• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kebutuhan tenaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "analisis kebutuhan tenaga"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 1  .  . ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN METODE PERHITUNGAN WISN Dewi Kurniawati1, Suprijanto Rijadi2 1. Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat 2.Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Email : kurnia_hafap@yahoo.com. Abstrak Sumber daya manusia merupakan salah satu input terpenting dalam sebuah organisasi, tidak terkecuali dengan pelayanan kesehatan Puskemas, dibutuhkan perencanaan kebutuhan SDM yang sesuai agar pelayanan terhadap masyarakat dapat terpenuhi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah tenaga kesehatan yang ideal dengan menggunakan perhitungan beban kerja berdasarkan Metode perhitungan Work Load Indicator Staff Need (WISN). Desain penelitiannya kualitatif dan gambarannya secara deskriftif analitik. Informasi pada penelitian melalui data primer dan data skunder serta pengumpulan informasi dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Hasil penelitian menunjukkan tenaga yang ada saat ini melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya, dikarenakan beban kerja yang terlalu kecil pada beberapa unit tertentu, selain itu ditemukan penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan Kata Kunci : Analisis kebutuhan tenaga kesehatan, Perhitungan WISN, Perhitungan kebutuhan tenaga Puskesmas.. Abstract Human resources is one important input in an organization, no exception in the service in health. So it is with health services, health center fully needed planning needs human resources corresponding to the service for people to be fulfilled. The study is done in puskesmas sei.jang Tanjungpinangcity which aims to get the number paramedics who an ideal used calculation burden work based on methods of calculation work load indicator staff need ( wisn ). Design his research qualitative and his depiction in deskriftif analytic. Information to research through primary data and scundary and gathering information by interview and observation. The result showed exertion are currently exceed the needs that actually, because the burden work too small on some certain units, besides found for workers is not appropriate with qualifying education. Keywords: health workforce needs analysis, calculation, calculation of power requirements WISN clinic.. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas juga merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Sulastomo, 2007). Puskesmas SeiJjang Kota Tanjungpinang merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan, untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, dibutuhkan.

(2) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 2  .  . sumber daya yang dapat menggerakkannya, walaupun kecukupan sumber daya saja dirasa belum cukup untuk menjamin terlaksananya sebuah kegiatan maupun program dapat berjalan dengan baik, perlu secara tepat untuk menempatkan individu dalam mengemban tugas tertentu sesuai dengan kemampuan dan tentu saja kualifikasi pendidikannya. Selama ini belum ada perencanaan yang menghitung dengan secara tepat jumlah kebutuhan ideal dari tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas tersebut, pengadaan tenaga ditentukan langsung oleh Dinas Kesehatan terkait. Hal lain yang juga menjadi perhatian, berdasarkan profil kesehatan Puskesmas dilihat ada peningkatan kunjungan yang signifikan setiap tahunnya, yang mengharuskan diimbangi dengan kecukupan pemberi layanan. Sementara jika dilihat dari jumlah, jumlah tenaga saat ini adalah 47 orang (medis dan paramedis) wajib melayani lebih kurang 50 orang perhari baik di puskesmas induk maupun di puskesmas pembantu, selain itu adanya keluhan dari beberapa tenaga tentang rangkap jabatan yang dijalaninya. Dari beberapa latar belakang diatas maka diperlukan adanya perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan yang ideal untuk mengetahui secara pasti gambaran kebutuhan tenaga kesehatan Puskesmas Sei.Jang berdasarkan beban kerja yang ada. Tinjauan Teori Manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan (2003), adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Teknik perencanaan (peramalan) kebutuhan SDM Menurut Notoadmodjo (2003) untuk meramalkan kebutuhan (permintaan) sumber daya manusia dapat menggunakan berbagai teknik peramalan yang sudah ada. Selanjutnya masih menurut Notoadmodjo (2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat ramalan kebutuhan sdm antara lain 1.. Lingkungan eksternal : ekonomi, sosiopolitik dan budaya, Hukum dan perundang-undangan Perkembangan ilmu dan teknologi, Persaingan antarorganisasi. 2.. Organisasi (internal) : Rencana-rencana pengembangan Anggaran atau pembiayaan, Desain organisasi Perluasan usaha dsb.. 3.. Persediaan karyawan : Karyawan yang akan pension, Pengunduran diri dan Kematian dsb..

