• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan understanding by design pada materi massa jenis di kelas VII B SMP X."

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

A. Noven Yovinda. 2014. Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan

Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis di Kelas VII B SMP X. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran, (2) mengetahui efektifvitas pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design, (3) mengetahui keaktifan belajar siswa pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP X pada tanggal 24 September - 3 Oktober 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII b yang terditi dari 32 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran), dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal evaluasi akhir, lembar keaktifan belajar siswa dan panduan wawancara.

Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan belajar siswa, dan mengerjakan soal evaluasi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyusunan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran; langkah pembelajaran dipandu dengan “WHERE TO” (2) pembelajaran materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional, (3) keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi. Kata kunci: pendekatan Understanding by Design, efektifitas pembelajaran,

▸ Baca selengkapnya: anda dapat mencoba untuk menyusun draft rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan pendekatan tarl

(2)

ABSTRACT

A. Noven Yovinda. 2014. Development of Plan and Implementation of

Learning Activity using Understanding by Design Approach on Density Topic at Class VII b X Junior High School. Thesis. Physics Education

Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a research and delevopment (R&D) learning model with experiment metode which purpose to (1) want to know Implementation of Understanding by Design approach in composing the lesson plan , (2) want to know learning effectiveness about density using Understanding by Design approach, (3) want to know students’ learning activities about density topic using Understanding by Design approach.

The research was done in X Junior High School on 24th September until 3th October 2013. The subjects of the research were students at class VII b consisted of 32 students. The research used the learning instrument consists of the implementation of lesson plan and student worksheet. The data collecting instrument and data proccesing instrument which consists of final test, students’ learning activities sheet and guide interview.

The research began with the preparation of the instruments, the implementation of learning activity using Understanding by Design approach, observe students’ learning activities, and doing final test.

The results of the research indicated that : (1) composing the lesson plan using Understanding by Design approach began with formulation desire results, then continue with determine learning evidence and learning process; learning process gaided with “WHERE TO” (2) learning about density topic using Understanding by Design approach more efective than conventional learning, (3) students’ learning activities are highest.

(3)

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

ii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

(6)

iii SKRIPSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Dipersiapkan dan ditulis oleh: A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 28 Januari 2014

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Sekretaris : Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. ... Anggota : Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. ... Anggota : Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. ... Anggota : Drs. Domi Severinus, M.Si. ...

Yogyakarta, 28 Januari 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria Sumber

Kekuatan dan Penghrapanku…

Karya ini ku persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku : fx. subagyo dan v. ambar aryani

Adikku : A. Christian Yonanda & A. Surya Yovendra

Sebagai rasa syukur dan terimakasih atas doa, cinta, perhatian,

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Januari 2014

Penulis

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : A. Noven Yovinda

NIM : 091424005

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY

DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 29 Januari 2014

Yang menyatakan

(10)

vii ABSTRAK

A. Noven Yovinda. 2014. Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan

Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis di Kelas VII B SMP X. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran, (2) mengetahui efektifvitas pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design, (3) mengetahui keaktifan belajar siswa pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP X pada tanggal 24 September - 3 Oktober 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII b yang terditi dari 32 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran), dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal evaluasi akhir, lembar keaktifan belajar siswa dan panduan wawancara.

Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan belajar siswa, dan mengerjakan soal evaluasi akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyusunan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran; langkah pembelajaran dipandu dengan “WHERE TO” (2) pembelajaran materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional, (3) keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi. Kata kunci: pendekatan Understanding by Design, efektifitas pembelajaran,

(11)

viii ABSTRACT

A. Noven Yovinda. 2014. Development of Plan and Implementation of

Learning Activity using Understanding by Design Approach on Density Topic at Class VII b X Junior High School. Thesis. Physics Education

Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a research and delevopment (R&D) learning model with experiment metode which purpose to (1) want to know Implementation of Understanding by Design approach in composing the lesson plan , (2) want to know learning effectiveness about density using Understanding by Design approach, (3) want to know students‟ learning activities about density topic using Understanding by Design approach.

The research was done in X Junior High School on 24th September until 3th October 2013. The subjects of the research were students at class VII b consisted of 32 students. The research used the learning instrument consists of the implementation of lesson plan and student worksheet. The data collecting instrument and data proccesing instrument which consists of final test, students‟ learning activities sheet and guide interview.

The research began with the preparation of the instruments, the implementation of learning activity using Understanding by Design approach, observe students‟ learning activities, and doing final test.

