• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS ESAI. Untasih MAN 1 Kuningan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS ESAI. Untasih MAN 1 Kuningan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN: 2746-2196, p-ISSN: 2746-7740

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS ESAI

Untasih MAN 1 Kuningan Email: [email protected]

Pendahuluan

Tarigan (1994:3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Tarigan (1987:22) mengungkapkan juga bahwa menulis merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan ide dan perasaannya kepada orang lain atau diri sendiri dengan menyusunnya dalam bentuk tulisan. Suparno (2007:1.29) mengungkapkan bahwa aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Parera (1993: 46) menjelaskan bahwa esai merupakan sebuah karangan atau tulisan dalam bentuk prosa tentang apa saja. Rahardi (2006: 27) mengungkapkan bahwa esai adalah tulisan berupa pendapat seseorang tentang suatu permasalahan ditinjau secara subjektif dari berbagai aspek atau bidang kehidupan. Esai itu merupakan suatu karangan, biasanya dalam bentuk prosa, yang sedang panjangnya, dan mengenai suatu topik yang terbatas (Shiply, 1962: 145 dalam Tarigan, 1986: 236).

Kasihani (2001) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Jhonson dalam Nurhadi dkk. (2004:12) mengungkapkan bahwa pendekatan CTL adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna, karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Menurut Nurhadi (2003:31), pendekatan CTL memiliki tujuh prinsip atau komponen utama, yaitu kontruktivisme

Info Artikel Abstrak

Artikel Masuk: 1 Desember 2020 Artikel Review: 2 Januari 2021 Artikel Revisi: 15 Januari 2021

Salah satu permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu kesulitan dalam menulis esai. Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengatasinya, salah satunya yaitu dengan menggunakan CTL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CTL terhadap hasil belajar siswa yaitu dalam kemampuan menulis esai. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus, siklu 1 sampai sikus 2. Pada prasiklus hanya 17% siswa yang tuntas belajar, pada siklus 1 meningkat menjadi 53%, dan pada siklus ke-2 ketuntasan mencapai 83%. Dengan demikian, pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal kemampuan menulis esai.

Kata Kunci: Pendekatan

kontekstual, menulis esai

(2)

Esai

(Contructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), mesyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment).

Keterampilan menulis yang diajarkan kepada siswa kelas XII IPA 2 IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun Pelajaran 2018/2019 salah satunya adalah menulis esai, Menurut KBBI Esai adalah karya tulis atau karangan dalam bentuk prosa yang memaparkan tentang sesuatu masalah dari sudut pandang pribadi penulis secara lugas dan sepintas, serta esai ditulis dengan gaya dan ciri personal atau individual penulisnya. Keterampilan menulis esai merupakan salah satu keterampilan menulis yang perlu diajarkan kepada siswa khususnya siswa kelas XII IPA 2 sebagai kemampuan dasar dalam membuat karya-karya essai yang bagus. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat essai ialah isi essai haruslah jelas, selain kejelasan isi esai, yaitu dengan penjabaran ide yang runtut, format penulisan juga perlu diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun Pelajaran 2018/2019, ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni kesulitan siswa di dalam menulis esai. Adapun kesulitan yang dialami siswa dalam menulis esai adalah sebagai berikut: (1) siswa belum mampu mengungkapkan ide dan penggunaan bahasa yang sesuai dengan maksud penulisan essai (2) siswa belum memahami struktur penulisan esai yang benar, dan (3) siswa belum dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan benar.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai Pada Siswa Kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.

Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK ini terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan yang berjumlah 36 Siswa. Teknik pengumpulan data yaitu dengan tes, wawancara, dan observasi. Data yang diperoleh dari observasi dianalisis secara kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana tindakan guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan data dari hasil tes dianalisis secara kuantitatif.

Hasil dan Pembahasan

Penerapan pendekatan Kontekstual dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II, akan tetapi sebelum pemaparan siklus I dan II.

a. Pembelajaran Menulis Esai sebelum Diterapkannya Pendekatan Kontekstual (Prasiklus) Pembelajaran menulis Esai sebelum diterapkannya pendekatan kontekstual dilakukan oleh guru kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun 2018/2019 dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan.

Tabel 1 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dalam Kemampuan Menulis Esai tahap PraSiklus

No No Kategori Jumlah Siswa Persentase

(%)

1 Tuntas dengan nilai ≥ 75 6 17

2 Tidak tuntas dengan skor <75 30 83

(3)

