802
Ketuntasan Belajar Mahasiswa Pembelajaran Menggunakan Metode Peta Konsep
Aldri Frinaldi 1,Henni Muchtar 2, Aina 3 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
-_________________________________________________________________________ __
Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, seksi 54659, program mahasiswa S1 Prodi PPKn, semester gasal 2013/2014. Mahasiswa yang menjadi subjek sebanyak 55 orang. Pembelajaran partisipatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peta konsep. Ukuran ketuntasan belajar mahasiswa adalah mencapai angka nilai diatas 70, nilai mutu B, angka mutu 3,00. Hasil ketuntasan belajar yang diperoleh dalam siklus 1 yang mencapai hasil nilai angka diatas 70 yaitu sebesar 23,62 %. Dengan rendah pencapaian ketuntasan belajar pada siklus 1 ini, maka Dosen tim peneliti merumuskan upaya tindakan perbaikan untuk dilakukan pada siklus 2. Hasil yang diperoleh pada siklus 2 telah berhasil memperoleh kenaikan signifikan karena mampu mencapai 99 % ketuntasannya. Dengan demikian penggunaan pembelajaran metode peta konsep ini memerlukan kemampuan yang handal para Dosen melakukan tindakan perbaikan yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelasnya. Tindakan perbaikan yang tepat mampu mencapai hasil yang optimal ketuntasan belajar para mahasiswa.
Kata Kunci : Ketuntasan Belajar Mahasiswa, Peta Konsep.
_________________________________________________________________________ _
1. PENDAHULUAN
Metode pembelajaran mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang diterapkan di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang sebagian menggunakan ceramah dan diskusi. Berdasarkan pengalaman tim dosen mata kuliah ini pada tahun-tahun sebelumnya, dari observasi yang telah dilakukan tersebut, terlihat para mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini mengalami berbagai kendala dalam pembelajaran Pengantar Ilmu Hukum ini. Bentuk kendala yang dialami mahasiswa yakni mahasiswa kurang antusias, suasana belajar kurang menarik, dan rendahnya prestasi belajar.
_____________________________ Corresponding author:
Email address: [email protected] , [email protected] ,
803
Pola pembelajaran seperti diatas menurut Muhammad Busyro (2011) dan Muh. Khalifah (2009) pembelajaran ceramah menempatkan posisi Dosen menjadi sentral ide dalam pembelajaran, sedangkan mahasiswa menyimak penjelasan sang dosen secara formal. Dalam kenyataannya dari pengalaman dan hasil penelitiannya model pembelajaran ini cenderung menyulitkan mahasiswa dalam mencapai ketuntasan belajar. Hal ini disebabkan para mahasiswa terpola pada pembelajaran sang dosen, sedangkan mahasiswa cenderung pasif yang berkorelasi rendahnya pencapaian ketuntasan belajar.
Selain itu, dalam mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap dosen seringkali ditemukan mahasiswa yang mengalami mis konsepsi terhadap materi yang dibahas dalam kelas. Begitu pula terlihat adanya yang merasa kurang ekspresif, kurang bersemangat, merasa bosan dalam kelas. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah pembelajaran pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, oleh Dosen tim peneliti dengan menerapkan teknik peta konsep dalam proses pembelajaran ini. Tony Busan (2009) dan Muh. Khalifah (2009) menjelaskan salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan ketuntasan belajar mahasiswa dalam menggunakan peta konsep. Penggunaan metode peta konsep dapat menghasilkan suatu daftar informasi yang dibuat menjadi diagram warna-warni, sangat teratur.
Dengan pembuatan yang disusun secara rapi dan berurutan ini dapat memudahkan untuk diingat oleh para mahasiswa. Hal ini dikarenakan proses penggunaan metode tersebut secara mampu meningkatkan pula kerja alami otak manusia dalam memahami sesuatu fakta dan konsep. Oleh sebab itu, permasalahan yang diajukan yaitu : Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode konsep dapat mencapai ketuntasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ?
2. KETUNTASAN BELAJAR
Pembelajaran tuntas merupakan suatu keharusan yang mesti dicapai oleh para mahasiswa dalam perkuliahan yang berlangsung di perguruan tinggi. Keberhasilan para mahasiswa mencapai angka ketuntasan belajar adalah sebenarnya suatu keberhasilan bersama dosen dan para mahasiswa dalam pembelajaran suatu mata kuliah. Menurut Asep (2013) ketuntasan belajar dalam suatu proses pembelajaran menunjukkan pembelajaran yang dilakukan berkualitas. Ukuran ketuntasan belajar para peserta pembelajaran diantaranya kemampuan penguasaan terhadap setiap materi ajar tersebut.
804
Di tingkat perguruan tinggi dalam menangani mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan berlajar ini ada beberapa cara atau metode yang dilakukan
dosen. Metode yang dilakukan harus efesien dan bijaksana yakni efesien dengan makna tidak dilakukan dengan menambah jam perkuliahan, dan bijaksana dalam makna menemukan bersama mahasiswa cara memperlakukan mahasiswa untuk
mencapai ketuntasan belajar tersebut (Jumadi, 2013). 3. Peta Konsep
Salah satu metode yang dapat dilakukan oleh Dosen mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran dilaksanakan dengan konsep-konsep relevan pembelajaran itu serta penyampaian materi tersebut melibatkan secara aktif peserta belajar (Rohana, dkk, 2009).