The results of the research indicated that : (1) composing the lesson plan using Understanding by Design approach began with formulation desire results, then continue with determine learning evidence and learning process; learning process gaided with “WHERE TO” (2) learning about density topic using Understanding by Design approach more efective than conventional learning, (3) students‟ learning activities are highest.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa

Jenis Kelas VII B SMP X.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

Proses penelitian ini dikerjakan bersama dalam sebuah tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2009, yaitu A. Noven Yovinda, Andrias Pradah, Monika Rianti dan Rufina Makrina. Sebagian besar teori yang penulis ambil berasal dari buku Understanding by Design Expanded 2nd Edition

yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006), sehingga banyak banyak rumusan yang mirip antara satu sama lain selain itu banyak istilah asli yang masih digunakan, karena peneliti kesulitan dalam menemukan padanan kata.

Untuk menjaga etika penelitian SMP terkait, maka nama sekolah, guru dan pihak yang terkait dalam penelitian ini disamarkan.

(13)

x

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.

2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik, yang selalu membimbing, memberi dukungan dan tempat berkeluh kesah selama mengikuti perkuliahan.

4. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, atas didikan dan pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap staff karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Kedua orang tuaku serta adik-adikku, atas segala bimbingan, dukungan, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.

8. Kepala sekolah SMP X yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9. Bu Dewi selaku guru fisika SMP X yang berkenan membimbing, mendukung dan membantu selama peneliti melaksanakan penelitian.

(14)

xi

11. Tim UbD (Pradah, Monic, & Rinni), atas kebersamaan, kerjasama, bantuan, serta menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

12. Tim PCK (Prian, Yuda, Patar, Tegar), atas kebersamaannya dan tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi.

13. Katarina Priyanti yang selalu menemani dan memberikan semangat.

14. Teman-teman velocity (Pendidikan Fisika angkatan 2009) atas kebersamaan dalam suka maupun duka.

15. Teman-teman organisasi dan kepanitian (HMJ PMIPA, PHI, PKM) atas pengalaman dan kerjasamanya.

16. Teman-teman Paseduluran Sejatos atas suasana kekeluargaan yang selalu diberikan.

17. Sanak keluarga di Yogyakarta dan sekitarnya atas bantuan dan dukungannya.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. DESKRIPSI TEORI ... 3

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN ... 4

B.2. BACKWARD DESIGN ... 5

B.2.a. Pengertian Backward Design ... 5

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design ... 6

B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 10

B.3.a. Pengertian Pemahaman ... 10

B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi ... 12

B.3.c. Bukti Pemahaman... 18

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA ... 21

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS ... 23

(16)

xiii

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by

Design pada Materi Massa Jenis ... 27

C. RUMUSAN MASALAH ... 34

D. TUJUAN PENELITIAN ... 35

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN ... 35

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ... 37

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN... 37

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN... 38

C.1. Tempat Penelitian ... 38

C.2 . Waktu Penelitian ... 38

D. DESAIN PENELITIAN ... 38

E. INSTRUMENTASI ... 41

E.1. Instrumen Pembelajaran ... 41

E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data... 42

F. VALIDITAS ... 50

G. INDIKATOR KEBERHASILAN ... 50

H. METODE ANALISIS DATA ... 51

H.1. NILAI NEM IPA SD ... 51

H.2. Evaluasi Akhir ... 52

H.3. Keaktifan Belajar Siswa ... 60

H.4. Wawancara ... 60

BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 61

A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran ... 61

A.2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 62

A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 62

A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 63

A.3. Evaluasi Pembelajaran ... 63

(17)

xiv

B.1. Penerapan Pendekatan UbD dalam Penyusunan Rancangan

Pembelajaran. ... 64

B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan ... 65

B.2.a. Pemahaman Awal Siswa ... 65

B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa ... 65

B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ... 67

B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ... 68

B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa ... 68

B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir ... 68

B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa ... 70

B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa ... 78

B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa ... 79

B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa ... 79

B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa ... 82

B.3. Tanggapan Guru ... 82

C. KETERBATASAN PENETILIAN ... 84

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. KESIMPULAN ... 85

B. SARAN ... 86

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD ... 89

Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 94

Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD ... 102

Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 106

Lampiran A5. RPP Sekolah ... 109

Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah ... 116

Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis ... 118

Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 122

Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol ... 143

Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen ... 155

Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa ... 167

Lampiran B5. Transkrip Wawancara ... 169

Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala Kesbang ... 174

Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala Bappeda ... 175

Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ... 176

Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 177

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design ... 9

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman ... 10

Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat ... 26

Tabel 1.4 Evaluasi Akhir ... 31

Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran ... 32

Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian ... 43

Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa ... 44

Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS ... 45

Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa ... 46

Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa ... 47

Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa ... 48

Tabel 2.7 Pedoman wawancara ... 49

Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen ... 51

Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol ... 51

Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir... 53

Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ... 56

Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ... 57

Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol 57 Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 58

Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 59

Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa ... 60

Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen ... 66

(20)

xvii

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika adalah mata pelajaran yang mulai diperkenalkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) masih menjadi satu dengan kimia dan biologi yang dikenal dengan sains atau ilmu pengetahuan alam. Pada jenjang pendidikan SMP inilah kesempatan terbesar seorang guru untuk menanamkan bahwa pelajaran fisika bukan pelajaran yang sulit dan menyeramkan.

