• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA

POWERPOINT TERHADAP KOMPETENSI

PENGETAHUAN IPS

Ni Luh Ria Dhyanti Dewi

1

, I Wayan Sujana

2

, Mg. Rini Kristiantari

3 1,2,3

Jurusan PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

email: riadhyanti@yahoo.com

1

, sujanawyn59@gmail.com

2

,

riniokanegara@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (nonequivalent kontrol group design). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 334 orang. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IVA SD Negeri 7 Dauh Puri sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB SD Negeri 2 Pemecutan sebagai kelompok kontrol. Data kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan dengan isntrumen berupa tes pilihan ganda biasa, kemudian data dianalisis dengan uji-t. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil thitung = 4,3288 > ttabel 2,00 pada taraf signifikansi 5%

dengan dk = n1 + n2 – 2 = (40+40-2) = 78. Demikian pula rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok eksperimen 𝑋̅ = 80 > 𝑋̅ = 74 rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media

powerpoint berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD

Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: NHT, powerpoint, kompetensi pengetahuan IPS

Abstract

This research aims to determine the differences in the competence of social studies

knowledge between groups of students who were taught using cooperative learning model type numbered heads together with powerpoint media and group of students who were taught using conventional learning model. This research is a quasi experiment research with the research design used is Nonequivalent control group design. The population in this study is the fourth grader of the SD Negeri in Tuanku Imam Bonjol West Denpasar in the academic 2016/2017 year as many as 334 students. Samples were taken using random sampling. The sample in this research is class IVA SD Negeri 7 Dauh Puri as experiment group and class IVB SD Negeri 2 Pemecutan as control group. Social studies knowledge competence data is collected with instruments in the form of regular multiple choice test. Then the data is analyzed by t-test. The result of the

(2)

2

analysis shows that there is a significant difference of social studies knowledge competence between groups of students who are taught using cooperative learning model of numbered heads together with powerpoint media and group of students who are taught using conventional learning model of fourth grade students of Tuanku Imam Bonjol Denpasar West Denpasar in the academic 2016/2017 year. It can be proven with the result t count = 4,3288 > ttable 2,000 in the degree of significance 5% with dk = n1 + n2

– 2 = (40+40-2) = 78. Similarly, the average competence of IPS knowledge of students in the experimental group 𝑋̅ = 80 > 𝑋̅ =74 mean of social studies knowledge competence of students control group. Thus it can be concluded that the cooperative learning model type numbered heads together with powerpoint media influence on the social studies knowledge competence of students of fourth grade SD Negeri Tuanku Imam Bonjol Denpasar West Denpasar in the academic year 2016/2017.

Keywords: NHT, powerpoint, social knowledge competence

PENDAHULUAN

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 9). Pada jenjang sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari sekolah dasar.

Dalam lampiran Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014, IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam berbagai dimensi ruang dan waktu serta berbagai aktivitas kehidupannya. “IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya” Susanto (2013:137). Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 175) mengemukakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pembelajaran IPS yang diberikan pada SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat menggunakan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran konvensional pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Menurut Kosasih (2014:72) pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa Pengalaman belajar pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Pembelajaran yang telah dilakukan guru di SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat sudah dijalankan dengan baik, namun masih perlu dibenahi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar hanya beberapa siswa yang aktif mengikuti pembelajaran, sehingga siswa yang kurang aktif cenderung hanya mendengarkan dan mengalami kejenuhan. Hal ini tentu menjadi masalah bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi kejenuhan itu perlu diciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang bervariasi. Kejenuhan siswa dalam memperoleh pelajaran dapat diamati selama proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang perhatian, mengantuk, mengobrol dengan sesama temannya. Untuk itu dalam mencermati situasi yang ada, dalam pembelajaran hendaknya memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mengelola situasi

(3)

3 belajar agar lebih kondusif dengan memanfaatkan kepintaran beberapa siswa untuk dapat berbagi kepada siswa lainnya sehingga seluruh siswa dapat berperan aktif dalam belajar. Pada proses pembelajaran guru mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan murid dalam belajar, khususnya pada muatan materi IPS.

