• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN

LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS

PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO

PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

Wiji Nurhayati 0913015030/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

(2)

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akutansi

Oleh:

Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN

LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS

PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO

PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA

Yang diajukan

Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Tanggal... NIP. 2670 6950 2431

Mengetahui

Ketua Jurusan Progam Studi Akuntansi

(4)

INDONESIA

Yang diajukan

Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA

Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Tanggal... NIP. 2670 6950 2431

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(5)

SKRIPSI

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO

PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh :

Wiji Nurhayati 0913015025/FE/EA

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing : Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Gideon Setyo Budiwitjaksono, M.Si Dr s. Ec. Eko Riadi, Maks

Sekretaris

Dr. Gideon Setyo B, M.Si

Anggota

Dr s. Ec. Tamadoy Thamr in, MM

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(6)

diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul : " PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN

LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi, di Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

Seiring dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari

bimbingan dan bantuan baik tenaga maupun fikiran maupun motivasi dari

berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, peneliti ingin

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, Mp selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, M.Si. Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi

(7)

4. Bapak Dr. Gideon Setyo Budiwidjaksono, M.Si. selaku dosen pembimbing

utama skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen, staf, dan karyawan yang telah menyelenggarakan kegiatan belajar

selama kami mengikuti kegiatan perkuliahan di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Ibu, Adek juga Kakak, terima kasih atas kasih sayang, do’a serta dorongannya

baik moril maupun materil yang telah diberikan sehingga mampu

menghantarkan penulis menyelesaikan studi.

7. Khusus buat ayahanda walaupun tidak pernah ada dalam hidup saya, dan

tidak pernah mendapatkan semuanya dari beliau, saya bangga karena saya

bisa dan mampu untuk menyelesaikan sekolah sampai bergelar Sarjana.

8. Seseorang yang sepesial Heri keswanto yang selalu setia menemani,

membantu, memberi semangat dan inspirasi serta do’a dalam situasi apapun.

9. Khusus buat Bos Bro Novri yopi pemilik “MORE SHOP” Royal Plaza

Surabaya, yang telah mengizinkan dan mendukung saya bekerja sambil

menempuh pendidikan sampai bergelar sarjana.

10.Tia, Baidi, Christina teman satu bimbingan yang telah memberikan semangat

dalam menyelesaikan penyusunan sekripsi ini.

11.Semua teman – teman, khususnya kelas H (sore) Fakultas Ekonomi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional “Vetera” Jawa Timur.

(8)

pihak untuk perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 22 Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

KATA PE NGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

ABSTRAKSI ……… ………... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.1.1. Perbedaan Penelitian ... 13

2.2. Landasan Teori ……… ... 14

2.2.1. Laporan Keuangan ... 14

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 14

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 16

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 18

2.2.1.4. Sifat dan Kegunaan Laporan Keuangan ... 19

2.2.1.5. Jenis - Jenis Laporan Keuangan ... 20

2.2.2. Profitabilitas ... 26

2.2.3. Leverage ... 28

(10)

2.3. Kerangka Pikir ... 37

2.4. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PE NELITIAN 3.1. Devinisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel... 39

3.1.1. Devinisi Operasional ... 49

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 40

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.3. Tehnik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1. Jenis Data Dan Sumber Data ... 43

3.3.2. Metode Pengumpulan data... 43

3.4. Tehnik Analisis Dan Uji Hipotesisi ... 44

3.4.1. Tehnik Analisis Data ... 44

3.4.2. Uji Hipotesis ... 45

3.4.3. Uji Normalitas ... 46

3.4.4. Metode Analisi ... 47

3.4.5. Uji Asumsi Klasik ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek penelitian ... 50

4.1.1. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 50

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

4.2.1. Profitabilitas (ROE) (Y)... 57

4.2.2. Leverage (DER)(X1) ... 59

(11)

4.2.4. Likuiditas (CR)(X2) ... 63

4.3. Uji Normalitas ... 65

4.3.1. Analisis Model dan Pengujian Hipotesis ... 68

4.3.1.1. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 68

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 69

4.3.3. Uji F (Uji Kecocokan Model)... 72

4.3.4. Uji t... 74

4.4. Pembahasan ... 75

4.4.1. Pengaruh Leverage (DER) Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 75 4.4.2. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 76 4.4.3. Pengaruh Likuiditas (CR) Terhadap Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 78 4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ... 79

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 82

5.2. Saran ... 82

(12)

Sekarang ... 13

Tabel 4.1 Data Profitabilitas (ROE)mPerusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 ... 58

Tabel 4.2 Data Leverage (DER)Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 60

Tabel 4.3 Data Intensitas Modal Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 62 Tabel 4.4 Data Likuiditas Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Dengan Transformasi ... 66

Tabel 4.7 Uji Kualitas Data ... 67

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68

Tabel 4.9 Hasil Uji Durbin Watson ... 70

Tabel 4.10 Nilai VIF (Variance inflation Factor) ... 71

Tabel 4.11 Hasil Korelasi Rank Spearman ... 72

Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji F ... 73

Tabel 1.3 Hasil Koefisien Determinasi (R Square / R2) ... 73

Tabel 1.14 Uji t ... 74

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

Lampiran 2 Uji Normalitas

Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik

(15)

PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL DAN

LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS

PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO

PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA

Wiji Nurhayati

Abstraksi

Perusahaan Otomotif yang menjadi obyek dalam penelitian ini, merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan Otomotif memiliki iklim persaingan yang sangat ketat. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajamUntuk itu perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan dalam persaingan. Akan tetaapi pada periode 2008-2011 mengalami penurunan profitabilitas.

