• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TARIF JALAN TOL BERDASARKAN PENDEKATAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DAN ABILITY TO PAY (ATP) ( STUDI KASUS : RENCANA JALAN TOL MEDAN - BINJAI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA TARIF JALAN TOL BERDASARKAN PENDEKATAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) DAN ABILITY TO PAY (ATP) ( STUDI KASUS : RENCANA JALAN TOL MEDAN - BINJAI)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TARIF JALAN TOL BERDASARKAN PENDEKATAN WILLINGNESS TO

PAY (WTP) DAN ABILITY TO PAY (ATP)

( STUDI KASUS : RENCANA JALAN TOL MEDAN - BINJAI)

Indra Ferdinan Panjaitan

1

, Medis S. Surbakti

2

1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email : seven_toorz@yahoo.com

2Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email :medis.wd08@student.usm.my

ABSTRAK

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan, dan sebagai jalan nasional, yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Dimana tol didefinisikan sebagai sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol. Didalam menentukan besaran tarif jalan tol di Indonesia digunakan perhitungan berdasarkan besar keuntungan biaya operasi kendaraan (BKBOK), kelayakan investasi, kemampuan membayar dan keinginan membayar pengguna jalan tol.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa karakteristik calon pengguna jalan Tol Medan-Binjai dan menentukan besarnya nilai kemampuan maupun keinginan calon pengguna jalan tol dalam membayar tarif tol. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kemudian dilanjutkan dengan perancangan kuesioner dan mengadakan survei utama. Penelitian ini dilakukan kepada 80 responden dengan 53 responden yang memenuhi syarat untuk diolah (valid).

Berdasarkan data responden, diketahui model persamaan regresi pembentukan tarif tol terhadap keinginan

membayar tarif tol (WTP) yaitu Y = 17,326-0,873X1 - 0,140X2 + 0,146X3 - 0,312X4.. Dengan X1 = Gender

(Laki-laki), X2 = Usia, X3 = Pendapatan, X4 = Frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh Besarnya nilai WTP = Rp. 606,92/ km dan ATP = Rp.753,52/ km.

Kata Kunci : Jalan tol, tarif tol, ATP, WTP

ABSTRACT

The toll road is a public road that is part of the road network system, and as a national road, which users are required to pay a toll. Where the toll is defined as a certain amount of money which paid for the use of toll roads. In determining the tariffs of toll roads in Indonesia,used calculation based on large gains in vehicle operating costs (BKBOK), investment feasibility, ability to pay and willingness to pay toll road users.

Research carried out aim to identify and analyze the characteristics of potential toll road users Medan-Binjai and determine the value of the ability and willingness of potential users to pay toll road toll rates. The study was conducted by first doing a preliminary survey followed by a survey questionnaire design and conduct major. This study was conducted to 80 respondents with 53 respondents that can be processed (valid).

Based on data’s respondents, the regression equation model known establishment wishes to pay the toll to toll rates (WTP) is Y = 17,326-0,873X1 - 0,140X2 + 0,146X3 - 0,312X4.. With X1 = Sex, X2 = Age, X3 = Earnings,

X4 = Frequency. Based on these results, obtained WTP = Rp. 606.92 / km and ATP = Rp.753,52/ km. Keywords: toll road, toll rate, ATP, WTP

(2)

1.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pergerakan perjalanan untuk pemenuhan kebutuhan, keberadaan jalan eksisting (non tol) yang menghubungkan Kota Medan dan Binjai sudah semakin mengalami kemacetan yang cukup tinggi sehingga pelayanan yang diberikan jalan tersebut (level of service) mengalami penurunan secara signifikan. Salah satu solusi untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan

membangun jalan tol untuk melewatkan traffic dengan aman, nyaman, lancar bahkan ekonomis.

1.1.

