BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada setiap pasangan. Setiap manusia/pasangan tentunya ingin mempunyai anak setiap pasangan. Setiap manusia/pasangan tentunya ingin mempunyai anak yang sempurna baik secara fisik maupun psikis. Namun dalam kenyatanya yang sempurna baik secara fisik maupun psikis. Namun dalam kenyatanya masih banyak kira jumpai bayi dilahirkan dengankeadaan cacat masih banyak kira jumpai bayi dilahirkan dengankeadaan cacat bawaan/kelainan
bawaan/kelainan kongenital. kongenital. Kelainan Kelainan kongenital kongenital yang yang cukup cukup beratberat merupakan penyebab utama kematian bayi dalam bulan-bulan pertama merupakan penyebab utama kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kehidupannya, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Maka pada makalah iniakan kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Maka pada makalah iniakan dibahas tentang neonatus dengan kelainan bawaan yang meliputi dibahas tentang neonatus dengan kelainan bawaan yang meliputi meningokel, ensefalokel, hidrosefalus, fimosis, hipospadia serta kelainan meningokel, ensefalokel, hidrosefalus, fimosis, hipospadia serta kelainan metabolic dan endokrin.
metabolic dan endokrin. 1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Apa yang dimaksud bronchomalacia ?Apa yang dimaksud bronchomalacia ? 2.
2. Apa sajakah etiologi bronchomalacia ?Apa sajakah etiologi bronchomalacia ? 3.
3. Apa sajakah klasifikasi bronchomalacia ?\Apa sajakah klasifikasi bronchomalacia ?\ 4.
4. Bagaimana patofisiologi bronchomalacia ?Bagaimana patofisiologi bronchomalacia ? 5.
5. Bagaimana pathway bronchomalacia ?Bagaimana pathway bronchomalacia ? 6.
6. Apa sajakah manifestasi bronchomalacia ?Apa sajakah manifestasi bronchomalacia ? 7.
7. Apa sajakah komplikasi bronchomalacia?Apa sajakah komplikasi bronchomalacia? 8.
8. Apa sajakah pemeriksaan penunjang bronchomalacia?Apa sajakah pemeriksaan penunjang bronchomalacia? 9.
9. Apa sajakah penatalaksanaan bronchomalacia ?Apa sajakah penatalaksanaan bronchomalacia ? 10.
10. Bagaimana asuhan keperawatan teori bronchomalacia?Bagaimana asuhan keperawatan teori bronchomalacia? 1.3
1.3 TujuaanTujuaan
Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut : Tujuan disusun makalah ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Tujuaan umum
1.3.1 Tujuaan umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak I
1.3.2 Tujuaan khusus 1.3.2 Tujuaan khusus
1.
1. Untuk mengetahui bronchomalaciaUntuk mengetahui bronchomalacia 2.
2. Untuk mengetahui etiologi bronchomalaciaUntuk mengetahui etiologi bronchomalacia 3.
3. Untuk mengetahui klasifikasi bronchomalaciaUntuk mengetahui klasifikasi bronchomalacia 4.
4. Untuk mengetahui patofisiologi bronchomalaciaUntuk mengetahui patofisiologi bronchomalacia 5.
5. Untuk mengetahui pathway bronchomalaciaUntuk mengetahui pathway bronchomalacia 6.
6. Untuk mengetahui manifestasi bronchomalaciaUntuk mengetahui manifestasi bronchomalacia 7.
7. Untuk mengetahui komplikasi bronchomalaciaUntuk mengetahui komplikasi bronchomalacia 8.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang bronchomalaciaUntuk mengetahui pemeriksaan penunjang bronchomalacia 9.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan bronchomalaciaUntuk mengetahui penatalaksanaan bronchomalacia 10.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teori bronchomalaciaUntuk mengetahui asuhan keperawatan teori bronchomalacia 1.4
1.4 ManfaatManfaat
Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut : Manfaat disusun makalah ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Untuk Mahasiswa
1.4.1 Untuk Mahasiswa 1.
1. Menambah pengetahuan Asuhan Keperawatan Dengan KelainanMenambah pengetahuan Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Konginetal
Konginetal 2.
2. Mengembangkan kreatifitas dan bakat penulisMengembangkan kreatifitas dan bakat penulis 3.
3. Menilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapatMenilai sejauh mana penulis memahami teori yang sudah di dapat tentang Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Konginetal
tentang Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Konginetal 1.4.2
1.4.2 Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan Untuk Institusi Stikes Zainul Hasan GenggongGenggong 1.
1. Makalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajarMakalah ini dapat menjadi audit internal kualitas pengajar 2.
2. Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalamSebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian
pemberian materi materi tentang tentang Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan Dengan Dengan KelainanKelainan Konginetal
Konginetal 1.4.3
1.4.3 Untuk pembacaUntuk pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang Pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai tentang Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Konginetal
BAB II BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1
2.1 Anatomi FisiologiAnatomi Fisiologi
1.
1. HidungHidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan (respirasi) dan indra penciuman (pembau).
pernafasan (respirasi) dan indra penciuman (pembau). Fungsi hidung dalam proses pernafasan meliputi : Fungsi hidung dalam proses pernafasan meliputi : a.
a. Udara dihangatkan, oleh permukaan konka dan sputum nasalisUdara dihangatkan, oleh permukaan konka dan sputum nasalis setelah melewati faring, suhu lebih kurang 36C
setelah melewati faring, suhu lebih kurang 36C b.
b. Udara di lembapkan.sejumlah besar udara yang melewati hidungUdara di lembapkan.sejumlah besar udara yang melewati hidung bila mencapai faring kelembapannya lebih kurang 75
bila mencapai faring kelembapannya lebih kurang 75%% c.
c. Kotoran disaring oleh bulu-bulu hidung. Partikel di ronggaKotoran disaring oleh bulu-bulu hidung. Partikel di rongga disaring oleh rambut vestibular, lapisan mukosiliar, dan lisozim disaring oleh rambut vestibular, lapisan mukosiliar, dan lisozim (protein dalam air mata ). Fungsi ini dinamakan fungsi air (protein dalam air mata ). Fungsi ini dinamakan fungsi air conditioning jalan pernafasan atas.
conditioning jalan pernafasan atas. d.
d. PenciumanPenciuman 2.
2. FaringFaring
Faring (tekak) adalah suatu saluran otot saluran otot selaput Faring (tekak) adalah suatu saluran otot saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus antara basis kranii dan vertebrae s
kedudukannya tegak lurus antara basis kranii dan vertebrae s ervikaliservikalis VI.
Faring dibagi menjadi 3 bagian : Faring dibagi menjadi 3 bagian :
a.
a. Nasofaring Nasofaring
Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle.
palatum molle. b.
b. OrofaringOrofaring
Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian
bagian bawah bawah palatum palatum molle molle hingga hingga bagian bagian vertebra vertebra servikalisservikalis ke-3.
ke-3. c.
c. LaringofaringLaringofaring
Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut
berlanjut ke ke bawah bawah esofagus, esofagus, yakni yakni dari dari vertebra vertebra servikalis servikalis ke-3ke-3 hingga 6. Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang hingga 6. Mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk system respiratorik se
merupakan gerbang untuk system respiratorik selanjutnya.lanjutnya. Fungsi faring terdiri dari :
Fungsi faring terdiri dari : a.
a. Saluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibatSaluran nafas dan makanan, faring adalah organ yang terlibat dalam sistem pencernaan dan pernapasan: udara masuk melalui dalam sistem pencernaan dan pernapasan: udara masuk melalui bagian
bagian nasal nasal dan dan oral, oral, sedangkan sedangkan makanan makanan melalui melalui bagian bagian oraloral dan laring.
dan laring. b.
b. Penghangat dan pelembab, dengan cara yang sama sepertiPenghangat dan pelembab, dengan cara yang sama seperti hidung, udara dihangatkan dan dilembapkan saat masuk ke hidung, udara dihangatkan dan dilembapkan saat masuk ke faring.
faring. c.
c. Fungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laringFungsi Perlindungan, Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan antibodi dalam berespon terhadap antigen, misal menghasilkan antibodi dalam berespon terhadap antigen, misal mikroba. Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mikroba. Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mengalami atrofi pada orang dewasa.
mengalami atrofi pada orang dewasa. 3.
3. LaringLaring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang Laring atau pangkal tenggorokan merupakan jalinan tulang rawan yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat, dan rawan yang dilengkapi dengan otot, membran, jaringan ikat, dan ligamentum.
ligamentum. Fungsi laring : Fungsi laring : a.
Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah panjang, Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah panjang, sehingga nada suara pria semakin rendah. volume suara sehingga nada suara pria semakin rendah. volume suara bergantung
bergantung pada pada besarnya besarnya tekanan tekanan pada pada pita pita suara suara yangyang digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi, semakin digetarkan. Semakin besar tekanan udara ekspirasi, semakin besar getaran pita suara dan semakin keras s
besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang dihasilkan.uara yang dihasilkan. Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan bibir, Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan bibir, otot wajah, dan udara di paranasal.
otot wajah, dan udara di paranasal. b.
b. Berbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yangBerbicara, berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara
dihasilkan oleh pita suara
dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir. dimanipulasi oleh lidah, pipi, dan bibir. c.
c. Pelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak kePelindung saluran napas bawah, saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat saluran faring sehingga engsel epiglotis atas, menyumbat saluran faring sehingga engsel epiglotis menutup faring. Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui menutup faring. Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui esofagus dan saluran napas bawah.
esofagus dan saluran napas bawah. d.
d. Jalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubungJalan masuk udara, bahwa Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas antara faring dan trakea.
jalan napas antara faring dan trakea. e.
e. Pelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses iniPelembap, penyaring, dan penghangat, dimana proses ini berlanjut saat udara yang diinspirasi berjalan melalui laring
berlanjut saat udara yang diinspirasi berjalan melalui laring 4.
4. TrakeaTrakea
Trakea (batang tenggorokan) adalah tabung berbentuk pipa Trakea (batang tenggorokan) adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang seperti huruf C yang dibentuk oleh tulang-tulang rawan yang disempurnakan oleh selaput,terletak siantara vertebrae servikalis VI disempurnakan oleh selaput,terletak siantara vertebrae servikalis VI sampai ditepi bawah kartilago krikodea vertebra torakalis V.
sampai ditepi bawah kartilago krikodea vertebra torakalis V. Fungsi trakea :
Fungsi trakea : a.
a. refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus pekarefleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus peka terhadap iritasi sehingga membangkitkan impuls saraf yang terhadap iritasi sehingga membangkitkan impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di batang otak. dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di batang otak. b.
b. Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakanPenghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung, walaupun normalnya, udara sudah jernih kelanjutan dari hidung, walaupun normalnya, udara sudah jernih saat mencapai trakea
saat mencapai trakea 5.
