PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN
PERAWAT PUSKESMAS SEI AGUL
SKRIPSI
OLEH :
Febrina Valentina Hutabarat
111121065
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre
Name : Febrina Valentina Hutabarat
NIM : 11112065
Undergraduate : Nursing Majors
Year : 2013
ABSTRACT
The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.
Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul
Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat
NIM : 11112065
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2013
ABSTRAK
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul.
Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, PhD selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S. Kp, MPd selaku dosen pemguji 1 dan ibu
Diah Arruum, S.Kep, Ns, M. Kp
5. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Kepala Puskesmas dan seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis.
7. Teristimewa buat Bapak dan Ibu serta anggota keluarga lainnya yang telah
banyak memberikan doa, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga
8. Teman-teman sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan,
motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Ivan Budisantosa Trihertanto, Rika Ameliana Harahap, Amelia Yulia
Nastiti, dan Irene Putri Adly yang selalu memberikan semangat dan bantuan
kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semanagat, dukungan,
bantuan, dan doa selama ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Februari 2013
DAFTAR ISI
2.1 Pengertian Perawat... 16
2.2 Peran dan Fungsi Perawat... 17
2.3 Tanggung Jawab Perawat... 21
2.4 Lingkup Kewenangan Perawat... 22
2.5 Tugas Pokok Perawat Puskesmas... 23
3 Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif ... 24
3.1 Pengertian Penelitian Kualitatif ... 24
3.2 Tujuan Penelitian Kualitatif ... 24
3.3 Tipe Desain Penelitian Kualitatif ... 25
3.4 Menganalisis Data Kualitatif ... 26
3.5 Content Analisis... 26
3.6 Validasi Data Kualitatif... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
1 Karakteristik Responden... 38
3 Pembahasan... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 52
1 Kesimpulan... 52
2 Saran... 52
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1. Inform Consent
2. Jadwal tentatif penelitian 3. Transaksi Dana
4. Panduan Wawancara 5. Kuesioner data Demografi 6. Riwayat hidup
Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre
Name : Febrina Valentina Hutabarat
NIM : 11112065
Undergraduate : Nursing Majors
Year : 2013
ABSTRACT
The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.
Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul
Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat
NIM : 11112065
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2013
ABSTRAK
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja (Trihono, 2005). Sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan masyarakat yang didirikan oleh pemerintah puskesmas juga merupakan
unit fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan
kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambuangan bagi masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatn nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
oarang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud
kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010
(Trihono, 2005). Tujuan tersebut dilaksanakan dengan menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi
keluarga dan masyarakat, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
Sebagai lini terdepan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat,
puskesmas harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui pemantapan program-pogram puskesmas. Berdasarkan buku pedoman
kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 18 usaha pokok dalam program dasar dan
utama puskesmas yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB),
gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberatasan penyakit menular serta
imunisasai, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, usaha
kesehatan jiwa, optonometri, kesehatan geriatrik, latihan dan olahraga,
pengembangan obat tradisional, keselamatan dan keseehatan kerja (K3),
laboratorium dasar, dan pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem
informasi kesehatan. Namun, pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas tersebut
sangat tergantung pada faktor tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, biaya yang
tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap pukesmas (Mubarak & chayatin,
2009).
Salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan di puskesmas
adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan adalah subsistem dari sistem
pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian.
Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan (Effendi,
1998).
Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan tidak bisa lepas dari upaya
peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan
kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan. Mutu pelayanan puskesmas ditinjau dari sisi keperawatan meliputi
aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesi, motivasi, dana, sarana,
perlengkapan penunjang, serta manajemen puskesmas yang perlu disempurnakan
dan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Kepmenkes No.h279, 2006).
Adapun tugas pokok perawat puskesmas adalah memberikan pelayanan
keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/kesehatan baik di
sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (kepmenpan No
94, 2001). Selain tugas pokok perawat juga harus memiliki beberapa elemen
perawat professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan antara
lain : care giver, clien advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator
changes agent, consultant dan interpersonal proses (Doheny,1982 dalam
Namun demikian dari laporan menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di
puskesmas masih belum melaksanakan asuhan keperawatan secara optimal dan
umumnya perawat tersebut lebih banyak melakukan tugas non keperawatan diluar
kewenanagannya. Berdasarkan survei Subdit Keperawatan Dasar Depkes (2005)
didapatkan adapun tindakan nonkeperawatan yang dilakukan oleh perawat
puskesmas yaitu: Pelayanan medik/pengobatan, 78% perawat melakukan
diagnosis penyakit, menulis/membuat resep obat dan 87% perawat memberikan
tindakan pengobatan. Dalam pelayanan keperawatan maternitas 43% melakukan
pemeriksaan kehamilan, 39% melakukan pertolongan persalinan dan 13%
melakukan perawatan nifas. Sedangkan kegiatan umum yang dilakukan perawat 41% melakukan kebersihan lantai dan 35% melakukan tugas administrasi umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization
(WHO) tahun 2000 di Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta juga menemukan
bahwa 70% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan
kegiatan pokok puskesmas, 39,8% masih melakukan tugas-tugas kebersihan,
47,4% perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas dan belum dikembangkan
monitoring dan evaluasi kinerja perawat khususnya mengenai keterampilan, sikap,
kedisiplinan dan motivasi kerjanya.
