• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PERILAKU PENYIMPANGAN MAHASISWA DALAM KOMUNITAS SOSIAL DI RT 3. muda para pendatang, pengunjung dan warga setempat masing masing bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PERILAKU PENYIMPANGAN MAHASISWA DALAM KOMUNITAS SOSIAL DI RT 3. muda para pendatang, pengunjung dan warga setempat masing masing bisa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB V

PERILAKU PENYIMPANGAN MAHASISWA DALAM KOMUNITAS SOSIAL DI RT 3

Perilaku mahasiswa dalam komunitas RT 3 merupakan sebuah perilaku yang

tidak sesuai dengan nilai, norma, budaya taat, yang sudah berlaku lumayan lama dalam

masyarakat seiring dengan kehadiran para pendatang, begitu mulai tidak bisa di kontrol

oleh pihak (RT), sehingga aturandalam komunitas RT khususnya agar dapat dengan

muda para pendatang, pengunjung dan warga setempat masing – masing bisa

menyesuaikan dengan tuntutan kondisi lingkungan warga masyarakat. Tetapi pada umum

warga serta pihak berwenang atau Ketua RTdan Tokoh – Tokoh masyarakat lebih

mengutamakan keamanan warga serta pendatang. Untuk itukesepakatan aturanoleh

semua pihak lebih mengarah pada ajakan mahasiswa serta tamu yang ada. Kemudian

yang menjadi persoalan keinginan dari pihak yang berada di RT 3, ternyata tidak 100%

terjawab lewat keinginan bersama sesuai aturan umum RT, lewat (Jam) malam(22.00,

WIB) tidak ada aktivitas menggangu warga sekitar pemondokan atau lingkungan RT 3

pada umum. Kenyataan yang terjadi hampir sebagian besar mahasiswa kurang merespon

positif akan aturan RT.

Dalam bab ini peneliti mencoba mendiskripsikan hasil – hasil dari temuan

penelitian secara faktual sesuai dengan tindakan atau sebuah perilaku yang di lakukan

(2)

42

Tindakan atau perilaku mahasiswa di dalam RT. Menunjukan kesesalan setiap

warga dan bahkan ajakan emosional muncul pada warga secara psikologi karena menurut

warga, tindakan dari sebagian mahasiswa sangat tercela dari norma, dalam lingkungan

warga RT setempat seperti menunjukan sikap kesesalan warga terlihat ketika pada saat

wawancara berikut ;

(Ketua RT) Pertama; tindakan tidak taat aturan RT dan juga kos. Gak semua yang begitu tapi, sebagian besar yang warga lapor dan saya lihat begitu memang. Kedua; Ya, masalah muda-mudi ya, sebenarnanya itu hak untuk pacaran tapikan tidak enak sama warga sekitar kalau cowok –cewek pulang pagi tidak lapor lagi kalau ada yang nginap. kalau ada apa-apakan warga yang bingung sendiri. (Warga & Humas) Kasihankan kalau ada apa-apa, mas’kan tahu sendiri RT 03 (Tiga) itu disiplinnya kaya gimana (sambil ketawa beliau bercanda dan menjawab pertanyaan saya) Ya, di bilang negatif juga, gak tahu ya soalnya kita juga pernah muda. Tapikan kalau di RT sinikan itu disiplin dan sangat rama warganya. Hanya sebagian teman mahasiswa yang kurang taat aja itu sama aturan RT.

Perlakuandari sejumlah mahasiswa merupkan sebuah tindakan yang tidak sesuai

dengan nilai, norma dan budaya taat dalam RT, membuktikan kemudian tindakan ini

ketika faktanya benar – benar pernah terjadi dalam lingkungan tersebut, melalui beberapa

aksi negatif dari beberapa oknum mahasiswa yang kurang asosiatif, dan kerap tidak

tanggapi secara baik nilai & norma.

2 Lihat wawancara tentang ( Tindakan negatif, Apa sajakah yang sering di lakukan oleh mahasiswa, setahu anda?) 01 Agustus 2012, dan bisa di lihat kembali hasil wawancara yang ada di halaman ke 3 (Awal).

