• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DI LABORATORIUM PPTI TEKNIK INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DI LABORATORIUM PPTI TEKNIK INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN

MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE

SKRIPSI

Oleh :

HAYU AWAL PUTRA

NPM. 0734010068

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN

MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

HAYU AWAL PUTRA

0734010068

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAWA TIMUR

(3)

Alhamdulillah, Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas semua Rahmat,

Berkah, dan Ridho-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis berpegang pada teori serta

bimbingan dari para dosen pembimbing Skripsi, dan berbagai pihak yang banyak

membantu hingga terselesaikannya Skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu

syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan program studi Sarjana Strata Satu

(S1) di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Terwujudnya Skripsi ini adalah berkat usaha, kerja keras serta dukungan

dari berbagai pihak. Dan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis antara lain:

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan FTI, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur juga selaku Dosen

Pembimbing serta Dosen Penguji pada saat Ujian Lisan.

3. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.kom, M.kom selaku Ketua Jurusan Studi Sistem

Informasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur berkat

bimbingan, nasehat dan tausiyah selama kuliah di UPN.

(4)

kuliah sampai wisuda.

6. Teman – teman IceTea 12 ( Adi, Chanif, Faiq, Didit, Aldo, Rizal, Novy,

Nyoman, Arif, Ghora dan Sanggra) yang sudah mewarnai hari – hariku di

lingkungan UPN ”Veteran” Jatim dan Teman – teman PowerRangers (Sisca,

Rhina, April, Lian dan Nanda) dan Teman teman TF angkatan 2007.

7. Farach Kanifah, S.Pd yang sudah memberikan motivasi dan dukungan dalam

pembuatan skripsi ini.

8. Teman – Teman UKKI , KKN kelompok 6, Himatifa, LiQomm

[Liqo_Community], OWJ 11(Optimis Wisuda Juli), Assisten Sistem Operasi

Tahun Ajaran 2010/2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas dukungan dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena

tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan penulisan ini

selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah wawasan serta ilmu

pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya, Juni 2011

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan & Manfaat ... 2

1.4.Batasan Masalah ... 2

1.5.Metode Penelitian ... 3

1.6.Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1.Enterprise Arsitektur ...7

2.1.1.Arsitektur Secara Umum ..……….7

2.1.2.Tujuan dari manajemen Enterprise Architecture…………...8

2.1.3.Fungsi dari Enterprise Architecture………...9

2.1.4.Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur……….10

2.2.Evolusi Enterprise Arsitektur ... 10

2.2.1.Pendekatan Evolusi Stephen Marley………11

2.2.2.Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………...12

(6)

2.2.6.Pendekatan Evolusi Florian Mattes ………16

2.3.Gartner Enterprise Arsitektur ... 17

2.3.1.Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA ... 17

2.3.2.Gartner Enterprise Architecture Process: Evolution 2005 .. 20

2.3.3.Gartner Magic Quadrant ... 37

2.4.UML ... 40

2.5.Microsoft Visio………..….43

2.6.Rational Rose………..44

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI ... 47

3.1.Sejarah, Perkembangan Fakultas Teknologi Industri………48

3.1.1.Jurusan Di Fakultas Teknologi Industri………...48

3.1.2.Visi, Misi Dan Tujuan Fakultas Teknologi Industri……...49

3.2. LABORATORIUM PPTI………..50

3.2.1.Strategi Enterprise Laboratorium PPTI………52

3.2.2.Visi Laboratorium PPTI………...53

3.2.3.Misi Laboratorium PPTI………..54

3.2.4.Tujuan Laboratorium PPTI………..54

3.2.5.Teknologi Saat Ini………57

3.2.6.Proses Bisnis………61

3.2.7.Strategi Dan Kebijakan ………...75

BAB IV PERANCANGAN ARSITEKTUR ... 77

(7)

4.3.1.Develop Requirements...80

4.3.2.Develop Principles...82

4.3.3.Develop Model ... 82

4.4.Future Architechture...84

4.4.1.Arsitektur Bisnis...84

4.4.2.Arsitektur Informasi...87

4.4.3.Arsitektur Teknologi...92

4.5.Analisis GAP...107

BAB V PENUTUP ... 109

5.1.Kesimpulan...109

5.2.Saran...109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(8)

