• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design pada materi gerak lurus beraturan dan pelaksanaannya di kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI GERAK

LURUS BERATURAN DAN PELAKSANAANNYA DI KELAS X D PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh : Andrias Pradah Haryono

NIM : 09 1424 011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI GERAK

LURUS BERATURAN DAN PELAKSANAANNYA DI KELAS X D PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

Andrias Pradah Haryono NIM : 09 1424 011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI GERAK

LURUS BERATURAN DAN PELAKSANAANNYA DI KELAS X D PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKARTA

Oleh :

Andrias Pradah Haryono NIM : 091424011

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(4)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI GERAK

LURUS BERATURAN DAN PELAKSANAANNYA DI KELAS X D PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Andrias Pradah Haryono

NIM : 091424011

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal : 29 Januari 2014

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Sekretaris : Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. ... Anggota : Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. ... Anggota : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Anggota : Ir. Sri Agustini, M.Si. ...

Yogyakarta, Januari 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini kupersembahkan untuk :

Orang tuaku : Aloysius Purwadi dan Harsini

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2014

Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Andrias Pradah Haryono

NIM : 091424011

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI GERAK

LURUS BERATURAN DAN PELAKSANAANNYA DI KELAS X D PADA SEBUAH SMA DI YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal :

Yang menyatakan

(8)

vii ABSTRAK

Andrias Pradah Haryono. 2014. Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus Beraturan dan Pelaksanaannya di Kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, mengetahui keefektifan pembelajaran pada materi gerak lurus beraturan dengan pendekatan Understanding by Design, dan mengetahui keaktifan belajar siswa selama pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 September – 6 November 2013. Subyek penelitian penelitian ini adalah siswa kelas X-D yang terdiri dari 23 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang terdiri dari RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), soal pretest dan posttest, lembar pengamatan keaktifan belajar siswa, dan pedoman wawancara.

(9)

viii ABSTRACT

Andrias Pradah Haryono. 2014. Development Design of Learning using Understanding by Design Approach on Straight Regular Motion and Implementation in XD Class at a Senior High School in Yogyakarta. Thesis. Physical Education Studies Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

This research is a development of the learning model with an experimental method which aims to determine the application of the Understanding by Design approach in preparing lesson plans, determine the effectiveness of learning on straight regular motion subject that using Understanding by Design approach, and determine the students' learning activity during the learning activity of the Understanding by Design approach. and knowing students' learning Understanding by Design approach.

This research was conducted on September 28th to November 6th 2013. The research subjects were students of XD class consisting of 23 students. The research instrument consisting of RPP (Draft Planning Education), LKS (Student Worksheet), pretest and posttest questions,b student learning activeness sheet, and interview guides.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus Beraturan dan Pelaksanaannya di Kelas X D pada sebuah SMA di Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian tim yang beranggotakan 4 orang, yaitu Andrias Pradah, Monika Rianti, A. Noven dan Rufina Makrina. Perbedaan untuk setiap anggota adalah tempat pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini disamarkan. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. R.Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D. selaku Dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

x

4. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, atas didikan dan pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap staff karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Ibu Maria selaku kepala di SMA tempat penelitian dilaksanakan di Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Sutilah selaku guru fisika di SMA tempat penelitian dilaksanakan di Yogyakarta yang berkenan membimbing, mendukung dan membantu selama peneliti melaksanakan penelitian.

9. Siswa kelas X D dan kelas X A di SMA tempat penelitian dilaksanakan di Yogyakarta, atas kerjasamanya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

10. Orang tua serta kakakku, atas segala bimbingan, dukungan, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.

11. Teman timku Noven, Monik, dan Rinny atas kerjasama dan dukungannya dalam menyusun skripsi ini.

(12)

xi

13. Teman-teman Pendidkan Fisika angkatan 2009 atas dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis.

14. Semua pihak yang telah banyak membantu saya dan tidak saya sebutkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

SKRIPSI ... ii

SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN DAN LANDASAN TEORI ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. LANDASAN TEORI ... 3

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN ... 3

B.2. BACKWARD DESIGN ... 4

B.3. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ... 9

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA ... 17

(14)

xiii

C. RUMUSAN MASALAH ... 26

D. TUJUAN PENELITIAN ... 27

E. MANFAAT PENELITIAN... 28

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN... 29

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ... 29

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 30

C.1. Tempat Penelitian ... 30

C.2 . Waktu Penelitian ... 30

D. VARIABEL PENELITIAN ... 30

E. DESAIN PENELITIAN ... 31

F. INSTRUMENTASI ... 33

E.1. Instrumen Pembelajaran ... 34

E.2. Instrumen Penelitian ... 35

G. VALIDITAS ... 37

H. INDIKATOR KEBERHASILAN ... 38

I. METODE ANALISIS DATA ... 38

H.1. Evaluasi Akhir ... 38

H.2. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 48

H.3. Wawancara ... 49

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN ... 50

(15)

xiv

A.2. Pelaksanaan Penelitian ... 51

A.3. Evaluasi Pembelajaran ... 55

B. DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 55

B.1. Rancangan Perencanaan Pembelajaran pada materi Gerak Lurus Beraturan dengan pendekatan Understanding by Design ... 55

B.2. Tingkat Pemahaman ... 56

B.3. Tingkat Keaktifan Siswa ... 71

B.4. Pandangan Guru Terhadap Pembelajaran dengan Understanding by Design ... 76

B.5. Keterbatasan Penelitian... 77

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. KESIMPULAN ... 78

B. SARAN ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. SURAT KETERANGAN DARI SEKOLAH ... 83

B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ... 84

C. LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ... 91

PERTEMUAN PERTAMA ... 91

LKS PERTEMUAN KEDUA ... 95

D. SOAL EVALUASI AKHIR ... 101

E. LEMBAR JAWABAN SISWA ... 104

Kelas Eksperimen ... 104

Kelas Kontrol ... 114

F. DAFTAR NILAI SISWA ... 123

Kelas XD (kelas eksperimen) ... 123

Kelas XA (kelas kontrol) ... 124

G. LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA ... 125

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Template Understanding by Design ... 8