(3)

43

Ketahui kembali bahwa apa yang penulis teliti adalah menyangkut dengan

perilaku mahasiswadalam RT. Perilaku mahasiswa dengan tidak taat pada aturan

pemondokan dan RT, menurut warga hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang

melanggar aturan terkait dengan kegiatan tenangwaktu malam.

5.1. Perilaku Mahasiswa Di Kosan dan RT

Mendengar informasi-informasi dari masyarakat sekitar menyangkut

denganperilaku pembiaran mahasiswa begitu terlihat mengabaikan nilai, norma dan

sikap disiplin dalam lingkunan RT. Masyarakat RT 3 juga masyarakatnya sangat

beragam-budaya dengan adanya lingkungan mahasiswaindekos atau pemondokan pada

umum pemondokan ini merupakan usaha kecil dari warga masyarakat setempat. Namun

dengan hadirnya mahasiswa dari berbagai etnis-budaya indonesia masing –masing dari

indonesia bagian timur dan barat, sehingga kemudian ada berbagai masalah muncul pada

mahasiswa karena tidak bersikap baik terhadap budaya warga masyarakat yang taat akan

aturan kedesiplinan seperti pada awal-sebelum sudah diperjelaskan mengenai peraturan

indekos dan RT. Hal – hal tersebut itulah yang tidak dapat di tanggapi dengan baik oleh

mahasiswa.

Muncul tanggapan negatif dari pihak warga, melalui hasil penelitian,tanggapan

masyarakat pada tindakan mahasiswa bersifat toleransi rendah dan menyimpang karena

perilaku buruk yang kemudian mengabaikan nilai-nilai dalam RT antara lain sebagai

(4)

44

a). Pelanggaran Terhadap Aturan Kosan dan RT

Dalam kehidupan masyarakat jujur masih banyak masalah yang dijumpai antara

tindakan-tindakan menyimpang sering tidak sesuai dengan aturan (norma),

mengungkapkanperilaku mahasiswa dalam komunitas RT melalui tanggapan masyarakat

antara lain sebagai berikut:

(Humas & Warga) Bagaimana ya mau di bilang, karena selama kami lihat keberadaan mahasiswa di sini smuanya biasa-biasa saja. hanya begitu-begitu, Tapi pada umumnya ada sebagian yang tidak menghargai aturan yang ada di RT 03. Uda di omongkan jangan bawah tamu diatas jam 10-an, masih saja ada yang lewati aturan. Nanti kalau di lihat orangkan kurang baik apalagi kosannya cewek, ada cowok masukkan kurang baik begitu. (Ketua RT) Kalau menyangkut tindakan atau perilaku anak-anak mahasiswa sebenarnya semuanya tidak seperti yang tadi bapa omong, ada yang masih turut-sopan juga, tapi sebagian ada yang sudah tahu ada aturan diatas jam 10-an kosan cowok maupun cewek di harapkan jangan terimah tamu. Tapi, yang terjadinya ada saja cewek yang masuk ke kos cowok dan sebaliknya. Ini bagi warga sebenarnya kurang baik begitu.Karena kasihankan kalian ke sinikan di titip orang tua untuk sekolah.

Kehadiran mahasiswa dalam lingkungan pemondokan RT 3 sangat tidak

menunjukan sikap tidak taat da menutup diri, dari hal sekecil dilakukan ternyata terlihat

menyimpang melalui respon masyarakat. dalam lingkungan RT yang bertetangga dengan

mahasiswa. Masyarakat setempat terlihat sangat memilik sosio-kepedulian sangat tinggi

terhadap komunitas (RT).

