemimpinan yaitu : 1). Tahun 2003 – 2005. :. Drs Mohammad Abdullah (Alm). 2). Tahun 2005 - 2006. :. Dr. Ir. Dowwes Dekker M. M.Si. 3). Tahun 2006 – 2007. :. Drs Idrus Biki.. 4). Tahun 2007 –Februari 2012. :. Ir. Hi. Ishak Ntoma, M.Si. 5). Februari 2012 - September 2015. :. Drs Risjon K. Sunge, M.Si. 6). September 2015 – Sekarang. :. Drs. Slamet S.K. Bakri, M.Sc. BPMD atau BPM-PDT sejak terbentuknya, memiliki peran strategis selaku institusional yang melaksanakan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat dalam tingkatan unit dan satuan pada badan Provinsi dalam kerangka otonomi daerah dan tugas sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri RI dan Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal dalam tugas-tugas operasional pemberdayaan masyarakat sampai tingkat desa/kelurahan. C. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 13 tanggal 28 Oktober 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja LembagaLembaga. Teknis. Daerah. Provinsi. Gorontalo. (Badan. Pemberdayaaan. Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal), mempunyai fungsi membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagaian tugas pemerintahan di bidang urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa Sebagai penjabaran dari pencapaian fungsi diatas maka telah ditetapkan Rencana. Strategis. Badan. Pemberdayaan. Masyarakat. Desa. dan. Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017, yang berisikan tahapan pelaksanaan program/kegiatan. Sebagai instansi Pemerintah Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan. pelaksanan. tugas. pokok. dan. fungsi. yang. diamanatkan oleh masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja BPM – PDT Provinsi Gorontalo dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan kinerja yang dicapainya.. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 3.

(15) FUNGSI BPM-PDT a. Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya; b. Penunjang. penyelenggaraan. pemerintahan. daerah. dan. tugas. dekosentrasi; c. Melaksanakan. kebijakan. dibidang. pemberdayaan. masyarakat. dan. pembangunan desa tertinggal; d. Melaksanakan. koordinasi,. monitoring. dan. evaluasi. dibidang. pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya KEWENANGAN BPM-PDT a. Menyusun rencana program/kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal; b. Melaksanakan. pemantauan. dan. evaluasi. terhadap. pelaksanaan. program/kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal; c. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa tertinggal.. D. Struktur Organisasi Susunan organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo terdiri dari : 1. Kepala Badan 2. Unsur pembantu pimpinan terdiri dari : 1. Sekretaris Badan terdiri dari : a) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; b) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; c) Sub Bagian Keuangan; 2. Bidang Usaha Pengembangan Ekonomi Masyarakat terdiri dari: a) Sub Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan dan Desa Tertinggal; b) Sub. Bidang. Lembaga. Ekonomi. Masyarakat. Perdesaan. dan. Masyarakat Tertinggal; 3. Bidang Kelembagaan dan Sosial Budaya terdiri dari : a) Sub Bidang Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa/Kelurahan; b) Sub Bidang Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat. 4. Bidang Penanggulangan Kemiskinan terdiri dari :. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 4.

(16) a) Sub Bidang Pengembangan SDM, Partisipasi Dan Keswadayaan Masyarakat; b) Sub Bidang Perlindungan Rumah Tangga Miskin. 5. Bidang Pembangunan Desa Tertinggal terdiri dari : a) Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Teknologi Tepat Guna Perdesaan; b) Sub Bidang Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan Tertinggal. Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi BPM-PDT Provinsi Gorontalo. KEPALA BPM-PDT. SEKRETARIS JABATAN FUNGSIONAL SUBAG PERENCANAAN & EVALUASI. SUBAG KEUANGAN. SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN. BIDANG USAHA PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT. BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BIDANG PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL. BIDANG KELEMBAGAAN & SOSIAL BUDAYA. Subbid Usaha Ekonomi Masyarakat Perdesaan dan Desa Tertinggal. Subbid Pengembangan SDM, Partisipasi & Keswadayaan Masyarakat. Subbid Pendayaagunaan SDA & TTG Perdesaan. Subbid Peningkatan Kapasitas Pemerintahan, Masyarakat. Subbid Lembaga Ekonomi Masyarakat Perdesaan & Masyarakat Tertinggal. Subbid Perlindungan Rumah Tangga Miskin. Subbid Sarpras Kawasan Perdesaan Tertinggal. Subbid Pemberdayaan Adat Dan Sosial Budaya Masyarakat. E. Sumber Daya (Resource) BPM-PDT BPM-PDT sebagai salah satu organisasi publik lingkup Pemerintah Provinsi Gorontalo, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya membutuhkan sumber daya. yang dapat menggerakkan roda organisasi.. Sumber daya (resources) yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD diidentifikasi sbb ;. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 5.

(17) 1. Sumber Daya Manusia Secara umum fungsi SDM aparatur menjadi lebih kompleks tidak sekedar fungsi pengaturan, pengelolaan, dan pengendalian saja, akan tetapi lebih berorientasi. pada. fungsi. pemberdayaan. (empowering),. kesempatan. (enabling), keterbukaan (democratic), dan kemitraan (partnership) dalam pengambilan keputusan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik. Dalam mendukung peran kerja maka hingga bulan Desember 2015 Jumlah pegawai BPM-PDT sebagaimana dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.1. Jumlah Pegawai BPM-PDT (Keadaan Sampai Bulan Desember 2015) No. Pegawai. L. P. Jumlah. 1 2 3 4. Pegawai Negeri Sipil Pegawai Tidak Tetap Tenaga Penunjang Kegiatan Tenaga Satker PNPM TOTAL. 32 1 13 4 50. 19 2 1 22. 51 1 15 5 72. Tabel 1 ; 1.1 Data pilah PNS dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo. Jumlah pegawai yang menggerakkan roda organisasi BPM-PDT Prov Gorontalo adalah berjumlah 72 orang dengan komposisi sebagaimana pada tabel I.1 diatas. Dan sebagai pegawai adminitrasi pendukung dalam program PNPM sejumlah 5 orang yang direkrut sesuai kebutuhan dan bekerja selama 1 tahun anggaran.. Jadi total jumlah pegawai yang menggerakkan roda. organisasi BPM-PDT saat ini sebanyak 72 orang. Pegawai BPM-PDT yang berjumlah 72 orang tersebut dibagi ke dalam bidang, sub bidang teknis dan sekretariat, yang secara umum sebagaimana terpilah dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.2. Distribusi Pegawai BPM-PDT (Keadaan Sampai Bulan Desember 2015) No. URAIAN. L. P. JUMLAH. 10. 6. 16. Bidang Usaha Pengembangan Ekonomi Masyarakat. 5. 2. 7. Bidang Kelembagaan Dan Sosial Budaya. 5. 7. 12. 5. Bidang Penanggulangan Kemiskinan. 7. 2. 9. 6. Bidang Pembangunan Desa Tertinggal. 4. 2. 6. 7. Pegawai Tidak Tetap. 1. -. 1. 8. Tenaga Penunjang Kegiatan. 13. 2. 15. 9. Tenaga Satker PNPM. 4. 1. 5. 1. Kepala Badan. 1. 2. Sekretaris. 3 4. 1. 50 22 Tabel 2 ; 1.2 Data terpilah PNS laki-laki & perempuan dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 72. 6.

