ISSN-P 2407-2192
Jurnal Teknik Informatika Politeknik Sekayu (TIPS) Volume VII, No.2, Juli - Desember 2017, h. 33-43
PENGEMBANGAN MANAJEMEN JARINGAN
BERBASIS SOFTWARE-DEFINED NETWORK
DI POLITEKNIK SEKAYU
Resty Annisa
NIDN. 0230089002
Program StudiTeknikInformatikaPoliteknikSekayu
styannisa@gmail.com
ABSTRACTPerguruan tinggi di Indonesia telah memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan-kegiatannya seperti akademik, keuangan dan kepegawaian. Teknologi informasi didukung oleh infrastruktur jaringan komputer yang bisa memenuhi kebutuhan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut. Penelitian ini menawarkan solusi pengembangan manajemen jaringan berbasis Software-Defined Networkdi Politeknik Sekayu dengan konsep pemrograman jaringan, efisiensi hardware dan kontrol terpusat. Hasil penelitian ini disajikan dalam Quality of Service (QoS) yaitu nilai delay maksimum 18 ms pada jaringan berbasis SDN dan 37,7 ms pada jaringan konvensional, nilai jitter maksimum 2,7 ms dan 40,3 ms, nilai troughput maksimum 98,2 Mbps dan 95 Mbps.
Keywords :Manajemen Jaringan, Software-Defined Network, Quality of Service (QoS)
I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Saat ini kemajuan dalam penerapan teknologi informasi di lingkungan Pendidikan telah menuju ambang critical mission, dimana hampir seluruh aspek kegiatan akademik dan administrasi menggunakan sistem informasi. Contoh pemanfaatan teknologi informasi yaitu melalui berbagai jenis aplikasi, antara lain E-learning, Online Courses, Electronic Library,
Computer Aided Instruction (CAI) dan berbagai
jenis aplikasi lainnya. Pengguna akan dapat memanfaatkan berbagai fitur yang bisa digunakan untuk berkomunikasi, serta mengakses materi perkuliahan melalui sistem E-learning. Salah satu aspek terpenting dalam pemanfaatan teknologi informasi tersebut adalah ketersediaan layanan jaringan komputer. Dengan kondisi geografis yang cukup luas ditambah banyaknya perangkat jaringan yang masih menggunakan konfigurasi manual menjadi kendala bagi network administrator. Ketika ingin mengatur dan mengembangkan
beberapa infrastruktur jaringan, maka network
administrator harus melakukan konfigurasi manual
pada masing-masing perangkat jaringan tersebut yang lokasinya berjauhan. Selain itu, perangkat jaringan saat ini masih merupakan vendor sentris sehingga setiap perangkat yang berbeda vondor maka akan menggunakan command yang berbeda pula ketika hendak melakukan konfigurasi. Dari permasalahan itu maka diberikan solusi pengembangan manajemen jaringan terbaru yang dikenal sebagai Software-Defined Network (SDN). SDN membangun dan mengelola jaringan komputer dengan memisahkan control plane dan
data plane.
Beberapa infrastruktur jaringan diatur oleh satu controller sehingga memudahkan network
administrator dalam mengelolah jaringan,
mengintegrasikan teknologi baru, dan meningkatkan kinerja jaringan. Penelitian ini menghasilkan ulasan perbandingan kinerja jaringan
konvensional dengan jaringan berbasis SDN berdasarkan analisa Quality of Service(QoS) yang terdiri dari Throughput, Delay dan Jitter.
Dalam jurnal ACM SIGCOMM Computer
Communication Reviewyang berjudul “OpenFlow:
Enabling Innovation in Campus Network”,
(McKeown, 2008) McKeown mengutarakan perlunya sebuah jaringan yang dapat di program. Hal tersebut dilandasi akan adanya kebutuhan untuk bereksperimen pada jaringan bagi para peneliti, namun terbentur pada kenyataan bahwa lingkungan eksperimen tidak mencerminkan kondisi seperti lingkungan nyata. Mereka mengembangkan jaringan yang cukup besar pada departemen Computer Science dan Electrical
Engineering di Stanford University. Jaringan pada
dua gedung akan diganti dengan switch-switch
yang menjalankan Open Flow. Akhirnya, semua traffic akan berjalan melalui jaringan Open Flow
dengan production traffic dan experimental traffic
yang terisolasi pada VLAN yang berbeda di bawah kendali network administrator sehingga peneliti dapat mengontrol lalu lintas mereka sendiri, dan menambah ataupun menghapus aliran-entri. Merujuk dari jurnal tersebut, peneliti hendak melakukan hal yang serupa di Politeknik Sekayu.