3 Wawancara dengan (Ketua RT), 01 Agustus 2012 (Humas & warga), 02 Agustus 2012.

(5)

45

Dengan tindakan melanggar pada aturan jam malam atau ketidaktaatan itulah

membuat warga masyarakatmenilai dengan mata kepala mereka melalui tingka-laku dari

mahasiswa. Sesuai dengan apa yang sudah disampaikan oleh Ketua RT, Humas dan

Warga, bahwa mahasiswa yang berada dalam lingkunganRT 3. Kerap terlihat melakukan

pelanggaran – pelanggaran serupa selain pelanggaran waktu jam malam, mahasiswa juga

kurang membuka diri dengan warga dalam berinteraksi secara internal RT dan sosialisasi

juga.

b). Kurang bersosialisasi

Tetapi, kemudian dalam penelitian yang coba menuangkan hal tersebut diatas

jauh dari kenyataan , menyangkut dengan tindakan serta perilaku mahasiswadalam

komunitas RT 3. Kemudian menjadi acuan badan berpikir dimana tindakan sosialisasi

mahasiswa turut hadir dalam sebuah (RT). Proses ketahanan nilai-nilai sosial terlihat

sangat kurang sangat, jauh dari definisi awal yang dimana individu hadir dengan individu

lain dalam sebuah masyarakat harus mampu mengikuti pola hidup yang benar-benar

terjadi dalam masyarakat. Karena kemudian dari situlah individu akan mengetahui

nilai-nilai masyarakat sesunguhnya entah akan bersifat baik ataupun buruk.

Kenyataan yang terjadi realitas mengenai kehidupan mahasiswa Memang tidak

bisa lagi pungkiri. Penulis menyadari bahwa tindakan atau perilaku yang di lakukan oleh

mahasiswa setempat sangat terlihat sebagian besar kurang dan bahkan minim dalam

membangun hubungan interaksi sosial masyarakat. Juga dengan keadaan interaksi atau

membangun hubungan yang kurang (Toleransi rendah) namun tidak diikut sertakan

(6)

46

kuat dengan nilai-nilai sosio-budaya masyarakat. Dengan mengetahui akan tingka-laku

dari mahasiswa yang kurang berbaur dan bahkan kurang membangun pola interaksi

dengan warga masyarakat. komentar dari Ketua RT & Warga pada mahasiswa

antaralain sebagai berikut;

(Ketua RT) Terus terang saja ya, kalau di lihat apa yang sering di lakukan oleh sebagian mahasiswa di sini. Yang pada umumnya yang kos di margosari 01, RT 03. Kebanyakan itu sosialisasi dengan masyarkat RT 03 sangat kurang. Contohnya mas begini, misalnya ada kegiatan RT itu kerap kami undang misalnya 17-san agustus. Tapi, ya pada gak datang gimana too“ jawab beliau sambil ketawa”. (Humas & Warga) Ya kurang itu juga si, karena lebih ke pribadinya orangkan masing-masing. (Humas & Warga) Sebenarnya mas itu semua kembali pada pribadi. Ya, kalau kita yang begini sudah tua, sebenarnya tidak terlalu pusing-pusing lagi dengan hal seperti itu. Hanya saja begini loh,, mas kamu sekolah di ajarkan untuk saling baik-baik sama orangkan. Jadi kalau mau di hargai kita dulu buat itukan.Apalagi mahasiswa ya tanggung jawab, ya bisa begitu karena tidak bisa mau di kontrol.

Yang menjadi titik kurang adanya sosialisasi itu pada mahasiswa. Mahasiswa

setempat terlalu tegang dalam menyesuaikan pola perilaku sehingga kemudian masyarakat

kembali merespon tindakan tersebut dengan penilaian terkesan kurang membaik.

4 Wawancara dengan (Ketua Rt), 01 agustus 2012 (Humas & Warga) 02 agustus 2012. Lihat Pertanyaan; (Bagaimana respon anda terhadap perilaku mahasiswa ?) dan (Mengapa sehingga tindakan mahasiswa seperti menyalahi aturan RT dan kos, bisa terjadi?.