1. Gambar 1.1 Gartner Business Strategy ……….4

2. Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley ………....12

3. Gambar 2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………12

4. Gambar 2.3. Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan ………...13

5. Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions ………..14

6. Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli ………...15

7. Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes………16

8. Gambar 2.7 Proses Model Gartner EA……….……….23

9. Gambar 2.7 Magic Quadrant ……….……38

10.Gambar 3.1 Skema Arsitektur Lab PPTI………..……… 58

11.Gambar 3.2 Bagan Organisasi PPTI………..……….. 63

12.Gambar 3.3 Bussiness Process Pelatihan ……….……….65

13.Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Proses Penyelenggara Pelatihan Lab PPTI ……….67

14.Gambar 3.5 Bagan Proses Bisnis Penyelenggaraan Praktikum ………….69

15.Gambar 3.6 Proses Pendaftaran dan Pengelolaan Data Praktikum Lab PPTI ……….71

16.Gambar 4.1 Activity Diagram Proses Kegiatan Praktikum………. 88

17.Gambar 4.2 Activity Diagram Proses Kegiatan Pelatihan ………..90

18.Gambar 4.3 Arsitektur Teknology ………..92

19.Gambar 4.4 Desain Jaringan Lab PPTI ………...…………94

(9)
(10)

1. Tabel 2.1 Simbol Activity Diagram ………43

2. Tabel 3.1. Spesifikasi Hardware Laboratorium PPTI ………58

3. Tabel 3.2 . Divisi Pelatihan ………..73

4. Tabel. 4.1 Mekanisme hubungan Kegiatan Praktikum Basis Data dengan Stakeholder ………...84

5. Tabel. 4.2 Mekanisme hubungan Laboratorium PPTI dengan Stakeholder ………..……….86

6. Tabel 4.3 Aplikasi Praktikum & Pendaftaran………...93

7. Tabel 4.4 Spesifikasi Jaringan Lab PPTI ………...95

8. Tabel 4.5 Analisis GAP Arsitektur Bisnis ………107

(11)

Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom Penyusun : Hayu Awal Putra

ABSTRAK

Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam berbagai hal, di antaranya pendukung pengambilan keputusan, peningkatan efisiensi dan produktifitas dalam proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi tersebut.

Dalam Penelitian yang di lakukan oleh lembaga riset Gartner terkait dengan usaha untuk melakukan menajemen investasi di bidang teknologi informasi pada sebuah Organisasi, terdapat cara berpikir unik berdasarkan beberapa Enterprise Arsitektur yang ada sebelumnya. Gartner melihat bahwa suatu kebijakan investasi perusahaan sangat dominan untuk saat ini. Gartner juga menyediakan sebuah manajemen organisasi dengan pendekatan logis dalam pengembangan EA kedepan. Proses model Gartner merupakan model yang multifase, itertif dan juga non linier dalam fokus untuk perancangan arsitektur IT di masa depan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk proses evolusi dan migrasi dalam pembangunan organisasi dan manajemen IT yang ada di dalam Laboratorium PPTI.

Perancangan arsitektur ini diharapkan dapat dipakai dalam mengelola dan manejemen untuk pengembangan laboratorium PPTI di masa depan. Sehingga proses bisnis dapat sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan sistem informasi di dalam Laboratorium PPTI tersebut.

(12)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dibarengi meluasnya perkembangan

infrastruktur Teknologi Informasi secara umum pada masyarakat luas menjadikan

peran teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dalam mendukung

aktifitas yang ada dalam perguruan tinggi maupun pemerintah. Kemajuan

teknologi informasi yang sangat pesat serta potensi pemanfaatannya yang sangat

luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan

informasi dalam volume yang besar secara tepat dan akurat.

Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada

perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif

dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam

berbagai hal, di antaranya : pendukung pengambilan keputusan; peningkatan

efisiensi dan produktifitas.

