• Tidak ada hasil yang ditemukan

17. Penelitian Pendidikan SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "17. Penelitian Pendidikan SD"

Copied!
519
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi ……….. i

Tinjauan Mata Kuliah ………... vii  

UNIT 1 : HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN………... 1.1

 

Subunit 1 : Pengertian Penelitian Pendidikan………... 1.3 Latihan ... 1.17 Rangkuman : ... 1.19 Tes Formatif 1 : ... 1.20  

Subunit 2 : Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan……….. 1.23 Latihan : ... 1.31 Rangkuman : ... 1.32 Tes Formatif 2 : ... 1.33  

Kunci Jawaban Tes Formatif ... 1.34 Daftar Pustaka : ...

Glosarium : ... UNIT 2 KONSEP DASAR ALJABAR...

Subunit 1 : Persamaan

 

... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Pertidaksamaan ... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Subunit 3 : Sistem Persamaan Linear...  Latihan : Latihan Substitusi... : Latihan Eliminasi... Rangkuman : ...

(2)

Tes Formatif 3 : ... Kunci Jawaban Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ...

UNIT 3 KONSEP DASAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN

Subunit 1 : Bangun Datar Geometri... Latihan : Latihan Segitiga... Latihan Segi Empat dan Segi Lima ... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Bangun Ruang... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Subunit 3 : Geometri Pengukuran... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 3 : ... Kunci Jawaban Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ... UNIT 4 KONSEP DASAR TRIGONOMETRI...

Subunit 1 : Teorema Pythagoras... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Perbandingan Trigonometri... Latihan : ... Rangkuman : ...

(3)

Tes Formatif 2 : ... Kunci Jawaban Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ... UNIT 5 PELUANG...

Subunit 1 : Permutasi Dan Kombinasi... Latihan : Latihan Permutasi...

Latihan Kombinasi... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Peluang...  Latihan : Latihan Peluang Kejadian...  Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Kunci Jawaban Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ... UNIT 6 PENALARAN MATEMATIKA...

Subunit 1 : Pengantar Logika... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ...

Subunit 2 : Pernyataan Berkuantor... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Kunci Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ...

(4)

Glosarium : ...

UNIT 7 PENALARAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF...

Subunit 1 : Penarikan Kesimpulan... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Penalaran Induktif Dan Induktif... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Kunci Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ...

UNIT 8 PEMODELAN MATEMATIKA

Subunit 1 : Pemodelan Matematika... Latihan : ... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Penyelesaian Model Matematika... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Kunci Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ...

(5)

UNIT 9 PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA...

Subunit 1 : Pemecahan Masalah Matematika... Rangkuman : ... Tes Formatif 1 : ... Subunit 2 : Strategi Pemecahan Masalah... Rangkuman : ... Tes Formatif 2 : ... Kunci Tes Formatif ... Daftar Pustaka : ... Glosarium : ...

(6)

Tinjauan Mata Kuliah

ata Kuliah Penelitian Pendidikan  Sekolah Dasar ini betujuan agar Anda memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan dan mampu mengembangkan Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki kinerja pembelajaran di Sekolah Dasar. Berkaitan dengan kompetensi tersebut, maka materi pokok yang menjadi pembahasan mata kuliah ini memuat konsep dasar penelitian pendidikan dengan fokus utama pada Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya dalam tulisan ini disingkat PTK), hakikat PTK, teknik penyusunan perencanaan dan proposal penelitian serta tindak lanjut penelitian, peran guru sebagai pelaksana PTK dan cara-cara memperbaiki pembelajaran berdasarkan hasil PTK. Melalui teknik pembelajaran tatap muka, media cetak, media audio-video dan web-based course dengan menerapkan evaluasi lisan, tertulis dan evaluasi kinerja, diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi tentang penelitian secara umum dan mampu melaksanakan PTK untuk perbaikan pembelajaran.

Setiap mata kuliah yang Anda ikuti, pada akhirnya bermuara pada upaya untuk memberikan bekal kemampuan Anda dalam meningkatkan kinerja pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam hal ini, PTK memiliki peran penting dalam mendukung seluruh mata kuliah Anda, karena PTK pada prinsipnya memuat upaya yang ditempuh melalui prakarsa guru sendiri untuk memperbaiki kinerja pembelajaran yang dilakukan di kelasnya.. 

Agar sasaran yang diharapkan mata kuliah ini dapat tercapai, maka bahan ajar PTK ini memuat beberapa unit dan subunit materi perkuliahan yang saling terkait, yaitu:

1.

 

Unit 1 : Hakekat Penelitian Pendidikan 2.

 

Unit 2 : Jenis-jenis Penelitian Pendidikan 3.

 

Unit 3 : Hakikat PTK

4.

 

Unit 4 : Tujuan dan Manfaat PTK

5.

 

Unit 5 : Perbedaan Peran Guru Sebagai Pelaksana PTK 6.

 

Unit 6 : Perencanaan PTK

7.

 

Unit 7 : Penyusunan Proposal PTK 8.

 

Unit 8 : Pengumpulan Data

9.

 

Unit 9 : Analisis Data

10.

 

Unit 10 : Penyusunan Laporan PTK

11.

 

Unit 11 : Mengkomunikasikan Hasil-hasil Penelitian 12.

 

Unit 12 : Tindak Lanjut Hasil PTK

(7)

Materi perkuliahan yang disajikan melalui unit-unit yang dipaparkan di atas memiliki keterkaitan antara satu unit dengan unit yang lain. Oleh sebab itu, disarankan agar Anda membaca dan memahami unit-unit tersebut secara bertahap dan berurutan. Kemampuan menyusun proposal penelitian yang selanjutnya menjadi kerangka dasar dan panduan dalam pelaksanaan PTK akan dapat dikuasai bilamana Anda mampu menelaah secara cermat unit-unit sebelumnya yang saling terkait.

Beberapa pesan di bawah ini perlu pula Anda perhatikan untuk membantu aktivitas Anda:

Pertama, kerjakan semua tugas, latihan dan tes formatif yang terdapat pada setiap unit dengan baik dan seksama. Tugas-tugas tersebut akan membantu memperkokoh pemahaman Anda tentang materi yang sudah dipelajari pada unit tersebut dan akan membantu mempermudah pemahaman materi pada unit-unit berikutnya.

Kedua, pergunakan sumber-sumber belajar di lingkungan Anda termasuk  teman-teman Anda, melalui diskusi dan tukar pendapat. Teman-teman Anda memiliki arti penting dalam semua proses kegiatan perkuliahan ini.

Ketiga, gunakan sarana komunikasi yang tersedia kepada siapapun yang dianggap berkompeten, baik tatap muka maupun on-line terutama bilamana Anda mengalami kesulitan.

Bilamana Anda belum merasa cukup memahami dengan baik, ulangi kembali membaca bahan belajar ini. Yakinlah bahwa Anda dapat mencapai sukses.