Sekalipun pendidikan di SMP merupakan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk belajar fisika, dalam kenyataan seringkali muncul pandangan yang negatif tentang fisika seperti yang dinyatakan oleh Zukaf (2003:4)

Hal yang buruk saat orang-orang pada umumnya mendengar dan berfikir tentang fisika, yang ada dibenak mereka adalah papan tulis yang penuh dengan simbol matematis dan sulit dipecahkan. Sesungguhnya fisika tidak sama dengan matematika. Pada dasarnya fisika merupakan keingintahuan tentang bagaimana kerja segala benda-benda dan ketertarikan untuk mengungkap bagaimana bisa demikian. Matematika merupakan alat bantu dalam fisika, jika matematika dilepaskan, fisika akan menjadi sebuah pesona yang tak terkira.

Dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design :

Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Susan Clayton

(22)

Dalam belajar sains harus melibatkan disiplin mental, jika anak-anak tidak belajar berpikir dengan cara yang sistematis dan berdasarkan sains, mereka tidak akan mampu membedakan sains dengan takhayul dan bergantung pada penilaian yang tanpa pemikiran, bukan pada pendapat sehat (Bosak, 2001:2). Gagasan penting yang dari penelitian Piaget (Bosak, 2001:8) ialah anak-anak memerlukan pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu ke berpikir mengenai pemikiran. Sangat penting merancang suatu kegiatan agar siswa dapat melakukan kegiatan praktis yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa sehingga siswa dapat berada dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi.

(23)

Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design (UbD). UbD adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran (RPP) sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design, artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah

Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika.

B. DESKRIPSI TEORI

(24)

berkecimpung dalam dunia pendidikan mulai menggunakan dan mengaplikasikan pendekatan ini.

B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN

Wiggins dan McTighe (2006:7) mendefinisikan

Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut McTighe dan Seif dalam UbD Research Base,

Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan prestasi siswa melalui pengembangan standar kurikulum, desain instruksional, penilaian, dan pengembangan profesional. Menurut Susan Clayton (2011) dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning,

Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah

adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pendidikan yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins & McTinghe desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design, dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Mengapa

(25)

Sudrajad (2008), pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Jadi Understanding by Design adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design.

B.2. BACKWARD DESIGN

B.2.a. Pengertian Backward Design

Backward design adalah model dengan gagasan bahwa proses desain harus dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan kemudian bekerja mundur mengembangkan instruksi yang menggerakkan siswa untuk mencapai hasil tersebut dengan memutuskan apa tugas atau kegiatan siswa yang akan dilakukan.

Pepatah lama mengatakan „pengendalian penilaian (hasil) pembelajaran‟

adalah benar, karena apa yang kita nilai adalah hasil dari apa yang kita instruksikan. Perhatikan bagaimana semua elemen desain dalam satu unit berjalan seimbang sehingga hasil yang diinginkan lebih mungkin untuk dicapai

(26)

waktu kegiatan lebih dihormati daripada tujuan atau standar yang ditargetkan. Grant Wiggins and Jay McTighe menganjurkan sebaliknya, pertama dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan (tujuan atau standar) dan kemudian kurikulum dari bukti belajar yang dibutuhkan untuk membekali siswa untuk melakukan.

Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu: Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.

B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design

Menurut Wiggins (2005), ada tiga tahap perancangan desain Understanding by Design yaitu:

1) Tahap pertama : Desire Results (hasil akhir yang diinginkan) a) Estabilished Goal (Tujuan utama)

(27)

Pertanyaan untuk menentukan tujuan utama adalah “Apa tujuan

yang relevan dan ditetapkan sebagai tujuan dari pembelajaran?” b) Essential Question (Pertanyaan Utama)

Bagaimana kita bisa mengambil inti pengetahuan dan membentuknya menjadi menarik dan bekerja dengan efektif? bagaimana bisa menghindari kesalahan yang sama berdasarkan aktivitas dan cakupan dasar desain? Dalam UbD, fokusnya adalah bagian yang dicapai dengan membingkai tujuan dalam hal “apa” (Wiggins dan McTighe, 2006:105).