Implementasi Teknologi Informasi di suatu organisasi sebagai

basis dalam penciptaan layanan yang berkualitas dan optimalisasi proses bisnis

Fakultas Tehnik Industri Jurusan Tehnik Informatika UPN “Veteran” Jatim,

memiliki Laboratorium PPTI (Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi)

yang dimanfaatkan untuk program pelatihan yang sesuai dengan jurusan teknik

informatika, ternyata penggunaannya belum dimaksimalkan untuk laboratorium

(13)

teknologi dan arsitektur bisnis, membuat kebutuhan dalam fungsi bisnis tidak

dapat dijalankan seperti apa yang diinginkan.

Dalam Tugas Akhir ini akan perancangan arsitektur Teknologi informasi

di laboratorium PPTI Teknik Informatika UPN "Veteran " Jatim menggunakan

model Gartner Enterprise Framework.

1.2 Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana menyelaraskan antara bisnis dan teknologi informasi bagi

kebutuhan laboratorium.

b. Bagaimana Merancang Arsitektur IT di laboratorium PPTI Teknik

Informatika UPN “Veteran” Jatim dengan model Gartner Enterprise

Framework.

c. Bagaimana melakukan dokumentasi terhadap Arsitektur yang telah

dibangun.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Melakukan perancangan Arsitektur Teknologi Informasi di Laboratorium

Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi UPN “Veteran” Jatim. Adapun

manfaat detail yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Tugas Akhir adalah

Laboratorium PPTI mampu mengelola Infrakstuktur secara professional dan

mampu mempermudah dalam perancanaan dan pengembangan Laboratorium

PPTI

1.4 Batasan Masalah

(14)

a. Melakukan capture kondisi laboratorium PPTI saat ini.

b. Melakukan perancangan proses bisnis dengan model Gartner

Enterprise Architechture

1.5 Metodologi

Framework arsitektur enterprise tidaklah selalu komprehensif, namun secara umum bisa menjadi titik awal dalam pengembangan arsitektur enterprise. Banyak organisasi yang menganggap arsitektur sebagai diagram yang tidak

komprehensif karena tidak bisa diubah, dan salah satu framework yang digunakan adalah gartner

Gartner telah mengembangkan seperti kerangka, disebut Delapan Gedung Blok

CRM:

1. Vision — menciptakan / mencari gambaran dari apa yang ada untuk dilakukan pemetaan

2. Strategy — mengembangkan strategi untuk mengubah basis customer menjadi aset dengan memberikan proposisi nilai customer. Ini termasuk

menetapkan tujuan dan menentukan bagaimana sumber daya akan digunakan

untuk berinteraksi dengan customer.

3. Valued Customer Experience — memastikan bahwa perusahaan itu penawaran dan interaksi

terus memberikan manfaat kepada pelanggan, yang disampaikan secara konsisten

dan mencapai pasar yang diinginkan

(15)

untuk memastikan bahwa karyawan, mitra dan pemasok bekerja sama untuk

memberikan nilai kepada customer.

5. Processes - efektif mengelola customer tidak hanya proses siklus hidup (misalnya, menyambut pelanggan baru, penanganan pertanyaan dan keluhan, dan

memenangkan kembali pelanggan yang hilang), tetapi juga proses analisis dan

perencanaan yang membangun pengetahuan tentang customer.

6. Information — pengumpulan data yang benar dan routing ke tempat yang tepat.

7. Technology — mengelola data and informasi, aplikasi, infrastuktur IT and arsitektur.

8. Metrics — menngukur indikasi kebarhasilan of CRM .

Bagaimana Strategi CRM dalam meningkatkan strategi Pemasaran

Gambar 1.1Gartner Business Strategy

Pada Gambar 1.1 menjelaskan perbandingan antara Marketing Strategy

dan juga CRM dalam Gartner EA untuk vision, target dalam perencanaan

(16)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam laporan skripsi ini, pembahasan disajikan dalam lima dengan

sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan

pembuatan skripsi ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang tinjuan pustaka yang tentang Enterprise Arsitektur, Methodology Gartner EA, Activity Diagram dan beberapa tools

yang dipakai untuk pembuatan skripsi ini.