Konsep yang dibuat dalam suatu bentuk peta mampu memberi kemudahan daya pikir dan daya nalar mahasiswa memahami materi pembelajaran dalam perkuliahan. Sebab penggunaan metode peta konsep ( mind map ) secara langsung maupun tidak langsung dapat pula memperlancar cara kerja otak manusia.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Tony Buzan (2009) pembelajaran yang menggunakan peta konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinil dalam otak peserta pembelajaran. Selain itu, peta konsep memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan jaringan. Dari apa yang dikemukakan oleh Tony ini terlihat pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mampu lebih memfungsi lebih besar kapasitas dan peningkatan kemampuan otak peserta pembelajaran.
Oleh sebab itu, pembelajaran dengan peta konsep berkaitan erat dengan status abilitas, yang meliputi tiga hal, yaitu: (1) kognitif, (2) psikomotorik, dan (e) afektif (Muhammad Busyro, 2011). Selanjutnya menurut Ani dan Ahmad (2011) penilaian hasil pembelajaran dengan menggunakan peta konsep tes dalam bentu objektif atau esai hanya untuk menentukan hasil/produk dari hasil pembelajaran tersebut. Untuk mengatasi kelemahan ini pembelajaran menggunakan peta konsep dapat berfungsi sebagai alat untuk menentukan pengetahuan awal, proses berpikir dalam mengkonstruk konsep.
Dari pendapat Muhammad Busyo maupun Ani dan Ahmad ini terlihat bahwa penggunaan pembelajaran metode konsep mempunyai dampak tambahan dari hasil ketuntasan belajar bukan hanya dari pencapaian nilai yang diperoleh, tetapi juga meningkatkan pengisian pemahaman para mahasiswa terhadap bahan dan materi perkuliahan.
805
Pendapat lainnya yakni Ausubel (dalam Muhtar dan Jaryanto, 2013; C.I. Yogihati, 2011; Supriyanto, 2011) mengemukakan bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui peserta pembelajaran (pengetahuan awal). Hal ini dimaksudkan supaya proses dalam belajar jadi bermakna, maka konsep dalam materi perkuliahan dikaitkan dengan gambaran nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat lainnya Juliarti, dkk (2011) pembuatan peta konsep dapat dimulai dari yang sukar hingga kepada yang mudah dipahami oleh mahasiswa atau dapat pula dilakukan sebaliknya sehingga dapat tercapai ketuntasan belajar mahasiswa.
Secara umum suatu konsep ini berkaitan dengan materi perkuliahan ini dapat diperoleh dari berbagai fakta dengan bermacam sumber belajar. Selanjutnya fakta dan peristiwa tersebut dibuat suatu konsep-konsep yang disusun secara berurutan dan teratur. Dengan demikian pembelajaran seperti ini membuat ingatan para mahasiswa lebih kuat untuk menyimpannya, walaupun sebenarnya dapat saja yang bersangkutan kurang memahami benar secara menyeluruh konsep materi perkuliahan tersebut. Pengertian konsep menurut Dahar (dalam Muhtar dan Jaryanto, 2013) mengemukakan pengertian dalam proses pembelajaran yakni konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Pemberian konsep dalam proses pembelajaran memudahkan para mahasiswa berpikir dalam memahami suatu mata kuliah.
Kemudian pendapat Vanides (dalam dalam C. I. Yogihati. 2011) penggunaan peta konsep dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan empat tahap yaitu: (1) setiap pembelajar melakukan penyusunan konsep-konsep dalam satu topik, (2) menghubungkan konsep-konsep tersebut, (3) membahas dalam kelompok kecil tentang hasil peta konsep, (4) Berdiskusi antar kelompok untuk menghasilkan peta konsep yang benar.
Sehubungan dengan langkah-langkah dalam diatas maka dalam penelitian ini pembuatan peta konsep dilakukan dengan modifikasi adalah: (1) masing-masing kelompok diskusi mahasiswa diberikan satu pokok bahasan/sub pokok bahasan, (2) dari pokok bahasan/sub pokok bahasan yang telah diberikan kepada setiap kelompok itu, diminta kepada mereka menentukan konsep utamanya. (3) setelah itu dipandu setiap kelompok membuat daftar peta konsep.
Para mahasiswa pada dari setiap kelompok tersebut diminta untuk mengelompokkan antara konsep-konsep yang berhubungan, (4) konsep-konsep yang relevan disusun analog dengan “peta jalanan”. (5) Selanjutnya masing-masing konsep dihubungkan dengan garis-garis penghubung atau dengan anak panah sehingga memudahkan membaca alur daripada konsep yang dibuat tersebut.
806
Untuk itu dalam penelitian ini pembelajaran peta konsep dilakukan dengan menumpukan kepada upaya mahasiswa membuat peta konsep tersebut. Sedangkan dosen memfasilitasi dan mengarahkan pembuatan peta konsep sehingga akhirnya mereka mampu menghasilkan peta konsep yang benar.
