• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Jembatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Jembatan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kebutuhan akan transportasi baik dalam bentuk darat, air dan Dewasa ini kebutuhan akan transportasi baik dalam bentuk darat, air dan udara semakin mendesak. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh udara semakin mendesak. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun dan juga meningkatnya pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun dan juga  pertumbuhan

 pertumbuhan ekonomi ekonomi Indonesia Indonesia yang yang membuat membuat mobilisasi mobilisasi manusia manusia dan dan barangbarang untuk keperluan bisnis atau dagang semakin tinggi. Hal ini tentu saja perlu untuk keperluan bisnis atau dagang semakin tinggi. Hal ini tentu saja perlu diimbangi dengan diadakannya pembangunan infrastruktur. Untuk mengimbangi diimbangi dengan diadakannya pembangunan infrastruktur. Untuk mengimbangi kebutuhan tersebut pemerintah telah banyak membangun berbagai sarana dan kebutuhan tersebut pemerintah telah banyak membangun berbagai sarana dan  prasarana,

 prasarana, sehingga sehingga dengan dengan adanya adanya pembangunan pembangunan infrastruktur infrastruktur ini ini diharapkandiharapkan dapat tercipta efisiensi

dapat tercipta efisiensi yang tinggi terhadap pemakaian waktu.yang tinggi terhadap pemakaian waktu.

Berbagai sarana dan prasarana yang sedang banyak dibangun diantaranya Berbagai sarana dan prasarana yang sedang banyak dibangun diantaranya adalah jalan raya, jalan tol, gedung, tanggul dan jembatan. Namun, permasalahan adalah jalan raya, jalan tol, gedung, tanggul dan jembatan. Namun, permasalahan yang sering muncul setelah terciptanya berbagai macam pembangunan adalah yang sering muncul setelah terciptanya berbagai macam pembangunan adalah kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana tersebut. Pemakaian yang kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana tersebut. Pemakaian yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan kurangya perhatian dan menerus dalam jangka waktu yang lama dan kurangya perhatian dan  pemeliharaan

 pemeliharaan akan akan mengakibatkan mengakibatkan kerusakan, kerusakan, seperti seperti halnya halnya yang yang sering sering terjaditerjadi  pada banyak jembatan di Indonesia.

 pada banyak jembatan di Indonesia.

Jembatan merupakan sarana penghubung jalan yang satu dengan yang Jembatan merupakan sarana penghubung jalan yang satu dengan yang lainnya, bisa melintas diatas sungai atau melintas diatas jalan raya. Jembatan lainnya, bisa melintas diatas sungai atau melintas diatas jalan raya. Jembatan  beton

 beton termasuk termasuk kedalam kedalam jenis jenis jembatan jembatan tetap tetap yang yang terbuat terbuat dari dari beton, beton, dapatdapat terbuat dari beton bertulang ataupun beton prategang. Jembatan beton merupakan terbuat dari beton bertulang ataupun beton prategang. Jembatan beton merupakan  jembatan

 jembatan yang dapat yang dapat dikatakan minim dikatakan minim pemeliharaan, karena pemeliharaan, karena alasan inilalasan inil ah banyak ah banyak   jembatan

 jembatan beton beton yang yang akhirnya akhirnya justru justru perawatannya perawatannya terabaikan terabaikan dan dan akhirnyaakhirnya  banyak kerusakan

 banyak kerusakan –  – kerusakan yang terjadi tetapi tidak diperbaiki.kerusakan yang terjadi tetapi tidak diperbaiki. Saat hal

Saat hal tersebut terjadi dibutuhkan tersebut terjadi dibutuhkan sebuah perbaikan dan sebuah perbaikan dan penanganan ypenanganan yangang memadai agar sarana dan prasarana tersebut dapat terus berfungsi sebagaimana memadai agar sarana dan prasarana tersebut dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

mestinya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Jembatan yang banyak dibangun di Indonesia sekarang ini adalah jembatan Jembatan yang banyak dibangun di Indonesia sekarang ini adalah jembatan gelagar/girder beton bertulang. Masalah yang terjadi pada beton bertulang gelagar/girder beton bertulang. Masalah yang terjadi pada beton bertulang  biasanya