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI

Berisi tentang Arsitektur kondisi Laboratorium PPTI saat ini mulai

dari Visi, misi dan tujuan Laboratorium saat ini, Proses bisnis dan

dan gambaran arsitektur jaringan di Laboratorium PPTI .

BAB IV PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi Tentang Arsitektur Laboratorium PPTI kedepan mulai dari

Proses bisnis dan Alur pelatihan sampai dengan arsitektur untuk

kedepan dengan menggunakan methodology Gartner EA.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis dan merupakan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang sumber referensi yang dipakai penulis dalam

skripsi.

LAMPIRAN

Berisi dokumen yang dipakai dalam mendukung dalam pembuatan

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Enterprise Arsitektur

Enterprise Architecture adalah mekansime perangkat utama yang digunakan untuk mempersingkat waktu penilaian analisis perubahan arah rencana

strategis, dan reaksi taktis.

Enterprise Architecture terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar-gambar, diagram, dokumen tekstual, standar-standar atau model dan

menggunakan berbagai metode bisnis yang menjelaskan seperti apa sistem

informasi dan komunikasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan.

Untuk mengelola system yang kompleks dan menyelaraskan bisnis

dengan Teknologi Informasi Organisasi dapat menggunakan Enterprise Architecture Framework. Enterprise Architecture Framework sendiri muncul pada tahun 1980-an, yang ditemukan oleh peniliti yang bernama John Zachman.

Agar dokumen-dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan mudah dikelola,

maka John Zachman mengusulkan agar dokumen-dokumen tersebut

dikelompok-kelompokan. Tata cara pengelompokkan dokumen-dokumen

EnterpriseArchitecture itu disebut Zachman Framework.

2.1.1 Arsitektur Secara Umum

Pada Arsitektur secara umum ada beberapa hal yang diperlukan untuk tahap

(19)

a. Penyelarasan

Memastikan kenyataan perusahaan yang diimplementasikan selaras dengan

maksud manajemen.

b. Integrasi

Mengungkapkan konsistensi penerapan aturan dalam perusahaan, bahwa data

dan penggunaannya adalah untuk selamanya, antarmuka dan aliran informasi

terstadarisasikan, koneksi dan interoperabilitas dalam perusahaan terkelola.

c. Perubahan

Memfasilitasi dan mengelola perubahan pada aspek apapun di perusahaan.

d. Time to Market

Mengurangi pengembangan sistem, pembangkitan aplikasi, modernisasi

timeframe, dan kebutuhan sumber daya.

e. Konvergensi

Mengarahkan agar portofolio produk standar TI terkandung dalam Technical

Reference Model (TRM)

2.1.2 Tujuan dari manajemen Enterprise Arsitektur :

Dalam perancangan sebuah Enterprise Arsitektur mempunyai tujuan dalam hal manajemenen organisasi antara lain :

a. Strategi dan orientasi Bisnis

Merupakan enabler yang menyediakan model bisnis yang baru dengan memperhatikan pengaruh Teknologi Informasi terhadap bisnis.

(20)

Terhadap perubahan organisasi, berorganisasi, dan pertumbuhan dalam

pasar, bisnis, dan teknologi yang dinamis, yang berkelanjutan dengan

prinsip dan struktur arsitektur yang terus berlaku.

c. Efisiensi dan Efektif

Strategi berbasis arsitektur dengan berorientasi sukses untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan I & C dengan pengaruh yang

kuat dan menjamin pemenuhanan standar.

d. Transparansi dan Komunikasi

Melibatkan sejumlah orang dengan komposisi yang berbeda dari

manajemen hingga ke pakar Teknologi Informasi

2.1.3 Fungsi dari EnterpriseArchitecture :

Beberapa fungsi dari Enterprise arsitektur

a. Menjabarkan hubungan / kaitan antara tujuan organisasi dengan sistem

informasi dan komunikasi.

b. Mendukung pengambilan keputusan investasi.

c. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung

aktivitas operasi organisasi sekaligus upaya mengurangi redudansi antara

sistem informasi dan komunikasi, menggunakan kembali informasi dan

komponen software, pemilihan solusi dan teknologi baru secara efektif.

d. Meningkatkan kemampuan integrasi data antar bagian dalam organisasi :

1. Pengembangan standar-standar dalam sistem informasi dan

komunikasi.

