• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DESAIN WEDHA'S POP ART POTRAIT (WPAP) UNTUK MENINGKATKAN NILAI GUNA SAMPAH PLASTIK DI SMK NEGERI 1 SUKASADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DESAIN WEDHA'S POP ART POTRAIT (WPAP) UNTUK MENINGKATKAN NILAI GUNA SAMPAH PLASTIK DI SMK NEGERI 1 SUKASADA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PELATIHAN DESAIN WEDHA'S POP ART POTRAIT (WPAP) UNTUK

MENINGKATKAN NILAI GUNA SAMPAH PLASTIK DI SMK

NEGERI 1 SUKASADA

I Gede Bendesa Subawa1, Dessy Seri Wahyuni2, Ketut Agustini3, I Nengah Eka Mertayasa4 1,2,3,4Jurusan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA

Email: bendesa.subawa@undiksha.ac.id

ABSTRACT

The application of technology in saving the environment from waste pollution, especially plastic waste, has its own challenges. The purpose of this Community Service (P2M) activity is to design a WPAP (Wedhas Pop Art Potrait) to increase the use value of plastic waste at SMK Negeri 1 Sukasada. The implementation of the activities are as follows: This training and mentoring activity is carried out in four stages, namely (1) the conceptual education stage and operational techniques regarding plastic waste and its bad impact on the environment, (2) the training stage for facial WPAP design skills using Adobe Photoshop (3) plastic face making training stages (4) activity evaluation stages. The four activities were carried out online due to the conditions of the Covid 19 Pandemic. This activity has contributed to students and SMK Negeri 1 Sukasada, namely students have knowledge as well as expertise in managing plastic waste. Based on the evaluation, students of SMK Negeri 1 Sukasada were asked to produce WPAP products and plastic faces. Of the 25 students who participated in the training, there were 10 students who completed their work with the good result category

Keyword: WPAP, plastic face, plastic waste

ABSTRAK

Penerapan teknologi dalam menyelamatkan lingkungan hidup dari pencemaran sampah khususnya sampah plastik memiliki tantangan tersendiri. Tujuan dari kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini adalah Mendesain WPAP (Wedhas Pop Art Potrait) untuk meningkatkan nilai guna sampah plastik di SMK Negeri 1 Sukasada. Pelaksanaan kegiatannya, sebagai berikut: Kegiatan Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu (1) tahapan pendidikan konseptual dan teknik operasional tentang sampah plastik dan dampak buruknya bagi lingkungan, (2) tahapan pelatihan keterampilan mendesain WPAP wajah dengan Adobe Photoshop (3) tahapan pelatihan pembuatan wajah plastik (4) tahapan evaluasi kegiatan. Keempat kegiatan tersebut dilakukan secara daring dikarenakan dalam kondisi Pandemi Covid 19. Kegiatan ini telah memberikan kontribusi kepada siswa/siswi dan SMK Negeri 1 Sukasada, yakni siswa/siswi memiliki pengetahuan sekaligus keahlian dalam mengelola sampah plastik. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan yaitu siswa/siswi SMK Negeri 1 Sukasada diminta untuk menghasilkan produk WPAP dan wajah plastik. Dari 25 siswa yang ikut berpartisipasi dalam pelatihan terdapat 10 siswa yang menyelesaikan karyanya dengan kategori hasil bagus..

Kata kunci: WPAP, wajah plastik, sampah plastik.

PENDAHULUAN

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (UU No 18 Pengelolaan sampah Tahun 2008). Sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, termasuk yang dilakukan industry, tetapi yang

bukan biologis karena human wastes tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat, karena air bekas tidak termasuk di dalamnya. (Azwar, 1995:6). Sedangkan menurut Widiwijoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik yang telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudh tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah

(2)

tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam. Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Sebagai gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi , untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya (Kumar dkk., 2011). Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan hidup yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Sampah plastik adalah salah satu sumber pencemaran lingkungan hidup di Indonesia. Jambek (dalam Purwaningrum, 2016) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam peringkat kedua dunia setelah Cina menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton. Hal itu berkaitan dengan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menyebutkan bahwa plastik hasil dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu 1 tahun saja, telah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu ternyata setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik. Plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat dan relatif murah. Karena berbagai kemudahan tersebut, seluruh dunia berambisi untuk menghasilkan produk-produk berbahan dasar plastik. Namun tanpa disadari, karakter dasar plastik, ditambah cara penggunaan yang tidak ramah lingkungan justru sangat berpotensi merusak lingkungan hidup. Untuk mengatasi persoalan pencemaran lingkungan dari sampah plastik terctusnya istilah 3R yaitu Reduce (pengurangan atau pembatasan penggunaan produk berbahan

plastik), Reuse (penggunaan kembali plastik yang masih bisa digunakan), dan Recycle (mendaur ulang plastik).

