• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rana Talithasani. Gambar 1. Proses pembuatan La Mian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rana Talithasani. Gambar 1. Proses pembuatan La Mian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Mie Tarik, atau La Mian adalah jenis mie tertua yang berasal dari Cina. Adonan la mian menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu serba guna, tepung pastry, telur, dan air seperti adonan mie lainnya. Dalam proses pembuatannya, la mian tidak menggunakan mesin ataupun alat bantu lain untuk membentuk adonannya menjadi helaian-helaian mie; selain teknik khusus yang dilakukan secara manual berikut ini.

Gambar 1. Proses pembuatan La Mian 1. mix

Seperti pada tahap pembuatan adonan lainnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencampurkan bahan-bahan yang digunakan dan mengaduknya menjadi sebuah adonan secara merata. Air dimasukkan secara bertahap ke dalam adukan tepung terigu dan telur.

2. rest

Setelah terbentuk adonan yang merata, tutup wadah adonan dengan handuk basah, lalu diamkan di dalam lemari pendingin selama semalaman. Proses ini berguna agar adonan mengembang dan lebih mudah dibentuk.

3. mould

Setelah semalaman adonan didiamkan di dalam lemari pendingin, bentuk adonan menjadi bentuk silinder-silinder memanjang sebesar lima hingga delapan sentimeter tebalnya.

4. toss

Selanjutnya, pegang kedua ujung adonan yang telah dibentuk menjadi silinder, lalu banting ke atas meja persiapan. Sebelumnya, meja persiapan tersebut harus ditaburi dengan tepung terigu agar adonan tidak menempel pada meja. Ulangi tahap ini selama beberapa kali, dengan begitu gluten dalam adonan akan memecah dan membuat adonan menjadi mengembang dan dapat terus memanjang. Lipat adonan setiap kali setelah dibanting.

5. stretch

Rana Talithasani

Membangun Narasi Melalui Gagasan Multiple,

Connecting dan Interdependent

(2)

Setelah lima tahapan di atas, adonan mie tarik sudah siap. Langkah berikutnya adalah perebusan adonan mie hingga matang dan penyajian dengan bumbu sesuai selera.

Eksperimen pada skenario

Banyak perubahan-perubahan bentuk yang terjadi pada keseluruhan tahapan pembuatan la mian, dari wujud elemen-elemen yang benar-benar berbeda (bahan mentah) hingga menjadi kesatuan dan dari kesatuan tersebut berubah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan terpisah-pisah. Namun, tahapan

stretch

adonannya paling nyata dan perubahan tersebut terjadi sangat cepat seperti trik sulap yang dikerjakan oleh ahlinya. Pada tahap ini terjadi transformasi bentuk, yaitu terbentuknya silinder-silinder kecil (bentuk akhir mie) dari adonan silinder besar yang diberi suatu perlakuan (teknik tarik – regang – lipat) secara berulang. Metode ini kemudian menjadi dasar dari karya saya yang berjudul “The

Intertwined Story”. Ide ini muncul dari interpretasi saya terhadap bentuk akhir

dari la mian setelah melalui proses stretch tersebut. Saya melihat keunikan bagaimana sebuah adonan utuh dapat kemudian membentuk satuan–satuan mie yang terpisah. Kemudian muncul ide untuk membuat sebuah cerita sederhana, menggambarkan beberapa tokoh dengan narasi singkat individualnya, yang kemudian cerita tersebut dapat terangkai membentuk sebuah gambaran cerita yang lebih besar, tanpa adanya gambaran cerita–cerita individual tersebut dapat menjadi suatu gambaran kesatuan cerita yang berbeda. Berikut adalah gambar– gambar yang mengilustrasikan skenario yang saya buat.

Gambar 2. (Kiri) Seorang lelaki (A) sedang membawa anjingnya berjalan-jalan dan tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya. (Kanan) Lelaki lain (B) melihat dompet (A) yang terjatuh dan berusaha untuk mengembalikannya kepada (A)

yang tengah berlari mengejar anjingnya.

Gambar 3. (Kiri) Seorang karyawan (C) sedang hendak menyeberang jalan. (Kanan) Anjing (A) yang berlari tiba-tiba menerjang koper yang dibawa oleh (C)

(3)

Gambar 4. (Kiri) Beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil yang melaju kencang dan menabrak sebuah tiang pembatas di dekat (A) dan (C) berdiri. (Kanan) (B) dapat mengejar (A) yang terhenti karena kejadian sebelumnya, dan kemudian mengembalikan dompet (A) sebelum menolong pengemudi yang mengalami kecelakaan,sementara (C) berusaha mencari pertolongan dengan

mencoba menelepon rumah sakit.

Gambar 5. (Kiri) Tidak lama kemudian, ambulans datang untuk membawa korban ke rumah sakit. (Kanan) (A), (B), dan (C) yang berkumpul secara tidak sengaja kemudian turut membantu pengemudi yang kecelakaan sebelum kembali

melanjutkan aktivitasnya masing-masing.

Terdapat tiga kualitas yang saya temukan dalam bentuk adonan dalam tahap

stretch pada pembuatan la mian ini, yaitu multiple, connecting, dan interdependent.