(21)

2.1.4 Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur

Dalam implementasi Enterprise Arsitektur akan mendapat beberapa keuntungan antara lain :

1. Dapat menangkap fakta tentang misi, fungsi, dan landasan bisnis dalam

bentuk yang dipahami untuk mendukung perencanaan dan pengambilan

keputusan yang baik.

2. Dapat memperbaiki komunikasi di antara organisasi TI dan bisnis dalam

perusahaan menggunakan kosa kata standar.

3. Fokus pada penggunaan strategi dari teknologi untuk pengelolaan informasi

perusahaan yang baik dan meningkatkan konsistensi, akurasi, tepat waktu,

integritas, kualitas, ketersedian, akses, dan berbagi informasi pengelolaan TI

di perusahaan.

4. Mencapai skala ekonomi dengan menyediakan mekanisme berbagi layanan di

seluruh bagian perusahaan.

5. Mempercepat integrasi sistem yang eksis, migrasi, dan yang baru.

6. Memastikan pemenuhan hukum dan regulasi.

1.2Evolusi Enterprise Arsitektur

Sering terjadinya perbedaan pendapat dari karakteristik framework, membuat framework harus disusun secara terstruktur. Oleh karena itu, penulis akan menunjukkan pengelompokkan evolusi framework arsitektur enterprise, eksplorasi tentang pendekatan evolusi framework dan membandingkannya, dan merancang bagan evolusi yang bertujuan menyempurnakan pendekatan yang

(22)

Dari eksplorasi yang dilakukan, belum ditemukan upaya untuk

memetakan evolusi framework arsitektur enterprise secara komprehensif, penulis mendapatkan beberapa pendekatan tentang evolusi framework arsitektur enterprise melalui buku dan website. Pendekatan evolusi ini tidak berfokus pada masalah evolusi framework yang menyertakan langkah – langkah dan metodologi untuk pengembangan evolusi mereka, namun membuat sebuah bagan evolusi

untuk mendukung penjelasan dari tulisan atau presentasi.

Pendekatan evolusi ini memiliki banyak nama, yang disesuaikan dengan

kebutuhan terhadap jalinan evolusi framework ini, hanya beberapa yang secara eksplisit menyatakan bahwa ini adalah pendekatan tentang evolusi. Istilah yang

digunakan adalah gambaran evolusi (Marley, 2003), timeline (Session, 2007),

sejarah (Schekkerman, 2004), hubungan antara model framework (Minoli, 2008), dan perkembangan framework arsitektur enterprise (Matthes, 2009). Beberapa pendekatan evolusi memberikan referensi baru tentang framework arsitektur enterprise yang belum teridentifikasi sebelumnya.

2.2.1 Pendekatan Evolusi Stephen Marley

Sumber pertama dari slide Stephen Marley. Marley menggunakan bagan

yang menunjukkan keterkaitan beberapa framework. Gambar 2.1 menunjukkan bagan Marley yang terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan, panduan yang menjadi dasar framework. Marley tidak memberi nama untuk bagannya, hanya digunakan untuk memperjelas keterkaitan antara

(23)

Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley [6]

Pada Gambar 2.1 merupakn gambar evolusi dan dapat diketahui pada

bagan ini muncul framework POSIX, army enterprise architecture guidance, dan NIST enterprisearchitecture yang belum teridentifikasi sebelumnya.

2.2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman

Jaap Schekkerman membuat sebuah bagan yang diberi judul “sejarah

framework arsitektur enterprise” (Schekkerman, 2004).

(24)

Pada Gambar 2.3 ini kemudian digunakan untuk memperjelas hubungan

14 buah framework yang diperbandingkan dalam bukunya. Seperti Marley, bagan evolusi Schekkerman terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan (referensi, pengembangan), namun tidak dimasukkan panduan yang

mempengaruhi atau menjadi dasar framework. framework yang baru diperkenalkan adalah XAF 2003, dan UVA model 1994. Pada bagian bawah

bagan ditampilkan sebuah timeline untuk petunjuk waktu framework.