Gubernur Bali pada tahun 2018 telah mengeluarkan Pergub No 97 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, yang mulai diberlakukan tahun 2019.

Masyarakat Bali sedang mencoba

melaksanakan Pergub tersebut. Tidak sedikit

orang masih belum siap akan

pengurangan/pembatasan penggunaan plastik sekali pakai karena mungkin sudah terbiasa menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-harinya. Pepatah “Buanglah Sampah pada tempatnya” nampaknya sudak tidak efektif lagi sekarang, karena membuang sampah di bak sampah atau tempat sampah hanya memindahkan masalah saja. Karena prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) tidak terjadi pada pepatah tersebut. Peraturan Gubernur No 97 Tahun 2018 hanya mampu mencangkup prinsip reduce dan reuse saja. Prinsip recycle (daur ulang) sangat diperlukan dalam membantu menangulangi masalah sampah plastik. Prinsip daur ulang tidak hanya sebatas mendaur sampah plastik menjadi produk yang baru yang bisa dimanfaatkan lagi tetapi juga bisa diartikan untuk meningkatkan nilai guna dari sampah plastik itu sendiri.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini seharusnya mampu berkontribusi terhadap penanganan masalah sampah plastik. Kecanggihan teknologi dan semakin berkembangnya pola pikir dan kreativitas manusia diharapkan mampu lebih bijaksana dalam melihat masalah ini. Kombinasi dari kreatifitas, seni dan teknologi merupakan salah satu solusi dalam mengani masalah ini. Akhir-akhir ini sudah banyak masyarakat ataupun 3 komunitas-komunitas peduli lingkungan memberikan solusi kreatif untuk meningkatkan nilai guna sampah plastik. Berbagai kerajinan tangan dan inovasi kreatif yang telah dihasilkan daari pemanfaatan limbah plastik.

WPAP (Wedha’s Pop Art Potrait) adalah suatu gugus seni ilustrasi potret wajah atau yang besaling silang secara geometri dengan menggunakan kontradisi warna-warna khusus.

(3)

Pop Art atau yang biasa disebut sebagai Seni Pop, memiliki perbedaan jauh dengan Seni Populer. Walaupun, Seni Pop juga seni yang populer pada masanya. Kita bisa menyebutkan relalisme itu merupakan Seni Pop pada masanya, namun Realisme bukanlah Seni Pop yang diangkat oleh Andy Warhol. Antara Seni Pop dengan Seni Populer, keduanya memiliki perbedaan. Pada dasarnya, Pop Art merupakan seni yang tumbuh dan berkembang dari cabang seni rupa aliran Dawami (2017). Menurut Kartono (2020) WPAP atau Wedha's Pop Art

Potrait adalah suatu gugus seni ilustrasi potret

wajah yang bersalingsilang secara geometri dengan penggunaan kontradiksi warna-warna khusus. Dimensi dari gambar yang ditrace (gambar ulang dengan acuan) tidak berubah, sehingga penampakan akhir dari objek yang ditransformasi jelas dan menyerupai asliya sehingga mudah dikenali.

WPAP merupakan seni ilustrasi potret yang didominasi bidang datar marak warna depan, tengah dan belakang untuk menimbulkan dimensi kotak-kotak. Seni ini dibentuk dari garis imajiner tegas menyesuaikan bentuk wajah dan letak elemen anggota wajah lainnya, namun proporsinya tetap sama dengan gambar aslinya. Namun tracingnya dibuat kreatif dan tracing ini tidak 100% sama dengan komposisi gambar aslinya. Hasil akhir dari objek transformasi tetap jelas dan menyerupai gambar aslinya sehingga masih mudah dikenali. Wijaya (2019) menyatakan bahwa WPAP merupakan kepanjangan dari Wedha’s Pop Art Portrait, karya seni yang menggunakan penggambaran objek geometri bidang datar yang berselang seling membentuk wajah manusia sehingga membentuk garis imajiner. Adapun aplikasi yang sering dunakan untuk mendesain WPAP adalah Adobe Photoshop atau CorelDraw. Setelah proses pembuatan desain WPAP dilanjutkan proses pembuatan wajah plastik. Tekniknya sederhana yaitu hanya dengan melakukan penempelan sampah plastik (dalam kondisi bersih) yang memiliki warna yang sama ataupun senada dengan desain WPAP yang dibuat. Proses pembuatan wajah plastik ini membutuhkan kesabaran, keuletan dan

ketelitian yang cukup tinggi supaya hasilnya tidak menurunkan nilai seni bahkan merusak desain WPAP itu sendiri yang memiliki resiko hasil akhir wajah plastik tidak dikenali.

SMK Negeri 1 Sukasada merupakan salah satu sekolah kejuruan yang bergerak dibidang pengembangan teknologi dan seni. Melihat dari jurusannya, siswa/siswi di SMK Negeri 1 Sukasada pastinya memiliki daya kreatifitas (seni) dan penguasaan teknologi yang baik. Siswa/siswi diharapkan tidak hanya mampu menguasai teknologi dan seni semata tetapi juga bagaimana ilmu itu bermanfaat untuk dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungannya. Di SMK Negeri 1 Sukasada, berdasarkan informasi dari Ibu Nyoman Nilon, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum, mengatakan bahwa SMK Negeri 1 Sukasada memiliki jurusan Desain Komunikasi Visual dan Multimedia dan Seni Lukis yang memiliki potensi penguasaan teknologi dan seni yang baik. Jika siswa/siswi tersebut memiliki bekal atau pengetahuan tentang bagaimana cara mengembangkan ilmu dan skillnya dalam penguasaan teknologi dan seni tentunya akan membantu para lulusan yang ingin berkecimpung di dunia wira usaha sehingga memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat menghasilkan karya-karya seni yang indah dan ramah lingkungan. Jadi lulusannya diharapkan tidak hanya memiliki hardskill yang bagus tetapi juga dapat membantu dalam mengatasi masalah lingkungan hidup terutama sampah plastik.

METODE

Kegiatan Pelatihan dan pendampingan ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu (1) tahapan pendidikan konseptual dan teknik operasional tentang sampah plastik dan dampak buruknya bagi lingkungan, (2) tahapan pelatihan keterampilan mendesain WPAP wajah dengan Adobe Photoshop (3) tahapan pelatihan pembuatan wajah plastik (4) tahapan evaluasi kegiatan. Keempat kegiatan tersebut dilakukan secara daring dikarenakan dalam kondisi Pandemi Covid 19. Tahapan pertama,

(4)

dilakukan dengan metode seminar dan tanya jawab. Fasilitator melaui instruktur memaparkan materi terkait sampah plastik dan dampaknya bagi lingkungan hingga masa kini. Selain menyampaikan dampak sampah plastik, fasilitator juga menyampaikan solusi-solusi penanganan yang sudah dilakukan dan dirasa masih belum efektif. Tahapan kedua, dilakukan dengan metode simulasi terbimbing dalam membuat desain WPAP wajah yang nantinya sebagai bahan acuan dalam membuat wajah plastik. Pada tahan ini instruktur akan menjelaskan secara rinci tahap demi tahap mendesain WPAP wajah menggunakan photoshop. Tahapan ketiga, dilakukan pelatihan berupa tutorial menempel plastik pada desain WPAP wajah. Tahap keempat, melakukan Proses evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Keberhasilan dari kegiatan pelatihan pembuatan bagi siswa/siswi di SMK Negeri 1 Sukasada ini dinilai berdasarkan kualitas aplikasi yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan tersebut. Tabel berikut menyajikan aspek yang dievaluasi dan kriteria indikator pencapaian tujuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan pembuatan Media Pembelajaran Video Scribe dilakukan pada tanggal 9 Juli 2020 secara daring melalui Google Meet pada link https://meet.google.com/wvo-eytt-vvk. Panitia mengundang 30 siswa SMKN 1 Sukasada oleh 25 peserta siswa-siswi SMKN 1 Sukasada. Berikut adalah foto-foto dokumentasi sebagai bukti telah dilakukan Kegiatan Pengabdian tersebut dalam rangka progress kegiatan.

Gambar 1. Sosialisasi Terkait Dampak Sampah Plastik dan Penangannanya

Setelah memberikan sosialisasi terkait sampah plastik, dampak bagi lingkungan dan solusi untuk menanggulangi limbah plastik, dilanjutkan dengan pelatihan mendesai WPAP oleh instruktur seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Pelatihan Mendesain WPAP Wajah Setelah siswa diberikan Teknik dalam memdesain WPAP, siswa diberikan video tutorial terkait cara membuat wajah plastik berdasarkan desan WPAP wajah yang dibuatnya melalui media video tutorial.

