• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MUARA BUNGO DALAM PERKARA PERDATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MUARA BUNGO DALAM PERKARA PERDATA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MUARA BUNGO DALAM PERKARA PERDATA NOMOR:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb

Arifan Yandra1, As Suhaiti Arief1, Yansalzisatry1 1

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta arifanyandra90@gmail.com

ABSTRACT

Deed contempt of court happened because doing or no action which rape others rights or oppose against obligation of law the ethics or maker or making proper in society, do well by others object or x'self. Formula of is problem of 1) Is case of Number: 69/Pdt.G/2014/PN.Mrb. can be told to fulfill deed element contempt of court? 2)Apakah consideration of Estuary judge of district court of Bungo in verdict Nomor:69/Pdt.G/2014/Pn.Mrb. According to BORNING, RBG and of KUHPERDATA? This Research use type research of law of normatif, data the used is data of sekunder, used data collecting technique that is document study with analysis qualitative. Result of research 1) In case of Number:69/Pdt.G/2014/Pn.Mrb can be proved that sued have done deed contempt of court, because mastering marshland property of plaintiff. 2) Consideration Estuary judge of district court of Bungo in verdict Number:69/Pdt.G/2014/Pn.Mrb. by considering purchase deed evidence that is Verification -1 up to Verification-4 that dispute object land; ground for the width of 4 Ha. is property of plaintiff

Keyword: Evaluate Yuridis, Decision, Justice of Estuary of Bungo

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk pribadi mempunyai bermacam-macam kebutuhan, seperti makan dan minum, pakaian, membutuhkan kenyamanan dan lain-lain. Kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri, akan tetapi perlu adanya bantuan dari orang lain.Untuk itu maka mereka perlu hidup bermasyarakat.

Kadang-kadang apa yang dibutuhkan oleh seseorang, sering juga dibutuhkan oleh orang lain dalam arti orang itu memiliki kebutuhan yang sama. Namun terkadang kebutuhan antara orang yang satu dengan yang lainnyasaling bertentangan. Baik kebutuhan itu sama dengan orang lain, maupun bertentangan

tetap bisa menimbulkan benturan.

Benturan kepentingan antara individu satu dengan individu yang lain seringmenimbulkan sengketa. Sengketa tersebut ada yang bisa diselesaikan dengan cara musyawarah, namun ada juga berlanjut sampai ke pengadilan.Adapun sengketa perdata yang diselesaikan di pengadilan adalah dalam bentuk gugatan.

Agar Pengugat dapat menuntut ganti kerugian berdasarkan Perbuatan Melawan Hukum, maka harus dipenuhi unsur-unsur yaitu:

1. Harus ada perbuatan, yang dimaksud perbuatan ini baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif, artinya setiap

(2)

tingkah laku berbuat atau tidak berbuat;

2. Perbuatan tersebut harus melawan hukum.Istilah Melawan Hukum telah diartikan secara luas, yaitu tidak hanya melanggar peraturan perundang-undangan tetapi juga dapat berupa: a. Melanggar hak orang lain.

b. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.

c. Bertentangan dengan kesusilaan. d. Bertentangan dengan kepentingan

umum.

3. Adanya kesalahan;

4. Ada kerugian, baik materil maupun immaterial;

5. Adanya hubungan sebab-akibat antara perbuatan melawan hukum tersebut dengan kerugian.

Sebagaimana telah diuraikan di atas ada 2 jenis gugatan, yaitu gugatan wanprestasi dan gugatan perbuatan melawan hukum. Dalam salah satu gugatandalam proposal ini penulis akan membahas gugatan dalamperkara nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb.