Politeknik Sekayu merupakan Politeknik milik Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Yayasan Muba Sejahatera. Untuk mewujudkan visinya yaitu “Unggul dan Berperan Aktif dalam Pembangunan” maka diupayakan peningkatan hasil penelitian di bidang pengembangan infrastruktur dan manajemen teknologi informasi, dalam hal ini adalah melakukan penelitian Pengembangan Manajemen Jaringan Berbasis Software-Defined Network
1.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1) Mengembangkan jaringan komputer di
Politeknik Sekayu berbasis Software-Defined Network
2) Membuat program Algoritma Dijkstra yang dimasukkan ke dalam jaringan berbasis
Software-Defined Network untuk menjalankan
fungsi manajemen.
3) Menganalisa kinerja jaringan berbasis
Software-Defined Network kemudian
membandingkan dengan jaringan konvensionl di Politeknik Sekayu
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan manajemen jaringan ini adalah: a) Merancang jaringan berbasis
Software-Defined Network untuk manajemen terpusat
semua perangkat jaringan.
b) Menerapkan Algoritma Dijkstra sebagai manajemen penjaluran pada jaringan berbasis
Software-Defined Network.
c) Mendapatkan nilai delay, jitter dan troughput
sebagai parameter QoS (Quality of Service)
untuk membandingkan kinerja jaringan virtual berbasis Software-Defined Network dengan jaringan konvensional yang sudah ada.
1.4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk mempermudah kerja network
admisnistrator dalam memanajemen jaringan
skala besar dengan berbagai vendor.
2) Mengubah paradigma konfigurasi default vendor
menjadi pemrograman jaringan yang dapat dikembangkan terus-menerus yang programnya
bersifat terbuka (open source).
1.5 MetodePerancanganSistem
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah action research atau penelitian tindakan. Dalam penelitian tindakan ini peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi.
Tahapan penelitian tindakan meliputi siklus beikut ini:
1) Melakukan Diagnosa (diagnosing) yaitu mengidentifikasi masalah yang berkaitan langsung pada infrastruktur jaringan yang akan diteliti guna menjadi dasar dan pertimbangan penelitian dalam melakukan pengembangan dan pemaksimalan kinerja
controller dan switch dalam jaringan
berbasis Software-Defined Network.
2) Membuat rencana tindakan (action
planning) yaitu peneliti memahami pokok
permasalahan dan kemudian akan dilanjutkan penyusunan rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Pada tahap ini peneliti akan membangun perancangan jaringan menggunakan tool
Mininet dan controller POX.
3) Melakukan tindakan (action taking) yaitu peneliti mengimplementasikan rencana dengan harapan dapat menyelesaikan masalah. Pada siklus ini peneliti mengkonfigurasi jaringan berbasis
Software-Defined Network dengan penerapan
Algoritma Dijkstra.
a) Melakukan evaluasi (evaluating)
b) Setelah action taking di anggap sudah cukup kemudian peneliti akan melaksanankan evaluasi hasil dari implementasi yang sudah
dilakukan dengan pengujian Quality of
Service pada jaringan berbasis
Software-Defined Network kemudian
membandingkan dengan jaringan konvensional. Dalam tahap ini dilihat bagaimana kinerja jaringan konvensional dan jaringan berbasis Software-Defined Network
c) Pembelajaran (learning)
Tahap ini merupakan bagian dari akhir siklus yang telah dilalui dengan melaksanakan
review tahap pertahap yang telah berakhir.
Seluruh kriteria dalam prinsip pembelajaran dipelajari, perubahan dalam situasi organisasi dievaluasi oleh peneliti dan direpresentasikan dalam bentuk laporan terhadap hasil dari penelitian secara lengkap.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Software-Defined Network
Software-Defined Network (SDN)
adalah sebuah paradigm arsitektur baru dalam bidang jaringan komputer, yang memiliki karakteristik dinamis,
manageable, cost-effective, dan adaptable
sehingga sangat ideal untuk kebutuhan aplikasi saat ini yang bersifat dinamis dan
high-bandwidth. Arsitektur ini
memisahkan antara network control dan
fungsi forwarding sehingga network
control tersebut dapat diprogram secara
langsung (directly programmable) sedangkan infrastruktur yang mendasarinya dapat diabstraksikan untuk
application layer dan network services.