(18) Secara lebih jelas menyangkut pendidikan dari komposisi masing-masing bidang terurai dalam tabel dibawah ini:. NO. Tabel 1.3. Distribusi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN. JUMLAH. PNS. PTT. SATKER. S-2. 9. -. -. 9. 2. S-1. 23. 1. 5. 29. 3. D-3. 5. -. -. 3. 4. SMA/ SLTA. 14. 15. -. 31. 51. 16. 5. 72. PNPM 1. Tabel 3 ; 13 Data terpilah PNS dan PTT BPM-PDT Prov Gorontalo. Gambar I.2. Grafik Komposisi Pegawai BPM-PDT Berdasarkan Tingkat Pendidikan 50 40 30 20 10 0. S-2. S-1. D-3. SMA/SLTA. Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian – Desember 2015. Berdasar atas gambar 1.2, terlihat bahwa jumlah tingkat pendidikan paling besar adalah golongan berpendidikan S-1. 2. Sumber Daya Anggaran Faktor lain yang sangat menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi adalah sumber daya anggaran. Sumber Daya Anggaran digunakan sesuai. rencana. dan prioritas program,. menganut. proporsi. belanja. sebagaimana ketentuan pemerintahan Drs. Rusli Habibie, M.AP dan DR. Drs Idris Rahim, MM bahwa setiap SKPD proporsi anggaranya. 70 : 30. (belanja langsung masyarakat 70 % dan belanja tidak langsung 30% khususnya APBD). BPMD-PDT yang digunakan selama Anggaran dan Realisasi Pendanaan 2015 adalah sebagai berikut;. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 7.

(19) Tabel 1.4. Realisasi Alokasi APBD pada SKPD BPM-PDT Provinsi Gorontalo Selang Tahun 2012-2015 URAIAN PENDAPATAN/BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal. Anggaran Pada Tahun 2012 16.864.929.700 4.197.929.700. 2013 24.436.798.209 3.766.798.209. 2014 30.464.492.470 3.872.618.008. 2015 30.005.461.538 6.029.006.788. 12.667.000.000. 20.670.000.000. 26.591.874.462. 23.976.454.750. 605.887.700. 552.450.000. 684.034.462. 434.280.000. 11.790.512.300. 19.968.550.000. 25.555.440.000. 22.447.902.750. 270.600.000. 149.000.000. 352.400.000. 1.094.272.000. Sumber: Sub Bagian Keuangan BPM-PDT Prov. Gorontalo. Sebagaimana. tampilan. tabel. 1.4.,. alokasi. penganggaran. APBD. menunjukkan trend peningkatan pembelanjaan dan proporsi antara belanja langsung dan tidak langsung juga menunjukkan komitmen terhadap pengurangan belanja tidak langsung di tahun 2013 dan 2014. Proporsi belanja langsung untuk belanja publik di tahun 2014 mengalami kenaikan karena di tahun tersebut adalah tahun awal pelaksanaan pembangunan desa tertinggal yang menjadi fokus BPM-PDT Provinsi Gorontalo, Hal ini menunjukkan komitmen SKPD BPM-PDT Provinsi Gorontalo terhadap peningkatan pelayanan publik yang pro poor. 3. Sumber Daya Pendukung Lainnya Sumber daya pendukung lainnya selain SDM hal yang cukup menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPM-PDT antara lain berupa; Gedung kantor yang memadai, Ruang kerja yang representatif, Meja Kerja dan Kursi Kerja, Lemari Arsip, Kendaraan Dinas, Komputer, Printer, Mesin Ketik, dll, kondisi sarana dan prasarana pada tahun 2015 dapat dikategorikan masih kurang khususnya kondisi ruangan kantor yang masih terasa panas, sehingga dalam rangka melaksanakan fungsi layanan telah membawa dampak ke kurangnyamanan bekerja sekaligus memiliki dampak negatif terhadap maksimalisasi penerapan sistem layanan. Termasuk beberapa fasilitas pendukung lainnya berupa infocus, Komputer PC yang menjadi target prioritas dalam pembaruan barang dimaksud masih sangat terbatas. F.. Maksud dan Tujuan Penyusunan LKIP Penyusunan LKIP merupakan amanah dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Inpres ini memberikan tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dari LKIP BPM-PDT TAHUN 2015 siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 8.