(3) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 3  .  . Teknik peramalan dalam konsep perencanaan sumber daya manusia menurut Hasibuan (2007) dan menyatakan jika informasi ini lengkap dan benar maka perencanaan sumber daya manusia akan baik dan benar selanjutnya jika rencana tersebut baik dan benar maka realisasi manajemen SDM akan lancar, informasi tersebut antara lain : a.. Persediaan tenaga kerja dan tingkat kemampuan sumber daya manusia. b.. Jenis-jenis, susunan umur, tingkat pendidikan, serta penyebaran atau pemerataan tenaga kerja. c.. Kebijakan perburuhan dan kompensi pemerintah. d.. Sistem, kurikulum, dan tingkat-tingkat pendidikan sumber daya manusia. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81/Menkes/Sk/I/2004 Tentang Pedoman. Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit. Ada 4 metode penyusunan kebutuhan SDM, antara lain : Health Need Method, Health Services Demand Method, Health Service Target Method dan Ratio Method. Selain empat metode dasar tersebut, terdapat beberapa metode lainnya yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari keempat metode dasar tersebut diatas yaitu : •. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan Daftar Susunan Pegawai (DSP) (“authorized staffing list”).. •. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan WISN (Work Load Indikator Staf Need / Indikator Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban Kerja).. •. Penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan skenario/proyeksi dari WHO.. •. Penyusunan kebutuhan tenaga untuk bencana Penelitian ini menggunaan tekhnik perhitungan WISN (Work Load Indicator Staff Need). untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas< tekhnik perhitungan tersebut dipilih karena dianggap yang paling sesuai dan dapat di lakukan di Puskesmas tersebut dan menampilkan beban kerja sesungguhnya dari masing-masing tenaga kesehatannya. Metode Penelitian Desain penelitian ini adalah kualitatif dan gambarannya di uraikan secara deskriftif analitik. Informasi pada penelitian ini didapatkan melalui data primer dan data skunder, pengumpulan informasi dengan cara wawancara mendalam dan observasi langsung di lapangan, analisis hasil.

(4) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 4  .  . menggunakan metode WISN sehingga di dapatkan kebutuhan SDM yang ideal di Puskesmas Sei.jang Kota Tanjungpinang. Pengambilan data selama lebih kurang empat minggu, informan penelitian dipilih berdasarkab unit-unit kerja yang ada di Puskesmas dan pemilihan informan yang mengetahui dengan baik tentang beban kerja. Hasil Penelitian Hasil penelitian pada penelitian analisis kebutuhan tenaga ini sesuai dengan kerangka konsep penelitian dibagi atas tiga komponen yaitu input, proses dan output. Pada komponen input didapatkan ketersediaan tenaga saat ini di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 56 tenaga baik medis, paramedik maupun non tekhnis lainnya, sedangkan untuk struktur organisasi didapatkan Puskesmas Sei.jang di pimpin oleh seorang dokter gigi dan mempunyai 4 buah. program utama, 1 buah unit penunjang dan 1 buah pelaksanan khusus. Komponen input lainnya adalah job deskripsi, masing-masing unit di Puskesmas Sei.Jang. telah mempunyai job deskkripsi yang ditetapkan bersama dan dilakukan evaluasi setiap tahunnya. Selanjutnya untuk kebijakan SDM di Puskesmas ditentukan langsung oleh Dinas Kesehatan Kota, sementara itu di wilayah pemerintah Kota Tanjungpinang pengadaan tenaga kesehatan tidak diatur di dalam peraturan tertentu atau berupa Surat Keputusan (SK) dari pemerintah kota Tanjungpinang, namun pendistribusian sumber daya manusia mengacu pada metode perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan pendekatan rasio terhadap nilai tertentu (ratio method) sesuai dengan Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004. Komponen input selanjutnya yaitu kinerja, gambaran kinerja sumber daya manusia di Puskesmas Sei.Jang dapat dengan melihat gambaran pencapaian program maupun pelayanan yang dilakukan pada upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat, pada upaya kesehatan perorangan dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan target maupun cakupan yang ada, begitu juga pada upaya kesehatan masyarakat, sebagian besar pelayanan luar gedung maupun kunjungan langsung ke masyarakat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pada komponen proses dilakukan perhitungan beban kerja, Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu : 1.. Menetapkan waktu kerja tersedia;.