4. PENELITIAN TERDAHULU
Untuk gambaran penelitian yang dilakukan ini, peneliti mengketengahkan pula beberapa penelitian yang terkait diantaranya yang telah dilakukan oleh Endang Sutrasmawati dan Sugiharto (2008) dengan judul meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap manajemen pemasaran melalui metode pembelajaran peta konsep (mind mapping).
Hasil penelitian mereka menunjukkan prestasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Ketuntasan belajar mahasiswa sebelum penerapan metode peta konsep 0%, setelah penerapan metode peta konsep, ketuntasan belajar dari mahasiswa setelah dilakukan uji akhir adalah 94%. Minat, keaktifan dan kerjasama mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan rentangan 1 – 4 hasilnya baik (3,44). Penelitian ini berfokus kepada ketuntasan belajar dan minat mahasiswa terhadap manajemen pemasaran.
Berikutnya, penelitian Juliarti, dkk (2011) dengan judul penerapan metode pembelajaran peta konsep untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata kuliah Statistik, dengan menggunakan metode ini pembelajaran Statistik dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada program studi Tata Boga sebesar 70,10 %. Pendekatan setiap siklus dengan pre test, post test, hasil diskusi dan presentasi.
5. JENIS PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek dari penelitian ini mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, seksi 54659, program S1 Prodi PPKn FIS UNP sebanyak 56 orang. Penelitian ini dilakukan oleh tim dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, dan penelitian ini direncanakan dilakukan dalam dua siklus.
Data yang telah terkumpul dibuat pengelompokkan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat. Setelah itu data yang telah diolah tersebut ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Selanjutnya yang menjadi alat ukur pencapaian keberhasilan dari setiap bentuk aktifitas kegiatan yang dilakukan dari penelitian ini adalah :
807
a. Test Tertulis, digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang dalam penelitian ini meliputi pre test dan post test dimana test ini mencakup materi yang terdapat dalam silabus perkuliahan.
b. Wawancara, digunakan untuk mengukur penggunaan metode peta konsep ini dalam pandangan mahasiswa yang mengikuti perkuliahan dalam kelas ini. Wawancara dengan beberapa mahasiswa yang dipilih secara acak dengan kategori mahasiswa yang nilai masih rendah dan nilainya yang tinggi, yang terlihat dari hasil nilai post test pada siklus 1 dan siklus 2 berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
F.1. Temuan Siklus 1 Hasil Pre Test dan Post Test
Pelaksanaan siklus 1 diawali dengan dilakukan pre test oleh tim peneliti, yang mana soal-soal pre test ini dibuat dalam bentuk esai oleh tim peneliti. Pre test ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal para mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Selanjutnya soal yang sama (pre test) ini digunakan lagi pada post test siklus 1 atau yang dijadikan pula sebagai hasil ujian tengah semester (UTS).
Hasil temuan pada siklus 1 yang berasal dari hasil pre test dan post test disajikan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel.1. Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Siklus 1
No Nama Nilai Pre
Test Nilai Angka UTS Nilai Mutu UTS 1 Siti Khodijah 15 56 C 2 Fahernia Agustin 25 67 B-
3 Sely Fradina Resti 13 52 C-
4 Ary Sandi Paramita 10 42 D
5 Rika Mardianti 16 58 C
6 Leoni Arda 10 46 D
7 Desi Efidawati 23 65 B-
8 Rizka Yarniza 14 53 C-
808
10 Ridha Tidano 28 75 B+
11 Zahratul Atikah 27 70 B
12 Dwi Monica Angel 24 60 C+
13 Lini Seprikas 24 65 B- 14 Fera Ningsih 28 76 B+ 15 Roza Fitriani 15 50 C- 16 Yulia Viviyanti 27 72 B 17 Putri Anjela 27 75 B+ 18 Widia Eliza 28 75 B+ 19 Rahmi Resti 15 56 C
20 Rezki Putra Yanni 17 61 C+
21 Afrian Suhendra 15 56 C
22 Ari Gunawan 17 61 C+
23 Sri Gusti Ezulkarnaen 10 54 C-
24 Nunik Apsari 16 58 C
25 Hari Gusmina 10 45 D
26 Legi Puspita 26 70 B
27 Sandra Dwi Lanova 27 73 B
28 Trisna Afri Melta 13 49 D
29 Ezy Ulandari 18 63 C+
30 Bintang Utami 10 40 D
31 Desmantri 11 48 D
32 Sintia Farsalena 16 59 C
33 Agnes Dwi Septya 15 56 C
34 Agus Ryadi 27 75 B+
35 Didi Oktovera 18 63 C+
36 Ade Surya Syahputra 22 68 B-
37 Zalya Hanifah 17 57 C
38 Ririn Hidayati 25 72 B
39 Sri Wahyu Ningsih 26 75 B+
40 Fairinal Andika 16 58 C-
41 Hengki 13 52 C-
809
43 Tussy Mutia 13 55 C
44 Hermelisa Diana Sari 13 64 C+
45 Rahma Tika Putri 23 70 B
46 Yatinal Haji 29 83 A- 47 Desrio Fauzi 22 64 C+ 48 Herman Rahmat 12 52 C- 49 Sisca Afriana 23 66 B- 50 Vanny Mardhatillah 23 65 B- 51 Mery Veronica 14 50 C- 52 Andree Vavianda 16 58 C 53 Dessy Dekriani. D 10 43 D 54 Benito Adryan 20 59 C
55 Efni Rahmi Putri 17 57 C
Sumber : Diolah peneliti, 2013
Dari gambaran tabel 1 diatas terlihat rerata para mahaiswa mengalami kenaikan nilai yang diperoleh dalam post test dibandingkan pre testnya. Namun dilihat dari ketuntasan belajar pada siklus 1 ini baru mencapai 24 % yaitu sebanyak 13 orang mahasiswa. Selanjutnya berdasarkan peningkatan rentangan nilai dari pre test dan post test disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel. 2.Rentangan selisih nilai pre test dengan post test No Rentangan Selisih Nilai Pre Test
Dengan UTS (Post Test)
Jumlah % 1 51 < 1 1,82 2 41-50 36 65,45 3 21-30 18 32,73 4 11-20 0 0 5 0-10 0 0 Jumlah 55 100
Sumber : Diolah peneliti, 2013
Kemudian data temuan yang tentang sebaran jumlah dan persentase para mahasiswa yang memperoleh nilai mutu berdasarkan Keputusan Rektor UNP Nomor: 273/UN35/AK/2013, pada siklus 1 ini dapat terlihat pada tabel berikut.
