• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU SOSIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN GURU SOSIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU SOSIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 PASAMAN

KABUPATEN PASAMAN BARAT Putri1 Dr. Ansofino, M.Si2 Marleni, S.Pd3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Main problem which is researched in this research is to explain teacher’s ability forward sociology material understanding in adjustment with learning method. In addition the purpose of this research is to know teacher’s ability toward sociology material understanding in adjustment with learning method.

Research method that is used in this research is qualitative method especially case study type. Research informant was sociology teacher, headmaster, students of ten, elevent, and twelve class. Technigue of data collection is done by three ways, there are : observation, interview and documentation study. Technigue of data analysis has several ways below: data collection, data reduction, data presentation and conclusion with drawal.

Based on the result of the research, it could be concluded that sociology teacher’sability in implementing learning process in SMAN 1 Pasaman, Pasaman Barat regency, involve:

a. Teacher’s ability in sociology material understanding was still not good because the teacher who teach lesson was not teacher who had background sociology discipline. So, the teacher did not understand the material, and teacher’s knowledge about sociology subject was still limited.

b. Teacher’s ability adjusted lesson plan with lesson implementation was not optimal because the teacher did not understand in implementing lesson method, so the method lesson was not effective and variation did run well. It caused the student felt bored in learning proces. And finally students interest to follow sociology lesson was reduced. c. Teacher’s ability interaction and communication with students in learning proces still had

obstacle because the teacher could not create comfortable learning atmosphere which can make students feel interest. So, the efort to create and keep students to think critical and sensitive social tendency around was often pasted.

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2

Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan investasi Sumber Daya Manusia yang mempunyai nilai strategis bagi kehidupan manusia di dunia. hampir seluruh negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang paling utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang paling penting dalam rangka pembangunan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan pendidikan bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal senada juga dikemukakan oleh Rifma (2008:4) bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhnya, dan seperti yang tertera dalam Undang-Undang RI No. 20 pasal 3 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta untuk mengembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut hendaknya ada upaya untuk peningkatan mutu pendidikan secara terpadu, terutama terpadunya seluruh komponen yang ada disekolah. Sekolah adalah tempat mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan. Pada hakikatnya keberhasilan penyelenggaraan proses pendidikan disekolah sangat dipengaruhi oleh guru dan latar belakang pendidikan guru karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa. Selain itu, guru jugalah yang mampu menciptakan kondisi belajar yang menarik yang dapat meningkatkan aktifitas siswa untuk belajar lebih giat.

Pada dasarnya keberhasilan dalam pembelajaran tidak terlepas dari peran serta guru yang memfasilitasi anak didiknya dalam pembelajaran. dan hal ini dapat dilihat dari kualitas tenaga guru tersebut.

Keberadaan guru-guru sosiologi yang sebagian besar berlatar belakang bukan dari disiplin pendidikan sosiologi memang tidak bisa dipungkiri. Hal ini tentunya mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Kondisi tersebut menandakan bahwa kemampuan guru sosiologi dalam melaksanakan proses pembelajaran belum dapat dikatakan maksimal dan efektif dalam proses pembelajaran.

(3)

Keberadaan seorang guru atau pendidik sangatlah menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran, Proses pembelajaran akan dapat berjalan lebih lancar apabila guru dapat menjalankan tugasnya sebagai mana mestinya. Menurut Rifma (2008:5) Salah satu tugas utama guru dalam proses pembelajaran adalah guru harus mampu mengunakan berbagai macam metode dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak bisa dipandang kecil dalam proses pembelajaran karena jika seorang guru atau pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat maka guru tersebut akan mampu memotivasi siswanya untuk belajar lebih giat lagi.

Berdasarkan hal tersebut guru dituntut untuk mampu menggunakan berbagai macam metode dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pada akhirnya, proses pembelajaran sosiologi menjadi sesuatu yang lebih menarik bagi siswa dan tidak menjadi suatu kegiatan yang membosankan.