Populasi dalam penelitian ini adalah aporan keuangan berupa neraca dan laba rugi Perusahaan Automotive yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 – 2011. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sensus sampling yaitu sebanyak 13 perusahaan otomotif. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan: 1).Leverage (Debt equity ratio) dalam hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.2).Intensitas modal dalam hal ini tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.3)Likuiditas (Current Ratio) dalam hal ini berpengaruh terhadap profitabilitas (Return on equity) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(16)

1.1. Latar Balakang

Manajer didalam upaya mengelola dan menjalankan kegiatan

perusahaan memerlukan dana untuk kegiatan ekspansi bisnisnya. Salah

satu alternatif bagi perusahaan dalam memenuhi dana tersebut adalah

dengan hutang. Hutang merupakan mekanisme yang bisa digunakan

untuk mengurangi atau mengontrol konflik keagenan (internal

control). Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan free cash flow guna membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak optimal dan

juga penggunaan hutang meningkatkan risiko. Menurut Jensen (1986

dalam harjito dan Nurfauziah, 2006) mengusulkan bahwa kebijakan

hutang digunakan sebagai alat untuk mendisiplinkan manajer karena

manajer harus bekerja lebih keras untuk membayar kembali hutang dan

bunganya.

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul

dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban

disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain dimasa

datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu (Baridwan,

2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang

(17)

2

dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua

keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan

pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang

hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005)

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai

dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari

kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan

Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh

mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan

menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur

dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.

Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang

diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk

menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang

kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan

tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva

dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan

pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas

keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan

yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan

menurunkan keuntungan pemegang saham.

Saat ini penggunaan modal pinjaman oleh perusahaan semakin

(18)

panjang. Hal ini disebabkan umumnya mengalami perubahan percepatan

yang sangat cepat. Pada sisi lain, modal pinjaman mengandung resiko

cukup besar yang muncul akibat adanya beban tetap yang harus

ditanggung oleh perusahaan. Semakin besar pula beban tetap yang harus

dipikul perusahaan. Pertimbangan oleh perusahaan yang paling penting

dalam menarik dana pinjaman adalah bahwa penggunaan modal pinjaman

tidak mengganggu keadaan likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Di

samping itu, modal pinjaman memberikan efek financial yang

menguntungkan dibanding jika hanya menggunakan modal sendiri.

Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang

berasal dari hutang maupun ekuitas. Perusahaan-perusahaan yang

dijalankan dengan baik umumnya berdasarkan rencana operasi mereka

pada seperangkat laporan keuangan. Proses perencanaan itu dimulai

dengan ramalan penjualan untuk masa tiga tahun kedepan atau lebih.

Kemudian aktiva yang dibutuhkan untuk memenuhi target penjualan itu

ditentukan, dan keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan

bagaimana aktiva yang dibutuhkan itu akan dibiayai. Pada tahap tersebut,

laporan laba rugi dan neraca dapat diproyeksi, serta rasio-rasio utama

dapat diramalkan.

Pada prinsipnya leverage keuangan mengacu pada pengertian

pengguanan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki beban

tetap dengan maksud agar meningkatkan keuangan potensial bagi

(19)

4

dimana suatu perusahaan harus membayar biaya tetap untuk suatu harapan

atas kenaikan penghasilan bagi pemegang saham. Bagaimanapun juga

naiknya leverage keuangan juga akan menaikkan risiko terhadap aliran

pendapatan bagi pemegang saham. Kebijakan leverage suatu perusahaan

secara langsung akan berpengaruh kepada laba atau profit. Demikian juga

dengan likuiditas.

Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

yang segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini dalam menilai likuiditas

menggunakan rasio lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah

laporan keuangan menunjukkan seberapa besar aset yang dibiayai dengan

utang. Rasio lancar ini menekankan pada peran penting pendanaan utang

bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang

didukung oleh pendanaan utang (Horne dan Wachowicz, 1998). Semakin

besar rasio ini, semakin besar likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne

(1998) kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan

likuiditas. Jadi, semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba semakin rendah.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam persaingan industri

adalah tingkat hambatan keluar masuk industri (barrier to entry). Rasio

intensitas modal digunakan sebagai indikator barrier to entry. Semakin

tinggi rasio ini semakin tidak menarik bagi pendatang baru untuk masuk

(20)

diupayakan oleh perusahaan yang dominan. Rasio intensitas modal adalah

perputaran harta (total assets turnover), yaitu perputaran seluruh harta

perusahaan yang dihitung dari penjualan dibagi dengan harta. Rasio

intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan

seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Riyanto, 1995 ).

Perusahaan Otomotif yang menjadi obyek dalam penelitian ini,

merupakan kelompok perusahaan yang cukup besar dan berkembang pesat

di Indonesia. Perusahaan Otomotif memiliki iklim persaingan yang sangat

ketat. Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin

masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu

perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang

dan bertahan dalam persaingan. Akan tetapi pada periode 2008-2011

mengalami penurunan profitabilitas. Berikut ini data tingkat profitabilitas

perusahaan otomotive dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011

(21)

6

Tabel 1.1 : Data Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif (dalam J utaan)

No Nama Per usahaan 2009 2010 2011 1 PT. Astra Internasional -59.90 0.83 4.60

2 PT. Astra Otoparts 5.57 11.89 6.64

3 PT.Indo Kordsa 13.64 13.95 10.24

4 PT.Goodyear Indonesia 14.21 17.32 10.65

5 PT.Gajah Tunggal 15.77 18.65 13.46

6 PT.Indomobil Sukses Internasional 29.51 19.94 14.93

7 PT.Indospring 37.33 28.65 19.31

8 PT.Multi Prima Sejahtera 40.76 31.77 23.37

9 PT.Multistrada Arah Sarana 41.02 33.98 25.41

10 PT.Nipress 41.11 36.11 26.57

11 PT.Prima Alloy Steel 47.69 39.43 29.26

12 PT.Selamat Sempurna 48.27 42.65 41.69

13 PT. Tunas Ridean Tbk. 52.82 46.19 50.57 Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)

Berdasarkan data pada tabel diatas, adanaya kecenderungan

penurunan profitabilitas perusahaan Otomotif dimana sebagai salah satu

contoh adalah PT. Tunas Ridean Tbk. untuk tahun 2009 sebesar 52.82%

kemudian di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 46.19% namun di

tahun 2011 mengalami tren kenaikan menjadi 50.57%, kondisi ini

menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas untuk perusahaan otomotif

(22)

Fenomena diatas juga didukung dengan adanya artikel

(www.detikfinance.com,2012) yang menyatakan bahwa pada tahun 2009

industri otomotif mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dengan

adanya krisis global pada akhir tahun 2008. Kekhawatiran pelaku industry

otomotif terhadap pengaruh krisis ekonomi makin nyata saja. Kondisi ini

ditandai menurunnya angka penjualan kendaraan bermotor di awal tahun

secara nasional. Selama tiga bulan pertama tahun 2009 industri kendaraan

bermotor sudah turun 16,49%. Gabungan industri kendaraan bermotor

Indonesia (Gakino) memperkirakan penjualan mobil tahun ini bakal

menurun drastis.

Jika pada tahun 2008 angka penjualan mencatat prestasi hingga

terjual lebih dari 607,151 Unit, Maka pada tahun2009 diprediksi angkanya

drop hanya tinggal sekitar 350.000 - 450.000 unit. Atau turun sekitar 25 –

30 % dibandingkan tahun sebelumnya. (www.detikfinance.com, 2012).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini

mengambil judul " Pengaruh Leverage, Intensitas Modal Dan

Likuiditas Ter hadap Pr ofitabilitas Pada Perusahaan Otomotif Yang

Go Public Di Bur sa Efek Indonesia” 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

(23)

8

a. Apakah Leverage, Intensitas modal dan Likuiditas mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan otomatif

yang go public di Bursa Efek Indonesia?

b. Manakah diantara yaitu Leverage, Intensitas modal dan Likuiditas

yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Profitabilitas perusahaan

otomatif yang go public di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap profitabilitas pada

Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI

b. Untuk mengetahui pengaruh intensitas modal terhadap profitabilitas

pada Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI

c. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada

Perusahaan Otomotive yang Go Public di BEI

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya bagi

(24)

2. Manfaat Bagi Akademis

Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan

mahasiswa sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian

sejenis di masa mendatang.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Merupakan salah satu sarana untuk memperluas wawasan dan

pengetahuan di dalam menentukan pengaruh yaitu Leverage, Intensitas

modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas perusahaan otomotif yang

(25)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam menunjang penelitian ini, maka di dukung oleh penelitian terdahulu

yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Purwanti, (2010)

a. Judul :

Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage, Intensitas Modal

Terhadap Profitabilitas Koperasi Simpan Pinjam Di Salatiga

b. Tujuan penelitian :

Untuk mengetahui pengaruh pangsa pasar, rasio leverage,

intensitas modal terhadap profitabilitas koperasi simpan pinjam

di Salatiga. Penelitian ini dengan menggunakan sampel sebanyak

51 koperasi simpan pinjam di Salatiga dengan kriteria koperasi

yang menjadi sampel adalah yang secara rutin memberikan

laporan keuangan ke Dinas koperasi dan UKM Salatiga dan

memiliki kriteria tingkat kesehatan sehat.

c. Hasil penelitian :

Menunjukan bahwa pangsa pasar, rasio leverage dan

intensitas modal secara bersama berpengaruh signifikan terhadap

return on asset dan return on equity atau profitabilitas, namun

(26)

berpengaruh signifikan terhadap return on asset dan return on

equity atau profitabilitas. Hal ini dapat dijelaskan tingkat hutang

tinggi namun tidak dapat disalurkan

2. Langko (2010)

a. Judul :

Analisis Faktor Operating Leverage Dan Pengaruhnya

Terhadap Profitabilitas Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

b. Tujuan penelitian :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor

Operating Leverage yang terdiri dari Degree of Operating Leverage Operating Leverage, Total Debt To Total Asset, Total Debt to Equity dan Long Term Debt To Equity terhadap Profitabilitas pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia.

c. Hasil penelitian :

Leverage perusahaan mempunyai resiko financial cukup

tinggi disebabkan semakin besarnya penggunaan hutang selama

tahun 2001 – 2008 rata-rata 2,846% pertahun dari keseluruhan

(27)

12

3. Manur ung (2013)

a. Judul :

Pengaruh likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas

(study kasus pada perusahaan real estate dan property bursa efek

Indonesia tahun 2005-2012)

b. Latar belakang penelitian :

Keinginan perusahaan untuk memperoleh keuntungan di

tengah banyaknya persaingan yang dialami Suatu perusahaan

umumnya di dirikan untuk memperoleh laba yang maksimal agar

kelangsungan hidup perusahaan dapat di pertahankan dan

berkembang dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh dari likuiditas dan solvabilitas terhadap

profitabilitas perusahaan real estate yang ada di Bursa Efek

Indonesia periode 2005-2010.

c. Data yang digunakan :

Data dari laporan keuangan di capital market information

center (PIPM).variabel independen dari penelitain ini adalah

likuiditas dan solvabilitas .penelitian ini menggunakan metode

tehnik regresi linier berganda .tujuan penelitian ini adalah untuk

:mengetahui apakah likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas

secara parsial dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas

(28)

2.1.1. Perbedaan Penelitian

Berikut adalah gambaran mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan

sekarang:

Tabel 2.1. : Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang

No. Nama Peneliti Objek Penelitian Variabel Alat Uji

(29)

14

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan perbedaan dan persamaan penelitian yang

dilakukan dimana, penelitian yang diakukan oleh Purwanti,(2010) perbedaan

penelitian terletak pada variabel pangsa pasar, kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Langko,(2010) perbedaan penelitiannya terletak pada obyek

penelitiannya, kemudian penelitian yang di lakukan oleh Manurung,(2013)

perbedaan penelitiannya pada obyeknya kemudian persamaan pada penelitian ini

adalah sama-sama menggunakan analisi regresi berganda dan menggunakan

variabel profitabilitas, likuiditas, leverage.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Anonim (SAK, 2007: 1) yang sudah disesuaikan dengan IFRS

(International Financial Reporting Standards) Penyajian wajar dan kepatuhan

pada SAK, Manajemen membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali

tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. 2.

Kelangsungan usaha. 3. Dasar akrual. 4. Materialitas dan agregasi, Kelalaian

dalam mencantumkan atau kesalahan adalah material jika dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada

ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan. 5. Saling hapus, Tidak

diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan

beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh PSAK. 6. Frekuensi pelaporan

(30)

penerapan retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan

periode komparasi terawal harus disajikan. 8. Konsistensi penyajian

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai

“alat penguji” dari pekerjaan sebagai pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja, tetapi juga sebagai dasar untuk

dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan.

Menurut Baridwan (1997 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan

dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi - transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang besangkutan.

Menurut Munawair (1997 : 2) mengemukakan bahwa yang dimaksud

dengan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan

dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 2), yaitu : “Laporan

Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan”. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga

termasuk skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan

(31)

16

memuat tentang posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang disajikan pada

akhir periode akuntansi, yang merupakan alat bagi pihak – pihak yang

berkepentingan dengan perusahaannya untuk mengetahui kondisi keuangan dan

keberhasilan aktivitasnya.

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (1997 : 4) tujuan umum laporan keuangan sesuai dengan

prinsip Akuntansi Indonesia dapat dinyatakan sebagai berikut ;

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai

sumber – sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan

dalam sumber – sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban)

suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas – aktivitas usaha dalam rangka

memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam

sumber – sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai

aktivitas pembelanjaan dan penerimaan..

e. Untuk menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan

keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.

f. Disamping itu laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen

(32)

1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap – tiap bagian proses

atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat

dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap – tiap individu yang

diserahkan wewenang dan tanggung jawab.

4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau

prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Tujuan Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 3)

yaitu :

a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pamakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak

diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajer,

atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang diberdayakan

kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah diakukan atau

(33)

18

keputusan untuk menahan atau menjual investasi dalam perusahaan atau

keputusan untuk mengangkat atau mengganti manajemen.

Dari beberapa tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan tuntuk

mempertangungjawabkan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya oleh

pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga digunakan oleh pihak – pihak

diluar perusahaan guna menginformasikan posisi keuangan. Selain itu

laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai guna

pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 5 ), karakteristik kualitatif

merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna

bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

a. Dapat dipahami

Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa kualitas penting informasi

yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk

segera dipahami oleh pemakai. Asumsi dasar dalam hal ini adalah para

pemakai laporan keuangan mempunyai pengetahuan tentang aktivitas

ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Informasi dikatakan relevan bila dapat memahami kebutuhan pemakai

(34)

memiliki relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai

dengan membantu pemakai mengevaluasi masa lalu, masa kini atau masa

depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu.

c. Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal (reliable) jika bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan

pemakainnya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful

representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan

perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend)

posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan

laporan keuangan antar perusahaan, mengevaluasi posisi keuangan dan

kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.1.4. Sifat dan Kegunaan Lapor an Keuangan

Menurut Harahap,(2002:194) analisis laporan keuangan memiliki

karakteristik yaitu:

1. Fokus laporan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi

transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam suatu

(35)

20

2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlaku

terhadap orang dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di

masa yang akan datang.

3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip

tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan.

2.2.1.5. J enis-jenis Laporan keuangan

Menurut SAK 2004 dalam PSAK N0 1 butir 7 laporan keuangan yang

lengkap terdiri dari komponen sebagai berikut :

A. Neraca

B. Lapora Laba Rugi

C. Laporan Perubahan Ekuitas

D. Laporan Arus Kas

E. Catatan Atas Laporan Keuangan

a. Laporan Neraca

Suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu

biasanya akhir bulan atau akhir tahun. Neraca perusahaan disajikan

sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang

diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :

a) Aktiva berwujud

b) Aktiva tidak berwujud

(36)

d) Investasi yang diperlukan menggunakan metide ekuitas

e) Persediaan

f) Piutang usaha dan piutang lainnya

g) Kas dan setara kas

h) Hutang usaha dan utang lainnya

i) Kewajiban yang di estimasi

j) Kewajiban yang berbunga jangka panjang

k) Hak minoritas, dan

l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.

b. Laporan Rugi Laba

Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu. Laporan

laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai

unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan

laba-rugi minimal mencakup pos-pos berikut:

a) Pendapatan.

b) Laba rugi usaha

c) Beban pinjaman

d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asoisasi yang diperlukan

menggunakan metode ekuitas.

e) Beban pajak

f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan.

g) Pos luar biasa.

(37)

22

i) Laba atau rugi untuk periode berjalan.

c. Laporan Arus Kas

Adalah suatu ikhtisar penerimaan kas, pembayaran kas selama periode waktu

tertentu.

Arus kas terdiri dari 3 bagian yaitu:

a) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan

dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan.

b) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang

serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

c) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan

d. Laporan Ekuitas Pemilik

Adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode

waktu tertentu. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas

sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :

a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta

jumlahnya yang berdasarkan PSAK 2004 terkait diakui secara langsung

dalam ekuitas.

c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan

terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan

(38)

d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya, dan

f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,

agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkap secara

terpisah setiap perusahaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Adalah menjelaskan secara riil tentang keseluruhan kondisi riil perusahaan

baik yang tercantum dalam laporan keuangan atau tidak.

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos

dalam neraca , laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan

informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas

laporan keuangan mengungkapkan:

a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang

penting.

b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan

perubahan ekuitas.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. (Standar Akuntansi

Keuangan, 2004:1.12 – 2.2)

(39)

24

Yang sama pentingnya dengan bentuk laporan dalam pengungkapan adalah

deskripsi yang digunakan dalam laporan serta jumlah rincian yang

diperlihatkan. Judul dan deskripsi yang tepat untuk pos-pos dan laporan

dapat menjadi penjelas bagi pembaca, tetapi istilah-istilah yang tidak jelas

hanya akan menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman.

e). Informasi selipan

Informasi yang paling signifikan harus disajikan dalam tubuh laporan

keuangan, bukan dalam catatan kaki atau daftar pelengkap. Jika judul

pos-pos dalam laporan tidak dapat dibuat benar-benar deskriptif tanpa menjadi

terlalu panjang, penjelasan atau definisi tambahan dapat disajikan sebagai

catatan parentesis (dalam tanda kurung) setelah judul dalam laporan

tersebut. Akan tetapi, catatan ini tidak boleh panjang/menggangu data

utama yang diikhtisarkan didalam laporan keuangan.

f). Catatan kaki.

Tujuan mengunakan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk

mengungkapkan informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalm

tubuh suatu laporan tnpa mengurangi kejelasan laporan. Catatan kaki tidak

boleh digunakan sebagai penggantu klasifikasi atau penilaiaan dan

deskripsi yang semestinya didalam laporan keuangan, juga tidak boleh

berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan keuangan.

Jenis catatan kaki yang paling umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(40)

- Penjelasan hak para kreditor atas aktiva tertentu/prioritas

hak-hak.

- Pengungkapan aktiva kontinjen/ kewjiban kontinjen.

- Pengungkapan pembatasan atas pembayaran deviden.

- Deskripsi transaksi yang mempengaruhi saham modal dan hak-hak

pemegang ekuitas.

- Deskripsi kontrak-kontrak pelaksanaan.

g). Laporan dan daftar pelengkap

Agar data keuangan dapat diikhtisarkan dan disajikan dalam laporan

secara cukup ringkas untuk di mengerti oleh pembaca yang cukup

berpengetahuan, sebagai dari informasi terinci yang signifikan harus

dikeluarkan dari laporan dan disajikan dalam daftar pelengkap. Dalam

banyak laporan tahunan sekarang ini, daftar-daftar pelengkap dicantumkan

dalam bagian terpisah dari laporan yang disebut pokok-pokok keuangan

(financial high light) atau bagian serupa dalam laporan yang mendahului

laporan keuangan formal. Laporan pelengkap menjalankan fungsi yang

berbeda dengan daftar pelengkap.

h). Laporan Auditor

Auditor tidal dapat menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan itu

sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim jika laporan keuangan itu

mengandung penyimpangan dari pendapat FSAB dan badan-badan

(41)

26

i). Pembahasan dan analisis manajemen serta surat direktur utama idealnya

informasi dalam P &AM mencakup hal-hal sebagai berikut:

- Peristiwa dan perubahan non keuangan selama tahun tersebut yang

memoengaruhi operasi perusahaan.