810
Tabel 3. Persebaran Nilai Mutu Dan Angka Mutu Mahasiswa Pada Siklus 1
Nilai Angka Nilai Mutu
Angka Mutu Jumlah Mahasiswa % 85 s.d. 100 A 4,0 0 0 80 s.d. 84 A- 3,6 1 1,80 75 s.d. 79 B+ 3,3 6 10,91 70 s.d. 74 B 3,0 6 10,91 65 s.d. 69 B- 2,6 5 9,10 60 s.d. 64 C+ 2,3 8 14,55 55 s.d.59 C 2,0 14 25,45 50 s.d.54 C- 1,6 7 12,73 40 s.d. 49 D 1,0 8 14,55 < 39 E 0,0 0 0 - T 0 0 Jumlah 55 100
Sumber: Diolah hasil penelitian. 2013
Dari tabel 3 diatas terlihat nilai akhir mahasiswa yang terendah adalah D sebesar 7,2%, sedangkan yang mendapat nilai tertinggi yaitu A- sebesar 1, 88%. Dari gambaran data ini terlihat prestasi belajar para mahasiswa dalam siklus 1 sangat bervariasi. Apabila dihubungkan dengan nilai prestasi belajar yang pantas dan mempunyai ketuntasan belajar yaitu nilai angka 71, nilai mutu B, angka mutu 3,0 terlihat yang belum mencapai hasil tersebut sebesar 76,38 %, sedangkan yang mencapai hasil nilai angka diatas 70 yaitu sebesar 23,62 %.
F.2.Temuan Hasil Wawancara Pelaksanaan Siklus 1
Untuk mendalami pelaksanaan siklus 1 ini tim peneliti mewawancara beberapa mahasiswa. Diantara yang diwawancarai yaitu Bintang Utami mengungkapkan bahwa:
“Saya sangat tidak puas dengan hasil nilai UTS yang dibagikan, karena nilainya sangat rendah dikarenakan saya memang kurang belajar sebelum menjalankan UTS meskipun sudah diketahui sebelumnya kapan UTS akan dilaksanakan. Saya akan lebih giat lagi belajar dengan membaca referensi dalam silabus sehingga materi yang saya kurang mengerti dapat saya tuangkan bersama anggota kelompok lainnya dalam peta konsep
811
sesuai dengan pembagian tugas diberikan oleh dosen. Dengan dorongan kerjasama anggota kelompok lainnya saya yakin tugas yang dikerjakan dapat dimengerti dan diselesaikan dengan baik”.
Senada dengan yang diungkapkan oleh mahasiswi diatas maka mahasiswa bernama Ary Sandi Paramyta mengungkapkan pula bahwa :
“ Pada post test siklus 1 saya awal yakin dengan jawaban saya sudah betul semua dan tentu bakal dapat nilai yang baik. Namun kenyataannya setelah kertas dibagikan nilai yang saya peroleh belum seperti yang saya harapkan. Setelah saya pikirkan tentang hal itu, saya sadar bahwa dalam UTS kemaren dulu itu saya yang kurang mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut. Sehingga nanti pada siklus 2 saya akan berusaha lebih mempersiapkan diri dengan aktif pada diskusi kelompok maupun diskusi kelas”.
Belum tercapainya target nilai yang diharapkan juga dirasakan oleh mahasiswi yaitu Yatinal Haji, satu-satunya mahasiswa yang mampu mencapai nilai gred A pada siklus 1 ini mengungkapkan:
“Nilai UTS yang telah dibagikan saya cukup merasa senang namun belum memuaskan karena nilai yang saya peroleh masih pada poin A- (A minus). Saya berusaha menguasai materi lebih baik lagi dengan pembelajaran metode peta konsep ini dan sekaligus dapat memperoleh nilai A nantinya”.
Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa diatas menunjukkan penting dilakukan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan siklus 2, agar terjadi peningkatan ketuntasan belajar para mahasiswa.