(20) Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sedangkan pedoman penyusunan LKIP didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Esensi dari SAKIP bagi BPM-PDT Provinsi Gorontalo adalah perwujudan dari implementasi manajemen kinerja di lingkungan BPM-PDT Provinsi Gorontalo, dimana manajemen kinerja yang baik dapat mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan serta Sasaran Stratejik dari BPM-PDT Provinsi Gorontalo. Untuk mewujudkan tujuan dan Sasaran Stratejik tersebut, maka BPM-PDT Provinsi Gorontalo setiap tahun melaksanakan program dan kegiatan yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang terdapat dalam Renstra BPM-PDT Provinsi Gorontalo, serta menjawab Perjanjian Kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) BPM-PDT Provinsi Gorontalo memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai sarana bagi organisasi untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerjanya. Kedua, sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja organisasi dalam upaya memperbaiki kinerja di masa mendatang. Oleh karena itu, maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LKIP BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015 ini mencakup aspek- aspek antara lain: 1) Aspek Akuntabilitas Kinerja, bagi kebutuhan eksternal. organisasi,. dimana. LKIP. Tahun. 2015. sebagai. sarana. pertanggungjawaban BPM-PDT Provinsi Gorontalo atas capaian kinerjanya selama periode tersebut; dan 2) Aspek Manajemen Kinerja, bagi kebutuhan internal organisasi, dimana LKIP Tahun 2015 sebagai sarana evalusi pencapaian kinerja oleh manajemen BPM-PDT Provinsi Gorontalo dalam upaya perbaikan kinerjanya di masa mendatang. G. SISTEMATIKA LAPORAN Berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dalam dokumen LKIP 2015 ini diuraikan tentang Renstra 2012-2017, Renja 2015, Perjanjian Kinerja 2015, dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk perbaikan kinerja maupun pemerintah dimasa mendatang. Secara lebih rinci, muatan dokumen LKIP ini tergambar dalam sistematika laporan, yang tersusun sebagai berikut:. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 9.

(21)  IKHTISAR EKSEKUTIF Menyajikan ringkasan isi LAKIP tahun 2015  Bab I PENDAHULUAN Menyajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.  Bab II PERENCANAAN KINERJA Menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2015.  Bab III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam bab ini diuraikan tentang: A. Capaian Kinerja Organisasi Menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen pelaksanaan strategis organisasi; 4. Analisis. penyebab. keberhasilan/kegagalan. atau. peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian perjanjian kinerja. B. Realisasi Anggaran Menguraikan realisasi anggaran yang digunakan tahun 2015 dan yang telah digunakan beberapa tahun sebelumnya untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.  Bab IV PENUTUP Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkahlangkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.  Lampiran. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 10.

(22) BAB. II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 1. Visi dan Misi Visi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo;. “Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri” Penjelasan Visi 1) Sebagai penjabaran kalimat Visi pembangunan Provinsi Gorontalo maka BPM-PDT mengambil peran untuk melakukan percepatan pembangunan daerah dimulai dari desa dengan konsep dasarnya adalah mewujudkan Masyarakat desa yang mandiri, dengan alasan utamanya antara lain; a. Penduduk miskin lebih banyak di desa; b. Layanan di bidang Kesehatan dan Pendidikan kurang memadai; c. Infrastruktur pedesaan khususnya di desa tertinggal masih kurang mamadai; d. Sistem ekonomi kerakyatan yang. kurang berkembang misalnya. dengan berkembangnya praktek ijon,tengkulak dan renten. 2) Dibalik problematika pembangunan sejak era-sentralisasi sampai era otonomi daerah, sumber daya utama pembangunan nasional bermodal dari hasil sumber daya perdesaan. Tetapi ketika terjadi pembagian hasil dari pembangunan itu, mengapa desa selalu terabaikan. Walau berulang kali diperlakukan demikian, desa tetap mampu bertahan apa adanya akhirnya tanpa kita sadari dari desalah tumbuh suatu kekuatan yang tersembunyi. Pertanyaan yang muncul apakah pembangunan yang kita lakukan selama ini sudah benar-benar membangun dari desa. Mengapa kita tidak mulai pembangunan itu dari desa dan menjadikan mereka subyek, bukan obyek dari pembangunan.. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 11.

(23) Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo:. 1.. Memberdayakan Masyarakat Desa. 2.. Membangun Infrastruktur, Ekonomi, Sosial dan Budaya Di Pedesaan. 3.. Meningkatnya Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Desa. Penjelasan Misi Ketiga misi tersebut merupakan target bagaimana secara bersama antara masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan mekanisme kolaborasi dalam konteks prakarsa pembangunan desa, pemanfaatan sumber daya dan penggunaan anggaran yang efektif sehingga khususnya komunitas desa, pemerintah daerah, pemerintah desa dapat membangun daerahnya. secara. berkelanjutan. berdasarkan. karakteristik. dan. kebutuhannya. Pengembangan kapasitas baik pemerintahan dan komunitas adalah sebuah mekanisme yang menyediakan ruang serta kesempatan bagai para stakeholder. untuk. membangun. kapasitasnya. saling. pengertian. dan. kepercayaan diantara masing-masing pihak dan hal ini merupakan unsur penting dan tak terpisahkan dalam proses percepatan pembangunan daerah. Dalam konsep pembangunan desa dengan prinsip yang dikembangkan berupa;  Agenda pembangunan berbasis fakta dan realitas  Proses perencanaan dilakukan secara terbuka  Para pihak memahami mekanisme dan sistem perencanaan yang saling terintegrasi khususnya mendorong prakarsa partisipasi pembangunan.  Menciptakan nilai-nilai kesetaraan baik laki-laki dan perempuan diantara pihak yang terlibat atau sering disebut dengan issue responsif gender 2. TUJUAN DAN SASARAN BPM-PDT PROV GORONTALO Tujuan 1) Mewujudkan masyarakat desa yang maju dan mandiri dengan menggali karakter, spesifikasi dan potensi lokal desa; 2) Mengembangkan konsep ekonomi kerakyatan melalui efektifitas peran kelembagaan desa;. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 12.