Hakim Pengadilan Negeri Muara Bungo telah menimbang, memutuskan dan memenangkan H. Daslim selaku pihak penggugat. Adapun isi putusan Pengadilan Negeri Muara Bungo nomor: 69/Pdt. G/2014/ PN. Mrb sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

Menolak Eksepsi Tergugat; Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan tanah sengketa adalah milik penggugat yang tidak diperjual belikan kepada siapapun;

3. Menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan penambangan emas di atas tanah rawa milik penggugat;

4. Menghukum tergugat untuk menyerahkan tanah sengketa kepada penggugat secara baik jika perlu dengan upaya paksa;

5. Menghukum tergugat untuk memabayar biaya perkara sebesar Rp. 1.176.000,- (satu juta seratus tujuh enam ribu rupiah);

6. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya;

Atas dasar latar belakang diatas penulis mengangkat judul penelitian “Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Muara Bungo Dalam Perkara Perdata NOMOR: 69/Pdt.G/ 2014/ PN.Mrb”

Maka penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui adanya unsur perbuatan melawan hukumdalam kasus perkara nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb. b. Untuk mengetahui pertimbangan

(3)

hakim dalam memutuskan perkara nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang teratur dan terpikir secara runtun dan baik, dengan menggunakan metode ilmiah, yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan maupun guna menguji kebenaran maupun ketidakbenaran dari suatu pengetahuan. Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik maka memerlukan suatu metode penelitian yg baik dan tepat.

Dalam penelitian ini metode yang baik dan tepat adalah: Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian yuridisnormatif dengan melakukan studi dokumen atau kepustakaan yaitu berusaha mencari, mengumpulkan, dan menganalisissumber data berupa peraturan-peraturan yang berlaku dikaitkan

dengan berkas perkara

nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum utama yang dijadikan pembahasan dalam penelitian ini b. Bahan Hukum Sekunder berupa

literatur yang berhubungan dengan materi penelitian ini, seperti: buku-buku, jurnal, artikel.

c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan yang memberikan informasi tentang

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti, kamus hukum, kamus bahasa Inggris dan kamus bahasa Indonesia yang dapat membantu penelitian ini.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian pustaka (Library Research) artinya data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat dengan cara membaca berkas dan menganalisi data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam analisis ini, langkah yang pertama kali dilakukan adalah mengelompokan datasekunder sesuai dengan masalah, kemudian diolah dengan analisis secara kualitatif lalu disimpulkan dan diuraikan dalam bentuk kalimat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Membuktikan Adanya Unsur Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perkara Nomor: 69/Pdt. G/2014/ PN.Mrb.

Dalam perkara perdata Nomor:69/ Pdt.G/2014/PN.Mrb. Penggugat dalam gugatannya mendalilkan tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum, sebagaimana yang tertuang dalam gugatan Nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb.

Sebelum seseorang diputuskan melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan hukum, jelas harus dibuktikan apakah perbuatannya tersebut mengenai

(4)

unsur-unsur perbuatan melawan hukum, seperti kasus pada perkara Nomor:69/Pdt. G/2014/PN.Mrb di pengadilan Muara Bungo.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisputusan Pengadilan Negeri Muara Bungo Nomor:69/Pdt.G/2014/ PN.Mrbyang menyatakan bahwa Wakir telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Hoge Raad menuangkan rumusan luas tentang perbuatan melawan hukum dalam “Standart Arrest” 31 Januari 1919,

yaitu sebagai berbuat atau tidak berbuat yang memperkosa hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat atau kesusilaan atau kepatutan dalam masyarakat, baik terhadap diri atau benda orang lain.

Penafsiran luas tentang perbuatan melawan hukum tersebut diikuti pula oleh pengadilan di Indonesia, dan ini ternyata dari putusan Pengadilan Tinggi Surabaya, tanggal 31 Desember 1951 No. 92/1950 Pdt, yang dalam pertimbangan hukumnya telah mensitir tafsiran luas dari Hoge Raad

tentang perbuatan melawan hukum tersebut dalam putusan Hoge Raad 31 Januari 1919.

Lalu pengertian luas perbuatan melawan hukum tersebut diuraikan oleh Munir Fuady, bahwa perbuatan melawan hukum mencakup salah satu dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut:

1. Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain.

Perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain (inbreuk op eens andres recht) termasuk salah satu perbuatan yang dilarang oleh Pasal 1365 KUHPerdata. Hak-hak yang dilanggar tersebut adalah hak-hak seseorang yang diakui oleh hukum, termasuk tetapi tidak terbatas pada hak-hak sebagai berikut:

a. Hak-hak pribadi

(personlijkheidsrechten) b. Hak-hak kekayaan

(vermogensrecht). c. Hak atas kebebasan.

d. Hak atas kehormatan dan nama baik.

2. Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri.

Juga termasuk ke dalam kategori perbuatan melawan hukum jika perbuatan tersebut bertentangan dengan kewajiban hukum (rechtspilcht) dari pelakunya. Dengan istilah “kewajiban hukum” (rechtspilcht) ini, yang dimaksud adalah bahwa suatu kewajiban yang diberikan hukum terhadap seseorang, baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. 3. Perbuatan yang bertentangan dengan

kesusilaan.

Tindakan yang melanggar kesusilaan yang oleh masyarakat telah diakui sebagai hukum tidak tertulis juga dianggap sebagai perbuatan melawan

(5)

hukum. Karena itu, manakala dengan tindakan melanggar kesusilaan tersebut telah terjadi kerugian bagi pihak lain, maka pihak yang menderita kerugian tersebut dapat menuntut ganti rugi berdasarkan perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata).

4. Perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian atau keharusan dalam pergaulan masyarakat yang baik.

Jika seseorang melakukan tindakan yang merugikan orang lain, tidak secara melanggar pasal-pasal dari hukum tertulis, mungkin masih dapat dijerat dengan perbuatan melawan hukum, karena tindakannya tersebut bertentangan dengan prinsip kehati-hatian atau keharusan dalam pergaulan masyarakat. Keharusan dalam masyarakat tersebut tentunya tidak tertulis, tetapi diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.

Berdasarkan kasus yang terjadi dalam perkara perdata Nomor:69/Pdt. G/2014/PN.Mrb. dapat digolongkan ke dalam perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain, yaitu Wakir (tergugat) telah menguasai tanah rawa milik H. Daslim (penggugat) yang terletak di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Rimbo Tengah dengan melakukan penambangan emas tanpa izin, sedangkan tanah yang dibelinya dari H. Daslim terletak di Desa Suka Rame.

B. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Nomor:69/ Pdt. G/2014/PN.Mrb.

Putusan hakim merupakan puncak dari suatu perkara yang sedang diperiksa dan diadili oleh Hakim tersebut. Namun sebelum hakim memutuskan suatu perkara, wajib melihat dasar-dasar pertimbangan dalam mengambil suatu putusan, artinya putusan lahir setelah adanya pertimbangan yang matang dari hakim.

Tuntutan Penggugat Primair

1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan tanah sengketa adalah milik penggugat yang tidak diperjual belikan kepada siapapun;

3. Menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan penambangan emas tanpa izin di atas tanah rawa milik penggugat;

4. Menyatakan jual beli antara tergugat dengan penggugat pada tanggal 17 Februari 2013 terhadap tanah rawa yang terletak di Kampung Suka Rame batal demi hukum;

5. Menghukum tergugat untuk menyerahkan tanah sengketa kepada penggugat secara baik jika perlu dengan upaya paksa;

6. Menghukum tergugat untuk membayar kerugian kepada penggugat atas

(6)

penambangan emas tanpa izin di atas tanah penggugat sebesar Rp. 5.744.000.000,- (lima milyar tujuh ratus empat puluh empat juta rupiah) tunai saat putusan ini diucapkan; 7. Menyatakan sita jaminan yang sudah

diletakkan sah dan berharga;

8. Menghukum tergugat untuk membayar dwangsom/ uang paksa sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) setiap hari jika lalai dalam melaksanakan putusan ini;