Paru-paru
Paru-paru berada berada dalam dalam rongga rongga torak, torak, yang yang terkandungterkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya disisi kiri dan kanan mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang tulang mediastinum yaitu struktur blok padat yang berada dibelakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esofagus dan trakea.
dan trakea.
Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan Paru-paru berbentuk seperti spons dan berisi udara dengan pembagaian ruang sebagai berikut :
pembagaian ruang sebagai berikut : a.
a. Paru Paru kanan, kanan, memiliki tiga memiliki tiga lobus lobus yaitu yaitu superior, superior, medius danmedius dan inferior.
inferior. b.
b. paru kiri paru kiri berukuran lebih berukuran lebih kecil kecil dari dari paru kanan paru kanan yang terdiri yang terdiri daridari dua lobus
dua lobus yaitu lobyaitu lobus superior us superior dan inferiordan inferior Fungsi paru :
Fungsi paru : a.
a. sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak disebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak di butuhkan tubuh.
butuhkan tubuh. b.
b. Sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh.Sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh. c.
c. Sebagai pertukran oksigen dan karbondioksida dalam darah.Sebagai pertukran oksigen dan karbondioksida dalam darah. 6.
6. BronkusBronkus
Bronkus (cabang tenggorokan) merupakan lanjutan dari Bronkus (cabang tenggorokan) merupakan lanjutan dari trakea,jumlahnya sepasang yang satu menuju paru-paru kanan dan trakea,jumlahnya sepasang yang satu menuju paru-paru kanan dan satunya ke
satunya ke paru-paru kiri. paru-paru kiri. Bronkus uBronkus utama kanan lebih tama kanan lebih pendek danpendek dan lebar serta hampir vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama lebar serta hampir vertikal dengan trakea. Sedangkan bronkus utama kiri lebih
kiri lebih panjang panjang dan sempit. dan sempit. Hal ini Hal ini yang yang mengakibatkan paru-mengakibatkan paru- paru kanan lebih mudah t
paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur bronkus hampirerserang penyakit. Struktur bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus.
bronkiolus. 7.
7. BronkiolusBronkiolus
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.
dalam jalan napas. Bronkiolus terdiri dari : Bronkiolus terdiri dari :
a.
a. Bronkiolus terminalisBronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia )
terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia ) b.
b. Bronkiolus respitatoriBronkiolus respitatori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
antara jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas c.
c. Duktus alveolar dan sakus alveolarDuktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli.
alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli. 8.
8. AlveolusAlveolus
Merupakan ujung dari bronchiolus yang jumlahnya sekitar Merupakan ujung dari bronchiolus yang jumlahnya sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada alveoli ini oksigen 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada alveoli ini oksigen akan difusi menjadi karbondioksida yang diambil dari dalam akan difusi menjadi karbondioksida yang diambil dari dalam darah.alveolus terdiri lapisan epitelium pipih dan disilah darah darah.alveolus terdiri lapisan epitelium pipih dan disilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara yang berperan penting hampir langsung bersentuhan dengan udara yang berperan penting dalam pertukaran O2 dari udara bebas sel-sel darah dan CO2 dari dalam pertukaran O2 dari udara bebas sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara. ( Syaifuddin, 2011)
sel-sel darah ke udara. ( Syaifuddin, 2011) 2.2
2.2 DefinisiDefinisi
Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi
populasi umum umum tidak tidak diketahui. Malacia diketahui. Malacia nafas nafas berat berat atau atau malaciamalacia berhubungan
berhubungan dengan dengan sindrom sindrom tertentu tertentu biasanya biasanya diakui diakui dan dan didiagnosis didiagnosis awalawal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis anak dengan malacia primer, masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis anak dengan malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil, langka.
sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil, langka.
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
2.3
2.3 EtiologiEtiologi
Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa mungkin berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik. (Schwartz DS, 2015)
tulang rawan tidak terbentuk dengan baik. (Schwartz DS, 2015) 2.4
2.4 KlasifikasiKlasifikasi 1.
1. Bronkomalasia primerBronkomalasia primer a)
a) Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilagoDisebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago b)
b) Diklasifikasikan sebagai kongenitalDiklasifikasikan sebagai kongenital 2.
2. Bronkomalasia sekunderBronkomalasia sekunder a)
a) Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital) b)
b) Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaranDisebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogen pembuluh-pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik. .ik. .