F.3. Tindakan Perbaikan Pada Siklus 2
Berdasarkan temuan pada siklus 1 diatas terlihat belum menunjukkan prestasi belajar yang mencapai ketuntasan materi, maupun nilai yang telah diperoleh masih banyak yang dibawah angka 70 dengan angka mutu B.
Disamping itu, juga dari data hasil wawancara dengan mahasiswa pada siklus 1 ini terlihat perlu dilakukan upaya perbaikan dalam pada siklus 2. Adapun bentuk perbaikan yang dilakukan pada siklus 2 berdasarkan pengolahan data oleh tim peneliti, dan hasil data tersebut didiskusikan dengan semua mahasiswa dalam kelas, maka pada siklus 2 dilakukan beberapa upaya perbaikan sebagai berikut :
1) Pada siklus 1 peta konsep yang dibuat dalam bentuk flip chart oleh setiap kelompok tidak menggunakan gambar-gambar, maka untuk lebih memudahkan memahami materi dalam siklus kedua setiap kelompok kembali membuat peta konsep tersebut diatas karton disertai dengan
812
gambar-gambar baik yang dibuat sendiri oleh anggota kelompok dan/atau yang diperoleh dari sumber lain, diantaranya; internet, koran, majalah dan sumber lainnya.
2) Tim Dosen membantu mengarahkan gambar-gambar yang dianggap cocok dengan pembuatan peta konsep yang dilakukan oleh para mahasiswa pada masing-masing kelompok diskusi.
3) Penataan ruang kelas bagi kelompok diskusi dibuat agak berjarak agar tidak saling mengganggu antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
4) Setelah setiap kelompok selesai membuat peta konsep masing-masing, maka sebelum diskusi dilakukan terlebih dahulu masing-masing kelompok melihat secara lebih dekat setiap peta konsep yang telah ditempel didinding kelas. Selanjutnya dilakukan diskusi kelas dan masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya untuk ditanggapi oleh kelompok lain dalam diskusi kelas tersebut.
5) Sesuai dengan usulan para mahasiswa agar diskusi kelas ditambah, maka semula pada siklus 1 sebanyak 2 kali pertemuan, selanjutnya pada siklus 2 ditambah menjadi 3 kali pertemuan.
6) Kemudian menjelang perkuliahan dilakukan Ujian Akhir Semester (Post Test Siklus 2) dilakukan diskusi kelas yang berfokus kepada materi yang masih belum jelas, dan tuntas diterangkan serta dijelaskan lebih lanjut oleh Dosen, sesuai dengan daftar pertanyaan yang diajukan oleh para mahasiswa secara berkelompok.
Dengan demikian pada siklus kedua ini dilakukan modifikasi pembelajaran menggunakan metode peta konsep pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum ini. Bentuk modifikasi yang dilakukan seperti mana terdapat pada angka 6 tindakan perbaikan siklus 2 diatas. Modifikasi ini dibuat dengan asumsi bahwa dengan melihat lebih dekat masing-masing kelompok terhadap hasil kerja setiap kelompok ini dapat membuat mereka lebih memahami apa yang telah dikerjakan oleh kelompok lain. Selain itu, tindakan ini dianggap dapat memudahkan setiap mahasiswa memahami materi dalam peta konsep, apabila disertai dengan gambar-gambar yang dianggap sesuai dengan pokok bahasan atau materi masing-masing kelompok tersebut.
F.4. Hasil Pre Test dan Post Test Dalam Pelaksanaan Siklus 2
Seperti mana pada siklus 1 dalam siklus 2 juga dilakukan Post Test, dan Post Test dijadikan sebagai nilai Ujian Akhir Semester. Dari keseluruhan data yang telah disajikan
813
terlihat bahwa penggunaan metode peta konsep dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum ini mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Pada hasil Post Test siklus 2 juga terlihat demikian yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4. Nilai Mahasiswa Hasil Pre Test, dan Post Test Pada Siklus 2
No Nama Nilai Pre Test Nilai Angka UAS (Post Test Siklus 2) Nilai Mutu UAS 1 Siti Khodijah 25 76 B + 2 Fahernia Agustin 35 80 A -
3 Sely Fradina Resti 20 75 B +
4 Ary Sandi Paramita 15 75 B +
5 Rika Mardianti 24 75 B + 6 Leoni Arda 15 75 B + 7 Desi Efidawati 35 80 A - 8 Rizka Yarniza 23 75 B + 9 Fauzan Hidayat 24 76 B + 10 Ridha Tidano 30 89 A 11 Zahratul Atikah 34 86 A
12 Dwi Monica Angel 30 77 B +