Dari berbagai model pembelajaran yang digunakan guru, bertujuan untuk membenahi kompetensi pengetahuan IPS. Model pembelajaran yang diterapkan harus dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar sesuai harapan yang ada dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran yang inovatif salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Menurut Ngalimun (2016: 236) numbered heads together adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran numbered heads together adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dan yang lainnya. Numbered heads together memberikan kesempatan pada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Menurut Kurniasih dan Sani ( 2015:30) menggunakan model numbered

heads together karena mempunyai

beberapa keterampilan diantaranya, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, Mampu memperdalam pamahaman siswa, melatih tanggung jawab siswa, menyenangkan siswa dalam belajar. mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama. Setiap siswa termotivasi untuk

menguasai materi, menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar, tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir pun siswa tetap antusias belajar. “model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dan yang lainnya” (Susanto, 2014: 227). Penerapan model numbered heads together ini dalam pelaksanaanya dibantu dengan media

powerpoint agar pembelajaran yang

dilakukan bisa lebih optimal dan bervariasi.

Powerpoint dapat menampilkan gambar-gambar sesuai materi pembelajaran IPS. Powerpoint adalah salah satu program presentasi yang banyak digunakan orang untuk mempresentasikan slidenya. Dengan adanya media microsoft powerpoint, perhatian siswa terfokus dan siswa lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. Upaya peningkatan keaktifan, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan peningkatan hasil belajar siswa tercapai. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media powerpoint dapat meningkatkan tingkat keberhasilan penyampaian materi dan memperkuat apresiasi siswa serta memudahkan pengembangan materi terhadap apa yang diajarkan. Dengan demikian, penelitian ini diusulkan dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbantuan Media PowerPoint terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat.

METODE

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Kecamatan Denpasar Barat. Waktu penelitian terkait dengan penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan mulai Maret

(4)

4 sampai dengan April 2017, perlakuan sebanyak 6 kali di kelompok eksperimen dan 6 kali di kelompok kontrol. Jumlah perlakuan yang diberikan telah disesuaikan dengan jam pelajaran terkait materi dalam penelitian ini yang telah diatur dalam kurikulum dan silabus.

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu ini membandingkan dua jenis model pembelajaran model pembelajaran numbered heads together berbantuan media powerpoint dan pembelajaran konvensional, yang mana kedua model pembelajaran tersebut mempunyai pengaruh terhadap satu variabel terikat (kompetensi pengetahuan IPS). Hal ini dikarenakan kemampuan peneliti dalam mengamati perilaku siswa sangat terbatas terutama ketika siswa berada di luar sekolah (rumah), peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap perlakuan secara pasti. Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonequivalent kontrol group design”.

Pada desain ini kedua kelompok yang akan diteliti diberikan Pre test dan Post test . Pre test tidak dianalisis tetapi hanya digunakan untuk penyetaraan kelompok.

Pre test diberikan untuk seluruh kelas dalam populasi. Pemberian Pre test digunakan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2012). Berdasarkan tersebut, maka dalam penelitian ini Pre test digunakan untuk menyetarakan kelompok. Teknik yang digunakan dalam peyetaraan kelompok adalah dengan menggunakan teknik matching. Setelah itu peneliti memberikan perlakuan, yaitu dengan memberikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint kepada kelompok eksperimen.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Tuanku Imam Bonjol kecamatan Denpasar Barat tahun pelajaran 2016/2017.

Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas dengan

berdasarkan kesetaraan sarana prasarana, fasilitas sekolah, dan tingkat pendidikan guru. Kedua kelas tersebut nantinya akan diberikan perlakukan yang berbeda. Satu kelas akan diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together berbantuan media powerpoint dan satu kelas lagi diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional.

Dalam melakukan pemilihan sampel penelitian, tidak dapat dilakukan pengacakan individu karena tidak bisa mengubah kelas yang terbentuk sebelumnya dan kelas IV yang dijadikan sampel berada pada sekolah yang berbeda-beda. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa adanya campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu, dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam penelitian sehingga penelitian ini benar-benar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukan pengacakan individu, maka pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling (sampling acak). Darmadi (2014:56) menyatakan random sampling adalah “sampling dimana elemen sampelnya ditentukan berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihan atau pengundiannya dilakukan secara acak.”