(24) 3) Menumbuhkan kembali semangat dan falsafah kearifan lokal masyarakat desa sebagai nilai dan norma pembangunan; 4) Meningkatkan kwalitas pelayanan publik dasar dalam kaidah kesesuaian kebutuhan masyarakat pemerintah. Pusat,. Desa dan kelurahan dan didukung oleh pemerintah. Provinsi. Kabupaten/Kota. dan. Desa/Kelurahan. Sasaran Sasaran yang akan dicapai yakni: 1) Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal; 2) Optimalisasi Kinerja layanan kelembagaan Pemerintah Desa/Kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa; 3) Meningkatnya. peran. serta. dan. partisipasi. masyarakat. dalam. pembangunan wilayah perdesaan/kelurahan; 4) Terwujudnya. efektifitas. koordinasi. dan. strategi. penanggulangan. kemiskinan, ketersediaan sarana prasarana layanan publik yang cukup memadai; 3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN BPM-PDT PROV GORONTALO STRATEGI Strategi pada level desa/kelurahan dan kecamatan : 1) Melaksanakan persiapan sosial (social preparation) untuk mendorong penyadaran nilai dan norma serta kemampuan mengorganisasi diri setiap masyarakat desa; 2) Melakukan. peningkatan. kapasitas. masyakarakat. dan. pelaku. pembangunan disetiap desa/kelurahan. Strategi pada level kabupaten/kota : 1) Koordinasi & sinkronisasi program ke-PMD-an di level SKPD Provinsi khususnya dengan Kabupaten/Kota; 2) Penyediaan sarana dan prasarana perdesaan; 3) Koordinasi program/kegiatan yang masuk ke desa/kelurahan; 4) Menjadikan masyarakat desa sebagai pelaku utama pembangunan; 5) Memacu. prakarsa. dan. inisiatif. dari. desa. melalui. perencanaan,. pelaksanaan dan pengawasan dari tingkat bawah. Strategi pada level Provinsi : 1) Mempermantap hubungan kelembagaan antar SKPD PMD provinsi, kab/kota, kecamatan dan desa; 2) Memacu peningkatan kinerja makro ekonomi dan infrastruktur perdesaan;. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 13.

(25) 3) Menunjang. pemenuhan. kebutuhan. dasar. masyarakat. (program. pendidikan dan kesehatan gratis); 4) Menjadikan PMD sebagai pintu gerbang program/kegiatan yang masuk ke desa/kelurahan. KEBIJAKAN Kebijakan untuk mencapai tujuan BPM-PDT yang meliputi 6 (enam) aspek mendasar adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan; 2) Meningkatkan kapasitas SDM aparatur pemerintah desa dan masyarakat desa serta penduduk miskin; 3) Mengkoordinasikan dan sinkronisasi berbagai program sektoral dalam pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan; 4) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana bagi masyarakat miskin di perdesaan; 5) Mengembangkan usaha dan lembaga. ekonomi masyarakat pedesaan. dan penduduk miskin; 6) Mengembangkan data yang akurat tentang desa dan penduduk miskin. B. Penetapan Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo juga telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo serta RPJMD tahun 2012-2017. Indikator Kinerja Utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator kinerja yang ada dalam Renstra Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa tertinggal Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 sebagai berikut:. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 14.

(26) Tabel 2.1 Tujuan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama. NO. 1.. SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal. INDIKATOR KINERJA. Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM. - Jumlah Tertinggal terbangun infrastruktur ekonomi.. Desa yang. - Jumlah Tertinggal terbangun infrastruktur sosialnya. Desa yang. LKIP BPM-PDT Prov.. PENJELASAN (Formula Pengukuran, Tipe Penghitungan, Sumber Data) - Rumah Layak Huni (Mahyani) bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan kriteria : (1). Penerima Mahyani berusia minimal 30 tahun, memiliki rumah yang tidak layak huni dan berdiri diatas tanah milik sendiri. (2). Berusia 50 Tahun dan memiliki Tanah untuk bangunan Mahyani. - Sumber Data : Pemutakhiran Basis Data Terpadu. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi meliputi : Pasar Desa, Jalan Tani, Lantai Jemur dan Plat Duicker. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya. Pembangunan Infrastruktur Sosial meliputi : Pembangunan Kantor/Balai Pertemuan, MCK, dan Posyandu/HI/ TPA. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya.. Gorontalo Tahun 2015. 15.

(27) 2.. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/Kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa. Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih. Kelompok Masyarakat (Pokmas) yang difasilitasi Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih. Jumlah aparat desa yg mendapatkan pelatihan pengelolaan perencanaan pembangunan desa. kepala desa/aparat desa yang terlatih. C. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa. yang dimaksud dengan Perjanjian Kinerja adalah. lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah: a. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; b. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; c. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; d. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; e. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2015. Perjanjian Kinerja BPM-PDT tahun 2015 disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan. Secara ringkas, gambaran keterkaitan tujuan, sasaran, indikator kinerja dan target BPM-PDT tahun 2015 adalah sebagai berikut:. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 16.

(28) Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Tahun 2015 NO 1. 2.. 3. SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/Kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa. Meningkatnya peran serta dan Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan wilayah perdesaan/ kelurahan. INDIKATOR KINERJA. TARGET. Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTSM Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosialnya. 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun  20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya. Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih. Persentase Desa Yang Memiliki Profil Desa Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya. Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa Jumlah Cakupan pelaksanaan Kegiatan Operasional Tim Pengerak PKK Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa Jumlah desa dan kelurahan yang dinilai. LKIP BPM-PDT Prov..  20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya  15 Pokmas yang difasilitasi  15 Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih 100 % (50 kel)  75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya  72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 1 kegiatan. 200 orang Kepala Desa yang terlatih. 6 Kab/Kota. 100%. 3 desa/3 kelurahan. Gorontalo Tahun 2015. 17.

(29) 4. Terwujudnya Efektifitas Koordinasi & Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Ketersediaan Sarana Prasarana Layanan Public Yang Cukup Memadai. Jumlah Cakupan Penerapan PNPM Jumlah SKPD Khusus PMD dan RTM Yang Dikooordinasikan Menerima Program. 5 Kab 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP. D. Program untuk Pencapaian Sasaran Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan yang yang telah di tetapkan dalam Renstra BPM-PDT, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program prioritas daerah.. Adapun program-program prioritas untuk mendukung. masing-masing sasaran tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 2.3 Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2015 NO SASARAN PROGRAM A. Terwujudnya pembangunan 1. Program Peningkatan Keberdayaan infrastruktur dasar masyarakat Masyarakat Perdesaan miskin dan desa tertinggal 2. Program Pembangunan Desa Tertinggal B. Optimalisasi kinerja layanan 1. Program Peningkatan Keberdayaan kelembagaan pemerintah Masyarakat Perdesaan desa/kelurahan, serta kelembagaan 2. Program Peningkatan Kapasitas ekonomi masyarakat desa Aparatur Pemerintahan Desa 3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa 4. Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga C.. D.. Meningkatnya peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah perdesaan/kelurahan Terwujudnya efektifitas koordinasi dan strategi penanggulangan kemiskinan, ketersediaan sarana prasarana layanan publik yang cukup memadai. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa. Program Peningkatan Masyarakat Perdesaan. Keberdayaan. Selanjutnya ditetapkan 8 (delapan) Program, 26 (dua puluh enam) kegiatan beserta indikator kinerjanya masing-masing yang dilaksanakan di Tahun 2015 yaitu:. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 18.