(8)

Unit

 

1

 

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

M. Syukri

Pendahuluan

enelitian dapat dilakukan dengan baik terhadap ilmu manapun, termasuk  terhadap praktik pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian yang demikian, dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research. Sedangkan penelitian yang diarahkan untuk menguji konsep, asumsi, dan proposisi, penelitian tersebut dikategorikan sebagai penelitian dasar. Penelitian bidang pendidikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

Sesuai dengan judul unit ini, pemahaman lebih rinci tentang hakikat penelitian akan disajikan ke dalam dua sub unit, yaitu pengertian penelitian pendidikan yang diawali dengan pertanyaan apakah penelitian itu? dan mengapa penelitian itu dilakukan? dan sumber-sumber ilmu pengetahuan, tujuan dan kegunaan penelitian pendidikan. Melalui pembahasan, latihan-latihan, diskusi yang dilakukan serta mengerjakan tes formatif yang disediakan, Anda diharapkan dapat menjelaskan secara rinci tentang:

1. Pengertian penelitian;

2. Pengertian penelitian pendidikan; 3. Alasan-alasan melakukan penelitian;

4. Sumber-sumber ilmu pengetahuan untuk melakukan penelitian; 5. Tujuan dan kegunaan penelitian pendidikan.

Untuk membantu mendalami materi bahan ajar ini disarankan untuk  mempelajarinya secara cermat, baik secara mandiri maupun kelompok menelaah sumber-sumber buku yang relevan untuk membantu pemahaman Anda. Setelah mengkaji secara saksama uraian materi pada unit ini, selanjutnya Anda diminta

(9)

untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat di masing-masing subunit, membaca rangkuman, dan mengerjakan soal-soal tes formatif yang disediakan di bagian akhir tiap-tiap subunit. Pedoman jawaban latihan telah tersedia pada masing-masing subunit, demikian halnya kunci jawaban tes formatif juga telah disediakan di bagian akhir unit ini. Namun demikian, Anda diminta untuk menjawab soal-soal latihan dan soal-soal tes formatif secara mandiri terlebih dahulu sebelum mencocokkannya dengan pedoman jawaban latihan ataupun kunci jawaban tes formatif yang telah disediakan.

(10)

Subunit 1

Pengertian Penelitian Pendidikan

etelah Anda mempelajari seluruh materi dalam bagian unit ini diharapkan Anda memiliki pemahaman secara mendalam tentang konsep dan makna penelitian, karakteristik serta langkah umum penelitian sebagai pencarian kebenaran ilmiah dan sumber-sumber ilmu pengetahuan. Sebelum Anda mem-pelajari lebih jauh mengenai pengertian penelitian pendidikan, pada sub uni ini, terlebih dahulu Anda diajak untuk  memahami tentang apakah penelitian itu?, mengapa orang melakukan penelitian? Selanjutnya Anda perlu mengetahui dan memahami tentang penelitian sebagai upaya pencarian kebenaran secara ilmiah, serta pengertian dan tujuan penelitian pendidikan.

 A. Pengertian Penelitian Pendidikan

Sebelum membahas lebih jauh tentang pengertian penelitian pendidikan, pertanyaan awal yang perlu diajukan, pada pembahasan ini adalah apakah penelitian itu?

1. Apakah Penelitian itu?

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para pakar mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian atau penyelidikan terhadap suatu masalah, baik  sebagai usaha mencari kebenaran melalui pendekatan ilmiah.

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.

Penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, me-ngembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2)

(11)

melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).

Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara dan proses penemuan melalui pengamatan atau penyelidikan yang bertujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau persoalan sebagai suatu masalah yang diteliti. Kerlinger (1986) mengemukakan, penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Hasil penemuan tersebut, baik discovery atau invention. Hasil temuan sesuatu yang memang sudah ada dengan dukungan fakta biasa disebut discovery.  Sukardi (2005) mengatakan, discovery diartikan sebagai hasil temuan memang sebetulnya sudah ada. Ia mencontohkan, misalnya penemuan Benua Amerika. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, misalnya hasil kloningdari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan  jenis yang baru.

Dalam penerapannya, kadang-kadang penelitian dan metode ilmiah disamakan artinya. Penelitian merupakan suatu kerja penelitian atau penyelidikan terhadap suatu masalah. Penyelidikan tersebut menggunakan metode-metode ilmiah. Penggunaan metode ilmiah bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap masalah atau persoalan melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah ini adalah cara untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif memiliki dasar positivis dan banyak diterapkan dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi, dan pendidikan. Sukardi (2005) mengemukakan beberapa ciri penelitian yang memiliki dasar positivis, antara lain sebagai berikut:

a. Menekankan objektivitas secara universal dan tidak dipengaruhi oleh ruang dan waktu.

b. Menginterpretasi variabel yang ada melalui peraturan kuantitas atau angka. c. Memisahkan antara peneliti dengan objek yang hendak diteliti.

d. Menekankan penggunaan metode statistik untuk mencari jawaban permasalahan yang hendak diteliti.

Suatu kerja penelitian menuntut obyektivitas, terfokus, memerlukan proses yang intensif, sistematis, dan lebih formal, baik di dalam proses atau pengukuran maupun penganalisaan dan penyimpulan hasil-hasilnya. Suatu kerja penelitian bisa  juga dilakukan dalam rangka penemuan dan pengembangan pengetahuan.

(12)

Metode ilmiah mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkannya. Proses-proses dimaksud dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu bisa disebut suatu kerja penelitian. Dalam metode ilmiah yang dipentingkan ialah aplikasi berpikir deduktif-induktif didalam pemecahan suatu masalah.

Contoh: di suatu ruang praktek, seorang dokter sedang melakukan kegiatan mendiagnosis penyakit pasiennya. Dilihat dari cara kerjanya, dokter tersebut bisa disebut melakukan metode ilmiah, tetapi belum dapat disebut melakukan suatu kerja penelitian. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Metode keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.

Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran dengan cara yang ilmiah itu diharapkan data yang objektif, valid dan reliabel. Objektif berarti semua orang akan memberikan penafsiran yang sama. Valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya. Sedangkan reliabel berarti adanya keajekan data yang didapat dari waktu ke waktu.

Untuk jelasnya, Anda dapat memahami pengertian atau batasan dari istilah penelitian itu sendiri dengan memperhatikan beberapa ciri suatu kerja penelitian antara lain sebagai berikut ini.

a. Penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan sesuatu masalah tertentu sebagai jawaban terhadap suatu masalah yang menjadi fokus penelitian.

b. Penelitian memiliki nilai deskripsi dan prediksi serta hasil temuannya terhadap sampel yang berfokus pada suatu kelompok atau situasi objek  tertentu yang spesifik yang penekanannya pada pengembangan generalisasi, prinsip-prinsip, serta teori-teori.

c. Penelitian memerlukan instrumen dan prosedur pengumpulan data yang valid sehingga membuahkan hasil analisis/penemuan yang akurat dan terpercaya. d. Penelitian berkepentingan bukan sekedar mensintesa atau mereorganisasi

hal-hal yang telah diketahui sebelumnya tetapi lebih diarahkan untuk penemuan baru.