Perawat yang bekerja di puskesmas juga lebih banyak memanfaatkan waktu
kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu
Indonesia ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan
sisanya 46,8% digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja
produktif, hanya 13,3% waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan, sedangkan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang
pelayanan kesehatan (Ilyas, 2001).
Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di
masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi
karena perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat
dilapangan atau puskesmas, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja
dengan profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan
perawat yang mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman
masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter (Kompas, 2007).
Persepsi masyarakat terhadap profesi perawat masih belum mendapat
anggapan positf, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang
perawat khususnya di Indonesia. Banyak masyarakat berpersepsi bahwa perawat
hanyalah sekedar pembantu dokter, yang tanpa dokter perawat tidak dapat
melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian
utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang
menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.
Puskesmas Sei Agul merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang
terletak di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Letaknya yang
harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan program-program di
puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun dari survey awal
yang diperoleh peneliti ternyata persepsi masyarakat tentang kinerja perawat
Puskesmas Sei Agul tidak jauh berbeda dari gambaran diatas. Masyarakat merasa
kinerja perawat Puskesmas Sei Agul belum maksimal terutama dalam hal waktu
kerja, perawat sering datang terlambat dan pulang lebih awal dari waktu kerja
produktif puskesmas.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, peneliti tertarik melakukan
eksplorasi yang mendalam melalui penelitian ini untuk mengetahui tentang
Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat
tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul.
3. Manfaat Penelitian
3.1. Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk
mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan
mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi
pendidikan khususnya departemen komunitas untuk mengetahui persepsi
masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas di Sei Agul.
3.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk
penelitian kualitatif, dan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Puskesmas
1.1. Pengertian
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (DEPKES
RI,1991). Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Anonim,
1999).
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas perawatan meliputi
pelayanan kuratif (pengobatan) preventif (pencegahan), promotif (peningkatan)
dan rehabilitatif (pemulihan). Adapun kegiatan pokok di puskesmas perawatan
umumnya hampir sama dengan puskesmas non perawatan yakni KIA, KB, untuk
peningkatan gizi, kesehatan lingkungan dan penyediaan air bersih, pencegahan
dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan termasuk pelayanan darurat
karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah,
kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat (Anonim, 1999)
1.2. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi puskesmas yaitu:
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelengaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan.
Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan puskemas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama masyarakat, keluarga,
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta
ikut menetapkan, menyelengarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselengarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat petama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(publik good) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat
serta berbagai program kersehatan masyarakat lainnya (Trihono, 2005).
1.3. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud kesehatan
setinggi-tingginya dalam rangka mewujutkan Indonesia Sehat 2010 (Trihono,
2005).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus menagacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat (Trihono, 2005).
1.5. Misi Puskesmas
Misi puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang diselengagarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembanguna berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya (Trihono, 2005).
1.6 Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Pukesmas yang terbaru, terdapat 18
usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun,
pelaksanaannya sangat tergantung pada tenaga kesehatan, sarana dan prasarana,
biaya yang tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap puskesmas. Kegiatan
pokok pukesmas antara lain sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil; melahirkan dan menyusui; serta
bayi,anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi.
d. Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara
menstimulusnya
e. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, serta prasekolah yang menderita
bermacam-macam penyakit ringan dan lainnya.
a. Mengadakan kursus Keluarga Berencana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan kursus Keluarga Berencana kepada dukun yang bekerja sebagai
penggerak Keluarga Berencana.
c. Memberikan pedidikan tentang cara pemasangan IUD, cara-cara penggunaan
pil, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya.
3. Upaya Perbaiakan Gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi
b. Mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahaan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundangan
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegahan penyebaran penyakit
menular
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya Pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui :
• mendapatkan riwayat penyakit
• mengadakan pemeriksaan fisik
• mengadakan pemeriksaan laboratorium
• membuat diagnosis
b. Melakukan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan.
7. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas di klinik,
rumah, dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga-tenaga kordinator penyuluhan kesehatan.