Tabel 1.2 Perbedaan antara Pengetahuan dan Pemahaman ... 9

Tabel 1.3 Evaluasi Akhir ... 23

Tabel 1.4 Rancangan Pembelajaran ... 24

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi... 39

Tabel 2.2 Penskoran soal evaluasi akhir ... 40

Tabel 2.3 Format distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ... 43

Tabel 2.4 Format distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ... 44

Tabel 2.5 Format nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 45

Tabel 2.6 Format skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 46

Tabel 2.7 Format skor hasil evaluasi essay kelas eksperimen dan kelas kontrol .. 47

Tabel 2.8 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 48

Tabel 2.9 Kriteria Keaktifan Siswa ... 49

Tabel 3.1 Daftar nilai pretest siswa ... 56

Tabel 3.2 Hasil statistik perbandingan nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 57

Tabel 3.3 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ... 59

Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ... 60

Tabel 3.5 Nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 61

Tabel 3.6 Hasil statistik perbandingan nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 62

Tabel 3.7 Skor hasil evaluasi akhir pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 63

(18)

xvii

Tabel 3.9 Skor hasil evaluasi akhir essay kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 66

Tabel 3.10 Hasil statistik perbandingan skor hasil evaluasi akhir essay kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 67

Tabel 3.11 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Pertemuan Pertama ... 71

Tabel 3.12 Keaktifan Siswa ... 72

Tabel 3.13 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Pertemuan Kedua ... 72

Tabel 3.14 Keaktifan Siswa ... 73

Tabel 3.15 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Pertemuan Ketiga ... 74

(19)

BAB I

PENDAHULUAN DAN LANDASAN TEORI

A. LATAR BELAKANG

Sebagian besar orang, baik orang awam maupun pelajar, mengenal Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit. Menurut peneliti, hal tersebut disebabkan karena guru Fisika sering menonjolkan rumus dan perhitungan dalam pembelajaran Fisika di sekolah sehingga tertanam di benak mereka bahwa Fisika adalah mata pelajaran yang berisi rumus dan konsep sulit.

Fisika bukan suatu kumpulan persamaan yang harus dihafal melainkan

harus dipahami (Giancoli, 2001: 33). Gagasan penting yang dari penelitian Piaget

(Bosak, 2011: 8) ialah anak-anak memerlukan pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu ke berpikir mengenai pemikiran. Apabila seorang pengajar membuat suatu materi pembelajaran sesuai dengan keadaan sekolah dan kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa, siswa akan lebih tertarik dan dapat lebih memahami fisika. Menurut Wiggins & McTighe (2005: 43), pemahaman berarti hasil dari mencoba memahami atau hasil

daya tangkap dari sebuah ide yang nyata/konkrit yang jelas dan membuat

kesimpulan dari suatu pengetahuan.

(20)

mengajar. Evaluasi dan langkah pembelajaran tidak konsisten dengan tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Semakin berpengalaman, guru semakin terkesan mengajar tanpa persiapan dikarenakan mereka beranggapan dapat mengatasi siswa dan dapat mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu juga.

(21)

B. LANDASAN TEORI

Pendekatan Understanding by Design ini dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe dalam bukunya yang berjudul Understanding by Design Expanded 2nd Edition. Sebagian besar teori yang peneliti pakai berasal dari buku ini.

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN

Understanding by Design adalah sebuah pendekatan dalam hal merencanakan pelaksanaan pembelajaran. Understanding by Design memandang pembelajaran sebagai proses membangun pemahaman. Strategi yang dipakai dalam Understanding by Design adalah Backward Design. Backward Design merupakan kerangka berpikir yang merancang pembelajaran dari hasil akhir yang ingin dicapai.

(22)

tentang bagaimana mengatasi masalah rancangan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan pemahaman siswa.

Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu (Akhmad Sudrajad , 2008). Jadi Understanding by Design adalah suatu cara berpikir dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa.

B.2. BACKWARD DESIGN

B.2.a. Pengertian Backward Design

Backward Design adalah suatu cara yang dipakai dalam pendekatan Understanding by Design. Dalam Backward design, penyusunan pembelajaran diawali dengan menentukan hasil yang ingin dicapai dan indikator tercapainya hasil yang diinginkan sebelum menentukan proses belajar untuk mencapai tujuan tersebut.

(23)

Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu: Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design

Menurut Wiggins dalam Overview of UbD & the Design Template, ada tiga tahap perancangan desain Understanding by Design yaitu :

1) Tahap pertama : Identify Desire Results (Mengidentifikasi hasil yang diinginkan)

Hal yang paling mendasar dari Identify Desire Results adalah fokus pada ide-ide yang besar (big ideas). Berikut adalah elemen-elemen yang terdapat dalam Identify desire result :

a) Estabilished Goal (Tujuan utama)

Guru menentukan tujuan atau ide besar(utama) yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

b) Essential Question (Pertanyaan Penting)

(24)

menyelidiki, dan terjadi transfer belajar. Pertanyaan penting ini akan memandu siswa membangun pemahamannya terhadap suatu konsep. c) Understanding (Pemahaman)

Guru menentukan pemahaman spesifik yang ingin dicapai, dan siswa juga akan memahami apa yang akan mereka pelajari.

Apa ide-ide utama?

Hal khusus yang didapatkan agar memahami? Apa kesalahan konsep yang kira-kira akan muncul?

Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan : 1. Siswa akan tahu :

Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil).

2. Siswa akan bisa/mampu :

Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran.

(25)

Menurut Wiggins dan McTighe (2005:25) bentuk monitoring dalam mengamati perkembangan siswa sebaiknya menggabungkan berbagai alat dan proses penilaian seperti di bawah ini.

a) Performance Taks (Tugas performa)

Kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka membangun pemahamannya.

b) Other Evidence (bukti lainnya)

Lembar refleksi, pekerjaan rumah, wawancara, evaluasi diri, pengamatan kelompok sebaya, kegiatan diskusi bersama.

Evaluasi akhir yang dapat menunjukkan bahwa siswa telah mencapai pemahaman yang diinginkan.

3) Tahap ketiga : Plan Learning Experiences and Instruction (Merencanakan instruksi dan pengalaman belajar)

Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk : Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan?

Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan?

Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERETO untuk mengarahkan siswa :

W_Where dan Why

(26)

H_Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran.

E_Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja.

R_Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka.

E_Evaluate

Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri.

T_Tailored

Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan.

O_Organized

Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam.

