• Tidak ada hasil yang ditemukan

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN : PROFIL HEMATOLOGI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JIMVET. 01(3): (2017) ISSN : PROFIL HEMATOLOGI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

439

PROFIL HEMATOLOGI IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG TERPAPAR MERKURI KLORIDA (HgCl2)

The Profile of Tilapia Fish (Oreochromis mossambicus) Hematology Expose to Mercury Chloride (HgCl2)

Cut Nurlaila Sari1, Zuhrawati NA2, Nuzul Asmilia3

1Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala 2Laboratorium Akuatik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

3Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

E-mail: cutnurlailasari@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menghitung jumlah sel darah putih, jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah trombosit ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang diberi paparan merkuri klorida (HgCl2). Sampel ikan diambil dari tambak ikan Gampong Cadek, Banda Aceh sebanyak 36 ekor. Rancangan yang

digunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial 3x4, terdiri dari 4 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor A (lama perlakuan 10, 20 dan 30 hari) dan faktor B (paparan merkuri klorida 0,00; 0,25; 0,50; dan 0,75 ppm). Ikan sebanyak 9 ekor dimasukkan ke dalam masing-masing akuarium berisi 100 liter air. Sampel darah diambil pada vena caudalis sebanyak 1 ml dari 3 ekor ikan mujair pada setiap kelompok pada hari ke 10, 20, dan 30. Darah diperiksa dengan menggunakan Hematology Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan merkuri klorida tidak mempengaruhi jumlah sel darah putih, jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit dan jumlah trombosit ikan mujair. Hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap profil hematologi.

ABSTRACT

The aimed of this study was to calculate the numbers of white blood cells, red blood cells, hemoglobin level, hematocrit proportion and number of platelets of Tilapia fish (Oreochromis mossambicus) that had been exposed to mercury chloride (HgCl2). A total of 36 samples from fish ponds of Gampong Cadek, Banda Aceh. This study was designed by using complete randomized factorial pattern 3x4, which consisted of 4 treatments and 3 replications. Factor A (duration of treatment 10, 20 and 30 days) and factor B (exposured to mercury chloride at 0,00; 0,25; 0,50; and 0,75 ppm). Nine fish were put into every aquarium containing 100 liters of water. Blood sample were taken 1 ml from vena caudalis from 3 Tilapia fish in each group on day 10, 20, and 30. Blood examined using Hematology Analyzer. The result of the study indicated that mercury chloride consentration do not affect the number of white blood cells, red blood cells, hemoglobin level, hematocrit proportion and amount platelets of Tilapia fish. Furthermore, it is also showed no interaction between concentration of mercury chloride and periode exposure of mercury chloride to the hematology profile.

PENDAHULUAN

Beberapa perusahaan penambangan yang berada di sekitar perairan Indonesia membuang limbah pabrik ke perairan yang menyebabkan perairan tercemar. Menurut Cahyono (2001) pembuangan limbah ke sungai dapat menyebabkan air sungai tercemar dan seluruh biota air akan ikut tercemar. Nirmala dkk. (2012) menyatakan sejalan dengan meningkatnya industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan akuatik. Salah satu logam berat yang konsentrasinya terus meningkat adalah merkuri (Hg).

Senyawa merkuri bersifat toksik bagi ikan dan biota akuatik lain karena dapat mengalami biomagnifikasi pada jaring-jaring makanan (Effendi, 2003). Putranto (2011) menyatakan merkuri terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan-hewan air sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya bagi kehidupan hewan-hewan.

Hewan akuatik yang dapat tercemar dan dapat dijadikan sebagai hewan uji yaitu ikan mujair. Menurut Saparinto dan Susiana (2014) ikan mujair (Oreochromis mossambicus) merupakan salah satu pilihan ikan yang diminati masyarakat untuk dikonsumsi, karena rasa dagingnya enak, mudah ditemukan di pasar tradisional. Priosoeryanto dkk. (2010) menyatakan ikan mujair (Oreochromis mossambicus) sejak dahulu telah dikonsumsi manusia dan merupakan sumber protein, vitamin serta mineral yang diperlukan oleh tubuh.