Untuk mendapatkan kelas yang setara dari segi akademik, dari seluruh populasi kelas yang tersedia dilakukan pengundian. Cara pengundian dilakukan dengan menulis seluruh nama kelas IV di seluruh SD populasi pada masing-masing kertas yang jumlahnya 10 kelas. Setelah mendapatkan 2 kelas yang diperoleh dari hasil pengundian, selanjutnya 2 kelas yang terpilih diberikan pre test untuk penyetaraan kelompok. Teknik yang digunakan dalam penyetaraan kelompok adalah teknik matching. Darmadi (2014:234) menyatakan matching adalah “suatu teknik untuk menyeragamkan kelompok pada suatu variabel atau lebih yang oleh peneliti telah diitentifikasikan mempunyai hubungan yang erat dengan

(5)

5 penampilan (performance) variabel tidak bebas.” Setelah diperoleh beberapa pasangan yang memiliki nilai yang sama maka kedua sampel dikatakan setara. Selanjutnya dilakukan pengundian untuk pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah didapatkan pasangan dengan nilai yang sama maka 2 kelas tersebut dikatakan setara. Dalam penelitian ini data yang diperlukan dengan metode tes . Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Gugus Tuanku Imam Bonjol Tahun Pelajaran 2016 / 2017 yang menjadi anggota sampel. Data tentang kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan dengan tes hasil belajar pengetahuan IPS. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes hasil belajar dalam bentuk objektif. Menurut Suharsimi (2015) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan, misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data kompetensi pengetahuan IPS adalah tes pilihan ganda biasa. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Gugus Tuanku Imam Bonjol Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menjadi anggota sampel. Data tentang kompetensi pengetahuan IPS dikumpulkan dengan tes hasil belajar pengetahuan IPS. Menurut Suharsimi (2015) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Analisis data deskriptif merupakan analisis yang dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data – data yang sudah dikumpul. Menurut Agung (2014:110), metode analisis statistik deskriptif ialah suatu suatu cara pengelolaan data yang

dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskrptif seperti : distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi, untuk menggambarkan suatu objek/variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum.

Analisis statistik inferensial merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. “Analisis statistik inferensial adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus – rumus statistik inferensial untuk menguji suatu hipotesis penelitian yang diajukan peneliti dan kesimpulan ditarik berdasarkan pengujian terhadap hipotesis” (Agung, 2014:110). Pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis sebelum uji hipotesis dianalisis dengan uji “t” (t-test).

Jika data yang diperoleh sudah memenuhi prasyarat uji normalitas dan homogenitas maka analisis yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean (uji t). Uji Hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. Rumus uji-t dengan rumus polled varians digunakan bila jumlah anggota sampel sama n1=n2 dan varians homogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil kompetensi pengetahuan IPS diperoleh dari hasil Post test yang diberikan pada akhir penelitian. Kelompok eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas IVA SD Negeri 7 Dauh Puri berjumlah 40orang, sedangkan kelompok kontrol adalah kelas IV SD Negeri 2 Pemecutan berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes objektif pilihan ganda biasa. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non ekuivalen dengan menggunakan uji-t sebagai alat untuk menganalisis data. Deskripsi data hasil kompetesnsi pengetahuan IPS siswa yang dipaparkan meliputi nilai rerata, varians, dan standar deviasi.

(6)

6 Kelas IV SD Negeri 7 Dauh Puri ditetapkan sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint sebanyak 6 kali pertemuan, kemudian diberikan Post test untuk memperoleh hasil kompetensi pengetahuan IPS.

Nilai mean atau rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint, yaitu X = 80 dengan varians 40,369 dan standar deviasi (s= 6,35), sedangkan nilai mean atau rerata kompetensi pengetahuan IPS siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, yaitu X = 74 dengan varians 36,479 dan standar deviasi (s= 6,04).

Perhitungan analisis data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen yakni siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran numbered heads together berbantuan media powerpoint memiliki nilai mean lebih tinggi daripada kelompok kontrol yakni siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional yaitu X = 80 > X = 74

Uji prasyarat dilakukan terlebih dahulu sebelum uji hipotesis menggunakan uji-t. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians diuraikan berikut ini.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran frekuensi skor, untuk menguji data kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen dan kontrol adalah rumus Chi Kuadrat. Kriteria pengujian pada uji normalitas adalah jika x2

hitung < x2tabel maka sebaran data kedua kelompok berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas kelompok eksperimen, diperoleh Chi Kuadrat hitung (x2

hitung = 10,999) kemudian nilai tersebut

dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikan 5% dk 5 (x2

tabel= 11,07). Hal ini menunjukkan bahwa x2

hitung

< x2

tabel berarti data hasil kompetensi

pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas kelompok kontrol, diperoleh Chi Kuadrat hitung (x2

hitung = 10,240) kemudian

nilai tersebut dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel (x2

tabel= 11,07). Hal ini

menunjukkan bahwa x2

hitung < x2tabel berarti data hasil kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi normal.