(5) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 5  .  . 2.. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;. 3.. Menyusun standar beban kerja;. 4.. Menyusun standar kelonggaran;. 5.. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja. Untuk mengetahui kebutuhan tenaga sebelumnya dibutuhkan perhitungan standar beban. kerja, berikut perhitungan standar beban kerja pada beberapa unit yang ada di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan kepada dokter umum standar beban kerja kerja tertinggi adalah pada kegiatan mencatat hasil pemeriksaan pada register rawat jalan dan membuat resep pasien. Standar beban kerja tertinggi pada tenaga dokter gigi adalah pada kegiatan melakukan rujukan. Standar beban kerja tertinggi pada tenaga gudang farmasi adalah pada kegiatan mengajukan permintaan obat ke dinas kesehatan. Standar beban kerja tertinggi pada perawat adalah pada kegiatan anamnesis pasien dan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Standar beban kerja tertinggi pada bidan adalah melakukan asuhan pada ibu nifas dan menyusui untuk kegiatan anamnesis, konseling dan pencatatan. Pada komponen output mendapatkan jumlah tenaga ideal yang dibutuhkan di Puskesmas Sei.Jang sesuai dengan unit kerja dan kualifikasi. Kebutuhan tenaga tersebut dapat dilihat dengan jelas pada tabel dibawah ini, Tabel 1.Jumlah Kebutuhan Tenaga Ideal Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang No 1.. Unit Kerja Poli Umum. Kualifikasi. Kebut. Pendidikan. Ideal. dr Umum. 4 orang. Perawat. 4 orang. 2.. Poli Gigi. dr.gigi. 1 orang. 3.. Promkes. SKM. 1 orang. 4.. Kes.lingk. Sanitarian. 1 orang. 5.. Poli KIA,KB dan MTBS. Bidan. 4 orang. 6.. Gizi. Nutrisionis. 1 orang.

(6) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 6  .   7. 8.. P2PL Apotik. Perawat. 2 orang. Apoteker. 1 orang. AA. 3 orang. Analis. 2 orang. 9.. Laboratorium. 10.. Keuangan. DIII Ekonomi. 2 orang. 11.. Tata Usaha. DIII Admin. 1 orang. 12.. Loket. SMA. 5 orang. 13.. K.Suntik. Perawat. 1 orang. Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan metode work load indicator staff need, yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat dilihat kebutuhan tenaga kesehatan yang seharusnya ada di Puskesmas Sei.Jang sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan unit kerja di Puskesmas tersebut. Selain itu peneliti mencoba membandingkan antara hasil penelitian yang telah dilakukan dengan studi kepustakaan yang ada yaitu pedoman perencanaan dengan Metode DSP Puskesmas perkotaan, dimana sesuai dengan output kunjungan puskesmas yang lebih kurang 60.000 pertahun juga dibandingkan dengan kebutuhan tenaga berdasarkan kepmenkes nomor : 828/Menkes/SK/IX/2008. tentang. Standar. Pelayanan. Minimal. bidang. kesehatan. di. Kabupaten/Kota, pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Dibawah ini akan dijelaskan kebutuhan tenaga dari beberapa unit yang ada di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 1. Dokter Umum Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan kebutuhan dokter umum di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 4 orang, Jika dibandingkan dengan perhitungan menurut DSP (Daftar Susunan Pegawai) yang hanya membutuhkan 2 orang, menurut standar pelayanan minimal pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) perhitungan WISN tersebut masih sangat kecil, karena menurut SPM tersebut kebutuhan tenaga dokter umum. di pelayanan dasar. (Puskesmas) sebanyak 11 (sebelas orang) belum lagi jika ditambah kegiatan yang seharusnya dilakukan dokter spesialis kebutuhan tenaga dokter di Puskesmas mencapai 17 tenaga, Pada saat penelitian dilakukan di Puskesmas Sei.Jang terdapat 3 (tiga) orang dokter umum, penambahan sangat dibutuhkan mengingat jumlah kunjungan pasien yang meningkat setiap tahunnya juga agar standar pelayanan minimal (SPM) pada pelayanan dasar.