Perumusan Masalah Penelitian

Keterbatasan dana APBN yang dimiliki oleh pemerintah dalam membangun infrastruktur jalan tol mengakibatkan pemerintah harus bekerjasama dengan pihak swasta (investor). Sehingga sebagai gantinya,

maka diberlakukan tarif bagi user (pengguna jalan) agar besarnya biaya investasi yang telah ditanamkan oleh

investor dapat dikembalikan bersama keuntungan dan juga untuk pemeliharaan dan pengembangan jalan tol dalam jangka waktu tertentu.

Penetapan tarif tol awal sendiri umumnya berorientasi kepada analisa finansial sehingga keberadaan tarif terkadang tidak sesuai dengan keinginan atau kemampuan (WTP, ATP) dari pada masyarakat sebagai calon pengguna dari jalan tol tersebut.

Penelitian ini mencoba untuk mengetahui besarnya nilai WTP dan ATP dari calon pengguna jalan tol Medan – Binjai. ATP merupakan batas kemampuan maksimum untuk membayar penggunaan Jalan Tol Medan - Binjai, sehingga apabila nilai ATP nantinya masih kurang menarik secara finansial, maka diperlukan alternatif dari pemerintah berupa memberikan subsidi sehingga jalan tol tersebut tetap dapat terealisasi.

1.2.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa karakteristik calon pengguna Jalan Tol Medan-Binjai di sekitar Tanjung Mulia.

2. Untuk mengetahui besarnya nilai keinginan membayar jalan tol (WTP). 3. Untuk mengetahui besarnya nilai kemampuan membayar jalan tol (ATP).

1.3.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini mengambil responden dengan meneliti potensi orang-orang yang melakukan perjalanan dari Kota Medan ke arah Kota Binjai yang berlokasi disekitar rencana Jalan Tol Medan-Binjai (Tanjung Mulia).

2. Analisa tarif yang dilakukan adalah pada kendaraan golongan I yaitu pemilik kendaraan pribadi.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam kepustakaan ekonomi transportasi, tarif didefinisikan sebagai harga atau nilai kompensasi yang harus dibayar konsumen atas pengkonsumsian suatu produk jasa, baik melalui mekanisme perjanjian sewa menyewa, tawar menawar, maupun ketetapan pemerintah (Warpani dalam Sinaga , 2007). Salah satu jenis tarif yang perlu dipahami dalam sistem transportasi di Indonesia adalah tarif jalan tol.

Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol maksimum tidak boleh melebihi 70% nilai BKBOK, yang merupakan selisih antara BOK melalui jalan non tol dan BOK melalui jalan tol (BKBOK = BOK non tol – BOK tol).

Pendekatan yang digunakan dalam penentuan tarif jalan tol di Indonesia, yaitu tarif tol dihitung berdasarkan besar keuntungan biaya operasi kendaraan, kelayakan investasi, kemampuan membayar pengguna jalan tol dan keinginan membayar.

Ability to Pay (ATP) merupakan kemampuan seseorang untuk membayar jasa pelayanan yang diterima berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal. Pendekatan yang digunakan dalam analisa ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi dari pendapatan rutin yang diterimanya.

(3)

Dengan kata lain, ATP adalah kemampuan masyarakat dalam membayar ongkos (tarif) perjalanan yang dilakukannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ATP diantaranya:

• Besar penghasilan;

• Kebutuhan transportasi;

• Intensitas (frekuensi) perjalanan;

• Biaya transportasi;

• Persentase penghasilan yang digunakan untuk biaya transportasi.

Willingness to Pay (WTP) adalah kemauan pengguna jasa memberikan suatu bayaran atas jasa yang diperoleh. Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan persepsi terhadap tarif dari jasa transportasi tersebut. Sasaran dari WTP adalah mendapatkan besaran tarif tol yang paling optimum dan realistis sesuai keinginan atau kemauan membayar masyarakat namun masih tetap menarik investor untuk berinvestasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam besarnya WTP adalah :

• Produk yang ditawarkan atau disediakan oleh operator jasa pelayanan transportasi;

• Kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan;

• Utilitas pengguna terhadap jasa transportasi tersebut;

• Perilaku (karakteristik) pengguna.

Analisa Korelasi

Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar/kuat hubungan antara dua variabel (bivariate

correlation) atau lebih dari dua variabel (multivariate correlation). Tabel 1. Tingkat hubungan nilai r

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0.80-1.000 Sangat Kuat 0.60-0.799 Kuat 0.40-0.599 Cukup Kuat 0.20-0.399 Rendah 0.00-0.199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan, 2007 Uji T

Uji hipotesis secara parsial (Uji T) digunakan untuk menguji pengaruh dari masing-masing (secara parsial) variabel independen terhadap variabel dependen (tarif). Adapun rumus untuk mendapatkan t adalah :

𝑡 =

(𝑏

𝑘

− 𝐵

0

)

𝑆𝑒(𝑏𝑘)

Dimana :

k = 1, 2, 3,……, n

t = Angka yang akan dicari

bk = Koefisien regresi variabel bebas yang ke- k

Bo = Hipotesis nol

Se (bk) = Simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk)

(4)

3.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melalui proses penelitian, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 1 Persentase Gender Responden

Gambar 2 Persentase Usia Responden

Gambar 3 Persentase Penghasilan Bulanan

Gambar 4 Persentase Frekuensi Penggunaan Tol

(5)

Tabel 2 Hasil nilai R2

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .341a .116 .041 4.47821

a. Predictors: (Constant), Frekuensi, Usia, Pendapatan, Gender

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh besarnya koefesien determinasi yaitu 0.116 (11,6%)

Tabel 3 Coefficientsa

Berdasarkan Tabel 3 di atas dengan menggunakan variabel bebas (X1 = Gender, X2 = Usia, X3 = Pendapatan, X1 =

Frekuensi ), maka dapat dibentuk persamaan regresi linear nya yaitu Y = 17,326-0,873X1 - 0,140X2 + 0,146X3 -

0,312X4.

Dari tabel 3 yang memuat nilai t masing-masing variabel independen maka selanjutnya dilakukan Uji – T, Nilai t hitung pada output pada masing – masing variable yaitu X1 = 0,179; X2 = 2,262; X3 = 0,254; X4 = 0,390.

 Harga t hitung variabel X1 = 0,179 < dari t tabel 0,05 = 1,674. Jadi H1 ditolak, sebaliknya H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1 secara signifikan tidak menjelaskan variabel terikat.  Harga t hitung variabel X2 = 2,262 > dari t tabel 0,05 = 1,674. Jadi H1 diterima, sebaliknya H0 ditolak.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X2 secara signifikan menjelaskan variabel terikat.

 Harga t hitung variabel X3 = 0,254 < dari t tabel 0,05 = 1,674. Jadi H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X3 secara signifikan tidak menjelaskan variabel terikat.

 Harga t hitung variabel X4 = 0,390 < dari t tabel 0,05 = 1,674. Jadi H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X4 secara signifikan tidak menjelaskan variabel terikat.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95.0% Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower

Bound Upper Bound

1 (Constant) 17.326 5.570 3.111 .003 6.121 28.531

Gender -.873 4.865 -.026 -.179 .858 -10.660 8.914

Usia -.140 .062 -.325 -2.262 .028 -.265 -.016

Pendapatan .146 .575 .036 .254 .800 -1.011 1.304

Frekuensi -.312 .801 -.057 -.390 .698 -1.924 1.299

(6)

Hasil nilai WTP dan ATP

Besaran tarif WTP diperoleh berdasarkan persepsi terhadap rentang tarif yang ditawarkan untuk setiap variasi penghematan waktu mulai 15 menit sampai 60 menit, kemudian dicari nilai reratanya dari keseluruhan penghematan waktu yang ada sehingga diperoleh nilai WTP Jalan Tol Medan-Binjai per km nya adalah Rp. 606,92,-.