Gambar 3. Tutorial Membuat Wajah Plastik Peningkatan pengetahuan peserta pelatihan dianalisis melalui angket yang diisi oleh seluruh peserta. Penilaian diri sendiri dilakukan oleh peserta pelatihan menggunakan skala Likert dengan keterangan penskoran: 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; dan 5 = sangat baik. Dari 25 peserta pelatihan yang mengirim karyanyanya sebanyak 10 orang. Hal ini dikarenakan beberapa peserta tidak

(5)

memiliki laptop yang digunakan untuk praktik. Dari 10 peserta yang mengirim karya memberikan hasil kegiatan edukasi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengetahuan Peserta Pelatihan Pembuatan Wajah Plastik

No Pengetahuan Penilaian Total

Rata-rata

1 2 3 4 5

1 Kemahiran penggunaan

Tool Photoshop dalam membuat WPAP 5 5 45 4.5 2 Keserasian Warna WPAP 3 7 37 3.7 3 Kerapian Penempelan Wajah Plastik 2 4 4 40 4.0

4 Hasil Akhir Produk WPAP

2 3 5 43 4.3

Rata-rata 4.1

Berdasarkan data Tabel 1 diperoleh informasi bahwa secara individu pencapaian siswa sudah sangat baik. Sedangkan pencapaian siswa terhadap masing-masing aspek penilaian adalah 1. Kemahiran menggunakan tool photosop sudah sangat baik hal ini dikarenakan para siswa sudah diajarkan penggunaan photoshop disekolah apalagi seluruh siswa berasal dari jurusan multimedia. 2. Keserasian warna WPAP karya siswa sudah termasuk baik. 3. Kerapian penempalan plastik pada desain WPAP sudah sangat baik, dan 4. Hasil akhir secara keseluruhan sudah sangat baik. Namun secara keseluruhan dari hasil penilaian karya mahasiswa memperoleh rata-rata 4.1 yang tergolong sangat baik. Adapun hasil karya siswa terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh hasil akhir karya siswa

SIMPULAN

Pelaksanaan pengabdian telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah direncanakan. Pelatihan Desain Wedha's Pop Art Potrait (WPAP) untuk Meningkatkan Nilai Guna Sampah Plastik di SMK Negeri 1 Sukasada ini terlah mampu meningkatkan pemahaman pentingnya mengelola sampah plastik dengan menjadikannya karya yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi yaitu wajah plastik. Tujuan dari kegitan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang cara mengelola sampah plastik, tetapi juga siswa mampu menembangkan ilmunya dan dapat mengajak orang disekitarrnya agar sadar dan mau peduli terhadap lingkungan serta mampu mengelola limbahnya utamanya sampah plastik menjadi sesuatu yang bernilai guna tinggi sehingga tidak hanya sebagi limbah pencemar lingkungan saja.

Respon positif juga diberikan dari pihak sekolah dan para peserta pelatihan. Hal ini ditunjukkan dengan antusias peserta dalam mengikuti pelatihan Desain Wedha's Pop Art Potrait (WPAP) untuk Meningkatkan Nilai Guna Sampah Plastik

(6)

DAFTAR RUJUKAN

Dawami, A K. (2017). Pop Art di Indonesia. Jurnal Desain. 4(3). 143-152.

http://dx.doi.org/10.30998/jurnaldesai n.v4i03.1356

Kartono, G., Mesra, M., & Aziz, A C K. (2020). Pengembangan Media Ajar Grafis Komputer Materi WPAP Dalam Bentuk E-Book Dan Video Tutorial Bagi Mahasiswa Seni Rupa. Gorga : Jurnal Seni Rupa. 9(1). 127-132.

http://dx.doi.org/10.24114/gr.v9i1.18 191

Kumar S., Panda, A.K., & Singh, R.K., (2011), A Review on Tertiary

Recycling of High-Density

Polyethylene to Fuel. Resources, Conservation and Recycling. 55(11).

893– 910.

https://doi.org/10.1016/j.resconrec.20 11.05.005

Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di Lingkungan. Indonesia Journal of Urban and Environmental Technology. 8(2). 141-147.

http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvir otech.v8i2.1421

Rasyid, W A. (2011). Wedha & WPAP (Wedha’s Pop Art Portrai) Pop Art Asli Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Surono, U B. (2013). Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurnal Teknik.

3(1). 32-40.

http://jurnalteknik.janabadra.ac.id/wp -content/uploads/2014/03/05-Artikel-Untoro-Revisi.pdf

Wijaya, I P N P., Hardiman, H., & Budiarta, I G M. (2019). Analisis Estetik WPAP “Grup Belajar Wpap Yuk”. Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha. 8(1). 19-31.

http://dx.doi.org/10.23887/jjpsp.v8i1. 14838

Gambar

Gambar 1. Sosialisasi Terkait Dampak  Sampah Plastik dan Penangannanya
Tabel 1. Pengetahuan Peserta Pelatihan Pembuatan Wajah Plastik

Referensi

Dokumen terkait