(7) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 7  .  . (Puskesmas) dapat berjalan, karena berdasarkan hasil observasi banyak sekali kegiatan baik UKP (upaya Kesehatan Perorangan) maupun UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) yang tidak berjalan, hal ini mungkin saja di sebabkan oleh minimnya tenaga dokter umum tersebut. 2. Dokter Gigi Kebutuhan dokter gigi di Puskesmas Sei.Jang berdasarkan perhitungan WISN sebanyak 1 orang, Jika berdasarkan model DSP Puskesmas perkotaan, dibutuhkan sebanyak 2 (dua) orang, jika melirik dari standar pelayanan minimal di pelayanan dasar (Puskesmas) hanya membutuhkan 1 (satu) orang dokter gigi untuk kegiatan penjaringan anak sekolah. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang jumlah dokter gigi yang ada sebanyak 1(satu) orang, kalau melihat gambaran perhitungan WISN artinya tidak perlu penambahan tenaga, begitu juga menurut SPM di pelayanan dasar ketersediaan dokter gigi sebanyak 1 (satu ) orang sudah mencukupi dan observasi serta wawancara yang dilakukan peneliti juga menemukan bahwa tenaga dokter gigi tersebut sudah cukup dan tidak perlu penambahan tenaga karena kegiatan luar gedung dibantu oleh dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Pembantu terdekat. 3. Perawat di Poli Umum Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat di poli umum Puskesmas Sei.Jang sebanyak 4 orang, Berdasarkan pedoman Metode DSP Puskesmas membutuhkan 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu) orang pekarya untuk, dan jika mengacu pada SPM pada pelayanan dasar, kebutuhan keseluruhan tenaga perawat di Puskesmas sebanyak 10 (sepuluh) orang, karena kebutuhan tenaga perawat di dalam SPM tersebut dihitung jika dari kegiatan – kegiatan untuk UKM dan UKP dilaksanakan. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang perawat yang bertugas di poli umum berjumlah 4 (empat) orang, Menurut peneliti berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, poli umum di Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 4 (empat) orang tenaga perawat dan 1 (satu) orang pekarya dengan asumsi berdasarkan beban kerja yang cukup berat, selain itu membutuhkan 1 (satu) orang pekarya yang khusus membuat surat rujukan dan surat keterangan pasien sesuai dengan permintaan (advice) dokter, selanjutnya jika melihat pada SPM pelayanan dasar tentu saja keadaan tenaga saat ini masih jauh dari kebutuhan ideal, masih membutuhkan penambahan 6 (enam) orang tenaga lagi agar kegiatan-kegiatan yang ada di dalam SPM dapat terlaksana..