1) Siklus I

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua kali. Tahap pertama yaitu perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti yang juga bertindak sebagai guru sebelum melakukan pembelajaran. Adapun persiapan yang dilakukan sebagai berikut: (1) menentukan tema pembelajaran, tema yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam materi menulis Esai; (2) merumuskan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) yaitu mengidentifikasi ciri-ciri Esai yang baik, mengidentifikasi Struktur Esai, menulis Esai dengan memperhatikan penggunaan tema denga nisi, Bahasa, dan ejaan yang tepat; (3) menyusun perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran yang disusun meliputi: silabus, RPP, dan bahan pembelajaran; (4) menentukan sumber pembelajaran Sumber pembelajaran diambil dari buku paket Bahasa Indonesia; (5) mempersiapkan dan membuat alat evaluasi Alat evaluasi yang dibuat adalah lembar observasi, pedoman wawancara dengan siswa, dan lembar penilaian hasil tes menulis Esai siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun pelajaran 2018/2019.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan. Tindakan pembelajaran siklus I dilakukan pada hari Senin, 19 Februari 2019 dan Rabu 21 Februari 2019. Pelaksanaan tindakan, terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran. Adapun paparan dari kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Kegiatan awal pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi dalam diri siswa agar lebih semangat dalam belajar. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan untuk menyiapkan mental siswa sebelum memasuki pada kegiatan inti pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual. Pada tahap ini guru mengawali dengan ucapan salam yang kemudian dijawab oleh semua siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan mengapsen siswa. Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang macam-macam alat komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan guru membagi siswa menjadi 9 kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran terdiri dari beberapa tahapan, yakni kegiatan pratulis, saat tulis, dan pasca tulis. Berikut paparan dari masing-masing kegiatan. Kegiatan pratulis, siswa bersama kelompoknya mencermati contoh Esai yang telah dibagikan oleh guru. Siswa juga berdiskusi dengan teman kelompok untuk membahas dan menemukan struktur penulisan Esai, dan juga penggunaan Bahasa yang tepat seperti ciri-ciri bahasa serta ejaan dan tanda baca yang digunakan. Pada saat berdiskusi, siswa bertanya jawab dengan teman sekelompok dan guru. Kegiatan berdiskusi bertujuan untuk menerapkan salah satu komponen dari pendekatan kontekstual yakni masyarakat belajar. Komponen lain yang nampak pada kegiatan ini adalah inquiry dan komponen bertanya seperti siswa bertanya jawab sedangkan komponen inquiry, dengan bimbingan guru siswa dapat menemukan sendiri karakteristik dan struktur penulisan esai. Siswa mencermati hasil temuannya kemudian guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian, sedangkan kelompok yang lain memberikan pendapat. Kegiatan Saat tulis, guru membagikan kartu yang berisi petunjuk penulisan Esai, setelah

(4)

Esai

masing-masing siswa menerima kartu, siswa secara individu menuliskan Esai sesuai dengan petunjuk pada kartu. Guru tetap membimbing siswa dalam belajarnya agar siswa dapat menulis Esai dengan baik dan benar serta isi dan maksud esai mudah dipahami oleh pembaca sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Dalam menulis Esai siswa harus memperhatikan kesesuaian isi dengan tema yang diangkat, struktur essai yang benar, penggunaan bahasa, ejaan dan tanda baca, serta pilihan kata yang digunakan. Setelah siswa selesai mengerjakan, guru meminta siswa menukarkan pekerjaannya dengan temannya untuk dikoreksi dan membahas bersama yang kemudian dilanjutkan dengan penilaian hasil kerja siswa, dengan demikian guru dapat memantau kemampuan siswa dalam menulis esai setelah adanya Tindakan siklus I. Kegiatan Pasca tulis, siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari. Kegiatan ini merupakan salah satu koponen pendekatan kontekstual.

Kegiatan penutup, Guru memotivasi siswga agar semangat dalam belajar terus berlatih Kegiatan pembelajaran diakhiri oleh guru dengan ucapan salam dan doa.

Tahap ketiga yaitu kegiatan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas selaku teman sejawat. Observasi yang dilakukan mencakup pengamatan terhadap proses dan hasil. Pengamatan proses dilakukan selama kegiatan pemberian tindakan berlangsung yang mencakup pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru/peneliti, serta keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran.

Tabel 2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dalam Kemampuan Menulis Esai tahap Siklus I

No No Kategori Jumlah Siswa Persentase

(%)

1 Tuntas dengan nilai ≥ 75 19 53

2 Tidak tuntas dengan skor <75 17 47

Jumlah 36 100%

Hasil belajar siswa pada Siklus I berdasarkan hasil observasi ialah siswa yang telah berhasil mendapatkan nilai mencapai KKM 75 adalah sebanyak 19 atau 53% dan siswa yang belum mencapai nilai KKM 75 adalah sebanyak 17 siswa atau 47%. Secara umum kegiatan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, namun ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai yaitu hanya 53% yang tuntas dari target ketuntasan klasikal minimal 75%.