8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
9. Kesehatan Olahraga
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium
16. Pencataatn dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Obat Tradisional
Kegiatan pokok puskesmas bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan
kondisi masyarakat. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha pokok tersebut di
atas, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan progarm
kesehatan oleh pemerintah pusat, misalnya melaksanakan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN). Dengan demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun
pembekalan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (Mubarak &
Chayatin, 2009).
2. Tinjauan Tentang Perawat
2.1. Pengertian perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang
keperawatan yang program pendidikannya telah disyahkan oleh pemerintah,
sedangkan perawat profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan
keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III keperawaatan. Keperawatan
Karakteristik keperawatan sebagi profesi menurut Gillies (1996) yaitu
memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis dan khusus,
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia secara konstan melalui
penelitian, melaksanakan pendidikan melalui pendidikan tinggi, menerapkan ilmu
pengetahuan tentang tubuh manusia dalam pelayanan, berfungsi secara otonomi
dalam merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, memberikan
pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan pribadi, berpegang
teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan profesional dan mendokumentasikan proses perawatan
2.2. Peran dan Fungsi Perawat
Berdasarkan Konsorsiun Ilmu Kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, sehingga
masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis keperawatannya,
perencanaannya dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Asuhan keperawtan yang diberikan mulai dari awal yang sederhana sampai
dengan masalah yang kompleks.
Peran dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam
mengiterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain,
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien. Selain itu juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak klien, yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya,
hak informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri, dan hak menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
3. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian
pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
Peran ini dilakukan dengan mengarahkan, merencanakan, dan
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan, sehingga pemberian
pelayanan kesehatan terarah, serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri atas dokter, fisioterpis, ahli gizi, radiologi, laboratoriun, dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan,
termasuk distribusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
6. Konsultan
Peran perawat sebagai konsultan yaitu tempat konsultasi terhadap masalah
atas tindakan keperwatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayan keperawatan yang
diberikan.
7. Pembaharu
Peran perawat sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan kerja sama, perubahan yang sistematis, dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan
Berdasarkan hasil lokakarya nasional keperawatan (1983) bahwa peran perawat di
bagi menjadi empat yaitu :
1) Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari
yang bersifat sederhana sampai yang paling kompeks, secara langsung atau tidak
langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini
merupakan peran utama dari perawat dimanan perawat dapat memberikan asuhan
keperwatan yang profesional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan
menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah kriteria profesi dapat
ditampilkan sesuai dengan harapan penerimaan jasa keperawatan. Masyarakat
mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi
masalah-masalah masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam
Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan saaat
menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan (Lokakarya, 1983).
2) Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan di
masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan
untuk masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau
program pendidikan keperawatan. Sebagai administratif secara umum. Perawat
sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan tetap
bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan
adalah anggota potensial dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan,
melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan, mengingat perawatan
merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu dengan klien
(Lokakarya, 1983).
3) Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bias berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Lokakarya, 1983).
4) Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui kegiatan
riset atau penelitian. Penelitian pada hakikatnya adalah melakukan evaluasi,
mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas
tindakan yang telah diberikan. Dalam hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan
orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan ,
perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh
karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan
media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat
perlu melakukan penelititan dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan
dan meningkatkan praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan
pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang
pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta dalam kegiatan
penelitian kesehatan (Lokakarya, 1983).
2.3. Tanggung jawab perawat
Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri
sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual dalam upaya pemenuhan kebutuhan
dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi :
1. Membantu pasien memperoleh kesehatannya.
2. Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
4. Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara
manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.
2.4. Lingkup kewenangan perawat
Gartinah,dkk (1999) membagi kewenangan perawat menjadi lima, yaitu :
1. Melaksanakan pengkajian perawat terhadap status bio-psiko-sosio-kultural
spiritual pasien.
2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan
utama yaitu tidak terepenuhinya kebutuhan dasar pasien.
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan.
2.5. Tugas Pokok Perawat Puskesmas
a. Melaksanakan tugas asuhan keperawatan didalam gedung maupun diluar
gedung.
b. Berkolaborasi dengan Dokter dalam pelayanan pengobatan pasien baik di
Puskesmas induk maupun di pos-pos Puskesling.
c. Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP/IGD/Poli MTBS.
d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan non
medis di ruang BP/IGD/MTBS.
e. Membantu kegiatan lintas program antara lain dalam kegiatan
pemberantasan penyalit, UKS, Penyukuhan Kesehatan Masyarakat dan
f. Melaksanakan kegiatan Puskesmas diluar gedung.
g. Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia.
h. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kegiatan.
i. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.
j. Melaksanakan kegiatan pelayanan pos MTBS di Puskesmas.
k. Membantu pelaksanaan pelacakan kelainanmata, jiwa dan tumbuh kembang
anak balita (Mubarak & Chayatin, 2009).
3. Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif
3.1. Definisi Penelitian Kualitatif
Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menentukan atau
mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan penelitian
dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap
individu. Analisa dan interpretasi hasil riset dalam metoda ini biasanya tidak
tergantung pada kuantitatif pengamatan (Brockopp & Tolsma, 1999). Secara
kolektif, strategi riset kualitatif sering disebut sebagai riset naturalistik. Istilah
naturalistik merujuk pada kenyataan bahwa tipe riset ini sering
mempertimbangkan fenomena studi dalam kehidupan sehari-hari.
3.2. Tujuan Penelitian Kualitatif
Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Hal ini
dapat merupakan cara yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang area
dicurigai terjadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini, atau pertanyaan
riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field
& Morse, 1985, Morse, 1991 dalam Brockopp & Tolsma, 1999). Riset kualitatif
mencoba untuk menggali/eksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan
pengetahuan bagaimana kenyataan dialami (Brockopp & Tolsma, 1999).
3.3. Tipe Desain Penelitian Kualitatif
Menurut Brockopp dan Tolsma (1999) penelitian kualitatif dibedakan
menjadi lima jenis yaitu:
1. Fenomenologi
Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan subjektivitas
pengalaman manusia. Sewaktu digunakan sebagai dasar filosofis dalam riset,
fenomenologi mengamanatkan bahwa data ilmiah dihasilkan dengan mempelajari
informasi yang diharapkan dari peserta riset. Peneliti yang menggunakan
pendekatan fenomenologis menaruh perhatian terhadap totalitas pengalaman
manusia. Riset fenomenologis mengamanatkan peneliti untuk akrab dengan
peserta riset dan lingkungannya (Davis, 1978). Maka akan ada beberapa harapan
tentang apa yang akan ditemukan dalam mempelajari peserta dan pengalamannya.
Peserta menghasilkan realitas pengalaman tanpa hipotesa atau “firasat”
sebelumnya yang ditetapkan untuk mengarahkan apa yang harus ditemukan.
Peneliti bertindak sebagai papan tulis yang bersih, bersedia untuk menampung
suatu bab baru tentang pengetahuan yang dicari (Omery, 1983 dalam Brockopp &
3.4. Menganalisa Data Kualitatif
Analisa data kualitatif memerlukan waktu. Hubungan-hubungan sering kali
tak terlihat dan memerlukan suatu kesadaran intuitif (berdasarkan intuisi) untuk
mengidentifikasikannya. Selain itu, data biasanya sangat besar jumlahnya
penelaahan yang jarang cepat menyatakan kekayaan informasi yang dikumpulkan
sedikit demi sedikit. Analisa data dalam metodologi kualitatif terdiri dari langkah
yang meliputi identifikasi tema-tema, membuktikan tema-tema yang dipilih
melalui gambaran data tersebut dan pembahasan dengan para peneliti atau
ahli-ahli dalam bidang tersebut, mengkatagorikan tema-tema (menggunakan
kategori-kategori yang ada atau kategori-kategori-kategori-kategori baru), mencatat data yang mendukung
kategori-kategori tersebut, dan identifikasi proporsi (Field & Morse, 1985; Polit &
Hungler, 1991; Leininger, 1985; Parse, Coyne & Smith,1985 dalam Brockopp &
Tolsma, 1999).
3.5. Analisis Isi (Content Analysis)
Content Analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi
yang dapat ditiru (replicabel), dan salih data dengan memperhatikan konteksnya.
Analisi isi berhubungan dengan komunikasi dan isi komunikasi. Dalam penelitian
kualitatif, Analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat kesenjangan isi
komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana penelti memaknakan isi
komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolik yang
melalui proses klasifikasi yang sistematis dengan cara pembuatan kode (koding)
dan penentuan tema atau pola.
3.6. Validasi Data Kualitatif
Menurut Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hangler, 1999)
mengusulkan pengukuran yang spesifik dalam penelitian kualitatif yaitu:
1. Credibility
Suatu langkah dimana peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan
dari kesimpulan datanya, mengacu pada data yang benar. Lincoln dan Guba
(1985) menjelaskan dua aspek dalam tahap ini, pertama dengan pencarian data
yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan kebsahan data mengacu
pada kejujuran dari teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap
mereka sendiri yang terbaru dalam penelitian dan dengan pola yang benar.
Strategi yang digunakan prolonged engagement (perjanjian panjang), observasi
tetap, bertanya dengan teman, trianggulasi, dan pemeriksaan anggota
a. Prolonged engagement
Seorang peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data
guna memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak
adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara
peneliti dan partisipan (Polit dan Hungler, 1999)
b. Persisten Observation
Peneliti melakukan pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan
yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
terhadap partisipan.
c. Triangulation
Peneliti menarik kesimpulan sementara dengan apa yang menjadi tujuan
penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan
mewawancara terhadap partisipan yang merupakan masyarakat yang berada
diwilah kerja puskesmas Sei Agul dan dokumen yang mendukung. Tujuan akhir
dari triangulasi ini yaitu peneliti berusaha keras untuk memilih
informasi-informasi yang benar.
d. Member check
Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dari partisipan mengenai
data-data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan.
Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.
2. Transferability
yaitu keyakinan peneliti mengenai sesuatu hendaknya memiliki hubungan
yang pasti, dengan cara pengumpulan data deskriptif yang lengkap atau gambaran
lengkap tentang perkembangan yang akan diteliti. Peneliti perlu mencari
kebenaran tentang data yang digunakan. Maksudnya dalam penentuan sampel dan
desain penelitian harus searah. .
3. Dependability
Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan
data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi
4. Confirmability
Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian
sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan.
Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak
ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat
BAB III
METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi
untuk mengetahui dan memahami persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat
puskesmas Sei Agul. Desain penelitian ini bertujuan untuk memahami arti
peristiwa dan kaitannya yang dialami oleh subjek penelitian.
2. Sampel
Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini 7 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Karang Berombak wilayah kerja
puskesmas Sei Agul dengan jumlah penduduk sebanyak 17. 971 jiwa.
Pengambilan sampel penelitian yang sudah ditentukan nantinya harus dapat
menghasilkan gambaran yang reliabel atau dapat dipercaya dari seluruh populasi.
Dalam hal ini sampel yang dipilih harus betul-betul mempresentasikan keadaan
populasi yang sesungguhnya (Bungin, 2006). Maka pengambilan data dan sampel
yang akan dilaksanakan sampai saturasi data jenuh. Teknik pengambilan sampel
yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah perposive sampling, sampel
yang akan diambil adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: masyarakat
yang bersedia diwawancarai atau bersedia menjadi parrtisipan, bertempat tinggal
di wilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah berobat atau memanfaatkan
pelayanan puskesmas minimal 4 kali, masyarakat yang memenuhi kriteria sampel
3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sei Agul Kelurahan
Karang Berombak Kecamatan Medan Barat, yaitu pada bulan November-
Desember 2012.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari pendidikan
Fakultas Keperawatan USU. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti akan
memulai penelitian dengan pertimbangan etik meliputi: (a) Informed Concent
(lembar persetujuan menjadi partisipan) peneliti akan menjeelaskan tujuan
penelitian kepada partisipan. Jika partisipan setuju maka akan menandatangani
lembar persetujuan namun jika partisipan menolak maka peneliti tidak akan
memaksa. (b) Anonimity (tanpa nama) maksudnya peneliti tidak mencantumkan
nama partisipan pada lembr pegumpulan data namun menggunakan insial untuk
menjaga kerahasian. (c) Confidentiality (kerahasiaan) yaitu identitas partisipan
dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data yang diperlukan yang dilaporkan
sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis. Intrumen
kunci atau alat penelitian pertama adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kulitatif
kualitas data, analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan dari
semuanya.
Instrumen penelitian kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner data demografi. Kuesioner data demografi berrisi data yang meliputi
umur, jenis kelemin, agama, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan per bulan, alasan berkunjung ke puskesmas, dan frekuensi kujungan
ke puskesmas.
Instrumen penelitian yang ketiga adalah panduan wawancara berupa
pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Panduan wawancara dibuat oleh
peneliti sendiri yang meliputi :
1. Bagaimana pengalaman anda selama menerima pengalaman kesehatan
yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?
2. Bagaimana pendapat anda tentang cara kerja perawat di Puskesmas Sei
Agul?
3. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang sudah memuaskan yang
diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?
4. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang belum memuaskan yang
diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?
5. Apa harapan anda tentang pelayanan perawat Puskesmas Sei Agul
6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
setelah mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan
USU, peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal
terkait dengan penelitian, mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk
mendapatkan persetujuannya sebagai sampel penelitian dan akan memberikan
lembar inform concen yang akan didandatangani oleh partisipan jika bersedia
menjadi sampel penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengunakan
data kuesioner data demografi sebagai data dasar, in-depth interview yaitu
wawancara mendalam dengan menggunakan handphone sebagai alat perekam,
bertujuan untuk menggali data dan informasi dan sampel penelitian sesuai
permasalahan yang diajukan.
