• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3

TULISAN BAHASA CINA,

JEPANG, DAN KOREA

3.1 Cina

1)

Sistem tulisan untuk bahasa Cina timbul di bagian tengah-utara Tiongkok sekitar pertengahan abad 16 (k.l. tahun 1500) dalam bentuk sudah jadi (walaupun belum persis seperti sistem sekarang). Hal ini membuat para ahli sejarah penasaran: apakah orang Cina menciptakan sistem tulisannya dari nol berarti tulisan diciptakan dua kali di dunia, satu kali oleh orang Sumeria dan satu kali oleh orang Cina? Atau apakah gagasan itu meram-bat dari Sumeria/Akadia/Assyria sampai ke Tiongkok dan berkembang dengan variasi setempat? Kenyataan bahwa tulisan muncul di Tiongkok

sudah jadi membuat beberapa ahli menganggap munculnya sebagai akibat

pengaruh dari Mesopotamia, tetapi pendapat ini belum terbukti. Grafem-nya ditulis dalam kolom, dari atas ke bawah, dan kolomGrafem-nya dibaca dari kanan ke kiri.2 Hal yang terakhir ini ikut menguatkan pendapat bahwa

tulisan yang muncul di Tiongkok pada waktu itu terpengaruh oleh tulisan Mesopotamia, karena arah menulis/membaca yang umum dalam tulisan Semitik Utara adalah dari kanan ke kiri. Dan prinsipnya juga prinsip Mesopotamia, terutama untuk tulisan bahasa Sumeria dan Akadia, yaitu prinsip logografis dan silabis, bukan alfabetis.

Pada tahap paling awal, grafem tulisan Cina adalah logogram yang

1 Lihat box di akhir halaman bab ini

2 (Sekarang, barangkali akibat pengaruh tulisan Eropa, bahasa Cina juga bisa ditulis/dibaca dalam garis

(2)

berdasarkan gambar. Lihat, misalnya, grafem yang berarti ikan, dalam gambar 3-1.

Pada box pertama (baris atas, paling kiri) ada bentuk yang paling kuno

(k.l. tahun 3000) dari grafem ini. Memang kelihatan sebagai gambar ikan. Tetapi box-box lain dalam gambar 3-1 menunjukkan tahap-tahap pe-rubahan grafem ikan sampai sekarang ini (box 7 dan 8), dan kita melihat bahwa grafem menjadi makin abstrak, sehingga ikan tidak terlihat lagi.

Gambar 3-2 menunjukkan proses yang sama untuk beberapa gra-fem lain.

Dalam sistem tulisan bahasa Cina yang dipakai sekarang (sejak sekitar tahun 100), setiap grafem menandai satu morfem (lihat lagi box pada hal. 5). Semua morfem dalam bahasa itu terdiri dari satu suku kata

Gbr. 3.1: Transformasi grafem ikan.

Tulisan pada per-unggu (Bronze script)

Tulisan pada tulang

(Oracle bone script) Tulisan pada cap besar (Large-seal script) Tulisan pada cap kecil (Small-seal script) Tulisan administrasi (Clerical script)

Tulisan standar (Stan-dart script)

1 2 3 4 5

Tulisan cepat

(Run-ning script) Tulisan miring (Cur-sive script)

Aksara standar cetakan (Printed charakter

stan-dard script)

Aksara tercetak yang disederhanakan (Printed charakter

simplified script)

(3)

(silabel). (Lain dengan bahasa Indonesia, yang mempunyai banyak mor-fem dengan dua suku kata atau lebih, mis. hitam, sudah, curiga.) Ada ribuan morfem dalam bahasa Cina, masing-masing dengan grafem sendiri. Ada perkiraan bahwa seorang Tionghoa biasa bisa membaca/tahu kira-kira 5,000 atau 6,000 grafem/morfem.

