PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA
SKRIPSI
Oleh:
Wiji Nurhayati 0913015030/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akutansi
Oleh:
Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA
Yang diajukan
Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Tanggal... NIP. 2670 6950 2431
Mengetahui
Ketua Jurusan Progam Studi Akuntansi
INDONESIA
Yang diajukan
Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA
Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Tanggal... NIP. 2670 6950 2431
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
SKRIPSI
PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh :
Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Dr s. Ec. Eko Riadi, Maks
Sekretaris
Dr. Gideon Setyo B, M.Si
Anggota
Dr s. Ec. Tamadoy Thamr in, MM
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : " PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi, di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
Seiring dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan baik tenaga maupun fikiran maupun motivasi dari
berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, peneliti ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, Mp selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si. Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwidjaksono, M.Si. selaku dosen pembimbing
utama skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen, staf, dan karyawan yang telah menyelenggarakan kegiatan belajar
selama kami mengikuti kegiatan perkuliahan di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu, Adek juga Kakak, terima kasih atas kasih sayang, do’a serta dorongannya
baik moril maupun materil yang telah diberikan sehingga mampu
menghantarkan penulis menyelesaikan studi.
7. Khusus buat ayahanda walaupun tidak pernah ada dalam hidup saya, dan
tidak pernah mendapatkan semuanya dari beliau, saya bangga karena saya
bisa dan mampu untuk menyelesaikan sekolah sampai bergelar Sarjana.
8. Seseorang yang sepesial Heri keswanto yang selalu setia menemani,
membantu, memberi semangat dan inspirasi serta do’a dalam situasi apapun.
9. Khusus buat Bos Bro Novri yopi pemilik “MORE SHOP” Royal Plaza
Surabaya, yang telah mengizinkan dan mendukung saya bekerja sambil
menempuh pendidikan sampai bergelar sarjana.
10.Tia, Baidi, Christina teman satu bimbingan yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan penyusunan sekripsi ini.
11.Semua teman – teman, khususnya kelas H (sore) Fakultas Ekonomi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Vetera” Jawa Timur.
pihak untuk perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, 22 Mei 2013
DAFTAR ISI
KATA PE NGANTAR ……… i
DAFTAR ISI ……… iv
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR GAMBAR ……….. ……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ………... ix
ABSTRAKSI ……… ………... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.1.1. Perbedaan Penelitian ... 13
2.2. Landasan Teori ……… ... 14
2.2.1. Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 16
2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 18
2.2.1.4. Sifat dan Kegunaan Laporan Keuangan ... 19
2.2.1.5. Jenis - Jenis Laporan Keuangan ... 20
2.2.2. Profitabilitas ... 26
2.2.3. Leverage ... 28
2.3. Kerangka Pikir ... 37
2.4. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PE NELITIAN 3.1. Devinisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel... 39
3.1.1. Devinisi Operasional ... 49
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 40
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 42
3.3. Tehnik Pengumpulan Data ... 43
3.3.1. Jenis Data Dan Sumber Data ... 43
3.3.2. Metode Pengumpulan data... 43
3.4. Tehnik Analisis Dan Uji Hipotesisi ... 44
3.4.1. Tehnik Analisis Data ... 44
3.4.2. Uji Hipotesis ... 45
3.4.3. Uji Normalitas ... 46
3.4.4. Metode Analisi ... 47
3.4.5. Uji Asumsi Klasik ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek penelitian ... 50
4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 50
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
4.2.1. Profitabilitas (ROE) (Y)... 57
4.2.2. Leverage (DER)(X1) ... 59
4.2.4. Likuiditas (CR)(X2) ... 63
4.3. Uji Normalitas ... 65
4.3.1. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis ... 68
4.3.1.1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 68
4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 69
4.3.3. Uji F (Uji Kecocokan Model)... 72
4.3.4. Uji t... 74
4.4. Pembahasan ... 75
4.4.1. Pengaruh Leverage (DER) Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 75 4.4.2. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 76 4.4.3. Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 78 4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ... 79
4.6. Keterbatasan Penelitian ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 82
5.2. Saran ... 82
Sekarang ... 13
Tabel 4.1 Data Profitabilitas (ROE)mPerusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 ... 58
Tabel 4.2 Data Leverage (DER)Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 60
Tabel 4.3 Data Intensitas Modal Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 62 Tabel 4.4 Data Likuiditas Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Dengan Transformasi ... 66
Tabel 4.7 Uji Kualitas Data ... 67
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Durbin Watson ... 70
Tabel 4.10 Nilai VIF (Variance inflation Factor) ... 71
Tabel 4.11 Hasil Korelasi Rank Spearman ... 72
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji F ... 73
Tabel 1.3 Hasil Koefisien Determinasi (R Square / R2) ... 73
Tabel 1.14 Uji t ... 74
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 2 Uji Normalitas
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik
PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA
Wiji Nurhayati
Abstraksi
Perusahaan Otomotif yang menjadi obyek dalam penelitian ini, merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Otomotif memiliki iklim persaingan yang sangat ketat. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajamUntuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan dalam persaingan. Akan tetaapi pada periode 2008-2011 mengalami penurunan profitabilitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah aporan keuangan berupa neraca dan laba rugi Perusahaan Automotive yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2011. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sensus sampling yaitu sebanyak 13 perusahaan otomotif. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan: 1).Leverage (Debt equity ratio) dalam hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.2).Intensitas modal dalam hal ini tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.3)Likuiditas (Current Ratio) dalam hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.1. Latar Balakang
Manajer didalam upaya mengelola dan menjalankan kegiatan
perusahaan memerlukan dana untuk kegiatan ekspansi bisnisnya. Salah
satu alternatif bagi perusahaan dalam memenuhi dana tersebut adalah
dengan hutang. Hutang merupakan mekanisme yang bisa digunakan
untuk mengurangi atau mengontrol konflik keagenan (internal
control). Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak optimal dan
juga penggunaan hutang meningkatkan risiko. Menurut Jensen (1986
dalam harjito dan Nurfauziah, 2006) mengusulkan bahwa kebijakan
hutang digunakan sebagai alat untuk mendisiplinkan manajer karena
manajer harus bekerja lebih keras untuk membayar kembali hutang dan
bunganya.
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul
dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban
disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan
mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa
datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan,
2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
2
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005)
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang
kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan
pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham.
Saat ini penggunaan modal pinjaman oleh perusahaan semakin
panjang. Hal ini disebabkan umumnya mengalami perubahan percepatan
yang sangat cepat. Pada sisi lain, modal pinjaman mengandung resiko
cukup besar yang muncul akibat adanya beban tetap yang harus
ditanggung oleh perusahaan. Semakin besar pula beban tetap yang harus
dipikul perusahaan. Pertimbangan oleh perusahaan yang paling penting
dalam menarik dana pinjaman adalah bahwa penggunaan modal pinjaman
tidak mengganggu keadaan likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Di
samping itu, modal pinjaman memberikan efek financial yang
menguntungkan dibanding jika hanya menggunakan modal sendiri.
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
berasal dari hutang maupun ekuitas. Perusahaan-perusahaan yang
dijalankan dengan baik umumnya berdasarkan rencana operasi mereka
pada seperangkat laporan keuangan. Proses perencanaan itu dimulai
dengan ramalan penjualan untuk masa tiga tahun kedepan atau lebih.
Kemudian aktiva yang dibutuhkan untuk memenuhi target penjualan itu
ditentukan, dan keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan
bagaimana aktiva yang dibutuhkan itu akan dibiayai. Pada tahap tersebut,
laporan laba rugi dan neraca dapat diproyeksi, serta rasio-rasio utama
dapat diramalkan.
Pada prinsipnya leverage keuangan mengacu pada pengertian
pengguanan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki beban
tetap dengan maksud agar meningkatkan keuangan potensial bagi
4
dimana suatu perusahaan harus membayar biaya tetap untuk suatu harapan
atas kenaikan penghasilan bagi pemegang saham. Bagaimanapun juga
naiknya leverage keuangan juga akan menaikkan risiko terhadap aliran
pendapatan bagi pemegang saham. Kebijakan leverage suatu perusahaan
secara langsung akan berpengaruh kepada laba atau profit. Demikian juga
dengan likuiditas.
Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya
yang segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini dalam menilai likuiditas
menggunakan rasio lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah
laporan keuangan menunjukkan seberapa besar aset yang dibiayai dengan
utang. Rasio lancar ini menekankan pada peran penting pendanaan utang
bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh pendanaan utang (Horne dan Wachowicz, 1998). Semakin
besar rasio ini, semakin besar likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne
(1998) kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan
likuiditas. Jadi, semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam persaingan industri
adalah tingkat hambatan keluar masuk industri (barrier to entry). Rasio
intensitas modal digunakan sebagai indikator barrier to entry. Semakin
tinggi rasio ini semakin tidak menarik bagi pendatang baru untuk masuk
diupayakan oleh perusahaan yang dominan. Rasio intensitas modal adalah
perputaran harta (total assets turnover), yaitu perputaran seluruh harta
perusahaan yang dihitung dari penjualan dibagi dengan harta. Rasio
intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Riyanto, 1995 ).
Perusahaan Otomotif yang menjadi obyek dalam penelitian ini,
merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat
di Indonesia. Perusahaan Otomotif memiliki iklim persaingan yang sangat
ketat. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin
masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu
perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang
dan bertahan dalam persaingan. Akan tetapi pada periode 2008-2011
mengalami penurunan profitabilitas. Berikut ini data tingkat profitabilitas
perusahaan otomotive dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011
6
Tabel 1.1 : Data Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif (dalam J utaan)
No Nama Per usahaan 2009 2010 2011 1 PT. Astra Internasional -59.90 0.83 4.60
2 PT. Astra Otoparts 5.57 11.89 6.64
3 PT.Indo Kordsa 13.64 13.95 10.24
4 PT.Goodyear Indonesia 14.21 17.32 10.65
5 PT.Gajah Tunggal 15.77 18.65 13.46
6 PT.Indomobil Sukses Internasional 29.51 19.94 14.93
7 PT.Indospring 37.33 28.65 19.31
8 PT.Multi Prima Sejahtera 40.76 31.77 23.37
9 PT.Multistrada Arah Sarana 41.02 33.98 25.41
10 PT.Nipress 41.11 36.11 26.57
11 PT.Prima Alloy Steel 47.69 39.43 29.26
12 PT.Selamat Sempurna 48.27 42.65 41.69
13 PT. Tunas Ridean Tbk. 52.82 46.19 50.57 Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)
Berdasarkan data pada tabel diatas, adanaya kecenderungan
penurunan profitabilitas perusahaan Otomotif dimana sebagai salah satu
contoh adalah PT. Tunas Ridean Tbk. untuk tahun 2009 sebesar 52.82%
kemudian di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 46.19% namun di
tahun 2011 mengalami tren kenaikan menjadi 50.57%, kondisi ini
menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas untuk perusahaan otomotif
Fenomena diatas juga didukung dengan adanya artikel
(www.detikfinance.com,2012) yang menyatakan bahwa pada tahun 2009
industri otomotif mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dengan
adanya krisis global pada akhir tahun 2008. Kekhawatiran pelaku industry
otomotif terhadap pengaruh krisis ekonomi makin nyata saja. Kondisi ini
ditandai menurunnya angka penjualan kendaraan bermotor di awal tahun
secara nasional. Selama tiga bulan pertama tahun 2009 industri kendaraan
bermotor sudah turun 16,49%. Gabungan industri kendaraan bermotor
Indonesia (Gakino) memperkirakan penjualan mobil tahun ini bakal
menurun drastis.
Jika pada tahun 2008 angka penjualan mencatat prestasi hingga
terjual lebih dari 607,151 Unit, Maka pada tahun2009 diprediksi angkanya
drop hanya tinggal sekitar 350.000 - 450.000 unit. Atau turun sekitar 25 –
30 % dibandingkan tahun sebelumnya. (www.detikfinance.com, 2012).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini
mengambil judul " Pengaruh Leverage, Intensitas Modal Dan
Likuiditas Ter hadap Pr ofitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang
Go Public Di Bur sa Efek Indonesia” 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
8
a. Apakah Leverage, Intensitas modal dan Likuiditas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan otomatif
yang go public di Bursa Efek Indonesia?
b. Manakah diantara yaitu Leverage, Intensitas modal dan Likuiditas
yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Profitabilitas perusahaan
otomatif yang go public di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
b. Untuk mengetahui pengaruh intensitas modal terhadap profitabilitas
pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
c. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada
Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya bagi
2. Manfaat Bagi Akademis
Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan
mahasiswa sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian
sejenis di masa mendatang.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan salah satu sarana untuk memperluas wawasan dan
pengetahuan di dalam menentukan pengaruh yaitu Leverage, Intensitas
modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas perusahaan otomotif yang
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka di dukung oleh penelitian terdahulu
yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Purwanti, (2010)
a. Judul :
Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage, Intensitas Modal
Terhadap Profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam Di Salatiga
b. Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui pengaruh pangsa pasar, rasio leverage,
intensitas modal terhadap profitabilitas koperasi simpan pinjam
di Salatiga. Penelitian ini dengan menggunakan sampel sebanyak
51 koperasi simpan pinjam di Salatiga dengan kriteria koperasi
yang menjadi sampel adalah yang secara rutin memberikan
laporan keuangan ke Dinas koperasi dan UKM Salatiga dan
memiliki kriteria tingkat kesehatan sehat.
c. Hasil penelitian :
Menunjukan bahwa pangsa pasar, rasio leverage dan
intensitas modal secara bersama berpengaruh signifikan terhadap
return on asset dan return on equity atau profitabilitas, namun
berpengaruh signifikan terhadap return on asset dan return on
equity atau profitabilitas. Hal ini dapat dijelaskan tingkat hutang
tinggi namun tidak dapat disalurkan
2. Langko (2010)
a. Judul :
Analisis Faktor Operating Leverage Dan Pengaruhnya
Terhadap Profitabilitas Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
b. Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor
Operating Leverage yang terdiri dari Degree of Operating Leverage Operating Leverage, Total Debt To Total Asset, Total Debt to Equity dan Long Term Debt To Equity terhadap Profitabilitas pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
c. Hasil penelitian :
Leverage perusahaan mempunyai resiko financial cukup
tinggi disebabkan semakin besarnya penggunaan hutang selama
tahun 2001 – 2008 rata-rata 2,846% pertahun dari keseluruhan
12
3. Manur ung (2013)
a. Judul :
Pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas
(study kasus pada perusahaan real estate dan property bursa efek
Indonesia tahun 2005-2012)
b. Latar belakang penelitian :
Keinginan perusahaan untuk memperoleh keuntungan di
tengah banyaknya persaingan yang dialami Suatu perusahaan
umumnya di dirikan untuk memperoleh laba yang maksimal agar
kelangsungan hidup perusahaan dapat di pertahankan dan
berkembang dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari likuiditas dan solvabilitas terhadap
profitabilitas perusahaan real estate yang ada di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2010.
c. Data yang digunakan :
Data dari laporan keuangan di capital market information
center (PIPM).variabel independen dari penelitain ini adalah
likuiditas dan solvabilitas .penelitian ini menggunakan metode
tehnik regresi linier berganda .tujuan penelitian ini adalah untuk
:mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas
secara parsial dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas
2.1.1. Perbedaan Penelitian
Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan
sekarang:
Tabel 2.1. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang
No. Nama Peneliti Objek Penelitian Variabel Alat Uji
14
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan perbedaan dan persamaan penelitian yang
dilakukan dimana, penelitian yang diakukan oleh Purwanti,(2010) perbedaan
penelitian terletak pada variabel pangsa pasar, kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Langko,(2010) perbedaan penelitiannya terletak pada obyek
penelitiannya, kemudian penelitian yang di lakukan oleh Manurung,(2013)
perbedaan penelitiannya pada obyeknya kemudian persamaan pada penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan analisi regresi berganda dan menggunakan
variabel profitabilitas, likuiditas, leverage.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Anonim (SAK, 2007: 1) yang sudah disesuaikan dengan IFRS
(International Financial Reporting Standards) Penyajian wajar dan kepatuhan
pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali
tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. 2.
Kelangsungan usaha. 3. Dasar akrual. 4. Materialitas dan agregasi, Kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan adalah material jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan. 5. Saling hapus, Tidak
diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan
beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh PSAK. 6. Frekuensi pelaporan
penerapan retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan
periode komparasi terawal harus disajikan. 8. Konsistensi penyajian
Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
“alat penguji” dari pekerjaan sebagai pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan.
Menurut Baridwan (1997 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi - transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang besangkutan.
Menurut Munawair (1997 : 2) mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan
dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 2), yaitu : “Laporan
Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan”. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
16
memuat tentang posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang disajikan pada
akhir periode akuntansi, yang merupakan alat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan dengan perusahaannya untuk mengetahui kondisi keuangan dan
keberhasilan aktivitasnya.
2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (1997 : 4) tujuan umum laporan keuangan sesuai dengan
prinsip Akuntansi Indonesia dapat dinyatakan sebagai berikut ;
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber – sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber – sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban)
suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas – aktivitas usaha dalam rangka
memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber – sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai
aktivitas pembelanjaan dan penerimaan..
e. Untuk menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.
f. Disamping itu laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap – tiap bagian proses
atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap – tiap individu yang
diserahkan wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau
prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Tujuan Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 3)
yaitu :
a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pamakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajer,
atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang diberdayakan
kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah diakukan atau
18
keputusan untuk menahan atau menjual investasi dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat atau mengganti manajemen.
Dari beberapa tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan tuntuk
mempertangungjawabkan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan oleh pihak – pihak
diluar perusahaan guna menginformasikan posisi keuangan. Selain itu
laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai guna
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 5 ), karakteristik kualitatif
merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
a. Dapat dipahami
Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa kualitas penting informasi
yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk
segera dipahami oleh pemakai. Asumsi dasar dalam hal ini adalah para
pemakai laporan keuangan mempunyai pengetahuan tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Informasi dikatakan relevan bila dapat memahami kebutuhan pemakai
memiliki relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu pemakai mengevaluasi masa lalu, masa kini atau masa
depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal (reliable) jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan
pemakainnya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan antar perusahaan, mengevaluasi posisi keuangan dan
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.1.4. Sifat dan Kegunaan Lapor an Keuangan
Menurut Harahap,(2002:194) analisis laporan keuangan memiliki
karakteristik yaitu:
1. Fokus laporan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi
transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu
20
2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlaku
terhadap orang dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan.
2.2.1.5. J enis-jenis Laporan keuangan
Menurut SAK 2004 dalam PSAK N0 1 butir 7 laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari komponen sebagai berikut :
A. Neraca
B. Lapora Laba Rugi
C. Laporan Perubahan Ekuitas
D. Laporan Arus Kas
E. Catatan Atas Laporan Keuangan
a. Laporan Neraca
Suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu
biasanya akhir bulan atau akhir tahun. Neraca perusahaan disajikan
sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :
a) Aktiva berwujud
b) Aktiva tidak berwujud
d) Investasi yang diperlukan menggunakan metide ekuitas
e) Persediaan
f) Piutang usaha dan piutang lainnya
g) Kas dan setara kas
h) Hutang usaha dan utang lainnya
i) Kewajiban yang di estimasi
j) Kewajiban yang berbunga jangka panjang
k) Hak minoritas, dan
l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.
b. Laporan Rugi Laba
Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu. Laporan
laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan
laba-rugi minimal mencakup pos-pos berikut:
a) Pendapatan.
b) Laba rugi usaha
c) Beban pinjaman
d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asoisasi yang diperlukan
menggunakan metode ekuitas.
e) Beban pajak
f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan.
g) Pos luar biasa.
22
i) Laba atau rugi untuk periode berjalan.
c. Laporan Arus Kas
Adalah suatu ikhtisar penerimaan kas, pembayaran kas selama periode waktu
tertentu.
Arus kas terdiri dari 3 bagian yaitu:
a) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.
b) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
c) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
d. Laporan Ekuitas Pemilik
Adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode
waktu tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :
a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK 2004 terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas.
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan
d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya, dan
f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkap secara
terpisah setiap perusahaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Adalah menjelaskan secara riil tentang keseluruhan kondisi riil perusahaan
baik yang tercantum dalam laporan keuangan atau tidak.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca , laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan mengungkapkan:
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting.
b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
perubahan ekuitas.
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. (Standar Akuntansi
Keuangan, 2004:1.12 – 2.2)
24
Yang sama pentingnya dengan bentuk laporan dalam pengungkapan adalah
deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah rincian yang
diperlihatkan. Judul dan deskripsi yang tepat untuk pos-pos dan laporan
dapat menjadi penjelas bagi pembaca, tetapi istilah-istilah yang tidak jelas
hanya akan menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman.
e). Informasi selipan
Informasi yang paling signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan
keuangan, bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul
pos-pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskriptif tanpa menjadi
terlalu panjang, penjelasan atau definisi tambahan dapat disajikan sebagai
catatan parentesis (dalam tanda kurung) setelah judul dalam laporan
tersebut. Akan tetapi, catatan ini tidak boleh panjang/menggangu data
utama yang diikhtisarkan didalam laporan keuangan.
f). Catatan kaki.
Tujuan mengunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk
mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalm
tubuh suatu laporan tnpa mengurangi kejelasan laporan. Catatan kaki tidak
boleh digunakan sebagai penggantu klasifikasi atau penilaiaan dan
deskripsi yang semestinya didalam laporan keuangan, juga tidak boleh
berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan keuangan.
Jenis catatan kaki yang paling umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Penjelasan hak para kreditor atas aktiva tertentu/prioritas
hak-hak.
- Pengungkapan aktiva kontinjen/ kewjiban kontinjen.