2.2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan

Paula J.Hagan membuat bagan pendekatan evolusi yang diberi judul

“Perkembangan utama dalam sejarah arsitektur enterprise” (Hagan, 2004 ).

Gambar 2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan [6]

Dalam gambar 2.3 Dalam bagannya Hagan menunjukkan beberapa evolusi bukan

(25)

enterprise. Framework yang dibahas oleh Hagan Terdiri dari 5 framework yakni Zachman, TOGAF, C4ISR, DodAF, FEAF dan TEAF. Pada Gambar 2.3 dapat

dilihat Hagan juga menyertakan timeline sebagai penunjuk tahun dengan rentang

5 tahun untuk menunjukkan evolusi dari framework-nya.

2.2.4 Pendekatan Evolusi Roger Sessions

Sessions menambahkan framework Gartner kedalam daftar framework, Sessions hanya mengidentifikasi 5 framework saja, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions [6]

Pada tahun 2007 Roger Sessions membuat bagan dengan judul “Timeline Arsitechture Enterprise” (Sessions, 2007). Seperti pendekatan sebelumnya Sessions juga memberikan timeline untuk penunjuk tahun terjadi pengembangan dan selain melibatkan framework, juga menambahkan perubahan politik dengan pengeluaran aturan Clinger / Cohen Bill, dan penunjukkan status dari

(26)

2.2.5 Pendekatan Evolusi Daniel Minoli

Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli [6]

Daniel Minoli dalam bukunya enterprise architecture A to Z (Minoli, 2008) menggambarkan sebuah bagan yang diberi judul “hubungan antara model

(27)

2.2.6 Pendekatan Evolusi Florian Mattes

Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.6 dibawah ini.

Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes [6]

Florian Mattes menunjukkan sebuah bagan perkembangan framework arsitektur enterprise dalam slide powerpointnya (Mattes, 2009) tentang pendekatan berbasis pola untuk manajemen arsitektur enterprise. Mattes menyertakan tahun, versi beberapa framework, menyertakan timeline, status dari framework, dan jenis pengembangan atau referensi (Mattes menyebutnya dengan istilah superseded by dan influenced). Mattes juga menambahkan beberapa

(28)

2.3 Gartner Enterprise Arsitektur

Gartner Enterprise Arsitektur merupakan penyempurnaan dari beberapa metode enterprise arsitektur yang sudah ada sebelumnnya. Gartner berbeda dengan arsitektur sebelumnya. Taxonomy seperti metode zachman, proses seperti TOGAF dan struktur metode seperti FEA. Jadi secara umum gartner

penyempurnaan daripada ketiga metode tersebut (Roger,2007) .

2.3.1 Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA

Ada sebuah kerangka konseptual menarik yang diperkenalkan oleh Lembaga

Riset Gartner terkait dengan manajemen investasi teknologi informasi di sebuah

perusahaan. Gartner melihat bahwa kebijakan investasi di sebuah perusahaan

adalah merupakan bagian dari prinsip governance yang harus diterapkan – dalam

hal ini adalah bagaimana perencanaan dan pengembangan teknologi informasi

benar-benar dilakukan untuk mendukung tercapainya obyektif bisnis dengan

menjunjung tinggi aspek akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi.

Sehubungan dengan hal tersebut, perencanaan sebuah investasi teknologi

informasi harus sejalan atau align dengan strategi bisnis terkait. Untuk keperluan

tersebut, Gartner menawarkan sebuah konsep governance yang diberi nama

”Gartner’s Integrated Planning Suite” (Kumagai, 2002).