Berdasarkan tahap-tahap di atas, berikut ini adalah template UbD: Tabel 1.1 Template Understanding by Design

HASIL YANG DIINGINKAN

Tujuan Utama (G) Pemahaman (U)

Siswa akan memahami bahwa … Pertanyaan Utama (Q) Siswa akan mengetahui (K) Siswa akan mampu (S)

BUKTI PENILAIAN

Tugas peforma (T) Bukti lain (OE)

PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN

(27)

B.3. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN

Efektifitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama dalam pendekatan ini.

B.3.a. Pengertian Pemahaman

Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe.

Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe understanding mempunyai beberapa pengertian, yaitu :

1) Pemahaman sebagai penyimpulan yang bermakna

Menurut John Dewey (1933) dalam buku How We Think, memahami adalah hasil dari pengumpulan pengertian fakta oleh pelajar. Berikut ini perbedaan antara Pengetahuan dan Pemahaman.

Tabel 1.2 Perbedaan antara Pengetahuan dan Pemahaman

Pengetahuan Pemahaman

Fakta-fakta

Fakta yang koheren

Benar atau salah

Saya tahu sesuatu untuk

menjadi kenyataan

Saya merespon isyarat

dengan apa yang saya

tahu

Arti dari fakta-fakta

Teori yang membuktikan hubungan

dan makna dari fakta-fakta

Dapat keliru, teori dalam proses

Tingkat persoalan atau pengalaman

Saya mengerti mengapa dan apa

yang membuat sesuatu menjadi

pengetahuan

Saya mampu menilai kapan

menggunakan dan kapan tidak

(28)

Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis, sintesis, dan evaluasi (Bloom, 1956). Pemahaman setiap orang dapat berbeda tergantung bagaimana orang tersebut merangkai fakta-fakta yang mereka ketahui.

2) Pemahaman sebagai hasil penyampaian pengetahuan

Pemahaman adalah tentang transfer. Untuk itu kemampuan untuk mentransfer apa yang telah kita pelajari kepada siswa benar-benar dibutuhkan supaya siswa dapat menerima pengetahuan dengan baik. Pemahaman dapat dicapai apabila siswa dapat menerima pengetahuan dengan baik. Kita berharap apa yang telah dipelajari dapat diterapkan ke situasi yang berbeda.

(29)

Tantangan dalam penerapan hasil transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya adalah bukan untuk mengingat apa yang telah dipelajari dari memori, tetapi memodifikasi, menyesuaikan, dan mengadaptasi ide untuk segala situasi.

3) Pemahaman sebagai kata benda

Pemahaman adalah hasil atau kesuksesan dalam mencoba untuk memahami sebuah ide dengan jelas. Pemahaman bukan sesuatu yang mudah dicapai. Pemahaman yang baik melibatkan jenis transfer yang lain. Tantangannya adalah membuat proses pembelajaran yang berjalan sesuai dengan desain, bukan proses pembelajaran yang berjalan karena kebetulan atau menyesuaikan keadaan saja.

Pembelajaran untuk pemahaman menuntut kita untuk menganalisa lebih jauh sebuah pengetahuan dan asumsi yang kita klaim sebagai pengetahuan. 4) The expert blind spot

Guru sebagai pengajar yang ahli tidak menyadari bahwa terkadang mereka terlalu banyak memberikan penjelasan. Mereka menganggap semakin banyak guru menjelaskan, semakin banyak yang dimengerti siswa dan akhirnya siswa akan dapat mengerjakan tes dengan lebih baik.

(30)

Dibutuhkan 3 tipe pemberitahuan dalam merancang dan mengajar untuk memahami, agar dapat menghindari lupa, salah paham, dan kurangnya transfer. Tiga tipe tersebut antara lain memberitahu miskonsepsi yang terjadi pada siswa dengan pertanyaan dan timbal balik, memberitahu bagian materi yang masih belum jelas masuk ke bagian mana, dan memberitahu ide utama dalam memahami suatu subjek.

5) Bukti dari pemahaman.

Dalam pemahaman siswa harus memiliki bukti dari pemahaman tersebut agar kita sebagai pengajar dapat melihat sejauh mana pemahaman siswa tersebut. Bukti pemahaman yang maksud melibatkan penilai kapasitas siswa untuk menggunakan pengetahuan mereka serius dan menerapkannya secara efektif dalam keadaan berbeda.

Siswa mengembangkan pemahaman fleksibel kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana menggunakan pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah baru jika mereka belajar bagaimana untuk mengekstrak prinsip-prinsip dasar dan tema dari latihan belajar mereka.

Bukti pemahaman mengharuskan kita menguji dengan hal yang berbeda, maka kita perlu melihat bukti kemampuan siswa untuk 'mengambil' pemahaman dan menerapkannya dalam masalah terletak dalam kinerja-sesuatu yang berbeda.

(31)

didak dapat atau sulit dipahami, maka harus diubah ke bentuk lain. bukti dari suatu pemahaman dapat dilihat dari menilai proses yang terjadi. Kemampuan yang penting dimiliki pengajar adalah pengajar mengetahui siswa tersebut paham.

6) Kesalahpahaman (misunderstanding) siswa dan apa yang dapat kita pelajari Kesalahpahaman bukanlah kebodohan. Kesalahpahaman adalah pemetaan ide bekerja dalam cara yang masuk akal tetapi tidak benar dalam situasi baru. Bukti kesalahpahaman sangat berharga bagi guru, bukan hanya kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut menandakan transfer percobaan dan masuk akal tetapi tidak berhasil. Pada kenyataannya beberapa guru tidak hanya gagal melihat nilai timbal balik dari kesalahpahaman siswa tetapi malah merasa sebal dan terancam oleh kesalahpahaman siswa.

Guru yang kehilangan kesabaran dengan siswa yang tidak mengerti pelajaran akan gagal dalam pemahaman. Siswa yang tidak paham menunjukan bahwa apa yang kita pikir jelas ternyata tidak jelas.

(32)

B.3.b. Bukti Pemahaman

Dalam pendekatan UbD terdapat 6 aspek pemahaman yang penting. Berikut adalah aspek –aspek pemahaman pada pendekatan UbD yang menunjukkan bahwa seseorang tersebut telah memahami ( Wiggins dan McTighe: hal 82) : 1) Menjelaskan (Can explain/ Explanation)

Siswa dapat menjelaskan suatu teori, prinsip dan proses sesuai dengan fenomena, fakta, dan data..

2) Menginterpretasikan (Can interpretasi)

Siswa dapat menafsirkan data, teks dan pengalaman dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

3) Pengaplikasian (Can apply / Aplication)

Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan kemampuannya secara efektif dalam keadaan yang baru dan bermacam-macam.