(7)

47

c). Kurang berpartisipasi

Menyangkut dengan partisipasi adalah sebuah langkah seseorang untuk dapat

mengambil bagian memberikan konsep – konsep terbaik dengan apa yang akan dan mau

dilakukan sebagai sebuah kepentingan bersama. Dalam lingkungan masyarakat, Masalah

yang terjadi dalam penelitian ini adalah sebuah tindakan atau perilaku menyimpang

katakanlah individu serta kelompok mahasiswa kurang melibatkan diri dalam

kegiatan-kegiatan harian maupun mingguan dan seterusnya. Mahasiswa pada umum bertinggal

sekitar RT. Kebanyakan cenderung mengutamakan ego-pribadi mereka, sebagian dari

mahasiswa cenderung demikiandalam melibatkan di secara pribadi untuk mengikuti

kegiatan RT. itu saja sangat rendah dan bahkan malahan sangat tidak ada sama sekali

partisipasi bersifat kehadiran (mau melibatkan diri sangat minim) melalui Tanggapan:

Ketua RT; Contohnya mas begini misalnya ada kegiatan RT itu kerap kami undang misalnya 17-san agustus dan juga kegiatan rapat terkait kepentingan bersama dalam hal kebutuhan RT. Tapi, Ya pada gak datang gimana to“ jawab beliau sambil ketawa”.

Mahasiswa cenderung tidak menyadari apa yang mereka perbuat sangatlah

menyakiti hati dan perasaan masyarakat. Warga masyarakat RT sadar dan bahkan

mengakui tindakan mahasiswa. Terlihat selain melanggar peraturan RT dan Pemondokan

mahasiswa juga tidak membuka diri untuk berpartisipasi.

5 Lihat Wawancara dengan (Ketua RT), 01 Agustus 2012. (Lihat pula sumber ke 4, 01 Agustus

(8)

48

d). Kurang disiplin

Kedisiplinan sangat di butuhkan karena hal tersebut seperti sebuah kreativitas

setiap pribadi lepas pribadi agar dapat memahami jati diri (self), setiap orang atau pribadi

dalam memiliki kehidupan di tengah – tengah masyarakat begitu bervariasi dan tidak

terlepas dari sebuah nila, norma dan kepentingan masyarakat bersama berkaitan dengan

waktu. Seperti tindakan mahasiswa. Dalam sebuah lingkungan masyarakat RT. Perilaku

mahasiswa dalam RT melalui respon warga masyarakat secara pendekatan pola hidup

mahasiswa dalam komunitas tersebut menunjukan sebuah tindakan kurang disiplin Seperti

ketetapan tata tertib indekost di lokasi RT 3 sendiri, menunjukan 22.00. WIB. Mahasiswa

di harapkan tidak menerima tamu karena berkaitan dengan peraturan batas waktu

menerima tamu maksimal pukul 22.00 WIB (Sepuluh Malam) atau aktivitas waktu malam, Seperti”:

(Humas & Warga) mengatakan jika kemudian ada persoalan yang tidak disiplin dengan budaya atau kebiasaan hidup masyarakat berkaitan dengan aturan, hal itu kemudian masyarakat akan menilai tindakan atau sebuah perilaku terlihat melanggar dari peraturan lingkungan RT di jam malam.

Tanggapan warga terhadap perilaku mahasiswa kemudian berakhir dengan

tanggapan negative dari warga masyarakat melalui beberapa alasan akhir dari respon

masyarakat berdasarkan beberapa persoalan.

6 Wawancara dengan (Humas & Warga), 02 agustus 2012. (Mahasiswa), 07 agustus 2012. Lihat pertanyaan (Apakah mahasiswa sering berlakuan tidak di senangi?) dan Apa respon Anda “lingkungan” RT).

(9)

49

5.2. Perilaku (Penyimpangan) Mahasiswa Menurut Pandangan Mahasiswa

Begitu menunjukan apa namanya dengan sebuah hal saling menanggapi selain dari

pihak warga pada umumnya, mahasiswa pada khususnya juga mereka dalam hal menilai

akan perilaku mereka sendiri. Antara satu dengan yang lain kerap saling menanggapi akan

pandangan mereka terhadap tanggapan warga RT. perilaku masing – masing mahasiswa

seperti tindakan dari sebagian mahasiswa dalam situasi di RT selalu saja beberapa dari

teman – teman mahasiswa melakukan tindakan pelanggaran pada tata tertib kost di RT

khususnya. Menurut mahasiswa pada tanggapan warga yang cenderung menilai tindakan

mahasiswa adalah menyimpang sebagian mahasiswa mengatakan tanggapan warga yang

menyebut mahasiswa demikian.