Maka dari itu, karya akhir saya yang berupa sebuah cerita singkat pun saya buat sedemikian rupa agar dapat mencerminkan ketiga kualitas tersebut.

1. Multiple

Dari poin ini, saya mengimplementasikannya ke dalam cerita dari tokoh-tokoh yang berbeda. Ada tiga tokoh utama yang terlibat, yang memiliki jalan cerita dan kegiatannya masing-masing dalam kesatuan cerita tersebut.

2. Connecting

Kualitas ini dapat ditunjukkan melalui alur cerita mereka yang saling bersinggungan, dompet (A) yang ditemukan oleh (B), koper (C) yang digigit oleh anjing (A), dan seterusnya.

3. Interdependent

Poin terakhir ini membentuk keseluruhan dari cerita tersebut. Tiap kejadian yang terjadi dalam cerita singkat tersebut sebenarnya saling mempengaruhi satu sama lain; jika anjing (A) tidak menggigit koper (B), maka (A) tidak akan terhenti sehingga (B) tidak dapat mengejar dan mengembalikan dompet (A). Dan lebih buruk lagi, jika anjing (A) tidak menggigit koper (C), maka (C) akan sedang menyeberangi jalan saat mobil itu lewat dan (C) akan tertabrak dan menjadi

(4)

Sesungguhnya rangkaian cerita semacam ini adalah hal yang terjadi dalam keseharian kita. Ternyata cukup mengagumkan bagaimana pada kenyataannya memang takdir setiap orang dapat bersinggungan dan mempengaruhi kejadian lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam cerita ini, fenomena tersebut hanya digambarkan dalam lingkup yang kecil. Karya ini kemudian dikembangkan agar keterkaitan antar ceritanya lebih dapat terbaca. Hal ini dilakukan dengan cara bentuk layer.

Gambar 6. Jalan cerita ketiga tokoh utama Berikut adalah jalan cerita individual pada ketiga tokoh utama.

(A) : membawa anjing berjalan-jalan, dan tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya. (B) : duduk di area trotoar, sambil memperhatikan pemandangan di sekelilingnya. (C) : menyeberang jalan untuk menuju kantornya.

(Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas multiple di dalam cerita.)

Saat ketiga scene tersebut digabungkan terjadi dampak pada jalan cerita tokoh lainnya.

(B) : menemukan dompet (A) dan mengejar (A) untuk mengembalikan dompetnya. (C) : terhenti dari menyeberang karena koper yang dibawanya digigit oleh seekor anjing yang lewat.

(A) : terhenti karena anjingnya menggigit koper orang lain

(B) : dapat mengejar dan mengembalikan dompet (A) karena (A) terhenti. (C) : selamat dari kecelakaan yang hampir menimpanya karena tertarik oleh anjing yang menggigit kopernya.

(Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas connected di dalam cerita)

Gambar 7. Penggabungan ketiga scene

Saat ada salah satu scene yang dihapus, akan terjadi cerita keseluruhan yang berbeda sebagai berikut.

(A) dihilangkan

(B) : tetap duduk di tempatnya semula.

(C) : menyeberang jalan dan tertabrak oleh mobil yang melaju kencang. (B) dihilangkan

(5)

(C) dihilangkan

(A) : terus berlari tertarik oleh anjingnya yang bersemangat, dompetnya tidak kembali karena (B) tertinggal jauh di belakangnya dan tidak dapat mengejar (A). (B) : tidak dapat mengejar (A)

(Penjelasan poin ini menunjukkan adanya implementasi kualitas interdependent di dalam cerita)

Gambar 8. Hasil ketika salah satu scene dihapus.

Dari penjabaran di atas, cukup terbukti kualitas multiple, connected, dan

interdependent yang terinspirasi dari tahapan pembuatan la mian dapat

terimplementasikan di dalam cerita yang saya buat. Perubahan sederhana dalam metode penyajian diharapkan dapat mengungkapkan ide tersebut dengan lebih jelas.

Gambar

Gambar 1. Proses pembuatan La Mian 1. mix
gambar yang mengilustrasikan skenario yang saya buat.
Gambar 5. (Kiri) Tidak lama kemudian, ambulans datang untuk membawa korban  ke rumah sakit
Gambar 6. Jalan cerita ketiga tokoh utama Berikut adalah jalan cerita individual pada ketiga tokoh utama.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu dalam kajian ini penyelidik ingin mengenalpasti gaya pembelajaran bagi pelajar yang sedang menuntut di SPACE berdasarkan Skala Gaya pembelajaran Grasha-Riechmann dari

Dalam penelitian ini saya selaku responden bersedia diberikan edukasi setiap bulan, dilakukan pengukuran lingkar pinggang, berat badan, tekanan darah dan bersedia diambil sampel

Selain belajar menceritakan pengalaman, dalam bab ini kalian juga dapat belajar menggunakan huruf kapital, membaca cerita tokoh idola serta membuat karangan sederhana...

Perancangan meliputi beberapa tahapan, diantarnya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang dikemukakan, dapat di- bangun hipotesis penelitian, yaitu: (1) Ter- dapat perbedaan pengambilan keputusan jika

Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan hipoglikemik

Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat.. adalah hak manusia dipergunakan