4) Memiliki sudut pandang sendiri (Has perspective)

Siswa dapat menunjukkan pandangan/gagasan dan menerima adanya perbedaan pandangan.

5) Empati (Can emphatize/ Empathy)

Siswa mempunyai kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya.

6) Membangun pengetahuan sendiri (Has self-knowledge)

(33)

Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa (evaluasi) dan juga melalui sikap siswa (keaktifan belajar siswa) dalam proses pembelajaran.

B.3.b. Taksonomi Bloom Baru

Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja yang tepat dalam menyusun tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam tujuan pembelajaran.

(34)

Menurut Benyamin S.Bloom, terdapat tiga ranah (domain) sasaran pendidikan yang sering disebut dengan taksonomi Bloom yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah kognitif dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu:

1) Mengingat (remembering)

Kemampuan menyebutkan kembali informasi/ pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Kata kerja operasional dari tipe pengetahuan adalah menyebutkan kembali, menghafal, menunjukkan, menggarisbawahi, menyortir, dan menyatakan.

2) Memahami (understanding)

Kemampuan menerjemahkan, mendeskripsikan, menafsirkan, dan menjelaskan kembali apa yang telah diketahui atau baru saja diketahui dengan bahasanya sendiri. Kata kerja operasional dari tipe pengertian atau pemahaman adalah menjelaskan, mendeskripsikan, menerangkan, memberikan contoh.

3) Menerapkan (Applying)

(35)

4) Menganalisis (analyzing)

Kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh kata kerja operasional dari tipe analisis yaitu menganalisi, mengaudit, memecahkan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, memilih, membagankan, dan mendiagramkan.

5) Mengevaluasi (evaluating)

Memberikan keputusan tentang sesuatu yang sudah ditetapkan menggunakan sudut pandang. Kata kerja operasional dari tipe evaluasi adalah menyimpulkan, memutuskan, membandingkan, memperjelas.

6) Mencipta (creating)

Kemampuan memadukan bagian-bagian pengetahuan menjadi satu keutuhan dan membentuk hubungan ke dalam situasi baru. Kata kerja operasional dari tipe sintesis yaitu mengumpulkan, mengkategorikan, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mengkreasikan, menggeneralisasi, menampilkan, membangun, dan merekonstruksi.

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(36)

guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil.(Trisna Sastradi, 2013)

Trinandita (2007) dalam http://www.mediafunia.blogspot.com/2013/01/ aktivitas-dalam-pembelajaran.html menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Menurutnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, di mana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Budi, 2001). Menurut Sadirman (2009:100-101) dalam http://eprints.uny.ac.id, keaktifan siswa dalam belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a)Visual activities

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja.

b) Oral activities

(37)

c) Listening activities

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan music, pidato.

d)Writing activities

Menulis cerita, menulis laporan, karangan, angket, menyalin. e) Drawing activities

Menggambar, membuat grafik, diagram, peta. f) Motor activities

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

g)Mental activities

Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h)Emotional activities

Minat, membedakan, berani, tenang,dll.

(38)

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI GERAK LURUS

B.5.a. Gerak Lurus

Bagaimana benda dapat dikatakan bergerak? Apa perbedaan jarak dan perpindahan? Apakah kelajuan dan kecepatan adalah hal yang sama? Di mana posisi Andi saat ini? Pertanyaan tersebut terlihat sederhana, tetapi sering kali siswa tidak dapat menjawab dengan baik. Padahal pertanyaan di atas adalah dasar dari konsep gerak lurus.

Benda dapat berada dalam keadaan diam atau bergerak. Gerak adalah perubahan posisi. Keadaan gerak dicirikan dengan kecepatannya, sehingga dikenal dengan beberapa keadaan gerak : diam ( kecepatan nol ), bergerak dengan kecepatan tetap, dan bergerak dengan kecepatan berubah.

Jarak adalah panjang keseluruhan lintasan yang ditempuh. Jarak merupakan besaran skalar. Perpindahan merupakan perubahan posisi atau kedudukan suatu benda. Perpindahan merupakan besaran vektor.

Kelajuan rata – rata didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

(39)

Kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Gerak Lurus Beraturan ( GLB ) didefinisikan sebagai gerak benda yang lintasan lurus dan kecepatannya tetap. Pada lintasan lurus, jarak yang ditempuh memiliki besar dan arah yang sama dengan perpindahan. Oleh karena itu maka kecepatan dan kelajuan pada lintasan lurus memiliki besar dan arah yang sama.

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Gerak Lurus

1) Tahap pertama : Hasil yang Diinginkan a) Ide Utama

Ide utama pembelajaran yang akan dicapai disusun berdasarkan dimensi kognitif dalam taksonomi bloom yang bertujuan mentrasfer.

Kompetensi dasar :

2.1 Memahami pengertian dan penerapan gerak lurus beraturan dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan pengertian gerak dengan tepat.

Menyebutkan posisi suatu benda dalam kehidupan sehari-hari. Menjelaskan perbedaan antara jarak dan perpindahan dalam kehidupan sehari-hari.

(40)

b) Pertanyaan Utama

Apa yang dimaksud dengan gerak?

Mengapa kita harus belajar gerak lurus? Apa manfaat memperlajari gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari?

Bagaimana kita menganalisis gerakan kita dikehidupan sehari-hari? c) Pemahaman

Siswa akan memahami bahwa :

Benda dapat dikatakan diam dan bergerak pada saat bersamaan. Melalui konsep titik acuan dapat menentukan jenis gerak benda. Nilai jarak dan perpindahan dipengaruhi oleh bentuk lintasan yang ditempuh.

Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan : 1. Siswa akan mengetahui :

Pengertian gerak.

Perbedaan jarak dan perpindahan. Persamaan kecepatan dan kelajuan.. 2. Siswa akan bisa/mampu :

(41)

2) Tahap kedua : Bukti Penilaian a) Tugas performa

Siswa melakukan permainan mempraktekan konsep-konsep dalam materi gerak lurus seperti posisi, jarak, perpindahan, dan lintasan. b) Bukti lainnya

Latihan soal (LKS)

Evaluasi akhir (Soal Ulangan Essay) Tabel 1.3 Evaluasi Akhir

No. Soal Tujuan

Pembelajaran

1.