- Harapan mengenai masa depan industri dan perkonomian serta peran

perusahaan dalam harapan ini.

- Rencana-rencana pertumbuhan dan perubahan operasi dalam periode

atau periode-periode mendatang.

Jumlah dan dampak yang diharapkan dari pengeluaran dan riset yang

sedang berjalan dan yang diantisipasi. (Hendriksen & Breda,2002;460).

2.2.2 Profitabilitas

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan

hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk

membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan (Asuhanrembulan, 2008). Arifin

(2001) dalam Asuhanrembulan (2008) menyatakan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi

menggunakan utang yang relatif kecil profitabilitas adalah hasil bersih dari

berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Riyanto, 1993), sedangkan Machtoedz

(1994) dalam Eko (2006) mendefinisikan profitabilitas sebagai suatu indicator

kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan

(42)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers

(1984) dalam Taswan (2008) menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking

order didalam menahan laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan

negatif antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Moh'd et al (1998),

Myers (1984) dan Jensen et at (1992) menemukan bahwa firm profitability

mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio.

Menurut beberapa ahli pengertian profitabilitas, antara lain:

a. menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with which

management has employed both the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet”,

b. menurut Greuning (2005:29) “profitabilitas adalah suatu indikasi atas

bagaimana margin laba suatu perusahaan berhubungan dengan penjualan,

modal rata-rata, dan ekuitas saham biasa rata-rata”.

Berdasarkan bebarapa pengertian dari para ahli sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas

suatu perusahaan.

a. Gross profit margin (GPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok

(43)

28

b. Operating profit margin (OPM). Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain

dikurangi kecuali bunga dan pajak.

c. Net profit margin (NPM). Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari

pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

d. Return on assets (ROA). Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

e. Return on equity (ROE). Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas invesasi di perusahaan.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke

2008: 281)

Laba bersih

Return on Equity (ROE) = x 100% Modal Sendiri

2.2.3. Leverage

Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing) maupun

dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal dan laba

ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal sendiri dan hutang.

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan

datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu

badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa

kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi

(44)

Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang dapat

diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang dapat dilihat

pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua keuntungan yaitu

(a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan pajak, sehingga

menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang hutang (debtholder)

mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).

Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin tinggi

meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi pula, (b) bila

kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan operasi menjadi rendah

dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga kekayaan pemilik berkurang.

Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut dapat membahayakan perusahaan karena

dapat terancam kebangkrutan. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan. pemegang

saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena

dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang.

Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan alasan bahwa utang

mengandung risiko yang tinggi. Manajemen perusahaan mempunyai

kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besamya dengan

pihak lain (Masdupi, 2005).

Menurut Kartadinata (1999:57), rasio hutang atau disebut juga dengan

debt ratio mengukur persentase kebutuhan modal yang dibelanjai dengan hutang. Meningkatnya rasio hutang berarti bahwa kegiatan operasional perusahaan lebih

(45)

30

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan

utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan

dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Dalam

bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh mana kita menggunakan utang

sebagai sumber dana dibandingkan dengan menggunakan dana milik sendiri atau

modal sendiri. Hal ini dapat diukur dengan membandingkan antara jumlah utang

dan jumlah modal sendiri. Menurut Hanafi (2004: 327) leverage dapat digunakan

untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage

merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang

menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan

operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh

lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan demikian akan

meningkatkan keuntungan pemegang saham.

Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan, karena

jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya

tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang

saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur tingkat sejah mana aktiva

perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Weston dan Copeland, 1995:

238) dalam Dewi (2007). Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai

tentang: (a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain,

(b) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan

(c) Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.

(46)

Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar perusahaan

menggunakan beban tetap operasional. Beban tetap operasional biasanya

berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan pemasaran yang bersifat

tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan yang menggunakan biaya

tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif terhadap biaya variabel) dikatakan

menggunakan operating leverage yang tinggi atau dapat dikatakan bahwa

perusahaan tersebut memiliki degree of operating leverage (DOL) yang tinggi

pula. DOL merupakan salah satu komponen yang dapat menunjukkan resiko

bisnis perusahaan. DOL perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain

pada variabilitas laba operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber

variabilitas. DOL yang tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat

memelihara penjualan dan struktur biaya yang konstan.

b. Leverage keuangan (Financial Leverage)

Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan

harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan per

lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage keuangan baru

timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap. Beban

tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya hutang obligasi harus

mengeluarkaan beban tetap berupa bunga, sedangkan penggunaan dana yang

berasal dari saham preferen harus mengeluarkan beban teteap berupa dividen.

Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai besarnya

beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh perusahaan (Hanafi,

(47)

32

bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu leverage

keuangan berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Perusahaan yang

menggunakan beban tetap (bunga) yang tinggi berarti perusahaan tersebut

menggunakan utang yang tinggi, dengan kata lain perusahaan tersebut

mempunyai leverage keuangan yang tinggi yang berarti degree of financial

leverage (DFL) yang tinggi pula. Degree of financial leverage (DFL)

mempunyai implikasi terhadap earning per share. Perusahaan yang

mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT (earning before interest and

taxes) akan menyebabkan perubahan EPS yang tinggi. Jadi, jika EBIT

meningkat, maka EPS juga akan meningkat secara signifikan, dan sebaliknya

jika EBIT turun, EPS juga akan turun secara signifikan. DFL dapat diartikan

sebagai efek perubahan EBIT terhadap pendapatan (profit).

Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).

DER menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:

281)

Total Hutang

Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%

Modal Sendiri

2.2.4. Rasio Intensitas Modal

(48)

produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah

modal itu mengandung banyak arti dan berbagai rupa aspek, hubungan ini pun

perlu disayangkan bahwa hingga kini diantara para ahli ekonomi sendiri belum

terapat “Communis Opinio” tentang apa yang disebut modal. Karena begitu

banyaknya pendapat-pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang

bertentangan satu dengan yang lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita.

Arti pada faktor produksi modal dalam sejarahnya adalah berkembang sesuai

dengan perkembangan artian itu sendiri secara ilmiah, pada permulaannya

orientasi dari pengertian modal “Physical oriented”.

Menurut Agus Sartono (2001) Intensitas modal merupakan rasio antara

fixed asset, seperti peralatan pabrik, mesin dan berbagai property, terhadap asset total. Rasio ini menggambarkan seberapa besar asset perusahaan diinvestasikan

dalam bentuk fixed asset (aktiva tetap). Perputaran total aktiva (Total Aset

Turnover) apabila dibalik akan menghasilkan intensitas modal. Perputaran Total Aktiva (Total assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh

aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan

berapa kali Operating Assets berputar dalam suatu periode tertentu.Berikut ini

adalah definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) menurut beberapa

sumber, yaitu sebagai berikut: Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover)

adalah: “Kecepatan berputarnya Total Assets dalam suatu periode tertentu”.

(Agnes sawir, 2003:19) Definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover)

(49)

34

menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aktiva”.

(Mamduh M. Hanafi, 2003:81).

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke

2008: 281)

Penjualan

Intensitas Modal = x 100%

Total Asset

2.2.5. Rasio Likuiditas

Menurut Syamsuddin (2004:41), rasio likuiditas adalah suatu indicator

mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial

jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Menurut

Van Horne dan Wachowicz (2006:205), likuiditas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek

(aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.

Van Horne dan Wachowic (2006:313) menyebutkan adanya indikasi semakin

besar likuiditas perusahaan semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan dan

semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat risiko pendanaan

yang digunakan yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya

perbaikan dalam likuiditas. Rasio likuiditas yang biasa digunakan perusahaan dan

dipakai dalam penelitian ini (Kasmir, 2010:119) adalah:

Variabel ini diukur dengan menggunakan Rasio Lancar Current Ratio

(50)

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan.

Rumus current ratio yang digunakan:

Aktiva Lancar

Current Ratio = x 100%

Hutang Lancar

Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan

aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada hubungannya

atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan membelikan hutang.

Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang

berlebihan.

2.2.6. Pengaruh Leverage Terhadap Pr ofitabilitas

Rasio yang digunakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan

adalah rasio leverage keuangan. Rasio ini berimplikasi dalam pengukuran risiko

finasial perusahaan. Kreditor akan melihat modal sendiri perusahaan, atau dana

yang disediakan pemilik untuk menentukan besarnya margin pengaman (margin

of safety). Jika pemilik menyediakan dana sebagian kecil dari seluruh pembiayaan, maka resiko perusahaan ditanggung oleh para kreditor. Dana yang

berasal dari hutang, pemilik memperoleh manfaat mempertahankan kendali

perusahaan dengan investasi yang terbatas. Jika perusahaan memperoleh hasil

yang lebih besar dari dana yang dipinjam dari pada yang harus dibayar sebagai

(51)

36

2.2.7. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Profitabilitas

Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total assets turnover),

yaitu perputaran seluruh harta perusahaan yang dihitung dari penjualan dibagi

dengan harta. Rasio intensitas modal menunjukkan efisiensi perusahaan dalam

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut (Riyanto, 2001).

Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total assets turn over)

perputaran seluruh harta perusahaan dan dihitung dari penjualan dibagi dengan

jumlah harta. Rasio intensitas modal menunjukkan efisiensi di mana perusahaan

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut. Ekowati, Supardi dan

Kuncoro,(2009).

Pengukuran rasio Perputaran total aktiva bila dibalik (reciprocal) akan

mencerminkan rasio intensitas modal atau capital intensiveness (Brigham dan

Gapensky 1996). (Comannor dan Wilson 1967) menemukan bukti bahwa pada

pada tingkat konsentrasi industri yang tinggi rasio ini berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas. Martono, Cyrillus.(2002).

