1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014). Hawkins dan Groves
(2011) menyatakan bahwa Puskesmas memiliki pengalaman dalam menyediakan
pelayanan yang berkualitas, hemat biaya, peduli dalam melayani masyarakat serta
puskesmas mampu dengan cepat, efisien, dan berhasil menargetkan layanan di
area kerjanya. Sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat
yang didirikan oleh pemerintah, puskesmas juga merupakan unit fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pelayanan tingkat pertama
yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambuangan bagi masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas salah
satunya mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi masyarakat
yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud kesehatan
setinggi-tingginya (Trihono, 2005). Tujuan tersebut dilaksanakan dengan
menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
pelayanan kesehatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam
kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009). Menurut Sumarji (2013) salah satu
bentuk pelayanan Puskesmas membutuhkan tenaga kesehatan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan dengan menggunakan suatu pendekatan yaitu
standar asuhan keperawatan. Dalam memberikan pelayanan tersebut perawat
memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiba
klien agar tetap terlaksana dengan seimbang , memfasilitasi klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya serta berusaha mengembalikan kesehatan klien.
Kepmenkes RI Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006 mendefinisikan pelayanan
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif
dan ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dalam Asmadi (2008)
menyatakan bahwa keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan
pasien mengatasi masalah masalah sehat-sakit pada kehidupan sehari-harinya.
Perawat harus mampu memberikan pelayanan keperawatan yang optimal sesuai
standar pelayanan keperawatan yang telah ada. Standar pelayanan keperawatan
merupakan pedoman untuk perawat dalam melakukan praktik keperawatan yang
digunakan untuk menentukan apakah perawat telah bertindak sesuai prosedur
(Potter & Perry, 2005). Apabila perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai
standar maka perawat dapat melindungi diri sendiri pada bahaya tindakan legal
dan yeng lebih penting adalah melindungi klien pada risiko bahaya dan cedera.
Dalam KepMenKes RI nomor 279/MENKES/IV/2006 disebutkan sebagai
pelaksana keperawatan di puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran
fungsi yaitu, sebagai penemu kasus (case finder), sebagai pemberi pelayanan
(care giver), sebagai pendidik/penyuluh kesehatan (health teacher/educator),
sebagai koordinator dan kolabolator, pemberi nasehat (conseling), dan sebagai
panutan (role model). Namun menurut penelitian Hasbi (2012) pelayanan
kesehatan di Puskesmas saat ini belum optimal atau kurang dirasakan masyarakat,
termasuk pelayanan keperawatan. Masyarakat saat ini kurang bisa menerima
pelayanan yang seadanya dan tidak manjur. Hal itu terjadi dikarenakan tidak
semua petugas termasuk perawat memiliki jiwa pelayanan yang baik (public
quality accountability) sikap ramah dan murah senyum secara ikhlas untuk
membantu pasien serta komunikasi yang kurang baik.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Badong (2005) tentang Analisa
Tingkat Kepuasan Pasien Puskesmas di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
puskesmas. Hasil penelitiannya yakni puskesmas Kabupaten Donggala belum
memberikan tingkat kepuasan yang diinginkan oleh pasien. Salah satu yang
menjadi penyebab keadaan tersebut adalah layanan keperawatan yang masih
belum mampu memenuhi harapan pasien. Padahal, fungsi pelayanan Puskesmas
dituntut lebih memiliki nilai-nilai efisiensi, efektif dan produktif baik dari sisi
tenaga pelayanan maupun yang dilayani pada masa yang akan datang (Darmadi,
2006).
Penelitian juga dilakukan dipuskesmas Sumbersari Jember menunjukkan
bahwa sebanyak 29 responden (65,9%) menilai pelayanan perawat pada kategori
kurang baik dan sebanyak 6 responden (34,1%) menilai tidak baik (Desimawati,
2013). Aspek penerimaan belum dilaksanakan secara baik oleh perawat dapat
dikarenakan kurangnya waktu perawat untuk pasien. Perawat diharapkan
menunjukkan sikap ramah pada pasien walaupun pasien menunjukkan sikap yang
kurang baik. Perawat menunjukkan sikap tegas dan jelas, tetapi tanpa amarah atau
menghakimi, sehingga perawat membuat pasien merasa utuh.
Puskesmas Sering merupakan salah satu puskesmas di kota Medan letaknya
yang strategis dekat dengan pemukiman padat penduduk menuntut pelayanan
yang harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan
program-program di puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun dari
survey awal yang diperoleh peneliti ternyata masyarakat terhadap pelayanan
perawat Puskesmas Sering tidak jauh berbeda dari gambaran diatas. Masyarakat
merasa pelayanan perawat Puskesmas Sering belum maksimal terutama dalam hal
Pelayanan perawat itu dapat diamati dari praktik keperawatan yang dilakukan
oleh perawat saat melakukan tindakan keperawatan pada klien. Jadi dari survey
awal tersebut hendaknya tindakan keperawatan dilakukan sesuai harapan pasien
untuk mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan pasien. Tindakan
keperawatan yang diterima oleh masyarakat akan memunculkan suatu
pengalaman bagi masyarakat, dan pengalaman saat menerima tindakan
keperawatan merupakan salah satu faktor terwujudnya persepsi positif masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan tersebut. Pengalaman masyarakat tersebut akan
di analisa dengan penelitian yang akan dilakukan dengan desain kualitatif yaitu
studi fenomenologi, dengan metode ini diharapkan mendapatkan informasi yang
detail dari para partisipan tentang harapan mereka terhadap pelayanan perawat di
puskesmas sehingga kedepannya profesionalisme perawat khususnya dalam
memberikan pelayanan keperawatan dapat lebih ditingkatkan. Sehingga kualitas
profesionalisme keperawatan dapat diakui. Pelayanan perawat yang diberikan
dengan baik akan memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimanakah pengalaman mayarakat
tentang pelayanan perawat di Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman masyarakat
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan potrait bagi mahasiswa bagaimana
perawat puskesmas dalam memberikan pelayanan keperawatan sehingga nantinya
mahasiswa keperawatan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
diberikan dalam pemberian asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan.
1.4.2 Bagi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Hasil penelitian merupakan pengalaman masyarakat tentang pelayanan
perawat yang dilakukan oleh perawat di Puskesmas Sering Kecamatan Tembung ,
sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan dan pertimbangan kepada
Kepala Puskesmas beserta perawat untuk meningkatkan pelayanan keperawatan
dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada masyarakat.
1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evidence based tentang
pengalaman masyarakat dalam menerima pelayanan perawat puskesmas serta
dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan dasar bagi penelitian