Urutan tempat duduk dari yang paling belakang adalah Alex, Lia, Dodi, dan Gloria. Apabila jarak antara meja sebesar 1 meter, nyatakan :

a. Posisi meja Lia dalam 3 kalimat berbeda!

b. Dari meja Dodi, dimanakah posisi meja Gloria dan meja Alex?

Mendefinisikan pengertian posisi.

2.

Sebuah lintasan lari berbentuk lingkaran berjari-jari 7 meter seperti pada gambar. Berapa jarak dan perpindahan Ari jika Ari berlari dari :

a. titik S sampai ke titik A b. titik S sampai ke titik B c. titik S sampai ke titik C d. titik S sampai ke titik S

(42)

No. Soal Tujuan Pembelajaran

3. Dapatkah benda yang bergerak mempunyai kelajuan konstan tetapi kecepatannya berubah-ubah? Berilah alasan jawabanmu!

Apa yang anda ketahui dari grafik tersebut?(Tuliskan 4kalimat berdasarkan grafik di bawah ini)

Mengintepretasikan grafik kecepatan dan posisi GLB.

5. Dua mobil bergerak saling mendekati pada lintasan lurus dengan arah berlawanan. Mobil A bergerak ke Timur dengan kecepatan tetap 60 km/jam, sedangkan mobil B bergerak ke Barat dengan kecepatan 30 km/jam. Sebelum bergerak, kedua mobil terpisah sejauh 180 km.

a. Kapan kedua mobil berpapasan?

b. Di mana kedua mobil berpapasan?

Menerapkan

3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran dibuat dengan mengacu pada WHERE TO Tabel 1.4 Rancangan Pembelajaran

Pertemuan Pertama :

1. Guru menyampaikan kepada siswa pokok bahasan yang akan dibahas yaitu gerak

lurus = W.

2. Guru membagikan LKS 1 = E-1.

3. Guru memberitahukan bahwa siswa diminta mengisi LKS 1 berdasarkan apa yang

siswa dengar atau baca selama pelajaran. = E-1.

(43)

5. Guru menjelaskan pengertian gerak lurus = W.

6. Siswa memperhatikan guru dan powerpoint kemudian mengisi LKS 1 yang telah

dibagikan berdasarkan apa yang siswa dengar atau baca selama pelajaran= E-1.

7. Guru memberikan penjelasan tentang posisi dan gerak dengan menggunakan power

point dan simulasi komputer. = E-1.

8. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang posisi dan gerak yang ada di LKS 1

= E-1.

9. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya = E-2.

10. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan tambahan bila ada yang kurang = W.

11. Guru memberi penjelasan tentang jarak dan perpindahan. = E-1.

12. Guru menggunakan simulasi tentang jarak dan perpindahan dengan memberikan

kesempatan siswa untuk berpikir berdasarkan penjelasan guru sebelumnya = R.

13. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS 1 = E-1.

14. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya = E-2.

15. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan tambahan bila ada yang kurang = W.

16. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil belajar = R.

Pertemuan Kedua

1. Guru menyampaikan kepada siswa pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu gerak

lurus beraturan= W.

2. Guru membagikan LKS 2 = E-1.

3. Guru memberitahukan bahwa siswa diminta mengisi LKS 2 berdasarkan apa yang

siswa dengar atau baca selama pelajaran. = E-1.

4. Guru menampilkan power point yang telah disiapkan = H.

5. Guru menjelaskan pokok bahasan tersebut = E-1.

(44)

7. Siswa memperhatikan guru dan powerpoint kemudian mengisi LKS 2 yang telah

dibagikan berdasarkan apa yang siswa dengar atau baca selama pelajaran= E-1.

8. Guru memberikan pertanyaan untuk diskusi kelas = H.

9. Siswa mengemukakan pendapatnya dan dibahas bersama guru dan siswa lain = E-2.

10. Guru memberi tanggapan dan penjelasan tambahan = W.

11. Guru menampilkan simulasi dan grafik GLB = E-1.

12. Guru menjelaskan tentang cara membuat dan membaca grafik x-t dan v-t = E-1.

13. Guru memberikan latihan soal membaca grafik dan siswa mengerjakannya di LKS 2

= E-1.

14. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya = E-2.

15. Guru memberikan tanggapan dan penjelasan tambahan bila ada yang kurang = W

16. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan/ rangkuman hasil diskusi

kelompok = R.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu kekhasan pokok dari pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design adalah pembelajaran dengan pendekatan UbD ini mengacu pada pemahaman pokok dari materi. Apabila pembelajaran dengan Understanding by Design dilaksanakan dengan baik, maka siswa dapat mencapai pemahaman yang lebih tinggi.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang , maka rumusan masalah peneliti adalah :

(45)

2. Apakah kegiatan pembelajaran pada materi Gerak Lurus Beraturan dengan menerapkan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari kegiatan pembelajaran yang biasa digunakan di SMA di Yogyakarta?

3. Sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi Gerak Lurus Beraturan dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas X D?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Menghasilkan Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) pada materi Gerak Lurus Beraturan yang didesain dengan pendekatan Understanding by Design.

2. Mengetahui apakah kegiatan pembelajaran pada materi Gerak Lurus Beraturan dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari kegiatan pembelajaran yang biasa digunakan di SMA di Yogyakarta.

(46)

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi guru dan calon guru :

Guru memperoleh pengetahuan mengenai pendekatan Understanding by Design untuk menyusun rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. 2. Bagi siswa :

Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik dan dapat terlibat secara aktif. Siswa memiliki pemahaman yang tinggi bukan sekedar mengetahui suatu pokok bahasan.

3. Bagi peneliti :

(47)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Jenis dan metode penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, penyusunan instrumen dan metode analisis data.

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan (Research & Development) model pembelajaran dengan metode eksperimen. Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Punaji, 2010:207).

Metode penelitian pengembangan ini adalah metode eksperimental. Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah dilakukan evaluasi, evaluasi tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran, selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan. (Arifin, 2011:126)

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

(48)

kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian diharapkan berlaku, semua grup yang akan diteliti. Sampel merupakan himpunan bagian dari populasi (Suparno, 2010:43)

Pada penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X sebuah SMA di Yogyakarta, yang terdiri dari 2 kelas. Sampel yang diambil seluruh siswa kelas XD sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas XA di SMA yang sama sebagai kelas kontrol.