(13)

f. Penelitian menuntut keahlian untuk mengetahui secara memadai permasalahan yang diselidikinya.

g. Penelitian yang menggunakan hipotesis, tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan pada pembuktian hipotesis.

h. Penelitian menuntut kesabaran dan tak dilakukan secara tergesa-gesa.

i. Penelitian memerlukan pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara teliti dan cermat, baik terhadap prosedurya maupun hasil-hasil dan kesimpulannya disajikan atas dasar bukti-bukti yang ada secara obyektif, hati-hati, dan cermat sehingga dapat dijadikan bahan yang berharga.

Dalam dunia pendidikan, dengan penelitian bisa membawa pengertian yang semakin baik terhadap perilaku orang perseorangan, termasuk subyek didik atau pendidik, proses belajar mengajar serta situasi atau kondisi yang bisa membuat lebih berhasilnya proses pendidikan. Pada ilmu-ilmu tingkah laku, penelitian mengarah pada pengembangan dan pengujian teori-teori tingkah laku. Pemahaman terhadap tingkah laku peserta didik maupun pendidik semakin diperlukan dari hasil-hasil penelitian dalam bidang pendidikan, baik dari segi ilmu maupun prakteknya.

Pada umumnya penelitian–penelitian pendidikan tergolong penelitian jenis terapan guna mengembangkan generalisasi-generalisasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar dan bahan-bahan mengajar. Karena itu, penelitian pendidikan memberikan perhatiannya pada pengembangan dan pengujian terori-teori tentang bagaimana peserta didik (pelajar, mahasiswa) berperilaku dalam seting pendidikan.

Berangkat dari hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan pengertian penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk  mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami proses kependidikan dalam lingkungan pendidikan melalui pendekatan ilmiah, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitian penedidikan.

(14)

2. Mengapa penelitian dilakukan?

Sekurang-kurangnya ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.

Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak  ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.

 

Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.

Ketiga, penelitian dilakukan untuk  pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain:

a. Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan. Cara dan alat kerja tradisional yang merupakan kebiasaan, misalnya, cara masyarakat petani memotong padi menggunakan anai-anai yang secara turun temurun dijadikan sebagai alat potong padi.

b. Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dll.

(15)

c. Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu kebingungan anaknya terlambat pulang sekolah. Bisikan hatinya, mengecek anaknya dengan menelepon teman dekat anaknya.

d. Pemecahan masalah secara emosional, umpamanya pintu terkunci dibuka dengan didobrak.

e. Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error , suara radio berhenti, lalu radionya dipukul-pukul dan ternyata bersuara lagi.

f. Pemecahan masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.

Keempat,pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian. Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui penelitian sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.

3. Penelitian sebagai pencarian ilmiah

Penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan yang diperlukan dalam rangka meningkatkan pecapaian usaha manusia. Karena itulah, pengetahuan tidak akan bertambah maju, tanpa adanya penelitian.

Sebagai pencarian ilmiah, penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Menemukan dan mengembangkan pengetahuan tersebut dilakukan dengan prosedur dan metode ilmiah. Yang dimaksud ilmiah di sini adalah cara mengembangkan pengetahuan. Dalam konteks metode ilmiah, McMillan dan Schumacher (2001) membagi atas empat langkah metode ilmiah, yaitu: (1) Define a problem,(2) State the hypothesis to be tested, (3) Collect and analyze data, and (4)  Interprete the results and draw conclusions about the problem.

Hampir sama dengan McMillan dan Schumacher, John Dewey membagi langkah-langkah pencarian ilmiah yang disebutnya sebagai “reflective thinking”,

(16)

atas lima langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) merumuskan dan membatasi masalah, (3) menyusun hipotesis, (4) mengumpulkan dan menganalisis data, dan (5) menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

Empat langkah pencarian ilmiah dari McMillan dan Schumacher dan lima langkah berpikir reflektif dari John Dewey, seringkali dijadikan sebagai dasar dari langkah-langkah utama penelitian. Dengan kata lain , metode ilmiah mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkannya.

Menurut Suharsimi (1989) salah satu persyaratan penting dalam melakukan kegiatan penelitian adalah mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya ia mengemukakan langkah-langkah penelitian, yaitu: (1) Memilih masalah; (2) Studi pendahuluan; (3) Merumuskan masalah; (4) Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis; (5) Memilih pendekatan; (6) Menentukan variabel dan sumber data; (7) Menentukan dan menyusun instrumen; (8) Mengumpulkan data; (9) Analisis data; (10) Menarik kesimpulan; dan (11) Menyusun laporan.

Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang langkah-langkah penelitian tersebut, secara ringkas akan diuraikan sebagai berikut.

1. Memilih masalah

Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi isu-isu dan masalah-masalah penting (esensial), hangat (aktual), dan mendesak (krusial) yang dihadapi saat ini, dan yang paling banyak arti atau kegunaannya bila isu atau masalah tersebut diteliti. Dalam memilih masalah yang hendak diteliti perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:

a. Cakupan masalah tidak terlalu luas.

b. Data yang diperlukan tidak sulit diperoleh.

c. Biaya dan waktu yang dibutuhkan cukup tersedia untuk penyelesaian penelitian.

d. Dukungan teori dari sumber-sumber yang tersedia (referensi, buku, dan   jurnal-jurnal hasil penelitian) yang relevan dengan masalah yang akan

diteliti.

2. Studi pendahuluan

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti perlu mengadakan studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini biasanya disebut studi ekploratoris, yaitu menjajagi

(17)

kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas.

3. Merumuskan masalah

Perumusan masalah merupakan perumusan dan pemetaan faktor-faktor, atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Faktor atau variabel tersebut yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah. Karena faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah cukup banyak, maka perlu ada pembatasan faktor atau variabel, yaitu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan. Untuk itu informasi yang cukup dari studi pendahuluan atau studi eksploratoris sangat diperlukan, sehingga masalah yang akan diteliti menjadi jelas dan peneliti harus jelas pula apa yang seharusnya ia kerjakan. 4. Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis

Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya. Jika anggapan dasar merupakan dasar berpikir yang memungkinkan kita mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites untuk diuji kebenarannya. Yang perlu diingat bahwa rumusan hipotesis dibuat apabila penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengolahan data stastistik  inferensial. Untuk penelitian kuantitatif yang menggunakan pengolahan data stastistik deskriptif tidak diperlukan rumusan hipotesis, cukup dengan pertanyaan-pertanyaan pokok, demikian juga dengan penelitian kualitatif.

5. Memilih pendekatan

Dalam menyusun rancangan penelitian biasanya berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian, termasuk didalamnya adalah pendekatan dan metode penelitian yang digunakan serta alasan-alasan mengapa menggunakan pendekatan dan metode tersebut. Metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya: Eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu juga menunjukan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif, deskriptif atau hitoris. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, misalnya populasi atau kasus.

(18)

6. Menentukan variabel dan sumber data

Penentuan variabel penelitian berkaitan dengan penggunaan teknik pengumpulan data dan sumber data yang diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian. Aspek-aspek yang diteliti dengan teknik pengumpulan data dan dari mana sumber data diperleh adalah persoalan penting bagi peneliti yang harus diketahui sebelum melakukan penelitian di lapangan.