(Mahasiswa) Ya, kita-kita juga (smua) di sini juga tahu.Kalau

sering ada salah.Hanya kalau sampe sudah di nilai begitu kan,

berarti ada sebagian yang betul su lewat aturan (skali), padahal

baik-baik smua di sini warganya kalu sa, liat na. Contoh, sudah

bilang jangan bawah teman lat-lat atau ( Kemalaman) ada yang

bawah kan terlihat kurang tidak sopan.

Sebagian dari mahasiswa pula merespon secara baik dan pula tidak baik, melalui

hal tersebut bisa kembali kita lihat bersama dalam kondisi pada saat wawancara terkait

persoalan mahasiswa dalam menanggapi hal tersebut.

7 Lihat wawancara tentang (Mengapa sering di nilai warga, kalau tindakan mahasiswa itu sangat menyimpang. Menurut anda?)07 Agustus 2012.

(10)

50

5.3. Perilaku (Penyimpangan Mahasiswa) Menurut Warga Masyarakat

Warga setempat pada saat peneliti melakukan wawancara dalam tanggapan

mereka terhadap mahasiswa dengan anggapan warga bahwa mahasiswa yang berada

dalam RT 3, ketaatan pada peraturan Kost dan RT, itu kenyataannya terlihat sangat

kurang. Sehingga disesalkan oleh warga karena mahasiswa tidak mau merespon tata

tertib dengan baik. Kemudian lewat penyebab persoalan ketidak patuh pada aturan

kemudian menjadi persoalan mendasar mahasiswa dinilai masyarakat melakukan

tindakan penyimpangan. Seperti isi penjelasan dari peraturan yang ada dibawah ini:

a). Mahasiswa di anggap melakukan tindakan (Penyimpangan) karena

tidak patuh nilai-nilai (RT) berlandaskan pada norma.dengan adanya

tata - tertib RT/Kost.

b). Mahasiswa juga di anggap tidak menghargai akan nilai-nilai, norma

yang sudah membudaya dalam RT, sehingga kerap

pelanggaran-pelanggaran yang ada dinilai menyimpang oleh mereka karena respon

mahasiswa terhadap teguran masyarakat tidak baik.

c). Mahasiswa selain tidak peduli dengan Tatib, kebiasaan sosial juga

terlihat kurang membaik.

d). Tidak terlepas dari ketiga poin-poin penting respon warga masyarakat

di atas mahasiswa yang di anggap warga sebagai seorang yang

terpelajar dan memiliki wawasan cerdas dan mampu bertanggung

(11)

51

aturan, hal ini juga sebatas dipahami mahasiswa sebatas pengertian.

Tetapi, tindakan yang tidak di inginkan warga masyarakat dalam

proses hidup Rukun dengan mahasiswa sangat kurang sehingga

penilaian warga pada umumnya hal tersebut selain dari ketiga hal

itupun terlihat menyimpang.

5.4. Derajat Toleransi Masyarakat Margosari

Kondisi lingkungan sosial Margosari, sebelum-sebelumnya peneliti sudah banyak

mencoba mengulas dan menceritrakan kembali dalam kondisi hasil penelitian bahwa

daerah margosari, yang peneliti lakukan penelitian di RT 3, masyarakat setempat sangat

memiliki sikap ketegasan bersepakat untuk menata akan lingkungan RT, dari sisi

ketenangan dan juga adanya rasa nyaman diantara warga masyarakat beserta tamu atau

pengunjung yang datang dan bertinggal sementara dalam lingkungan RT . tidak terlepas

dengan keadaan lingkungan masyarakat RT sendiri, kemudian masyarakat mengakui

diantara keinginan warga akan sikap ketegasan dan kenyamanan yang sudah di

cita-citakan warga untuk memohon kepada seluruh elemen ketika berada dalam lingkungan

RT 3 di harapkan seluruh kelompok individu dapat menjunjung tinggi akan nilai, norma

atau aturan yang di berlakukan dalam RT.