13 Lini Seprikas 36 83 A - 14 Fera Ningsih 35 89 A 15 Roza Fitriani 20 70 B 16 Yulia Viviyanti 30 89 A 17 Putri Anjela 32 90 A 18 Widia Eliza 35 90 A 19 Rahmi Resti 21 85 A
20 Rezki Putra Yanni 27 81 A -
21 Afrian Suhendra 25 86 A
22 Ari Gunawan 20 83 A -
23 Sri Gusti Ezulkarnaen 15 75 B +
24 Nunik Apsari 20 76 B +
814
26 Legi Puspita 35 91 A
27 Sandra Dwi Lanova 33 90 A
28 Trisna Afri Melta 20 78 B +
29 Ezy Ulandari 25 77 B +
30 Bintang Utami 17 75 B +
31 Desmantri 20 78 B +
32 Sintia Farsalena 23 80 A -
33 Agnes Dwi Septya 25 78 B +
34 Agus Ryadi 30 89 A
35 Didi Oktovera 20 82 A -
36 Ade Surya Syahputra 28 85 A
37 Zalya Hanifah 20 73 B
38 Ririn Hidayati 30 89 A
39 Sri Wahyu Ningsih 30 91 A
40 Fairinal Andika 24 73 B
41 Hengki 27 71 B
42 Roni Priyoga Putra 20 79 B +
43 Tussy Mutia 28 75 B +
44 Hermelisa Diana Sari 20 80 A -
45 Rahma Tika Putri 30 85 A
46 Yatinal Haji 30 95 A 47 Desrio Fauzi 35 86 A 48 Herman Rahmat 21 75 B + 49 Sisca Afriana 27 75 B + 50 Vanny Mardhatillah 25 89 A 51 Mery Veronica 20 75 B + 52 Andree Vavianda 15 79 B + 53 Dessy Dekriani. D 20 0 E 54 Benito Adryan 15 76 B +
55 Efni Rahmi Putri 35 75 B +
815
Dari data tabel 4. diatas terlihat hasil prestasi belajar Post Test Siklus 2 (Ujian Akhir Semester/ UAS) telah terjadi kenaikan yang signifikan, kecuali satu orang yang tidak mengikuti Post Test tersebut. Data diatas menunjukkan ketuntasan belajar telah tercapai dalam siklus 2 ini, sebab seleuruh mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan peta konsep ini mempunyai nilai mulai 70 keatas.
Secara umum para mahasiswa mengalami kenaikan nilai hasil prestasi belajar mereka pada post test siklus 2 ini berbanding dengan hasil post test siklus 1. Begitupula target ketuntasan belajar telah tercapai karena nilai angka rerata para mahasiswa pada siklus 2 diatas 70, namun terdapat ekstrem satu orang yang pada siklus 2 mendapat nilai 0 karena yang bersangkutan tidak mengikut post test siklus 2 tanpa alasan yang jelas.
Tabel 5. Persentase Persebaran Nilai Mahasiswa UAS (Post Test) Pada Siklus 2
Nilai angka Nilai Mutu
Angka Mutu Jumlah Mahasiswa % 85 s.d. 100 A 4,0 17 31 80 s.d. 84 A- 3,6 7 13 75 s.d. 79 B+ 3,3 25 46 70 s.d. 74 B 3,0 5 9 65 s.d. 69 B- 2,6 0 0 60 s.d. 64 C+ 2,3 0 0 55 s.d.59 C 2,0 0 0 50 s.d.54 C- 1,6 0 0 40 s.d. 49 D 1,0 0 0 < 39 E 0,0 1 1 - T Jumlah 55 100
Sumber: Diolah hasil penelitian. 2013
Data diatas terlihat bahwa mahasiswa mayoritas mempunyai nilai mulai 75 keatas sebesar 46 %, dan yang memperoleh nilai tertinggi yaitu mulai 85 keatas sebesar 31 % dan satu orang mempunyai nilai paling rendah karena yang bersangkutan tidak mengikuti UAS maupun ujian susulan yang diberikan kesempatan oleh tim Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum ini. Jika dihubungkan dengan nilai ketuntasan belajar yaitu mulai 70 keatas maka pada siklus 2 ini telah tercapai 99 % ketuntasannya.
816 F.5. Hasil Wawancara Siklus 2
Hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang dilakukan setelah sehari dilakukan Post Test (Ujian Akhir Semester) ini antara lain mahasiswa bernama Fairinal Andika mengungkapkan pula :
“ Pada siklus 2 kami lebih bersemangat membuat Peta Konsep. Kemudian dari peta konsep tersebut kita dapat menguraikan/menjelaskannya satu-persatu secara rinci, karena peta konsep yang kami buat didukung dengan gambar-gambar yang kami peroleh dari berbagai sumber. Selain itu, kami dapat membandingkan hasil kerja kelompok kami dengan kelompok lainnya secara lebih dekat dan jelas, karena diberi kesempatan berkeliling kelas melihat flip chart di karton yang ditempel di dinding oleh setiap kelompok”.
Modifikasi yang dilakukan oleh tim peneliti antara lain setiap hasil kerja kelompok sebelum diskusi kelas dimulai, masing-masing kelompok menempelkan hasil kerja mereka di dinding kelas. Kemudian setiap mahasiswa melihat dan mengamati hasil kerja kelompoknya sendiri, dan berkeliling melihat dan mengamati hasil kerja kelompok lain. Kesempatan ini berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu baru dilangsungkan diskusi kelas untuk penyajian oleh setiap kelompok tersebut.