Pengujian homogenitas varians antar kelompok dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang diperoleh uji-t benar – benar berasal dari perbedaan antar kelompok bukan disebabkan oleh perbedaan di dalam kelompok. Uji homogenitas varians yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji F dari Havley. Dari hasil analisis, diperoleh Fhitung = 1,11 dan Ftabel = 1,69. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel , sehingga data kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas varians, disimpulkan bahwa data kedua kelompok sampel ialah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian, uji hipotesis menggunakan uji-t dapat dilakukan.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di Gugus Tuanku Imam Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada tema daerah tempat tinggalku. Hasil uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan homogenitas varians yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji-t dengan

polled varians. Berdasarkan hasil

perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 4,148 dan untuk taraf signifikansi 5% dengan dk = (40+40-2) =78 diperoleh ttabel = 2,000.

(7)

7 Dengan demikian, nilai thitung > ttabel yakni 4,148 > 2,000 sehingga Ho ditolak.

Perhitungan selengkapnya terlampir pada lampiran. Rekapitulasi hasil

analisis uji-t kelompok sampel penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel Rekapitulasi Hasil Aanalisis Data Kompetensi Pengetahuan IPS Menggunakan Uji-t

No Sampel N Dk 𝑋̅ S2 t

hitung ttabel Status

1 Kelompok eksperimen 40 78 80 40,369 4,148 2,000 H0 ditolak 2 Kelompok kontrol 40 74 38,118

Berdasarkan uji hipotesis diperoleh

thitnung = 4,148 sedangkan pada taraf

signifikansi 5% dan dk = 78 diperoleh nilai ttabel = 2,000 sehingga thitnung = 4,148 > ttabel = 2,000 . Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada tema daerah tempat tinggalku. Perolehan hasil perhitungan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai rerata siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint ( X = 80) dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ( X = 74) memiliki perbedaan sebesar 5,75. Dengan demikian, terdapat perbedaan signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di SD Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan media

powerpoint dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada tema daerah tempat tinggalku.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data,,dapat dinyatakan kedua kelompok sampel penelitian yang memiliki kemampuan setara, setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diperoleh hasil kompetensi pengetahuan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat juga dari X siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint lebih tinggi dibandingkan dengan X siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dalam hal ini adalah pembelajaran yang hanya menggunakan pendekatan saintifik. Perbedaan hasil kompetensi pengetahuan dengan perolehan nilai rerata yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol disebabkan oleh perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan media

powerpoint dalam muatan materi IPS diberikan pada kelompok eksperimen.

Pada kelompok eksperimen, kegiatan pembelajaran dalam muatan materi IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan media

powerpoint berjalan dengan optimal dan kondusif. Hal ini disebabkan oleh Pembelajaran dengan model pembelajaran numbered heads together

(8)

8 berbantuan media powerpoint secara tidak langsung telah menumbuhkan minat belajar siswa yang masih sangat kurang saat ini. Model pembelajaran numbered

heads together berbantuan media

powerpoint akan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran serta lebih menarik karena siswa akan terlibat langsung dalam pembelajaran..

Model ini mampu memperdalam pamahaman siswa, melatih tanggung jawab siswa, menyenangkan siswa dalam belajar. mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi, menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar, tercipta suasana gembira dalam belajar.

Berbeda pada kelompok kontrol, kegiatan pembelajaran konvensional yang hanya menggunkaan pendekatan saintifik berjalan kurang optimal. Hal ini disebabkan masih siswa yang kurang mampu mengaitkan antar materi pada muatan materi IPS dan kesulitan mengikuti setiap langkah pembelajaran yang perlu diberikan bimbingan lebih khusus. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint pada muatan materi IPS memberikan kesempatan yang lebih luas kepada siswa untuk mengonstruksikan pengetahuannya melalui berbagai kegiatan bermakna dan teratur yang tentunya menggembirakan bagi siswa pada setiap langkah pembelajarannya. Dengan demikian, perbedaan hasil kompetensi pengetahuan IPS dapat terlihat dari langkah pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelompok tersebut, hasil analisis uji hipotesis, dan nilai rerata kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan media

powerpoint dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Hasil temuan pada penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya yang relevan dan memperkuat hasil penelitian yang

diperoleh, Hal tersebut didukung hasil penelitian yang diajukan oleh Hasil penelitian ini memperkuat simpulan yang disampaikan oleh Zativalen (2016) yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Pengetahuan pada pembelajaran Tematik antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunkan metode numbered head together dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional dan Purwanto (2016) yang menyatakan terdapat terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Biologi siswa yang belajar menggunakan media