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN C.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sebuah SMA di Yogyakarta, pada siswa kelas XD dan siswa kelas XA.

C.2 . Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014, pada tanggal 28 September 2013 hingga 6 November 2013.

D. VARIABEL PENELITIAN

(49)

E. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah Design Randomized Posttest Control Group. Terdiri dari dua grup yang dipilih acak, satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak. Lalu keduanya diukur (Suparno, 2010:142).

Treatment group R X1 O ---

Control Group R X2 O

X1 adalah kelompok kelas eksperimen, X1 diberikan treatment dengan RPP pendekatan Understanding by Design. X2 adalah kelompok kelas kontrol, X2 diberikan treatment pertama yaitu dengan RPP pengajaran normal yang biasa digunakan oleh guru. Diakhir treatment dilakukan evaluasi akhir yang sama. Setelah diberikan treatment, keduanya diobservasi apa dampaknya.

Berikut ini skema pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti :

Bagan 2.1 Desain Penelitian Menyusun rancangan pembelajaran

RPP guru

Evaluasi (soal peneliti + soal guru)

RPP dengan penerapan UbD

Kelas Control Kelas Treatment

Analisis Data

(50)

Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen, (2) pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan siswa, (3) evaluasi akhir. Instrumen yang dipersiapkan antara lain RPP dengan pendekatan Understanding by Design dan LKS, soal evaluasi akhir berbentuk uraian berjumlah 5 Soal.

Untuk melihat kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan pretest berkaitan dengan materi Gerak Lurus Beraturan. Setelah itu hasil pretest dilakukan Test-T untuk mengetahui signifikan kedua kelompok. Selanjutnya setiap kelompok akan diajar mengenai Gerak Lurus Beraturan, kelompok kelas kontrol dengan RPP biasa dan kelompok kelas eksperimen dengan pendekatan Understanding by Design. Setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan diberikan evaluasi akhir yang sama. Untuk soal evaluasi akhir, soal dengan pendekatan Understanding by Design yang berjumlah 5 soal akan dijadikan satu dengan soal evaluasi akhir RPP buatan guru biasanya yang berjumlah 8 soal pilihan ganda sehingga berjumlah 13 soal. Hal ini dilakukan untuk mempermudah membandingkan pemahaman siswa, sehingga nantinya dapat dianalisis bagaimana keberhasilan kelas eksperimen dengan kelas kontrol terhadap tingkat kesulitan soal dari soal evaluasi normal dan treatment.

Setelah selesai eksperimen dan pemberian evaluasi akhir, dilakukan analisis statistik uji perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah evaluasi akhir antara kolompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(51)

merupakan hal yang baru dalam ranah dunia pendidikan di Indonesia maka penelitian ini dibuat dan dipelajari bersama.

Dalam menerapkan pembelajaran Gerak Lurus Beraturan dengan pendekatan Understanding by Design ini peneliti menjadi observer proses belajar mengajar, sedangkan yang melakukan treatment adalah guru fisika sekolah yang bersangkutan. Di sini peneliti akan membandingkan dua kelompok belajar yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Treatment di kelas control dan kelas eksperimen dilakukan oleh guru karena guru lebih perpengalaman dan memahami kondisi siswa. Selain itu penelitian ini dilakukan oleh guru setempat agar tidak terjadi bias penelitian, artinya jika peneliti melakukan treatment sendiri maka pembelajaran akan dibuat sebaik mungkin. Disini peneliti tidak ingin merubah pandangan siswa terhadap guru yang mengajar, karena jika peneliti yang mengajar akan merubah sikap, minat dan motivasi siswa.Sebagai langkah terakhir, peneliti memberikan evaluasi akhir. Selanjutnya adalah menganalisis hasil evaluasi akhir siswa.

Selain penelitian kuantitatif dilakukan juga penelitian kualitatif yaitu dengan observasi keaktifan belajar siswa dan wawancara terhadap guru untuk mengetahui pandangan guru mengenai pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design.

F. INSTRUMENTASI

(52)

keadaan agar instrumen tersebut dapat digunakan. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian (Suparno, 2010:56).

Instrumentasi ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Understanding by Design mengenai materi Gerak Lurus Beraturan. Pemahaman ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dan komentar dari guru. Selain itu dilakukan juga observasi keaktifan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunnakan pendekatan Understanding by Design.

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

E.1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dan ada dalam proses pembelajaran. Instrumen tersebut adalah :

E.1.a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Understanding by Design.

RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. RPP disusun dengan pendekatan Understanding by Design (Backward Design).

RPP terlampir pada lampiran hal 83. E.1.b. Lembar Kerja Siswa (LKS).

(53)

ringkasan tentang materi yang diajarkan. Pada penelitian ini LKS disusun berdasarkan pokok bahasan Gerak Lurus Beraturan.

LKS terlampir pada lampiran hal 91. E.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah instrumen yang digunakan peneliti untuk mengetahui keefektifan hasil belajar siswa.

E.2.a. Soal Evaluasi Akhir.

Evaluasi akhir akan diberikan pada akhir treatment. Hasil evaluasi akhir ini nantinya akan diamati sebagai dampak treatment. Soal evaluasi akhir bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu melalui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design (UbD).

Evaluasi akhir ini menggunakan dua soal berbeda yang dijadikan satu, yaitu soal buatan guru yang biasa diberikan dan soal dengan pemahaman yang lebih tinggi. Soal yang biasa digunakan oleh guru fisika yang bersangkutan adalah soal pilihan ganda. Gabungan soal evaluasi ini yang nantinya akan dianalisis.

(54)

Soal uraian dipilih karena lebih dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa, selain itu tingkat kesulitan soal uraian lebih tinggi dari bentuk soal pilihan ganda yang biasa dipakai di sekolah.

E.2.b. Lembar observasi keaktifan belajar siswa.

Menurut Suparno (2006:63), observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman, gambar, rekaman suara, dll).

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran fisika materi gerak lurus beraturan berdasarkan aspek-aspek pemahaman dalam Understanding by Design. E.2.c. Wawancara

Wawancara/interviu adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diberikan (Suparno, 2010:62).

Menurut Arifin (2011:158) tujuan wawancara adalah sebagai berikut : 1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu

hal atau situasi dan kondisi tertentu. 2) Untuk melengkapi penyelidikan ilmiah.