(8) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 8  .  . 4. Loket Pendaftaran Perhitungan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga di loket pendaftaran Puskesmas Sei.Jang 5 orang, Sedangkan dengan Metode DSP membutuhkan 1 (satu) orang pekarya untuk ditempatkan di bagian kartu/loket pendaftaran. Kenyataannya saat ini di Puskesmas Sei.Jang petugas di loket pendaftaran berjumlah 4 (empat) orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, sebaiknya cukup tenaga dengan lulusan SMA/SMK karena pada loket pendaftaran tidak dibutuhkan ketrampilan/kompetensi yang lebih selain itu perlu diperhatikan untuk kegiatan mengembalikan kartu rekam medik pasien, karena kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 5 menit perpasiennya, jika dijumlahkan dengan kunjungan yang 200-300 orang perhari tentu saja kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi sebaiknya ada intervensi langsung dari pimpinan maupun kasubag Tata usaha untuk meninjau ulang kegiatan tersebut. 5. Tenaga Gizi Perhitungan WISN didapatkan kebutuhan tenaga gizi di Puskesmas Sei.Jang sebanyak 1 (satu) orang., menurut DSP tenaga gizi dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang, dan menurut SPM pelayanan dasar membutuhkan 2 (dua) orang untuk melakukan kegiatan pemberian Makanan pendamping ASI dan untuk penangganan gizi buruk Jumlah tenaga ahli gizi di Puskesmas Sei.Jang saat ini sebanyak 2 (dua) orang dengan latar belakang pendidikan D.III Gizi. Melirik hasil observasi, perhitungan yang dilakukan pada penelitian, dapat disimpulkan tenaga gizi di Puskesmas Sei.Jang tersebut sudah melebihi yang seharusnya, dan tidak perlu penambahan tenaga lagi, namun jika mengacu kepada SPM dan jika kegiatankegiatan yang ada di dalam pedoman SPM tersebut benar-benar dijalankan oleh tenaga gizi, maka kebutuhan tenaga gizi sebanyak 2 (dua) orang, artinya seharusnya tenaga gizi yang ada di Puskesmas Sei.Jang kedepannya diharapkan menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada sehingga tenaga yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal..

(9) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 9  .  . 6. Bidan di KIA/KB dan MTBS Perhitungan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga bidan di KIA/KB dan MTBS Puskesmas Sei.Jang Kecamatan sebanyak 4 orang tenaga, Sedangkan dengan Metode DSP Puskesmas Perkotaan, pada pelayanan KIA/KB dibutuhkan sebanyak 2 (dua) orang bidan 1 (satu) orang pekarya, selanjutnya jika dibandingkan dengan SPM pelayanan dasar tentu saja sangat berbeda, di dalam SPM membutuhkan tenaga Bidan sebanyak 12 (dua belas) orang, karena tenaga bidan tersebut mempunyai kegiatan didalam maupun diluar gedung Puskesmas. Menurut peneliti berdasarkan perhitungan WISN dan juga pedoman DSP yang ada di kepustakaan, untuk pelayanan di poli KIA/KB dan MTBS Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 4 (empat) orang bidan dan membutuhkan 1 (satu) orang pekarya, dan jika mengacu kepada kebutuhan berdasarkan SPM pelayanan dasar yang ada, kegiatan didalam SPM tersebut terlihat sebagian besar sudah dilakukan dan telah dilakukan perhitungan beban kerjanya, sehingga kebutuhan 12 orang tenaga tersebut tidak mutlak untuk diterapkan. Selanjutnya hasil dari observasi dan wawancara yang dilakukan di Puskesmas Sei.Jang jumlah bidan yang bertugas di poli KIA,KB dan MTBS berjumlah 3 (tiga) orang dengan latar belakang pendidikan D.IV Kebidanan 1 (satu) orang, D.III Kebidanan 1 (satu) orang dan 1 (satu) orang D.I kebidanan sedang dalam pendidikan DIII kebidanan, masingmasing tenaga mempertanggungjawabi satu buah program, masing-masing KIA, KB dan MTBS, pelayanan dilakukan dalam ruangan yang sama. 7. Analsis Kesehatan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan analis kesehatan di laboratorium Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 1,55, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 2 orang tenaga. Perhitungan menurut WISN diatas berbeda dengan petunjuk menurut kepustakaan yang ada yaitu dengan Metode DSP Puskesmas Perkotaan, dalam Metode DSP tenaga analis yang dibutuhkan di laboratorium sebanyak 1 (satu) orang. Saat ini di Puskesmas Sei.Jang mempunyai satu orang tenaga analis kesehatan yang bertugas di laboratorium dengan latar belakang pendidikan D.III Analis Kesehatan, artinya masih membutuhkan penambahan tenaga analis satu orang lagi..