Powerpoint dengan siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint pada penelitian ini memiliki keunggulan yakni dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, Mampu memperdalam pamahaman siswa, melatih tanggung jawab siswa, menyenangkan siswa dalam belajar. mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi, menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar, tercipta suasana gembira dalam belajar.

SIMPULAN dan SARAN

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 4,148 dan untuk taraf signifikan 5% dengan dk = (40+40-2) =78 diperoleh ttabel = 2,000. Dengan demikian, nilai thitung > ttabel yakni 4,148 > 2,000 sehingga Ho ditolak, ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di SD Negeri Gugus Tuanku Imam Bonjol Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017 yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint dan siswa yang mengikuti pembelajaran

(9)

9 konvensional pada tema daerah tempat tinggalku.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan nilai rerata kompetensi pengetahuan IPS yang lebih tinggi antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together berbantuan media

powerpoint dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yakni, ( X = 80 > X = 74 ), hal ini berarti terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together berbantuan media powerpoint terhadap kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Tuanku Imam Bonjol Kecamatan Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.

Saran

Adapun saran yang disampaikan kepada sebagai berikut.

a) Kepada Guru

Kepada guru-guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran numbered heads together berbantuan media powerpoint sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran karena model ini berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPS.

b) Kepada Kepala Sekolah

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada kepala sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pendukung sumber belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah sehingga sekolah mampu menghasilkan siswa yang berkualitas. c) Kepada Peneliti Lain

Berdasarkan temuan penelitian, disarankan kepada peneliti agar hasil penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian selanjutnya atau menemukan inovasi kegiatan pembelajaran lainnya yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Malang:

Aditya Media Publising.

Arikunto. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Bumi Aksara

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. . Yogyakarta: CV. Andi Offset

Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kompetensi

Dasar. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya. Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. 2015.

Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena Permendikbud. 2014. Nomor 57 Tentang

Kurikuum 2013 Sekolah

Dasar/Madrasah. Jakarta:

Permendikbud

Purwanto, Wahyu dkk. 2016. “Penggunaan Model Problem Based Learning Dengan Media Powerpoint untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan, Volume 1, Nomor 9, (hlm.1700—1705).

Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sedolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan

Pembelajaran IPS. Jakarta:

(10)

10 Zativalen, Oriza dkk. 2016. “Pengaruh

Metode Numbred Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Pada Pembelajaran Tematik Kelas V SDN Dinoyo 2 Kota Malang”. Jurnal Pendidikan, Volume 1, Nomor 5, (hlm.855— 860).

Gambar

Tabel Rekapitulasi Hasil Aanalisis Data Kompetensi Pengetahuan IPS  Menggunakan Uji-t

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) COP dari masing-masing refrigerant, (2) pengaruh penggantian refrigerant R134a dengan refrigerant R600a pada

Rendahnya nilai hasil ulangan IPA siswa kelas II di SD Negeri 004 Belilas disebabkan beberapa gejala-gejala penyebab yang terjadi dalam pembelajaran, antara lain:

(2) Di KJA Gundil Situbondo prevalensi ektoparasit pada ikan Kerapu Cantang yaitu Benedenia sebesar 100% dan Dactylogyrus sebesar 0% serta intensitas ektoparasit

o Bertanggung jawab untuk membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan keseluruhan tugas dan fungsi yang berkaitan dengan Open Government Indonesia maupun keanggotaan

yang artinya ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di ruang ponek Bapelkes RSD Jombang.Diharapkan bagi petugas

(2) Usulan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam rangka pemberian fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada Menteri Keuangan

Hasil analisa yang didapat dari Kota Harapan Indah Bekasi, Kota Wisata Cibubur, dan Sentul City tersebut menerapkan kelima komponen yang terdapat di Teori Citra Kota Kevin Lynch

Dengan sejumlah aktivitas biologis yang ditunjukkan oleh propolis tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh propolis terhadap