Meskipun secara idealnya guru mata pelajaran sosiologi harus mampu menerapkan berbagai macam metode dalam proses pembelajaran, namun pada kenyataannya masih ada sebagian guru sosiologi yang belum mengerti tentang cara penerapan berbagai metode yang efektif dan bervariasi didalam proses pembelajaran di

sekolah. Hal ini disebabkan karena guru sudah terbiasa mengunakan metode ceramah sehingga tidak begitu mengerti dengan penerapan metode pembelajaran yang lainnya. Ini terlihat dalam proses pembelajaran guru lebih cenderung mengunakan metode ceramah dibanding dengan metode pemecahan masalah yang lain yang lebih bervariasi, seharusnya guru sosiologi bisa membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran. seperti yang diungkapkan Buchari Alma (2009:42) membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam perilaku keterampilan mengajar.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan bahwa dalam proses pembelajaran tersebut sebagian besar guru masih kesulitan menerapkan metode pembelajaran, misalnya seperti metode diskusi dan tanya jawab. Hal ini terlihat pada saat terjadinya proses diskusi dan tanya jawab suasana kelas menjadi tidak terkendali dan yang memperhatikan jalannya diskusi hanya beberapa orang saja, selain itu guru sebagai pemimpin diskusi lebih banyak duduk dan diam serta membiarkan beberapa siswa sibuk dengan kegiatan sendiri, akhirnya pembelajaran sosiologi menjadi sesuatu yang membosankan bagi siswa.

Ketidakmampuan guru tersebut dalam menerapkan berbagai metode pembelajaran sangat bertolak belakang dengan predikat

(4)

SMA Negeri 1 Pasaman yang merupakan sekolah favorit dan Berstandar Nasional (SBN). seharusnya predikat tersebut hendaknya didukung oleh tenaga pendidik yang profesional.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mendeskripsikan kemampuan guru terhadap penguasaan materi sosiologi dalam menyesuaikannya dengan metode pembelajaran?

Penelitian sebelumnya tentang kemampuan guru terhadap penguasaan materi sosiologi pernah dilakukan oleh Rahma Yulianti dalam skripsinya yang berjudul “ Kemampuan Guru sosiologi mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar di SLTP N 1 Sungai Tarab” tulisan ini sudah menggunakan keterampilan mengadakan variasi tetapi belum semua komponen mampu digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Sehingga hasil belajar dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran sosiologi rendah.

Penelitian tentang keterampilan guru dalam mengadakan variasi juga pernah dilakukan oleh Helmi Elviza dengan judul “Keterampilan Variasi Dalam Pembelajaran IPS Yang Dilaksanakan oleh Guru-Guru IPS yang Mengajar di SMP N 2 Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat”. 2011.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penulis menggunakan pendekatan dan tipe penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang Kemampuan guru sosiologi dalam melaksanakan proses pembelajaran di SMAN 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.

Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,wawancara, dan dokumentasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara terlibat dan wawancara dilakukan secara mendalam. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara interaktif. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman.

HASIL PENELITIAN

1. Kemampuan guru sosiologi dalam melaksanakan proses pembelajaran di SMAN 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat

a. Kemampuan guru menguasai materi sosiologi

Dalam menyampaikan materi pembelajaran sosiologi guru seringkali menghadapi kendala. Hal ini dikarenakan wawasan kependidikan guru yang masih terbatas serta kurangnya pemahaman guru terhadap mata pelajaran yang diampunya,

(5)

sehingga guru masih mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi ajar.

Di samping itu perubahan kurikulum yang berubah-ubah dari kurikulum 1999 ke 2004 juga membuat guru gagap karena perubahannya yang drastis. Jadi guru membutuhkan waktu untuk memahaminya dan melakukan penyesuaian. Belum genap 5 tahun KBK berjalan dan saat guru mulai bisa mengikutinya, ternyata kurikulumnya sudah berganti lagi dengan kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pada akhirnya guru membutuhkan waktu lagi untuk bisa beradaptasi. Hal ini merupakan salah satu kendala yang dirasakan oleh guru karena harus melakukan penyesuaian-penyesuaian terkait dengan materi pembelajaran.