9. Menghukum tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul akibat perkara ini;

Pertimbangan hakim terhadap dasar gugatan penggugat:

Menimbang, bahwa petitum poin ke-2 “menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan penambangan emas tanpa izin di atas tanah rawa milik penggugat” dan petitum poin ke-3 “menyatakan tanah sengketa adalah milik penggugat yang tidak diperjual belikan kepada siapapun” menurut hemat majelis hakim tanah objek sengketa berupa tanah seluas ± 4 Ha. berlokasi di Kampung Sungai Mengkuang Ilir, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Muara Bungo, Provinsi Jambi telah terbukti merupakan milik sah dari penggugat, sedangkan pihak tergugat telah terbukti pula melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige

daad) seperti telah dipertimbangkan dengan cermat di atas, sehingga dengan demikian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka dikabulkan;

Berdasarkan pertimbangan hakim tersebut,maka hakim memutuskan dalam amar putusannya pada poin ke-2 “menyatakan tanah sengketa adalah milik penggugat yang tidak diperjual belikan kepada siapapun” dan pada poin ke-3 “menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara melakukan penambangan emas di atas tanah rawa milik penggugat”.

Menurut hemat penulis dengan menganalisa tentang pertimbangan hakim pada petitum poin ke-2 dan petitum poin ke-3.

Bahwa dari bukti-bukti penulis simpulkan, Wakir telah melakukan perbuatan melawan hukum, karena telah mengolah tanah rawa yangbukan miliknya, ini terbukti dari berbedanya tanah yang dibelinya dengan H. Daslim dengan tanah yang diolahnya, yaitu tanah yang dibelinya kepada H. Daslim terletak di Desa Suka Rame, namun si Wakir mengolah tanah rawa yang terletak di Desa Sungai Buluh Kecamatan Rimbo Tengah.

Menimbang, bahwa petitum poin ke-4 “menyatakan jual beli antara tergugat dengan penggugat pada tanggal 17 Februari 2013 terhadap tanah rawa yang

(7)

terletak di Kampung Suka Rame batal demi hukum”. Majelis Hakim mempertimbangkan jual beli tanah antara penggugat dengan tergugat pada tanggal 17 Februari 2013, berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakimberpendapat petitum tersebut tidak relevan dengan alasan karena adanya jual beli telah diakui oleh baik penggugat maupun tergugat sehingga petitum tersebut haruslah ditolak;

Menurut hemat penulis dengan menganalisa tentang pertimbangan hakim pada petitum poin ke-4, bahwa pertimbangan hakim tersebut dibenarkan dengan teori hukum, yaitu pengakuan berarti membenarkan dalil gugatan penggugat, oleh karena itu dalil gugatan penggugat dianggap telah terbukti, karenakedua belah pihak telah mengakui terjadi jual beli tanah rawa tanggal 17 Februari tersebut.

Adapun pengakuan penggugat dan tergugat mengenai telah terjadinya jual beli tanah rawa tertanggal 17 Februari 2013, tertuang dalam jawaban gugatan dari tergugat dalam poin ke-3 yang menyatakan “bahwa terhadap poin satu di dalam gugatan penggugat, tergugat mengakui bahwa benar telah terjadi jual beli pada tahun 2013. Yakni penggugat telah menjual sebidang tanah rawa yang terletak di Kampung Suka Rame Desa Sungai Mengkuang seluas ± 1,5 Ha. tanah tersebut

terletak di ujung tanah milik penggugat”. Didalam perjanjian jual beli itu sendiri tidak ada masalah, yang berarti perjanjian tanggal 17 Februari 2013 tersebut sah menurut hukum, karena telah sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan “supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu; 4. Suatu sebab yang tidak dilarang”.