Arsitektur SDN terdiridaritiga layer yaitusebagaiberikut:
1) Application Plane: berada pada lapisan
langsung dan eksplisit mendefinisikan
network requirement dan network
behavior yang diinginkan. Layer ini
berkomunikasi dengan Control Layer
melalui North Bound Interface (NBI).
2) Controller Plane: yaitu entitas kontrol
yang memiliki tugas yaitu mentranslasikan
network requirement yang telah
didefinisikan oleh application layer
menjadi instruksi-instruksi yang sesuai untuk infrastructure layer dan memberikan abstract view yang dibutuhkan bagi application layer.
3) Data Plane: terdiri dari elemen jaringan
yang dapat menerima instruksi dari
control layer.
Gambar 1. Arsitektur SDN
2.2 Algoritma Dijkstra
Algoritma Dijkstra bertujuan untuk menemukan jalur terpendek berdasarkan bobot terkecil dari satu titik ke titik lainnya. Program Algoritma Djikstra ditampilkan dalam file format .py berisikan script berikut:
#Dijkstra’s algorithm for shortest paths from priodicts import priorityDictionary
def Dijkstra(G, start, end=None): D = {} # dictionary of final distances P = {} # dictionary of predecessors Q = priorityDictionary() #est.dist. of non-final vert. Q[start] = 0 For v in Q: D[v] = Q [v] if v == end: break for w in G[v]: vwLength = D[v] + G[v] [w] if w in D: if vwLength < D [w]: raise ValueError, “Dijkstra:
found better path to already-final vertex” elif w not in Q or vwLength < Q[w]: Q[w] = vwLength P[w] = v Return (D,P)
def shortestPath(G,start, end) D,P = Dijkstra(G, start, end) Path = []
while 1:
Path.append(end) if end == start: break end = P[end]
Path.reverse() Return Path
2.3 Mininet
Minineta dalah emulator jaringan SDN yang dapat mensimulasikan kinerja antara
end-host, switch, router, controller, dan link dalam
sebuah kernel Linux (S. Dasetal, 2010:3). Emulator Mininet memungkinkan untuk menjalankan sebuah kode secara interaktif di atas laptop atau di atas
virtual hardware, tanpa harus memodifikasi kode
tersebut. Artinya kode simulasi sama persis dengan kode pada real network environment.
Mininet menggunakan pendekatan
light-weight virtualization menggunakan fitur
virtualisasi level OS mencakup proses-proses dan
namespace jaringan, sehingga memungkinkan
dilakukannya simulasi jaringan dengan skala sangat besar hingga ratusan node. Mininet dapat menciptakan jaringan virtual yang realistis,
menjalankan real kernel, switch dan kode aplikasi pada single machine, baik berupa physical
machine, virtual machine, ataupuncloud.
2.4 Quality of Service
Quality of Service (QoS) adalah efek
kolektif dari kinerja layanan yang menentukan derajat kepuasan seorang pengguna terhadap sebuah layanan. Beberapa parameter QoS diantaranya yaitu:
1) Delayadalah perbedaan waktu di antara waktu
kirim dengan waktu terima sebuah paket.
2) Jitter adalah variasi delay yang diakibatkan
oleh panjang antrian dalam suatu pengolahan data dan reassemble paket data di akhir pengiriman akibat kegagalan sebelumnya.
3) Troughput adalah jumlah bit yang diterima dari
satu terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan ke titik jaringan lainnya dibandingkan dengan total waktu pengiriman.
III. PERANCANGANMODEL SISTEM 3.1 Perancangan Jaringan Konvensioanal
Infrastruktur jaringan Politeknik Sekayu dibagi menjadi 3 bagian yaitu Jaringan Komputer Gedung Direktorat, Jaringan Komputer Gedung Kuliah, Jaringan Komputer UPT Wiswa. Setiap gedung memiliki 1 wireless router yang berfungsi menentukan jalur lewatnya paket data atau sinyal dari komputer ke komputer.
Langkah-langkah untuk merancang jaringan konvensional di Politeknik Sekayu melalui tahapan berikut ini:
1) Merancang jaringan menggunakan software
GNS3.
Gambar 2.Tampilan software GNS3
2) Konfigurasi IP Address pada perangkat jaringan seperti router, switch maupun komputer.