7. Menentukan dan menyusun instrumen

Dalam suatu kerja penelitian, kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Kegiatan ini perlu dilakukan peneliti, selain objektivitas dan keakuratan data yang akan diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya perlu mendapatkan perhatian. Peneliti perlu menentukan jenis data dan dari mana serta dengan instrumen apa data diperoleh. Sebagai contoh, peneliti akan mengumpulkan data tentang tingkah laku siswa. Data tentang tingkah laku siswa pada kelas tertentu, tentu hanya dapat diperoleh dari siswa dengan cara mengobservasi dengan menggunakan seperangkat pedoman observasi dan/atau melalui interview atau kuisioner.

8. Mengumpulkan data

Dalam kegiatan pengumpulan data ini yang perlu mendapat perhatian peneliti adalah objektivitas dan keakuratan data yang diperoleh, segi-segi legal dan etis dalam proses pelaksanaannya. Dalam prakteknya, mengumpulkan data adalah pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, tentu saja kesimpulannya pun salah pula. Oleh karena itu, peneliti harus sungguh-sungguh dengan cermat dan jeli dalam menghimpun, mencatat atau merekam data yang diperlukan.

9. Analisis data

Analisis data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut teknik analisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik  deskriptif, berupa table, grafik, profil, bagan, atau menggunakan statistik  inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, dll. Data kualitatif  dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif naratif-logis.

(19)

10. Menarik kesimpulan

Kesimpulan merupakan penarikan generalisasi dari hasil interpretasi temuan penelitian. Meskipun penelitian kualitatif tidak bersifat generalisasi, tetapi unsur generalisasi tetap ada, yaitu menemukan hal-hal yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi. Terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dirumuskan, disusunlah implikasi dan rekomendasi atau saran. Implikasi merupakan akibat logis dari temuan-temuan penelitian yang terkandung dalam kesimpulan. Rekomendasi merupakan hal-hal yang sebaiknya dilakukan di masa mendatang. Sesuaikah data yang terkumpul dengan hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya? Disinilah peneliti bisa merasa lega karena hipotesisnya terbukti. Tidak terbuktinya suatu hipotesis bukanlah suatu pertanda bahwa apa yang dilakukan oleh peneliti itu salah dan harus merasa malu.

11. Menyusun laporan

Menyusun laporan penelitian sebenarnya lebih menitikberatkan pada kegiatan administratif. Ada kalanya laporan hasil penelitian dianggap bukan dari pekerjaan meneliti. Laporan penelitian dapat dijadikan sebagai dokumen ilmiah dan merupakan bukti fisik dari kegiatan penelitian yang dipertanggungjawabkan, termasuk skripsi, tesis maupun disertasi.

Kesebelas langkah penelitian di atas, divisualisasikan dalam bentuk bagan-arus, seperti berikut:

(20)

Gambar 1.1.1: Bagan Arus Kegiatan Penelitian (Suharsimi Arikunto; 1989: 16) Langkah-langkah penelitian tersebut dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yaitu: (1) Langkah ke-1 sampai dengan ke-6 mengisi kegiatan pembuatan rancangan penelitian, (2) Langkah ke-7 sampai denga ke-11 meru-pakan pelaksanaan penelitian, dan (3) Langkah terakhir sama dengan pembuatan laporan penelitian.

Dalam bidang pendidikan, pendidik, karena kedudukannya adalah seorang pengambil keputusan. Setiap hari, pada waktu melaksanakan proses pendidikan, pendidik dihadapkan kepada tugas mengambil keputusan tentang bagaimana

meren-Memilih masalah Langkah 2 Studi pendahuluan Langkah 3 Merumuskan masalah Langkah 4

Merumuskan anggapan dasar

Langkah 5 Memilih pendekatan Langkah 4a Hipotesis Langkah 6a Menentukan variable  Langkah 6b Menentukan sumber data 

Langkah 7

Menentukan dan menyusun instruman

Langkah 8 Mengunpulkan data Langkah 9 Analisis data Langkah 10 Menarik kesimpulan Langkah 11 Menyusun laporan

(21)

canakan pengalaman belajar, mengajar, membimbing siswanya, mengorganisasikan sistem sekolah, dan banyak lagi hal-hal lain yang memerlukan perhatiannya.

Pendekatan ilmiah dalam pendidikan menjadi salah satu cara yang dapat digunakan oleh pendidik (guru) dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memecahkan masalah atau persoalan pendidikan. Mereka (pendidik) dianggap telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengambil keputusan-keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Namun, bagaimana para pendidik dapat mengetahui jawaban yang tepat terhadap masalah atau persoalan yang dihadapi dalam kondisi tertentu? Kendati ada sumber-sumber pengetahuan lain, seperti pengalaman, otoritas, dan tradisi, hanya pengetahuan ilmiah tentang proses pendidikanlah yang memberikan sumbangan paling berharga dalam pengambilan keputusan di bidang pendidikan. Para pendidik  perlu memanfaatkan sumber-sumber pengetahuan guna memperolah informasi dan saran-saran yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan.

4. Sumber-sumber ilmu pengetahuan

Manusia diberi banyak kelebihan oleh Tuhan. Sebagai makhluk Tuhan mereka belajar atau berusaha survive. Salah satu usaha tersebut, manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan. Beberapa sumber ilmu pengetahuan yang tersedia sebagai hasil penelitian ilmiah terhadap masalah-masalah pendidikan. Sumber-sumber pengetahuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima ), yaitu: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif dan (5) Pendekatan ilmiah. Untuk lebih jelasnya berikut ini, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Melalui pegalaman. Sebagaimana biasa kita dengar orang mengatakan ”guru yang paling baik adalah pengalaman”. Orang dapat belajar dari pengalamannya karena mereka melakukan, mengalami dan menghadapi masalah hidup. Sejumlah pengalaman tersebut dapat dikembangkan manusia dalam berbagai aktivitas atau usaha untuk dimanfaatkan dalam kehidupannya. Misalnya, seorang petani bekerja langsung sebagai petani dan menjadi petani tanpa sekolah. Seorang anak  pandai berdagang karena sejak kecil, disamping sekolah sudah diajak untuk  melayani bapaknya berjualan di pasar atau di rumahnya. Setelah belajar, mereka mempunyai keahlian khusus dalam berjual beli dan bahkan mengembangkannya menjadi pedagang yang besar.

Cara orang belajar dari pengalaman sendiri sering tersebuttrial and error   atau coba dan salah dan mencobanya lagi. Semakin orang tersebut gigih dan tidak  putus asa ketika terjadi salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang

(22)

tersebut untuk lebih berhasil dalam hidupnya. Cara lain seorang belajar melalui pengalaman untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan adalah menggunakan modal tradisi atau cara tradisi yang berlaku di dalam masyarakat.

Sebagai contoh, misalnya anggota atau kelompok masyarakat menurut pandangan orang tua pada suku tertentu, suatu “tradisi” turun temurun tidak  boleh dilanggar. Artinya, perbuatan melanggar tradisi perlu dicegah karena sudah menjadi tradisi lama bagi kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu yang diyakini bahkan dianggap “tabu”. Melarang anak-anaknya melakukan pekerjaan yang disebutnya sebagai bentuk pengajaran kepada generasi yang lebih muda.