Satu grafem biasanya terdiri dari dua elemen atau lebih. Salah satu elemen disebut elemen fonetik, dan menandai bunyi dari sebuah suku kata. Tetapi banyak sekali suku kata dalam bahasa Cina yang merupakan

Gbr. 3.2: Transformasi beberapa grafem.

matahari/hari hujan sungai/air ikan manusia perempuan mulut mata alis mata pohon menampi keranjang anak

mendapatkan dua sekaligus (satu tangan menggenggam dua panah)

menyerah, sepakat timur (matahari di balik pohon) tawanan (manusia di dalam kerangkeng) kasih (ibu dan anak)

pertengkaran (dua perempuan) seruling

(4)

homonim mempunyai beberapa arti yang berbeda. Lihatlah gambar 3-3, yang mendaftarkan sebelas kata atau morfem yang semuanya diucapkan / / (menurut salah satu sistem transkripsi), dan tigabelas kata atau mor-fem yang semuanya diucapkan /jén/.3 (Pada zaman dulu, beberapa dari

morfem-morfem ini berbeda dalam ucapannya, tetapi dengan perkemban-gan zaman ada bunyi bahasa Tionghoa yang hilang, sehingga sekarang ucapannya sama.)

Oleh karena banyaknya homonim, kalau suatu grafem hanya menandai bunyi suku kata, seorang pembaca sering tidak akan tahu arti mana yang harus dipilih. Maka dari itu, elemen fonetik dilengkapi

den-3 Bahasa Cina menggunakan satu unsur yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu ton (Inggris: tone).

Menurut kamus, ton adalah “kualitas tinggi nada distingtif di tataran suku kata” yang ikut menentukan arti kata. Menurut satu analisa, ada empat ton dalam bahasa Cina standar (yaitu Mandarin atau dialek Beijing): ton sedang (digambarkan dengan — di atas vokal), ton turun-dari-tinggi ( di atas vokal), ton naik-dari-bawah ( di atas vokal), dan ton turun-lalu-naik ( di atas vokal).

Gbr. 3-3: Beberapa grafem/morfem dengan ucapan yang sama.

Prononsasi

Cina Kuno Prononsasi Cina Modern Diartikan Tera penipu periode pegunungan sungai kecil tujuh melumat teh vernis istri duka cita hinggap kerabat pekerjaan/penelitian memperpanjang logam bundar gua nyala api keras jurang berkata nama raja neraka wajah/warna garam sepanjang di sana

(5)

gan satu (atau lebih dari satu) elemen lagi, yang disebut elemen signifik (bandingkan kata signifikasi dan signifikan) dan menunjukkan suatu aspek dari arti morfem itu.4 Fungsi signifik ini hampir sama dengan fungsi

gra-fem “penentu” atau determinative dalam tulisan bahasa Sumeria, Akadia, dan Mesir kuno.

Untuk mengerti peranan signifik, lihatlah gambar 3-4. Ada suatu grafem yang, kalau berdiri sendiri, menandai nama orang Táng. Tetapi silabel /táng/ itu adalah homonim, yang bisa berarti gula, tepi sungai,

meng hambat, dan kolam (dan barangkali beberapa hal lain lagi). Untuk

menulis gula, elemen fonetik /táng/ digabungkan dengan elemen sig nifik untuk tanaman serealia. Untuk menulis tepi sungai, digabungkan dengan signifik untuk tanah; untuk menghambat, digabungkan dengan sig nifik untuk tangan; untuk kolam, digabungkan dengan signifik untuk air.

Barangkali buat kita yang sudah terbiasa dengan sistem tulisan yang alfa betis, sistem Cina ini kelihatan sangat rumit dan sulit! Tetapi kita harus ingat bahwa sistem Cina sangat sukses dari segi berapa orang dan berapa buku yang memakainya. Pernah diperkirakan bahwa sampai tahun +1750

4 Kira-kira 90% (ataupun lebih) dari semua grafem dalam sistem tulisan bahasa Cina merupakan kombinasi

elemen fonetik dan satu atau beberapa elemen signifik.

Gbr. 3-4: Fonetik tang.

jumlah buku yang pernah terbit dengan meng gunakan sistem tulisan Cina melebihi jumlah buku yang per nah terbit dalam semua bahasa dan sistem tulisan lainnya di dunia sampai tahun itu.

Sebenarnya sistem tulisan ini sangat tepat untuk keadaan di Tion-gkok sekarang. Kenapa? Satu alasan adalah masalah homonim tadi. Kalau dalam bahasa lisan, masalah homonim bisa menimbulkan kesalah-pahaman dan kebingungan, sehingga seorang penutur harus menerang-kan secara instan bahwa apa yang dimaksudmenerang-kan adalah begini, bumenerang-kan

Fonetik Makna Klasifikasi

sereal bumi tangan air gula tepi sungai menghambat kolom

(6)

begitu. Masalah ini lenyap kalau bahasanya ditulis, karena elemen signifik menerangkan arti mana yang dimaksudan.