(30) 1. Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Input. :. Dana sebesar Rp. 189.200.000,-. Output. :. Terlaksananya pelayanan adimistrasi Perkantoran. Outcomes :. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran. b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran Input. :. Dana sebesar Rp. 1.621.370.000,-. Output. :. Tersedianya serta terpeliharanya sarana dan prasarana penunjang pada 4 bidang dan Sekretariat Lingkup BPMPDT. Outcomes :. Tercapainya. target. kinerja. Tahunan. yang. menjadi. tanggung jawab BPM-PDT c. Pelayanan Jasa Administrasi TP-PKK Input. :. Dana sebesar Rp. 330.050.000,-. Output. :. Terlaksananya Pelayanan Jasa Administrasi PKK. Outcomes :. Optimalisasi Pelayanan Kesekretariatan. 2. Program Peningkatan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Sistem Pengendalian, Koordinasi, Evaluasi dan Pelaporan Program Kegiatan Input. :. Dana sebesar Rp. 651.641.350,-. Output. :. Terlaksananya. sistem. pengendalian,. evaluasi. dan. pelaporan BPM-PDT Outcomes :. Terkendalinya dan terevaluasinya program BPM-PDT. b. Penyusunan Anggaran, Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Input. :. Dana sebesar Rp. 156.730.000,-. Output. :. Laporan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Outcomes :. Tersedianya Laporan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. 3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaaan, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pembangunan Rumah Layak Huni Rumah Tangga Miskin Secara Swakelola Input. :. Dana sebesar Rp. 13.786.736.000,-. Output. :. Terbangunya Rumah Layak Huni Bagi Rumah Tangga Miskin. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 19.

(31) Outcomes :. Pemenuhan Rumah Layak Huni Bagi Rumah Tangga Miskin. b. Penunjang Administrasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat Cerdas (PNPM-GSC) Input. :. Dana sebesar Rp. 208.800.000,-. Output. :. Terselenggaranya Rapat Koordinasi PNPM Generasi Sehat Cerdas. Outcomes :. Terkoordinasi Pelaksanaan PNPM GSC di Kabupaten serta Meningkatnya kompetensi SDM pelaksana PNPM GSC tingkat Kab/Kec/Desa. c. Rakor Penanggulangan Kemiskinan Input. :. Dana sebesar Rp. 140.460.000,-. Output. :. Terlaksananya Rakor TKPK, Rakor Evaluasi kemiskinan, dan Rakor Raskin. Outcomes :. Adanya Evaluasi Kemiskinan Lintas Sektor dan Solusi Permasalahan Serta Pemecahan Masalah Penyaluran Raskin. d. Fasilitasi Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan Input. :. Dana sebesar Rp. 138.872.000,-. Output. :. Data Profil Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Tersedianya data profil desa dan kelurahan di Provinsi Gorontalo. 4. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan kegiatankegiatan sbb: a. Identifikasi dan Pelatihan Lembaga Ekonomi Masyarakat Desa Tertinggal Input. :. Dana sebesar Rp. 492.072.400,-. Output. :. Data Profil Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Tersedianya data profil desa dan kelurahan di Provinsi Gorontalo. b. Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa Tertinggal Input. :. Dana sebesar Rp. 1.504.720.000. Output. :. Terselenggaranya pelaksanaan pengembangan ekonomi di desa. Outcomes :. Terwujudnya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa. 5. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam membangun Desa, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pemasyarakatan dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) Input. :. Dana sebesar Rp. 808.563.000,-. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 20.

(32) Output. :. Terlaksananya keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada Gelar TTG Nasional. Outcomes :. Terciptanya inovasi dari para inovator serta pemanfaatan TTG oleh Masyarakat. b. Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Input. :. Dana sebesar Rp. 395.280.000,-. Output. :. Terpilihnya 1 Desa dan Kelurahan yang mewakili Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Meningkatnya kinerja pemerintah Desa/Kelurahan yang didorong oleh partisipasi dan gotong - royong masyarakat desa. c. Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Input. :. Dana sebesar Rp. 453.650.000,-. Output. :. Mewujudkan semangat gotong royong masyarakat dan meningkatkan kesadaran berbangsa untuk bangkit dari kemiskinan. Outcomes :. Terlaksananya Pencanangan BBGRM tingkat Provinsi untuk membangkitkan semangat gotong royong dan keswadayaan masyarakat dalam membangun desa. 6. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pelatihan Aparatur Pemerintahan Desa Input. :. Dana sebesar Rp. 293.440.000,-. Output. :. Terlaksananya Pelatihan Bagi Aparat Desa. Outcomes :. Meningkatnya pemahaman aparatur desa dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa. b. Pembinaan Kepala Desa, Lurah dan Camat Input. :. Dana sebesar Rp. 165.920.000,-. Output. :. Terwujudnya peningkatan kinerja Kepala Desa, Lurah dan Camat. Outcomes :. Meningkatnya pemahaman aparatur desa dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa. 7. Program Pembangunan Desa Tertinggal, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Pembangunan Infrastruktur. Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa. Tertinggal Input. :. Dana sebesar Rp. 590.000.000,-. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 21.