Keempat syarat tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

Sepakat adalah sama-sama menyetujuinya mengenai perjanjian yang mereka buat, dan perjanjian tersebut tidak ada unsur paksaan, tidak tipuan, dan kesesatan, dan hal tersebut dapat dibuktikan dalam pertimbangan Hakim, yang menyatakan “menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari secara seksama terhadap dalil-dalil gugatan penggugat maupun dalil sangkalan tergugat, maka terdapat dalil gugatan penggugat yang tidak pernah dibantah oleh tergugat adalah bahwa penggugat pada tahun 2013 telah menjual sebidang tanah berupa rawa yang terletak di Kampung

(8)

Suka Rame Desa Sungai Mengkuang Ilir seluas ± 1,5 Ha kepada tergugat”.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

Kecakapan para pihak dapat dilihat dari umur para pihak, yaitu : H. Daslim berumur 83 tahun dan Wakir berumur 55 tahun.

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

Bahwa yang menjadi objek perjanjian jual beli adalah tanah yang terletak di Desa Suka Rame dengan luas 1,5 Ha.

4. Suatu sebab yang tidak dilarang.

Bahwa tujuan dari jual beli ini adalah mengalihkan hak atas tanah dan tindakan menglihkan hak atas tanah tersebut tidak bertentangan dengan hukum. Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata tersebut, penulis simpulkan bahwa perjanjian tersebut tidak dapat dibatalkan,karena memenuhi syarat sah perjanjian dan tidak adanya unsur pakasaan, tipuan dan kesesatan, maka wajar Hakim menolak petitum poin ke-4 tersebut.

Menimbang, bahwa petitum poin ke-5 “menghukum tergugat untuk menyerahkan tanah sengketa kepada penggugat secara baik jika perlu dengan upaya paksa”, menurut hemat Majelis Hakim dari bukti-bukti yang diajukan oleh penggugat telah terbukti merupakan milik sah dari penggugat, sedangkan pihak

tergugat telah terbukti pula melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) seperti telah dipertimbangkan dengan cermat di atas, sehingga dengan demikian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas dikabulkan;

Menimbang, bahwa petitum poin ke-6 “menghukum tergugat untuk membayar kerugian kepada penggugat atas penambangan emas tanpa izin di atas tanah rawa penggugat sebesar Rp. 5.744.000.000,- tunai saat putusan ini diucapkan”, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1057K/Sip/1973 juncto No. 371K/Sip/1973, menyebutkan petitum ganti rugi uang wajib memberikan bukti-bukti konkrit dan terperinci adanya kerugian materiil yang diderita tersebut dan tidak boleh hanya perkiraan saja. Apabila tidak ada hakim harus menolak tuntutan ganti rugi tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 598K/Sip/1971 tanggal 18 Desember 1971, dalam kaedah hukumnya menyatakan “bilamana jumlah kerugian uang yang diderita dan dituntut oleh penggugat tidak jelas dan tidak dapat dibuktikan dengan bukti-bukti surat yang konkrit maka tuntutan atas ganti rugi uang tersebut karena tidak terbukti di persidangan harus ditolak hakim”;

(9)

Menurut hemat penulis kerugian yang dikemukakan penggugat dalam gugatannya ditolak oleh hakim, karena kerugian itu didasarkan atas keuntungan yang diperoleh oleh Wakir dari hasil penambangan emas (tolak ukurnya adalah emas/ kekayaan alam yang terkandung di dalamnya) bukan berdasarkan atas rusaknya tatanan tanah rawa tersebut, karena hakekatnya emas tersebut bukan dalam penguasaannya H. Daslim melainkan dikuasai oleh negara. Bahwa Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria menyatakan “Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum”. Sebenarnya kerugian yang diderita oleh H. Daslim adalah rusaknya tatanan tanah rawa miliknya dan tidak bisa diolah lagi, namun H. Daslim tidak menuntut hal tersebut dalam gugatannya.