Sebelum memulai wawancara, peneliti melakukan Prolonged engagement
yaitu pendekatan untuk lebih dekat dan mengenal partisipan, setelah partisipan
setuju menjadi responden, peneliti meminta partisipan menjawab pertanyaan yang
terdapat dalam lembar kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk
masing-masing bagian, peneliti akan melakukan wawancara selama 30-45 menit dalam 2
kali pertemuan dan merekam hasil wawancara dalam handphone, peneliti menulis
hasil, interview dengan partisipan dan membaca transkip jika ada hal-hal yang
kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang, pengumpulan data akan dibentikan
Selanjutnya peneliti akan melakukan pengamatan kepada partisipan dan
dilanjutkan studi dokumentasi berguna untuk memperoleh data tertulis yang
diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca,
menelaah, mengkaji berbagai dokumen berupa catatan, jumal, audiotape yang
sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
7. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Content
Analysis, yaitu selama pengumpulan data peneliti membaca ulang data,
melakukan koding atau menelisik data untuk menentukan tema yang muncul dan
mulai memberi kode pada teks yang mewakili tema.
Setelah pengumpulan data peneliti menampilkan tema-tema yang muncul,
mengembangkan hipotesis, bertanya dan melakukan verifikasi, dan mengurangi
dan data yang ditampilkan serta mengidentifikasi poin-poin penting.
8. Tingkat Kepercayaan Data
Tingkat kepercayaan data dipertahankan dengan cara mencari kecocokan
antara konsep peneliti dengan konsep partisipan maka dilakukan kedekatan ilmiah
berdasarka Lincoln dan Guba (1985) dikutip dan Pout dan Hungler (1999) dengan
pengukuran yang spesifik dalam empat area yaitu credibility, transferability,
1. Credibility
Peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dan kesimpulan datanya,
yaitu mengacu pada data yang benar. Peneliti akan melakukan dua tahap yaitu
pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua
mendemonstrasikan kebsahan data mengacu pada kejujuran dan teknik penelitian.
Peneliti mampu membuat catatan lengkap dengan pola yang benar. Strategi yang
digunakan prolonged engagement, persisten observation, triangulation, dan
member check.
a. Prolonged engagement
Peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data guna
memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak
adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara
peneliti dan partisipan sebelum melakukan wawancara. Prolonged engagement
dilakukan pada setiap partisipan sebelum memulai wawancara untuk membangun
kedekatan pada setiap partisipan.
b. Persisten Observation
Peneliti fokus terhadap karakteristik atau aspek dan situasi dan percakapan
yang terarah dengan partisipan.
c. Triangulation
Peneliti menggambarkan kesimpulan sementara dengan memperhatikan apa
yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat
penelitian. Metodenya dengan mewawancarai , menentukan partisipan yang tepat
dokumen-dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dan triangulasi ini peneliti
akan berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar.
d. Member check
Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dan partisipan mengenai data-
data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan.
Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.
2. Transferability
Peneliti mengumpulkan data yang lengkap tentang tema dan subtema yang
diteliti serta mencari kebenaran data yang digunakan.
3. Dependability
Peneliti mengkaji tentang konsep untuk menetapkan aspek-aspek yang
menyatakan kebenaran dan keseimbangan data, dengan melakukan pemeniksaan
data agar data relevan dengan dokumen-dokumen pendukung diluar wawancara.
4. Confirmability
Peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing tentang cara dan hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang
fenomena persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul.
Ketujuh partisipan berasal dari masyarakat di wilayah kerja puskesmas Sei Agul
Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam.
1. Karakteristik Responden
Ketujuh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
responden yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan bersedia untuk
diwawancarai serta mau menandatangani perjanjian sebelum interview dimulai.
Partisipan terdiri dari 5 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Ketujuh partisipan
merupakan masyarakat yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah
berobat atau mendapat pelayanan kesehatan dari perawat puskesmas Sei Agul,
dengan minimal kunjungan 2 kali.
Berikut ini adalah karakteristik masing-masing partisipan : partisipan 1
adalah seorang ibu berusia 67 tahun, beragama kristen, bersuku batak, pekerjaan
pensiunan guru, alasan berkunjung ke puskesmas untuk berobat atau periksa
tekanan darah. Partisipan 2 adalah seorang ibu berusia 47 tahun, agama kristen,
sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung
kepuskesmas membawa anaknya berobat dan seluruh anggota keluar bila ada
44 tahun, beragama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan wiraswasta,
alasan berkunjung kepuskesmas ada untuk berobat.
Tabel 4.1 karakteristik partisipan
Karakteristik Frekuensi
Umur 38 tahun-67 tahun
Jenis Kelamin
Partisipan 4 adalah seorang ibu berusia 38 tahun, agama islam, sudah
menikah, bersuku jawa, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung
kepuskesmas membawa anaknya berobat. Partisipan 5 adalah seorang ibu berusia
56 tahun, agama islam, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah guru ,
alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 6 adalah seorang bapak
berusia 55 tahun, agama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan
wiraswasta, alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 7 adalah
2. Hasil
Hasil penelitian ini menentukan 3 tema utama terkait pelayanan yang
diberikan oleh perawat yaitu pelayanan caring perawat, kelemahan pelayanan
perawat puskesmas, harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas.
2.1. Pelayanan Caring Perawat
Dari pertanyaan yang diajukan kepada ketujuh partisipan diperoleh empat
persepsi tentang pelayanan caring perawat puskesmas yaitu: Sabar menghadapi
pasien, Peduli terhadap keluhan pasien, Rajin dalam mengerjakan tugasnya,
Memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.
2.1.1. Ramah terhadap pasien
Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas ramah
terhadap pasien. Defenisi ramah menurut persepsi partisipan adalah dimana
perawat puskesmas bisa melayani pasien dengan baik, bisa diajak bercerita
tentang keluhan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :
“ Anak saya itu susah kali diperiksa tapi karena perawatnya
ramah-ramah, baek jadi anak saya pun gak takut. “ (Partisipan 2)
“Yah cemanayah perawat dan dokter itu bisa kita jak cerita, baik pula,
ramah bisa kita ajak cerita yang lain mau, maklum lah namanya orang
tua jadi banyak yang diceritakan, jadikan seperti saudara, gak kayak
2.1.2. Perhatian terhadap keluhan pasien
Dari pertanyaan yang diajaukan diperoleh enam partisipan yang mengatakan
bahwa perawat puskesmas Sei Agul perhatian terhadap keluhan pasien. Perhatian
menurut defenisi partisipan adalah perawat memahami dan menunjukkan
kepeduliannya untuk melihat kondisi dan keluhan tentang penyakit pasien. Hal ini
sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Perhatiannya perawatnya sama pasien kalau lagi rame gitukan
ngantrinya disuruh duduk, banyak jugakan biasanya berobat yang
udah tua-tua jadi kalau dilihatnya berdiri-berdiri dikasihnya
bangku.” (Partisipan 1)
“Yah baik lah dalam melayani pasien-pasien yang datang, periksanya pun bagus, perhatian terhadap keluhan pasien, sayakan sakit paru-paru jadi harus periksa kerumah sakitdulu kalu obatnya saja bisa dari puskesmas jadi perawatnya menyarankan ngurus surat miskin aja ke kantor lurah biar bisa dapan medan sehat gitu jadi biayanya murah dirumah sakit, dengan gitu sayah terrbantulah dek samapai sekarang ini. ” (Partisipan 6)
2.1.3. Rajin mengerjakan tugasnya
Dari hasil wawancara diperoleh tujuh partisipan yang mengatakan bahwa
perawat puskesmas Sei Agul rajin mengerjakan tugasnya. Rajin menurut
pelayanan kesehatan dipuskesmas dengan baik dan menjalakan program kerja
puskesmas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Kalau menurut saya dek, perawat-perawatnya rajin lah dek.”
(Partisipan 1)
“Yah perawatnya rajin mau datang kesekolah-sekolah, soalnya anak
saya ada yang sekolah dekat puskesmas jadi sering diadakan
imunisasi cacar, anti tetanus. Kalau dilingkungan rutin diadakan
imunisasi, bagus juga kerja perawat-perawatnya.“
(Partisipan 2)
2.1.4. Memberikan pelayanan umum dengan baik
Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas
memberikan pelayanan umum dengan baik. Pelayanan umum yang baik menurut
partisipan adalah perawat memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan
keperawatan dan pemeriksaan fisik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan
berikut ini:
“Yah pelayanan-pelayanan umum gitulah, periksa, tensi, cek-cek
tekanan darah, pokoknya kadang kalau sakit-sakit ringan gitu
diperiksa dikasih obatnya,sudah baguslah, sakitnya pun sembuh.
Untuk pelayanan umum perawatnya sudah baguslah.”