3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

(55)

wawancara terpimpin, yaitu dengan beberapa daftar pertanyaan lengkap. Untuk itu dibuat kisi-kisi pedoman wawancara sebagai berikut :

1) Bagaimana pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design menurut anda?

2) Bagaimana pengaruh pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design terhadap keaktifan dan pemahaman siswa?

3) Apakah pendekatan Understanding by Design efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa?

4) Apa hambatan yang dijumpai saat menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design ini?

5) Apakah anda berminat menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design untuk selanjutnya?

G. VALIDITAS

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2010:67-68).

(56)

dan format observasi dalam penelitian ini validasinya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru fisika di sekolah.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembelajaran yang bertujuan utama untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi massa jenis. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Selain itu indikator keberhasilan lain penelitian ini adalah keberhasilan siswa mencapai nilai KKM fisika yang ditetapkan SMA tempat penelititan dilakukan yaitu 72.

Indikator keberhasilan selanjutnya dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

I. METODE ANALISIS DATA H.1. Evaluasi Akhir

(57)

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi

Indikator Pembelajaran Nomor Soal

1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian posisi 1 (pilihan ganda),

1(essay)

2. Siswa dapat mendefinisikan Gerak Lurus. 7 (pilihan ganda)

3. Siswa dapat membedakan jarak dengan perpindahan. 2 (pilihan ganda),

2(essay)

4. Siswa dapat mendefinisikan pengertian kecepatan dan

kelajuan.

3 (pilihan ganda),

3(essay) 5. Siswa dapat menggambar dan membaca grafik kecepatan dan

posisi GLB

6 (pilihan ganda),

4(essay) 6. Siswa dapat menerapkan besaran-besaran fisika dalam GLB

dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah

4;5;8 (pilihan ganda),

5(essay)

(58)

40 Tabel 2.2 Penskoran soal evaluasi akhir

No. Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor

1.

Urutan tempat duduk dari yang paling belakang adalah Alex, Lia,

Dodi, dan Gloria. Apabila jarak antara meja sebesar 1 meter,

nyatakan :

a. Posisi meja Lia dalam 3 kalimat yang berbeda!

b. Dari meja Dodi, di manakah posisi meja Gloria dan

meja Alex?

- Menyebutkan posisi

suatu benda yang

ditentukan dengan

titik acuan yang

berbeda

6

- Menyebutkan posisi

(59)

41

No. Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor

2. Sebuah lintasan lari berbentuk lingkaran berjari-jari 7 meter seperti

pada gambar. Berapa jarak dan perpindahan Ari jika Ari berlari dari :

c. titik S sampai ke titik A

d. titik S sampai ke titik B

e. titik S sampai ke titik C

f. titik S sampai ke titik S

Aspek :

- interpretation, dapat

membedakan

menghitung jarak dan

perpindahan.

- Menghitung jarak

setiap keadaan.

4

- Menghitung besar

perpindahan setiap

keadaan

4

Total 8

3. Dapatkah benda yang bergerak mempunyai kelajuan konstan tetapi

kecepatannya berubah-ubah? Berilah alasan jawabanmu!

Aspek :

- Memberikan alasan

(60)

42

- interpretation, dapat menjelaskan isi dari

grafik berdasarkan

5. Dua mobil bergerak saling mendekati pada lintasan lurus dengan arah

berlawanan. Mobil A bergerak ke Timur dengan kecepatan tetap 60

km/jam, sedangkan mobil B bergerak ke Barat dengan kecepatan 30

km/jam. Sebelum bergerak, kedua mobil terpisah sejauh 180 km.

a. Kapan kedua mobil berpapasan?

b. Di mana kedua mobil berpapasan?

(61)

Total skor soal essay adalah 40. Kurang lengkapnya suatu jawaban siswa dapat mengurangi skor per-kriteria sesuai dengan pertimbangan penilai. Untuk skor soal pilihan ganda adalah 5 per-nomor, sehingga skor akhir soal pilihan ganda adalah 40. Total skor keseluruhan soal evaluasi akhir adalah 80. Berdasarkan ketentuan penskoran di atas maka nilai yang diperoleh masing-masing siswa adalah :

dengan skor total : 80

Setelah dilaksanakan evaluasi terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen maka peneliti membuat daftar distribusi skor soal evaluasi akhir siswa dengan tabel berikut.

Tabel 2.3 Format distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen

Kode

Siswa

Skor untuk Setiap Soal

Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Pilihan

Ganda Essay

(1) – (8) (1) (2) (3) (4) (5)

01

02

03

(62)

Tabel 2.4 Format distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol

Kode

Siswa

Skor untuk Setiap Soal

Jumlah

Skor

Nilai

Akhir Pilihan

Ganda Essay

(1) – (8) (1) (2) (3) (4) (5)

01

02

03

Dst.

Berdasarkan tabel distribusi nilai diatas, evaluasi akhir ini akan dianalisis dalam tiga jenis analisis yaitu :

H.1.a. Analisis Nilai akhir Evaluasi

Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah ada peningkatan pemahaman siswa kelas eksperimen terhadap kelas kontrol untuk keseluruhan soal (soal piilihan ganda dan essay).

(63)

Tabel 2.5 Format nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol

No. Nilai akhir

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman melalui nilai akhir evaluasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen. Test-T ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen, untuk membandingkan akibat dua treatment yang dilakukan pada suatu penelitian (Suparno, 2006:94).

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. Jika p < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas control. Jika p > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H.1.b. Analisis Skor Pilihan Ganda

(64)

yang biasa digunakan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda berjumlah 8 soal, dengan skor tertinggi 40.

Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Format skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai evaluasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen.

Dengan menggunakan SSPS diperoleh nilai t dan p. Jika p < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas control. Jika p = > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

No.

Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor Skor dalam

Persentese

Skor Skor dalam

Persentase

1.

2.

3.

(65)

H.1.c. Analisis Skor Essay

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan signifikan tingkat pemahaman siswa antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada soal yang dibuat dengan tingkat kesulitan dan pemikiran yang lebih tinggi. Soal yang digunakan berupa soal essay berjumlah 5 soal, dengan skor tertinggi 40.

Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi essay untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Format skor hasil evaluasi essay kelas eksperimen dan kelas kontrol

No.

Skor Hasil Evaluasi Essay

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor Skor dalam

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan nilai evaluasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen.