Perbandingan pelaksanaan metode peta konsep pada mata kuliah ini dalam siklus 1 dengan siklus 2 diungkapkan pula oleh mahaisswa bernama Roni Priyoga Putra, yaitu : “ Usaha perbaikan yang dilakukan oleh Dosen berdasarkan hasil rumusan diskusi sebelum siklus 2 dilaksanakan, membuat kami menyadari berbagai ketepatan dalam menentukan materi dari literatur dan kesalahan itu terjadi ketika yang lain mendapatkan sumber lain yang menjadi perbandingan, kurang mampu kami mensikronkannya. Dengan keterlibatan dosen membantu memberi penjelasan terhadap gambar yang relevan, telah membuat kami semakin percaya diri membuat gambaran peta konsep yang didukung dengan gambar-gambar dari berbagai sumber sebagai pendukung memberikan penjelasan peta konsep yang buat tersebut. Sehingga pada siklus 2 ini semua anggota kelompok aktif dalam memberi pertanyaan atau sanggahan. Dalam pembuatan peta konsep semua mengeluarkan ide. Dalam pembahasan itu ada yang mengeluarkan ide yang rancu kemudian dilakukan analisis sesuai dengan materi yang dibahas dan didukung oleh literatur yang dimiliki. Jika ada yang kami ragukan ditanyakan langsung kepada Dosen, sehingga kami mempunyai penyelesaian untuk mendapatkan kesepahaman membuat tugas peta konsep dalam kelompok. Selain itu kesempatan melihat secara dekat dan mengamati
817
secara dekat hasil kerja setiap kelompok ini membuat kami semakin paham dalam menguasai materi perkuliahan”.
Berkaitan dengan adanya meningkat pemahaman dan penguasaan materi perkuliahan pada siklus 2 ini juga diungkapkan oleh mahasiswa bernama Hengki bahwa: “ Pada siklus 2 pada umumnya mahasiswa lebih bersemangat untuk berperan dalam pembuatan peta konsep dan lebih menyempurnakan materi yang ada di siklus 1. Apalagi pada siklus 2 ini kami dapat melihat dengan jelas dari dekat hasil kerja setiap kelompok. Dengan demikian kami dapat memahami materi yang dibuat tersebut”.
Data hasil wawancara ini menguatkan keberhasilan upaya tindakan perbaikan yang dilakukan tim peneliti dengan memodifikasikan metode peta konsep pada pembelajaran mata kuliah Pengantar Ilmu hukum ini.
F.6. Pembahasan
Penguasaan teknik dalam modifikasi karena para tim peneliti telah membuat pengalaman menerapkan berbagai stategi pembelajaran sebelumnya, yang kemudian dikombinasikan dengan data hasil siklus 1 pada penelitian ini. Dari data yang diperoleh pada siklus 1 terlihat pembelajaran yang dilakukan kepada para mahasiswa tahun pertama, semester pertama ini sebaiknya para dosen membuat strategi tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran bagi mahasiswa yang telah melewati tahun pertama perkuliahan. Hal ini disebabkan mereka pada hakikatnya para mahasiswa baru mengalami masa transisi dari situasi belajar di sekolah sebelumnya dengan situasi baru cara belajar di perguruan tinggi.
Pada siklus kedua terlihat banyak terjadi perubahan yang signifikan baik dalam keaktifan mahasiswa membuat peta konsep pada kelompok, maupun dalam diskusi kelas dalam bertanya dan menanggapi presentase kelompok. Ini menunjukkan tindakan perbaikan yang dimodifikasi oleh tim peneliti dapat berjalan efektif pada kelas perkuliahan Pengantar Ilmu Hukum ini. Ketepatan strategi tindakan perbaikan ini terlihat pada data dalam tabel 3 dan tabel 5 yang memperlihatkan terjadinya kenaikan signifikan pada ketuntasan belajar mahasiswa dalam siklus 2 mampu menghasilkan ketuntasan belajar mahasiswa sebesar 99 %. Padahal pada siklus 1 keberhasilan ketuntasan belajar hanya mencapai sebesar 23,62 %. Jika dihitungkan besaran angka kenaikan ketuntasan belajar mahasiswa dalam siklus 1 dan siklus 2 ini yaitu 99 % - 23, 62 % = 75, 38 %. Besaran angka kenaikan ini sangat signifikan untuk menunjukkan keberhasilan tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh tim peneliti pada siklus 2 tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang Sutrasmawati dan Sugiharto (2008) memperoleh ketuntasan belajar mahasiswa sebelum
818
penerapan metode peta konsep 0%, kemudian penerapan metode peta konsep, ketuntasan belajar dari mahasiswa setelah dilakukan uji akhir adalah 94%. Sejalan pula dengan penelitian Juliarti, dkk (2011) bahwa dengan penerapan metode pembelajaran peta konsep meningkatkan nilai angka yang diperoleh para mahasiswa sebesar 70,10 %, yang juga menggunakan pendekatan setiap siklus dengan pre test, post test, hasil diskusi dan presentasi.