b. Kemampuan guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran

Materi pelajaran sosiologi yang sebagian besar laboratoriumnya adalah masyarakat, tentunya akan lebih ideal jika siswa diajak terjun ke masyarakat. Hal ini dilakukan supaya siswa dapat mengalami langsung fenomena sosial yang ada dimasyarakat sehingga belajar akan lebih bermakna. Siswa pun akan lebih senang karena tidak selalu berada di dalam kelas. Sayangnya guru tidak dapat menerapkannya dalam pembelajaran sosiologi, karena guru belum banyak megetahui mengenai metode-metode pembelajaran yang bervariatif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jadi

guru harus lebih banyak belajar guna meningkatkan kemampuannya dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan kondusif bagi siswa.

c. Kemampuan guru menjalin interaksi dan komunikasi dengan siswa

Pada dasarnya kegiatan pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran demi tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menciptakan proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan permendiknas tersebut guru harus mampu menerapkan berbagai metode dalam pembelajaran.

Seharusnya proses pembelajaran di sekolah harus fleksibel, tidak kaku serta perlu proses pembelajaran yang menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, dan mengarah pada kedewasaan. Metode pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting untuk mencapai proses pembelajaran tersebut. Pengunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.

(6)

Disamping itu penerapan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai dengan permasalahan tersebut guru sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran hendaknya harus mampu mengunakan berbagai macam metode pembelajaran disekolah agar dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.

2. KESIMPULAN

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kemampuan guru dalam penguasaan materi sosiologi masih belum mendalam karena guru yang mengajar mata pelajaran tersebut bukan dari latar belakang disiplin ilmu sosiologi. Jadi guru kurang memahami materi, Dan wawasan guru mengenai mata pelajaran sosiologi pun masih terbatas. sedangkan kemampuan guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran belum optimal, karena guru kurang mengerti dalam menerapkan dan melaksanakan berbagai macam metode pembelajaran yang ada sehingga bagaimana melaksanakan metode pembelajaran yang efektif dan bervariasi tidak dapat berjalan dengan baik. Akibatnya siswa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran sosiologi dan akhirnya minat siswa untuk belajar sosiologi pun menjadi semakin berkurang. Serta kemampuan guru dalam menjalin interaksi dan komunikasi

dengan siswa didalam proses pembelajaranpun masih mengalami kendala karena guru tidak bisa menciptakan situasi belajar yang mengaktifkan siswa. Sehingga upaya untuk memicu dan memelihara keterlibatan siswa agar berpikir kritis dan peka terhadap gejala sosial di sekitarnya sering kali terlewatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Rahma Yulianti. 2001. “Kemampuan Guru Sosiologi Mengadakan Variasi dalam Proses Belajar Mengajar di SLTP N 1 Sungai Tarap.”Skripsi: FIS UNP. Rifma. 2008. “Implementasi Kompetensi

Pedagogik dalam Pembelajaran”. Makalah disampaikan Pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP (FKIP BKS-PTN) Wilayah Barat Indonesia di Plasa Hotel Rocky Padang, 9 November 2008.

Sardiman A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soerjono Soekanto. 1983. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suharsimi Arikunto. dkk. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryawati. 2004. Model-model Pembelajaran. Bandung: PT raja grafindo Persada.

Sudaryo. dkk. 1990. Strategi Belajar Mengajar I. Wonosobo: Unnes Press Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti melakukan sebuah trobosan dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan

Profil koneksi matematis siswi SMA berkemampuan matematika tinggi dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika dengan (1) menggunakan hubungan antara

Dimensi perencanaan berkaitan dengan proses perencanaan dengan indikator antara lain: adanya organisasi yang melakukan perencanaan TIK, adanya sistem perencanaan

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Dyah Puspa Arumningtyas, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : PENGARUH SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR, REPUTASI AUDITOR,

Perlakuan dosis pupuk phosphate tidak memberikan perbedaan yang nyata pada peubah tinggi tanaman semua umur pengamatan hal ini di duga karena pupuk phosphat merupakan

indeks kehabluran selulosa dalam sampel gentian jagung tanpa rawatan adalah lebih tinggi iaitu 50.30% berbanding sampel yang dirawat iaitu 25.92%. ini jelas menunjukkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan adalah penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat anemia dengan

berdasarkan dari pengkategorian skor yang telah dibuat. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Bungoro Kab. Pangkep.