Menurut hemat penulis dengan menganalisa tentang pertimbangan hakim pada petitum poin ke-6 telah tepat dan benar yang didukung oleh Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan- Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Menimbang, bahwa petitum poin ke-7 “menyatakan sita jaminan yang sudah diletakkan sah dan berharga” oleh karena Majelis Hakim tidak pernah meletakkan penyitaan jaminan, maka tuntutan tentang sita jaminan patutlah untuk dikesampingkan menurut hukum sehingga ditolak;

Dalam perkara ini, penyitaan tersebut dilakukan terhadap barang milik H. Daslim yang dikuasai oleh Wakir dengan cara melakukan penambangan emas tanpa izin. Adapun syarat-syarat dari sita revindicatoir, sebagai berikut:

a. Objek sengketa adalah barang bergerak.

b. Pemohon adalah pemilik barang. c. Barang berada di bawah penguasaan

tergugat tanpa hak berdasarkan jual-beli.

Menurut hemat penulis denganmenganalisa penolakan petitum penggugat poin ke-7 tersebut, karena permohonan sita jaminan yang diajukan oleh penggugat tidak mencukupi syarat-syarat dari sita jaminan (sita revindicatoir) untuk diletak sah dan berharga, yaitu mengenai objek sengketa adalah barang bergerak. Sedangkan objek sengketa dalam perkara ini adalah barang tidak bergerak (tanah rawa).

Menimbang, bahwa petitum poin ke-8 “menghukum tergugat untuk membayar dwangsom/ uang paksa sebesar

(10)

Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap hari jika lalai dalam melaksanakan putusan ini” menurut majelis hakim, bersarkan fakta hasil dari pemeriksaan setempat diketahui bahwa tanah obyek sengketa sudah tidak pernah di tempati sejak 6 (enam) bulan dari perkara Aquo didaftarkan di Pengadilan Negeri Muara Bungo dan demikian pula dengan pihak penggugat, maka cukup adil dan patut jika uang paksa (dwangsom) untuk tidak dikabulkan;

Menurut hemat penulis dengan menganalisa penolakan petitum penggugat poin ke-8 oleh Majelis Hakim dibenar oleh Putusan Mahkamah Agung Nomor 307 K/Sip/1976 yang menyatakan “tuntutan akan uang paksa harus ditolak dalam hal putusan dapat dilaksanakan dengan eksekusi riil bila putusan yang bersangkutan mempunyai kekuatan hukum tetap”. Disamping itu memang sejak 6 bulan terakhir tanah rawa tersebut tidak diolah lagi oleh Wakir.

Menimbang, bahwa petitum poin ke-9 “menghukum tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul akibat perkara ini”. Karena gugatan penggugat dikabulkan untuk sebagian, karena cukup beralasan hukum, dengan demikian tergugat berada dipihak yang kalah, maka segala ongkos yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada tergugat, yang besarnya seperti akan disebutkan dalam

amar putusan ini sehingga menurut majelis hakim dapat dikabulkan;

Mengenai tuntutan penggugat pada poin ke-9 hakim pengadilan negeri Muara Bungo telah memutuskan dalam amar putusannya pada poin ke-5 “menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.176.000,- (satu juta seratus tujuh puluh enam ribu rupiah)”.

Menurut hemat penulis dengan menganalisa tentang pertimbangan hakim pada petitum poin ke-9. Bahwa pertimbangan hakim tersebut diperkuat dengan ketentuan-ketentuan hukum acara yang berlaku, yaitu Pasal 181 HIR (1)/ Pasal 192 (1) RBg yang menyatakan “barang siapa yang dikalahkan dengan putusan hakim, akan dihukum dengan membayar biaya perkara, akan tetapi semua bagian biaya perkara dapat diperhitungkan antara suami isteri, keluarga sedarah dalam keturunan garis lurus, saudara laki-laki dan saudara perempuan atau keluarga semenda. Begitu pula jika kedua belah pihak masing-masing dikalahkan dalam beberapa hal”.

P E N U T U P

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Membuktikan Adanya Unsur

Perbuatan Melawan Hukum dalam Kasus Perkara Nomor:69/Pdt. G/2014/ PN.Mrb.

(11)

a. Perjanjian jual beli tanah rawa, tanggal 17 Februari 2013 antara H. Daslim dengan Wakir adalah sah menurut hukum.

b. Perkara

Nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb. telah memenuhi unsur perbuatan melawan hukum, yaitu berbuat yang memperkosa hak orang lain, yang artinya menguasai hak milik orang lain secara melawan hukum, yaitu berbedanya tanah yang diolah si Wakir dengan tanah yang dibelinya dengan H. Daslim.

2. Pertimbangan Hakim dalam

Memutuskan Perkara

Nomor:69/Pdt.G/2014/PN.Mrb.

Mempertimbangkan, bahwa perbuatan penguasaan tanah milik orang lain, yang dilakukan oleh tergugat adalah perbuatan melawan hukum yaitu dengan cara melakukan penambangan emas di tanah rawa milik penggugat dan mempertimbangkan bukti surat jual beli yaituPembuktian-1 sampai dengan Pembuktian-4 bahwa tanah objek sengketa seluas 4 Ha. tersebut adalah milik penggugat. Hakim menolak gugatan penggugat mengenai kerugian dan sita jaminan.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

As Suhaiti Arief, 2008, Hukum Acara Perdata, Cetakan Pertama, Bung Hatta University Press, Padang Munir Fuady, 2013, Perbuatan Melawan

Hukum, Cetakan ke-IV, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung

M. Yahya Harahap, 2012, Hukum Acara Perdata,Cetakan Ke-12, Sinar Grafika, Jakarta

Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta

Rachmat Setiawan, 1991, Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar

Hukum, Cetakan Pertama,

Binacipta, Bandung

Soerjono Soekanto, 2006, Metode Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Pres, Jakarta

B. Peraturan Perundang-Undangan Kitab Undang-undang Hukum Perdata

(KUHPerdata)

Het Herziene Indonesisch Reglement (HIR)

Reglemen Tot Regeling Van Het Rechtswezen In De Gewesten Buiten Java En Madura (RBg) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 C. Sumber Lain

Aza, Pembuktian dan Alat-Alat Bukti Dalam Hukum Perdata, diakses dari

http://po-box2000.blogspot.co.id/2010/12/pe mbuktian-dan-alat-alat-bukti.html, Fauzan Jauhari, Teori Pembuktian, diakses

dari http://fauzanjauhari.blogspot. co.id/2013/11/teori-pembuktian-alat-alat-bukti-dalam.html,

Sofie Widyana P, Hukum Acara Perdata, diakses dari http://www. hukumacaraperdata.com/gugatan/je nis-jenis-gugatan-perkara-perdata- yang-lazim-diajukan-di-peradilan-umum

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menetapkan putusan sengketa jual beli tanah yang dilakukan dengan cara dibawah tangan dan untuk mengetahui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pertimbangan hakim dalam memutus tindak pidana perkosaan terhadap anak; 2) Pertimbangan untuk kepentingan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pertimbangan hakim dalam memutus tindak pidana perkosaan terhadap anak; 2) Pertimbangan untuk kepentingan umum

Pertimbangan hakim terhadap perkara jual beli yang digunakan sebagai dasar memutuskan transaksi jual beli tanah tersebut sah secara hukum karena dalam transaksi jual beli

Alasan Pelawan Mengajukan Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet) Terhadap Sita Eksekutorial Dalam Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Surakarta ... Pertimbangan Hakim

Dalam amar putusan, majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa Prabowo Adi Saputro Bin Sujarwo telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertimbangan hakim memutuskan pembagian harta bersama ( gono-gini ) suami istri setelah bercerai yaitu pertama , berdasarkan hukum

Penelitian ini dilatar belakangi karena terdapatnya kondisi dimana hakim telah memutuskan bahwa hak asuh anak atau hadhanah diberikan kepada penggugat, sehingga penggugat menjadi pihak