(2)

440

Hasil penelitian Nirmala dkk. (2012) hematologi ikan nila (Oreochromis niloticus) yang terpapar merkuri klorida dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50 dan 1,00 ppm berupa kenaikan jumlah leukosit serta penurunan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit. Hasil penelitian Tresnati (2013) terjadi kerusakan organ ginjal ikan pari (Dasyatis kuhlii) yang terpapar merkuri dengan konsentrasi 0,25; 0,50; 0,10 dan 0,20 ppm berupa nekrosis pada glomerulus dan tubulus. Pada kebanyakan ikan, ginjal merupakan organ hematopoietik utama. Akumulasi logam merkuri terjadi pada berbagai organ terutama organ hati dan ginjal yang kemungkinan dapat menekan aktivitas jaringan hematopoiesis (Kondera dkk., 2012). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profil hematologi ikan mujair yang terpapar merkuri.

MATERIAL DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuatik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pemeriksaan hematologi dilakukan di Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 30 hari yang dimulai dari Maret 2017 sampai dengan April 2017.

Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 80x60x40 cm, nampan, spuit 1 ml, tabung eppendrof, Hematology Analyzer (mindray®), alat tulis dan kertas label. Bahan yang digunakan adalah ikan mujair jantan, mercury(II) chloride for analysis EMSURE® Reag. Ph Eur, ACS (HgCl2), larutan garam, larutan antikoagulan EDTA 10%, minyak cengkeh dan air.

Rancangan dan Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial 3x4. Terdiri dari 4 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor dalam penelitian ini adalah faktor A (lama perlakuan 10, 20 dan 30 hari). Sedangkan faktor B (paparan merkuri 0,00 ppm; 0,25 ppm; 0,50 ppm dan 0,75 ppm).

Tabel1 Bagan Rancangan Penelitian Lama Perlakuan (A)

Ulangan

Paparan Konsentrasi Merkuri Klorida (B)

0,00 ppm 0,25 ppm 0,50 ppm 0,75 ppm 10 hari 1 2 3 20 hari 1 2 3 30 hari 1 2 3 Prosedur Penelitian

Persiapan tempat pemeliharaan ikan

Akuarium yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu dengan dicuci menggunakan detergen, kemudian dibilas dan dikeringkan selama satu hari. Selanjutnya akuarium yang akan digunakan diisi dengan air sebanyak 100 liter untuk tempat pemeliharaan ikan dan air diganti setiap 3 hari sekali selama 30 hari.

Persiapan Hewan Coba

Sampel yang digunakan adalah 36 ekor ikan mujair berjenis kelamin jantan, sehat, dan belum mendapatkan perlakuan apapun dengan berat badan 200-300 gram dan umur 2-3 bulan

(3)

441

yang berasal dari tambak ikan Gampong Cadek, Banda Aceh. Sebelum dimasukkan ke dalam akuarium ikan mujair yang baru dibeli direndam terlebih dahulu dalam larutan garam 30 ppt selama 5 menit. Perendaman ini dilakukan untuk melepaskan ektoparasit yang menempel.

Pemaparan Merkuri pada Ikan

Merkuri dimasukkan ke dalam akuarium yang telah berisi air. Pemaparan merkuri dilakukan selama 30 hari pada ikan mujair dengan 4 kelompok ikan dan konsentrasi yang berbeda-beda. Kelompok 1 terdiri atas 3 ekor ikan mujair yang tidak diberi paparan merkuri, kelompok 2 terdiri atas 3 ekor ikan mujair yang diberi paparan merkuri 0,25 ppm, kelompok 3 terdiri atas 3 ekor ikan mujair yang diberi paparan merkuri 0,5 ppm dan kelompok 4 terdiri atas 3 ekor ikan mujair yang diberi paparan merkuri 0,75 ppm. Pada masing-masing akuarium sesuai dengan kelompok ditempatkan 9 ekor ikan.

Pengambilan Darah

Pemeriksaan hematologi dilakukan setelah 10 hari, 20 hari dan 30 hari dengan paparan merkuri diambil 3 ekor pada setiap kelompok. Ikan diambil dari akuarium lalu dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah ditetesi 0,15 ml/liter minyak cengkeh (Mentari, 2015). Setelah ikan teranastesi, dilakukan pengambilan darah pada vena caudalis dengan spuit 1 ml yang sudah dimasukkan larutan antikoagulan EDTA 10% lalu dihomogenkan. Ikan yang sudah diambil darahnya tidak lagi dimasukkan ke dalam akuarium.