Contoh lain, misalnya tentang “Kampunan” yang oleh sebagian masyarakat Melayu di daerah tertentu di Kalimantan. Ketika seseorang hendak berangkat keluar rumah atau melakukan perjalanan/pekerjaan, ketika itu juga orang mengajak kita makan atau minum. Orang tua mengajar anaknya tidak boleh menolak jika seseorang menawarkan makanan (nasi ketan) atau minuman (kopi), harus disentuh atau dicicipi sedikit saja, agar terhindar dari “mendapat celaka”. Selain dimaksudkan menghargai orang yang memberi atau menawarkan makanan (nasi ketan) atau minuman (kopi). Melarang anak duduk di depan pintu menjelang malam (Maghrib), tidak boleh makan di depan pintu adalah contoh lain mengajar anak berangkat dari tradisi. Anak tidak perlu tahu, mengapa orang tua mereka tidak membolehkan melakukan pekerjaan tersebut? Jika anak  bertanya mengapa mereka dilarang, jawaban yang diperoleh dari orang tua biasanya “tabu, tidak boleh atau tidak baik”. Cara tradisi ini akan semakin kuat  jika setiap kali terjadi peristiwa yang membenarkan tradisi berlaku. Sebaliknya, akan hilang nilai kepercayaan jika kebenaran yang ada menyimpang dengan tradisi yang telah dilakukan. Semakin banyak terjadi penyimpangan tradisi semakin menghilangkan kebenaran tradisi yang berlaku. Penguasaan ilmu pengetahuan melalui cara tradisi ini mempunyai berapa ciri seperti: (1) memegang teguh kebenaran warisan dari orang tua atau nenek moyang; (2) ada pengulangan yang sifatnya membenarkan, berarti akan semakin menambah “valid” cara tersebut, semakin terjadi pengulangan yang bersifat menyimpang dari yang membenarkan, akan dapat mereduksi kepercayaan yang ada; dan (3) menimbulkan ketidakpastian nilai kepercayaan, ketika terjadi konflik dalam masyarakat.

b. Melalui metode otoritas. Metode ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman orang lain. Seorang

(23)

mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahui tentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang yang mempunyai pengalaman dalam bidangnya. Orang yang mempunyai otoritas ini dapat diinterpretasikan sebagai orang yang berwenang dibidangnya, orang yang mempunyai kuasa, dan orang lain yang berhubungan erat dengan permasalahan dan buku literatur dan termasuk pula hasil penelitian para pendahulunya. Menguasai ilmu pengetahuan, melalui cara otoritas lebih efektif dan dapat dilaksanakan, jika di sekitar orang tersebut ada lembaga atau orang yang termasuk dalam kriteria berwenang.

c. Melalui metode deduktif. Dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan, alasan logika, merupakan cara yang paling lama digunakan oleh para ilmuan sejak zaman Yunani dan Mesir kuno. Dengan menggunakan alasan logika yang sudah mendekati ilmiah mereka dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sedemikian maju dan dapat digunakan sebagai kajian pustaka sampai sekarang. Mereka melakukan alasan logis untuk membangun suatu dalil, preposisi, hukum, dan teori baru. Deduktif pada prinsipnya ialah cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju kearah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berpikir untuk mengorganisasikan fakta dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.

Contoh: setiap binatang menyusui mempunyai kaki. Semua kucing mempunyai kaki. Oleh karena itu sebagai kesimpulannya, kucing adalah binatang menyusui.

d. Melalui metode induktif. Cara ini merupakan proses berpikir yang diawali dari fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan.

Contohnya ialah: Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati. Didalam logika induktif seorang peneliti berangkat dari pengamatan dan mungkin secara eksperimentasi untuk melihat hati ayam. Dari bervariasi warna

(24)

ayam dan semuanya mempunyai hati. Kesimpulannya adalah bentuk terakhir yang berupa generalisasi dan pengamatan banyak ayam tersebut.

e.

 

Menggunakan pendekatan ilmiah. Merupakan metode untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang paling tinggi nilai validitas dan ketepatannya, jika dibandingkan dengan beberapa macam pendekatan yang telah didiskusikan di atas. Sangat dianjurkan bagi para peneliti maupun profesional untuk selalu menggunakan pendekatan tersebut dalam setiap waktu maupun kesempatan. Metode ilmiah pada prinsipnya adalah metode gabungan secara integral antara dua logika deduktif dan induktif yang kemudian menghasilkan langkah penting sebagai strategi ilmiah.

Latihan:

Setelah mengkaji keseluruhan materi yang dipaparkan pada subunit ini, untuk  memantapkan pemahaman Anda, kerjakan soal-soal latihan berikut!

1.

 

Dalam suatu kerja penelitian, ditemukan dalam penggunaan “metodologi penelitian” dan “metode penelitian” masih mencampuradukkan kedua istilah tersebut sehingga terkesan sama maksudnya. Coba Anda temukan dan jelaskan perbedaan antara metode penelitian dengan metodologi penelitian tersebut! 2.

 

Anggapan dasar dan hipotesis merupakan salah satu langkah penelitian ilmiah.

Yang keduanya berbeda pengertian. Kemukakan pengertian anggapan dasar dan hipotesis dalam kaitannya dengan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

3.

 

Sebagai pencarian ilmiah, penelitian adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dilakukan dengan prosedur dan metode ilmiah. Coba Anda kemukakan perbedaan antara metode ilmiah dengan suatu kerja penelitian! 

4.

 

Dalam mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan, alasan logika, merupakan cara yang paling lama digunakan oleh para ilmuan, yaitu metode deduktif dan induktif. Coba Anda kemukakan apa yang dimaksud dengan metode deduktif dan induktif disertai contoh penggunaan logika dari masing-masing metode tersebut! 

Agar latihan yang Anda kerjakan sesuai dengan arah yang diharapkan, bacalah rambu-rambu atau petunjuk latihan!

(25)

Petunjuk mengerjakan latihan!

1.

 

Sesungguhnya antara metodologi penelitian dengan metode penelitian memiliki arti atau makna yang berbeda. Perbedaan pengertian keduanya, terutama penggunaannya dalam praktek penelitian atau suatu kerja penelitian di lapangan. Kaji kembali materi yang telah Anda pelajari dan ajak teman-teman Anda berdiskusi untuk memperoleh pemahaman yang sama tetang perbedaan antara metodologi penelitian dan metode penelitian.

2.

 

Telaah kembali langkah-langkah penelitian tentang anggapan dasar dan hipotesis, kemudian Anda kaji tentang pendekatan penelitian kuantitatif dan pendekatan kualitatif sehingga Anda memperoleh pemahaman terhadap anggapan dasar dan hipotesis serta fungsi hipotesis dalam suatu penelitian. Diskusikan bersama mengenai pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang apakah rumusan hipotesis diperlukan oleh masing-masing pendekatan penelitian.

3.

 

Metode ilmiah dan suatu kerja penelitian memiliki perbedaan dari segi cara melakukan pekerjaan ilmiah. Untuk memperoleh pemahaman yang jelas Anda menggunakan contoh suatu profesi dokter atau akuntan. Lakukan telaah bersama (diskusi) sehingga Anda menemukan prosedur dan karakteristik metode ilmiah dan suatu kerja penelitian.

