• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO KASUS RABIES DI PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO KASUS RABIES DI PROVINSI BALI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO

KASUS RABIES DI PROVINSI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Kedokteran Hewan, Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GUSTI NGURAH AGUNG WISNU ADI SAPUTRA NIM 1392361008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(2)

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 28 DESEMBER 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr.drh. I Ketut Puja, M.Kes. Dr.drh. I Nyoman Dibia, M.P. NIP. 19621231 198903 1 315 NIP. 19640106 199203 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes Prof. Dr.dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K) NIP. 19621231 198903 1 315 NIP. 19590215 198510 2 001

(3)

iv

Tesis Ini Telah Diuji Tanggal 28 Desember 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No: 4341/UN14.4/HK/2015, Tanggal 23 Desember 2015

Ketua : Prof. Dr.drh. I Ketut Puja, M.Kes. Anggota :

1. Dr.drh. I Nyoman Dibia, M.P. 2. Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.S.

3. Prof. Dr. drh. I Nyoman Sadra Dharmawan, M.S. 4. Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P.

(4)

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Gusti Ngurah Agung Wisnu Adi Saputra NIM : 1392361008

Program Studi : Kedokteran Hewan

Judul Tesis : Analisis spasial dan faktor risiko kasus rabies di Provinsi Bali

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Desember 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis I Gusti Ngurah Agung Wisnu Adi Saputra dilahirkan di Denpasar, Bali pada tanggal 16 Juli 1975. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra dari pasangan suami istri I Gusti Kompiang Kaler, Sm.Hk. dan I Gusti Ayu Adi Suniti.

Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di TK Anugerah Denpasar pada tahun 1979-1981 dan di SD 2 Saraswati Denpasar pada tahun 1981-1987. Penulis melanjutkan ke pendidikan menengah di SMPN 1 Denpasar pada tahun 1987-1990 dan SMAN 1 Denpasar pada tahun 1987-1990-1993. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada tahun 1993, menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan (SKH) pada tahun 1997 dan Pendidikan Profesi Dokter Hewan pada tahun 1999. Penulis pernah bekerja di Yayasan Yudistira (Street Dog Foundation) pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2000-2002 bekerja di PT. Sierad Produce, Tbk., dan pada tahun 2002 bekerja sebagai dokter hewan praktek di Kerobokan, Kuta. Selanjutnya penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Departemen Pertanian di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional III Lampung –saat ini bernama Balai Veteriner (BVet) Lampung- pada tahun 2002-2012, sampai akhirnya pada tahun 2012 penulis mutasi/alih tugas ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar pada tahun 2012 sampai dengan sekarang.

Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang, penulis menempuh pendidikan pasca sarjana pada Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

(6)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Analisis Spasial dan Faktor Risiko Kasus Rabies di Provinsi Bali” yang disusun berdasarkan hasil penelitian. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes. selaku Pembimbing I yang dengan penuh perhatian memberikan bimbingan, arahan dan semangat serta memberikan masukan dan saran selama penulis mengikuti Program Magister, khususnya dalam penelitian dan penyusunan tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Dr. drh. I Nyoman Dibia, M.P., selaku Pembimbing II yang senantiasa tekun dan sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan sarannya dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD. (KEMD) dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S. (K)., atas kesempatan dan fasilitas yang diterima oleh penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Terima kasih juga kembali penulis sampaikan kepada Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes., dimana selain sebagai Pembimbing I dalam penulisan ini, juga selaku Ketua Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan berharga untuk dapat menuntut ilmu pada program studi yang dipimpinnya dan sebagai Pembimbing Akademis penulis selama mengikuti

(7)

viii

perkuliahan di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana sampai dengan tersusunnya tesis ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis haturkan kepada para penguji tesis yaitu Prof. Dr. drh. I Ketut Berata, M.Si., Prof. Dr.drh. Nyoman Sadra Dharmawan, M.S. dan Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P. yang telah berkenan memberikan masukan, saran dan koreksi sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa kepada para dosen pengajar di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana, penulis mengucapkan terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar yang telah memberikan ijin penggunaan data rabies tahun 2014 sebagai data sekunder untuk penelitian ini, serta sumbangsihnya dalam memberikan dukungan, bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat mengikuti perkuliahan, penelitian sampai dengan tesis ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Kepada rekan-rekan kerja penulis, khususnya di Laboratorium Epidemiologi Balai Besar Veteriner Denpasar yang banyak membantu dalam pengumpulan data sekunder, penulis mengucapkan terima kasih. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga; ayah, ibu, saudara-saudara, ipar, istri dan anak-anak yang sangat memberikan dukungan, semangat dan doanya untuk kelancaran dan kesuksesan penulis sejak menempuh perkuliahan sampai penyusunan tesis ini. Kepada teman-teman kuliah angkatan

(8)

ix

2013 di Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas Udayana serta rekan-rekan kerja penulis di Balai Besar Veteriner Denpasar, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaan, semangat dan dorongan yang diberikan selama ini.

Semoga Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Pengasih, senantiasa melimpahkan anugraha dan kebahagiaan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.

(9)

x ABSTRAK

ANALISIS SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO

KASUS RABIES DI PROVINSI BALI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial, kerentanan wilayah dan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian rabies di Provinsi Bali pada tahun 2014.

Berdasarkan data Hewan Penular Rabies (HPR) yang terdiagnosa positif rabies di Provinsi Bali tahun 2014, peneliti mengumpulkan koordinat lokasi HPR menggunakan alat bantu Global Positioning System (GPS). Data titik koordinat selanjutnya dianalisa dengan software GIS worldwind.arc. Faktor-faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kasus rabies di Provinsi Bali ditelusuri melalui pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik HPR / petugas dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengisian kuisioner.

Dari 1.286 sampel otak yang diperiksa dari seluruh Bali pada tahun 2014, 130 sampel otak didiagnosa positif rabies. Hasil analisis chi square dengan P value < 0,05 yang terbukti berhubungan dengan kejadian rabies di Bali adalah breed/ras HPR khususnya anjing, perdagangan HPR/anjing, asal HPR/anjing dan masuknya HPR/anjing lain. Untuk kabupaten/kota di Bali, yang terbukti berhubungan dengan kejadian rabies di Bali adalah penyuluhan terkait rabies, ras/breed HPR khususnya anjing, kondisi geografis, keberadaan pedagang HPR/anjing, asal HPR/anjing, keberadaan HPR/anjing yang masuk serta peraturan desa terkait rabies. Hasil analisis odds ratio yang terbukti sebagai faktor risiko yang kuat terhadap penyebab kejadian rabies di Bali secara berurutan adalah perdagangan HPR/anjing (OR = 29,75) di Kabupaten Gianyar, serta kurangnya penyuluhan terkait rabies (OR = 6,91) dan ras/breed HPR khususnya anjing (OR = 4,95) di Kabupaten Badung. Pola spasial sebaran kejadian rabies di wilayah Bali memiliki pola yang sama, yaitu menyebar dengan tingkat pengelompokan yang acak namun merata. Secara kualitatif, kejadian rabies sebagian besar terjadi di daerah yang berdekatan dengan kabupaten lain, namun disisi lain secara geografis pada sebagian besar lokasi tersebut juga terdapat barrier alam seperti sungai, hutan, bukit, tebing. Kerentanan wilayah masing-masing kabupaten/kota di Bali terhadap kejadian rabies cukup beragam.

Perlu penelitian lebih lanjut untuk memetakan kejadian rabies di Bali menggunakan GIS dalam kurun waktu yang lebih lama (>3 tahun terakhir), untuk meningkatkan efektifitas kegiatan surveilans dalam rangka pemberantasan rabies di Bali.

(10)

xi ABSTRACT

SPATIAL ANALYSIS AND RISK FACTORS

RABIES CASES IN THE PROVINCE OF BALI

The aim of this study to determine the spatial distribution, the vulnerability of the area and the risk factors associated with the incidence of rabies in Bali in 2014.

Based on data of the animal transmitters of rabies (HPR) were diagnosed positive for rabies in Bali in 2014, researchers collected HPR location coordinates using tools of the Global Positioning System (GPS). The next, coordinate point data were analyzed with GIS software, worldwind.arc. These risk factors related to suspected cases of rabies in Bali province traced through field observations and interviews with the owner of the HPR / officer in charge of animal health function to obtain the information needed in filling out the questionnaire.

From 1,286 brain samples that has been examined from all over Bali in 2014, 130 brain samples were diagnosed positive for rabies. The results of chi square analysis with P values <0.05 were shown to be associated with the incidence of rabies in Bali is the breed / race of HPR especially dogs, the trading of HPR / dog, the origin of HPR / dog and the entering of HPR / other dogs. For districts / cities in Bali, which is shown to be associated with the incidence of rabies in Bali is counseling related to rabies, the breed / race of HPR especially dogs, geographical conditions, the existence of trading of HPR / dog, the origin of HPR / dog, the presence of HPR / dogs were entered and village regulations related to rabies. Odds ratio analysis results which proved to be a strong risk factor to the cause of the occurrence of rabies in Bali in order are the trading of HPR / dog (OR = 29.75) in Gianyar, as well as the absence of rabies-related counseling (OR = 6.91) and the breed / race of HPR / dog (OR = 4.95) in Badung. Spatial distribution pattern of the incidence of rabies in Bali have the same pattern, which is spread by the level of grouping random but evenly. Qualitatively, the incidence of rabies occurs mostly in areas adjacent to other districts, but the other geographically in most locations there is also a natural barrier like a river / forest / hill / cliff. The vulnerability of the area of each district / city to the incidence of rabies in Bali is quite diverse.

Further research is needed to map the incidence of rabies in Bali using the GIS over a longer time (> 3 years), to improve the effectiveness of surveillance activities in the eradication of rabies in Bali.

(11)

xii

RINGKASAN

Rabies yang dikenal juga dengan nama Lyssahydrophobia, rage, tollwut, merupakan suatu penyakit infeksi akut susunan syaraf pusat yang dapat menyerang mamalia termasuk manusia. Provinsi Bali secara historis dikenal sebagai kawasan yang bebas rabies. Bali merupakan provinsi terbaru tertular rabies di Indonesia dan Bali dinyatakan tertular secara resmi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.:1637.1/2008 tertanggal 1 Desember 2008. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross

sectional untuk mengetahui distribusi spasial, kerentanan wilayah dan faktor

risiko yang berhubungan dengan kejadian rabies di Provinsi Bali pada tahun 2014. Dari 1.286 sampel otak yang masuk ke Balai Besar Veteriner Denpasar (BBVet) Denpasar dari seluruh Bali selama kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2014, 130 sampel otak didiagnosa positif rabies. Berdasarkan data hewan penular rabies (HPR) yang terdiagnosa positif rabies di Provinsi Bali pada BBVet Denpasar, peneliti mengumpulkan koordinat lokasi HPR menggunakan alat bantu

Global Positioning System (GPS). Data titik koordinat selanjutnya dianalisa

dengan software GIS worldwind.arc. Faktor-faktor risiko yang diduga berhubungan dengan kasus rabies di Provinsi Bali ditelusuri melalui pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik HPR / petugas dinas yang membidangi fungsi peternakan/ kesehatan hewan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pengisian kuisioner.

Hasil analisis chi square dengan P value < 0,05 yang terbukti berhubungan dengan kejadian rabies di Bali adalah breed/ras HPR khususnya anjing,

(12)

xiii

perdagangan HPR/anjing, asal HPR/anjing dan masuknya HPR/anjing lain. Untuk kabupaten/kota di Bali, yang terbukti berhubungan dengan kejadian rabies di Bali adalah penyuluhan terkait rabies, ras/breed HPR khususnya anjing, kondisi geografis, keberadaan pedagang HPR/anjing, asal HPR/anjing, keberadaan HPR/anjing yang masuk serta peraturan desa terkait rabies. Hasil analisis odds

ratio yang terbukti sebagai faktor risiko yang kuat terhadap penyebab kejadian

rabies di Bali secara berurutan adalah perdagangan HPR/anjing (OR = 29,75) dan penyuluhan terkair rabies (OR = 4,71) di Kabupaten Gianyar, kurangnya penyuluhan terkait rabies (OR = 6,91) dan ras/breed HPR khususnya anjing (OR = 4,95) di Kabupaten Badung, faktor geografis (OR = 2,92) di Kabupaten Bangli serta asal HPR (OR = 3,84) di Kabupaten Jembrana.

Pola spasial sebaran kejadian rabies di wilayah Bali memiliki pola yang sama, yaitu menyebar dengan tingkat pengelompokan yang acak namun merata. Secara kualitatif, kejadian rabies sebagian besar terjadi di daerah yang berdekatan dengan kabupaten lain, namun disisi lain secara geografis pada sebagian besar lokasi tersebut juga terdapat barrier alam seperti sungai, hutan, bukit, tebing. Kerentanan wilayah masing-masing kabupaten/kota di Bali terhadap kejadian rabies cukup beragam.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memetakan kejadian rabies di Bali menggunakan GIS dalam kurun waktu yang lebih lama (>3 tahun terakhir), untuk meningkatkan efektivitas kegiatan surveilans dalam rangka pemberantasan rabies di Bali.

(13)

xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM ………. PERSYARATAN GELAR ……….. LEMBAR PERSETUJUAN ……… PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……… SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ……… DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. UCAPAN TERIMA KASIH ………... ABSTRAK……… RINGKASAN ……….. DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ………... DAFTAR GAMBAR ………. BAB I PENDAHULUAN …….………. 1.1 Latar Belakang ……….. 1.2 Rumusan Masalah ………. 1.3 Tujuan Penelitian ………... 1.3.1 Tujuan Umum ………. 1.3.2 Tujuan Khusus………. 1.4 Manfaat Penelitian ……… BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 2.1 Rabies

2.1.1 Masa Inkubasi dan Gejala Klinis Rabies …. 2.1.2 Karakteristik Virus Rabies ……….. 2.2 Diagnosa Rabies ……… 2.3 Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies ….. 2.4 Pemetaan Kasus Rabies Positif ………. 2.5 Geografic Information System (GIS) dan Analisis Spasial ……… 2.6 Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Rabies di Bali ………. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir ………. 3.2 Kerangka Konsep ………. 3.3 Hipotesis ……… BAB IV METODE PENELITIAN ……….

4.1 Rancangan Penelitian ………. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian ………. 4.4 Penentuan Sumber Data ………. 4.5 Variabel Penelitian ………. i ii iii iv v vi vii x xii xiv xvi xvii 1 1 4 4 4 5 5 7 7 9 10 11 12 13 15 16 16 18 18 19 19 20 20 21 21

(14)

xv

4.6 Bahan Penelitian ……… 4.7 Instrumen Penelitian ……….. 4.7.1 Alat Ukur Penelitian ……….. 4.7.2 Cara Penelitian ………... 4.8 Prosedur Penelitian ……… 4.9 Analisis Data ……….. BAB V HASIL PENELITIAN ……… 5.1 Statistik Deskriptif Kejadian Rabies di Bali ………… 5.2 Faktor Risiko Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Rabies di Bali ………. 5.3 Distribusi Kejadian Rabies di Provinsi Bali ………….. BAB VI PEMBAHASAN ………... 6.1 Faktor Risiko Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Rabies di Bali ……… 6.2 Pola Spasial Sebaran Kejadian Rabies di Provinsi Bali 6.3 Kerentanan Wilayah Terhadap Kejadian Rabies di Provinsi Bali ……….. BAB VII SIMPULAN DAN SARAN……… 7.1 Simpulan ……… 7.2 Saran ………..……… DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 1. Kuisioner ………...………. 2. Deskripsi variabel pada analisis faktor-faktor risiko

yang mempengaruhi kejadian rabies pada masing-masing kabupaten / kota di Bali ……….

23 23 23 23 24 25 26 26 28 29 42 42 46 47 49 49 50 51 56 56 58

(15)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Variabel Penelitian …..………. Tabel 5.1a Deskripsi Variabel Yang Digunakan Pada Analisis Faktor Risiko Kejadian Rabies di Bali …..……… Tabel 5.2a Hasil Analisis Chi Square Variabel Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Rabies di Bali ……… Tabel 5.2b Hasil Analisis Chi Square serta Odds Ratio (OR) Variabel Yang Berasosiasi Dengan Kejadian Rabies di kabupaten/kota di Bali ………... Tabel 5.3a Distribusi Kejadian Rabies Di Kabupaten / Kota Di Bali ………. Tabel 5.3b Kejadian Rabies di Kota Denpasar ……… Tabel 5.3c Kejadian Rabies di Kabupaten Badung ………. Tabel 5.3d Kejadian Rabies di Kabupaten Gianyar ………. Tabel 5.3e Kejadian Rabies di Kabupaten Klungkung ……… Tabel 5.3f Kejadian Rabies di Kabupaten Karangasem ………….. Tabel 5.3g Kejadian Rabies di Kabupaten Tabanan ……… Tabel 5.3h Kejadian Rabies di Kabupaten Jembrana ……….. Tabel 5.3i Kejadian Rabies di Kabupaten Buleleng ……… Tabel 5.3j Kejadian Rabies di Kabupaten Bangli ………

22 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 38 39 40

(16)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……….………. 5.3a Peta distribusi rabies di Provinsi Bali ……….. 5.3b Peta distribusi rabies di Kota Denpasar, Provinsi Bali ……… 5.3c Peta distribusi rabies di Kabupaten Badung, Provinsi Bali …. 5.3d Peta distribusi rabies di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali …. 5.3e Peta distribusi rabies di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali 5.3f Peta distribusi rabies di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali ……… 5.3g Peta distribusi rabies di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali … 5.3h Peta distribusi rabies di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali .. 5.3i Peta distribusi rabies di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali … 5.3j Peta distribusi rabies di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali ……

18 30 31 32 33 34 36 37 38 40 41

Referensi

Dokumen terkait

Faktor risiko apakah yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita. di wilayah kerja

Alur tapak risiko ( risk pathways) pemasukan rabies dari Pulau Sumatera melalui jalur laut ke Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau yaitu risiko pada anjing yang

Faktor lingkungan yang terbukti berhubungan dengan kejadian leptospirosis di Kabu- paten Banyumas adalah kondisi jalan yang buruk sekitar rumah, sedangkan faktor risiko perilaku

Variabel tersebut adalah status vaksinasi rabies dan riwayat kontak dengan anjing lain, sedangkan variabel jumlah anjing yang dipelihara, pemeriksaan kesehatan

Berdasarkan pengujian autokorelasi secara global dapat disimpulkan bahwa jika menggunakan indeks Moran’s terdapat autokorelasi spasial negatif pada data kemiskinan provinsi Bali

Aprizal (2012) Analisis Spasial dan Faktor-Faktor Risiko Kejadian Kusta di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur.. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas

Faktor risiko cakupan KK terhadap akses jamban sehat yang di analisis spasial menggunakan metode skoring hingga dihasilkan peta distribusi risiko kasus diare pada

Informasi yang diperoleh dari pemanfaatan statistik spasial dalam mempelajari determinan sosial, faktor risiko dan kejadian TB tersebut sangat bermanfaat dalam