Kemudian warga masyarakat menyadari pula dengan kehadiran sekelompok

mahasiswa dalam masyarakat sendiri menginginkan akan tindakan positif dari

mahasiswa. Masyarakatjugaimpikan semoga dapat ditaati oleh setiap individu sebagai

sekelompok mahasiswa akan aturan. Kost (pemondokan) sendiri berada dalam

(12)

52

belakang itu tindakan sekelompok individu (Mahasiswa) dinilai masyarakat tidak

bersikap dengan apa yang sudah direncanakan dan sudah mau dilakukan mengenai saling

memberikan sikap in-toleransi antara warga dan mahasiswayang ada di dalam lingkungan

RT. Sehingga kemudiandalam sikap toleran masyarakat sendiri menginginkan akan adanya sikap “Tanggap” positif dari pihak mahasiswa, terhadap peraturan yang adadalam

lingkungan RT supaya kemudian alhasilnya masyarakat juga setuju akan kehadiran

mahasiswa dalam membawa respon positif. Kalau tidak, maka kemudian warga menilai “Tindakan itu Penyimpangan” dari nilai dan norma.

Dengan sikap itulah mahasiswa tidak merespon baik pada akhirnya masyarakat

menyebut mahasiswasetempat sebagian besar melakukan pelanggaran tersebut. Selain

dari penjelasan terlihat sangat deduksi kemudian disini peneliti coba untuk menjelaskan

akan derajat dari sebuah toleransi masyarakat RT . dalam merespon mahasiswa. sehingga

dalam menetapkan dan menuding mahasiswa sebagian besar melakukan pelanggaran

terlihatmenyimpang dari sikap mereka melalui tanggapan masyarakat Yakni:

 Tata Tertib Indekos

Tata Tertib merupakan sebuah peraturan kecil bersifat mengikat dan mengontrol.

Dalam situasi lingkungan. Tata Tertib ini kemudian di cetuskan dalam setiap sebuah kost

(pemondokan) mahasiswa atau pekerja lain ketika melakukan kost sebagai kebutuhan

untuk bertinggal.

Pada penelitian kali ini menjadi sebuah penelitian adalah pada sebuah lingkungan

RT dengan keberadaannya diwilayah margosari 1 disinilah kehadiran sebuah kost

(13)

53

perilaku mereka dalam lingkungan tersebut. Yang menjadi salah satu ukuran sehingga

masyarakat dengan bersikap tegas menilai akan perilaku mahasiswa dengan menilai

sebagian besar mahasiswa di RT 3, tidak merespon positif pada peraturan RT, semisalnya

setiap mahasiswa harus patuh dengan aturan RT, Antara lain;

1). Dalam setiap satu rumah kost (pemondokan)hanya untuk satu jenis

kelamin, semisal; Kost (Pemondokan) Putri di tegaskan dengan

peraturan hanya sebatas khusus yang bertinggal di tempat tersebut

adalah Putri begitu juga dengan Kost/Pemondokan Putra. Karena

sebagian besar mahasiswa berperilaku tidak bersikap baik dengan

peraturan dan seperti dalam kost Putri di jam malam, seharusnya di

inginkan oleh masyarakat terkait dengan aturan tidak ada aktivitasdi

atas Pukul, 22.00, WIB. Khusus di Kost putra dan putri dan di dalam

lingkungan RT sendiri diharapkan adanya ketenangan, namun

kemudian dalam aktivitas sehari-hari mahasiswa sebagian besar

terdapat kost yang dihuni oleh kaum putri ada kedapatan pada jam

malam sebagian mahasiswa memasukan pacar adalah dari kaum Pria.

2). Penghuni kostwajib mengisi data pribadi,lampiri Foto Copy

KTP/Surat keterangan. Kebanyakan tawaran ini sudah di sampaihkan

kepada setiap warga pada mahasiswa yang masuk dan tinggal dalam

RT 3, tetapisikap tanggapan positif dari mahasiswa sering dan bahkan

(14)

54

3). Juga masih tidak terlepas dengan poin awal, terkait dengan Rumah

Kost/pemondokan. Putra dan Putri di maksud disini tamu siapa saja

sebagai mahasiswa di harapkan jika kemudian sudah ijin namun

berlainan jenis di harapkan sesuai peraturan atau tata tertib di RT,

mengharapkan dan bahkan melarang keras adanya masuk kamar.

Namunkejadian ada terjadi kemudian hal ini membuat masyarakat

lebih bersikap negativedalam merespon akan tindakan dari pihak

mahasiswa.

4). Bahkanuntuk tamu yang bermalam di lingkungan RT di harapkan

dapat mematuhi dan juga dapat melaporkan diri, di harapkan dapat

berkonsultasi dengan pihak penghuni kost di maksud mahasiswa lalu

bersama-sama melakukan konsultasi lewat perijinan ke Ketua RT,

Humas atau Pemilik Kost. Hal – hal yang terjadi pada keinginan warga

masyarakat RT sesuai peraturan yang ada adalah sebagian tamu

sebagai mahasiswa dan mahasiswa dalam RT sendiri tidak melakukan

tanggapan positif pada peraturan yangada.

5). Dan juga terkait dengan penghuni kost/pemondokan pada khususnya

kemudian bermasalah atau tidak lalu mau berpindah dari tempat atau

kost yang di huni diharapkan dengan tegas dapat melakukan sebuah

kewajiban pembritahuan pada Ketua RT, Humas dan Pemilik kost agar

dapat mengetahui aktivitas dalam lingkungan kost (pemondokan) di

(15)

55

tidakpun kerap tidak melakukan ijin atau sebuah pembritahuan pada

warga setempat.

Selain dengan poin-poin aturan di atas yangdianggapmasyarakat RT terhadap

tindakan mahasiswa menyimpang dari poin-pointersebut, ada juga sangsi yang dikenakan

warga pada mahasiswa yang melanggar peraturan tersebut seperti; Pertama,sangsi

teguran ini merupkan sebuah pernyataan sikap yang di inginkan warga pada mahasiswa

bermasalah agar dapat bersikap baik kemudian di harapkan warga kepada mahasiswa,

jika kemudian masih bermasalah dan menyalahi peraturan dia akan di perhadapkan

dengan sangsi lain ( juga kerap warga mengucilkan). Kedua;menyangkut dengan sangsi

kedua adalah teguran keras merupkan teguran yang bisa saja mahasiswa yang bermasalah

tidak lagi di berikan kesempatan kedua atau ketiga untuk bisa bertinggal di RT tersebut

ketika ia jelas kerap bermasalah. Ketiga;kemudian dari itu ketika setiap dari mahasiswa

sering dan selalu melakukan pelanggaran tata tertib aturan kost/pemondokan yang ada

dalam lingkunganRT kemudian terpaksa dia akan di keluarkan secara paksa dari wilayah

atau lingkungan (RT) Rukun Tetangga.

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di Gugus Tuanku Imam

Di tengah-tengah kekosongan ideologi transformatif yang diwariskan negara Orde Baru, ’alineasi’ dan frustrasi masyarakat urban Jabodetabek yang berada di lapis

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: kecernaan bahan kering dan bahan organik relatif sama antara rumput kumpai segar dengan rumput

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan rasio Si/Al yang berkaitan dengan dealuminasi dalam proses pengasaman dengan menggunakan konsentrasi

Data Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung dikumpulkan pada waktu penelitian yaitu berupa data pengukuran intensitas kebisingan dengan menggunakan

tersebut membuat masyarakat Melayu di Malaysia tidak menyenangi akan hal itu, karena bagi mereka masyarakat Melayu yang berada di Thailand Selatan adalah bagian dari

Sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 62 dan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Oaerah Nomor 14 Talluh 2011 tentang Sistern Perencanaan Pembangunan dan Pengangi=laran Terpadu , serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dan aktivitas yang optimal dari sediaan gel ekstrak etanol daun melinjo (Gnetum gnemon L.) pada variasi konsentrasi