4.

 

Alasan logika, dengan metode deduktif dan induktif penekanannya pada suatu kerangka berpikir dalam membuat suatu kesimpulan dari masalah-masalah yang diteliti.

(26)

Rangkuman

Penelitian adalah seni dan ilmu (art and science) guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Penelitian–penelitian pendidikan, umumnya tergolong penelitian jenis terapan yang digunakan untuk mengembangkan generalisasi-generalisasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar dan bahan-bahan mengajar yang memberikan perhatiannya pada pengembangan dan pengujian terori-teori tentang bagaimana pelajar (peserta didik) berperilaku dalam seting pendidikan, baik di lingkungan pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan nonformal.

Ada dua pendekatan penelitian yang biasa dipakai dalam penelitin, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif  bersandar pada pandangan positivis. Sedangkan pendekatan kualitatif bersandar pada pandangan fenomenologis. Penemuan dari hasil kerja penelitian berupa temuan sesuatu yang memang sebetulnya sudah ada disebut discovery.  Sedangkan penelitian hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta disebutinvention. 

Beberapa alasan yang melatarbelakangi penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.

Pada dasarnya terdapat tiga langkah utama dalam suatu kerja penelitian, yaitu: (1) Kegiatan pembuatan rancangan penelitian, (2) Pelaksanaan penelitian, dan (3) Pembuatan laporan penelitian. Dari kegiatan tersebut dirinci menjadi langkah-langkah penelitian atau prosedur penelitian ilmiah, yaitu: (1) Memilih masalah; (2) Studi pendahuluan; (3) Merumuskan masalah; (4) Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis; (5) Memilih pendekatan; (6) Menentukan variabel dan sumber data; (7) Menentukan dan menyusun instrumen; (8) Mengumpulkan data; (9) Analisis data; (10) Menarik kesimpulan; dan (11) Menyusun laporan.

Usaha manusia belajar menguasai ilmu pengetahuan bersumber dari: (1) Pengalaman, (2) Otoritas, (3) Cara berpikir deduktif, (4) Cara berpikir induktif, dan (5) Pendekatan ilmiah.

(27)

Tes Formatif 1

Di bawah ini disediakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur pemahaman Anda mengenai uraian, contoh, dan rangkuman materi yang disajikan dan telah Anda pelajari.

Petunjuk: Pilihlah alternatif A, B, C atau D dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar!

1. Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah adalah ...

A. prosedur penelitian. B. metode penelitian. C. hakikat penelitian. D. pendekatan penelitian.

2. Hasil temuan penelitian yang memang sebetulnya sudah ada, disebut ... A. discovery.

B. invention. C. eksplorasi. D. dokumentasi.

3. Penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta, disebut A. discovery.

B. deskripsi. C. eksplorasi. D. invention

4. Dalam memastikan suatu kebenaran dengan cara yang ilmiah itu diharapkan semua orang akan memberikan penafsiran yang sama, biasa disebut ...

A. reliabel. B. valid. C. objektif. D. solid.

5. Suatu kebenaran terhadap data yang dikumpulkan dari lapangan yaitu data tersebut harus valid, artinya ...

A. semua orang akan memberikan penafsiran yang sama.

B. adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya.

C. adanya keajekan data yang didapat dari waktu ke waktu. D. semua data yang dikumpulkan berarti valid.

(28)

6. Salah satu yang menjadi perhatian penelitian pendidikan pada pengembangan dan pengujian teori-teori pendidikan yang ditujukan kepada peserta didik di lingkungan pendidikan formal (sekolah) adalah ...

A.tingkah laku peserta didik. B. unjuk kerja kepala sekolah. C. unjuk kerja pengawas. D. administrasi guru kelas.

7. Cara berpikir untuk mencari atau menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik disebut ...

A.induktif. B. intuitif. C. preskriptif. D. deduktif.

8. Ayam hitam yang kita amati mempunyai hati. Ayam putih yang diamati juga mempunyai hati. Kesimpulannya ialah setiap ayam mempunyai hati. Argumentasi logika yang digunakan adalah ...

A. deduktif. B. induktif. C. intuitif.

D. deduktif dan induktif.

9. Kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites untuk diuji kebenarannya, disebut ...

A. anggapan dasar. B. kerangka teori. C. hipotesis.

D. kerangka konsep.

10. Pendekatan yang digunakan dipakai untuk memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran data dengan cara ilmiah diharapkan datanya objektif, valid dan reliabel. Pendekatan ini disebut ...

A. pendekatan empiris. B. pendekatan rasional. C. metode keilmuan. D. metode ilmiah.

(29)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian pergunakanlah rumus perhitungan di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda tentang bahan ajar dalam subunit ini.

 Rumus Perhitungan:

Jumlah jawaban yang benar

Tingkat Penguasaan Anda = X 100

10

Hasil perhitungan tersebut di atas dapat diberikan makna sebagai berikut: Skor 90 – 100, berarti sangat baik 

Skor 80 – 89, berarti baik  Skor 70 – 79, berarti cukup baik  Skor 0 – 69, berarti kurang

Apabila skor Anda mendapat 80 ke atas, berarti bahwa penguasaan Anda tentang bahan ajar dalam sub unit ini ”Baik” atau bahkan ”Sangat Baik”, maka Anda dapat melanjutkan ke sub unit berikutnya. Namun, apabila tingkat penguasaan Anda masih mendapatkan skor di bawah 80, maka Anda disarankan untuk mempelajari kembali sub unit ini, khususnya pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai dengan baik.Perhatikanpada nomor soal yang mana Anda masih keliru menjawabnya.

(30)

Tujuan dan Fungsi Penelitian Pendidikan

alam uraian-uraian dalam subunit 1 telah dikemukakan bahwa cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengolah data dan menarik kesimpulan terhadap masalah penelitian. Bidang garapan penelitian pendidikan menekankan sekitar masalah pendidikan, baik yang mencakup guru, siswa, kurikulum, sistem pengajaran, manajeman, dan hubungan lembaga dengan masyarakat dan lain-lain.

Subunit ini membahas tujuan dan kegunaan penelitian pendidikan. Dalam kaitannya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian merupakan salah satu media yang andal untuk memenuhi bermacam-macam fungsi penelitian, termasuk penelitian pendidikan.

 A. Tujuan Penelitian Pendidikan

Pada dasarnya tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan, baik pendidikan formal, nonformal maupun informal.

Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang kadang sulit dan melelahkan, karena memerlukan biaya, tenaga, dan waktu, tetapi penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Secara umum beberapa tujuan penelitian yang hendak  dicapai, termasuk penelitian pendidikan antara lain: (1) memperoleh informasi baru, (2) mengembangkan dan menjelaskan, dan (3) menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan.