 biasanya adalah adalah retak, retak, korosi korosi pada pada tulangan tulangan karena karena adanya adanya celah celah yangyang memungkinkan air untuk masuk kedalam tulangan, lendutan yang melebihi memungkinkan air untuk masuk kedalam tulangan, lendutan yang melebihi  persyaratan

 persyaratan dan dan banyak banyak lagi. lagi. Retak Retak yang yang terjadi terjadi pada pada beton beton umumnya umumnya dapatdapat terlihat langsung oleh penglihatan tanpa bantuan alat apapun, namun korosi dan terlihat langsung oleh penglihatan tanpa bantuan alat apapun, namun korosi dan lendutan merupakan permasalahan pada jembatan yang sulit untuk dilihat dan lendutan merupakan permasalahan pada jembatan yang sulit untuk dilihat dan memerlukan alat bantu khusus.

memerlukan alat bantu khusus.

Dari permasalahan tersebut kami tertarik untuk mengambil permasalahan Dari permasalahan tersebut kami tertarik untuk mengambil permasalahan tentang lendutan yang terjadi pada gelagar beton bertulang, karena lendutan tentang lendutan yang terjadi pada gelagar beton bertulang, karena lendutan adalah permasalahan yang jarang dibahas bahkan kadang terlupakan. Dari uraian adalah permasalahan yang jarang dibahas bahkan kadang terlupakan. Dari uraian tersebut maka muncul ide untuk mengatasi permasalahan lendutan ini. Pada tersebut maka muncul ide untuk mengatasi permasalahan lendutan ini. Pada akhirnya kami pun mengangkat karya ilmiah ini dengan judul

akhirnya kami pun mengangkat karya ilmiah ini dengan judul “WIRE“WIRE DEFLECTION SENSO

DEFLECTION SENSOR/ KABEL PENDETEKSI LENDUTAN”.R/ KABEL PENDETEKSI LENDUTAN”. Perumusan Masalah

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul berbagai permasalahan, Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul berbagai permasalahan, seperti

seperti seberapa besar lendutan yseberapa besar lendutan yang terjadi, bagaimana ang terjadi, bagaimana cara mendeteksi lendutancara mendeteksi lendutan dan lain - lain. Untuk lebih mengarahkan permasalahan yang dibahas, maka dan lain - lain. Untuk lebih mengarahkan permasalahan yang dibahas, maka  pembahasan

 pembahasan ini ini perlu perlu dibatasi dibatasi permasalahannya, permasalahannya, sehingga sehingga pembahasan pembahasan tidak tidak  menyebar terlalu luas. Dalam hal ini, masalah yang akan menjadi pembahasan ini menyebar terlalu luas. Dalam hal ini, masalah yang akan menjadi pembahasan ini adalah:

(2)

1. Bagaimana cara mendeteksi lendutan pada gelagar beton bertulang? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi/menyebabkan lendutan?

3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari lendutan tersebut pada gelagar beton dan jembatan?

4. Bagaimana cara penanggulangan dan pemeliharaan beton yang lendutannya melebihi syarat?

Tujuan Program

Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan agar karya ilmiah tersebut dapat memberikan sumbangsih dalam penanganan dan pemeliharaan jembatan beton  bertulang, sehingga berbagai jembatan yang telah dibangun dan dipergunakan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu tujuan dari  penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Menciptakan alat yang dapat mendeteksi lendutan yang terjadi pada gelagar   beton bertulang.

2. Menciptakan alat yang dapat memberikan informasi tentang seberapa besar  lendutan yang terjadi pada jembatan.

3. Mengetahui faktor-faktor penyebab lendutan, akibat yang ditimbulkan dari lendutan tersebut pada gelagar beton dan jembatan juga memberikan solusi cara penanggulangan dan pemeliharaan pada gelagar beton yang sudah mengalami lendutan melebihi syarat.

Luaran Yang Diharapkan

Untuk karya tulis ini luaran yang diharapkan adalah prototype/model desain  perangkat keras yang dapat mendeteksi lendutan dan mengukur lendutan yang

terjadi pada gelagar beton bertulang. Kegunaan Program

Berikut ini merupakan kegunaan dari penelitian yang akan dihasilkan, yaitu: 1. Menyadarkan masyarakat pengguna jalan dan jembatan juga pemerintah terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga tentang  pentingnya pemeliharaan jembatan untuk meningkatkan daya layan  jembatan sebagai sarana penghubung.