Dalam kerangka ini, ada empat aspek yang saling terkait satu dengan

lainnya sehubungan dengan prinsip governance yang ingin ditegakkan, dimana

(29)

a. Strategic Planning dari perusahaan yang biasa dikemukakan secara gamblang

dalam rencana bisnis korporat (business plan) merupakan hal yang men-drive

disusunnya sebuah rencana investasi teknologi informasi. Dengan memahami

visi, misi, obyektif, dan ukuran kinerja dari perusahaan yang bersangkutan,

akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai peranan dan teknologi

informasi seperti apa yang harus dibangun oleh perusahaan tersebut. Untuk

itulah perlu dialokasikan sejumlah dana untuk mengembangkan teknologi

informasi tersebut dalam durasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang. Detail dari rencana tersebut biasanya dijelaskan secara mendalam

dalam dokumen Rencana Induk Teknologi Informasi atau IT Masterplan atau

Information Technology Strategic Planning yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari Strategic Corporate Planning (Perencanaan Strategis

Korporat).

b. Mengingat bahwa pengembangan teknologi informasi perusahaan akan

dibangun secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh

selesai dibangun, maka manajemen investasi teknologi informasi tersebut

harus dikembangkan berdasarkan arsitektur teknologi informasi yang

diadopsi perusahaan atau yang diistilahkan Gartner sebagai Enterprise Architecture. Sebuah arsitektur yang baik akan memperlihatkan keseluruhan komponen dan hubungan keterkaitan satu dengan lainnya yang membentuk

sebuah sistem teknologi informasi korporat. Diperlihatkan pula dalam

arsitektur tersebut bagaimana filosofis pembangunan sistem secara ”rumah

tumbuh” akan dikembangkan oleh perusahaan, sesuai dengan kekuatan dan

(30)

c. Karena begitu banyaknya komponen dalam arsitektur teknologi informasi

yang harus dibangun – yang terbagi menjadi sejumlah kategori seperti

perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, dan basis data), perangkat keras

(komputer, jaringan, dan infrastruktur), dan perangkat manusia (user dan

kebijakan) – maka diperlukan suatu pendekatan manajemen portofolio atau

Portfolio Performance Management agar terjadi optimalisasi proses

pengembangan. Konsep portofolio yang dikembangkan tersebut berakar dari

beranekaragamnya perspektif atau pandangan mengenai nature dari teknologi

informasi yang ingin dibangun, seperti dilihat dari segi: prioritas, fungsi,

utilisasi, kebutuhan, demografi, stakeholder, karakteristik sumber daya, aspek

perencanaan, dan lain sebagainya.

d. Dalam perkembangannya, keputusan yang diambil berdasarkan prinsip

manajemen portofolio ini akan diukur kinerjanya, terutama terkait dengan

bagaimana keputusan penerapan teknologi informasi tersebut akan

berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan. Oleh

karena itulah dikatakan bahwa manajemen portofolio tersebut akan

mempengaruhi strategic planning yang disusun.

Perlu diketahui bahwa Gartner mengembangkan konsep berfikir dalam

kerangka tersebut karena dilatarbelakangi oleh hasil riset yang dilakukannya pada

tahun 2002, dimana didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Perusahaan yang dapat mengintegrasikan rencana bisnis organisasi dengan

(31)

memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada perusahaan yang gagal

melakukan integrasi tersebut;

b. Perusahaan yang memiliki arsitektur teknologi informasi yang jelas

(enterprise information technology architecture) akan mampu memperbaiki kinerja operasionalnya 30% lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain

yang tidak memilikinya – terutama berkaitan dengan tuntutan perubahan

karena lingkungan eksternal yang dimanis dari waktu ke waktu.

c. Perusahaan yang menerapkan prinsip manajemen portofolio dalam beragam

proyek teknologi informasinya berhasil melakukan penghematan 10-30%

terhadap pengeluaran dari masing-masing proyek yang dilakukan

(kebanyakan karena adanya pengurangan aktivitas alokasi sumber daya yang

redudansi).

Dengan kata lain, keberadaan aspek strategic planning, enterprise architecture, dan portfolio performance management merupakan kunci penting yang harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam melakukan strategi

pengelolaan investasi teknologi informasi di sebuah perusahaan.

2.3.2 Gartner EnterpriseArchitecture Process: Evolution 2005

Model Enterprise architecture yang dijelaskan dalam penelitian ini merupakan dasar/pondasi dimana penelitian Gartner EA digambarkan.