Tujuan-tujuan penelitian tersebut secara ringkat akan diuraikan sebagai berikut:

1. Memperoleh info rmasi baru

Pada manusia terdapat naluri ingin tahu. Karena dorongan kebutuhan ingin tahu ini, manusia ingin mengetahui sesuatu di luar yang ia ketahui. Salah satu cara untuk menemukan sesuatu yang baru adalah melakukan penyelidikan atau penelitian. Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Data dalam penelitian tidak boleh dikumpulkan sekedar data yang sesuai dengan keinginan pribadi si peneliti Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Yang perlu diingat, dalam mengumpulkan data, harus dilakukan secara obyektif. Pencarian dan pengumpulan informasi atau data, peneliti dapat menggunakan data skunder. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara

(31)

perusahaan, persepsi masyarakat terhadap isu yang berkembang atau program pemerintah dan sebagainya. Jika informasi atau data dapat dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan fakta-fakta, maka data tersebut sebagai data baru bagi peneliti.

Untuk menemukan sesuatu yang baru bidang pendidikan dilakukan melalui penelitian pendidikan. Artinya, dalam perkembangan pengetahuan, temasuk juga ilmu atau pengetahuan di bidang pendidikan, penemuan sesuatu yang baru mengenai berbagai persoalan pendidikan dapat dilakukan dengan metode atau cara penelitian yang hasilnya berupa temuan-temuan baru. Karena itu, kegiatan penelitian harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, dalam arti dilakukan secara-cara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

2. Mengembangkan dan menjelaskan

Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Mengembangkan hasil kajian dari suatu kegiatan penelitian pendidikan berarti mengembangkan perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh individu, kelompok ataupun organisasi dalam kurun waktu tertentu. Temuan dari hasil penelitian pendidikan, misalnya peneliti menjelaskan bahwa faktor penciptaan suasana dan iklim belajar di kelas yang menyenangkan secara signifikan mendorong peningkatan motivasi belajar siswa dan kerja sama untuk  berprestasi. Motivasi belajar dan iklim kerja sama sebagai suatu perubahan akibat suasana dan iklim belajar di kelas yang menyenangkan. Mereka perlu menggali dari variasi sumber-sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan pentingnya permasalahan pendidikan yang dipecahkan. Peneliti berupaya mengkaji teori-teori yang didukung fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti akan sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian.

Tujuan dari hasil penelitian dianggap penting karena bermanfaat secara signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia.

3. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ubahan

Ubahan yang didalam istilah penelitian disebut variabel. Variabel adalah gejala yang sedang diteliti. Variabel atau ubahan adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Biasanya variabel muncul pada tingkat intensitas yang berbeda sehingga variabel itu adalah variabel lebel. Ada beberapa variabel yang biasa digunakan dalam suatu penelitian, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria.

(32)

pasti pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yang ada; dapat memprediksi apa yang akan terjadi di antara vartiabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Selain dua variabel tersebut di atas, dalam suatu penelitian biasa dijumpai variabel ekstranus dan variabel penyela. Variabel ekstranus (extraneous variabel) dan variabel penyela (intervening variable). Variabel ekstranus adalah variabel-variabel yang apabila tidak  dikontrol akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel penyela adalah variabel yang kemungkinan besar berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tetapi sulit untuk dikontrol.

B. Fungsi Penelitian Pendidikan

Pemahaman tentang bagaimana penelitian berperan dalam mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki praktik pendidikan dikaitkan dengan perbedaan macam-macam penelitian berkenaan dengan fungsinya.

 

Secara umum penelitian mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki praktek 

Penelitian dasar, misalnya mempunyai andil yang sangat besar dalam mengembangkan batang ilmu pengetahuan (a scientific body of knowledge). Temuan-temuan penelitian dasar dapat memperkaya teori. Selain pengembangan ilmu pengetahuan peranan penelitian lain yang berfungsi memperbaiki praktek (pendidikan) adalah penelitian terapan dan evaluatif  yang ditujukan untuk meneliti praktik pendidikan, meneliti penerapan teori atau mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan. Karena itu, hasil-hasil penelitian terapan dan evaluasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki praktik pendidikan.

1. Fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian.

Berangkat dari peranan penelitian tersebut di atas, dapat dikemukan bahwa secara mendasar dapat dibedakan tiga jenis atau macam penelitian, yaitu penelitian dasar atau basic research,penelitian terapan (applied research) dan penelitian evaluatif (evaluat ive research).

Hasil-hasil penelitian tersebut, memberikan gambaran bagi kita tentang fungsi-fungsi penelitian pendidikan:

a. Penelitian Dasar 

Tujuan penelitian dasar adalah: pertama menambah pengetahuan kita dengan prinsip-prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, dan kedua meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Nana Syaodih, 2005).

Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau penelitian pokok  (fundamental research) diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian ini memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan dan pengujian teori-teori.

(33)

menguji teori ini dengan mengajukan pertanyaan: Apakah ada gaya lain selain gaya tarik  bumi yang menyebabkan suatu benda jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu tidak selalu  jatuh mengarah ke pusat bumi (Andaikan tidak selalu tepat ke pusat bumi atau melenceng). Kalau hasil temuan ternyata demikian, maka temuan hasil penelitian tersebut memunculkan pertanyaan baru tentang kehandalan teori gaya gravitasi yang telah berlaku lama dan universal tersebut. Contoh lain, mengenai hasil penelitian yang sampai sekarang dan mungkin akan tetap berlaku misalnya dalil segitiga Phytagoras, dan lain-lain.

Dalam bidang pengetahuan sosial, termasuk hasil penelitian bidang pendidikan, ada dua kemungkinan terjadi, yaitu pertama, dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama. Yang kedua, hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama.

Bertolak dari suatu teori, prinsip dasar atau generalisasi, Syaodih (2005) menjelaskan bahwa penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Teori bisa didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang didukung oleh kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmiah

(scientific law).

Meskipun ada yang berpendapat bahwa penelitian dasar tidak diarahkan untuk  memecahkan masalah-masalah sosial dan para ilmuwan berperan mengembangkan pengetahuan dan tidak perlu selalu memiliki implikasi praktis, tetapi dalam kenyataannya hasil-hasil penelitian dasar memberikan tantangan nilai dan dogma-dogma yang telah terbentuk dalam kehidupan praktis setelah periode waktu tertentu. Pengetahuan baru secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran dan persepsi orang yang akibatnya bisa mempengaruhi atau tidak mempengaruhi perbuatan orang tersebut.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu.

Penelitian ini menguji manfaat dan teori-teori ilmiah, mengetahui hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum, bukan rekomendasi yang merupakan tindakan langsung. Penelitian terapan seperti halnya penelitian dasar bersifat abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat universal. Hasil penelitian terapan menambah pengetahuan yang berbasis penelitian dalam bidang-bidang tertentu. Dampak dari penelitian terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Setelah jumlah hasil studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara

(34)

c. Penelitian Evaluatif 

Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Apakah suatu kegiatan, program atau pekerjaan memberikan manfaat, sumbangan atau hasil seperti yang diharapkan? Apakah suatu kegiatan, program atau pekerjaan yang layak dilihat dari segi biaya, pengembangan, implementasi dan penyebaran, biaya untuk bahan-bahan, tempat, pengembangan staf, dukungan masyarakat.

Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan pelatihan-pelatihan khusus. Untuk dapat melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu, metodologi dan keterampilan berhubungan dengan komunikasi secara interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif  dan kualitatif dari berbagai studi terkait yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan.