(10) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 10  .  . Menurut peneliti jika menilik dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, serta berdasarkan perhitungan WISN dan juga pedoman DSP yang ada di kepustakaan, untuk pelayanan laboratorium Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 2 (orang) tenaga analis kesehatan. Hal ini karena melihat permintaan pemeriksaan di laboratorium yang selalu banyak, selain itu juga pertugas laboratorium tersebut diberikan tanggungjawab untuk melakukan pengambilan sampel diluar gedung puskesmas (rumah penderita) untuk kasus-kasus tertentu, sehingga jika petugas laboratorium puskesmas hanya 1 (satu) orang, dikhawatirkan ketika petugas tersebut sedang melakukan kunjungan luar gedung, maka pelayanan pasien yang berkunjung ke Puskesmas khususnya untuk melakukan pemeriksaan labor akan terbengkalai/tidak terlayani. 8. Apotik Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 3,28, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 3 (tiga) orang. Jika melihat studi kepustakaan yaitu pedoman perencanaan dengan metode DSP Puskesmas perkotaan, kebutuhan tenaga di apotik sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang assisten apoteker dan 1 (satu) orang juru obat. Saat ini jumlah tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang berjumlah tiga orang yang terdiri dari satu orang apoteker, satu orang dengan latar belakang D.III Keperawatan dan satu orang dengan latar belakang pendidikan D.III Kebidanan. Menurut peneliti berdasarkan observasi,perhitungan WISN juga perbandingan dengan studi kepustakaan, kebutuhan tenaga di apotik Puskesmas Sei.Jang tersebut yang ideal adalah sebanyak 3 (orang), yang sebaiknya terdiri dari 1 (satu) orang tenaga apoteker, dan ditambah 2 (dua) orang assisten apoteker, sesuai besarnya beban kerja yang dilakukan. Untuk kondisi saat ini kebutuhan tenaga tentu saja terlihat sudah terpenuhi, namun jika dilihat dari kualifikasi pendidikan dirasa kurang sesuai terutama untuk tenaga perawat dan bidan yang di tempati disana..

(11) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 11  .  . 9. Kesehatan Lingkungan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 0,39, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 1 (satu) orang. Perhitungan diatas jika dibandingkan dengan metode DSP Puskesmas perkotaan terlihat perbedaan, perhitungan dengan DSP membutuhkan 2 (dua) orang tenaga sanitarian dan jika mengacu pada SPM pelayanan dasar, Puskesmas membutuhkan 1 (satu) orang tenaga sanitarian untuk kegiatan penanggulangan penyakit Diare. Saat penelitian ini dilakukan jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang berjumlah 1 (satu) orang dengan latar belakang pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan Menurut peneliti tenaga yang ada tersebut tidak perlu penambahan lagi, karena jika dilihat dari perhitungan beban kerjanya masih sangat kecil, yaitu kurang dari 0,5 artinya, kedepannya diharapkan tenaga kesehatan lingkungan tersebut menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 10. Promosi Kesehatan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 0,20, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi satu orang. Perhitungan berdasarkan metode DSP Puskesmas Perkotaan kebutuhan tenaga untuk promosi kesehatan tidak ditemukan namun dapat digolongkan ke dalam kegiatan/program PSM (Peran Serta Masyarakat) Saat penelitian dilakukan jumlah tenaga program promosi kesehatan di Puskesmas Sei.Jang berjumlah satu orang dengan latar belakang pendidikan S1 kesehatan masyarakat (bidan komunitas). Menurut peneliti ketersediaan untuk program promosi kesehatan / peran serta masyarakat di Puskesmas Sei.Jang sudah terpenuhi, namun jika melirik dari tenaga yang merupakan lulusan kesehatan masyarakat dengan spesifikasi bidan komunitas, sepertinya.

(12) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 12  .  . kurang tepat karena lulusan tersebut disiapkan untuk menjadi leader untuk program desa/kelurahan siaga. Selain itu hasil perhitungan kebutuhan berdasarkan beban kerja hasilnya kurang dari 0,5 hal ini dapat disimpulkan beban kerja pada program promosi kesehatan sangat kecil, kedepannya diharapkan tenaga tersebut menambah kegiatan pelayanan di dalam maupun luar gedung puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. 11. P2PL dan Imunisasi Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode work load indicator staff need, didapatkan kebutuhan tenaga P2PL dan Imunisasi di Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang sebanyak 1,88, jika dibulatkan sesuai dengan WISN toolkit menjadi 2 orang tenaga. Perhitungan berdasarkan metode DSP Puskesmas Perkotaan kebutuhan untuk tenaga pencegahan & pemberantasan penyakit dan surveilans sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari entomology dan epidemolog dan kebutuhan untuk tenaga pelaksana imunisasi sebanyak 1 (satu) orang perawat. Ketika penelitian ini dilakukan program P2PL dan imunisasi Puskesmas Sei.Jang mempunyai tiga orang tenaga dengan latar belakang ketiganya adalah D.III Keperawatan, satu dari tiga tenaga tersebut merupakan petugas lapangan malaria, dimana diwilayah kerja puskesmas Sei.Jang terdapat satu buah kelurahan endemik malaria, satu orang lainnya merupakan koordinator imunisasi dan sisanya diperbantukan di kamar tindakan. Menurut peneliti program P2PL Puskesmas Sei.Jang tersebut membutuhkan 2 (dua) orang, yang terdiri dari seorang entomology dan epidemolog dan petugas untuk pelaksana imunisasi disiapkan 1 (satu) orang perawat. Secara garis besar kebutuhan tenaga sesuai dengan hasil perhitungan dengan metode WISN (Work Indicator Staff Needs) sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang, sedangkan tenaga kesehatan yang ada sekarang adalah sebanyak 40 (empat puluh) orang, artinya tenaga yang ada saat ini melebihi dari kebutuhan yang sebenarnya. Namun jika standar pelayanan minimal pada pelayanan dasar (Puskesmas) dilakukan dan dijalankan maka kebutuhan ideal untuk tenaga kesehatan di Puskesmas secara keseluruhan sebanyak 47 (empat puluh tujuh) tenaga..

(13) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 13  .  . Untuk lebih jelasnya tentang perbandingan masing-masing perhitungan metode WISN, Metode DSP Puskesmas perkotaan dan berdasarkan standar pelayanan minimal pada pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Puskesmas menurut WISN, DSP dan SPM di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang No 1.. Jenis Tenaga dr.Spesialis. WISN -. DSP -. SPM 6. 2.. dr.umum. 4. 3. 11. 3.. dr.Gigi. 1. 2. -. 4.. Perawat. 8. 10. 10. 5.. Bidan. 5. 2. 12. 6.. Analis. 2. 1. 1. 7.. Nutrisionis. 1. 1. 2. 8.. Sanitarian. 1. 1. 2. 9.. Farmasi. 4. 2. -. 10.. Keuangan. 2. 2. -. 11.. Tata usaha. 1. 1. -. 12.. epidemiolog. -. 2. 2. 13. Radiografer. -. 1. 1. 14. Umum. 5. 12. -. 40. 47. Total. 34. *Perhitungan dari penelitian yang dilakukan **berdasarkan KMK RI Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004 ***berdasarkan KMK RI Nomor : 282/Menkes/SK/IX/2008. Tabel diatas memperlihatkan secara tegas kebutuhan tenaga berdasarkan perhitungan dan metode masing-masing, jika peneliti dapat menyimpulkan kebutuhan ideal tenaga kesehatan saat ini di Puskesmas Sei.Jang sebaiknya tidak kurang dari 40 tenaga, agar tidak pelayanan didaladan diluar gedung dapat dilaksanakan, juga agar acuan yang telah ditetapkan Depkes didalam standar pelayanan minimal yang ada, dapat dijalankan dan dilaksanakan selain itu penempatan tenaga yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan juga dapat mengakibatkan kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kesimpulan dan Saran Dari analisi tersebut dapat ditarik kesimpulan keadaan tenaga kesehatan saat ini di Puskesmas Sei.Jang sudah melebihi dari yang dibutuhkan menurut perhitungan berdasarkan beban kerja,.