Dan alasan lain adalah bahwa di Tiongkok sekarang ada sekitar enam atau delapan “dialek” yang sangat berbeda sehingga sebaiknya di -anggap bahasa sendiri-sendiri, bukan dialek. Seorang penutur salah satu “dialek” tidak bisa mengerti seorang penutur dialek lain kecuali be lajar khusus. Sebagai contoh: kata untuk utara dalam bahasa Man darin (Bei-jing) ialah /pi/, dalam bahasa Guandong /pak/, dalam bahasa Hakka / pet/, dan seterusnya. Tetapi dalam sistem tulisannya, semua ucapan ini ditulis dengan satu grafem, yaitu grafem untuk utara. Semua penutur dari semua “dialek” bahasa Cina bisa mengerti satu teks tertulis, walaupun kalau dilisankan dalam salah satu dialek, pe nutur dialek lain tidak akan mengerti. Jadi “bahasa pemersatu” untuk penduduk negara Tiongkok adalah bahasa tertulis, bukan suatu lingua franca lisan (dan tertulis) seperti bahasa Indonesia.

3.2 Jepang

Dalam tiga buku mengenai sistem tulisan di dunia, kami menemukan per nyataan yang sama: sistem tulisan bahasa Jepang adalah yang paling rumit di dunia. Anda bisa bersyukur karena kami tidak akan ber usaha menguraikannya secara panjang lebar di sini!

(7)

Cukup di sini kalau kami terangkan bahwa bahasa Jepang mula-mula ditulis (k.l. tahun +700) dengan grafem-grafem logografis Cina (kanji) saja. Ada yang dibaca dalam bahasa Jepang dengan arti yang sama dengan artinya dalam bahasa Cina. Ada juga yang diartikan bukan menurut arti dalam bahasa Cina, tetapi menurut arti suatu kata dalam bahasa Jepang yang bunyinya seperti bunyi untuk grafem itu dalam bahasa Cina. (Sebagai contoh, bayang kan kalau bahasa Inggris cat [ucapannya kat, =kucing] dipinjam untuk bahasa Indonesia kata, oleh karena suaranya dekat. Dan ke mu dian istilah kata dalam bahasa Indonesia ditulis dengan grafem abstrak yang berdasarkan gambar kucing! Tetapi jangan lupa bahwa pemin jaman yang konyol ini tidak pernah terjadi.)

Dan banyak komplikasi lagi, termasuk dua macam tulisan silabis,

katakana dan hiragana, masing-masing dengan k.l. 48 grafem. Hiragana

sekarang digunakan untuk menulis unsur gramatika bahasa Jepang yang tidak terdapat dalam bahasa Cina. Katakana sekarang di gu na kan terutama untuk kata-kata dari bahasa asing (kecuali bahasa Cina). Semua tulisan dalam bahasa Jepang sekarang mencampur kan grafem Cina dan grafem

hiragana, dan grafem katakana kalau perlu.

Seperti untuk bahasa Cina, sekarang ada dua cara untuk menu lis bahasa Jepang: dalam kolom (dari atas ke bawah) yang ditulis dari kanan ke kiri, dan dalam garis mendatar (horizontal) yang ditulis dari kiri ke kanan.

3.3 Korea

Sejarah tulisan bahasa Korea mulai (sekitar tahun +700) seperti sejarah tulis an bahasa Jepang. Ada grafem yang dipinjam dari tulisan Cina dan diberi arti dalam bahasa Korea yang (kurang lebih) sama dengan artinya dalam bahasa Cina, meskipun bunyinya dalam kedua bahasa tidak sama. Dan ada grafem yang dipinjam karena bu nyi nya dalam bahasa Cina mirip

(8)

dengan bunyi suatu kata dalam baha sa Korea, meskipun artinya berbeda. (Ingat contoh konyol tadi, gam bar cat dipinjam dari bahasa Inggris un-tuk menulis kata dalam ba ha sa Indonesia.) Grafem yang dipinjam dari bahasa Cina untuk bahasa Korea disebut hanja (bandingkan kanji dalam bahasa Jepang).

Namun grafem-grafem Cina akhirnya terasa tidak tepat untuk ba-hasa Korea karena perbedaan-perbedaan dalam struktur dan gramatika kedua bahasa dan sekitar tahun +1440 muncul sebuah tu lisan berdasarkan bunyi saja, yang disebut tulisan han’gul (“aksara Korea”). Ahli linguistik sangat mencintai tulisan han’gul karena ber da sarkan analisis ilmiah men-genai bunyi dalam bahasa Korea.

Dalam han’gul, setiap grafem menandai satu suku kata, tetapi pada dasarnya sistem ini bukan silabis melainkan alfabetis, karena kita bisa melihat setiap suara dalam silabelnya. Ada empatbelas konsonan (ter-masuk yang “nol” atau diam) dan sepuluh vokal. Semua vokal ditulis dengan garis lurus, bisa horizontal atau vertikal. Semua kon sonan ditu-lis dengan garis yang berbelok atau bersudut. Setiap suku kata dituditu-lis sebagai gabungan konsonan pembuka (atau konsonan “nol”) dan satu vokal; kalau silabel yang ditulis adalah silabel “tertutup” (seper ti kedua silabel dalam kata han’gul), konsonan penutup ditulis di bawah konsonan pembuka dan vokalnya.

(9)

Arah penulisan/pembacaan bahasa Korea sama dengan arahnya dalam tulisan bahasa Cina dan bahasa Jepang: dalam kolom (atas ke bawah, kanan ke kiri) dan dalam garis mendatar (kiri ke kanan).

Gbr. 3-7: Alfabet han’gul untuk bahasa Korea.

Dasar kombinasi grafem vokal dan konsonan di dalam alfabet Korea.

(10)

Gbr. 3-8: Contoh tulisan Korea..

Dalam kosakata Indonesia terdapat dua istilah yaitu Tionghoa dan Cina yang secara sosiologis keduanya itu berbeda. Tionghoa adalah satu etnis penting di dalam sejarah nusantara. Mereka merupakan keturunan dari leluhurnya yang bermigrasi secara periodik dari Tiongkok ke nusantara sejak ribuan tahun yang lalu. Setelah negara Indonesia terbentuk, maka otomatis mereka yang telah berkewarganegaraan Indonesia menjadi salah satu suku yang setingkat dan sederajat dengan suku-suku lain di Indonesia.

Sementara Cina, khususnya yang berkenaan dengan pembahasan kita yaitu tentang sistem tulisan dan kaligrafi, merujuk kepada kaidah yang berlaku secara umum yaitu aksara atau kaligrafi Cina (dalam bahasa Inggris, misalnya, Chinese

Calligraphy).

Kedua istilah tersebut akan bersama-sama digunakan di dalam buku ini. Tionghoa untuk menyebut salah satu etnik yang memang ada di Indonesia, dan Cina khususnya ketika pembahasan berkenaan dengan karya atau pun realitas budaya yang memang berada di Tiongkok. Seperti manakala menjelaskan mata-rantai hubungan kebudayaan tulis antara Cina-Korea-Jepang, maka tidak bisa ditulis menjadi Tionghoa-Korea-Jepang karena pengaruh kebudayaan tersebut datangnya dari Cina dan/atau bukan dari etnik Tionghoa yang ada di Indonesia.

Gambar

Gambar 3-2 menunjukkan proses yang sama untuk beberapa gra- gra-fem lain.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan full sequence identifikasi menggunakan pendekatan molekuler gen 16S rRNA dan karakterisasi morfologi serta fisiologi, delapan isolat yang memiliki aktivitas

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, ekstrak etanol daun binahong dapat dibuat menjadi sediaan tablet hisap dengan menggunakan variasi konsentrasi maltodekstrin

Dengan demikian ia dapat menghidupi diri dan keluarganya tanpa memberatkan pemerintah (masyarakat umum), disamping itu dengan karyanya juga dapat menambah secara langsung

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);7. Peraturan Menteri Kesehatan

Perubahan bentuk gambar dari bentuk RGB ke dalam bentuk Grayscale berguna pada saat pemrosesan karena pada saat pemrosesan input dari gambar yang diperlukan adalah seberapa

Tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi masalah – masalah dan kelemahan - kelemahan yang terjadi pada sistem yang berjalan, merancang aplikasi sebagai solusi

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kondisi habitat tempat bertelur penyu hijau di Kawasan TWA Sungai Liku masih sangat baik untuk habitat dan tempat bertelur penyu yang dapat