Tahap terakhir yaitu refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I meliputi kegiatan pratulis, saat tulis, pasca tulis. Pada kegiatan awal (pratulis) siswa kurang bersemangat dalam belajar, hal tersebut dikarenakan kurangnya motivasi dari guru. Pada kegiatan saat tulis siswa mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, yakni menulis Esai. Pada kegiatan pasca tulis siswa menukarkan hasil pekerjaannya untuk dikoreksi bersama, hanya saja pada kegiatan ini siswa kurang memperhatikan petunjuk dari guru, sehingga hasil kerja siswa perlu dikoreksi kembali oleh guru (peneliti). 2) Siklus II

Siklus II merupakan usaha perbaikan dari siklus I. Tahap pertama yaitu perencanaan, hampir sama dengan perencanaan pada tahap 1. Pelaksanaan tindakan, terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran. Kegiatan awal pembelajaran

(5)

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan motivasi dalam diri siswa agar lebih semangat dalam belajar. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan untuk menyiapkan mental siswa sebelum memasuki pada kegiatan inti pembelajaran dengan penerapan pendekatan kontekstual. Pada tahap ini guru mengawali dengan ucapan salam yang kemudian dijawab oleh semua siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan mengapsen siswa. Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang materi penulisan esai, kemudian dilanjutkan dengan guru membagi siswa menjadi 9 kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Pada kegiatan inti, terdiri dari kegiatan pratulis, saat tulis, dan pascatulis. Pada umumnya sama dengan siklus 1, namun pada siklus 2 kekurangan yang terjadi pada siklus 1 diminimalkan sehingga kegiatan pembelajaran lebih optimal.

Tabel 3 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dalam Kemampuan Menulis Esai tahap Siklus II

No No Kategori Jumlah Siswa Persentase

(%)

1 Tuntas dengan nilai ≥ 75 30 83

2 Tidak tuntas dengan skor <75 6 17

Jumlah 36 100%

Hasil belajar siswa pada Siklus II berdasarkan tabel di atas siswa yang telah berhasil mendapatkan nilai mencapai KKM 75 atau tuntas adalah sebanyak 30 atau 83% dan siswa yang belum mencapai nilai KKM 75 atau belum tuntas hanya sebanyak 6 siswa atau 17%. Dengan demikian, terdapt peningkatan hasil belajar siswa.

Uraian di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan dalam menulis Esai pada siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun 2018/2019 dengan diterapkannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kesulitan siswa dalam menulis Esai juga telah teratasi, oleh sebab itu, diputuskan bahwa tidak perlu lagi diadakan tindakan berikutnya dan dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat Meningkatkan Kemampuan Menulis Esai Siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kesimpulan

Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dalam kemampuan menulis esai siswa kelas XII IPA 2 MAN 1 Kuningan Tahun 2018/2019 dalam materi menulis Esai. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes setelah dilakukan tindakan. Pada tahap prasiklus siswa yang memiliki ketuntasan hasil belajar dalam menulis esai dengan standar minaml 75 hanya berjumlah 6 siswa atau (17%), sedangkan pada siklus I setelah diterapkannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis Esai terjadi peningkatan hasil belajar, hal tersebut dintunjukan dengan bertambahnya jumlah siswa yang memiliki ketuntasan hasil belajar dalam menulis esai dengan standar minimal 75 yaitu siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau (53%). Selanjutnya, peningkatan juga terjadi pada siklus ke II yakni siswa yang memiliki ketuntasan hasil belajar dalam kemampuan menulis esai dengan standar minamal 75 bertambah banyak menjadi 30 siswa atau (83%).

(6)

Esai

Daftar Pustaka

Nurhadi, Yasin, B, dan Senduk, A.G. 2004. Pembelaaran Kontekstual dan Penerapan Dalam KBK. Malang: UM Perss.

Suparno, dkk. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Djago. 1978. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Gambar

Tabel 1 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa   dalam Kemampuan Menulis Esai tahap PraSiklus
Tabel 2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa   dalam Kemampuan Menulis Esai tahap Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Proyeksi hasil kebutuhan air dari tahun 2013 sampai tahun 2032 yang telah dihitung adalah kecamatan-kecamatan Siantan, Siantan Tengah, Siantan Timur, Selatan Siantan, Palmatak,

makna di atas, SMA Negeri 1 Ubud telah mengembangkan program- program pendidikan (sekolah), tidak saja yang bersifat kurikuler, tetapi juga memberdayakan seluruh potensi yang

Konstitusionalitas Bersyarat ( conditionally constitutional ) dalam putusan MK adalah putusan yang menyatakan bahwa suatu ketentuan UU tidak bertentangan dengan konstitusi dengan

Pencarian pinjaman ini dilakukan setelah perseroan melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) pada Mei 2015 dengan total dana yang dikumpulkan mencapai Rp5,3 triliun, dimana

Modul ini ditujukan untuk memperdalam pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar anatomi, histologi, dan fisiologi organ Telinga Hidung dan Tenggorok yang diharapkan dapat

Jika dibandingkan perekonomian Negara maju dan Negara berkembang, biasanya Ne- gara-negara maju lebih mengutamakan untuk mengurangi pengangguran karena sektor

Walau bagaimanapun, caj Tabarru’ adalah TIDAK DIJAMIN dan boleh berubah dari semasa ke semasa dengan memberi tiga (3) bulan notis kepada Peserta Takaful sebelum

Hasil penelitian Wahyunie et al (2012) menunjukkan bahwa ketahanan penetrasi pada sistem olah tanah intensif lebih keras jika dibandingkan dengan penerapan olah tanah