Pemeriksaan Hematologi

Darah sebanyak 1 ml yang sudah dihomogenkan dengan antikoagulan dibawa ke Laboratorium Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala untuk diperiksa hematology dengan alat Hematology Analyzer (mindray®). Darah ikan dimasukkan ke dalam tabung penghisap. Hasil berupa data hematologi terlihat pada monitor.

HASIL DAN PEMBAHASAN Leukosit (Sel Darah Putih)

Rata-rata jumlah leukosit (x103/µL) ikan mujair yang terpapar merkuri klorida pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari) ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rata-rata (±SD) jumlah leukosit (x103/ µL) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama

perlakuan (10, 20, dan 30 hari) Lama Perlakuan

(hari)

Konsentrasi Paparan Merkuri Klorida

P0 P1 P2 P3

10 16,26±1,85tn 14,64±0,60tn 14,63±1,48tn 13,11±3,06tn

20 14,35±3,19tn 14,46±1,48tn 15,23±4,01tn 15,21±1,86tn

30 13,45±0,66tn 12,42±1,09tn 13,79±1,28tn 10,00±5,03tn

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata (P>0,05)

P0 = paparan merkuri klorida 0,00 ppm (kontrol) P1 = paparan merkuri klorida 0,25 ppm

P2 = paparan merkuri klorida 0,50 ppm P3 = paparan merkuri klorida 0,75 ppm

Hasil analisis varian pola faktorial menunjukkan merkuri klorida tidak mempengaruhi jumlah leukosit, hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap jumlah leukosit (Lampiran 3). Pada penelitian ini rata-rata jumlah leukosit pada kelompok P3 (konsentrasi 0,75 ppm) cenderung

(4)

442

menurun pada hari ke 10 dibandingkan dengan kelompok P0, P1, dan P2, namun pada hari ke 20 rata-rata jumlah leukosit cenderung meningkat dan pada hari ke 30 mengalami penurunan. Fluktuasi jumlah leukosit ini disebabkan oleh berbeda-bedanya setiap individu ikan mujair dalam merespon merkuri klorida. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah leukosit ikan mujair masih dalam jumlah normal. Hasil penelitian Desai dan Parikh (2012) jumlah leukosit ikan mujair normal yaitu rata-rata 11,31±0,18 x 103/µL, sedangkan hasil penelitian Nagarajan dkk.

(2014) jumlah leukosit ikan mujair yaitu rata-rata 47,00±1,45 x 103/µL. Jumlah leukosit yang masih dalam angka normal tersebut menunjukkan bahwa proses hematopoiesis masih terjadi pada ikan mujair walaupun telah terpapar merkuri klorida.

Hasil penelitian Nirmala dkk. (2012) jumlah leukosit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm pada hari ke 10 hasil tidak berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan, pada hari ke 20 jumlah leukosit meningkat atau berbeda nyata hanya pada konsentrasi 1,00 ppm, pada hari ke 30 konsentrasi 0,50 dan 1,00 ppm hasil berbeda nyata. Hasil penelitian Yuniar (2009) jumlah leukosit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm jumlah leukosit juga meningkat. Pada penelitian tersebut pada hari ke 10 hasil tidak berbeda nyata, pada hari ke 20 hanya konsentrasi 1,00 ppm yang berbeda nyata, pada hari ke 30 konsentrasi 0,50 dan 1,00 yang berbeda nyata. Pada penelitian Nirmala dkk. (2012) dan Yuniar (2009) tersebut konsentrasi 1,00 ppm menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangkan pada penelitian ini konsentrasi tertinggi pada P3 yaitu 0,75 ppm. Oleh karena konsentrasi yang lebih rendah tidak mencapai 1,00 ppm sehingga hasil menunjukkan tidak berbeda nyata dengan konsentrasi merkuri klorida yaitu 0,00; 0,25; 0,50; dan 0,75 ppm hari ke 10, 20, dan 30 belum berpengaruh terhadap jumlah leukosit.

Eritrosit (Sel Darah Merah)

Rata-rata jumlah eritrosit (x106/µL) ikan mujair yang terpapar merkuri klorida pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari) ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rata-rata (±SD) jumlah eritrosit (x106/µL) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)

Lama Perlakuan (hari)

Konsentrasi Paparan Merkuri Klorida

P0 P1 P2 P3

10 2,12±0,35tn 1,84±0,10tn 1,73±0,14tn 1,81±1,41tn 20 1,93±0,41tn 1,74±0,24tn 1,69±0,26tn 1,84±0,14tn 30 1,82±0,10tn 1,64±0,10tn 1,73±0,10tn 1,78±0,28tn Keterangan: tn = tidak berbeda nyata (P>0,05)

P0 = paparan merkuri klorida 0,00 ppm (kontrol) P1 = paparan merkuri klorida 0,25 ppm

P2 = paparan merkuri klorida 0,50 ppm P3 = paparan merkuri klorida 0,75 ppm

Hasil analisis varian pola faktorial menunjukkan merkuri klorida tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap jumlah eritrosit (Lampiran 4). Pada penelitian ini rata-rata jumlah eritrosit pada kelompok P1, P2, dan P3 cenderung menurun dibandingkan dengan kelompok P0 baik pada hari ke 10, 20 maupun 30. Pada kelompok P3 hari ke 30 jumlah lebih rendah dibanding P3 pada hari ke 10 dan 20. Hasil penelitian menunjukan rata-rata jumlah eritrosit ikan mujair masih dalam jumlah normal. Hasil penelitian Desai dan Parikh (2012) jumlah eritrosit ikan mujair yaitu rata-rata 1,80±0,06 x 106/µL, sedangkan hasil

(5)

443

penelitian Nagarajan dkk. (2014) jumlah eritrosit ikan mujair yaitu rata-rata 1,93±0,15 x 106/µL. Jumlah eritrosit yang masih dalam angka normal tersebut menunjukkan bahwa proses hematopoiesis masih terjadi pada ikan mujair walaupun telah terpapar merkuri klorida.

Hasil penelitian Nirmala dkk. (2012) jumlah eritrosit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm terjadi penurunan, terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dan perlakuan dari hari ke 10 hingga hari ke 30. Hasil penelitian Yuniar (2009) jumlah eritrosit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm hasil yang serupa dengan penelitian Nirmala dkk. (2012), yaitu terdapat perbedaan yang nyata antara kontrol dan perlakuan, eritrosit mengalami penurunan hingga hari ke 30.

Pada penelitian ini diperoleh hasil tidak adanya perbedaan nyata antara kontrol dan perlakuan. Perlakuan jumlah konsentrasi dan lama paparan yang tidak berpengaruh terhadap jumlah eritrosit dikarenakan jumlah konsentrasi merkuri klorida yang lebih rendah tidak mencapai 1,00 ppm seperti pada penelitian Nirmala dkk. (2012) dan Yuniar (2009). Namun dilihat dari data hasil pemeriksaan (Lampiran 2) terdapat beberapa ekor ikan mujair yang jumlah eritrositnya di bawah angka normal yang mengindikasikan keadaan anemia yaitu pada hari ke 10 kelompok P2 dan P3, hari ke 20 kelompok P1 dan P2 serta hari ke 30 kelompok P1 dan P3. Jumlah terendah yaitu pada hari ke 30 kelompok P3.

Jumlah eritrosit dipengaruhi nafsu makan, pada penelitian ikan kelompok perlakuan mengalami kurang nafsu makan dibandingkan ikan pada kelompok kontrol. Menurut Bastiawan dkk, (2001) apabila ikan nafsu makannya menurun maka jumlah eritrosit darahnya menjadi tidak normal dan diikuti dengan nilai hematokrit yang juga akan rendah. Eritrosit diproduksi di dalam organ ginjal bagian depan dan organ limpa. Rendahnya jumlah eritrosit merupakan indikator terjadinya anemia, sedangkan tingginya jumlah eritrosit mengindikasikan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yatsuke, 1977).

Hemoglobin

Rata-rata kadar hemoglobin (g/dL) ikan mujair yang terpapar merkuri klorida pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari) ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rata-rata (±SD) kadar hemoglobin (g/dL) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)

Lama Perlakuan (hari)

Konsentrasi Paparan Merkuri Klorida

P0 P1 P2 P3

10 9,63±1,53tn 8,13±0,55tn 8,03±0,81tn 8,23±3,86tn

20 9,10±1,78tn 8,00±1,18tn 7,50±1,50tn 8,30±0,61tn 30 8,13±0,24tn 7,43±0,58tn 7,83±0,30tn 6,93±0,39tn Keterangan: tn = tidak berbeda nyata (P>0,05)

P0 = paparan merkuri klorida 0,00 ppm (kontrol) P1 = paparan merkuri klorida 0,25 ppm

P2 = paparan merkuri klorida 0,50 ppm P3 = paparan merkuri klorida 0,75 ppm

Hasil analisis varian pola faktorial menunjukkan merkuri klorida tidak mempengaruhi kadar hemoglobin, hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap kadar hemoglobin (Lampiran 5). Pada penelitian ini rata-rata kadar hemoglobin pada hari ke 10 kelompok P1, P2, dan P3 cenderung menurun dibandingkan dengan kelompok P0. Pada hari ke 30 kelompok P3

(6)

444

rata-rata lebih rendah dibandingkan kelompok P0, P1, P2, dan dibandingkan dengan P3 hari ke 10 dan 20. Hasil penelitian menunjukan rata-rata jumlah hemoglobin ikan mujair masih dalam kadar normal. Hasil penelitian Desai dan Parikh (2012) kadar hemoglobin normal ikan mujair yaitu 7,47±0,03 g/dL, sedangkan hasil penelitian Nagarajan dkk. (2014) kadar hemoglobin normal ikan mujair yaitu 8,26±0,15 g/dL. Kadar hemoglobin yang masih dalam angka normal tersebut menunjukkan bahwa proses hematopoiesis masih terjadi pada ikan mujair walaupun telah terpapar merkuri klorida.

Hasil penelitian Nirmala dkk. (2012) kadar hemoglobin ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm kadar hemoglobin mengalami penurunan. Pada hari ke 10, 20, dan 30 pada konsentrasi 0,50 dan 1,00 ppm hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Hasil penelitian Yuniar (2009) kadar hemoglobin ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm dengan hasil yang serupa, hari ke 10, 20, dan 30 pada konsentrasi 0,50 dan 1,00 ppm hasil yang berbeda nyata. Pada penelitian ini diperoleh hasil tidak berbeda nyata antara kontrol dan kelompok P1, P2, dan P3. Rata-rata kadar hemoglobin terlihat perlakuan kontrol adalah kadar tertinggi pada setiap kelompok lama perlakuan. Hasil kadar hemoglobin yang tidak berpengaruh akibat paparan merkuri dikarenakan jumlah konsentrasi yang lebih rendah tidak mencapai 1,00 ppm seperti pada penelitian Nirmala dkk. (2012) dan Yuniar (2009). Namun dilihat dari data hasil pemeriksaan (Lampiran 2) terdapat beberapa ekor ikan mujair yang kadar hemoglobin di bawah angka normal yang mengindikasikan keadaan anemia yaitu pada hari ke 10 kelompok P3, hari ke 20 kelompok P2 dan hari ke 30 kelompok P3. Kadar terendah yaitu pada kelompok P3 hari ke 30 dibandingkan kelompok perlakuan lainnya.

Kadar hemoglobin sejalan dengan jumlah eritrosit (Royan dkk., 2014). Seperti yang dinyatakan oleh Matofani dkk. (2013) hemoglobin berkaitan erat dengan eritrosit, semakin sedikit kadar hemoglobin maka ikan tersebut diduga mengalami anemia. Kemampuan mengikat oksigen dalam darah tergantung pada jumlah hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit. Rendahnya kadar hemoglobin menyebabkan laju metabolisme menurun dan energi yang dihasilkan menjadi rendah. Hal ini membuat ikan menjadi lemah dan tidak memiliki nafsu makan serta terlihat diam di dasar atau menggantung di bawah permukaan air (Bastiawan dkk, 2001).

Hematokrit

Rata-rata nilai hematokrit (%) ikan mujair yang terpapar merkuri klorida pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari) ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rata-rata (±SD) nilai hematokrit (%) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)

Lama Perlakuan (hari)

Konsentrasi Paparan Merkuri Klorida

P0 P1 P2 P3

10 34,63±2,13tn 30,63±1,51tn 31,53±5,40tn 30,10±8,86tn

20 32,13±4,94tn 30,43±4,64tn 25,77±6,68tn 31,07±4,50tn

30 30,20±2,92tn 26,63±3,26tn 28,27±0,63tn 31,03±6,57tn

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata (P>0,05)

P0 = paparan merkuri klorida 0,00 ppm (kontrol) P1 = paparan merkuri klorida 0,25 ppm

P2 = paparan merkuri klorida 0,50 ppm P3 = paparan merkuri klorida 0,75 ppm

Hasil analisis varian pola faktorial menunjukkan merkuri klorida tidak mempengaruhi nilai hematokrit, hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan

(7)

445

merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap nilai hematokrit (Lampiran 6). Pada penelitian ini rata-rata nilai hematokrit pada hari ke 10 dan 20 kelompok P1, P2, dan P3 mengalami penurunan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada hari ke 30 nilai hematokrit berfluktuasi. Fluktuasi nilai hematokrit ini disebabkan oleh berbeda-bedanya setiap individu ikan mujair dalam merespon merkuri klorida. Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai hematokrit ikan mujair masih dalam jumlah normal. Hasil penelitian Desai dan Parikh (2012) kadar hematokrit ikan mujair yaitu 24,50±0,63%. Nilai hematokrit yang masih dalam angka normal tersebut menunjukkan bahwa proses hematopoiesis masih terjadi pada ikan mujair walaupun telah terpapar merkuri klorida.

Hasil penelitian Nirmala dkk. (2012) nilai hematokrit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm hasil berbeda nyata, nilai hematokrit mengalami penurunan. Hasil berbeda nyata pada hari ke 10 hanya pada konsentrasi 1,00 ppm; pada hari ke 20 pada konsentrasi 0,50 dan 1,00 ppm dan pada hari ke 30 pada semua kelompok konsentrasi. Hasil penelitian Yuniar (2009) nilai hematokrit ikan nila yang terpapar merkuri dengan menggunakan konsentrasi 0,00; 0,16; 0,50; dan 1,00 ppm dengan hasil yang serupa dengan penelitian Nirmala dkk. (2012) yaitu hasil berbeda nyata pada kelompok perlakuan hari ke 10 hanya pada konsentrasi 1,00 ppm; pada hari ke-20 pada konsentrasi 0,50 dan 1,00 ppm dan hari ke 30 pada semua kelompok konsentrasi. Pada penelitian ini diperoleh hasil tidak berbeda nyata antara kelompok perlakuan P1, P2, dan P3 dibandingkan dengan kontrol. Tidak adanya pengaruh nilai hematokrit akibat paparan merkuri dikarenakan jumlah konsentrasi merkuri yang lebih rendah dibandingkan penelitian Nirmala dkk. (2012) dan Yuniar (2009) yang menggunakan konsentrasi 1,00 ppm yang sangat berpengaruh pada hasil hematologi.

Penurunan nilai hematokrit mengindikasikan ketidaknyamanan kondisi dari suatu organisme dan menyebabkan anemia (Nirmala dkk., 2012). Nabib dan Pasaribu (1989) menyatakan bahwa nilai hematokrit di bawah 30 % menunjukkan adanya defisiensi eritrosit. Jumlah sel darah merah, hematokrit, dan hemoglobin semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi merkuri di dalam media pemeliharaan. Penurunan kadar hematokrit dan hemoglobin dalam darah ikan oleh merkuri dipengaruhi oleh kontaminasi, absorbsi dan akumulasi merkuri yang dapat menyebabkan anemia pada ikan (Yuniar, 2009).

Trombosit

Rata-rata jumlah trombosit (x103/µL) ikan mujair yang terpapar merkuri klorida pada

kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari) ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Rata-rata (±SD) jumlah trombosit (x103/µL) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)

Lama Perlakuan (hari)

Konsentrasi Paparan Merkuri Klorida

P0 P1 P2 P3

10 12,00±5,00tn 16,67±13,43tn 7,67±3,51tn 6,67±5,69tn 20 6,00±2,12tn 6,33±5,51tn 9,00±2,65tn 14,00±13,89tn 30 10,67±3,05tn 11,00±9,54tn 6,67±3,79tn 12,00±2,64tn Keterangan: tn = tidak berbeda nyata (P>0,05)

P0 = paparan merkuri klorida 0,00 ppm (kontrol) P1 = paparan merkuri klorida 0,25 ppm

P2 = paparan merkuri klorida 0,50 ppm P3 = paparan merkuri klorida 0,75 ppm

(8)

446

Hasil analisis varian pola faktorial menunjukkan merkuri klorida tidak mempengaruhi jumlah trombosit, hasil juga menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi paparan merkuri klorida dan lama paparan merkuri klorida terhadap jumlah trombosit (Lampiran 7). Pada penelitian ini rata-rata jumlah trombosit pada hari ke 20 cenderung meningkat pada kelompok P1, P2, dan P3 dibandingkan kontrol. Pada hari ke 10 dan 30 rata-rata jumlah trombosit berfluktuasi. Fluktuasi jumlah trombosit ini disebabkan oleh berbeda-bedanyanya setiap individu ikan mujair dalam merespon merkuri klorida. Standar deviasi pada parameter jumlah trombosit ini memiliki nilai yang tinggi dibandingkan parameter hematologi lainnya, standar deviasi tertinggi yaitu pada hari ke 20 kelompok P3 (Lampiran 4). Standar deviasi yang besar menunjukkan bahwa data memiliki selisih yang besar dan terdapat angka yang ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah trombosit ikan mujair masih dalam jumlah normal. Jumlah trombosit ikan mujair normal yaitu 4,03-29,20 x 103/µL (Prasad dan Mukthiraj, 2011). Nilai hematokrit yang masih dalam angka normal tersebut menunjukkan bahwa proses hematopoiesis masih terjadi pada ikan mujair walaupun telah terpapar merkuri klorida.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa paparan merkuri klorida tidak mempengaruhi profil hematologi ikan mujair dan juga tidak ada pengaruh interaksi antara paparan merkuri klorida dan lama paparan terhadap profil hematologi ikan mujair.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., E. Liviawaty, Z. Jamaris, dan Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Bastiawan, D., M. Taukhid, Alifudin, dan T.S. Dermawati. 2001. Perubahan hematologi dan jaringan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang diinfeksi cendawan Aphanomyces sp. Jurnal Penelitian PerikananIndonesia: 106-115.

Cahyono, B. 2001. Budi Daya Ikan di Perairan Umum. Kanisius, Yogyakarta.

Desai, B. dan P. Parikh. 2012. Impact of curzate (fungicide) on hematological parameters of Oreochromis mossambicus. Internatiomal Journal of Scientific and Engineering Research. 3(7):1-6.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Gill, J.L. 1978. Design and Analysis of Experiments in The Animal and Medical Science. The IOWA State University Press, USA.

Kondera, E, A. Dmowska, M. Rosa, dan M. Witeska. 2012. The effect of bleeding on peripheral blood and head kidney hematopoietic tissue in common carp (Cyprinus carpio). Turk. J. Vet. Anim. Sci. 36 (2):169-175.

Matofani, A.S., S. Hastuti, dan F. Basuki. 2013. Profil darah ikan nila kunti (Oreochromis niloticus) yang diinjeksi Streptococcus agalactiae dengan kepadatan berbeda. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(2):64-72.

Mentari, T. 2015. Efek Pemberian Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) terhadap Anastesi Umum pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Nabib, R. dan F.H. Pasaribu. 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.

Nagarajan, K., S. Kannan, dan G. Gunasekaran. 2014. Study of growth and haematology of the fish Oreochromis mossambiccus grown in the kullursandhai reservoir water of

virudhunagar district, india under the cadmium chloride stress. International Research Journal of Environment Science. 3(3):49-54.

(9)

447

Nirmala, K., Y.P. Hastuti, dan V. Yuniar. 2012. Toksisitas merkuri (hg) dan tingkat

kelangsungan hidup, pertumbuhan, gambaran darah dan kerusakan organ pada ikan nila Oreochromis niloticus. Jurnal Akuakultur Indonesia. 11(1):38-48.

Prasad, G. dan S. Mukthiraj. 2011. Effect of methanolic extract of Andrographis paniculata (nees) on growth and haematology of Oreochromis mossambicus (peters). World Journal of Fish and Marine Sciences. 3(6): 473-479.

Pratiwi, K.D. 2015. Perbandingan Prevalensi Parasit pada Insang dan Usus Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) di Rawa dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Priosoeryanto, B.P., I.M. Ersa, R. Tiuria dan S.U. Handayani. 2010. Gambaran histopatologi insang, usus dan otot ikan mujair (Oreochromis mossambicus) yang berasal dari daerah ciampea, bogor. Indonesian Journal of Veterinary Science & Medicine. 11(1):1-8. Royan, F., S. Rejeki, dan A.H.C. Haditomo. 2014. Pengaruh salinitas yang berbeda terhadap

profil darah ikan nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquakulture Management and Technology. 3 (2):109-117.

Saparinto, C. dan R. Susiana. 2014. Panduan Lengkap Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Lily Publisher, Yogyakarta.

Tresnati, J. 2013. Perubahan jaringan ginjal ikan pari kembang (Dasyatis kuhlii) akibat paparan logam berat merkuri (hg). Seminar Nasional Perikanan Universitas Gadjah Mada. MC-16:1-5.

Wedemeyer, G.A. dan W.T. Yatsuke. 1977. Clinical methods for the assessment of the effects of environmental stress or fish healt. Technical Paper qf The US. Fish and Wildlife

Service:11-18.

Widyaningrum, T. dan T. Suharyanti. 2011. Pengaruh merukri klorida terhadap pertumbuhan dan histopatologi ginjal ikan nila (Oreochromis niloticus, Linn). Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi:129-138.

Yuniar, V. 2009. Toksisitas Merkuri (Hg) terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, Gambaran Darah dan Kerusakan Organ pada Oreochromis niloticus. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Gambar

Tabel 1 Bagan Rancangan Penelitian
Tabel 2 Rata-rata (±SD) jumlah leukosit (x10 3 / µL) pada kelompok P0, P1, P2, dan P3 pada masing-masing lama  perlakuan (10, 20, dan 30 hari)
Tabel  3  Rata-rata  (±SD)  jumlah  eritrosit  (x10 6 /µL)  pada  kelompok  P0,  P1,  P2,  dan  P3  pada  masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)
Tabel  4  Rata-rata  (±SD)  kadar  hemoglobin  (g/dL)  pada  kelompok  P0,  P1,  P2,  dan  P3  pada  masing-masing lama perlakuan (10, 20, dan 30 hari)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan menganalisis mengenai ketidaksetaraan gender terhadap tokoh wanita dalam novel Perempuan Jogja karya Achmad Munif dengan menggunakan tinjauan

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya dan Ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian dengan judul

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELEMBAGAAN AGAMA ISLAM TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI ISLAM PROGRAM DOKTOR (S-3) PADA PROGRAM PASCASARJANA IAIN

Pola arus untuk kondisi pada pasang purnama arus di Perairan Bali Utara mengalir dengan kecepatan maksimum 0.46 m/s, di bagian Timur arus sejajar pantai bergerak ke arah barat

Perkolasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan alat perkolator dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan

66 PANTI ASUHAN SITI BALQIS WENI KARTIKA SARI, S.Sos 1 PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA. 67 YAYASAN DHARMA WAHYU INSANI AGUNG ADI DHARMA 1 PELAYANAN REHABILITASI BAGI

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang sudah terkumpul melalui observasi dan wawancara kemudian dijabarkan dan dianalisis secara deskriptif,

Data hasil penelitian kandungan merkuri (Hg) pada ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) budidaya keramba di sekitar waduk Riam Kanan disajikan dalam bentuk tabel dengan