• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN

PERAWAT PUSKESMAS SEI AGUL

SKRIPSI

OLEH :

Febrina Valentina Hutabarat

111121065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre

Name : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Undergraduate : Nursing Majors

Year : 2013

ABSTRACT

The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.

(4)

Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, PhD selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S. Kp, MPd selaku dosen pemguji 1 dan ibu

Diah Arruum, S.Kep, Ns, M. Kp

5. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

6. Kepala Puskesmas dan seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis.

7. Teristimewa buat Bapak dan Ibu serta anggota keluarga lainnya yang telah

banyak memberikan doa, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga

(6)

8. Teman-teman sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan,

motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Ivan Budisantosa Trihertanto, Rika Ameliana Harahap, Amelia Yulia

Nastiti, dan Irene Putri Adly yang selalu memberikan semangat dan bantuan

kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semanagat, dukungan,

bantuan, dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2013

(7)

DAFTAR ISI

2.1 Pengertian Perawat... 16

2.2 Peran dan Fungsi Perawat... 17

2.3 Tanggung Jawab Perawat... 21

2.4 Lingkup Kewenangan Perawat... 22

2.5 Tugas Pokok Perawat Puskesmas... 23

3 Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif ... 24

3.1 Pengertian Penelitian Kualitatif ... 24

3.2 Tujuan Penelitian Kualitatif ... 24

3.3 Tipe Desain Penelitian Kualitatif ... 25

3.4 Menganalisis Data Kualitatif ... 26

3.5 Content Analisis... 26

3.6 Validasi Data Kualitatif... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

1 Karakteristik Responden... 38

(8)

3 Pembahasan... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 52

1 Kesimpulan... 52

2 Saran... 52

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Inform Consent

2. Jadwal tentatif penelitian 3. Transaksi Dana

4. Panduan Wawancara 5. Kuesioner data Demografi 6. Riwayat hidup

(11)

Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre

Name : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Undergraduate : Nursing Majors

Year : 2013

ABSTRACT

The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.

(12)

Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu

wilayah kerja (Trihono, 2005). Sebagai salah satu penyelenggara pelayanan

kesehatan masyarakat yang didirikan oleh pemerintah puskesmas juga merupakan

unit fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan

kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta

pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambuangan bagi masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatn nasional, yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

oarang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud

kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010

(Trihono, 2005). Tujuan tersebut dilaksanakan dengan menggerakkan

pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi

keluarga dan masyarakat, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,

(14)

Sebagai lini terdepan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat,

puskesmas harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui pemantapan program-pogram puskesmas. Berdasarkan buku pedoman

kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 18 usaha pokok dalam program dasar dan

utama puskesmas yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB),

gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberatasan penyakit menular serta

imunisasai, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, usaha

kesehatan jiwa, optonometri, kesehatan geriatrik, latihan dan olahraga,

pengembangan obat tradisional, keselamatan dan keseehatan kerja (K3),

laboratorium dasar, dan pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem

informasi kesehatan. Namun, pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas tersebut

sangat tergantung pada faktor tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, biaya yang

tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap pukesmas (Mubarak & chayatin,

2009).

Salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan di puskesmas

adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan adalah subsistem dari sistem

pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian.

Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu memberikan pelayanan

kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative secara

menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

(15)

secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan (Effendi,

1998).

Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan tidak bisa lepas dari upaya

peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan

kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan. Mutu pelayanan puskesmas ditinjau dari sisi keperawatan meliputi

aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesi, motivasi, dana, sarana,

perlengkapan penunjang, serta manajemen puskesmas yang perlu disempurnakan

dan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kualitas pelayanan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan

kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Kepmenkes No.h279, 2006).

Adapun tugas pokok perawat puskesmas adalah memberikan pelayanan

keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat, dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta

masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/kesehatan baik di

sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (kepmenpan No

94, 2001). Selain tugas pokok perawat juga harus memiliki beberapa elemen

perawat professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan antara

lain : care giver, clien advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator

changes agent, consultant dan interpersonal proses (Doheny,1982 dalam

(16)

Namun demikian dari laporan menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di

puskesmas masih belum melaksanakan asuhan keperawatan secara optimal dan

umumnya perawat tersebut lebih banyak melakukan tugas non keperawatan diluar

kewenanagannya. Berdasarkan survei Subdit Keperawatan Dasar Depkes (2005)

didapatkan adapun tindakan nonkeperawatan yang dilakukan oleh perawat

puskesmas yaitu: Pelayanan medik/pengobatan, 78% perawat melakukan

diagnosis penyakit, menulis/membuat resep obat dan 87% perawat memberikan

tindakan pengobatan. Dalam pelayanan keperawatan maternitas 43% melakukan

pemeriksaan kehamilan, 39% melakukan pertolongan persalinan dan 13%

melakukan perawatan nifas. Sedangkan kegiatan umum yang dilakukan perawat 41% melakukan kebersihan lantai dan 35% melakukan tugas administrasi umum.

Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Keperawatan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization

(WHO) tahun 2000 di Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi

Utara, Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta juga menemukan

bahwa 70% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan

kegiatan pokok puskesmas, 39,8% masih melakukan tugas-tugas kebersihan,

47,4% perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas dan belum dikembangkan

monitoring dan evaluasi kinerja perawat khususnya mengenai keterampilan, sikap,

kedisiplinan dan motivasi kerjanya.

Perawat yang bekerja di puskesmas juga lebih banyak memanfaatkan waktu

kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu

(17)

Indonesia ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan

sisanya 46,8% digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja

produktif, hanya 13,3% waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan

kesehatan, sedangkan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang

pelayanan kesehatan (Ilyas, 2001).

Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di

masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi

karena perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai

pemberi pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat

dilapangan atau puskesmas, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja

dengan profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan

perawat yang mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman

masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter (Kompas, 2007).

Persepsi masyarakat terhadap profesi perawat masih belum mendapat

anggapan positf, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang

perawat khususnya di Indonesia. Banyak masyarakat berpersepsi bahwa perawat

hanyalah sekedar pembantu dokter, yang tanpa dokter perawat tidak dapat

melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian

utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang

menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.

Puskesmas Sei Agul merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang

terletak di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Letaknya yang

(18)

harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan program-program di

puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun dari survey awal

yang diperoleh peneliti ternyata persepsi masyarakat tentang kinerja perawat

Puskesmas Sei Agul tidak jauh berbeda dari gambaran diatas. Masyarakat merasa

kinerja perawat Puskesmas Sei Agul belum maksimal terutama dalam hal waktu

kerja, perawat sering datang terlambat dan pulang lebih awal dari waktu kerja

produktif puskesmas.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, peneliti tertarik melakukan

eksplorasi yang mendalam melalui penelitian ini untuk mengetahui tentang

Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat

tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul.

3. Manfaat Penelitian

3.1. Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk

mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan

mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat.

(19)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi

pendidikan khususnya departemen komunitas untuk mengetahui persepsi

masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas di Sei Agul.

3.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk

penelitian kualitatif, dan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Puskesmas

1.1. Pengertian

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan

pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (DEPKES

RI,1991). Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung

jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Anonim,

1999).

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas perawatan meliputi

pelayanan kuratif (pengobatan) preventif (pencegahan), promotif (peningkatan)

dan rehabilitatif (pemulihan). Adapun kegiatan pokok di puskesmas perawatan

umumnya hampir sama dengan puskesmas non perawatan yakni KIA, KB, untuk

peningkatan gizi, kesehatan lingkungan dan penyediaan air bersih, pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan termasuk pelayanan darurat

karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah,

kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat (Anonim, 1999)

1.2. Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi puskesmas yaitu:

(21)

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelengaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan.

Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari

penyelenggaraan setiap program pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.

Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan puskemas adalah

mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama masyarakat, keluarga,

masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta

ikut menetapkan, menyelengarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselengarakan

dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat

setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat petama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

(22)

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(publik good) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat

serta berbagai program kersehatan masyarakat lainnya (Trihono, 2005).

1.3. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud kesehatan

setinggi-tingginya dalam rangka mewujutkan Indonesia Sehat 2010 (Trihono,

2005).

(23)

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan

Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai

melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat hidup dalam lingkungan dan

perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan

yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator

utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan

kesehatan yang bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus menagacu pada visi

pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat,

yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah

kecamatan setempat (Trihono, 2005).

1.5. Misi Puskesmas

Misi puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang diselengagarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.

Misi tersebut adalah :

1. Menggerakkan pembanguna berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah

(24)

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya (Trihono, 2005).

1.6 Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Pukesmas yang terbaru, terdapat 18

usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun,

pelaksanaannya sangat tergantung pada tenaga kesehatan, sarana dan prasarana,

biaya yang tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap puskesmas. Kegiatan

pokok pukesmas antara lain sebagai berikut :

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil; melahirkan dan menyusui; serta

bayi,anak balita, dan anak prasekolah.

b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi

buruk.

c. Imunisasi.

d. Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara

menstimulusnya

e. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, serta prasekolah yang menderita

bermacam-macam penyakit ringan dan lainnya.

(25)

a. Mengadakan kursus Keluarga Berencana untuk para ibu dan calon ibu yang

mengunjungi KIA.

b. Mengadakan kursus Keluarga Berencana kepada dukun yang bekerja sebagai

penggerak Keluarga Berencana.

c. Memberikan pedidikan tentang cara pemasangan IUD, cara-cara penggunaan

pil, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya.

3. Upaya Perbaiakan Gizi

a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi

b. Mengembangkan program perbaikan gizi

c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

4. Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Penyehatan air bersih

b. Penyehatan pembuangan kotoran

c. Penyehatan lingkungan perumahaan

d. Penyehatan limbah

e. Pengawasan sanitasi tempat umum

f. Penyehatan makanan dan minuman

g. Pelaksanaan peraturan perundangan

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit

b. Melaporkan kasus penyakit menular

(26)

d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegahan penyebaran penyakit

menular

e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi

f. Pemberian imunisasi

g. Pemberantasan vektor

h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

6. Upaya Pengobatan

a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui :

• mendapatkan riwayat penyakit

• mengadakan pemeriksaan fisik

• mengadakan pemeriksaan laboratorium

• membuat diagnosis

b. Melakukan tindakan pengobatan

c. Melakukan upaya rujukan.

7. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

a. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas di klinik,

rumah, dan kelompok-kelompok masyarakat.

b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di

tingkat kabupaten terdapat tenaga-tenaga kordinator penyuluhan kesehatan.

8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

9. Kesehatan Olahraga

(27)

12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Usaha Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium

16. Pencataatn dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Obat Tradisional

Kegiatan pokok puskesmas bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan

kondisi masyarakat. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha pokok tersebut di

atas, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan progarm

kesehatan oleh pemerintah pusat, misalnya melaksanakan Pekan Imunisasi

Nasional (PIN). Dengan demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun

pembekalan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (Mubarak &

Chayatin, 2009).

2. Tinjauan Tentang Perawat

2.1. Pengertian perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang

keperawatan yang program pendidikannya telah disyahkan oleh pemerintah,

sedangkan perawat profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan

keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III keperawaatan. Keperawatan

(28)

Karakteristik keperawatan sebagi profesi menurut Gillies (1996) yaitu

memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis dan khusus,

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia secara konstan melalui

penelitian, melaksanakan pendidikan melalui pendidikan tinggi, menerapkan ilmu

pengetahuan tentang tubuh manusia dalam pelayanan, berfungsi secara otonomi

dalam merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, memberikan

pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan pribadi, berpegang

teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta memberikan kesempatan untuk

pertumbuhan profesional dan mendokumentasikan proses perawatan

2.2. Peran dan Fungsi Perawat

Berdasarkan Konsorsiun Ilmu Kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas :

1. Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat

dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian

pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, sehingga

masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis keperawatannya,

perencanaannya dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat

kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.

Asuhan keperawtan yang diberikan mulai dari awal yang sederhana sampai

dengan masalah yang kompleks.

(29)

Peran dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam

mengiterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain,

khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang

diberikan kepada klien. Selain itu juga dapat berperan mempertahankan dan

melindungi hak-hak klien, yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya,

hak informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan

nasibnya sendiri, dan hak menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

3. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,

sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian

pendidikan kesehatan.

4. Koordinator

Peran ini dilakukan dengan mengarahkan, merencanakan, dan

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan, sehingga pemberian

pelayanan kesehatan terarah, serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang

terdiri atas dokter, fisioterpis, ahli gizi, radiologi, laboratoriun, dan lain-lain

dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan,

termasuk distribusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan

(30)

6. Konsultan

Peran perawat sebagai konsultan yaitu tempat konsultasi terhadap masalah

atas tindakan keperwatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayan keperawatan yang

diberikan.

7. Pembaharu

Peran perawat sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan kerja sama, perubahan yang sistematis, dan terarah sesuai dengan

metode pemberian pelayanan keperawatan

Berdasarkan hasil lokakarya nasional keperawatan (1983) bahwa peran perawat di

bagi menjadi empat yaitu :

1) Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari

yang bersifat sederhana sampai yang paling kompeks, secara langsung atau tidak

langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini

merupakan peran utama dari perawat dimanan perawat dapat memberikan asuhan

keperwatan yang profesional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan

menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah kriteria profesi dapat

ditampilkan sesuai dengan harapan penerimaan jasa keperawatan. Masyarakat

mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi

masalah-masalah masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam

(31)

Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan saaat

menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan (Lokakarya, 1983).

2) Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan di

masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan

untuk masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau

program pendidikan keperawatan. Sebagai administratif secara umum. Perawat

sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan tetap

bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan

adalah anggota potensial dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan,

melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan, mengingat perawatan

merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu dengan klien

(Lokakarya, 1983).

3) Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu

keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek

pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari

pelayanan keperawatan. Perawat harus bias berperan sebagai pendidik bagi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Lokakarya, 1983).

4) Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam

(32)

rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui kegiatan

riset atau penelitian. Penelitian pada hakikatnya adalah melakukan evaluasi,

mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas

tindakan yang telah diberikan. Dalam hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan

orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan ,

perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh

karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan

media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat

perlu melakukan penelititan dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan

dan meningkatkan praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan

pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang

pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta dalam kegiatan

penelitian kesehatan (Lokakarya, 1983).

2.3. Tanggung jawab perawat

Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan

asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri

sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual dalam upaya pemenuhan kebutuhan

dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi :

1. Membantu pasien memperoleh kesehatannya.

2. Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.

(33)

4. Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara

manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.

2.4. Lingkup kewenangan perawat

Gartinah,dkk (1999) membagi kewenangan perawat menjadi lima, yaitu :

1. Melaksanakan pengkajian perawat terhadap status bio-psiko-sosio-kultural

spiritual pasien.

2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan

utama yaitu tidak terepenuhinya kebutuhan dasar pasien.

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan.

2.5. Tugas Pokok Perawat Puskesmas

a. Melaksanakan tugas asuhan keperawatan didalam gedung maupun diluar

gedung.

b. Berkolaborasi dengan Dokter dalam pelayanan pengobatan pasien baik di

Puskesmas induk maupun di pos-pos Puskesling.

c. Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP/IGD/Poli MTBS.

d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan non

medis di ruang BP/IGD/MTBS.

e. Membantu kegiatan lintas program antara lain dalam kegiatan

pemberantasan penyalit, UKS, Penyukuhan Kesehatan Masyarakat dan

(34)

f. Melaksanakan kegiatan Puskesmas diluar gedung.

g. Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia.

h. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kegiatan.

i. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan.

j. Melaksanakan kegiatan pelayanan pos MTBS di Puskesmas.

k. Membantu pelaksanaan pelacakan kelainanmata, jiwa dan tumbuh kembang

anak balita (Mubarak & Chayatin, 2009).

3. Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif

3.1. Definisi Penelitian Kualitatif

Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menentukan atau

mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan penelitian

dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap

individu. Analisa dan interpretasi hasil riset dalam metoda ini biasanya tidak

tergantung pada kuantitatif pengamatan (Brockopp & Tolsma, 1999). Secara

kolektif, strategi riset kualitatif sering disebut sebagai riset naturalistik. Istilah

naturalistik merujuk pada kenyataan bahwa tipe riset ini sering

mempertimbangkan fenomena studi dalam kehidupan sehari-hari.

3.2. Tujuan Penelitian Kualitatif

Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Hal ini

dapat merupakan cara yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang area

(35)

dicurigai terjadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini, atau pertanyaan

riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field

& Morse, 1985, Morse, 1991 dalam Brockopp & Tolsma, 1999). Riset kualitatif

mencoba untuk menggali/eksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan

pengetahuan bagaimana kenyataan dialami (Brockopp & Tolsma, 1999).

3.3. Tipe Desain Penelitian Kualitatif

Menurut Brockopp dan Tolsma (1999) penelitian kualitatif dibedakan

menjadi lima jenis yaitu:

1. Fenomenologi

Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan subjektivitas

pengalaman manusia. Sewaktu digunakan sebagai dasar filosofis dalam riset,

fenomenologi mengamanatkan bahwa data ilmiah dihasilkan dengan mempelajari

informasi yang diharapkan dari peserta riset. Peneliti yang menggunakan

pendekatan fenomenologis menaruh perhatian terhadap totalitas pengalaman

manusia. Riset fenomenologis mengamanatkan peneliti untuk akrab dengan

peserta riset dan lingkungannya (Davis, 1978). Maka akan ada beberapa harapan

tentang apa yang akan ditemukan dalam mempelajari peserta dan pengalamannya.

Peserta menghasilkan realitas pengalaman tanpa hipotesa atau “firasat”

sebelumnya yang ditetapkan untuk mengarahkan apa yang harus ditemukan.

Peneliti bertindak sebagai papan tulis yang bersih, bersedia untuk menampung

suatu bab baru tentang pengetahuan yang dicari (Omery, 1983 dalam Brockopp &

(36)

3.4. Menganalisa Data Kualitatif

Analisa data kualitatif memerlukan waktu. Hubungan-hubungan sering kali

tak terlihat dan memerlukan suatu kesadaran intuitif (berdasarkan intuisi) untuk

mengidentifikasikannya. Selain itu, data biasanya sangat besar jumlahnya

penelaahan yang jarang cepat menyatakan kekayaan informasi yang dikumpulkan

sedikit demi sedikit. Analisa data dalam metodologi kualitatif terdiri dari langkah

yang meliputi identifikasi tema-tema, membuktikan tema-tema yang dipilih

melalui gambaran data tersebut dan pembahasan dengan para peneliti atau

ahli-ahli dalam bidang tersebut, mengkatagorikan tema-tema (menggunakan

kategori-kategori yang ada atau kategori-kategori-kategori-kategori baru), mencatat data yang mendukung

kategori-kategori tersebut, dan identifikasi proporsi (Field & Morse, 1985; Polit &

Hungler, 1991; Leininger, 1985; Parse, Coyne & Smith,1985 dalam Brockopp &

Tolsma, 1999).

3.5. Analisis Isi (Content Analysis)

Content Analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi

yang dapat ditiru (replicabel), dan salih data dengan memperhatikan konteksnya.

Analisi isi berhubungan dengan komunikasi dan isi komunikasi. Dalam penelitian

kualitatif, Analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat kesenjangan isi

komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana penelti memaknakan isi

komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolik yang

(37)

melalui proses klasifikasi yang sistematis dengan cara pembuatan kode (koding)

dan penentuan tema atau pola.

3.6. Validasi Data Kualitatif

Menurut Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hangler, 1999)

mengusulkan pengukuran yang spesifik dalam penelitian kualitatif yaitu:

1. Credibility

Suatu langkah dimana peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan

dari kesimpulan datanya, mengacu pada data yang benar. Lincoln dan Guba

(1985) menjelaskan dua aspek dalam tahap ini, pertama dengan pencarian data

yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan kebsahan data mengacu

pada kejujuran dari teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap

mereka sendiri yang terbaru dalam penelitian dan dengan pola yang benar.

Strategi yang digunakan prolonged engagement (perjanjian panjang), observasi

tetap, bertanya dengan teman, trianggulasi, dan pemeriksaan anggota

a. Prolonged engagement

Seorang peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data

guna memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak

adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara

peneliti dan partisipan (Polit dan Hungler, 1999)

b. Persisten Observation

Peneliti melakukan pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan

(38)

yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci

terhadap partisipan.

c. Triangulation

Peneliti menarik kesimpulan sementara dengan apa yang menjadi tujuan

penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan

mewawancara terhadap partisipan yang merupakan masyarakat yang berada

diwilah kerja puskesmas Sei Agul dan dokumen yang mendukung. Tujuan akhir

dari triangulasi ini yaitu peneliti berusaha keras untuk memilih

informasi-informasi yang benar.

d. Member check

Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dari partisipan mengenai

data-data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan.

Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.

2. Transferability

yaitu keyakinan peneliti mengenai sesuatu hendaknya memiliki hubungan

yang pasti, dengan cara pengumpulan data deskriptif yang lengkap atau gambaran

lengkap tentang perkembangan yang akan diteliti. Peneliti perlu mencari

kebenaran tentang data yang digunakan. Maksudnya dalam penentuan sampel dan

desain penelitian harus searah. .

3. Dependability

Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan

data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi

(39)

4. Confirmability

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian

sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan.

Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak

ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi

untuk mengetahui dan memahami persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat

puskesmas Sei Agul. Desain penelitian ini bertujuan untuk memahami arti

peristiwa dan kaitannya yang dialami oleh subjek penelitian.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini 7 orang. Sampel dalam

penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Karang Berombak wilayah kerja

puskesmas Sei Agul dengan jumlah penduduk sebanyak 17. 971 jiwa.

Pengambilan sampel penelitian yang sudah ditentukan nantinya harus dapat

menghasilkan gambaran yang reliabel atau dapat dipercaya dari seluruh populasi.

Dalam hal ini sampel yang dipilih harus betul-betul mempresentasikan keadaan

populasi yang sesungguhnya (Bungin, 2006). Maka pengambilan data dan sampel

yang akan dilaksanakan sampai saturasi data jenuh. Teknik pengambilan sampel

yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah perposive sampling, sampel

yang akan diambil adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: masyarakat

yang bersedia diwawancarai atau bersedia menjadi parrtisipan, bertempat tinggal

di wilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah berobat atau memanfaatkan

pelayanan puskesmas minimal 4 kali, masyarakat yang memenuhi kriteria sampel

(41)

3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sei Agul Kelurahan

Karang Berombak Kecamatan Medan Barat, yaitu pada bulan November-

Desember 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari pendidikan

Fakultas Keperawatan USU. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti akan

memulai penelitian dengan pertimbangan etik meliputi: (a) Informed Concent

(lembar persetujuan menjadi partisipan) peneliti akan menjeelaskan tujuan

penelitian kepada partisipan. Jika partisipan setuju maka akan menandatangani

lembar persetujuan namun jika partisipan menolak maka peneliti tidak akan

memaksa. (b) Anonimity (tanpa nama) maksudnya peneliti tidak mencantumkan

nama partisipan pada lembr pegumpulan data namun menggunakan insial untuk

menjaga kerahasian. (c) Confidentiality (kerahasiaan) yaitu identitas partisipan

dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data yang diperlukan yang dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis. Intrumen

kunci atau alat penelitian pertama adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kulitatif

(42)

kualitas data, analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan dari

semuanya.

Instrumen penelitian kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner data demografi. Kuesioner data demografi berrisi data yang meliputi

umur, jenis kelemin, agama, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan per bulan, alasan berkunjung ke puskesmas, dan frekuensi kujungan

ke puskesmas.

Instrumen penelitian yang ketiga adalah panduan wawancara berupa

pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Panduan wawancara dibuat oleh

peneliti sendiri yang meliputi :

1. Bagaimana pengalaman anda selama menerima pengalaman kesehatan

yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

2. Bagaimana pendapat anda tentang cara kerja perawat di Puskesmas Sei

Agul?

3. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang sudah memuaskan yang

diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

4. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang belum memuaskan yang

diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

5. Apa harapan anda tentang pelayanan perawat Puskesmas Sei Agul

(43)

6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

setelah mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan

USU, peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal

terkait dengan penelitian, mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk

mendapatkan persetujuannya sebagai sampel penelitian dan akan memberikan

lembar inform concen yang akan didandatangani oleh partisipan jika bersedia

menjadi sampel penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengunakan

data kuesioner data demografi sebagai data dasar, in-depth interview yaitu

wawancara mendalam dengan menggunakan handphone sebagai alat perekam,

bertujuan untuk menggali data dan informasi dan sampel penelitian sesuai

permasalahan yang diajukan.

Sebelum memulai wawancara, peneliti melakukan Prolonged engagement

yaitu pendekatan untuk lebih dekat dan mengenal partisipan, setelah partisipan

setuju menjadi responden, peneliti meminta partisipan menjawab pertanyaan yang

terdapat dalam lembar kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk

masing-masing bagian, peneliti akan melakukan wawancara selama 30-45 menit dalam 2

kali pertemuan dan merekam hasil wawancara dalam handphone, peneliti menulis

hasil, interview dengan partisipan dan membaca transkip jika ada hal-hal yang

kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang, pengumpulan data akan dibentikan

(44)

Selanjutnya peneliti akan melakukan pengamatan kepada partisipan dan

dilanjutkan studi dokumentasi berguna untuk memperoleh data tertulis yang

diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca,

menelaah, mengkaji berbagai dokumen berupa catatan, jumal, audiotape yang

sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

7. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Content

Analysis, yaitu selama pengumpulan data peneliti membaca ulang data,

melakukan koding atau menelisik data untuk menentukan tema yang muncul dan

mulai memberi kode pada teks yang mewakili tema.

Setelah pengumpulan data peneliti menampilkan tema-tema yang muncul,

mengembangkan hipotesis, bertanya dan melakukan verifikasi, dan mengurangi

dan data yang ditampilkan serta mengidentifikasi poin-poin penting.

8. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan data dipertahankan dengan cara mencari kecocokan

antara konsep peneliti dengan konsep partisipan maka dilakukan kedekatan ilmiah

berdasarka Lincoln dan Guba (1985) dikutip dan Pout dan Hungler (1999) dengan

pengukuran yang spesifik dalam empat area yaitu credibility, transferability,

(45)

1. Credibility

Peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dan kesimpulan datanya,

yaitu mengacu pada data yang benar. Peneliti akan melakukan dua tahap yaitu

pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua

mendemonstrasikan kebsahan data mengacu pada kejujuran dan teknik penelitian.

Peneliti mampu membuat catatan lengkap dengan pola yang benar. Strategi yang

digunakan prolonged engagement, persisten observation, triangulation, dan

member check.

a. Prolonged engagement

Peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data guna

memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak

adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara

peneliti dan partisipan sebelum melakukan wawancara. Prolonged engagement

dilakukan pada setiap partisipan sebelum memulai wawancara untuk membangun

kedekatan pada setiap partisipan.

b. Persisten Observation

Peneliti fokus terhadap karakteristik atau aspek dan situasi dan percakapan

yang terarah dengan partisipan.

c. Triangulation

Peneliti menggambarkan kesimpulan sementara dengan memperhatikan apa

yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat

penelitian. Metodenya dengan mewawancarai , menentukan partisipan yang tepat

(46)

dokumen-dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dan triangulasi ini peneliti

akan berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar.

d. Member check

Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dan partisipan mengenai data-

data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan.

Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.

2. Transferability

Peneliti mengumpulkan data yang lengkap tentang tema dan subtema yang

diteliti serta mencari kebenaran data yang digunakan.

3. Dependability

Peneliti mengkaji tentang konsep untuk menetapkan aspek-aspek yang

menyatakan kebenaran dan keseimbangan data, dengan melakukan pemeniksaan

data agar data relevan dengan dokumen-dokumen pendukung diluar wawancara.

4. Confirmability

Peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing tentang cara dan hasil

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang

fenomena persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul.

Ketujuh partisipan berasal dari masyarakat di wilayah kerja puskesmas Sei Agul

Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam.

1. Karakteristik Responden

Ketujuh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

responden yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan bersedia untuk

diwawancarai serta mau menandatangani perjanjian sebelum interview dimulai.

Partisipan terdiri dari 5 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Ketujuh partisipan

merupakan masyarakat yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah

berobat atau mendapat pelayanan kesehatan dari perawat puskesmas Sei Agul,

dengan minimal kunjungan 2 kali.

Berikut ini adalah karakteristik masing-masing partisipan : partisipan 1

adalah seorang ibu berusia 67 tahun, beragama kristen, bersuku batak, pekerjaan

pensiunan guru, alasan berkunjung ke puskesmas untuk berobat atau periksa

tekanan darah. Partisipan 2 adalah seorang ibu berusia 47 tahun, agama kristen,

sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung

kepuskesmas membawa anaknya berobat dan seluruh anggota keluar bila ada

(48)

44 tahun, beragama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan wiraswasta,

alasan berkunjung kepuskesmas ada untuk berobat.

Tabel 4.1 karakteristik partisipan

Karakteristik Frekuensi

Umur 38 tahun-67 tahun

Jenis Kelamin

Partisipan 4 adalah seorang ibu berusia 38 tahun, agama islam, sudah

menikah, bersuku jawa, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung

kepuskesmas membawa anaknya berobat. Partisipan 5 adalah seorang ibu berusia

56 tahun, agama islam, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah guru ,

alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 6 adalah seorang bapak

berusia 55 tahun, agama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan

wiraswasta, alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 7 adalah

(49)

2. Hasil

Hasil penelitian ini menentukan 3 tema utama terkait pelayanan yang

diberikan oleh perawat yaitu pelayanan caring perawat, kelemahan pelayanan

perawat puskesmas, harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas.

2.1. Pelayanan Caring Perawat

Dari pertanyaan yang diajukan kepada ketujuh partisipan diperoleh empat

persepsi tentang pelayanan caring perawat puskesmas yaitu: Sabar menghadapi

pasien, Peduli terhadap keluhan pasien, Rajin dalam mengerjakan tugasnya,

Memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.

2.1.1. Ramah terhadap pasien

Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas ramah

terhadap pasien. Defenisi ramah menurut persepsi partisipan adalah dimana

perawat puskesmas bisa melayani pasien dengan baik, bisa diajak bercerita

tentang keluhan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :

“ Anak saya itu susah kali diperiksa tapi karena perawatnya

ramah-ramah, baek jadi anak saya pun gak takut. “ (Partisipan 2)

“Yah cemanayah perawat dan dokter itu bisa kita jak cerita, baik pula,

ramah bisa kita ajak cerita yang lain mau, maklum lah namanya orang

tua jadi banyak yang diceritakan, jadikan seperti saudara, gak kayak

(50)

2.1.2. Perhatian terhadap keluhan pasien

Dari pertanyaan yang diajaukan diperoleh enam partisipan yang mengatakan

bahwa perawat puskesmas Sei Agul perhatian terhadap keluhan pasien. Perhatian

menurut defenisi partisipan adalah perawat memahami dan menunjukkan

kepeduliannya untuk melihat kondisi dan keluhan tentang penyakit pasien. Hal ini

sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Perhatiannya perawatnya sama pasien kalau lagi rame gitukan

ngantrinya disuruh duduk, banyak jugakan biasanya berobat yang

udah tua-tua jadi kalau dilihatnya berdiri-berdiri dikasihnya

bangku.” (Partisipan 1)

“Yah baik lah dalam melayani pasien-pasien yang datang, periksanya pun bagus, perhatian terhadap keluhan pasien, sayakan sakit paru-paru jadi harus periksa kerumah sakitdulu kalu obatnya saja bisa dari puskesmas jadi perawatnya menyarankan ngurus surat miskin aja ke kantor lurah biar bisa dapan medan sehat gitu jadi biayanya murah dirumah sakit, dengan gitu sayah terrbantulah dek samapai sekarang ini. (Partisipan 6)

2.1.3. Rajin mengerjakan tugasnya

Dari hasil wawancara diperoleh tujuh partisipan yang mengatakan bahwa

perawat puskesmas Sei Agul rajin mengerjakan tugasnya. Rajin menurut

(51)

pelayanan kesehatan dipuskesmas dengan baik dan menjalakan program kerja

puskesmas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Kalau menurut saya dek, perawat-perawatnya rajin lah dek.”

(Partisipan 1)

“Yah perawatnya rajin mau datang kesekolah-sekolah, soalnya anak

saya ada yang sekolah dekat puskesmas jadi sering diadakan

imunisasi cacar, anti tetanus. Kalau dilingkungan rutin diadakan

imunisasi, bagus juga kerja perawat-perawatnya.“

(Partisipan 2)

2.1.4. Memberikan pelayanan umum dengan baik

Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas

memberikan pelayanan umum dengan baik. Pelayanan umum yang baik menurut

partisipan adalah perawat memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan

keperawatan dan pemeriksaan fisik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan

berikut ini:

“Yah pelayanan-pelayanan umum gitulah, periksa, tensi, cek-cek

tekanan darah, pokoknya kadang kalau sakit-sakit ringan gitu

diperiksa dikasih obatnya,sudah baguslah, sakitnya pun sembuh.

Untuk pelayanan umum perawatnya sudah baguslah.”

(52)

“Menurut saya selama berobat saya dilayani cukup baik, ditanya apa

keluahnnya, diperiksa, ditensi. Yah kayak pelayanan umum yah sudah

cukup memuaskan saya rasa.” (Partisipan 5)

2.2. Kelemahan Pelayanan Perawat Puskesmas

Dalam melakukan pelayanannya ketujuh partisipan mengatakan tiga

persepsi tentang kelemahan pelayanan perawat yaitu: Belum tepat waktu, Kurang

memberikan informasi, Melakukan tugas non keperawatan, Pemeriksaan fisik

yang belum memuaskan

2.2.1. Belum tepat waktu

Ada dua partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas belum tepat

waktu. Belum tepat waktu menurut partisipan adalah dimana perawat datang ke

puskesmas lewat dari waktu buka operasianal puskesmas. Hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan berikut ini:

“tapi sampai sana puskesmas nya sudah buka tapi pegawainya belum

ada, lama kali saya nunggu, baru datang juga perawat sama

dokternya” (Partisipan 2)

“Mungkin soal jadwal datang perawat sama dokternya kadang mau

(53)

sementara saya mau ngajar pagi, jadi kadang ngantrinya ini yang

jadi halangan saya kalau ke puskesmas.” (Partisipan 5)

2.2.2. Kurang memberikan informasi

Dari pertanyaan diperoleh tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat

puskesmas kurang memberikan informasi. Kurang memberikan informasi

menurut partisipan adalah perawat belum maksimal dalam memberikan informasi

atau keterangan tentang masalah kesehatan pasien dan tindakan pengobatan

pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Tetapi setelah diperiksa gak da bilang apa-apa cuma dikasih resep

saja, apakah karena susunya sudah kadarluarsa atau bukan karena

susu, dokternya dan perawatnya gak ada menerangkan, jadi

pengalaman itu sajalah yang saya ingat dek.” (Partisipan 2)