Pelaksanaan penelitian evaluatif membutuhkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa praktis sesuai dengan situasi yang diteliti, tetapi juga terfokus pada segi-segi yang berarti bagi para penentu kebijakan. Hasil-hasil penelitian evaluatif kurang bersifat generalisasi, sebab evaluasi terkait dengan kegiatan yang berlangsung dalam unit tertentu.

Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang kegiatan tertentu, dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut. Sejumlah penelitian evaluatif dalam kegiatan sejenis yang dilaksanakan dalam unit-unit yang berbeda dapat menambah pengetahuan dalam bidang aplikatif.

Ada dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Guru melakukan penelitian tindakan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan program pengajarannya. Penelitian tindakan yang dewasa ini banyak dilakukan dalam penelitian tindakan kolaboratif (collaborative action research). Dalam penelitian ini para pelaksana bekerjasama dengan konsultan atau para peneliti luar untuk merancang dan melaksanakan penelitiannya. Penelitian tindakan menekankan baik pada proses maupun hasil dari perubahan-perubahan strategi dan teknik yang digunakan.

Analisis kebijakan mengevaluasi kebijakan pemerintah untuk membantu para penentu kebijakan memberikan rekomendasi-rekomendasi yang praktis. Penelitian kebijakan memfokuskan kajiannya pada kebijakan yang lalu atau yang berlaku sekarang, dan diarahkan untuk: (1) meneliti formulasi kebijakan, sasarannya siapa-siapa saja, (2) menguji pelaksanaan

(35)

McMillan dan Schumacher (2001:18) membedakan penelitian dasar, terapan dan evaluatif  berdasarkan bidang penelitian, tujuan, tingkat generalisasi dan penggunaan hasilnya, digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Perbedaan antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluatif 

Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif  Bidang Penelitian  Tujuan Tingkat Generalisasi  Penggunaan hasil 1. Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial 

1. Menguji teori, dalil, prinsip dasar.  2.Menentukan

hubungan empiris antar fenomena dan mengadakan

generalisasi analitis 

1. Abstrak, umum 

1.Menambah penge-tahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu. 2.Meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian  1. Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan  1. Menguji keguna-an

teori dalam bidang tertentu. 2.Menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu 

1. Umum tetapi dalam bidang tertentu 

1. Menambah penge-tahuan yang didas-arkan penelitian dalam bidang tertentu.  2. Meningkatkan penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu. 1.Pelaksanaan berbagai program atau kegiatan berbagai tempat 1.Menilai keberhasilan kegiatan secara spesifik   2. Menilai manfaat kegiatan secara spesifik   1.Konkrit, spesifik  dalam aspek  tertentu. 2.Diterapkan dalam praktik aspek  tertentu. 1. Menambah pe-ngetahuan yang didasarkan pene-litian secara spesifik. 2. Meningkatkan penelitian dan metodologi secara spesifik  

3.Membantu dalampembuatan keputusan bidang tertentu.

(36)

dapat dibedakan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuan dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif, improftif, dan eksplanatif.

a. Penelitian Deskriptif 

Penelitian deskriptif  (descriptive research) ditujukan untuk mendeskrip-sikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau suatu populasi yang cukup luas.

Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinalatau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional  atau dalam potongan waktu.

Dalam penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka-angka, atau pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat, tetapi dapat juga dilakukan dalam waktu yang cukup panjang disebut penelitian longitudinal. Penelitian longitudinal ini menunjuk pada penelitian-penelitian individu atau satuan-satuan lain, dimana pengukuran unit yang sama diulang diberbagai waktu sepanjang jalannya penelitian. Sedangkan penelitian cross sectional,

misalnya meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada tahap-tahap dalam potongan waktu misalnya kemampuan berbahasa pada masa atau tahapan perkembangan seseorang berdasarkan usia kronologis: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dilakukan secara bersamaan.

b. Penelitian Prediktif 

Penelitian prediktif (predictive research, Studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional(correlational studies) dan kecenderungan(trend studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variabel  juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.

Penelitian prediktif juga dapat dilakukan melalui studi kecenderungan. Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat

(37)

lima sampai sepuluh tahun yang lalu.

c. Penelitian Improftif 

Penelitian improftif  (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan pendidikan, seperti pelaksanaan: kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai mata pelajaran, program: praktik laboratorium, praktik keterampilan, bimbingan siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, program pelatihan pemimpin sekolah, guru, staf adminstrasi, dll. Untuk  memperbaiki dan menyempurnakan pelaksanaa program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan atau action research, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan penelitian dan pengembangan atauresearch and  development. Penelitian eksperimental sebagai bagian dari metode penelitian dan pengembangan atau sebagai metode tersendiri untuk mengetahui pengaruh dari suatu hal terhadap hal lainnya juga dapat dilakukan dalam penelitian improftif.

d. Penelitian Eksplanatif 

Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Peneliti berusaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut sebagai hipotesis penelitian. Variabel dalam pendidikan antara lain dalam bentuk guru mengajar, membimbing, mengevaluasi, murid belajar, mengerjakan tugas, bolos, lulus ujian, buku kurang, atau kelas sempit.

Penelitian eksplanatif mencoba mencari kejelasan hubungan antar hal tersebut. Hubungan tersebut bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan atau konstribusi satu variabel terhadap variabel lainnya ataupun hubungan sebab akibat. Hubungan-hubungan tersebut dikaji dalam penelitian korelasional, dan penelitian eksperimental. Hubungan juga dapat dilihat dari perbedaan yang melatarbelakanginya, yang dapat diungkap melalui penelitian kausal komparatif.

Gambar

Gambar 1.1.1: Bagan Arus Kegiatan Penelitian (Suharsimi Arikunto; 1989: 16)
Gambar 3.1. Kaji Berdaur Empat Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Sumber : Depdikbud tahun 1999)

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah ruas bibit vanili tidak nyata dipengaruhi oleh interaksi umur fisiologis sulur dengan kombinasi klon harapan dan posisi ruas, namun nyata dipengaruhi oleh faktor

Data yang didapat dari proses wawancara yaitu diantaranya data mahasiswa yang digunakan untuk poses login mahasiswa sebagai responden, data lain mengenai daftar pertanyaan

Data diambil dari pengunjung perpustakaan dalam rentang waktu sekitar 1 bulan, setelah dilakukan pendataan maka kesimpulan yang bisa didapatkan bahwa pengunjung

Biopestisida juga relatif mudah dibuat oleh mitra kerja pada saat pelatihan produksi (Tabel 5) dan saat peninjauan keberlanjutan kegiatan. Saat membuat biopestisida

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi-terbagi (RPTT), dengan 3 faktor perlakuan, yaitu: Aplikasi penimbunan bahan tanah mineral sebagai petak utama

Sekretaris memiliki peran yang penting dalam suatu organisasi. Sekretaris diharapkan tidak hanya mampu cakap dalam membantu tugas pokok pimpinan, namun sekretaris harus ikut

Dengan adanya uraian diatas tentang fungsi terapi untuk penderita gangguan jiwa khususnya gangguan jiwa ringan dan sedang disini dihubungkan dengan kegiatan

dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta