• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARAH KEBIJAKAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2017"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

TAHUN 2017

Sofyan A. Djalil

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Bappenas

Disampaikan dalam Musrenbang Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016

Banjarmasin, 11 April 2016

(2)

DAFTAR ISI

PERUBAHAN KONSTELASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

• Musrenbang Penyusunan RKP 2017

Slide 4

• Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran

Slide 5

• Dasar Hukum Perencanaan

Slide 6

• Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran Slide 7

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN : MONEY FOLLOW PROGRAM

• Arahan Presiden Terkait Penyusunan RKP 2017

Slide 9

• Pendekatan Penyusunan RKP 2017 Slide 10

PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

• Pendekatan Pembangunan: Holistik, Tematik, Integratif

dan Spasial

Slide 12

• Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi

Slide 13-17

RPJMN 2015-2019 SERTA PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

NASIONAL 2017

• Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019

Slide 19

• Strategi Pembangunan Nasional

Slide 20

• Sasaran Pembangunan RPJMN 2015-2019

Slide 21

• Prioritas Nasional RKP 2017 dan Penekanan

Slide 22 -27

• Penyelarasan Perencanaan

Slide 28

• Penjabaran Prioritas Nasional

Slide 29-30

ISU KESENJANGAN & ARAH PENGEMBANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

• Isu Kesenjangan Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

Slide 32

• Sasaran dan Tema Pembangunan Kalimantan

Slide 33

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

• Revolusi Mental

Slide 35

• Pembangunan Pendidikan

Slide 36

• Pembangunan Kesehatan

Slide 37

• Perumahan dan Pemukiman

Slide 38

DIMENSI SEKTOR UNGGULAN

• Kedaulatan Pangan

Slide 39

• Kedaulatan Energi

Slide 40

• Pembangunan Kemaritiman dan Kelautan

Slide 41

• Pembangunan Kawasan Industri

Slide 42

• Target Ekspor Impor dan Pembangunan Pasar Rakyat

Slide 43

Sebaran dan Potensi Kawasan KI dan KEK

Slide 32-34

DIMENSI PEMERATAAN DAN WILAYAH

• Konektivitas

Slide 44-45

PENUTUP

• Penutup

Slide 47-48

• Jadwal Penyusunan RKP 2017

Slide 49

(3)

PERUBAHAN KONSTELASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL:

(4)

MUSRENBANG PENYUSUNAN RKP 2017

SEBAGAI FORUM PENYELARASAN

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan forum bersama

antarpemangku kepentingan (

stakeholder

) dalam rangka menyusun rencana pembangunan

nasional yang ditujukan untuk mempertemukan

bottom up planning

dengan

top down planning

.

Namun demikian, pelaksanaan Forum Musrenbangnas kadang dianggap sebagai forum yang

bersifat “seremonial” dengan tidak banyak kesepakatan yang dihasilkan

.

Tidak banyaknya kesepakatan yang tercapai dalam pelaksanaan Musrenbangnas dikarenakan

ketersediaan anggaran yang terbatas, sementara usulan/kebutuhan sangat banyak. Selain itu,

masih adanya proses politik dalam perencanaan yang harus dilalui. Untuk itu, pemerintah daerah

harus menyusun

PRIORITAS PEMBANGUNAN

. Hanya rencana pembangunan yang benar-benar

prioritas saja yang diusulkan dan dibahas dalam forum Musrenbang sehingga pelaksanaannya

dapat berjalan lebih efektif.

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah harus berperan untuk dapat menjadi

fasilitator dalam mempertajam usulan Kabupaten dan Kota kepada pemerintah pusat. Sehingga

dalam pelaksanaan Musrenbangnas ke depan yang akan dihadiri oleh para Gubernur

se-Indonesia dapat menyampaikan

PRIORITAS PEMBANGUNAN

yang telah dibahas dan disepakati

bersama dengan Kabupaten/Kota.

(5)

Amanat konstitusi menegaskan bahwa

ANGGARAN NEGARA

adalah

INSTRUMEN

untuk

mencapai

tujuan nasional

.

Politik perencanaan dan anggaran negara harus dikendalikan oleh

TUJUAN

yang akan

dicapai (

policy driven

), dan tidak seharusnya dikendalikan oleh ketersediaan anggaran

(

budget driven

).

Teknis perencanaan dan anggaran adalah memastikan tujuan pembangunan dapat

dicapai dengan mengoptimalikan seluruh sumber daya (pemerintah, perbankan dan

swasta); dan meningkatkan

EFISIENSI, EFEKTIVITAS

dan

KEADILAN

alokasi pengeluaran

atau belanja pemerintah, penyaluran kredit perbankan dan investasi swasta.

Proses perencanaan dan penganggaran adalah

OPTIMALISASI SUMBERDAYA

(pemerintah, perbankan dan swasta) untuk mencapai tujuan pembangunan, dan

memperbaiki

KUALITAS BELANJA

.

PENEGASAN PARADIGMA

(6)

Slide - 6

DASAR HUKUM PERENCANAAN

UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Pasal 4 ayat 3

RKP merupakan

penjabaran dari RPJM Nasional

, memuat

prioritas pembangunan

, rancangan

kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk

arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga,

kewilayahan dalam bentuk

kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

.

UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 263 ayat 4

RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan penjabaran dari RPJMD yang

memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

prioritas pembangunan daerah

, serta rencana kerja

dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman pada

Rencana Kerja pemerintah dan

Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat

UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

Pasal 12 ayat 2

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka

(7)

Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada

Tugas dan Fungsi (

Tusi

)

dari K/L daripada

pencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.

Karena penekanan pada

Tusi

K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpa koordinasi

yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namun bagian lain yang

dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya. Contoh: Waduk terbangun,

namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun air tidak pernah sampai.

Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya

duplikasi program.

Program

yang sama dilaksanakan oleh pada

berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: program bedah rumah

dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.

Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap

Tusi

dan cenderung dibagi rata tanpa indikator dan

formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderung dibagi rata kepada

semua daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentu yang menjadi prioritas

pemerintah.

Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapai efektifitas

dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebih mudah dapat

tercapai.

PERMASALAHAN

(8)

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN :

(9)

Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L

yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro

Perencanaan.

Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada

prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan

money follow

function

, tetapi

money follow program prioritas

.

Tidak perlu semua tugas dan

fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya

bagi rakyat.

Semua nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih,

dan seterusnya.

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017

(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

Dirjen... Direktur... Kepala Bagian ... Kepala Bagian ... Direktur... Direktur... Sesdirjen...

money follow function

money follow

program prioritas

http://setkab.go.id/bukan-dirjen-ke-bawah-presiden-jokowi-tegaskan-menteri-kendalikan-penggunaan-anggaran/

(10)

PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2017 :

BAPPENAS SEBAGAI

SYSTEM INTREGATOR

Usulan program/kegiatan harus dilaksanakan secara komprehensif sesuai dengan arah pembangunan

serta pencapaian target/sasaran Agenda Prioritas Nasional (NAWA CITA) pada RPJMN 2015-2019. Untuk

itu , usulan program/kegiatan perlu dilakukan secara terpadu dan terintegrasi, baik lintas sektor, lintas

K/L (lintas SKPD), maupun lintas wilayah.

Diperlukan upaya

pengintegrasian

berbagai

Program

Prioritas

dan

Kegiatan

Prioritas

Kementerian/Lembaga ke dalam satu tujuan (goal) yang jelas dan terukur dengan usulan kegiatan dan

pendanaan daerah.

Hanya Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai fungsi utama sebagai

koordinator

perencanaan lintas sektor, lintas wilayah, maupun lintas kementerian/lembaga (lintas SKPD)

.

Bappenas (Bappeda Provinsi) akan menjadi integrator setiap K/L (SKPD) dan pemerintah daerah

(Pemerintah Kab/Kota) agar bisa bersinergi dalam menjalankan suatu program.

Bappenas sedang menyiapkan perencanaan dengan pendekatan holistik-tematik, integratif dan spasial

dalam upaya pencapaian sasaran agenda prioritas nasional agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Dalam pendekatan perencanaan tersebut, maka hanya program dan kegiatan Kementerian/Lembaga

yang secara langsung mendukung pencapaian proritas nasional menjadi program dan kegiatan

prioritas.

(11)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN DALAM PENYUSUNAN RKP 2017 :

HOLISTIK-TEMATIK, TERINTEGRASI, dan SPASIAL

(12)

PENDEKATAN PEMBANGUNAN :

HOLISTIK, TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)

Holistik- Tematik:

Untuk mencapai sasaran prioritas nasional Kedaulatan Pangan,

perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, KemenPUPR,

Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.

Integratif:

Pencapaian Kedaulatan Pangan perlu dilakukan secara terintegrasi

melalui peningkatan produktifitas lahan existing, menyetop konversi lahan

produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian

organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi

berbagai program/kegiatan).

Spasial:

pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi,

(13)

ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI:

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

PEMBANGUNAN

KEDAULATAN

PANGAN

1. Peningkatan

Produksi Padi

dan Pangan

Lain

2. Kelancaran

Distribusi

Pangan dan

Akses Pangan

Masyarakat

3. Peningkatan

Mutu Pangan,

Kualitas

Konsumsi

Pangan dan Gizi

Masyarakat

4.

Penangangan

Gangguan

terhadap

Produksi

Pangan

Kementan, KemenPUPR, BNPB, BMKG Kementan, KKP, Kemenkes, Kemensos, BPOM, BPPT, Kementan, KemenPUPR, KKP, KemenATR, KLHK, Kemendes, BMKG, BIG, LAPAN, BPPT, LIPI, BATAN Kementan, Kemendag, Kemenko Perekonomian, Kemenko PMK, Kemensos, Kemenhub, KKP, KPPU

LEVEL 1

PRIORITAS

NASIONAL

PROGRAM

PRIORITAS

(14)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Perencanaan Terintegrasi Peningkatan Produksi Padi

1. Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain 1. Pencetakan Sawah Baru dan Perluasan Areal Pangan Lain 2. Rehabilitasi dan perluasan Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu; Pembangunan waduk dan embung 3. Pengendalian konversi lahan padi dan Sertifikasi Lahan (Prona) 4. Teknologi Peningkatan Produktivitas Pertanian 5. Optimasi Lahan dan Pemulihan Kesuburan Lahan 6. Reformasi subsidi pupuk dan benih; pengembanga n Desa Mandiri Benih 7. Bantuan alat dan mesin pertanian-perikanan 8. Perbaikan Statistik Pertanian-Perikanan 9. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pertanian/Pe rikanan Kementan, KKP, Kemendiknas, Pemda

Kementan, Kemen PUPR, KLHK, Kemendes, BMKG, Pemda

Kementan, Kemen ATR, BIG, Pemda Kementan, BPPT, KLHK BPS, Kementan, KKP Kementan, KKP Kementan, KKP, KLHK, LAPAN, BPPT, BATAN, LIPI KSP, Kemenko Perekonomian, Kementan, Kemenkeu Kementan, KemenPUPR, KLHK, Pemda

PROGRAM

PRIORITAS

KEGIATAN

PRIORITAS

LEVEL 2

(15)

Program

Prioritas Kegiatan Prioritas Kementerian / Lembaga Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target 2017 (Juta Rp.) Alokasi Ket

Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain

Pemanfaatan Lahan Tidur (Optimasi Lahan)

Kementerian

Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Memanfaatkan 10.000 ha lahan tidur untuk

pertanian. Untuk padi = …. Ha Untuk Jagung = …... Ha Lainnya = ……Ha Termanfaatkan nya 10.000 ha bekas lahan tidur untuk pertanian. Kabupaten A, B, C, D Koordinat : ……… 10.000 ha Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain Pencetakan Sawah Baru Kementerian Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Tercetaknya 266.700 Ha Sawah Baru Tercetaknya 266,700 Ha Sawah Baru, yang dibuktikan dengan lokasi yang jelas, ada dukungan irigasi sehingga Sawah tersebut dapat dimanfaatkan. Kabupaten A, B,C,D Koordinat : A ……… B………. C………. D………. 266.700 Ha

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN

KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN

Program Prioritas

Kegiatan

Prioritas Penyederhanaan Nomenklatur

“Rumah dari kebijakan”

(Hanya muncul di dokumen terkait penganggaran)

Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu

(16)

Rencana Penyelesaian Pembangunan 49 Waduk Baru dalam RPJM 2015-2019

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017

TA.2015 13 BENDUNGAN •Krueng Kreuto (Aceh), •Logung (Jawa Tengah), •Raknamo (Nusa Tenggara Timur), •Lolak (Sulawesi Utara), •Karian (Banten), •Bintang Bano (Nusa Tenggara Barat), •Tanju (Nusa Tenggara Barat), •Mila (Nusa Tenggara Barat), •Passeloreng (Sulawesi Selatan), •Rotiklod (Nusa Tenggara Timur), •Tapin (Kalimantan Selatan), •Sei Gong (Kepulauan Riau), •Sindangheula (Banten) RENCANA 2016 8 BENDUNGAN •Rukoh (Aceh), •Ciawi (Jawa Barat), •Sukamahi (Jawa Barat), •Kuwil Kawangkoan (Sulawesi Utara), •Sukoharjo (Lampung), •Cipanas (Jawa Barat), •Leuwikeris (Jawa Barat), •Ladongi (Sulawesi Tenggara) RENCANA 2017 9 BENDUNGAN •Bener (Jateng) , •Semantok (Jawa Timur), •Pamakkulu (Sulawesi Selatan), •Komering II (Sumatera Selatan), •Sadawarna (Jawa Barat), •Tiro (Aceh), •Lausimeme (Sumatera Utara), •Kolhua (Nusa Tenggara Timur), •Sidan (Bali)

Kegiatan

2015

2016

2017

2018

2019

Total

Groundbreaking

13

8

9

11

8

49

Penggenangan

5

3

6

7

8

29

(17)

PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh

Kementerian Pertanian: • Cetak sawah: 5.500 ha

• Irigasi Tersier: 5.500 ha

• Desa Mandiri Benih: 20 Desa

• Budidaya jajar legowo: 156 ribu ha

Kementerian Perdagangan: • Pembangunan pasar: 12 unit

Kementerian PUPR:

• Rehabilitasi Irigasi: 4.100 ha

• Pembangunan Irigasi: 2.834 ha

• Pembangunan Waduk: 1 baru (Tiro) dan 2 waduk unit lanjutan (Keureuto dan Rukoh).

• Pembangunan sarpras banjir: 4,5 km.

Kementerian Kelautan dan Perikanan:

• Pengadaan kapal dan alat tangkap ikan: 320 kapal dan 13.510 alat penangkap ikan

• Benih ikan bersertifikat: 2 juta ekor

• Minapolitan: 5 lokasi

BMKG:

• Informasi Iklim: 1 paket

KLHK:

• Pencadangan hutan untuk pangan: 15.309 ha

• Pemanfaatan lahan di bawah tegakan untuk pangan: 1.500 ha

Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) : • Aceh Besar 1.000 ha • Aceh Jaya 500 ha • Aceh Timur 2.000 ha • Aceh Utara 500 ha • Pidie 1.000 ha • Piddie Jaya 500 ha Kuerueto Tiro Rukoh

Penajaman dan Sinergi

a. Sinergi Antar Kegiatan: Waduk-Pencetakan Sawah-Pembangunan/ Rehabilitasi Jaringan Irigasi 

sinergi tahapan dan lokasi serta keberadaan petani.

b. Sinergi Antar Sumber Pendanaan: (i) Pusat: Kementan-Kemen PU-Pera; (ii) APBD; (iii) DAK; (iv) Dana Desa.

c. Penajaman pemanfaatan Alsintan di masyarakat  efektivitas terhadap peningkatan kualitas dan penurunan susut.

(18)

RPJMN 2015-2019

SERTA

(19)

9 PROGRAM

PRIORITAS

NAWACITA

Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada

seluruh warga negara Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:

"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan

mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan

demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat

jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi,

maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam

kebudayaan.

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN 2015

2019

1

2

3

4

5

6

7

8

9

(20)

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

RKP 2015*)

MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN

RKP 2016

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RKP 2017

MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI

UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA MENGURANGI KEMISKINAN DAN

KESENJANGAN ANTARWILAYAH

RKP 2018

Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018

RKP 2019

Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019 Slide - 20

(21)

SASARAN PEMBANGUNAN RPJMN 2015-2019

*) Dengan perkembangan keadaan saat ini, target RPJMN 2015-2019 perlu dipertimbangkan kembali

**) Target APBN 2016

***) Indeks baru dengan parameter: gotong royong, toleransi, dan rasa aman. Konsep masih dalam proses penyempurnaan dan

pematangan, termasuk pembahasan variabel, sehingga target masih belum dapat ditetapkan secara kuantitatif.

Sumber: RPJMN 2015-2019

INDIKATOR MAKRO

2014

(BASELINE)

2015

2016

2017

2018*

2019*

Pertumbuhan Ekonomi (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

5,0

(5,1)

4,8

(5,8)

5,3

**

(6,6)

5,5-5,9

(7,1)

5,8-6,6

(7,5)

6,4-7,4

(8,0)

Pengangguran (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

5,94

(5,6-5,9)

6,18

(5,5-5,8)

5,2-5,5

5,3-5,6

(5,0-5,3)

5,0-5,3

(4,6-5,1)

4,0-5,0

(4,0-5,0)

Angka Kemiskinan (%)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

10,96

(9,0-10,0)

11,13

(9,5-10,5)

9,0-10,0

(9,0-10,0)

9,5-10,5

(8,5-9,5)

8,0-9,5

(7,5-8,5)

7,0-8,0

(7,0-8,0)

Gini ratio (indeks)

(Target Awal RPJMN 2015-2019)

0,41

n.a

0,41

(0,40)

0,39

(0,39)

0,38

(0,38)

0,37

(0,37)

0,36

(0,36)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

73,8

74,8

75,3

75,7

n.a

76,3

(22)

Revolusi Mental

Pembangunan Pendidikan

Pembangunan Kesehatan

Pembangunan Perumahan dan Permukiman

DIMENSI PEMBANGUNAN

MANUSIA

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

Kemaritiman dan Kelautan

Pariwisata

Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

DIMENSI PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

Pemerataan Antarkelompok Pendapatan

Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal

Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pengembangan Konektivitas Nasional

Reforma Agraria

DIMENSI PEMERATAAN DAN

KEWILAYAHAN

Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

KONDISI PERLU

(23)

Pengarusutamaan Revolusi Mental dalam setiap prioritas dan kegiatan

pembangunan

Mempertahankan anggaran pendidikan dan kesehatan masing-masing

20% APBN dan 5 % APBN (kebijakan pokok antara lain

distribusi guru

yang merata

yang sekaligus akan mengendalikan biaya gaji dan

tunjangan guru yang saat ini sudah sekitar separuh anggaran

pendidikan).

Melanjutkan pembangunan perumahan yang sudah dimulai di APBNP

2015 dengan program sejuta rumah

PENEKANAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

DALAM RKP TAHUN 2017

(24)

Penekanan Sektor Unggulan sudah dimulai sejak APBN – P 2015

Kedaulatan Pangan (terutama anggaran Kementerian Pertanian dan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta, Penyertaan

Modal Negara)

Kedaulatan Energi (terutama melalui Penyertaan Modal Negara)

Kemaritiman dan Kelautan (Kementerian Perhubungan dan Kementerian

Kelautan dan Perikanan, serta Penyertaan Modal Negara)

Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri : akan

mendapat penekanan lebih lanjut dalam RKP 2017 terutama

pengembangan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri dan

pariwisata

PENEKANAN DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

DALAM RKP TAHUN 2017

(25)

Menjamin peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin dalam kondisi perekonomian

yang masih tumbuh antara 5-6% melalui

peningkatan penerima Bantuan Tunai

Bersyarat dalam RKP 2017

dan mempertahankan dukungan unuk mengurangi beban

penduduk miskin dan rentan.

Reforma agraria ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat

melalui

pemberian hak milik atas tanah yang meliputi redistribusi tanah dan legalisasi aset

redistribusi tanah seiring dengan meningkatnya

Kepastian Hukum Hak Atas Tanah.

Pembangunan kawasan perbatasan difokuskan pada 2 (dua) sasaran pembangunan yaitu

meningkatkan pertahanan dan keamanan

serta

pengembangan pusat ekonomi

perbatasan

untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pengurangan kesenjangan secara tegas diamanatkan Nawacita ke tiga dengan

membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta pengentasan

daerah tertinggal

. Pembangunan Indonesia (

Indonesia sentris

) lebih diutamakan

dibandingkan pembangunan di Jawa (

Jawa Sentris

), walaupun RoI lebih tinggi di Jawa.

Pendulum pembangunan harus banyak bergerak ke luar Jawa.

PENEKANAN DIMENSI PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN DAN WILAYAH

DALAM RKP 2017 (1/2)

(26)

Menekankan

konektivitas antar wilayah dalam RKP 2017

pada penyelesaiaan

proyek-proyek yang akan menurunkan biaya logistik dan mendukung pembangunan kawasan.

Infrastruktur menjadi

motor pengerak pembangunan

untuk mendorong masuknya

investor dengan penguatan sektor riil sehingga akan mempermudah pencapaian cita-cita

dalam membangun tol laut, karena arus barang dan jasa dari jalur tol laut akan terisi

penuh (orang dan) barang-barang produksi lokal.

PENEKANAN DIMENSI PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN DAN WILAYAH

DALAM RKP 2017 (2/2)

(27)

PENEKANAN KONDISI PERLU (POLHUKHANKAM)

DALAM RKP TAHUN 2017

Memenuhi secara bertahap

Minimum Essential Forces

dengan peran industri

pertahanan dalam negeri yang makin meningkat.

Memantapkan penegakan hukum.

Memantapkan reformasi birokrasi.

(28)

PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

(29)

PENJABARAN PRIORITAS NASIONAL

KE DALAM URUSAN DAERAH*

(Implementasi UU 23/2014 Pasal 263 (4))

No.

Prioritas Nasional

Program Prioritas

Nasional

Kegiatan Prioritas

Nasional

Urusan Dalam

UU 23/2014

Sub-Urusan Dalam

UU 23/2014

1.

Revolusi Mental

...

...

...

...

5.

Kedaulatan Pangan

Peningkatan Produksi Padi

dan Pangan Lainnya

Rehabilitasi Jaringan Irigasi,

Rehabilitasi DAS Hulu,

Pembangunan Waduk dan

Embung/DAM/Parit

Urusan

Pemerintahan

Bidang Pekerjaan

Umum dan

Penataan Ruang

Sumber Daya Air

Penyaluran Subsidi Benih dan

Pupuk

Urusan

Pemerintahan

Bidang Pertanian

Sarana Pertanian

Kelancaran Distribusi

Pangan Dan Akses Pangan

Masyarakat

Pemantauan dan Pengendalian

Harga Pangan

Urusan

Pemerintahan

Bidang Pangan

Penyelenggaraan

Ketahanan Pangan

Cadangan Pangan Pemerintah

Urusan

Pemerintahan

Bidang Pangan

Penanganan

Kerawanan Pangan

22.

Pertahanan dan

Keamanan

dst

dst

dst

dst

(30)

No.

Program

Prioritas

Nasional

Kegiatan Prioritas

Nasional

Urusan

Sub-Urusan

Program SKPD

Kegiatan SKPD

Penangungjawab

SKPD

Prioritas Nasional : Kedaulatan Pangan

5. Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lainnya Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Rehabilitasi DAS Hulu, Pembangunan Waduk dan Embung/DAM/Parit Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Sumber Daya Air Program

Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumberdaya Lainnya Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya Dinas Pekerjaan Umum (Urusan Wajib) Penyaluran Subsidi Benih dan Pupuk

Urusan

Pemerintahan Bidang Pertanian

Sarana Pertanian Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan Dinas Pertanian (Urusan Pilihan) Kelancaran Distribusi Pangan Dan Akses Pangan Masyarakat Pemantauan dan Pengendalian Harga Pangan Urusan Pemerintahan Bidang Pangan Penyelenggaraan Ketahanan Pangan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan) Penanganan daerah rawan pangan Dinas Pertanian (Urusan Pilihan)

PEMETAAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL KE DALAM

(31)

ISU KESENJANGAN DAN ARAH PENGEMBANGAN

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

(32)

ISU KESENJANGAN DI KALIMANTAN SELATAN

KESENJANGAN ANTAR INDIVIDU

Kesenjangan antar individu di Provinsi Kalimantan

Selatan tergolong sedang, ditunjukkan dengan Gini

Ratio 0,36. Nilai ratio ini tidak mengalami perubahan di

tahun 2013 dan 2014.

Secara umum, wilayah Kalimantan memiliki kontribusi

yang cukup besar, namun menurun dari tahun 2010 ke

tahun 2014. Demikian Juga Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami penurunan dari 1.24 (tahun 2010)

menjadi 1.23 (tahun 2014)

Provinsi Distribusi PDRB 2010 Distribusi PDRB 2014 Perubahan Kalimantan Barat 1.25 1.23 (- 0,02) Kalimantan Tengah 0.82 0.84 (0,02) Kalimantan Selatan 1.24 1,23 (0,02) Kalimantan Timur 6.09 4.86 (1,23) Kalimantan Utara - 0,55 Kalimantan 9,41 8,71 (0,70)

RATIO GINI PROVINSI 2013

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,31 Maluku Utara 0,32 Aceh 0,34

0,35 - 0,40

Sumatera Utara 0,35 Jambi 0,35 Nusa Tenggara Timur 0,35 Kalimantan Tengah 0,35 Sulawesi Barat 0,35 Sumatera Barat 0,36 Kepulauan Riau 0,36 Lampung 0,36 Jawa Timur 0,36 Nusa Tenggara Barat 0,36 Kalimantan Selatan 0,36 Riau 0,37 Kalimantan Timur 0,37 Maluku 0,37 Sumatera Selatan 0,38 Bengkulu 0,39 Jawa Tengah 0,39 Banten 0,40 Bali 0,40 Kalimantan Barat 0,40 > 0,40 Jawa Barat 0,41 Sulawesi Tengah 0,41 Sulawesi Utara 0,42 DKI Jakarta 0,43 Sulawesi Selatan 0,43 Sulawesi Tenggara 0,43 Papua Barat 0,43 DI Yogyakarta 0,44 Gorontalo 0,44 Papua 0,44

RATIO GINI PROVINSI 2014

< 0,35

Kep. Bangka Belitung 0,30 Maluku Utara 0,32 Sumatera Utara 0,32 Aceh 0,33 Jambi 0,33 Sumatera Barat 0,33 Maluku 0,33 0,35 - 0,40 Kalimantan Tengah 0,35 Sulawesi Barat 0,35 Lampung 0,35 Riau 0,35 Kalimantan Timur 0,35 Nusa Tenggara Timur 0,36 Kalimantan Selatan 0,36 Bengkulu 0,36 Jawa Timur 0,37 Sulawesi Tengah 0,37 Nusa Tenggara Barat 0,38 Jawa Tengah 0,38 Banten 0,39 Kalimantan Barat 0,39 Kepulauan Riau 0,40 Sumatera Selatan 0,40 > 0,40 Gorontalo 0,41 Papua 0,41 Jawa Barat 0,41 Bali 0,41 Sulawesi Utara 0,41 Sulawesi Tenggara 0,41 DI Yogyakarta 0,42 Sulawesi Selatan 0,42 DKI Jakarta 0,43 Papua Barat 0,44

(33)

SASARAN PEMBANGUNAN

(34)
(35)

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

Revolusi Mental

PROGRAM PRIORITAS

SASARAN

Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

 Penerapan Gerakan Aparat Menuju Indonesia Ramah di 34 Provinsi

 Rekomendasi harmonisasi dan simplifikasi undang-undang yang ditindaklanjuti K/L/D sebesar 100%

 Fasilitasi penguatan ruang dialog untuk pendidikan politik warga di 6 Provinsi

 Menurunnya jumlah kecelakaan lalu lintas dibanding tahun sebelumnya (%)

Reformasi Birokrasi Pemerintahan

 Meningkatnya Indeks kepuasan masyarakat atas mutu pelayanan persetujuan, perizinan, dan fasilitas penanaman modal di PTSP Pusat menjadi 3,2 dari skala 4 (minimal B)

 Penerapan fasilitas kesehatan yang menerapkan sistem rujukan pelayanan kesehatan online (puskesmas dan RS) di puskesmas dan rumah sakit

 Opini WTP bagi 25 Provinsi dan 250 Kab/Kota Kemandirian Ekonomi dan

Daya Saing Bangsa

 Fasilitasi pemberdayaan KUMKM di daerah untuk mendukung revolusi mental

 Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional menjadi sebesar 92,40%

 Peningkatan pemahaman dunia usaha terkait nilai-nilai persaingan usaha yang sehat menjadi sebesar 60%

Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa

 Penerapan pendidikan karakter di 12.611 SMA, 4.364 SMK dan 950 SMLB

 Revitalisasi 5 taman budaya di 5 Provinsi

 Terbentuknya 40 Model SRA di 20 provinsi (Provinsi Sumut, Sumbar, Sumsel, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sultra, Gorontalo, Maluku, Malut, Papua, Papua Barat)

 Peningkatan kualitas Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan di 34 Provinsi melalui penerapan kurikulum yang berlaku Daya Rekat Sosial dalam

Kemajemukan

 Penyelenggaraan dialog lintas agama di 1.500 kecamatan

 Pembinaan 75% anggota kelompok Bina Keluarga Remaja

(36)

Slide - 36

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

PRIORITAS PENDIDIKAN :

Distribusi dan sertifikasi guru

Aceh 92.055 38.161 1:11 Sumut 178.927 96.015 1:18 Riau 86.416 37.912 1:16 Kepri 22.211 7.346 1:17 Sumbar 82.994 47.107 1:15 Jambi 46.501 22.302 1:15 Bengkulu 30.001 15.231 1:14 Sumsel 101.601 44.200 1:17 Lampung 178.927 96.015 1:16 Babel 15.013 7.977 1:19 DKI Jakarta 82.038 51.450 1:22 Banten 98.556 46.505 1:22 Jateng 349.653 207.041 1:17 Jabar 385.019 206.915 1:22 DIY 46.042 30.041 1:15 Jatim 406.571 231.178 1:16 Bali 48.717 28.125 1:18 NTB 73.624 31.501 1:13 NTT 88.958 26.048 1:16 Kalbar 57.949 25.347 1:18 Kalteng 39.638 19.608 1:14 Kaltara 8.904 3.476 1:16 Kalsel 52.265 26.071 1:14 Kaltim 44.595 21.811 1:16 Sulsel 127.829 67.545 1:15 Sultra 45.755 22.419 1:14 Sulut 35.472 23.403 1:15 Sulbar 21.414 8.279 1:15 Sulteng 47.219 20.289 1:14 Gorontalo 17.408 8.648 1:15 Malut 19.357 6.429 1:15 Maluku 30.906 12.212 1:14 Papua 28.086 9.414 1:22 Papua Barat 12.336 4.248 1:18 Sumber: Kemdikbud, 2015

PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) TAHUN 2016 PER PROVINSI

(untuk Guru di bawah Koordinasi Kemdikbud)

Nama Provinsi

Jumlah Guru

Jumlah Guru Bersertifikasi dan menerima TPG

Rasio Guru:Murid Legenda:

Permasalahan:

1. Distribusi guru tidak merata yang ditunjukkan dengan rasio guru:murid yang sudah sangat kecil (tidak efisien).

Rasio guru:murid sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan adalah 1:32 untuk SD/MI dan 1:36 untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

2. Selisih jumlah guru yang belum tersertifikasi masih besar dan sangat berpengaruh terhadap penambahan alokasi anggaran untuk membayar TPG.

 Untuk memenuhi UU No. 14 tahun 2015 tentang Guru dan Dosen masih terdapat > 441 ribu guru yang belum tersertifikasi.

Usulan 2017:

1. Tidak menambah jumlah guru, baik PNS, maupun guru honor. 2. Penambahan sertifikasi dan tunjangan profesi guru harus dilakukan

secara sangat selektif.

(37)

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

PEMBANGUNAN KESEHATAN : Permasalahan Utama Pembangunan Kesehatan

31 RS 46 RS 12 RS 13 RS 19 RS 13 RS

Indikator Tipe RS Sumatera Jawa Bali Nusra Kalimantan Sulawesi Maluku

Papua Total RS Rujukan Regional 31 RS 46 RS 12 RS 13 RS 19 RS 13 RS 110 RS RS Rujukan Nasional 3 RS 5 RS 1 RS 2 RS 2 RS 1 RS 14 RS RS Provinsi 7 RS 1 RS 2 RS 3 RS 4 RS 3 RS 20 RS Total 41 RS 52 RS 15 RS 18 RS 25 RS 17 RS 144 RS

Permasalahan:

Pelayanan kesehatan masih cenderung pada upaya kuratif

Tenaga kesehatan kurang merata

Akses dan mutu pelayanan kesehatan belum optimal

Rencana 2017:

Upaya promotif & preventif lintas sektor: Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat

Penempatan nakes: Nusantara Sehat di DTPK

Peningkatan kapasitas sistem rujukan RS

Rumah Sakit

RS Nasional:

14 Prov

RS Provinsi:

20 Prov

RS Regional:

33 Prov

RS Pratama:

26 Kab

Pelayanan Kesehatan

Bergerak:

128 Kab

Rencana Penempatan Tenaga Kesehatan

PTT di DTPK:

43.917 orang

Nusantara Sehat di DTPK dan DBK:

Berbasis tim

= 260 tim

Berbasis individu

= 15.150 orang

Wajib Kerja Sarjana Dokter Spesialis di luar

Pulau Jawa:

1.600 orang

(38)

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

Pembangunan Perumahan dan Pemukiman

PU-PR

+ Fasilitasi Pemenuhan SPP

dan Pengembangan

Kawasan Layak Huni di

Perkotaan di 1 kab/kota

PP dan PA

+ Kajian Sanitasi dan Air Bersih

Responsif Gender di 2 kab/kota

+ IPAL Kawasan di 2

kab/kota

+ IPAL Komunal di 3

kab/kota

SOSIAL

+ Rehabilitasi RTLH Keluarga Miskin

Perdesaan di 2 kab/kota

+ Drainase di 1 kab/kota

+ Rehabilitasi RTLH Keluarga Miskin

Perkotaan di 5 kab/kota

+ IPLT Kab/Kota di 1

kab/kota

+ TPA Regional Kab/Kota di

1 kab/kota

+ TPST/3R Skala Komunal

di 6 kab/kota

+ SPAM Perkotaan

+ SPAM Perdesaan

+ SPAM Kawasan Khusus

(39)

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

Kedaulatan Pangan

Kementerian Perdagangan:

Pembangunan pasar: 4 unit

Kementerian PUPR:

Rehabilitasi Irigasi: 7.930 ha

Pembangunan Irigasi: 3.878,6ha

Pembangunan Waduk: 1 buah

Pengendalian Banjir: 5,7 km

BMKG:

Informasi Iklim: 1 paket

KLHK:

Pencadangan hutan untuk pangan: 151.424 ha

Pemanfaatan lahan di bawah tegakan untuk pangan: 2000 ha

Kementerian Kelautan dan Perikanan:

Pengadaan kapal dan alat tangkap ikan: 4 kapal dan 38

alat penangkap ikan

Benih ikan bersertifikat: 1,5 juta ekor

Minapolitan: 4 lokasi

Kementerian Pertanian:

Cetak sawah: 5.000 ha

Irigasi Tersier: 7.000 ha

Desa Mandiri Benih: 20 Desa

(40)

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

Kedaulatan Energi : Daftar Rencana Pembangkit dan Peta Kelistrikan

Pemilik Pola

Lokasi

Subsistem

Kota/Kabupaten

Jenis

Nama Pembangkit

Total kap.

(MW)

Rencana

COD

Status

Proyek

Status Proyek

PLN PLN Kalsel Kalselteng Barito Kuala PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 2017 Reguler Plan

(41)

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

Kemaritiman dan Kelautan : Pembangunan Pelabuhan Sorong

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Fasilitas saat ini :

Terminal Petikemas Banjarmasin, Pelabuhan Trisakti yang termasuk 10 besar

terminal petikemas di Indonesia

Terminal General Cargo

Terminal Curah Kering

Terminal Penumpang

Rp. 624 milyar

Rencana 2015-2018

Pengembangan 4 dermaga, termasuk Dermaga Martapura Baru

dan Dermaga PT TLMI

Pembangunan Dermaga Curah Kering

Pembangunan Dermaga 1 Berth

Pembangunan 3 lokasi CY

Pembangunan Lapangan Penumpukan khusus mobil

Pengadaan peralatan (3 CC, 2 RTG, 1 Mobile Crane)

Pelindo III dan KPS dengan PT TLMI

Lokasi Rencana Kondisi Eksisting Kebutuhan Pendanaan Sumber Dana

(42)

PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DAN KEK

KAWASAN INDUSTRI BATULICIN- KALSEL

Program dan Kegiatan Kementerian

Pengembangan Bandara Bersujud Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin Pengembangan FASPEL Laut

Banjarmasin Pelebaran Jalan Pagatan-Batulicin Pengembangan FASPEL Laut Batulicin Pelebaran Jalan Serongga - Batulicin Pembangunan Transportasi Ramah

Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian) Pembangunan Mentewe-Batulicin Fasilitas Integrasi Moda

Kawasan Industri Batu Licin

Kawasan Industri Jorong

Program dan Kegiatan Kementerian Pembangunan FASPEL Laut

Pelaihari/Swarangan

Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Suarangan

Pembangunan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur Sepeda, Pedestrian)

Pembangunan Jalan Ambungan - Tajau Pecah

Fasilitas Integrasi Moda Penyediaan Bus Pemadu Moda

(43)

TARGET REALISASI PMA & PMDN, EKSPOR NONMIGAS, DAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT 2017

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Komoditas Utama

1. Batu bara

2. Produk olahan minyak kelapa

sawit

3. Produk olahan karet

Pasar yang sedang dibangun Th. 2016

DAK TP

Provinsi Kalimantan

Selatan Kab. Kota Baru Kab Barito Kuala

Kab Hulu Sungai Selatan

Kab Hulu Sungai Utara

Kab Tapin Kab Balangan Kab Hulu Sungai Tengah

Kota Banjarbaru Kab Banjar Kab Kotabaru Kab Tabalong Kab Tanah Laut Kota Banjarmasin Kab Tanah Bumbu Kab Berau

Kota Balikpapan Kab Kutai Barat Kota Samarinda Kab Paser

Kab Penajam Pase Utara

Kab Barito Kuala

Kab. Banjar

Pasar Martapura (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Kotabaru

Pasar Cantung (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Tabalong

Pasar Barunak Tanjung (Tipe A) Rp. 15 M

Kab. Hulu Sungai Tengah

Pasar Kramat (Tipe B) Rp. 7 M

Realisasi Investasi:

Rp. 21,2 Triliun

Kontribusi terhadap

Nasional:

3,32%

Nilai:

USD 5,80 miliar

Kontribusi terhadap

nasional:

3,79%

RENCANA PEMBANGUNAN PASAR 2017

(Dana Tugas Perbantuan)

TARGET EKSPOR NONMIGAS

Tahun 2017

TARGET REALISASI INVESTASI

(PMA dan PMDN) Tahun 2017

(44)

DIMENSI PEMERATAAN DAN ANTAR WILAYAH

(45)

DIMENSI PEMBANGUNAN ANTARWILAYAH

Konektivitas : Pembangunan Jalur Kereta Api

(46)
(47)

PENUTUP (1/2)

Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalam perencanaan pembangunan

mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran,

hingga pelaksanaan.

Kementerian PPN/Bappenas (dan Bappeda) yang mempunyai kapasitas teknis dengan fungsi utama

sebagai

koordinator perencanaan lintas sektor, lintas K/L (lintas SKPD) dan lintas wilayah.

Oleh

karena itu Bappenas (Bappeda) bertindak sebagai

system integrator

dan

resource allocator

antar

K/L (SKPD) dan pemerintah daerah (pemerintah Kabupaten/Kota) agar sinergi bisa tercapai.

Untuk mendukung prioritas nasional, maka diharapkan dalam pembahasan dengan SKPD dilakukan

pendekatan:

Money follow function

diubah menjadi

Money follow program

.

Dalam arti fokus anggaran

hanya pada program-program yang sudah terbukti manfaatnya. Program-program lain akan

minimal alokasinya

Pengujian pada setiap program/kegiatan:

Apakah proyek ini perlu?