“Yah belum lah dek kalau untuk memuaskan, karena kan setiap kali

berobat dokter dan perawatnya belum menjelaskan dan memberi

keterangan tentang penyakitnya atau mungkin karena sibuk atau

mungkin karena setiap berobat dikasih obat sembuh, mereka gak mau

menjelaskannya” (Partisipan 2)

2.2.3 Melakukan tugas non keperawatan

Dari hasil wawancara diperoleh satu partisipan yang mengatakan bahwa

(54)

menurut partisipan adalah dimana perawat melakukan pekerjaan diluar tanggung

jawab dan kewenangannya hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut

ini:

“kan adek lihat cuma duduk aja dikursi baru ditanyak-tanyak

sakitnya sama perawatnya siap itu langsung dikasih resepnya.

Maunya kan diperiksa betul-betul biar tahu sakitnya apakan! Itu saja

kecewanya.” (Partisipan 1)

2.3.Harapan Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Persepsi tentang harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas

Sei Agul yaitu:

Pelayanan perawat yang lebih baik.

Ada tujuh partisipan yang mengatakan mengharapkan pelayanan perawat

yang lebih baik. Pelayanan perawat yang lebih baik menurut partisipan adalah

perawat dapat meningkatkan kinerjanya dalam melayani pasien, lebih tepat waktu,

dan tanggap dalam menjelaskan informasi yang berkaitan dengan masalah

kesehatan pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Harapan saya perawat-perawatnya tambah baeklah melayani

pasien-pasiennya. Kalau pemeriksaannya itu mau nya

bagus-baguslah biar tau sakitnya kami ini apa dan dokternya lah mau nya

yang meriksa karenakan itu kerjaan mereka”

(55)

“Harapan saya dek maunya setiap kali berobat kepuskesmas

perawat-perawatnya lebih cepat datang, trus tentang kita berobat itu

dikasih keterangan-keterangan bagaiman kita yang berobat itu, apa

sakitnya parah atau tidak parah. Untuk kedepannya kalau bisa

perawat-perawtnya lebih maju lagi bisa melayani para pasien itu

membuat senang tidak cemas-cemas lagi, tidak merasa

bertanyak-tanyak, juga dokter mau memberi kesempatannya untuk berbicaralah

kepada pasien dek. Jadi harapan itu mengharap kali lah kali sebagai

pasien dek seperti itu. “

(Partisipan 2)

3. Pembahasan

3.1. Pelayanan Caring Perawat

Pada penelitian ini partisipan mengatakan bahwa dalam melakukan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat perawat puskesmas melakukan pelayanan

caring yang dirasakan cukup memuaskan oleh masyarakat yaitu perawat ramah

terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan

tugasnya, dan memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.

Pelayanan caring perawat yang dilakukan perawat puskesmas Sei Agul

sesuai teori keperawatan yang dikemukakan oleh Watson. Watson

mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan

(56)

respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan

memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda

baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan

dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan

klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk

mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.

Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan

pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam

praktiknya, perawat tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang

dimilikinya dalam praktik keperawatan (potter & perry, 2005).

Pelayanan caring yang dilakukan oleh perawat puskesmas yang sesuai

dengan teori keperawatan Watson merupakan wujud persepsi masyarakat dalam

memanfaatkan fasilitas pelayanan puskesmas Sei Agul. Pelayanan caring perawat

dirasakan masyarakat ditunjukan dari sikap perawat yang mampu nempatkan diri

sebagai pemberi pelayanan kesehatan yaitu melalui sikap perawat yang ramah

terhadap pasien dimana perawat mampu melayani pasien dengan baik, bisa diajak

bercerita tentang keluhan pasien, perhatian terhadap keluhan pasien dimana

perawat dapat memahami kodisi dan keluhan tentang penyakit pasien, perawat

mampu mengerjakan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan

mengerjakan program kerja puskesmas, perawat juga memiliki keterampilan

untuk melakukan tindakan keperawatan dan pemeriksaan fisik.

Gambar

Tabel 4.1 karakteristik partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Dari pertanyaan yang diajukan kepada keenam informan diperoleh ada beberapa persepsi pasien tentang pelayanan caring perawat Rumah Sakit, yaitu sikap perawat

Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti, menurut ketujuh partisipan mengenai persepsi keluarga pasien terhadap perilaku caring perawat di ruang ICU terdapat empat tema

Dari pertanyaan yang diajukan kepada keenam informan diperoleh ada beberapa persepsi pasien tentang pelayanan caring perawat Rumah Sakit, yaitu sikap perawat

4.3 Pengalaman Masyarakat yang Menerima Pelayanan Perawat Puskesmas Sering Kecamatan Tembung Kota Medan ... KESIMPULAN DAN SARAN

pengalaman masyarakat dalam menerima pelayanan perawat puskesmas serta. dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan dasar

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi tingkat kepuasan pasien di wilayah pelayanan Puskesmas Jakarta Utara terhadap sikap caring perawat pelaksana tahun

content analysis. Hasil penelitian ini mengungkapkan 4 tema persepsi perawat tentang costumer service , yaitu: 1) makna costumer service menurut perawat pelaksana (memberikan