Strategi tindakan perbaikan dan modifikasi yang dilakukan pada penelitian ini dalam siklus 2 oleh tim peneliti (1). adanya perbaikan pada siklus kedua untuk mendorong atau menjadi alasan dilakukannya tindakan yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar ; (2). adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan membuat strategi dan modifikasi yang baru, sebagai bentuk tindakan perbaikan pada siklus kedua; (3). adanya penyerahan kembali lembaran jawaban kepada semua mahasiswa yang telah diberi nilai oleh Dosen telah memberikan gambaran hasil belajar yang dilakukan dengan kesungguhan tentu memperoleh sesuai dengan harapan dan bagi para mahasiswa dalam pembelajaran menunjukkan ketidaksungguhan terlihat memperoleh nilai-nilai akhir pada siklus pertama yang kurang sesuai dengan harapan; (4) Adanya keinginan untuk mendapatkan nilai yang lebih baik pada mata kuliah ini turut menjadi faktor pendorong yang kuat, setelah mereka mengetahui nilai yang diperoleh pada Post Test siklus 1 tersebut.
Hasil pembelajaran dengan metode peta konsep yang dilakukan pada mata kuliah ini telah mampu pula menghasilkan para mahasiswa belajar berfikir secara berstruktur dalam memecahkan masalah yang telrdapat dalam materi bahan ajar.
Sebagaimana dikemukakan Dahar (dalam Muhtar dan Jaryanto, 2013) salah satu tujuan pembelajaran dengan metode peta konsep adalah membangun cara berfikir belajar untuk memecahkan masalah secara teratur.
Dengan demikian penggunaan metode peta konsep dalam proses pembelajaran mata kuliah ini selain mampu meningkatkan besaran jumlah mahasiswa yang mencapai ketuntasan belajar, juga telah berhasil memudahkan para mahasiswa berpikir dalam memahami setiap materi mata perkuliahan sesuai dengan silabus.
7. Kesimpulan
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode peta konsep meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran pada mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum yang diukur dari hasil Post Test pada siklus 1 adalah 24 %
819
dan setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2 terjadi kenaikan sangat signifikan dengan ketuntasan belajar Post Test sebesar 99 %.
Kenaikan belajar ini terjadi karena dilakukan modifikasi proses pembelajaran peta konsep pada siklus 2. Oleh sebab itu tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian telah tepat. Pencapaian ketepatan tindakan perbaikan ini terjadi karena rumusan perbaikan selain hasil rumusan tim peneliti (dosen) ini didiskusikan lagi bersama dengan para mahasiswa dalam kelas perkuliahan. Sehingga hasil rumusan bersama ini mampu menghasilkan tindakan perbaikan yang tepat dan mampu membuat para mahasiswa mencapai ketuntasan belajarnya.
RUJUKAN
Aldri Frinaldi, Dasman Lanin, Estika Sari. 2013. Peningkatan Prestasi Mahasiswa Melalui Metode Jigsaw dalam Mata Kuliah Teori dan Hukum Konstitusi di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan Semester Genap 2012. Prosiding Seminar Internasional Pendidikan Global, 28 – 29 Januari 2013 di Padang. ISBN 978-602-98708-3-1
Ani Rusilowati,dan Ahmad Sopyan. 2011. Pengembangan Concept- Mapping Assessment Untuk Mengukur Kemampuan Mahasiswa Mengkonstruk Konsep Elektronika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011). Januari 2011 JFP F I. http://journal.unnes.ac.id
Arikunto Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Asep Herry Hernawan. 2013. Makna Ketuntasan Belajar. FIP. UPI. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN /196202071987031-
ASEP_HERRY_HERNAWAN/Karya_Ilmiah/MAKNA_KETUNTASAN_DALA M_BELAJAR.pdf
C.I. Yogihati.2011. Penggunaan Peta Konsep Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Termodinamika Pada Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Malang. FOTON, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya Volume 15, Nomor 1,
Pebruari 2011. ISSN 1410-3273.
http://fisika.um.ac.id/download/doc_download/149-penggunaan-peta-konsep-sebagai-upaya-peningkatan-kualitas-pembelajaran
Endang Sutrasmawati dan Sugiharto.2008. Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Terhadap Manajemen Pemasaran Melalui Metode Pembelajaran Peta Konsep (Mind Mapping). Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 3 No.1 Februari, Tahun 2008. Juliarti, dkk. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Statistik. Jurnal Teknologi Pendidikan. Http://Digilib.Unimed.Ac.Id/Public/Unimed-Article-25770-8-Juliarti-Armaini%20rambe-14.Pdf
Jumadi. 2013. Ketuntasan Belajar Mahasiswa Yang Diberi Remidiasi Mengerjakan Soal Dan Mengkaji Pustaka Pada Mata Kuliah Elektronika . FMIPA UNY . http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Ketunt asan%20belajar%20dengan%20remidi%20mengerjakan%20soal%20&%20mengka ji%20pustaka.pdf
820
Muh. Khalifah Mustami. 2009. Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Lentera Pendidikan. Vol 12. No. 2 Desember 2009 : 125-137.
Muhammad Busyro Karim. 2011. Jurnal Pamator, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2011. http://lppm.trunojoyo.ac.id
Muhtar dan Jaryanto. 2013. Implementasi Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fkip Uns (Penelitian Tindakan Kelas). Jurnal
Ed-Equilibrium Vol 1, No 1 (2013). FKIP UNS.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/mhseko/article/view/2008/1464
Rohana, dkk. 2009. Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3. No.2, Desember 2009.
Supriyanto. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Peta Konsep Dengan Model Pembelajaran Group Investigasi Kelas X-7 SMA 5 Semarang Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal JP2F, Volume 2 Nomor 1 April 2011.