Apakah proyek ini perlu sekarang?

Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam

proyek ini?

(48)

Dalam pembahasan dengan masing-masing Kabupaten/Kota dan antarwilayah di Kalimantan Selatan

perlu diperhatikan:

Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dari program/kegiatan prioritas nasional

(lokus kegiatan/proyek berikut kesiapan yang diperlukan)

Perkuatan DAK yang

proposal based approach

dengan lebih meningkatkan keterkaitan alokasi DAK

dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyek prioritas nasional

Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Kabupaten/Kota

Oleh karena itu, Bappeda memiliki peran yang sangat penting dalam pengalokasi anggaran untuk

kegiatan prioritas pembangunan nasional. Pola alokasi anggaran tidak semata-mata atas usulan SKPD

berdasarkan Tugas dan Fungsi, namun berdasarkan prioritas program yang bermanfaat untuk

mendukung pencapaian sasaran agenda prioritas pembangunan.

(49)

JADWAL PENYUSUNAN RKP 2017

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nov

Des

•Sinkronisasi Data Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

•Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan

•Sidang Kabinet Rancangan Awal RKP & Pagu Indikatif

•SKB MPPN/Ka Bappenas tentang dan MenKeu tentang Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif

•Rakorbangpus

 Multi – Pihak

 Tiga Pihak

•Penyusunan Rencana Kerja K/L

•Musrenbangprov

•Rangkaian Musrenbangnas

•Sidang Kabinet Rancangan Akhir RKP

•Perpres RKP

•Penelaahan RKA-KL

Penyusunan Draft Nota Keu dan RUU APBN

•Rancangan RKP

•Penyampaian Rancangan RKP dan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal ke DPR

•Pembicaraan Pendahuluan

•Lanjutan Pertemuan Tiga Pihak

•SKB MPPN/Ka. Bappenas dan MenKeu tentang Pagu Anggaran K/L

•Ratas Kerangka Ekonomi Makro dan Resource Envelope •Kepres Alokasi Anggaran •Finalisasi DIPA •Kepres APBN •Kepres RKP •Pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN

•Penetapan UU APBN

•Surat Menkeu tentang Kesepakatan

Pemerintah - DPR

•Penelaahan RKA K/L

•Penyampaian dan Pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN

(50)
(51)
(52)

Arah Kebijakan

Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

1. Penegakan hukum dan disiplin aparat Pemerintah, penegak hukum dan masyarakat

2. Harmonisasi dan simplifikasi peraturan perundangan untuk mendorong kreatifitas masyarakat

3. Penanganan perkara yang transparan dan memuaskan 4. Pendidikan dan penghormatan etika dalam berpolitik

Reformasi Birokrasi Pemerintahan

1. Layanan publik prima (cepat, mudah, ringkas , transparan, dan Birokrasi yang responsif)

2. Program Pembangunan dan belanja pemerintah didasarkan azas manfaat, bermutu, efisien dan efektif

3. Penerapan disiplin, reward & punishment dan sistem merit dalam birokrasi

Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa

1. Peningkatan Etos Kerja (kerja keras, kreatif , dan professional) serta mendorong semangat inovasi dan kewirausahaan

2. Penumbuhan budaya konsumen cerdas dan cinta produk dalam negeri

3. Internalisasi nilai-nilai persaingan yang sehat (cooperate and compete, bekerja berorientasi hasil bermutu dan nilai tambah)

Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa

1. Pendidikan berbasis karakter (percaya diri, disiplin, jujur dan kerja keras)

2. Lingkungan pendidikan yang menyenangkan dan bebas dari intimidasi dan kekerasan (bullying free school environment)

3. Pendidikan agama dan etika yang mengajarkan akhlak mulia (keutuhan keluarga, kesalehan sosial, dan toleransi)

4. Peningkatan jiwa patriot, suka menolong, dan cinta tanah air

Peningkatan Peran Lembaga, Keluarga dan Media Publik

1. Ruang publik yang ramah dan bebas dari penyebaran kebencian 2. Pembangunan karakter melalui media publik

REVOLUSI MENTAL

Sasaran dan Arah Kebijakan

Sasaran 2014 (Baselin e) 2015 2016 2017 2019 1. Meningkatnya Integritas

 Indeks Perilaku Anti Korupsi (Skala 1-5) 3,61 3,59 3,63 3,70 3,75

 Indeks Penegakan Hukum Berkualitas (Skala 0-1) 0,3 0,4 0,4 0,4 0,4

 Persentase aparatur Pemerintah/ Penegak Hukum yang mendapat sanksi

karena melanggar disiplin dan/atau pelanggaran hukum *) *) *) *) *)

 Persentase kepuasan publik atas penanganan perkara 50% 55% 60% 75% 90%

 Efektivitas pendidikan karakter di sekolah dan perguruan tinggi *) *) *) *) *)

 Peningkatan kualitas, penurunan beban dan jumlah peraturan

perundang-undangan *) *) *) *) *)

 Efektivitas belanja pemerintah (manfaat, biaya dan kualitas) *) *) *) *) *)

2. Meningkatnya Etos Kerja

Peningkatan kualitas pelayanan publik di K/L, Legislatif, dan Pemerintah

Daerah *) *) *) *) *)

Peningkatan produktivitas masyarakat (efisiensi dunia usaha, jumlah

wiraswasta, hasil riset, publikasi ilmiah) n.a 50.000 Orang

 Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja *) *) *) *) *)

 Peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah

tangga nasional n.a 92,3% 92,5% 92,7% 93,1%

 Peningkatan semangat persaingan yang sehat (cooperate and compete) n.a 40% 50% 60% 75%

 Perilaku hidup bersahaja, hemat, bersih dan sehat 30% 40% 50% 60% 80%

3. Meningkatnya Gotong Royong

 Indeks Pembangunan Masyarakat (toleransi, gotong royong, rasa aman) (2012) 0,55 *) *) *) *)

 Berkurangnya jumlah konflik/kekerasan di kalangan masyarakat - <5 <5 <5 <5

 Persentase ruang publik bermuatan negatif (penyebar kebencian,

radikalisme dan pornografi) 100% 100% 100% 100% 100%

(53)

REVOLUSI MENTAL

Perencanaan Terintegrasi

(54)

REVOLUSI MENTAL

Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

(55)

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Sasaran dan Arah Kebijakan

Sasaran 2014

(Baseline) 2015 2016 2017 2019

 Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun 8,2 tahun 8,3 tahun 8,5 tahun 8,6 tahun 8,8 tahun  Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15

tahun

94,1% (2013)

94,8% 95,1% 95,4% 96,1 %  Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4%

(2013)

55,9% 58,8% 61,8% 68,4 %  Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 84,2%  Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 81,0%  Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 84,6%  Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal

B

48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 65,0%  Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan

20% penduduk terkaya

0,85 (2012)

0,86 0,87 0,88 0,90  Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin

dan 20% penduduk terkaya

0,53 (2012)

0,58 0,58 0,59 0,60  Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) **

- Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara) - Sains (Ranking 64 dari 65 Negara)

- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara)

(2012) 375 382 396 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. (2018) 427; 50 438; 50 446; 45  Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT- (tidak

menyontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikat palsu, plagiarisme).

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

 Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebas intimidasi dan kekerasan (bullying free environment).

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

 Kurikulum dan Proses pembelajaran yang progresif sesuai kebutuhan zaman.

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

 Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkan Akhlak Mulia.

n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan dasar, serta memperluas dan meningkatkan

pemerataan, akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penguatan penjaminan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya, serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel

3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan dan penempatan guru

4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan

5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini 6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta

pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja 7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya

saing pendidikan tinggi

Keterangan: *) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental

Kebijakan Terkait Revolusi Mental

1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan karakter dan budaya bangsa

2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebas intimidasi dan kekerasan

3. Penegakan hukum dan disiplin (bebas dari ijazah dan sertifikat palsu, plagiat, bolos)

(56)

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Perencanaan Terintegrasi

(57)

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Merata

(58)

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Sasaran dan Arah Kebijakan

Arah Kebijakan

1. Memperkuat upaya promotif dan preventif

2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

• Pembiayaan kesehatan.

• Penyediaan, distribusi, dan mutu farmasi, alkes, dan makanan

• Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

• Penguatan sistem informasi, manajemen dan litbang kesehatan

• Penyediaan, persebaran dan kualitas SDM kesehatan

3. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat 4. Meningkatkan pelayanan keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi Kebijakan terkait Revolusi Mental:

 Meningkatkan respons pelayanan kesehatan (cepat, tepat, bersahabat)

 Efektivitas program preventif (Gerakan Masyarakat Sehat)

 Penegakan hukum dan disiplin (etika kedokteran, standar rumah sakit, dll)

Keterangan: Data AKI dan AKB diperoleh melalui survei skala besar dan tidak tersedia setiap tahun

No Sasaran Baseline (2014) 2015 2016 2017 2019

1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi Masyarakat

a. Menurunnya Angka kematian ibu (AKI), diukur dengan proksi: 346

(SP, 2010) n.a n.a n.a 306

• Persalinan di fasilitas kesehatan (persen) 70,4 (2013) 75,0 77,0 79,0 85,0

• Kunjungan Antenatal (K4) (persen) 70,4 (2013) 72,0 74,0 76,0 80,0 b. Menurunnya Angka kematian bayi (AKB), diukur dengan proksi: 32 (2012) n.a n.a n.a 24

• Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (persen) 71,3 (2013) 75,0 78,0 81,0 90,0 c. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak

baduta (bawah dua tahun) (persen) 32,9 (2013) 31,3 30,5 29,6 28,0 d. Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) 2,60 (2012) 2,37 2,36 2,33 2,28

2 Menurunnya Penyakit Menular dan Tidak Menular

a. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 b. Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 penduduk 297 (2013) 280 271 262 245 c. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen) 7,2 (2013) 6,9 6,4 5,9 5,4 d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 25,0 24,6 24,2 23,4 e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4 15,4 15,4 15,4

3 Meningkatnya Perlindungan Finansial

a. Penduduk yang menjadi peserta BPJS-Kesehatan (persen) 51,8

(Okt, 2014) 60,0 68,0 77,0 Min. 95

4 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan

a. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang

tersertifikasi akreditasi nasional 10 (2014) 94 190 287 481

b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi

dasar lengkap pada bayi 71,2 (2013) 75,2 80,2 85,2 95,2

c. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga

kesehatan 1.015 (2013) 1.200 2.000 3.000 5.600

(59)

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Perencanaan Terintegrasi

(60)

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Penguatan Promotif dan Preventif

Gerakan Masyarakat Sehat

(61)

Sasaran 2014

(BASELINE) 2015 2016 2017 2019

Akses Air Minum Layak 70% 70,25% 77% 84% 100%

Akses Sanitasi Layak

69,42% Akses Layak: 61,08% Akses Dasar: 8,34% 72,2% Akses Layak: 62,4% Akses Dasar: 9,8% 77,4% Akses Layak: 66,3% Akses Dasar: 11,1% 83,2% Akses Layak: 70,7% Akses Dasar: 12,4% 100% Akses Layak: 85% Akses Dasar: 15% Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 38.431 Ha (Kondisi kumuh 100%) 38.431 Ha (Kondisi kumuh 85%) 38.431 Ha (Kondisi kumuh 70%) 38.431 Ha (Kondisi kumuh 45%) 38.431 Ha (Kondisi kumuh 0%) Kekurangan Tempat Tinggal (Backlog) Berdasarkan Perspektif Menghuni *

7,6 Juta 7 Juta 6,5 Juta 6 Juta 5 Juta

Arah Kebijakan:

1. Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai 2. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan

pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum

dan pengelolaan sanitasi

3. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen asset

4. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat

5. Peningkatan Efektivitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Sasaran dan Arah Kebijakan

Kebijakan terkait Revolusi Mental:

1. Masyarakat peduli lingkungan (Reduce, Reuse, Recycle;hemat air, penangan sampah, lingkungan sanitasi bersih dan sehat)

2. Penegakan hukum dan disiplin (tata ruang, membayar kewajiban air minum, listrik, dll.)

(62)

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Perencanaan Terintegrasi

(63)

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Fasilitasi Penyediaan Hunian Baru dan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Pendukung

Gambar

ILUSTRASI PERENCANAAN TERINTEGRASI:
Ilustrasi Rencana Pembangunan Bendungan Tahun 2017
Ilustrasi Integrasi Peningkatan Produksi Padi Provinsi Aceh
Ilustrasi Perencanaan Terintegrasi Penegakan Hukum dan Kelembagaan Politik

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan mahasiswa jurusan keperawatan tentang kesehatan gigi menunjukkan bahwa 38 orang atau 51% kategori

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orangtua Kristen adalah wakil Tuhan yang merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam mengasuh, mengajar, dan mendidik anak,

Intervensi No Diagnosa Keperawatan Tgl Pem buat an Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Nama dan tanda tangan 1 Ketidakefektifan koping komunitas  pada kelompok  remaja

Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid sekolah dasar kelas I – VI yang ada di SD X Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir dengan total 599 murid. Pengambilan

Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul : ”Konselin g Kesehatan Pra Nikah Terhadap Minat Penundaan Kehamilan Berisiko Pada Calon Pasangan Usia Subur Dibawah

UPKKI UNNES PGSD UPP Tegal memiliki divisi-divisi pelaksana kegiatan yang membantu tugas pengurus harian. Adapun nama dan job deskripsi dari masing-masing

Perhitungan return yang diharapkan dari suatu portofolio dapat diestimasi dengan menghitung rata-rata tertimbang dari return yang diharapkan dari masing-masing aset individual

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia, rahmat dan karuniaNya yang selalu memberikan tuntunan, pertolongan dan kekuatan sehingga laporan