2. Memberikan pengetahuan kepada insinyur-insinyur perencana jalan dan  jembatan juga pemerintah terkait speerti Dinas Pekerjaan Umum Direktorat

Bina Marga tentang penanggulangan lendut pada jembatan.

3. Membantu dinas terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga dalam pemeliharaan jembatan dengan alat pendeteksi yang telah dibuat.

(3)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk  keberlangsungan kegiatan ekonomi dan sosial suatu daerah atau wilayah. Kegiatan ekonomi dan sosial dapat berjalan dengan baik jika kondisi infrastruktur  yang ada juga baik. Jadi, kondisi infrastruktur mempengaruhi kualitas kegiatan ekonomi dan sosial.

Setiap jembatan akan mengalami penurunan kondisi. Beban lalu lintas merupakan faktor penyebab terjadinya penurunan kondisi. Peristiwa rusaknya  jembatan di beberapa daerah diperkirakan disebabkan oleh beban berlebih. Oleh karena itu, perlunya dilakukan analisa mengenai beban lalu lintas di tiap jembatan agar pengelola jembatan dapat mengetahui kapan suatu jembatan akan rusak atau tidak dapat berfungsi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pengelola dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan sebelum jembatan rusak ataupun tidak   berfungsi.

Lendutan merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada jembatan dan seringkali diabaikan dalam hal pemantauan untuk pemeliharaan. Padahal lendutan ini berpengaruh pada aspek kenyamanan pegguna jalan dan jembatan dan juga aspek psikologis dari pengguna jalan dan jembatan, karena jembatan yang melendut membuat pengguna merasa takut dan berpikir bahwa jembatan tersebut akan runtuh/roboh.

Pembatasan Dari Lendutan Balok dan Pelat

Lendutan balok dan pelat akibat beban layan harus dikontrol sebagai  berikut:

a. Geometrik dari penampang harus direncanakan untuk melawan lendutan akibat pengaruh tetap sehingga sisa lendutan (positif atau negatif) masih dalam batas yang dapat diterima.

 b. Agar lendutan tidak mengganggu tampak dari struktur, lendutan akibat  pengaruh tetap yang diberikan pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya harus sedemikian sehingga pada bagian tengah bentang tidak  melebihi 1/300 bentang dan tidak terjadi lendutan.

c. Lendutan akibat beban rencana untuk daya layan pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya tidak melampaui 1/250 bentang. d. Lendutan akibat beban hidup layan termasuk kejut harus dalam batas yang

sesuai dengan struktur dan kegunaannya. Kecuali dilakukan penyelidikan lebih lanjut, dan tidak melampaui  L/800 untuk bentang dan  L/400 untuk  kantilever. Tinggi komponen balok beton bertulang untuk balok sederhana : h > 165 + 0,06  L Sedangkan untuk balok menerus tinggi komponen balok  dikurangi 10 %. Tinggi komponen beton prategang untuk bentang sederhana:

-

 pelat lantai : h > L/30

-

box girder : h > L/25

-

gelagar : h > L/20

Sedangkan untuk bentang menerus tinggi komponen dapat dikurangi 10%. Untuk mencegah retak beton selama pengecoran, lendutan  scaffolding  tidak  melebihi ( L-40)/2000, atau  L/300 jika retak saat pengecoran terkontrol. Jika deformasi struktur ditentukan dari perhitungan, maka harus diperhitungkan kombinasi pembebanan quasi-permanent . Sifat material diambil sebagai nilai

(4)

rata-rata, dan pengaruh rangkak, susut dan retak harus dimasukkan. Lendutan harus dihitung dengan modulus elastisitas yang sesuai dengan beton actual, sedangkan pengaruh rangkak bisa dihitung dengan mrnggunakan model visko-elastis.

Lendutan Sesaat Pada Balok 

Lendutan yang terjadi sesaat sesudah bekerjanya beban harus dihitung dengan metoda atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungkan pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan komponen struktur.

Jika nilai kekakuan tidak dihitung dengan analisis yang lebih detail dan teliti, besarnya lendutan sesaat sesudah pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton  Ec sesuai sub pasal 1.3.1.5 dan dengan momen inersia efektif berikut, tapi tidak lebih besar dari  Ig  Harga  Ief  dapat ditentukan dari penampang melintang yang ditinjau sebagai berikut:

a. Untuk balok di atas dua perletakan, diambil di tengah bentang.

 b. Untuk bentang tengah pada balok menerus dua ujung, diambil dari 70% harga di tengah bentang ditambah 15% dari harga masing-masing  perletakan menerus.

c. Untuk bentang tepi pada balok menerus salah satu ujungnya, diambil 85% dari harga di tengah bentang ditambah 15% harga untuk perletakan menerus.

d. Untuk kantilever, diambil harga Ief  pada perletakan. Harga Ief  pada masing-masing penampang melintang :

(5)

Untuk komponen struktur menerus, momen inersia efektif dapat diambil sebagai nilai rata-rata dari persamaam di atas untuk dimana momen positif dan negatifnya kritis.Untuk komponen struktur prismatis, momen inersia efektif dapat diambil dari nilai yang didapat dari persamaan di atas pada tengah bentang balok  di atas dua tumpuan atau balok menerus, dan di daerah tumpuan untuk kantilever. Lendutan Jangka Panjang

Lendutan Jangka Panjang Untuk Balok Tidak Retak Pada Beban Tetap Untuk balok beton bertulang atau prategang, lendutan yang terjadi setelah lendutan sesaat harus dihitung sebagai jumlah dari:

a. komponen susut dari lendutan jangka panjang, ditentukan dari perkiraan sifat-sifat susut beton dan prinsip mekanika; dan

 b. lendutan rangkak jangka panjang tambahan, dihitung dengan mengalikan deformasi beton jangka pendek akibat beban dengan koefisien rangkak yang memadai.

Jika tidak dihitung dengan analisis yang lebih mendetail dan teliti, lendutan  jangka panjang untuk komponen struktur lentur beton normal dan beton ringan harus dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap pada sub  pasal 9.2.2. dengan salah satu faktor berikut ini:

a. Bila lendutan sesaat didasarkan pada  Ig , faktor pengali untuk lendutan  jangka panjang harus diambil 4.

 b. Bila lendutan sesaat didasarkan pada  Ief , faktor pengali untuk lendutan  jangka panjang harus diambil:

Bila tidak dihitung dengan cara yang lebih mendetail dan teliti, maka  penambahan lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut dari komponen struktur lentur (beton normal dan beton ringan) harus dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap yang ditinjau dengan faktor:

dimana:

ξ = faktor ketergantungan waktu untuk beban jangka panjang yang besarnya dipengaruhi oleh faktor rangkak dan susut seperti disebutkan dalam pasal

(6)

1.3.1.8 dan 1.3.1.9., namun bila tidak dihitung secara rinci nilai ξ dapat diambil sebesar:

-

5 tahun atau lebih ……….2,0

-

12 bulan ………....1,4

-

6 bulan ………..1,2

-

3 bulan ………..1,0 Lendutan Jangka Panjang Untuk Balok Retak Pada Beban Tetap

Apabila tidak menggunakan perhitungan dengan cara yang lebih teliti, lendutan jangka panjang tambahan dari balok beton bertulang akibat rangkak dan susut dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap dengan:

Lendutan Balok Dengan Perhitungan yang Lebih Teliti

Lendutan balok dengan perhitungan yang lebih teliti harus ada kelonggaran untuk:

-

Sifat-sifat penyusutan dan rangkak dari beton.

-

Riwayat pembebanan yang diharapkan.

-

Retak dan pengkakuan tarik.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Lendutan dan Cara Penanggulangannya Lendutan pada gelagar beton bisa diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: a. kesalahan pada saat proses konstruksi (contoh: pembukaan bekisting yang

terlalu cepat, bahan-bahan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, dll.)

 b.  beban kendaraan yang melintas berlebihan (tidak sesuai dengan  perencanaan)

c. faktor umur rencana yang sudah terlampaui.

Dan untuk menanggulangi lendutan tersebut, maka usaha-usaha atau cara-cara yang dapat dilakukan adalah:

a.  bagian yang mengalami deformasi (lendutan) melebihi syarat yang ditentukan, harus diperkuat dengan menggunakan tambahan gelagar  memanjang atau pelekatan plat baja. Biasanya bagian yang mengalami deformasi (lendutan) terparah adalah bagian tengah dari bentang, karena  bagian tengah merupakan bagian yang menerima momen paling besar.

III. METODE PENDEKATAN

Pemeriksaan (Survey Lapangan)

Pemeriksaan (survey lapangan) dilakukan untuk mendapatkan data dari  jembatan yang akan dianalisis apakah ada kerusakan atau tidak, yang gunanya untuk mengetahui metode yang tepat dalam melakukan perawatannya. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat secara visual konsdisi elemen-elemen dari Jembatan, yaitu dengan melakukan pengukuran bentang jembatan, dimensi gelagar/girder beton, lalu lintas yang melewati jembatan.

(7)

Pembuatan alat pendeteksi ini berguna untuk memudahkan kita dalam  pengecekan lendutan dari jembatan itu sendiri, sehingga kita bisa lebih mudah dalam melakukan perawatan dan cepat dalam melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Pada kesempatan ini, kami mengembangkan sebuah alat yaitu “WIRE DEFLECTION SENSOR”.

Alat ini berbasis elektronik dengan menggunakan pemrograman yang dibuat sesuai dengan kebutuhan, yaitu apabila terjadi lendutan maka alat tersebut akan memberikan data yang akan tertera di komputer dan juga disampaikan lewat LCD monitor. Tali/kawat baja dibentangkan dibagian bawah dari gelagar/girder beton, tali ini akan mengalami tarikan apabila gelagar tersebut mengalami lendutan, tali ini terhubung dengan alat elektronik tersebut sehingga apabila alat elektronik  yang disiapkan sebagai sensor itu tertarik, maka alat tersebut akan memberikan data seberapa besar lendutan yang terjadi.

Data yang sudah tersimpan tersebut kemudian diambil dan ditransfer  kedalam laptop untuk diolah

RANCANGAN ALAT

Dalam mengimplementasikan alat pengukur kelendutan pada jembatan, dibutuhkan  beberapa komponen dan software untuk melakukan pemrograman. Diantaranya :

Komponen:

1. Mikrokontroler AVR MA-8535

Alat ini menggunakan  Mikrokontroller  keluarga AVR yaitu ATmega8535, dikarenakan memiliki memori yang cukup besar.  Mikrokontroller ATmega8535 sebagai pusat menerimaan data dari  Mikrokontroller  kemudian komputer  sebagai penerima data ADC dari potensio meteruntuk kemudian ditampilkan  pada LCD.

Gambar 1 Minimum System ATmega8535

(8)

2. LCD (Liquid Crystal Display) 16x2

 Liquid crystal display (LCD) 16x2 merupakan suatu perangakat hardware yang digunakan untuk menampilkan suatu karakter. Fungsi dari LCD ini sendiri pada minimum sistem ATmega8535 untuk menampilkan data yang dikirimkan dari form layer kontrol, dimana LCD terhubung pada PORTB pada minimum sistem ATmega8535.

Gambar 3 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2

3. Potensio Meter 

Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel.Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk  mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick. Dalam alat ukur yang dibuat potensiometer digunakan sebagai pengukur besarnya kelendutan pada  jembatan.

Gambar 4 Potensio Meter 

4. Kabel Pelangi 30 cm

Digunakan sebagai penghubung antar komponen yang ada pada alat ukur.  Potensio Meter 

(9)

Gambar 4 Kabel Pelangi

5. Black Hosing

Black hosing digunakan sebagai pin konektor pada komponen. Black hosing digunakan untuk menghubungkan potensio meter ke pin pin yang ada pada Mikrokontroler.

Gambar 5 Black Hosing 

6. Baterai AA

Baterai AA adalah ukuran standar baterai . Baterai ukuran ini paling sering digunakan dalam portabel perangkat elektronik . Baterai AA terdiri dari satu sel elektrokimia .Terminal yang tepat tegangan dan kapasitas baterai ukuran AA tergantung pada kimia sel.

Gambar 6 Baterai AA

7. Soket atau Dudukan Baterai

Soket digunakan sebagai dudukan baterai.

(10)

8. Tali / Benang

Tali digunakan sebagai parameter utama jika terjadi lendutan.

Gambar 8Tali

Software :

1. Codevision AVR 

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk  mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedde

MEKANISME KERJA ALAT

Pada mikrokontroler AVR MA-8535 terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk melakukan pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC  banyak digunakan dalam perancangan alat ukur digital. Dalam alat pengukur 

kelendutan yang dibuat, digunakan potensio meter untuk mengukur besarnya lendutan. Besaran tegangan yang dihasilkan oleh potensio meter berupa besaran bit sejumlah 256 ( 0 - 255) bit, setiap 3 bit mewakili besar lendutan 0,2 mm.Untuk menunjukan angka awal atau keadaan normal kelendutan pada jembatan mengambil besaran bit 147, atau sama dengan 0 mm. Besar lendutan yang terjadi akan di tampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. Tali digunakan sebagai media utama pengukur atau parameter  apabila terjadi kelendutan. Tali akan dipasang pada ujung potensio meter dan pada ujung tali yang lain akan dikaitkan secara lepas pada bagian bawah jembatan. Besarnya lendutan akan terlihat apabila tali yang dibentangkan mengalami pergeseran akibat adanya beban atau akibat kondisi jembatan. Secara otomatis tali akan memutar potensio meter sehingga didapat besarnya lendutan.

(11)

Gambar 9 Flowchart Kerja Alat 

Pada alat ini digunakan 4 buah baterai AA, sehingga membutuhkan tegangan sebesar 6 volt. Baterai diletakan pada soket atau dudukan yang telah disediakan. Setelah alat selesai dirangkai, dilakukan pemrograman menggunakan Codevision AVR. Pemrograman dilakukan untuk memberikan logika pada besaran tegangan / bit yang dihasilkan oleh potensio meter, agar disesuaikan dengan besarnya lendutan yang terjadi.

Untuk posisi serta peletakan komponen dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 10 Rancangan Alat 

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan JADWAL PELAKSANAAN  NO KEGIATAN

ALOKASI WAKTU (Bulan Ke) 1 2 3 1 Persiapan Studi Literatur  2 Pelaksanaan Survey Lokasi Persiapan Alat Pembuatan Alat Uji Kelayakan

(12)

Analisis Data 3 Pelaporan Penulisan Penggandaan Laporan Realisasi Biaya

 NO Material Jumlah Satuan Harga Satuan Harga Total Alat & Bahan

1 mickontroler 1 buah Rp 295.000 Rp 295.000 2 LCD 6 X 2 1 buah Rp 132.000 Rp 132.000 3 Kabel Pelangi 1 m Rp 30.000 Rp 30.000

4 hanging 10 buah Rp 2.500 Rp 25.000

5 tempat betrei 1 unit Rp 10.000 Rp 10.000

6 baut 6 buah Rp 2 500 Rp 15.000

7 Kabel 1 m Rp 8.000 Rp 8.000

8 soket LCD 2 buah Rp 8.500 Rp 25.000 9 Prototipe Jembatan 1 buah Rp 200.000 Rp 200.000 Total Rp 740.000 Transportasi dan konsumsi

1 Transportasi dan konsumsi 6 orang Rp 516.000 Rp 516.000 Total Rp 516.000 2

Administrasi &

Dokumentasi Rp. 154.000 Rp. 154.000

Total Keseluruhan Rp 1.500.000

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil akhir deri Penelitian Perawatan Jembatan adalah sebuah alat wire deflection sensor yang dapat mendeteksi besarnya lendutan pada jembatan, alat ini mengunakan mikrokontroler AVR MA-8535 terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk melakukan pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC  banyak digunakan dalam perancangan alat ukur digital. Dalam alat pengukur 

kelendutan yang dibuat, digunakan potensio meter untuk mengukur besarnya lendutan. Alat diletakan di salah satu sisi jembatan yang nantinya dihubungkan oleh kawat ke sisi lainnya, saat jembatan mendapatkan beban dan terjadi lendutan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan alat yang kami buat yaitu “WIRE DEFLECTION SENSOR  “, kita akan mendapat kemudahan di dalam pengecekan lendutan beton pada jembatan. Dengan alat tersebut kita akan lebih mudah mengecek lendutan beton, lendutan pada  jembatan harus dikontrol agar jembatan tersebut memliki masa layan yang maksimal.

(13)

Pemeliharaan jembatan seharusnya tidak hanya dilakukan pada saat jembatan itu rusak saja, tetapi juga pada saat pembangunan dan selama masa layan dari jembatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

2012. Lendutan yang Berlebih. http://noviandrianicivil.blogspot.com/2012/02/  penanggulangan-kerusakan-under.html

Hidayat Lanny, Ir. M.Si., Tristanto Lanneke, Ir., Purnomo Joko, Ir., Supartono F.X., Ir. DR., Lase Yuskar, Ir. DR., Tjahjono Elly, Ir. 2004. RSNI Perencanaan Struktur  Beton Untuk Jembatan. Badan Standardisasi Nasional.

(14)

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP: 1. KETUA PENELITI

a.  Nama lengkap : Mohammad Iqbal Yanuar   b.  NIM : 2109010178

c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tol

e. Alamat : Villa Bogor Indah 3 Blok BD 4 No. 11-12 Kota Bogor 

f. Telepon : 085624250728

g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta  –  Kampus UI Depok 16422

2. ANGGOTA PENELITI

a.  Nama lengkap : Reni Inda Efitania  b.  NIM : 4110110008

c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tol e. Alamat : Jln. Kebon Jeruk No.111 Jakarta Barat f. Telepon : 089653536519

g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta  –  Kampus UI Depok 16422

3. ANGGOTA PENELITI

a.  Nama lengkap : Ryan Rachmat Fauzy  b.  NIM : 2109010213

c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tol

e. Alamat : Jl. Kaja Rt. 04/11 No. 45 Ciracas, Jakarta Timur  f. Telepon : 08988277569

g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta  –  Kampus UI Depok 16422

4. ANGGOTA PENELITI

a.  Nama lengkap : Edwin Rico  b.  NIM : 1310250010

c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / D3 Teknik Multimedia Jaringan e. Alamat : Jl. Jembatan Lama No. 51 Rt.05/07 Kelurahan

Makasar, Jakarta Timur  f. Telepon : 081310259974

g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta  – Kampus UI Depok 16422

5. ANGGOTA PENELITI

a.  Nama Lengkap : Dedy Yudha Christian  b.  NIM : 1310250008

(15)

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / D3 Teknik Multimedia Jaringan e. Alamat : Jalan Margonda No. 34 Rt 01/11 Kelurahan

Depok, Kecamatan Pancoranmas, Depok  f. Telepon :

-g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta  – Kampus UI Depok 16422

6. ANGGOTA PENELITI

a.  Nama Lengkap : Achmad Subakrie  b.  NIM : 3210110025

c. Alamat : Jl. H. Musa Gg. Perintis No. 45 Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok  d. Telepon : 085691772119

e. Jurusan : Teknik Mesin / Konsentrasi Produksi

f. Alamat Perguruan Tinggi: Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta  – Kampus UI Depok 16422

Gambar

Gambar 1  Minimum System ATmega8535
Gambar 3  Liquid Crystal Display (LCD) 16x2
Gambar 4  Kabel Pelangi 5. Black Hosing
Gambar 10  Rancangan Alat  IV. PELAKSANAAN PROGRAM

Referensi

Dokumen terkait

dipakai secara efektif. • Lendutan akhir yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan beton bertulang. • Dapat dibuat konstruksi dengan bentangan yang panjang. • Untuk bentang >

Analisis dan perhitungan elemen-elemen struktur utama, baik pada pelat lantai, balok, kolom dan tangga terbuat dari beton bertulang yang perhitungannya dilakukan dengan

Hasil perhitungan kehilangan gaya prategang akibat susut beton .... Beban yang bekerja akibat beban mati dan beban mati

Dari hasil pengujian didapat balok beton bertulang dengan pemakaian fiber baja mengurangi lendutan sebesar 25,7% dan pengurangan panjang retak total sebesar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui momen lentur balok beton bertulang baja biasa dan balok beton bertulang baja dengan penambahan kawat galvanis yang

Berat sendiri Beban Mati Tambahan Prategang Beban Lajur "D" Gaya Rem Pengaruh Temperatur Beban Angin Susut dan Rangkak.

Tipe jembatan yang direncanakan adalah jembatan beton bertulang dengan bentuk struktur adalah jembatan balok.. Pemilihan jembatan beton bertulang karena

 Nilai lendutan menjadi berkurang dengan penambahan tulangan pada daerah tarik balok beton bertulang bambu, dengan beban yang sama 4567 kg untuk balok beton bertulang bambu tulangan