3) Mengkonfigurasi routing OSPF sebagai penerapan dari Algoritma Dijktra.
4) Melihat hasil konfigurasi dengan menggunakan intruksi IP route.
5) Membangkitkan traffic generator
menggunakan Jugi’s Traffic Generator (JTG).
6) Pengambilan data capture paket dilakukan di sisi client. Proses capture paket dilakukan dengan software open source Wireshark 1.0.0. Data yang didapat akan digunakan untuk mengukur parameter QoS.
Gambar 3. Pengambilan data menggunakan Wireshark
Pengambilan data dilakukan dalam lingkungan WLAN lokal. Pada lingkungan ini, situasi jaringan antara client dan server dibuat dalam jaringan lokal. Penelitian ini akan diujikan skenario percobaan secara bertahap yaitu percobaan pada lingkungan WLAN tanpa traffic jaringan kemudian dengan pembebanan traffic jaringan sebesar 10 Mbps, 50 Mbps, 70 Mbps, 100 Mbps dan 500 Mbps. Pembebanan traffic dibangkitkan melalui traffic generator. 7) Melakukan ping dengan protocol ICMP yang diatur panjang packet 1000 Byte. 8) Melihat hasil verifikasi ping, jika berhasil dilanjutkan ke tahapan selanjutnya apabila gagal akan diperiksa ulang dari tahap 2 (konfigurasi IP address).
9) Mengambil hasil QoS (Throughput,
Delay, dan Jitter) dari aplikasi Wireshark.
10) Membandingkan hasil QoS (Throughput,
Delay, dan Jitter) pada jaringan konvensional
dengan jaringan SDN.
3.1 Perancangan Jaringan Software-Defined Network
Jaringan SDN Politeknik Sekayu terdiri dari 1
controller, 3 switch dan 3 host. Controller
memungkinkan administrator jaringan secara jarak jauh mengontrol tabel routing dan menambahkannya sebagai fitur ke komersial switch
Ethernet, router dan WAP. Controller menjalankan
fungsinya melalui sebuah API untuk mengkoneksikan seluruh perangkat jaringan kedalam sebuah controller yang dapat di program sesuai kebutuhan perusahaan.
Untuk merancangan manajemen jaringan
Software-Defined Network (SDN),
langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Penentuan kebutuhan penelitian. Sesuai dengan konsep utama SDN yang memisahkan antara
control plane dan data plane, maka host untuk
menginstal SDN controller (POX) dipisahkan dengan host untuk menginstal Mininet.
2) Instalasi tools untuk penelitian. Instal Mininet 2.2.1, instal paket protokol OpenFlow1.0.0, kemudian instal POX controller branch dart
0.3.0. Instalasi Mininet dan OpenFlow
dilakukan pada host Mininet. Sedangkan POX
controller diinstall pada host SDN controller.
3) Konfigurasi tools. Konfigurasikan server
Mininet agar dapat terhubung dengan
server SDN controller. Indeks konfigurasi sudah berjalan dengan baik, yaitu saat server Mininet menjalankan program dan suatu topologi jaringan, pada server seharusnya terdeteksi MAC Address dari
switch yang dijalankan oleh server Mininet.
4) Pengecekan konfigurasi. Server SDN controller
menginvoke POX controller. Sedangkan pada pihak server Mininet gunakan perintah remote
controller yang artinya Mininet mengaktifkan
controller namun bukan local controller
Mininet. Apabila konfigurasi berhasil,
identitas perangkat-perangkat jaringan seperti
MAC Address terdeteksi oleh POX controller.
5) Penentuan skenario pengujian jaringan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan skenario pengujian jaringan adalah sebagai berikut:
a) Menentukan desain infrastruktur jaringan. Infrastruktur jaringan di Politeknik Sekayu saat ini terdapat beberapa bagian yaitu jaringan LAN pada gedung rektorat dibuat permanen dengan jalur kabel mengikuti alur gedung.
WLAN UPT Wisma 192.168.4.0/24 WLAN G.Kuliah 192.168.3.0/24 WLAN Perpustakaan 192.168.2.2/24 WLAN Security 192.168.2.4/24 WLAN Rapat 192.168.2.8/24 Direktorat AP Polsky Net 192.168.2.1/24 WAN: 180.242.60.90 LAN: 192.168.0.0/29 LAN/WLAN Rektorat 192.168.2.0/24
Gambar 4. Infrastruktur jaringan saat ini
Berdasarkan infrastruktur yang ada saat ini pada Gambar 4 tidak akan banyak perubahan yang terjadi pada jaringan yang telah dibuat permanen yaitu jaringan LAN gedung direktorat. Untuk membuat koneksi jaringan agar dapat digunakan secara menyeluruh di lingkungan politeknik, diperlukan perubahan infrastruktur jaringan seperti di Gambar 5.
WLAN UPT Wisma 192.168.4.0/24 WLAN G.Kuliah 192.168.3.0/24 WLAN Perpustakaan 192.168.2.2/24 WLAN Security 192.168.2.4/24 WLAN Rapat 192.168.2.8/24 Direktorat
Gambar 5. Infrastruktur jaringan konvensional Politeknik Sekayu
b) Menentukan jumlah node. Jumlah controller yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu, dengan jumlah switch dan host masing-masing 3 buah.
c) Menentukan bentuk topologi. Dalam perancangan bentuk topologi,tools yang digunakan adalah Visual Network Description
(VND). VDN adalah sebuah graphical user
interface untuk perancangan skenario
jaringan SDN. VND mendukung perancangan topologi jaringan dengan berbagai topologi dan jumlah switch/node. d) Membuat program untuk men-generate
jaringan sesuai topologi yang diinginkan. Program dibuat dalam bahasa Python pada
controller SDN.
e) Menentukan data flow. Data flow merupakan
rule di dalam jaringan yang menentukan
pergerakan paket data yang akan dikirim. f) Mengecek konektivitas jaringan. Semua host
di cek konektivitasnya agar dapat terbentuk komunikasi.
6) Pengujian jaringan dan pembahasan hasil uji. Tujuan dari pengujian ini yaitu agar dapat diketahui pola perilaku jaringan SDN dan bagaimana tingkat kemampuan SDN jika diterapkan di Politeknik Sekayu.
WLAN UPT Wisma 192.168.4.0/24 WLAN G.Kuliah 192.168.3.0/24 WLAN Perpustakaan 192.168.2.2/24 WLAN Security 192.168.2.4/24 WLAN Rapat 192.168.2.8/24 Direktorat LAN/WLAN Rektorat 192.168.2.0/24 WAN: 180.242.60.90 LAN: 192.168.0.0/29 SDN Controller Switch SDN Switch SDN Switch SDN
Gambar 6.Infrastruktur jaringan Software-Defined
Network Politeknik Sekayu
7) Iperf digunakan untuk membangkitkan traffic. Penelitian ini akan diujikan scenario percobaan secara bertahap yaitu percobaan pada lingkungan WLAN tanpa traffic jaringan kemudian dengan pembebanan traffic jaringan sebesar 10 Mbps, 50 Mbps, 100 Mbps dan 500 Mbps.
8) Wireshark digunakan untuk capture traffic. Komputer digunakan sebagai controller dengan pemasangan POX di dalamnya. Kemudian
komputer lainnya digunakan sebagai data plane
dengan memasang emulator Mininet dan Iperf sebagai pembangkit traffic, serta Wireshark untuk perekaman paket.
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian
Pada jaringan konvensional fungsi control
dan forward ditempatkan pada device yang sama
yaitu router. Sedangkan pada jaringan SDN fungsi
control ditempatkan pada software terpusat
(controller) dan fungsi forward ditempatkan pada
suatu perangkat kosong berupa switch (forwarding
decive). Pengujian dilakukan dengan
mengimplementasikan desain infrasturkur jaringan pada model logical yang terdiri dari controller,
switch dan host.
4.1.1 Pengujian Koneksi
Pada topologi yang sudah dibuat dilakukan pengujian koneksi sebagai berikut
Gambar 7. Uji koneksi pada topologi SDN
Gambar 8. Uji koneksi host 1 ke host 2
Gambar 9. Uji koneksi antar semua host
4.1.2 Pengujian Kinerja Manajemen Jaringan
Pada tahap ini, peneliti membandingkan kinerja jaringan tanpa dan dengan ditambahkan
background traffic. Untuk membuat background
traffic, peneliti menggunakan ipert dengan host
tujuan sebagai server dan host pengirim sebagai client.
Gambar10.Delay pada jaringan SDN
Gambar 11.Jitter pada jaringan SDN
Gambar12.Througputpadajaringan SDN
4.2 Analisa
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka diperoleh nilai
delay, jitter dan thoughtput sebagai parameter dari
Quality of Service (QoS) jaringan. Nilai yang
didapat dari hasil pengujian selanjutnya di bandingkan dengan standarisasi QoS ITU. Tabel 1. merupakan standar yang akan digunakan.
Tabel 1. Standar ITU Kondisi Delay Jitter
Normal 150 300 ms 75 125 ms Buruk 300 ms 125 ms
Dalam pengukuran ini dibangkitkan
trafficICMP, TCP dan UDP dengan pengujian
sebagai berikut:
1) Masing-masing host akan mengirimkan paket ICMP dengan menggunakan tools ping. 2) Data TCP yang digunakan dalam topologi
tersebut adalah paket HTTP.
3) Data UDP yang digunakan dalam topologi tersebut adalah paket DNS.
4.3.1 Analisa Delay
Tujuan pengukuran delay adalah untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan paket yang dikirim dan sampai di sisi penerima. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui efek dari ditambahkannya beban traffic terhadap jaringan konvensional dan jaringan SDN.
Skenario pengujian untuk mendapatkan nilai delay yaitu dengan mengirimkan video tanpa
background traffic dan dengan menggunakan
beberapa background traffic yaitu 10 Mbps, 50 Mbps, 70 Mbps, 100 Mbps, dan 500 Mbps. Pengambilan data pada masing – masing background traffic dilakukan sebanyak 10 kali lalu diambil nilai rata-rata dari semua hasil pengujian.
Tabel 2. Data Pengujian Delay pada Jaringan Konvensional Politeknik Sekayu
Protokol Background Traffic (Mbps) 0 10 50 70 100 500 ICMP 10,4 11,5 11,8 13,8 17,9 37,7 TCP 7,1 7,6 7,8 8,2 8,7 15,3 UDP 4,5 4,5 4,6 4,8 5,1 8,5
Tabel 3. Data Pengujian Delay pada Jaringan SDN Politeknik Sekayu
Protokol Background Traffic (Mbps) 0 10 50 70 100 500
ICMP 0,8 0,8 1 1 4 18 TCP 0,4 0,6 0,9 1 4 15 UDP 0,3 0,3 0,6 1 4 14,2
Berdasarkan standar ITU, niilai pengujian
delay ICMP, TCP dan UDP pada jaringan berbasis
SDN masuk dalam kategori baik karena nilaninya kurang dari 150 ms. Semakin kecil nilai delay
maka semakin cepat data terkirim dari sumber ke tujuan.
4.3.2 Analisa Jitter
Menurut Demichelis, C (2002) Jitter adalah variasi kedatangan paket. Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan. Dilakukan pengukuran untuk mengetahui variasi delay yang terjadi serta apakah semakin besar beban traffic yang diberikan akan berpengaruh juga pada kualitas jitter.
Skenario pengujian untuk mendapatkan nilai jitter yaitu dengan mengirimkan video tanpa
background traffic dan dengan menggunakan
beberapa background traffic yaitu 10 Mbps, 50 Mbps, 70 Mbps, 100 Mbps, dan 500 Mbps. Pengambilan data pada masing – masing background traffic dilakukan sebanyak 10 kali lalu diambil nilai rata-rata dari semua hasil pengujian.
Tabel 4. Data Pengujian Jitter pada Jaringan Konvensional Politeknik Sekayu
Protokol Background Traffic (Mbps) 0 10 50 70 100 500 ICMP 16,6 17,9 18,9 20 21,2 40,3 TCP 13,8 14,8 15,9 16,5 17,3 31,5 UDP 8,9 9,1 9,9 11,1 12,1 25,7
Tabel 5. Data Pengujian Jitter pada Jaringan SDN Politeknik Sekayu
0 10 50 70 100 500 ICMP 0,1 0,2 0,2 0,3 2 2,7 TCP 0,1 0,1 0,1 0,3 1,5 1,8 UDP 0,1 0,1 0,2 0,3 1,5 1,6
4.2.3 Analisa Throughput
Menurut Bradner, S (1999) throughput
adalah kecepatan rata-rata data yang diterima oleh suatu suatu node dalam selang waktu pengamatan tertentu. Throughput merupakan bandwidth aktual saat sedang melakukan koneksi. Tujuan pengukuran throughput adalah untuk mengetahui kehandalan paket sampai di tujuan.
Skenario pengujian untuk mendapatkan nilai throughput yaitu dengan mengirimkan video tanpa background traffic dan dengan menggunakan beberapa background traffic yaitu 10 Mbps, 50 Mbps, 70 Mbps, 100 Mbps, dan 500 Mbps. Pengambilan data pada masing – masing background traffic dilakukan sebanyak 10 kali lalu diambil nilai rata-rata dari semua hasil pengujian.
Tabel 6. Data Pengujian Throughtput Jaringan Konvensional Politeknik Sekayu
Protokol Background Traffic (Mbps) 0 10 50 70 100 500 ICMP 95 92,1 91,9 92 90,6 87,5
TCP 94,7 91,3 91,4 91,2 90,4 86,9 UDP 93 90,6 90 90,1 88,9 86,4
Tabel 7. Data Pengujian Throughtput pada Jaringan SDN Politeknik Sekayu
Protokol Background Traffic (Mbps) 0 10 50 70 100 500 ICMP 98,2 95,7 94,5 92,6 91,8 90,6 TCP 96,4 93,7 92,1 91,8 90,5 87,8 UDP 95,1 92,8 91,2 90,8 89,7 87,5
Nilai throughput jaringan SDN lebih tinggi dari pada jaringan konvensional. Hal ini
ditunjukkan pada nilai maksimum pada protokol ICMP yaitu 98,2 Mbps sementara pada jaringan konvensional dengan kondisi yang sama nilai throughput berkisar 95 Mbps.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan perancangan dan analisis yang telah dikemukakan, dapatdisimpulkan bahwa:
1) Kinerjansi jaringan berbasis SDN lebih baik daripada kinerjansi jaringan konvensional. Hal ini dibuktikan oleh pengujian Quality of Service (QoS) dengan nilai delay maksimum 18 ms pada jaringan berbasis SDN dan 37,7 ms pada jaringan konvensional, nilai jitter maksimum 2,7 msdan 40,3 ms, nilai
troughput maksimum 98,2 Mbps dan 95
Mbps.
2) Jaringan berbasis SDN lebih unggul daripada jaringan konvensional karena menggunakan system tersentral
(controller) dansistem tersebut dapat
langsung mengkalkulasi jalur dari setiap node berdasarkan bobot sisi pada topologi yang di pasang. Apabila terjadi perubahan bobot atau kepadatan jaringan maka
controller akan secara otomatis mengitung
dan mengubah jalur sehingga dapat meningkatkan nilai QoS pada jaringan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi R, Aris.,Arif, Muhammad., Mulyana, EueungJune 04, 2016, Pengantar SDN. Retrieved from
https://eueung.gitbooks.io/buku-
komunitas-sdn-rg/content/pengantar_sdn/README.html
Cormen, T. H., Leiserson, C. E., Rivest, R. L., and Stein, C2001, Introduction to Algorithms.
Cambridge, Massachusetts: MIT Press. 2nd edition.
Edmonds, Jeff2008, How to Think About Algorithm, Cambridge University Press. New York.
European Telecommunications Standards Institute 2000, Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) Release 3; End-to-end Quality of Service in TIPHON systems; Retrieved June 04, 2016 from http://www.etsi.org/deliver/etsi_ts/101300 _101399/10132902/01.01.01_60/ts_10132 902v010101p.pdf
Linuwih, BA.,Virgono, Agus., Irawan, Budhi, Perancangan dan Analisis Software Defined Network Pada Jaringan LAN : Penerapan dan Analisis Metode Penjaluran Path Calculating Menggunakan Algoritma Dijkstra.
Mc Taggart1991, R: Action Research: A Short Modern History. Geelong Deaking University.
S. Daset al2010, Packet and circuit network convergence with OpenFlowinProc. Opt. Fiber Commun, Conf.Expo., pp. 1-3.
Sudiyatmoko, Abu Riza., H, Sofia N., N, Ridha MMei 2016,Analisis Kinerjansi Perutingan Link State Menggunakan Algoritma Djikstra Pada Platform Software Defined Network. Jurnal Infotel Vol.8 No.1.
Sugeng, W., Istiyanto, JE.,Mustofa, K., Ashari, AFebruari 2015, The Impact of QoS Changes towards Network Kinerjance. International Journal of Computer Networks and Communications Security. E-ISSN 2308-9830 Vol. 3, No. 2, 48–53
Ummah,Izzatul.,Abdillah, Desianto March 2016, Perancangan Simulasi Jaringan Virtual Berbasis Software-Define Networking. Ind. Journal on Computing Vol. 1, Issue. 1.