Sementara besarnya nilai ATP diperoleh berdasarkan perhitungan alokasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25% yang berasal dari biaya transportasi dan berdasarkan tingkat intensitas (frekuensi) melakukan perjalanan dari Kota Medan ke Binjai. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya ATP yaitu Rp. 753,52/ Km

4.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, maka diambil beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Hasil analisa karakteristik responden yang akan menggunakan Jalan Tol Medan-Binjai, yaitu :

a. Usia responden : persentase usia responden yang produktif melakukan perjalanan yaitu 87% dengan rentang usia 35-44 tahun merupakan yang paling dominan, sebanyak 33%, kemudian diikuti tentang usia 45-54 tahun sebanyak 30%.

b. Pendidikan terakhir responden : tingkat pendidikan terbanyak adalah tamatan sarjana yaitu sebanyak 49%, tamatan SMU sebanyak 39%, Diploma sebanyak 9% dan SD, SMP serta Magister dengan persentase yang sama yaitu 1%.

c. Penghasilan bulanan responden : penghasilan responden didominasi pada rentang Rp.7.000.000,- keatas yaitu sebanyak 56%, kemudian yang berpenghasilan Rp.5.000.001,- s.d Rp.6.000.000,- dan Rp.6.000.001,- s.d Rp.7.000.000,- masing-masing sebanyak 14% serta penghasilan terendah berada pada rentang Rp.3.000.000,- s.d Rp.4.000.000,- sebanyak 4%.

d. Tujuan responden menggunakan tol : tujuan terbesar memakai tol adalah untuk bekerja sebesar 36%, kemudian diikuti tujuan lain-lain sebesar 27% dan tujuan terendah adalah untuk rekreasi sebesar 14%.

Tujuan lain-lain disini adalah dapat berupa kegiatan penugasan, bisnis, kuliah, pelayanan dan kegiatan tidak terencana lainnya.

e. Frekuensi responden menggunakan tol : frekuensi terbesar apabila jalan tol tersebut sudah beroperasi adalah kurang dari 3 (tiga) kali seminggu sebanyak 58%. Kemudiaan diikuti dengan yang lebih besar dari 4 (empat) kali seminggu sebanyak 19% yang dimungkinkan bahwa orang-orang ini adalah yang melakukan perjalanan dengan tujuan bekerja. Disini ada juga responden yang memilih tidak pernah yaitu sebesar 13%. 2. Persamaan regresi linier yang mempengaruhi pembentukan tarif WTP dalam penelitian ini yaitu : Y = 17,326-0,873X1 - 0,140X2 + 0,146X3 - 0,312X4. , dengan X1 = Gender, X2 = Usia, X3 = Pendapatan, X4 =

Frekuensi. Model tersebut mempunyai harga R2 tertinggi sebesar 0.116 yang menggambarkan jumlah persentase pengaruh semua atribut terhadap tarif tol adalah 11,6% dan ini diperoleh dari analisa regresi pada semua data responden. Harga R² tergolong rendah, hal ini kemungkinan disebabkan masih adanya faktor serta atribut yang perlu dipertimbangkan dalam model ini untuk ditambahkan kedalam persamaan, karena setelah diamati sebagian dari responden memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam pemilihan pemakaian tol saat adanya variasi penghematan waktu dengan jalan non tol.

3. Besarnya nilai keinginan membayar tarif tol Medan-Binjai (WTP) = Rp. 606,92/ km dan kemampuan membayar (ATP) = Rp.753,52/ km sementara berdasarkan data sekunder diketahui penetapan tarif awal Jalan Tol Medan-Binjai oleh pemerintah adalah sebesar Rp.600/km.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineke Cipta, Jakarta. Kustituanto, B dan Rudy Badrudin. 1994, Statistika 1 (Deskriptif). Gunadarma, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2002. Optimalisasi Peran Serta Swasta dalam Pengembangan Jalan Tol (Penetapan Tarif Jalan Tol). Jakarta.