(33) Output. :. Terbangunnya Infrastruktur Ekonomi Masyarakat Miskin Desa Tertinggal. Outcomes :. Mengurangi. ketimpangan. antar. wilayah. desa. dan. kesenjangan ekonomi b. Pembangunan Infrastruktur Sosial Budaya Masyarakat Miskin di Desa Tertinggal Input. :. Dana sebesar Rp. 590.000.000,-. Output. :. Terbangunnya infrastruktur sosial budaya masyarakat miskin di desa tertinggal. Outcomes :. Tersedianya sarana prasarana pendukung peningkatan pelayanan sosial budaya masyarakat. 8. Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dengan kegiatan-kegiatan sbb: a. Peningkatan Program Tertib Administrasi Input. :. Dana sebesar Rp. 332.990.000,-. Output. :. Tersedianya dokumen administrasi PKK. Outcomes :. Meningkatnya pemahaman dalam mengelola dokumen administrasi. b. Jambore PKK Input. :. Dana sebesar Rp. 346.680.000,-. Output. :. Terlaksananya Jambore PKK Tingkat Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Meningkatnya Peran PKK. c. HKG dan Rakon PKK Input. :. Dana sebesar Rp. 83.990.000,-. Output. :. Terlaksananya Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Tingkat Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Meningkatnya Peran PKK. d. Fasilitasi Pembinaan Keagamaan dan Kesejahteraan Keluarga Input. :. Dana sebesar Rp. 83.990.000,-. Output. :. Terlaksananya Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Tingkat Provinsi Gorontalo. Outcomes :. Meningkatnya Peran PKK. e. Pembinaan Anak Remaja Masyarakat dan Keluarga Input. :. Dana sebesar Rp. 60.000.000,-. Output. :. Terlaksananya pembinaan pola asuh anak remaja. Outcomes :. Terciptanya pelaksanaan pembinaan pola asuh anak remaja, masyarakat dan keluarga. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 22.

(34) f. Peningkatan Kapasitas Lingkungan Input. :. Dana sebesar Rp. 121.600.000,-. Output. :. Terciptanya pelestarian lingkungan hidup. Outcomes :. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam kelestarian lingkungan. g. Peningkatan dan Pembinaan Pola Hidup Bersih dan Sehat Input. :. Dana sebesar Rp. 123.740.000,-. Output. :. Terlaksananya pembinaan PHBS. Outcomes :. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam kelestarian lingkungan. h. Peningkatan Keberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat dan Keluarga Input. :. Dana sebesar Rp. 186.500.000,-. Output. :. Terlaksananya. peningkatan. keberdayaan. dan. kesejahteraan masyarakat Outcomes :. Optimalisasi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan keluarga. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 23.

(35) BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Banyaknya. komentar. masyarakat. tentang. keberhasilan. dan. ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya menunjukkan harapan dan kepedulian publik yang harus direspon. Namun, antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola dan pejabat pemerintahan. sering. berbeda.. Artinya,. terjadi. kesenjangan. harapan. (expectation gap) yang bisa menimbulkan ketidakharmonisan antara instansi pemerintah dengan para direct users dari masyarakat . Expectation gap merupakan kesenjangan yang terjadi karena adanya perbedaan antara harapan masyarakat dengan apa yang sebenarnya menjadi pedoman mutu manajemen suatu organisasi yang menyediakan layanan publik. Hal ini sebagai akibat dari belum adanya sistem pengukuran kinerja formal yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah. Para pengelola pemerintahan sering mempunyai anggapan bahwa ukuran keberhasilan suatu instansi pemerintah ditekankan pada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Jadi, suatu instansi dinyatakan berhasil jika dapat menyerap 100% anggaran pemerintah walaupun hasil maupun dampak yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh di bawah standar. Keberhasilan ini hanya ditekankan pada aspek input tanpa melihat. tingkat. output. maupun. dampaknya.. Sementara. masyarakat. mengharapkan keberhasilan instansi pemerintah adalah tindakan nyata yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Pada era reformasi saat ini, fenomena pengukuran keberhasilan yang hanya menekankan pada input seperti di atas banyak mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Oleh karena itu dipertimbangkan untuk memperbaiki indikator keberhasilan suatu instansi pemerintah agar lebih mencerminkan kinerja sesuangguhnya. Dalam modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah harus memperhatikan seluruh aktivitas. Tingkat keberhasilan harus diukur tidak semata-mata kepada input dari program instansi tetapi lebih ditekankan kepada output, proses, manfaat, dan dampak dari program instansi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui suatu pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut berdasarkan sumber daya yang dikelolanya untuk mencapai. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 24.

(36) hasil sesuai dengan rencana yang telah dituangkan dalam perencanaan strategis. 1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU adalah ukuran keberhasilan suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu : a. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; b. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Capaian kinerja yang dapat dilaporkan cenderung lebih dititikberatkan pada sejauh mana program dan kegiatan telah membawa manfaat bagi masyarakat, pemerintah maupun stakeholder lainnya, dengan indikator kinerja yang ditetapkan. Upaya pengukuran kinerja diakui tidak selalu mudah karena hasil capaian suatu indikator tidak semata-mata merupakan output dari suatu program atau sumber dana, tetapi merupakan akumulasi, korelasi, dan sinergi. antara. berbagai. program.. Dengan. demikian,. keberhasilan. pembangunan tidak dapat diklaim sebagai hasil dari suatu sumber dana atau oleh suatu pihak saja.. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 25.

(37) Tabel 3.1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo. NO. SASARAN STRATEGIS. INDIKATOR KINERJA. 1.. Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal. Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM. - Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi.. PENJELASAN (Formula Pengukuran, Tipe Penghitungan, Sumber Data) - Rumah Layak Huni (Mahyani) bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) dengan kriteria : (1). Penerima Mahyani berusia minimal 30 tahun, memiliki rumah yang tidak layak huni dan berdiri diatas tanah milik sendiri. (2). Berusia 50 Tahun dan memiliki Tanah untuk bangunan Mahyani. - Sumber Data : Pemutakhiran Basis Data Terpadu. Pembangunan Infrastruktur Ekonomi meliputi : Pasar Desa, Jalan Tani, Lantai Jemur dan Plat Duicker. Pembangunan dilaksanakan dengan. -. sistem. swakelola. masyarakat padat karya.. - Jumlah Desa Tertinggal yang. terbangun. infrastruktur sosialnya. Pembangunan Infrastruktur Sosial meliputi : Pembangunan Kantor/Balai Pertemuan, MCK, dan Posyandu/HI/ TPA. Pembangunan dilaksanakan dengan sistem swakelola masyarakat padat karya.. 2.. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/Kelembagaan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa. Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih. Pokmas yang difasilitasi. Jumlah aparat desa yg mendapatkan pelatihan pengelolaan perencanaan pembangunan desa. kepala desa/aparat desa yang terlatih. LKIP BPM-PDT Prov.. Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih. Gorontalo Tahun 2015. 26.