(Schwartz DS, 2015) (Schwartz DS, 2015) 2.5
2.5PatofisiologiPatofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua cabang (kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing terbagi menjadi dua cabang (kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru.Trakea
paru-paru.Trakea dan dan bronkus bronkus terbuat terbuat dari dari cincin cincin tidak tidak lengkap lengkap dari dari tulangtulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan napas. rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat mengembuskan napas dan menangis. Hal ini dapat menyebabkan mengi, mengembuskan napas dan menangis. Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk,
batuk, sesak sesak napas, napas, dan dan / / atau atau napas napas cepat. cepat. Biasanya Biasanya tulang tulang rawanrawan berkembang dengan sendirinya dari
berkembang dengan sendirinya dari waktu ke waktu waktu ke waktu sehingga tracheomalaciasehingga tracheomalacia tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak tidak lagi masalah. Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas terjadi pada orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari kecil disebut bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru- paru
paru yang yang sempit sempit atau atau runtuh runtuh saat saat mengembuskan mengembuskan napas napas karena karena pelunakanpelunakan dinding saluran napas. . (Schwartz DS, 2015)
2.6 2.6 PathwayPathway BRONKOMALASIA BRONKOMALASIA Sesak nafas Sesak nafas Kelainan Kongenital Kelainan Kongenital
Batuk tidak efektif Batuk tidak efektif
KETIDAKEFEKTIFAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
POLA NAFAS Defisiensi pada cincin
Defisiensi pada cincin k
kaartrtiilala oo
Menutup saluran Menutup saluran pernafasan k
pernafasan kecil ( bronkus )ecil ( bronkus )
Kelelahan Kelelahan Pengeluaran energi Pengeluaran energi berlebihan berlebihan Akumulasi mukus Akumulasi mukus INTOLERANSI INTOLERANSI AKTIVITAS AKTIVITAS RISIKO ASPIRASI RISIKO ASPIRASI Anoreksia Anoreksia KETIDAKSEIMBANGAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH KEBUTUHAN TUBUH Cemas Cemas ANSIETAS ANSIETAS KEKURANGAN KEKURANGAN PENGETAHUAN PENGETAHUAN
Mudah terjadi infeksi Mudah terjadi infeksi di tulang rawan
di tulang rawan
RISIKO INFEKSI RISIKO INFEKSI
2.7
2.7 Manifestasi klinisManifestasi klinis
aa Batuk dengan suara brassy atau barkingBatuk dengan suara brassy atau barking b
b Sesak nafasSesak nafas
cc Ditemukan suara wheezing(mengi)Ditemukan suara wheezing(mengi) d
d Infeksi pada saluran nafas bawah berulangInfeksi pada saluran nafas bawah berulang ee KelelahanKelelahan f f ApneaApnea (Sylvia A price, 2015). (Sylvia A price, 2015). 2.8 2.8 KomplikasiKomplikasi 1. 1. PneumoniaPneumonia
Pneumonia adalah Infeksi pada saluran pernafasan yang Pneumonia adalah Infeksi pada saluran pernafasan yang menyebabkan paru-paru memiliki kantung udara yang berisikan cairan. menyebabkan paru-paru memiliki kantung udara yang berisikan cairan. Infeksi bias terjadi karena bakteri streptococcus pneumonia.
Infeksi bias terjadi karena bakteri streptococcus pneumonia. 2.
2. BronkitisBronkitis
Bronchitis adalah Infeksi pada saluran pernapasan utama dari Bronchitis adalah Infeksi pada saluran pernapasan utama dari trakea
trakea dan dan bronkus bronkus yang yang menyebabkan menyebabkan terjadinya terjadinya peradangan peradangan atauatau inflamasi pada saluran tersebut.
inflamasi pada saluran tersebut. 3.
3. PolychondritisPolychondritis
Polycondritis adalah penyakit langka dimana tulang rawan di Polycondritis adalah penyakit langka dimana tulang rawan di banyak
banyak area area tubuh tubuh menjadi menjadi meradang. meradang. Penyakit Penyakit ini ini paling paling seringsering menyerang telinga, hidung dan saluran pernafasan paru-paru.
menyerang telinga, hidung dan saluran pernafasan paru-paru. 4.
4. AsmaAsma
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
penyempitan karena karena Hiperaktivitas Hiperaktivitas terhadap terhadap rangsangan rangsangan tertentu tertentu yangyang menyebabkan peradangan, Penyempitan ini bersifat berulang namun menyebabkan peradangan, Penyempitan ini bersifat berulang namun reversible dan diantar episode penyempitan Bronkus tersebut terdapat reversible dan diantar episode penyempitan Bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A price, 2015)
keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A price, 2015) 2.9
2.9 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang 1.
1. BronkoskopiBronkoskopi
Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus melalui bronkoskopi yang melakukan visualisasi trakea dan bronkus melalui bronkoskopi yang berfungsi dalam prosedur diagnostic dan terapi penyakit paru.
2.
2. CT Scan dadaCT Scan dada
CT Scan (Computed Tomography) adalah prosedur radiografi CT Scan (Computed Tomography) adalah prosedur radiografi medis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut medis yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang atau organ tubuh.
kecil dari tulang atau organ tubuh. 3.
3. MRI dadaMRI dada
Teknik pencitraan yang digunakan dalam radiologi untuk Teknik pencitraan yang digunakan dalam radiologi untuk membentuk gambar anatomi dan proses fisiologis tubuh baik pada membentuk gambar anatomi dan proses fisiologis tubuh baik pada kesehatan dan penyakit. Pemindai MRI menggunakan medan magnet kesehatan dan penyakit. Pemindai MRI menggunakan medan magnet yang kuat , gelombang radio , dan gradien lapangan untuk menghasilkan yang kuat , gelombang radio , dan gradien lapangan untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh. MRI tidak melibatkan sinar-X , yang gambar organ dalam tubuh. MRI tidak melibatkan sinar-X , yang membedakannya dari computed tomography (CT). ( Sala A, Martínez membedakannya dari computed tomography (CT). ( Sala A, Martínez Deltoro A,2014) Deltoro A,2014) 2.10 2.10 PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1. 1. MedisMedis a. a. TimeTime
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian Invasisf minimal, bersamaan dengan pemebrian tekanan udara positif
tekanan udara positif yang kontinu.yang kontinu. b.
b. Tekanan udara positif kontinuTekanan udara positif kontinu Metode
Metode menggunakan menggunakan respiratory respiratory ventilation/CPAP ventilation/CPAP (( Continuous positive airway pressure )
Continuous positive airway pressure ) c.
c. TrakheotomiTrakheotomi
Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/ membuat saluran udara langsung melalui sebuah insisi di membuat saluran udara langsung melalui sebuah insisi di trakhe (the windpipe).
trakhe (the windpipe). 2.
2. KeperawatanKeperawatan a.
a. Monitor tanda-tanda vitalMonitor tanda-tanda vital b.
b. Pengaturan posisiPengaturan posisi c.
c. Mengajarkan mengatur pola nafasMengajarkan mengatur pola nafas d.
d. Memberikan lingkungan yang nyaman dengan teknikMemberikan lingkungan yang nyaman dengan teknik distraksi dan relaksasi
2.11
2.11 Asuhan Keperawatan pada anak dengan kelainan kongenital padaAsuhan Keperawatan pada anak dengan kelainan kongenital pada sistem respirasi sistem respirasi 1. 1. PengkajianPengkajian A. A. IdentitasIdentitas
Pengkajian identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, Pengkajian identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal tempat tanggal lahir, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
masuk, tanggal pengkajian. B.
B. Keluhan utamaKeluhan utama
Keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien pada saat Keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien pada saat pengkajian
pengkajian C.
C. Riwayat penyakit Riwayat penyakit sekarangsekarang 1.
1. Riwayat kesehatan laluRiwayat kesehatan lalu
Perlu ditanyakan mengenai kondisi penyakit Perlu ditanyakan mengenai kondisi penyakit sebelumnya seperti hipertensi, DM, Jantung atau keluhan yang sebelumnya seperti hipertensi, DM, Jantung atau keluhan yang lainnya.
lainnya. 2.
2. Riwayat kesehatan keluargaRiwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan adalah penyakit yang sifatnya Yang perlu ditanyakan adalah penyakit yang sifatnya menurun (hipertensi, DM, Jantung) dan penyakit menular. menurun (hipertensi, DM, Jantung) dan penyakit menular. D.
D. Pola-pola fungsi kesehatanPola-pola fungsi kesehatan 1.
1. Pola persepsi dan tata Pola persepsi dan tata laksana kesehatanlaksana kesehatan
Bagaimana pasien dan keluarga menangani dan Bagaimana pasien dan keluarga menangani dan menghadapi terhadap stressor akibat penyakit yang diderita menghadapi terhadap stressor akibat penyakit yang diderita 2.
2. Pola nutrisi dan Pola nutrisi dan metabolismemetabolisme
Kaji asupan nutrisi pasien sebelum dan sesudah sakit. Kaji asupan nutrisi pasien sebelum dan sesudah sakit. Dengan tanda-tanda berikut ini pasien mengalami gangguan Dengan tanda-tanda berikut ini pasien mengalami gangguan asupan nutrisi yaitu : mual/muntah, nafsu makan asupan nutrisi yaitu : mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia,
buruk/anoreksia, ketidakmampuan ketidakmampuan untuk untuk makan, makan, penurunanpenurunan berat badan, peningkatan berat badan.
berat badan, peningkatan berat badan. 3.
3. Pola eliminasiPola eliminasi
Mengkaji keadaan pasien meliputi BAK dan BAB. Mengkaji keadaan pasien meliputi BAK dan BAB. 4.
5.
5. Pola aktivitas dan latihanPola aktivitas dan latihan
Biasanya klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari Biasanya klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan terbatas, misalnya makan, minum, duduk dan biasanya dengan terbatas, misalnya makan, minum, duduk dan biasanya klien dengan nyeri perineum terjadi keterbatasan aktivitas. klien dengan nyeri perineum terjadi keterbatasan aktivitas. 6.
6. Pola sensori dan kognitifPola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami nyeri pada perineum Pada pola sensori klien mengalami nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri. Pada akibat luka jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola
pola kognitif kognitif terjadi terjadi pada pada ibu ibu primipara primipara yang yang mengalamimengalami kecemasan atas nyeri yang dialaminya.
kecemasan atas nyeri yang dialaminya. 7.
7. Pola persepsi dan kensep diriPola persepsi dan kensep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehailannya lebih menjelang persalinan. Dampak kehailannya lebih menjelang persalinan. Dampak psikologisnya
psikologisnya adalah adalah terjadinya terjadinya perubahan perubahan konsep konsep diri diri yaituyaitu Body Image dan ideal diri.
Body Image dan ideal diri. 8.
8. Pola reproduksi dan sexualPola reproduksi dan sexual
Terjadi perubahan sexsual atau disfungsi sexual yaitu Terjadi perubahan sexsual atau disfungsi sexual yaitu perubahan
perubahan dalam dalam hubungan hubungan sexual sexual yang yang tidak tidak adekuat adekuat karenakarena adanya proses persalinan dan nifas.
adanya proses persalinan dan nifas. 9.
9. Pola hubungan dan peranPola hubungan dan peran
Dalam hubungan peran biasanya mengalami sedikit Dalam hubungan peran biasanya mengalami sedikit gangguan karena masa nifas adalah masa dimana ibu harus gangguan karena masa nifas adalah masa dimana ibu harus istirahat dan melakukan aktivitas terbatas.
istirahat dan melakukan aktivitas terbatas. 10.
10. Pola tata nilai Pola tata nilai dan kepercayaandan kepercayaan
Klien dengan masa nifas tidak dapat melakukan ibadah, Klien dengan masa nifas tidak dapat melakukan ibadah, tetapi klien hanya bisa berdoa karena klien masih dalam tetapi klien hanya bisa berdoa karena klien masih dalam keadaan bedrest dan belum bersih
keadaan bedrest dan belum bersih E.
E. Head to ToHead to To a)
a) Kepala:Kepala:
Inspeksi Inspeksi : : Mengamati Mengamati bentuk bentuk kepala, kepala, adanyaadanya
hematom/oedema, perlukaan. hematom/oedema, perlukaan.
Palpasi : nyeri tekan, adanya deformitas, karakter lesi.Palpasi : nyeri tekan, adanya deformitas, karakter lesi.
b)
Inspeksi : warna, kebersihan, tekstur rambut.Inspeksi : warna, kebersihan, tekstur rambut.
Palpasi : kekuatan, konsistensiPalpasi : kekuatan, konsistensi
c)
c) Wajah:Wajah:
Inspeksi : kesimetrisan wajahInspeksi : kesimetrisan wajah
Palpasi : nyeri tekan, lesi atau perlukaanPalpasi : nyeri tekan, lesi atau perlukaan
d)
d) Mata:Mata:
Inspeksi : kesimetrisan mata, warna konjungkitva, scelera,Inspeksi : kesimetrisan mata, warna konjungkitva, scelera,
pupil. pupil.
Palpasi : nyeri tekan, perlukaan atau lesi.Palpasi : nyeri tekan, perlukaan atau lesi.
e)
e) HidungHidung
Inspeksi :adanya perlukaan, kesimetrisan hidung, tandaInspeksi :adanya perlukaan, kesimetrisan hidung, tanda
radang, pernafasan cuping hidung. radang, pernafasan cuping hidung.
Palpasi : nyeri tekan, deformitasPalpasi : nyeri tekan, deformitas
f)
f) Mulut:Mulut:
Inspeksi : kebersihan lidah, tekstur bibir, kelengkapanInspeksi : kebersihan lidah, tekstur bibir, kelengkapan
gigi. gigi.
Palpasi : perlukaan atau lesiPalpasi : perlukaan atau lesi
g)
g) Leher:Leher:
Inspeksi Inspeksi : : adanya adanya pembesaran pembesaran kelenjar kelenjar tiroid,tiroid,
kesimetrisan kesimetrisan
Palpasi : nyeri tekan, perlukaan atau lesiPalpasi : nyeri tekan, perlukaan atau lesi
h)
h) Dada/ThorakDada/Thorak
Inspeksi Inspeksi :kesimetrisan :kesimetrisan dada, dada, kedalaman kedalaman retraksi retraksi dada,dada,
frekuensi pernafasan, bentuk dada frekuensi pernafasan, bentuk dada
Palpasi Palpasi : : fremitus fremitus kiri kiri dan dan kanan kanan tidak tidak sama sama dandan
terdapat nyeri dada pada klien terdapat nyeri dada pada klien
Perkusi Perkusi : : terdapat terdapat bunyi bunyi sonorsonor
Auskultasi : suara paru normal dan suara tambahan paruAuskultasi : suara paru normal dan suara tambahan paru
i)
i) JantungJantung
Inspeksi Inspeksi : : amati amati dan dan catat catat bentuk bentuk precordial precordial jantungjantung
normalnya datar dan simetris pada kedua sisi normalnya datar dan simetris pada kedua sisi
Perkusi Perkusi : : normalnya normalnya terdengar terdengar bunyi bunyi pekak pekak saatsaat
diperkusi diperkusi
auskultasi : normalnya auskultasi : normalnya s1 dan s1 dan s2 tunggs2 tunggalal
j)
j) Perut/AbdomenPerut/Abdomen
Inspeksi : Inspeksi : warna,bentuk warna,bentuk dan dan ukuran ukuran perutperut
Auskultasi : dengarkan suara bising usus normlanyaAuskultasi : dengarkan suara bising usus normlanya
adalah sebanyak 8-35 per menit adalah sebanyak 8-35 per menit
Palpasi Palpasi :rasakan :rasakan adanya adanya nyeri nyeri tekan tekan dan dan pembesaranpembesaran
hati hati
Perkusi Perkusi : : untuk untuk menentukan menentukan suara suara timpanitimpani
k)
k) GenetaliaGenetalia
Inspeksi : kebersihan, penyebaran mons pubis, lesi atauInspeksi : kebersihan, penyebaran mons pubis, lesi atau
perlukaan perlukaan
Palpasi : nyeri tekan, tanda radang, perlukaanPalpasi : nyeri tekan, tanda radang, perlukaan
l)
l) Kulit dan kukuKulit dan kuku
Inspeksi : kebersihan kulit dan kuku, kelengkapan kuku,Inspeksi : kebersihan kulit dan kuku, kelengkapan kuku,
warna kulit dan kuku warna kulit dan kuku
Palpasi : pada kuku amati CRT dan pada kulit lihatPalpasi : pada kuku amati CRT dan pada kulit lihat
turgor kulit turgor kulit m)
m) EkstermitasEkstermitas
Inspeksi : amati adanya kelainan tulang, kekuatan ototInspeksi : amati adanya kelainan tulang, kekuatan otot
dan tulang dan tulang
Palpasi : adannya krepitas atau deformitasPalpasi : adannya krepitas atau deformitas
2.
2. Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan a.
a. Ketidakefektifan pola napasKetidakefektifan pola napas b.
b. Resiko AspirasiResiko Aspirasi c.
c. Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKetidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh d.
d. Resiko infeksiResiko infeksi e.
e. Intoleran aktifitasIntoleran aktifitas f.
f. AnsietasAnsietas g.
g. Kurang pengetahuanKurang pengetahuan 3.
1)
1) Batasan karakterisktik :Batasan karakterisktik : a.
a. BradipneaBradipnea b.
b. DipsneaDipsnea c.
c. Fase ekspirasi memanjangFase ekspirasi memanjang 2)
2) NOC :NOC : Indikator
Indikator KeterangaKeterangan n SA SA SCSC 040301
040301 Frekuensi Frekuensi pernafasan pernafasan 2 2 55 040302
040302 Irama Irama pernafasan pernafasan 3 3 55 040303
040303 Kedalaman Kedalaman inspirasi inspirasi 3 3 55 040318
040318 Suara Suara perkusi perkusi 2 2 55 040324
040324 Volume tidal Volume tidal 3 3 55 3)
3) NICNIC 1.
1. Terapi oksigenTerapi oksigen 2.
2. Bantuan ventilasiBantuan ventilasi 3.
3. Monitor tandaMonitor tanda – – tanda vital tanda vital 4.
4. Fisioterapi DadaFisioterapi Dada 5.
5. Pengurangan kecemasanPengurangan kecemasan b.
b. Resiko AspirasiResiko Aspirasi 1)
1) Batasan Batasan KarakterKarakteristikistik a.
a. Batuk tidak efektifBatuk tidak efektif b.
b. Adanya selang oral atau nasal (misal, trakea, selangAdanya selang oral atau nasal (misal, trakea, selang makan)
makan) c.
c. Penurunan tingkat kesadaranPenurunan tingkat kesadaran 2)
2) NOCNOC Indikator
Indikator KeterangaKeterangan n SA SA SCSC 041501
041501 Frekuensi Frekuensi pernafasan pernafasan 2 2 55 041502
041502 Irama Irama pernafasan pernafasan 2 2 55 041503
041503 Kedalaman Kedalaman inspirasi inspirasi 2 2 55 041504
041504 Suara Suara Auskultasi Auskultasi Napas Napas 3 3 55 041505
041505 Volume tidal Volume tidal 2 2 55 3)
3) NICNIC 1.
1. Manajemen lendir pada jalan nafasManajemen lendir pada jalan nafas 2.
2. Manajemen batukManajemen batuk 3.
3. Pengaturan posisiPengaturan posisi 4.
4. Monitor TandaMonitor Tanda – – tanda Vital tanda Vital 5.
1)
1) Batasan Batasan KarakterKarakteristikistik a.
a. Bising usus hiperaktifBising usus hiperaktif b.
b. Cepat kenyang setelah makanCepat kenyang setelah makan c.
c. Gangguan sensasi rasaGangguan sensasi rasa 2)
2) NOCNOC Indikator
Indikator KeterangaKeterangan n SA SA SCSC 100401
100401 Asupan Asupan Gizi Gizi 2 2 55 100402
100402 Asupan Asupan Makanan Makanan 3 3 55 100408
100408 Asupan Asupan Cairan Cairan 2 2 55 100403
100403 Energi Energi 2 2 55
100405
100405 Rasio Rasio Berat Berat badan badan / / Tinggi Tinggi Badan Badan 3 3 55 3)
3) NICNIC 1.
1. Terapi nutrisiTerapi nutrisi 2.
2. Manajemen nutrisiManajemen nutrisi 3.
3. Pengurangan KecemasanPengurangan Kecemasan 4.
4. Identifikasi resikoIdentifikasi resiko 5.
5. Manajemen berat badanManajemen berat badan d.
d. AnsietasAnsietas 1)
1) Batasan KarakteristikBatasan Karakteristik a. a. GelisahGelisah b. b. DistressDistress c. c. GemetarGemetar 2) 2) NOCNOC indikator
indikator KeterangKeterangan an SA SA SCSC 200701
200701 Afek Afek tenang tenang 2 2 55 200720
200720 Lingkungan Lingkungan fisik fisik 3 3 55 200721
200721 Suhu Suhu ruangan ruangan 2 2 55 200723
200723 Relaksasi otot Relaksasi otot 3 3 55 200704
200704 Suhu Suhu tubuh tubuh 3 3 55 3)
3) NICNIC 1.
1. Teknik menenangkanTeknik menenangkan 2.
2. Pengurangan stress relokasiPengurangan stress relokasi 3.
3. Manajemen prilaku menyakiti diriManajemen prilaku menyakiti diri 4.
4. Manajemen lingkunganManajemen lingkungan 5.
1)
1) Faktor ResikoFaktor Resiko a.
a. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemanjananKurang pengetahuan untuk menghindari pemanjanan patoghen
patoghen b.
b. MalnutrisiMalnutrisi c.
c. Penyakit kronis (misal, DM)Penyakit kronis (misal, DM) 2)
2) NOCNOC Indikator
Indikator KeterangKeterangan an SA SA SCSC 070301
070301 kemerahan kemerahan 4 4 55 070304
070304 Sputum Sputum purulen purulen 2 2 55 070307 070307 Demam Demam 2 2 55 070333 070333 Nyeri Nyeri 3 3 55 070312 070312 Menggigil Menggigil 3 3 55 3) 3) NICNIC 1.
1. Manajemen penyakit menularManajemen penyakit menular 2.
2. Control infeksi, intraoperatifControl infeksi, intraoperatif 3.
3. Perawatan luka tekanPerawatan luka tekan 4.
4. Pencegahan luka tekanPencegahan luka tekan 5.
5. Indentifikasi resikoIndentifikasi resiko f.
f. Defisiensi Defisiensi pengetahuapengetahuann 1)
1) Batasan KarakterisktikBatasan Karakterisktik a.
a. Ketidakakuratan melakukan tesKetidakakuratan melakukan tes b.
b. Ketidakakuratan mengikuti perintahKetidakakuratan mengikuti perintah c.
c. Kurang pengetahuanKurang pengetahuan 2)
2) NOCNOC Indikator
Indikator KeterangKeterangan an SA SA SCSC 184402
184402 Perjalanan Perjalanan penyakit penyakit biasanya biasanya 2 2 55 184403
184403 Manfaat Manfaat manajemen manajemen penyakit penyakit 3 3 55 184404
184404 Tanda Tanda dan dan gejala gejala penyakit penyakit 2 2 55 184405
184405 Tanda Tanda dan dan gejala gejala komplikasi komplikasi 2 2 55 184406
184406 Strategi Strategi untuk untuk mencegahmencegah komplikasi komplikasi 2 2 55 3) 3) NICNIC 1.
1. Bimbingan antisipasifBimbingan antisipasif 2.
2. Pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan 3.
3. Peningkatan kesiapan pembelajaranPeningkatan kesiapan pembelajaran 4.
5.
5. Pengurangan kecemasanPengurangan kecemasan g.
g. IntoleransIntoleransi i aktivitasaktivitas 1)
1) Batasan Batasan karakterkarakteristikistik a.
a. Dipsnea setelah aktivitasDipsnea setelah aktivitas b.
b. KeletihanKeletihan c.
c. Ketidaknyamanan setelah beraktivitasKetidaknyamanan setelah beraktivitas 2)
2) NOCNOC Indikator
Indikator KeterangaKeterangan n SA SA SCSC 000501
000501 Saturasi oksigen Saturasi oksigen ketika ketika beraktivitas beraktivitas 3 3 55 000502
000502 Frekuensi Frekuensi nadi nadi ketika ketika beraktivitas beraktivitas 2 2 55 000503
000503 Frekuensi pernafasan Frekuensi pernafasan ketika ketika beraktivitas beraktivitas 2 2 55 000507
000507 Warna Warna kulit kulit 4 4 55 000510
000510 Jarak Jarak berjalan berjalan 3 3 55 3)
3) NICNIC 1.
1. Manajemen resiko jantungManajemen resiko jantung 2.
2. Terapi oksiegenTerapi oksiegen 3.
3. Monitor pernafasanMonitor pernafasan 4.
4. Identifikasi resikoIdentifikasi resiko 5.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP 3.1 3.1 KesimpulanKesimpulan
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia sekresi mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari
kurang dari 6 tahun.(Children’s National Health System,2016)6 tahun.(Children’s National Health System,2016) 3.2
3.2 SaranSaran
Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu Pendidikan terhadap pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan yang ditingkatkan baik secara formal dan informal khususnya pengetahuan yang berhubungan
berhubungan Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan dengan dengan kelainan kelainan kongenital kongenital pada pada sistemsistem respirasi, dengan harapan institusi pendidikan mampu mengajarkan respirasi, dengan harapan institusi pendidikan mampu mengajarkan pengenalan
pengenalan terhadap terhadap berbagai berbagai penyakit. penyakit. ..Semoga Semoga makalah makalah tentang tentang sistemsistem pelayanan kesehatan ini dapat bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Howard K. Butcher.2013. Nursing Interventions classification (NIC) Edisi Howard K. Butcher.2013. Nursing Interventions classification (NIC) Edisi
keenam. Indonesia:Elsevier keenam. Indonesia:Elsevier
Sala A, Martínez Deltoro A, Martínez Moragón E. 2014. Asmática con Sala A, Martínez Deltoro A, Martínez Moragón E. 2014. Asmática con
broncomalacia y buena respuesta al tratamiento con broncomalacia y buena respuesta al tratamiento con
Schwartz DS. 2015. Tracheomalacia treatment and management. Available. Schwartz DS. 2015. Tracheomalacia treatment and management. Available.
Sue Moorhead.2013. Nursing Outcome classification (NIC) Edisi keenam. Sue Moorhead.2013. Nursing Outcome classification (NIC) Edisi keenam.
Indonesia:Elsevier Indonesia:Elsevier Syaifuddin. 2011
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC. Jakarta: EGC
Sylvia A price.2015.presión positiva continua en la vía aérea. Arch Sylvia A price.2015.presión positiva continua en la vía aérea. Arch
Bronconeumol. Bronconeumol.
T. Heather Herdman. 2016. Diagnosa Keperawatan definisi & klasifikasi 2015 T. Heather Herdman. 2016. Diagnosa Keperawatan definisi & klasifikasi 2015 – –
2017 EDISI 5. Jakarta: EGC 2017 EDISI 5. Jakarta: EGC