Farisi, S dan Alan Marino. 2011. Analisa Tarif Tol Berdasarkan Studi Willingness To Pay Studi Kasus Rencana Jalan Tol Lingkar Luar (JORR II) Ruas Kunciran – Serpong. Makalah disampaikan pada simposiun XIV FSTPT. Pekanbaru, 11 November.

Fitriyanto, B. 1998. Analisis Tarif Tol Berdasarkan Willingness To Pay dan Ability To Pay Studi Kasus : Jalan Tol Seksi C Di Semarang. Bandung : Tesis Mahasiswa Magister Teknik Sipil ITB.

Gaspersz, V. 1991. Teknik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survei. Tarsito, Bandung.

Giovani, J. 2012. Kajian Pemanfaatan Metode Seismik Untuk Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan. Medan : Skripsi Mahasiswi Teknik Sipil USU.

Hermawan, R. 2009. Kaji Ulang Penentuan Tarif dan Sistem Penggolongan Kendaraan Jalan Tol di Indonesia (Vol. 16 No.2/2009). Jurnal Teknik Sipil ITB, Bandung.

Jasa Marga, PT. Laporan Update JasaMarga Agustus 2012.

Komputer, Wahana. 2004. 10 Model Penelitian dan Pengolahannya dengan SPSS. Penerbit Andi, Semarang.

Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nefiadi, E.N.2003. Problema dan Formulasi Tarif Sektor Transportasi. Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2005.

Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika. Bandung, 2007

Ryandika. 2011. Analisis Tarif Tol Dengan Metode Stated Preference Studi Kasus Jalan Tol JORR II Segmen Serpong – Cinere. Skripsi Mahasiswa Departemen Teknik Sipil UI. Depok.

Sinaga, H. 2007. Pemodelan Tarif Jalan Tol Berdasarkan Simulasi Kontribusi Faktor Perusakan Jalan : Studi Kasus Ruas Jalan Tol Tangerang – Merak. Bandung : Tesis Mahasiswa Magister Teknik Sipil ITB. Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung.

Tamin, O.Z dan Sofyan Saleh. 2009. Efisiensi Pemeliharaan Jalan Akibat Muatan Berlebih dengan Sistem Transportasi Barang Multimoda/Intermoda. Makalah disampaikan pada simposiun XII FSTPT. Surabaya, 14 November.

Gambar

Tabel 3        Coefficients a

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Biro Merumuskan bahan kebijakan tehnis, perencanaan strategis, pembinaan, fasilitasi, pengkajian, koordinasi, analisis dan evaluasi penataan bidang Kelembagaan,

Numerical simulations of water ¯ow and solute transport were used to investigate the e€ect of the recharge (rain/irrigation) at the soil surface on solute spreading and breakthrough

Dari penerapan metode solfegio pada pembelajaran seni musik (menyanyi) tersebut didapatlah peningkatan kemampuan menyanyi siswa berdasarkan hasil observasi penilaian unjuk kerja

untuk melihat bagaimana identitas keacehan yang dimiliki oleh anggota komunitas IPAS,dan bagaimana cara yang dilakukan oleh komunitas IPAS mengekspresikan identitas

Sesuatu yang terdapat dalam substansi bahasa itu sendiri pada hakikatnya adalah bersifat alamiah, karena sistem bunyi yang terdapat didalamnya, hubungan antara sistem bunyi

Al-Farabi tetap mengakui adanya Tuhan, segala yang maujud merupakan pancaran dari Tuhan, tetapi al-Farabi tidak mengakui adanya kekuasaan Tuhan untuk menciptakan sesuatu

Melalui jilbab modis yang dikenakan subjek berupaya untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai seorang perempuan Muslimah yang tetap menjalankan kewajiban, yakni dengan

dilaksanakan dalam 4 siklus. Siklus I dan II terdiri atas 2 kali pertemuan, siklus III dan IV terdiri atas 1 pertemuan, sehingga jumlah seluruhnya ada 6 pertemuan. Materi