2.2.8. Pengaruh Likuiditas Ter hadap Profitabilitas

Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang

segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini dalam menilai likuiditas

menggunakan rasio lancar (Current Ratio). Rasio lancar dalam sebuah laporan

(52)

lancar ini menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan

dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh

pendanaan utang (Horne dan Wachowicz, 1998). Semakin besar rasio ini,

semakin besar likuiditas perusahaan. Menurut Van Horne (1998) kemampuan

memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Jadi, semakin tinggi

likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

semakin rendah.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, hipotesa yang diajukan dan

landasan teori yang ada akan diuji, maka dapat disusun kerangka pemikiran dalam

bentuk diagram sebagai berikut:

Analisis Regresi Linier Berganda

Gambar 1 : Diagram Kerangka Pikir Leverage (DER)

(X1)

Intensitas Modal (X2)

Likuiditas (CR) (X3)

(53)

38

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan mengacu pada landasan teori yang

telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah :

a.Diduga bahwa Leverage, Intensitas modal dan likuiditas berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan otomotif yang go public di

Bursa Efek Indonesia.

b.Diduga bahwa, salah satu dari Leverage, Intensitas modal dan likuiditas

mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap profitabilitas

(54)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Variabel harus ditentukan dalam penelitian agar memudahkan di dalam

pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Variabel adalah konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai. Hal ini berfungsi untuk memperjelas variabel

yang diteliti sesuai masalah yang ada dan hubungan antar variabel, sehingga tidak

menimbulkan interpretasi lain. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

Y sebagai Variable Terikat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Profitabilitas (Y)

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan.

X sebagai Variable Bebas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Leverage (X1)

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

2. Intensitas Modal (X2)

Intensitas modal merupakan rasio Rasio yang digunakan mengukur sejauh

mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas

(55)

40

3. Likuditias (X3)

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya (utang) jangka pendek.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah:

1. Profitabilitas (Y)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri (Inneke 2008:

281). Variabel ini diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE).

ROE mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Semakin

tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin

kuat, demikian sebaliknya. Atau merupakan perbandingan antara sisa hasil

usaha yang diperoleh dengan modal sendiri pada tahun yang bersangkutan.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut:

Laba bersih

Return On Equity (ROE) = x 100% Modal Sendiri

2. Leverage (X1)

Adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang akan

datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu

(56)

transaksi yang sudah lalu . Variabel ini diukur dengan menggunakan Debt to

Equity Ratio (DER). DER menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan

pemilik perusahaan.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:

281)

Total Hutang

Debt to Equity Ratio (DER) = x 100%

Modal Sendiri

3. Intensitas Modal (X2)

Rasio intensitas modal adalah perputaran harta (total asset turn over)

perputaran seluruh harta perusahaan dan dihitung dari penjualan dibagi dengan

jumlah harta. Rasio intensitas modal menunjukan efisiensi di mana perusahaan

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan aktiva tersebut.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:

281)

Penjualan

Intensitas Modal = x 100%

Total Asset

4. Likuditias (X3)

Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Variabel

(57)

42

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Untuk mengukur variabel ini digunakan rumus sebagai berikut: Inneke 2008:

281)

Aktiva Lancar

Current Ratio (CR) = x 100%

Hutang Lancar

3.2 Tehnik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi

Perusahaan Automotive yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2008-2011 sejumlah 13 perusahaan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel

harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono, 2002: 44).

Menurut Djarwanto dan Subagyo, (2000: 108) sampel adalah sebagian dari

populasi yang karakteristik hendak diteliti, dan dianggap bisa mewakili

keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit dari jumlah populasinya).

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, yaitu menyeleksi obyek penelitian berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel (Sumarsono, 2002: 52). Kriteria yang

(58)

1. Perusahaan otomotif yang terdaftar dan mempublikasikan laporan

keuangan secara konsisten dan lengkap di BEI selama tahun

2008-2011.

2. Memiliki kelengkapan laporan keuangan perusahaan otomotif selama

tahun 2008-2011.

3. Memiliki laba yang positif

Berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas maka sampel dalam

penelitian ini adalah berjumlah 13 perusahaan otomotif tahun 2008 – 2011.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data Sekunder merupakan data

yang diambil dari laporan tahunan Perusahaan Otomotif di Indonesia yang go

public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. 3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri dari :

a. Metode Dokumentasi

Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang berupa laporan keuangan

perusahaan.Otomotif.

b. Studi Pustaka

Yaitu membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini dari

Gambar

Tabel 1.1 : Data Profitabilitas  (ROE) Perusahaan Otomotif (dalam Jutaan)
Tabel 2.1. : Tabel  Perbedaan Penelitian Terdahulu Dan Penelitian Sekarang
Gambar 1 : Diagram Kerangka Pikir
Tabel 4.1:Data Profitabilitas (ROE) Perusahaan Otomotif Tahun 2009-2011 No Nama Perusahaan 2009 2010 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini penulis melakukan studi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang konkret tentang penerapan metode resource based learning bagi siswa Slow Learner dalam

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin segala puji dan skyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunianya sehingga penulisa dapat menyelesaikan skripsi ini

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemindahtanganan barang milik

KEEMPAT : Segala Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan Bupati ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul tahun

[r]

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian bagaimana menerapkan algoritma GAP atau Profile Mathing dalam bentuk

Abstrak: Jurnalisme tabloid merupakan terminologi yang sering diperdebatkan, dikritisi dan dicaci. Padahal, bentuk jurnalisme ini sebenarnya melayani selera pembaca yang

Pelayanan air bersih sistem non perpipaan yang dimanfaatkan oleh penduduk di Kabupaten Luwu untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya cukup tinggi dibanding dengan