(38) 2. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja a. Kerangka Pengukuran Kinerja Dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah sangat dibutuhkan adanya indikator yang jelas oleh stakeholders. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Dengan demikian, tanpa adanya indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan kebijaksanaan maupun program suatu instansi pemerintah. Dengan indikator kinerja, suatu organisasi mempunyai wahana yang jelas bagaimana dia akan dikatakan berhasil atau tidak berhasil di masa yang akan datang. Indikator kinerja suatu organisasi hendaknya dapat dipahami secara sama baik oleh manajemen maupun stakeholders. Dengan indikator yang sama dan persepsi yang sama maka penilaian keberhasilan diharapkan menggunakan kriteria yang sama sehingga lebih obyektif. Indikator kinerja instansi pemerintah semestinya tidak hanya dipahami pejabat atau aparatur instansi pemerintah, namun juga penting bagi pihak lain seperti legislatif, investor, kreditur, institusi internasional, pengamat, dan juga masyarakat umum. Jadi dengan adanya indikator yang jelas diharapkan akan menciptakan konsensus berbagai pihak baik internal maupun eksternal untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan program dan dalam menilai keberhasilan suatu instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan, target dan realisasi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:. Capaian Indikator Kinerja = ( Realisasi/Rencana ) x 100 %. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 27.

(39) Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran yang diinginkan. Kemudian nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut:. Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target NO. 1.. % PENCAPAIAN TARGET 85 s/d 100. 2.. 70 s/d 84. 3.. 55 s/d 69. 4.. 0 s/d 54. JUMLAH SASARAN Berhasil Berhasil namun masih perlu ditingkatkan Cukup Berhasil. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, semakin rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin jelek. Kurang Berhasil. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo dilakukan. dengan. cara. membandingkan. antara. tahun. target. 2015 dengan. realisasinya. Penilaian pencapaian indikator sasaran menggunakan Perjanjian Kinerja. tahun. 2015.. Realisasi sampai akhir tahun 2015. menunjukkan bahwa sebanyak empat sasaran telah dicapai dengan hasil yang baik. b. Evaluasi Capaian Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo melaksanakan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja, yang disusun sesuai Peraturan Presiden RI Nomor 29 LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 28.

(40) Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor. 53 Tahun 2014. tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran strategis dengan membandingkan realisasi indikator kinerja sasaran strategis terhadap target yang telah ditetapkan. Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo diukur dengan membandingkan pencapaian indikator kinerja dengan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015. Perjanjian Kinerja yang digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja tahun 2015 adalah Perjanjian Kinerja Tahun 2015 BPM-PDT Provinsi Gorontalo setelah reviu oleh Inspektorat Provinsi Gorontalo. Pada tahun 2015, pengukuran kinerja dilakukan terhadap 4 (empat) Sasaran Strategis dengan menggunakan 18 (delapan belas) Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Dari 18 indikator kinerja dalam dokumen Perjanjian Kinerja, yang dapat diukur secara utuh indikatornya sebanyak 12 (dua belas) Indikator Kinerja dan telah mencapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan. Tahun 2015 merupakan tahun ketiga dari Rencana Strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017. Berikut diuraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian Sasaran Strategis BPM-PDT Provinsi Gorontalo Tahun 2015. Tingkat capaian kinerja Badan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo tahun 2015 untuk seluruh indikator dapat diilustrasikan dalam tabel berikut.. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 29.

(41) Tabel. 3.3 Pencapaian Target Kinerja BPM-PDT Tahun 2015 NO 1. 2. SASARAN STRATEGIS Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal. Optimalisasi kinerja layanan kelembagaan Pemerintah desa/Kelurahan, serta kelembagaan ekonomi masyarakat desa. INDIKATOR KINERJA  Jumlah rumah layak huni yang dibangun bagi RTM  Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan social budayanya.  Jumlah Lembaga Ekonomi Desa yang difasilitasi dan dilatih.  Persentase Desa Yang Memiliki Profil Desa  Jumlah Camat dan Lurah yang meningkat kinerjanya.  Terlaksananya Lomba Inovasi dan Pameran TTG Tingkat Provinsi dan Nasional  Jumlah aparat desa yang terlatih dalam hal pengelolaan perencanaan pembangunan desa  Jumlah Cakupan pelaksanaan Kegiatan Operasional Tim Pengerak PKK. LKIP BPM-PDT Prov.. TARGET. REALISASI. CAPAIAN. 711 Unit Rumah Layak Huni yang terbangun. 711 Unit. 100%. 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonominya. 20 Desa Tertinggal. 100%. 20 Desa tertinggal yang terbangun infrastruktur sosialnya 15 Pokmas yang difasilitasi. 20 Desa Tertinggal. 100%. 36 Kelompok Masyarakat. 240%. 15 Lembaga Ekonomi Desa tertinggal yang dilatih 100 % (50 kel). 36 Lembaga Ekonomi Desa 100 % (50 kel). 100%. 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 1 kegiatan. 75 orang Camat yang ditingkatkan kinerjanya 72 orang Lurah yang ditingkatkan kinerjanya 1 kegiatan. 100%. 200 orang Kepala Desa yang terlatih. 200 orang Kepala Desa yang terlatih. 100%. 6 Kab/Kota. 6 Kab/Kota. 100%. Gorontalo Tahun 2015. 100%. 100%. 30.

(42) 3. 4. Meningkatnya peran serta dan Partisipasi masyarakat dalam Pembangunan wilayah perdesaan/ kelurahan.  Persentase Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa  Jumlah desa dan kelurahan yang dinilai. Terwujudnya Efektifitas Koordinasi & Strategi Penanggulangan Kemiskinan, Ketersediaan Sarana Prasarana Layanan Public Yang Cukup Memadai.  Jumlah Cakupan Penerapan PNPM  Jumlah SKPD Khusus PMD dan RTM Yang Dikooordinasika n Menerima Program. 100%. 100%. 100%. 3 desa/3 kelurahan. 3 desa/3 kelurahan. 100%. 5 Kab. 5 Kab. 100%. 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP. 6 SKPD PMD Kab/Kota, 15 SKPD Provinsi, 5 SKPP. 100%. Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran strategis dapat dijelaskan sebagai berikut : SASARAN STRATEGIS 1: Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal. Pencapaian. kinerja. Sasaran. Strategis. 1. (satu). “Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal” diukur menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja yaitu (1) Jumlah Rumah layak huni yang dibangun bagi. ”Sebuah upaya untuk mempercepat pencapaian kesejahteraan masyarakat desa”. RTM dan (2) Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun infrastruktur ekonomi dan sosialnya. Uraian target, realisasi dan capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 (satu) adalah sebagai berikut:. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 31.

(43) TABEL 3.3 Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah Rumah layak huni 711 Unit Rumah 711 Unit Rumah 100% yang dibangun bagi RTM Layak Huni yang Layak Huni yang terbangun terbangun Jumlah Desa Tertinggal 20 Desa tertinggal 20 Desa 100% yang terbangun yang terbangun tertinggal yang infrastruktur ekonomi dan infrastruktur terbangun sosialnya ekonominya infrastruktur ekonominya 20 Desa tertinggal 20 Desa 100% yang terbangun tertinggal yang infrastruktur terbangun sosialnya infrastruktur sosialnya. Deskripsi Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Dalam. rangka. mempercepat. capaian. kesejahteraan. masyarakat. desa.. Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan berbasis pemberdayaan masyarakat. Disamping itu, tujuan Pembangunan Infrastruktur Desa Berbasis Masyarakat adalah: 2). Mewujudkan peningkatkan akses masyarakat miskin, hampir miskin, dan kaum perempuan, termasuk kaum minoritas terhadap pelayanan infrastruktur dasar di wilayah perdesaan;. 3). Meningkatkan peran serta masyarakat dalam membangun kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan dan penyediaan infrastruktur perdesaan;. 4). Meningkatnya peran aktif seluruh masyarakat desa, dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan di desa;. 5). Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat desa yang kuat, mengakar, representatif, akuntabel dan terpercaya;. 6). Meningkatnya sinergi. masyarakat. desa, pemerintah desa,. kecamatan,. pemerintah kabupaten, swasta, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya, untuk mengefektifkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat desa LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 32.

(44) Program ini secara umum banyak memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat di desa sasaran program, dan secara spesifik memberikan manfaat terhadap masyarakat yang menggunakan infrastruktur tersebut. Uraian Kinerja Tahun 2015 Uraian realisasi dan capaian kinerja masing-masing Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis 1 (satu) “Terwujudnya pembangunan infrastruktur dasar masyarakat miskin dan desa tertinggal” adalah sebagai berikut:. Indikator Kinerja 1.1 Jumlah Rumah Layak Huni (Mahyani) yang dibangun bagi RTM epuasan Masyarakat Pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui BPM-PDT mengalokasikan dana APBD lebih dari 13 milyar untuk pembangunan Rumah Mahyani sebanyak 711 unit.. Pola yang digunakan, yakni melalui pendekatan pemberdayaan dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, Kepala Desa dan penanggung jawab swakelola sebagai fasilitatornya. Hal ini mendapat respon yang sangat tinggi dan terbukti dapat meningkatkan peran serta masyarakat dan Pemerintah Desa. Partipasi dan nilai-nilai kegotong royongan masyarakat sangatlah dominan pada kegiatan ini. Meskipun anggaran yang dialokasikan. hanya Rp. 16.000.000/unit,. namun semangat dan dukungan masyarakat begitu tinggi. Berdasarkan Perjanjian. LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 33.

(45) Kinerja Tahun 2015, Target tahun 2015 Jumlah Rumah Layak Huni (Mahyani) yang dibangun adalah sejumlah 711 unit Mahyani. Pada target Renstra BPM-PDT, Jumlah Rumah Layak Huni yang seharusnya dibangun adalah sejumlah 1000 unit per tahunnya. Untuk menutupi kekurangan sebesar 289 unit pada Tahun 2015, BPM-PDT akan berusaha memenuhinya pada Tahun 2016.. NO 1 2 3 4 5 6. Tabel 3.4 Realisasi Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Tahun 2015 JUMLAH MAHYANI YANG DIBANGUN KAB/KOTA (UNIT) KOTA GORONTALO 33 KAB. GORONTALO 264 KAB. BOALEMO 136 KAB. POHUWATO 64 KAB. BONE BOLANGO 71 KAB. GTLO UTARA 143 JUMLAH 711. Per ba ndi ng an. Kinerja a. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya Pada tahun 2015 target untuk Indikator Kinerja “Jumlah Rumah Layak Huni yang dibangun bagi RTM” mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni dari 800 unit menjadi 711 unit. Realisasi kinerja tahun sebelumnya adalah 800 unit atau presentase dalam pencapaian target sebesar 100%. Di tahun 2015 realisasi dari indikator kinerja ini adalah 711 unit. Penurunan target ini disebabkan karena alokasi anggaran untuk kegiatan Pembangunan Rumah Layak. Huni. (Mahyani). tidak. mencukupi.. Beberapa. faktor. yang. turut. mempengaruhi hal ini yaitu terjadinya kenaikan harga barang-barang pabrikan dan kebijakan fiskal. Realisasi pembangunan Rumah Layak Huni yang telah terbangun selang waktu 2012 hingga 2015 adalah sejumlah 3.036 unit.. Tabel 3.5 Realisasi Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Tahun 2012-2015 LKIP BPM-PDT Prov.. Gorontalo Tahun 2015. 34.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Silalahi (1988) laju penetasan telur pada daerah yang tertutup atau tidak terkena paparan sinar matahari

Dengan demikian, bahwa untuk pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan memahami cara-cara melakukan kegiatan yang di mulai dari penyusunan rancangan pengabdian kepada

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA JABATAN PELAJARAN NEGERI PEJABAT PELAJARAN DAERAH SEKOLAH Menerima penataran PBS dari KPM Menyediakan bahan penataran MULA Menyediakan Laporan

(Manumpil, 2015), maka dari itu peran orang tua sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran anak yang menggunakan gadget saat ini. Gadget yang pemakaianya terlalu

Berdasarkan permasalahan di atas, dengan menggunakan media audio visual dapat dipandang cocok digunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran IPS

Dari hasil wawancara dengan peserta WM dan FGD mengenai sikap informan terhadap pencegahan stress dapat disimpulkan bahwa 9 informan mengatakan sangat perlu

Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini subjek dengan tingkat kecemasan sedang cenderung untuk mengalami asupan makan lebih, terbukti dengan nilai OR pada subjek