- Pengungkapan pembatasan atas pembayaran deviden.
- Deskripsi transaksi yang mempengaruhi saham modal dan hak-hak
pemegang ekuitas.
- Deskripsi kontrak-kontrak pelaksanaan.
g). Laporan dan daftar pelengkap
Agar data keuangan dapat diikhtisarkan dan disajikan dalam laporan
secara cukup ringkas untuk di mengerti oleh pembaca yang cukup
berpengetahuan, sebagai dari informasi terinci yang signifikan harus
dikeluarkan dari laporan dan disajikan dalam daftar pelengkap. Dalam
banyak laporan tahunan sekarang ini, daftar-daftar pelengkap dicantumkan
dalam bagian terpisah dari laporan yang disebut pokok-pokok keuangan
(financial high light) atau bagian serupa dalam laporan yang mendahului
laporan keuangan formal. Laporan pelengkap menjalankan fungsi yang
berbeda dengan daftar pelengkap.
h). Laporan Auditor
Auditor tidal dapat menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan itu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim jika laporan keuangan itu
mengandung penyimpangan dari pendapat FSAB dan badan-badan
26
i). Pembahasan dan analisis manajemen serta surat direktur utama idealnya
informasi dalam P &AM mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Peristiwa dan perubahan non keuangan selama tahun tersebut yang
memoengaruhi operasi perusahaan.
- Harapan mengenai masa depan industri dan perkonomian serta peran
perusahaan dalam harapan ini.
- Rencana-rencana pertumbuhan dan perubahan operasi dalam periode
atau periode-periode mendatang.
Jumlah dan dampak yang diharapkan dari pengeluaran dan riset yang
sedang berjalan dan yang diantisipasi. (Hendriksen & Breda,2002;460).
2.2.2 Profitabilitas
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan
hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan (Asuhanrembulan, 2008). Arifin
(2001) dalam Asuhanrembulan (2008) menyatakan bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil profitabilitas adalah hasil bersih dari
berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1993), sedangkan Machtoedz
(1994) dalam Eko (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai suatu indicator
kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan
Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers
(1984) dalam Taswan (2008) menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking
order didalam menahan laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan
negatif antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Moh'd et al (1998),
Myers (1984) dan Jensen et at (1992) menemukan bahwa firm profitability
mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.
Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:
a. menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with which
management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet”,
b. menurut Greuning (2005:29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas
bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,
modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.
Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas
suatu perusahaan.
a. Gross profit margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok
28
b. Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain
dikurangi kecuali bunga dan pajak.
c. Net profit margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari
pengeluaran termasuk bunga dan pajak.
d. Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
e. Return on equity (ROE). Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke
2008: 281)
Laba bersih
Return on Equity (ROE) = x 100% Modal Sendiri
2.2.3. Leverage
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing) maupun
dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal dan laba
ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal sendiri dan hutang.
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan
datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu
badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa
kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat
diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang dapat dilihat
pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua keuntungan yaitu
(a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan pajak, sehingga
menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang hutang (debtholder)
mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).
Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin tinggi
meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi pula, (b) bila
kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan operasi menjadi rendah
dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang.
Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan perusahaan karena
dapat terancam kebangkrutan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. pemegang
saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena
dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang.
Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa utang
mengandung risiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai
kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besamya dengan
pihak lain (Masdupi, 2005).
Menurut Kartadinata (1999:57), rasio hutang atau disebut juga dengan
debt ratio mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai dengan hutang. Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan operasional perusahaan lebih
30
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan
utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan
dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Dalam
bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh mana kita menggunakan utang
sebagai sumber dana dibandingkan dengan menggunakan dana milik sendiri atau
modal sendiri. Hal ini dapat diukur dengan membandingkan antara jumlah utang
dan jumlah modal sendiri. Menurut Hanafi (2004: 327) leverage dapat digunakan
untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang
menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan
operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh
lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan demikian akan
meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan, karena
jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya
tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang
saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur tingkat sejah mana aktiva
perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Weston dan Copeland, 1995:
238) dalam Dewi (2007). Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai
tentang: (a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain,
(b) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan
(c) Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.
Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar perusahaan
menggunakan beban tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya
berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat
tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan yang menggunakan biaya
tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan
menggunakan operating leverage yang tinggi atau dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut memiliki degree of operating leverage (DOL) yang tinggi
pula. DOL merupakan salah satu komponen yang dapat menunjukkan resiko
bisnis perusahaan. DOL perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain
pada variabilitas laba operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber
variabilitas. DOL yang tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat
memelihara penjualan dan struktur biaya yang konstan.
b. Leverage keuangan (Financial Leverage)
Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan
harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per
lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage keuangan baru
timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Beban
tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya hutang obligasi harus
mengeluarkaan beban tetap berupa bunga, sedangkan penggunaan dana yang
berasal dari saham preferen harus mengeluarkan beban teteap berupa dividen.
Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai besarnya
beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh perusahaan (Hanafi,
32
bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu leverage
keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang
menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti perusahaan tersebut
menggunakan utang yang tinggi, dengan kata lain perusahaan tersebut
mempunyai leverage keuangan yang tinggi yang berarti degree of financial
leverage (DFL) yang tinggi pula. Degree of financial leverage (DFL)
mempunyai implikasi terhadap earning per share. Perusahaan yang
mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (earning before interest and
taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Jadi, jika EBIT
meningkat, maka EPS juga akan meningkat secara signifikan, dan sebaliknya
jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan. DFL dapat diartikan
sebagai efek perubahan EBIT terhadap pendapatan (profit).
Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).
DER menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui
jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:
281)
Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%
Modal Sendiri
2.2.4. Rasio Intensitas Modal
produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah
modal itu mengandung banyak arti dan berbagai rupa aspek, hubungan ini pun
perlu disayangkan bahwa hingga kini diantara para ahli ekonomi sendiri belum
terapat “Communis Opinio” tentang apa yang disebut modal. Karena begitu
banyaknya pendapat-pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang
bertentangan satu dengan yang lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita.
Arti pada faktor produksi modal dalam sejarahnya adalah berkembang sesuai
dengan perkembangan artian itu sendiri secara ilmiah, pada permulaannya
orientasi dari pengertian modal “Physical oriented”.
Menurut Agus Sartono (2001) Intensitas modal merupakan rasio antara
fixed asset, seperti peralatan pabrik, mesin dan berbagai property, terhadap asset total. Rasio ini menggambarkan seberapa besar asset perusahaan diinvestasikan
dalam bentuk fixed asset (aktiva tetap). Perputaran total aktiva (Total Aset
Turnover) apabila dibalik akan menghasilkan intensitas modal. Perputaran Total Aktiva (Total assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh
aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan
berapa kali Operating Assets berputar dalam suatu periode tertentu.Berikut ini
adalah definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) menurut beberapa
sumber, yaitu sebagai berikut: Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover)
adalah: “Kecepatan berputarnya Total Assets dalam suatu periode tertentu”.
(Agnes sawir, 2003:19) Definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover)
34
menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aktiva”.
(Mamduh M. Hanafi, 2003:81).
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke
2008: 281)
Penjualan
Intensitas Modal = x 100%
Total Asset
2.2.5. Rasio Likuiditas
Menurut Syamsuddin (2004:41), rasio likuiditas adalah suatu indicator
mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Menurut
Van Horne dan Wachowicz (2006:205), likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek
(aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.
Van Horne dan Wachowic (2006:313) menyebutkan adanya indikasi semakin
besar likuiditas perusahaan semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan dan
semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat risiko pendanaan
yang digunakan yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya
perbaikan dalam likuiditas. Rasio likuiditas yang biasa digunakan perusahaan dan
dipakai dalam penelitian ini (Kasmir, 2010:119) adalah:
Variabel ini diukur dengan menggunakan Rasio Lancar Current Ratio
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan.
Rumus current ratio yang digunakan:
Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Hutang Lancar
Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan
aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada hubungannya
atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan membelikan hutang.
Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang
berlebihan.
2.2.6. Pengaruh Leverage Terhadap Pr ofitabilitas
Rasio yang digunakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan
adalah rasio leverage keuangan. Rasio ini berimplikasi dalam pengukuran risiko
finasial perusahaan. Kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana
yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin
of safety). Jika pemilik menyediakan dana sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka resiko perusahaan ditanggung oleh para kreditor. Dana yang
berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat mempertahankan kendali
perusahaan dengan investasi yang terbatas. Jika perusahaan memperoleh hasil
yang lebih besar dari dana yang dipinjam dari pada yang harus dibayar sebagai
36
2.2.7. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas
Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total assets turnover),
yaitu perputaran seluruh harta perusahaan yang dihitung dari penjualan dibagi
dengan harta. Rasio intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Riyanto, 2001).
Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total assets turn over)
perputaran seluruh harta perusahaan dan dihitung dari penjualan dibagi dengan
jumlah harta. Rasio intensitas modal menunjukkan efisiensi di mana perusahaan
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Ekowati, Supardi dan
Kuncoro,(2009).
Pengukuran rasio Perputaran total aktiva bila dibalik (reciprocal) akan
mencerminkan rasio intensitas modal atau capital intensiveness (Brigham dan
Gapensky 1996). (Comannor dan Wilson 1967) menemukan bukti bahwa pada
pada tingkat konsentrasi industri yang tinggi rasio ini berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas. Martono, Cyrillus.(2002).
2.2.8. Pengaruh Likuiditas Ter hadap Profitabilitas
Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini dalam menilai likuiditas
menggunakan rasio lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah laporan
lancar ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan
dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh
pendanaan utang (Horne dan Wachowicz, 1998). Semakin besar rasio ini,
semakin besar likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne (1998) kemampuan
memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Jadi, semakin tinggi
likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
semakin rendah.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, hipotesa yang diajukan dan
landasan teori yang ada akan diuji, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam
bentuk diagram sebagai berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda
Gambar 1 : Diagram Kerangka Pikir Leverage (DER)
(X1)
Intensitas Modal (X2)
Likuiditas (CR) (X3)
38
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan mengacu pada landasan teori yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah :
a.Diduga bahwa Leverage, Intensitas modal dan likuiditas berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang go public di
Bursa Efek Indonesia.
b.Diduga bahwa, salah satu dari Leverage, Intensitas modal dan likuiditas
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap profitabilitas
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel harus ditentukan dalam penelitian agar memudahkan di dalam
pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai. Hal ini berfungsi untuk memperjelas variabel
yang diteliti sesuai masalah yang ada dan hubungan antar variabel, sehingga tidak
menimbulkan interpretasi lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Y sebagai Variable Terikat dalam penelitian ini, yaitu:
1. Profitabilitas (Y)
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan.
X sebagai Variable Bebas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Leverage (X1)
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
2. Intensitas Modal (X2)
Intensitas modal merupakan rasio Rasio yang digunakan mengukur sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas
40
3. Likuditias (X3)
Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya (utang) jangka pendek.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah:
1. Profitabilitas (Y)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri (Inneke 2008:
281). Variabel ini diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE).
ROE mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat, demikian sebaliknya. Atau merupakan perbandingan antara sisa hasil
usaha yang diperoleh dengan modal sendiri pada tahun yang bersangkutan.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut:
Laba bersih
Return On Equity (ROE) = x 100% Modal Sendiri
2. Leverage (X1)
Adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan
datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu
transaksi yang sudah lalu . Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt to
Equity Ratio (DER). DER menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan
pemilik perusahaan.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:
281)
Total Hutang
Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%
Modal Sendiri
3. Intensitas Modal (X2)
Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total asset turn over)
perputaran seluruh harta perusahaan dan dihitung dari penjualan dibagi dengan
jumlah harta. Rasio intensitas modal menunjukan efisiensi di mana perusahaan
menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin
tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:
281)
Penjualan
Intensitas Modal = x 100%
Total Asset
4. Likuditias (X3)
Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Variabel
42
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:
281)
Aktiva Lancar
Current Ratio (CR) = x 100%
Hutang Lancar
3.2 Tehnik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi
Perusahaan Automotive yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2008-2011 sejumlah 13 perusahaan.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel
harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono, 2002: 44).
Menurut Djarwanto dan Subagyo, (2000: 108) sampel adalah sebagian dari
populasi yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya).
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, yaitu menyeleksi obyek penelitian berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel (Sumarsono, 2002: 52). Kriteria yang
1. Perusahaan otomotif yang terdaftar dan mempublikasikan laporan
keuangan secara konsisten dan lengkap di BEI selama tahun
2008-2011.
2. Memiliki kelengkapan laporan keuangan perusahaan otomotif selama
tahun 2008-2011.
3. Memiliki laba yang positif
Berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas maka sampel dalam
penelitian ini adalah berjumlah 13 perusahaan otomotif tahun 2008 – 2011.
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data Sekunder merupakan data
yang diambil dari laporan tahunan Perusahaan Otomotif di Indonesia yang go
public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari :
a. Metode Dokumentasi
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berupa laporan keuangan
perusahaan.Otomotif.
b. Studi Pustaka
Yaitu membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini dari