(66)

.05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H.2. Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa

Lembar pengamatan keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa di kelas eksperimen. Pengamatan dilakukan 2 orang observer. Lembar pengamatan keaktifan siswa dibuat seperti berikut ini :

Tabel 2.8 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa

Sekolah : ……

Mata Pelajaran : …… Kelas/Semester : …… Hari,tanggal : …….

Kode siswa Kegiatan yang diamati

1 2 3 5

1

2

3

dst…

Jumlah

(67)

Setelah data keaktifan diolah, tingkat keaktifan siswa ditentukan dengan penggolongan di bawah ini.

Tabel 2.9 Kriteria Keaktifan Siswa

Persentase Keaktifan Kriteria Keaktifan Siswa

0 – 25 % Sangat Kurang Aktif

26 – 50 % Kurang Aktif

51 – 75 % Cukup Aktif

76 – 100 % Sangat Aktif

H.3. Wawancara

Tujuan wawancara adalah untuk melengkapi penyelidikan ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pandangan guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design.

Wawancara dilakukan denga menggunakan pertanyaan berikut : 1) Bagaimana pendapat ibu dengan KBM dengan pendekatan UbD? 2) Bagaimana pendapat ibu terhadap persiapan dan pelaksanaan

KBM dengan pendekatan UbD?

3) Apa pengaruh KBM dengan pendekatan UbD kepada siswa? 4) Hambatan apa saja yang ibu temui dalam melaksanakan KBM

dengan pendekatan UbD?

(68)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X di sebuah SMA di Yogyakarta. Penelitian dimulai pada tanggal 28 September 2013 dan berakhir pada tanggal 6 November 2013.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu sebelum penelitian, pelaksanaan penelitian, dan evaluasi pembelajaran.

A.1. Sebelum penelitian

Penelitian ini dikerjakan dalam tim yang beranggotakan 4 orang yaitu Andrias Pradah, Rinny Was Lalu, Monika Rianti, dan Andreas Noven. Penelitian ini membutuhkan sekolah dimana guru fisika sekolah terkait bersedia ikut terlibat dalam penyusunan instrument dan bersedia menjadi pelaksana treatment. Setiap anggota berpasangan dengan 1 orang guru. Kelas yang dilakukan penelitian adalah kelas X karena guru yang menjadi pasangan peneliti mengajar di kelas X.

Pada tanggal 11 Mei 2013 diadakan diskusi mengenai garis besar penelitian. Diskusi dilakukan bersama guru-guru pasangan anggota tim yang lain dan dibimbing oleh dosen pembimbing.

(69)

guru juga mendiskusikan jadwal, kelas dan materi untuk pelaksanaan penelitian. Setelah mendapat semua kepastian, peneliti mulai mempersiapkan instrumen untuk kepentingan penelitian yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa, dan format wawancara guru. Dalam membuat instrumen-instrumen tersebut, peneliti berdiskusi dan bertanya kepada guru dan dosen pembimbing.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama menyusun rencana pengembangan pembelajaran ini adalah bagaimana menentukan hasil yang diinginkan dan ide utama dari materi yang akan dipelajari. Dalam menentukan hasil yang diinginkan peneliti harus benar-benar tahu bagaimana dan apa yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa dari materi. Untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti mendiskusikan dan bertanya kepada guru dan dosen sehingga mendapat hasil akhir yang tepat.

A.2. Pelaksanaan Penelitian

Setiap sebelum pelajaran, peneliti berdiskusi dengan guru agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana. Setelah pelajaran selesai, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pelajaran yang baru saja dilakukan.

A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen

Pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan dalam 3 pertemuan. 1) Pertemuan Pertama

(70)

berpindah dari kelas XD yang berada di lantai 3 ke taman yang ada di lantai dasar. Sebelum memulai kegiatan siswa mengerjakan pretest selama 10 menit. Kegiatan pada pertemuan pertama adalah permainan memperagakan posisi, jarak, dan perpindahan secara berkelompok. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan nomor absensi.

Setelah dibagikan LKS dan alat untuk melakukan permainan, siswa langsung melakukan petunjuk di LKS. Beberapa siswa bertanya jika ada petunjuk yang kurang jelas. Setelah selesai melakukan petunjuk di LKS, siswa berdiskusi bersama kelompoknya dan menuliskan hasil diskusi di kertas manila untuk dipresentasikan. Akan tetapi, sebelum dipresentasikan bel sudah berbunyi sehingga presentasi dilakukan di pertemuan berikutnya.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2013 di kelas XD. Pada pertemuan kedua siswa yang hadir 21 siswa. Pada pertemuan kedua ini waktunya berkurang 15 menit untuk kegiatan rohani sekolah. Pertemuan kedua ini dilaksanakan 3 minggu setelah pertemuan pertama dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena diadakan ujian tengah semester di SMA yang bersangkutan. Guru harus mengulang sekilas tentang pertemuan pertama kepada siswa.

(71)

Perwakilan 2 kelompok ini bergegas mengambil kertas manila tersebut di loker di lantai 1. Dari 6 kelompok, guru memilih 3 kelompok secara acak. Hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat diselesaikan tepat waktu.

Setelah presentasi selesai, guru menampilkan slide di layar tentang kecepatan dan kelajuan. Guru membagikan LKS tentang kecepatan, kelajuan, dan gerak lurus beraturan. Siswa dapat mengisi LKS tersebut berdasarkan informasi yang mereka terima dari penjelasan guru, buku, atau bertanya ke guru. Guru mulai menjelaskan isi slide kepada siswa. Sesekali guru memberikan contoh menggunakan manila hasil kegiatan siswa pada pertemuan pertama agar siswa dapat membayangkan berdasarkan pengalamannya sendiri. Siswa bertanya jika ada yang kurang paham.

Pada slide yang ditampilkan terdapat soal latihan. Siswa mengerjakan soal latihan tersebut secara berkelompok. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan dapat menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah mengerjakan 3 soal, bel sudah berbunyi. Soal latihan yang belum dikerjakan diberikan sebagai tugas rumah.

3) Pertemuan ketiga

Gambar

Tabel 3.9 Skor hasil evaluasi akhir essay kelas eksperimen dan kelas kontrol .... 66
Tabel 1.1 Template Understanding by Design
Tabel 1.2 Perbedaan antara Pengetahuan dan Pemahaman
grafik kecepatan dan posisi GLB.
+7

Referensi

Dokumen terkait