(14) Analisis kebutuhan..., DewiKurniawati, FKM-UI, 2013. 14  .  . namun jika berdasarkan atas pelaksanaan SPM yang diharuskan maka tenaga yang ada saat ini masih kurang. Jadi sebaiknya Puskesmas Sei.Jang kedepannya menambah kegiatan yang beracuan kepada standar pelayanan minimal yang ada sehingga kelebihan tenaga pada unit tertentunya tidak terjadi dan standar pelayanan minimal yang disyaratkan berjalan sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. KEPUSTAKAAN 1. Depkes Jakarta,(2004) KEPMENKES nomor : 81/MENKES/SK/I/2004 tentang penyusunan perencanaan SDM Kesehatan Di Tingkat Propinsi,Kab/kota serta Rumah Sakit. 2. Depkes Jakarta,(2009) Petunjuk Penggunaan Perangkat kerja (Toolkit) WISN. 3. Depkes Jakarta,(2008) KEPMENKES nomor : 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 4. Handoko,T.H.(2011).Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Edisi Revisi. Yogyakarta: PT.BPFE . 5. Hasibuan,S.P.(2007).Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi Revisi.Jakarta: PT.Bumi Aksara. 6. Mangkunegara,A.P (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta, Rosda. 7. Notoadmodjo,S (2003).Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Rineka Cipta. 8. Puskesmas Sei.Jang Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang (2012) Profil Kesehatan Puskesmas Sei Jang Kecamatan Bukit Bestari Tahun 2012 9. Siagian,S.P.(2009). Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT.Bumi Aksara. 10. Sulaeman,E.S.(2009).Manajemen Kesehatan,teori Dan Praktik di Puskesmas.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 11. Samsusin, Sadili. H. (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Pustaka Setia 12. Subekhi, A.(2010) Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta 13. Terry, George R. (1992). Dasar – Dasar Manajemen, Jakarta, PT Bumi Aksara.

(15)

Gambar

Tabel 1.Jumlah Kebutuhan Tenaga Ideal Puskesmas Sei.Jang Kecamatan   Bukit Bestari Kota Tanjungpinang
Tabel 2. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Puskesmas menurut WISN, DSP dan SPM   di Puskesmas Sei.Jang Kota Tanjungpinang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin berkualitas/berkompeten pengelola keuangan dan semakin baik SPIP maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah juga akan

ketersediaan pelayanan prasarana medis di poli umum dan poli gigi ma untuk fasilitas medis di poli KIA dan Poli KB masih cukup lengkap dan masih baik kondisinya, kenyamanan

Sejalan dengan hasil dalam tabel 4, maka perlakuan frekuensi pemberian daging ke dalam pakan hewan percobaan da besarnya aktivitas oksitetrasiklin akan menurunkan pembuangan

Penganalisisan data penelitian menggunakan metode padan pragmatis dan agih dengan teknik ganti, lesap, dan sisip.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) fungsi informasi

Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan sikap positif dari petugas kesehatan saat melakukan KIE KB IUD dengan akseptor KB maka tidak akan meningkatkan pemakaian

Dalam tahap ini untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan Apoteker sudah efektif perlu di evaluasi terhadap : Persentase kesesuaian antara stelling

Menurut Winarno (1995), yang dimaksud dengan zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama  proses pengolahan

6. Menghubungkan antara penelitian dan proses belajar. Pembelajaran bersifat aktif, yaitu aktivitas pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dalam mengerjakan berbagai hal