Pertanyaan untuk menentukan pertanyaan utama adalah “Apa pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman dan transfer dalam belajar?”

c) Understanding (Pemahaman) Apa ide-ide utama?

Hal khusus yang didapatkan agar memahami? Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan?

Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan: 1. Siswa akan tahu:

Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil).

2. Siswa akan bisa/mampu:

(28)

2) Tahap kedua : Acceptable Evidence (bukti penilaian) a) Performance Taks (Tugas performa)

Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang diinginkan?

Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksa/dinilai? b) Other Evidence (bukti lainnya)

Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan?

Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima?

3) Tahap ketiga : Planing plan (rencana pembelajaran)

Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk : Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan?

Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan?

Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERETO untuk mengarahkan siswa:

W_Where dan Why

(29)

H_Hook dan Hold

Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran.

E_Equip

Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja.

R_Rethink, Reflect dan Revise

Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka.

E_Evaluate

Membangun kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi kemajuan dan menilai sendiri.

T_Tailored

Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan.

O_Organized

Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam.

Template desain UbD adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design

HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN

Tujuan utama (G) Pemahaman (U)

Siswa akan memahami bahwa … Pertanyaan utama (Q) Siswa akan mengetahui (K) Siswa akan dapat (S)

(30)

Tugas performa (T) Bukti lain (OE)

PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN

Rencana pembelajaran (L)

B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama dalam pendekatan ini.

B.3.a. Pengertian Pemahaman

Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006). Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe Pemahaman mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

1) Penyimpulan yang bermakna.

Menurut John Dewey (Wiggins dan McTighe, 2006:37) dalam buku

How We Think, memahami adalah hasil dari memahami fakta. Berikut ini perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman.

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman

Pengetahuan Pemahaman

Fakta-fakta

Fakta yang koheren Tuntutan dapat diperiksa Benar atau salah

Saya tahu sesuatu untuk menjadi kenyataan

Saya merespon isyarat dengan apa yang saya tahu

Arti dari fakta-fakta

Teori yang membuktikan hubungan danmakna dari fakta-fakta

Dapat keliru, teori dalam proses Tingkat persoalan atau pengalaman Saya mengerti mengapa dan apa yang membuat sesuatu menjadi pengetahuan

Saya mampu menilai kapan

(31)

Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Pemahaman sebagai transfer.

Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara efektif melibatkan kemampuan untuk mengambil apa yang kita tahu dan menggunakannya secara kreatif, fleksibel, lancar, dalam pengaturan yang berbeda.

Transfer harus menjadi tujuan dari semua guru di sekolah, karena seorang guru hanya dapat memberikan hal kecil dan sedikit dari semua materi, namun dengan materi yang sedikit dan kecil tersebut siswa dapat mengembangkan dalam berbagai masalah dan situasi.

Menurut Bransford, Brown, dan Cocking (Wiggins & McTinghe, 2006:40) transfer dipengaruhi sejauh mana orang belajar dengan memahami betul daripada hanya menghafal fakta atau mengikuti seperangkat prosedur yang sudah ditetapkan.

Tantangan dari transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya (Wiggins & McTinghe, 2006:41) adalah bukan untuk memahami apa yang telah dipelajari dari memori, tetapi memodifikasi, menyesuaikan, dan mengadaptasi ide untuk segala situasi.

3) Pemahaman belajar dari pemahaman yang salah (misunderstanding)

(32)

dalam situasi baru. Sehingga bukti pemahaman yang salah sangat berharga bagi guru, bukan hanya sekedar kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut menandakan percobaan transfer dan masuk akal tetapi tidak berhasil.

Tantangan seorang guru adalah untuk tetap memberi penghargaan tanpa menyalahkan atau membuat putus asa siswa. Merancang pembelajaran yang baik adalah kunci untuk menghindari pemahaman yang salah, jadi kita perlu merancang tidak hanya ide-ide besar tetapi juga kemungkinan ide tersebut akan salah pemahaman, sehingga kita harus berfikir dengan penilaian kita sendiri terhadap konsep yang sudah kita siapkan sebelum bertindak lebih lanjut.

B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi

Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja yang tepat dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan khususnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran.

(33)

masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah mereka pelajari. Dengan kata lain meretensi terfokus pada massa lalu, sementara mentransfer mengacu pada masa depan.

Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif dalam Taksonomi yang telah direvisi (Widodo, 2006):

1) Menghafal/Mengingat (Remember)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya.

a) Mengenali (Recognizing)

Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan yang baru. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi (identifying).

b) Mengingat kembali (recalling)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada pentunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving).

2) Memahami (Understand)

(34)

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). Dari kelimanya, proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi ialah memahami (Longman, 2001:105).

Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengkaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.

a) Menafsirkan (Interpreting)

Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat parafase. Istilah lain untuk menafsirkan adalah mengklarifikasi (clarifying), memparafase (paraphasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali (representing).

b) Memberikan contoh (Exempliying)

(35)

c) Mengklasifikasi (Clasifying)

Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasi adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengkelasifikasi adalah mengkategorisasikan (categorising). d) Meringkas (Summarising)

Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari suatu tulisan. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat generalisasi (generalising) dan mengabstraksi (abstracting).

e) Menarik infersi (Inferring)

Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding).

f) Membandingkan (Comparing)

(36)

g) Menjelaskan (Explaining)

Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model).

3) Mengaplikasikan (Applying)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.

a) Menjalankan/Mengeksekusi (Executing)

Menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out).

b) Mengiplementasikan (Implementing)

Memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using).

4) Menganalisis (Analyzing)

(37)

a) Membedakan (Differentiating)

Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing).

b) Mengorganisir (Organizing)

Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.

c) Menemukan pesan tersirat/mengantribusikan (Attributting)

Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.

5) Mengevaluasi

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.

a) Memeriksa (Checking)

Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). b) Mengkritik (Critiquing)

Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal.

6) Mencipta (Crate)

(38)

a) Membuat (Generating)

Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut.

b) Merencanakan (Planning)

Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. c) Memproduksi (Producing)

Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah.

B.3.c. Bukti Pemahaman

Suatu pemahaman akan ditunjukkan melalui suatu bukti. Bukti seorang siswa memahami dalam pendekatan UbD ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai berikut (Wiggins dan McTighe, 2006):

1) Menjelaskan (Explanation)

Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan penjelasan yang benar dan sistematik mengenai fenomena, fakta dan data serta membuat hubungan dengan wawasannya dan memberikan contoh atau ilustrasi yang jelas.

Menjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan

(39)

2) Menginterpretasikan (Interpretation)

Menceritakan cerita yang bermakna, memberikan terjemahan yang tepat, memberikan sejarah atau dimensi pribadi untuk mengungkapkan ide-ide dan peristiwa, dan membuat obyek pemahaman yang diakses melalui gambar, anekdot, analogi dan modul. Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita dari suatu konsep.

Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang abstrak. Dalam matematika, interpretasi adalah menggambarkan kesimpulan dari data yang terbatas. Untuk membuat pengertian dari siswa harus membiarkan mereka bekerja dengan masalah.

3) Mengaplikasian (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis.

Dimana dan kapan dapat kita menggunakan pengetahuan, kemampuan atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran dan tindakan kita dalam situasi tertentu?

Aplikasi adalah mencocokan pengetahuan dalam konteks. Kita menunjukkan pemahaman kita terhadap sesuatu dengan menggunakannya, mengadaptasikannya dan menyesuaikannya.

4) Memiliki sudut pandang (Has perspective)

(40)

sudut pandang tersebut? apa yang dibenarkan atau diperlukan? adakah bukti memadai? apakah itu wajar? apa saja kekuatan dan kelemahan dari ide? apakah itu masuk akal? apa batas-batasnya? jadi apa?

Seorang siswa dengan pandangannya adalah waspada dengan apa yang diambil untuk diberikan, diasumsikan atau dikaburkan dalam penyelidikan atau teori. Ini adalah sering terungkap melalui kemampuan bertanya, “apa itu?” dan untuk melihat jawaban dari seorang guru atau

jawaban sebuah buku sebagai sudut pandang. Perspektif ini adalah sebuah wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan penuangan ide familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan aplikasi baru.

Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos sesuatu yang dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan aplikasi.

5) Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya.

(41)

Empati adalah bentuk berwawasan karena itu mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain dari luar. Empati memerlukan penghargaan bagi orang lain yang berbeda dari diri kita. Respek kita terhadap mereka menyebabkan kita untuk berpikir terbuka, berhati-hati mempertimbangkan pengamatan mereka ketika mereka melihat berbeda dengan kita. Selain itu dengan empati kita akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dalam belajar.

6) Pengetahuan pribadi (Has self-knowledge)

Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk, proyeksi, dan kebiasaan utama, baik yang membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri, menyadari bahwa kita tidak mengerti, merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan pribadi merupakan kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya.

Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa (evaluasi) dan juga melalui sikap siswa (keaktifan belajar siswa) dalam proses pembelajaran.

B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(42)

siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya pemahaman siswa dalam belajar.

Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Budi, 2001).

Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sekaligus untuk melihat bukti pemahaman siswa terhadap pelajaran, sehingga digunakan aspek-aspek pemahaman dalam UbD untuk menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan belajar menurut aspek-aspek pemahaman dalam UbD adalah sebagai berikut :

1) Interpretasi

Mengungkapkan ide atau pendapat Membuat kesimpulan percobaan 2) Aplikasi

Melakukan percobaan Menyelesaikan latihan soal 3) Empati

Bekerjasama dengan baik dalam kelompok 4) Sudut pandang

(43)

B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS

B.5.a. Massa Jenis

Apa persamaan air dan minyak? Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Bagaimana kita membuktikan atau menentukan suatu benda yang belum kita ketahui jenisnya? Mengapa benda dapat terapung, melayang dan tenggelam?

Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah suatu kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan hal itu semua? Untuk menjawabnya kita harus memahami konsep massa jenis.

Bagian utama yang tidak dapat dipisahkan dari suatu zat adalah massa dan volume. Massa adalah merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Dengan membagi massa dan volume kita mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu massa jenis.

Massa jenis adalah hasil bagi massa dan volume suatu zat. Persamaan massa jenis adalah:

dengan :

ρ : massa jenis (kg/m3)

(44)

Satuan dari massa jenis adalah kg/m3 atau kg.m-3. Dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram (gr) dan satuan volume cm3, maka satuan massa jenis dalam sistem CGS adalah gr/cm3 atau gr.cm-3. 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3, sebaliknya berlaku 1 kg/m3 = gr/cm3 = 0,001 gr/cm3.

Persamaan massa jenis di atas dapat diubah ke bentuk atau . Bentuk rumus mana yang akan digunakan dalam perhitungan bergantung

pada besaran apa yang akan ditanyakan. Cara mudah untuk mengingat bentuk rumus dapat menggunakan segitiga rumus massa jenis, seperti pada gambar berikut :

Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis

Untuk dapat menentukan massa jenis suatu zat diperlukan kemampuan menentukan massa dan volume suatu zat.

1) Zat padat yang bentuknya teratur.

Massa zat diukur dengan mengunakan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume zat padat yang bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, dan silinder dengan mengukur, panjang sisi, tinggi dan diameter dengan mengunakan penggaris atau jangka sorong kemudian mengunakan rumus volume benda tersebut.

:

x ρ

(45)

Massa jenis dapat diketahui dengan membagi massa dengan volume (m/v).

2) Zat padat yang bentuknya tidak teratur.

Untuk mengukur massa benda yang tak beraturan dapat menggunakan neraca atau timbagan. Untuk mengukur volumenya menggunakan bantuan gelas ukur dan air, dengan cara menentukan banyaknya air dalam gelas ukur pada posisi awal (misal, 100 ml), kemudian memasukkan benda dalam gelas ukur dan diamati perubahan ketinggian air (misal, 110 ml) maka selisih antara perubahan ketinggian setelah benda dimasukkan dikurangi ketinggian awal akan didapatkan volume benda (misal, 110 ml -100 ml = 10 ml). Catatan 1 ml = 1 cc = 1 cm3.

Massa jenis dapat diketahui dengan membaagi massa dengan volume (m/v).

Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan konsep massa jenis, antara lain sebagai berikut:

(46)

2) Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam salah satunya dipengaruhi oleh massa jenis. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :

Massa jenis zat A < massa jenis zat B, maka zat A terapung. Massa jenis zat A = massa jenis zat B, maka zat A melayang. Massa jenis zat A > massa jenis zat B, maka zat A tenggelam.

Semakin kecil massa jenis maka zat tersebut zat akan berada pada lapisan terendah (tenggelam). Jika massa jenis antara dua jenis zat sama akan terjadi peristiwa melayang.

3) Kapal yang terbuat dari kayu, dikarenakan massa jenis kayu lebih kecil dari massa jenis air.

4) Polysrtyrene digunakan sebagai bahan kotak makanan atau pelindung pada kardus untuk memberi ruang yang luas tetapi massanya cukup rendah (tidak berat). Ini dikarenakan polystyrene adalah bahan yang massa jenisnya rendah.

5) Aluminium digunakan sebagai bahan logam pesawat terbang karena aluminium kuat, tetapi massanya ringan.

6) Helium digunakan untuk mengisi balon udara. Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3

Cair

Air 1,00 1000

Alkohol 0,80 800

Raksa 13,60 13600

(47)

Nama zat Dalam g/cm3 Dalam kg/m3

Aluminium 2,70 2700

Besi 8,00 8000

Emas 19,30 19300

Kuningan 8,40 8400

Perak 10,50 10500

Platina 21,45 21450

Seng 7,14 7140

Es 0,92 920

Kayu 0,80 800

Gas

Udara 0,0012 1,2

B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by

Design pada Materi Massa Jenis

Dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi massa jenis dengan UbD digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode eksperimen/percobaan. (RPP sekolah terlampir pada lampiran A5 halaman 109)

1) Tahap pertama : Hasil akhir yang Diinginkan a) Tujuan / Ide Utama

Tujuan utama pembelajaran disusun berdasarkan dimensi kognitif dalam taksonomi bloom yang telah direvisi yang bertujuan mentrasfer. Kompetensi dasar:

3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama:

(48)

Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3) b) Pertanyaan Utama

Apa itu massa jenis?

Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam kehidupan sehari-hari?

Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi? c) Pemahaman

Siswa akan memahami bahwa:

Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa zat dan volume zat.

Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat.

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis zat.

Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan: 1. Siswa akan mengetahui:

Pengertian masssa jenis.

Cara menentukan massa jenis suatu zat. Persamaan massa jenis.

Manfaat massa jenis dalam kehidupan. 2. Siswa akan bisa/mampu:

(49)

Menjelaskan manfaat/aplikasi massa jenis zat.

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan.

2) Tahap kedua : Bukti Penilaian a) Tugas performa

Percobaan “Penentuan Massa Jenis” – Siswa menentukan massa jenis

suatu zat, kemudian merumuskan persamaan massa jenis. Selain itu siswa mengetahui bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat/benda.

Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah / cara

untuk menentukan jennis zat / benda yang belum dketahui.

Percobaan “Density” – Siswa memahami mengapa terjadi peristiwa

terapung, melayang dan tenggelam. Siswa mengaplikasikan konsep massa jenis untuk membuat dan menunjukkan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam.

b) Bukti lainnya Latihan soal

1. Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr.

a. Berapakah massa jenis balok kayu Inul?

(50)

2. Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa kubus Timah Andi?

3. Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu?

4. Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian?

5. Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa?

Pekerjaan rumah

1. Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu?

(51)

Tabel 1.4 Evaluasi Akhir

No. Soal Tujuan

Pembelajaran 1. Saat pulang sekolah Dodi menemukan

sebuah benda yang mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada kakaknya, “Apakah ini emas kak?”. Kakaknya pun menyarankan dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut?

a. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut?

b. Langkah yang harus dilakukan Dodi untuk mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda tersebut dengan alat dan bahan yang ada? c. Jika setelah diteliti didapatkan

massanya 8400 gr dan volumenya papan milik ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik Deden.

a. Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; potongan

Menjelaskan

(52)

No. Soal Tujuan Pembelajaran kayu Andre dan papan milik ayah?

b. Berikan alasan jawaban teman-teman!

a. Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas?

b. Mengapa susunannya seperti itu?

Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)

3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran buat dengan mengacu pada WHERE TO dan di dalam rencana pembelajaran ini diusahakan agar siswa melakukan kegiatan belajar yang berfikir.

Dengan berdasarkan pemahaman yang ingin dicapai siswa di atas maka disusun rancangan seperti pada tabel berikut berikut:

Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran Pertemuan Pertama:

1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?). H

2. Guru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. W

3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa zat dan volume zat. R

4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing kelompok berjumlah 4 siswa. O

(53)

langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E-1, R

6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan kelompok lain menanggapi. R

7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R

8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1

9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2

10.Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R

11.Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R

12.Guru memberikan pekerjaan rumah. R Pertemuan Kedua:

1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat untuk pekerjaan rumah). R

2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?). H

3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa Ini” (pendemo adalah perwakilan siswa). E-1

4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R

5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan pertama). E-1

6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan (bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode

tutorial teman sebaya). E-2

9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R

(54)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding by Design adalah pembelajaran UbD mengacu pada hasil akhir yang diinginkan atau pemahaman pokok yang harus dicapai siswa. Berdasarkan hasil akhir yang diinginkan tersebut disusun bukti pembelajaran yang tepat dan kontekstual serta langkah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa agar dalam proses pembelajaran hasil akhir yang diinginkan dapat dipahami oleh siswa.

Penulis mempunyai keyakinan jika pendekatan UbD ini diterapkan dalam materi massa jenis akan dapat dipahami dengan lebih baik oleh siswa dibandingkan dengan pengajaran konvensional.

C. RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang , maka rumusan masalah peneliti adalah:

1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran?

2. Apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan

Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X?

(55)

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran.

2. Mengetahui apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X.

3. Mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi guru dan calon guru:

Penggunaan pendekatan Understanding by Design dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran fisika.

(56)

2. Bagi siswa:

Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan

Understanding by Design sehingga para siswa dapat mengalami proses pembelajaran baru.

Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memahami konsep fisika.

3. Bagi peneliti:

Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran

Understanding by Design di dalam pembelajaran secara nyata.