“Menurut saya selama berobat saya dilayani cukup baik, ditanya apa
keluahnnya, diperiksa, ditensi. Yah kayak pelayanan umum yah sudah
cukup memuaskan saya rasa.” (Partisipan 5)
2.2. Kelemahan Pelayanan Perawat Puskesmas
Dalam melakukan pelayanannya ketujuh partisipan mengatakan tiga
persepsi tentang kelemahan pelayanan perawat yaitu: Belum tepat waktu, Kurang
memberikan informasi, Melakukan tugas non keperawatan, Pemeriksaan fisik
yang belum memuaskan
2.2.1. Belum tepat waktu
Ada dua partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas belum tepat
waktu. Belum tepat waktu menurut partisipan adalah dimana perawat datang ke
puskesmas lewat dari waktu buka operasianal puskesmas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan partisipan berikut ini:
“tapi sampai sana puskesmas nya sudah buka tapi pegawainya belum
ada, lama kali saya nunggu, baru datang juga perawat sama
dokternya” (Partisipan 2)
“Mungkin soal jadwal datang perawat sama dokternya kadang mau
sementara saya mau ngajar pagi, jadi kadang ngantrinya ini yang
jadi halangan saya kalau ke puskesmas.” (Partisipan 5)
2.2.2. Kurang memberikan informasi
Dari pertanyaan diperoleh tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat
puskesmas kurang memberikan informasi. Kurang memberikan informasi
menurut partisipan adalah perawat belum maksimal dalam memberikan informasi
atau keterangan tentang masalah kesehatan pasien dan tindakan pengobatan
pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Tetapi setelah diperiksa gak da bilang apa-apa cuma dikasih resep
saja, apakah karena susunya sudah kadarluarsa atau bukan karena
susu, dokternya dan perawatnya gak ada menerangkan, jadi
pengalaman itu sajalah yang saya ingat dek.” (Partisipan 2)
“Yah belum lah dek kalau untuk memuaskan, karena kan setiap kali
berobat dokter dan perawatnya belum menjelaskan dan memberi
keterangan tentang penyakitnya atau mungkin karena sibuk atau
mungkin karena setiap berobat dikasih obat sembuh, mereka gak mau
menjelaskannya” (Partisipan 2)
2.2.3 Melakukan tugas non keperawatan
Dari hasil wawancara diperoleh satu partisipan yang mengatakan bahwa
menurut partisipan adalah dimana perawat melakukan pekerjaan diluar tanggung
jawab dan kewenangannya hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut
ini:
“kan adek lihat cuma duduk aja dikursi baru ditanyak-tanyak
sakitnya sama perawatnya siap itu langsung dikasih resepnya.
Maunya kan diperiksa betul-betul biar tahu sakitnya apakan! Itu saja
kecewanya.” (Partisipan 1)
2.3.Harapan Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul
Persepsi tentang harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas
Sei Agul yaitu:
Pelayanan perawat yang lebih baik.
Ada tujuh partisipan yang mengatakan mengharapkan pelayanan perawat
yang lebih baik. Pelayanan perawat yang lebih baik menurut partisipan adalah
perawat dapat meningkatkan kinerjanya dalam melayani pasien, lebih tepat waktu,
dan tanggap dalam menjelaskan informasi yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“Harapan saya perawat-perawatnya tambah baeklah melayani
pasien-pasiennya. Kalau pemeriksaannya itu mau nya
bagus-baguslah biar tau sakitnya kami ini apa dan dokternya lah mau nya
yang meriksa karenakan itu kerjaan mereka”
“Harapan saya dek maunya setiap kali berobat kepuskesmas
perawat-perawatnya lebih cepat datang, trus tentang kita berobat itu
dikasih keterangan-keterangan bagaiman kita yang berobat itu, apa
sakitnya parah atau tidak parah. Untuk kedepannya kalau bisa
perawat-perawtnya lebih maju lagi bisa melayani para pasien itu
membuat senang tidak cemas-cemas lagi, tidak merasa
bertanyak-tanyak, juga dokter mau memberi kesempatannya untuk berbicaralah
kepada pasien dek. Jadi harapan itu mengharap kali lah kali sebagai
pasien dek seperti itu. “
(Partisipan 2)
3. Pembahasan
3.1. Pelayanan Caring Perawat
Pada penelitian ini partisipan mengatakan bahwa dalam melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat perawat puskesmas melakukan pelayanan
caring yang dirasakan cukup memuaskan oleh masyarakat yaitu perawat ramah
terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan
tugasnya, dan memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.
Pelayanan caring perawat yang dilakukan perawat puskesmas Sei Agul
sesuai teori keperawatan yang dikemukakan oleh Watson. Watson
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda
baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan
dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan
klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam
praktiknya, perawat tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang
dimilikinya dalam praktik keperawatan (potter & perry, 2005).
Pelayanan caring yang dilakukan oleh perawat puskesmas yang sesuai
dengan teori keperawatan Watson merupakan wujud persepsi masyarakat dalam
memanfaatkan fasilitas pelayanan puskesmas Sei Agul. Pelayanan caring perawat
dirasakan masyarakat ditunjukan dari sikap perawat yang mampu nempatkan diri
sebagai pemberi pelayanan kesehatan yaitu melalui sikap perawat yang ramah
terhadap pasien dimana perawat mampu melayani pasien dengan baik, bisa diajak
bercerita tentang keluhan pasien, perhatian terhadap keluhan pasien dimana
perawat dapat memahami kodisi dan keluhan tentang penyakit pasien, perawat
mampu mengerjakan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan
mengerjakan program kerja puskesmas, perawat juga memiliki keterampilan
untuk melakukan tindakan keperawatan dan pemeriksaan fisik.