(57)

37 BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai Jenis dan metode penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, penyusunan instrumen dan metode analisis data.

A. JENIS DAN METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan (Research & Development) model pembelajaran dengan metode eksperimen. Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari, 2010:207).

Metode penelitian pengembangan ini adalah metode eksperimental. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arifin (2011:126) mengenai metode eksperimental

Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah dilakukan evaluasi, evaluasi tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran, selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

(58)

C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN C.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP X, pada siswa kelas VII b dan siswa kelas VII d.

C.2 . Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014, pada tanggal 24 September 2013 hingga 3 Oktober 2013.

D. DESAIN PENELITIAN

(59)

Bagan 2.1 Desain Penelitian

Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat pemahaman siswa melalui evaluasi hasil belajar materi massa jenis siswa. Dalam penelitian ini peneliti menguji keampuhan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD dibandingkan dengan rancangan pembelajaran biasa (RPP sekolah). Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(60)

Untuk melihat kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan NEM (Nilai Ebtanas Murni) pelajaran IPA SD, hal ini dilakukan karena kelompok siswa yang diteliti merupakan siswa baru. Setelah itu dilakukan Test-T untuk mengetahui signifikan kedua kelompok.

Dalam pelaksanaan penelitian, kelompok eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD sedang pada kelompok kontrol menggunakan rancangan pembelajaran biasa. Diakhir pembelajaran diberikan evaluasi akhir yang sama.

Setelah selesai eksperimen dan pemberian evaluasi akhir, dilakukan analisis statistik uji perbedaan.

Penentuan dan pembuatan instrumen dikerjakan oleh peneliti, namun dalam proses pembuatannya menyertakan peran guru. Hal ini dilakukan karena UbD merupakan hal yang sangat baru dalam ranah dunia pendidikan di Indonesia maka penelitian ini dibuat dan dipelajari bersama.

Dalam menerapkan pembelajaran massa jenis dengan pendekatan UbD ini peneliti tidak melakukan penerapan sendiri secara langsung melainkan menjadi observer proses belajar mengajar, sedangkan yang melakukan treatment adalah guru fisika sekolah SMP X. Guru fisika di SMP X adalah Bu Dewi. Treatment

(61)

pandangan siswa terhadap guru yang mengajar, karena jika peneliti yang mengajar akan merubah sikap, minat dan motivasi siswa.

Selain penelitian kuantitatif dilakukan juga penelitian kualitatif yaitu dengan observasi keaktifan belajar siswa dan wawancara terhadap guru untuk melengkapi penelitian melalui tanggapan guru tentang pembelajaran dengan pendekatan UbD.

E. INSTRUMENTASI

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

E.1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dan ada dalam proses pembelajaran. Instrumen tersebut adalah :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan

Understanding by Design.

RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. RPP disusun dengan pendekatan Understanding by Design (backward design). Dalam pembuatan rancangan pembelajaran ini digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi.

(62)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS ini merupakan penuntun pemahaman serta kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini LKS disusun berdasarkan urutan kegiatan siswa dalam pokok bahasan Massa Jenis dengan memberikan kegiatan dan permasalahan yanng kontekstual serta meningkatkan pemahaman dan daya pikir siswa.

LKS terlampir pada lampiran A2 hal 94

E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data

Instrumen pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi: a. Soal Evaluasi Akhir.

Evaluasi akhir akan diberikan pada akhir treatment. Hasil evaluasi akhir ini nantinya akan diamati sebagai dampak treatment. Soal evaluasi akhir bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu melalui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan UbD.

Evaluasi akhir ini menggunakan dua soal berbeda yang dijadikan satu, yaitu soal buatan guru yang biasa diberikan dan soal dengan pemahaman yang lebih tinggi. Soal yang biasa digunakan oleh guru fisika di SMP X adalah soal pilihan ganda. Gabungan soal evaluasi ini yang nantinya akan dianalisis.

Gambar

Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman
Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis
Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat
Tabel 1.4 Evaluasi Akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan PBI lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah berdasarkan kriteria modul yang merujuk pada standar yang ditetapkan oleh

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) memberikan prestasi belajar matematika siswa lebih baik dibandingkan

Simpulan penelitian ini adalah dengan penerapan pendekatan teaching game for understanding (TGfU) dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan bermain bolavoli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah berdasarkan kriteria modul yang merujuk pada standar yang ditetapkan oleh BNSP,

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan purwarupa dengan penerapan pendekatan HCD memiliki nilai usability yang lebih baik dari website Perpustakaan

Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pocket book berbantuan GeoGebra dengan pendekatan Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik tema sampah berdasarkan kriteria modul yang merujuk pada standar yang ditetapkan oleh BNSP,