Arsitek (dan banyak lainnya) cenderung berpikir secara visual, jadi

hal ini memberikan dasar visual untuk berpikir tentang Proses yang berhasil

(32)

Selain strategi bisnis, EA secara umum disusun berdasarkan Solusi TI:

a. Model acuan bagi rancangan arsitektur, misalnya berupa pola solusi best

practices.

b. Model acuan dipilih berdasarkan ketepatannya untuk mendukung pencapaian

tujuan strategis suatu organisasi.

c. Juga mempertimbangkan kondisi TI organisasi saat ini, tren teknologi, dan

ketentuan perundangan (regulasi).

Kunci Utama Dari Gartner EA

1. Keberhasilan program EA merupakan sebuah proses yang terfokus. Sebuah

proses mengatur apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana

langkah-langkah yang berhubungan satu sama lain.

2. Sebuah proses EA dan kerangka EA tidak saling eksklusif. Suatu kerangka

EA adalah taksonomi untuk mengatur sebuah kerangka arsitektur.

3. Pendekatan dengan bottom-up untuk EA jarang berhasil secara

berkelanjutan. Organisasi harus kembali ke strategi bisnis. Hal itu paling

baik untuk dimulai dari hal tersebut kemudian memetakan detail teknik yang

bisa dilakukan.

Organisasi – organisasi akan semakin menggunakan proses disiplin dari

gartner EA sebagai kunci disiplin untuk organisasi mereka, EA akan digunakan

untuk mengurangi risiko dan mempercepat perubahan rancana bisnis dari

organisasi tersebut.

a. Alasan suatu Model Proses EA Apakah Diperlukan

EA adalah sebuah disiplin proses yang dilakukan dengan baik, dan hal itu

(33)

untuk mengarahkan investasi, seperti strategi bisnis yang dipilih dan yang akan

direalisasikan. Proses EA menjadi jembatan kesenjangan (GAP) antara strategi

bisnis dan implementasi teknologi

Suatu Organisasi High-performing (memiliki performa yang besar)

merupakan serangkaian dari proses-disiplin. Pada waktunya, setiap proses

dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi harus

didefinisikan / didokumentasikan.

Proses Model Gartner EA telah disintesis dari praktek penelitian terbaik

untuk mendokumentasikan proses EA dalam bentuk high level model (model

tingkat tinggi).

b. Revisi Pada Proses Model Gartner EA

` “So far, I have written about three different methodologies that come

together under the banner of enterprise architectures. This last methodology is a little different. It isn't a taxonomy (like Zachman), a process (like TOGAF), or a

complete methodology (like FEA). Instead, it is what I define as a practice. It is

the enterprise-architecture practice of one of the best known IT research and consulting organizations in the world: Gartner (Roger, 2007). “

Proses Model Gartner EA bagi organisasi merupakan suatu metode pendekatan

logis untuk mengembangkan model EA. Ini adalah model yang multifase,

iteratif dan nonlinier, yang difokuskan pada pengembangan proses EA, evolusi

dan migrasi dan pembangunan , subproses dan manajemen sebuah organisasi.

Ini merupakan karakteristik kunci dan sebuah praktek terbaik tentang bagaimana

suatu organisasi yang berhasil telah dikembangkan dan dipelihara dari proses EA

(34)

.

Gartner Riset telah meningkatkan pengetahuan penelitian terapan dengan

setiap paparan masalah EA klien dari Gartner telah mengarah pada pendekatan

yang konsisten di luar lingkup asli Proses Model EA yang telah dikembangkan

pada tahun 1996. Dalam penelitian pertama, Proses Model EA yang awalnya

hanya ditujukan hanya pada arsitektur teknis. Arsitektur bisnis Enterprise telah mengambil suatu proses disiplin di luar lingkup arsitektur TI itu sendiri.

Memang, pada proses EA telah menjadi mekanisme utama untuk membangun

suatu relasi yang permanen antara kelompok staf bisnis dan TI pada tingkat

beberapa organisasi yang ada.

Dasar aliran Proses Model EA adalah siklus yang umum dan mendasar,

dan diterapkan untuk banyak model seperti - Arsitektur masa depan vs

Arsitektur saat ini, yang diikuti dengan GAP analisis diantara kedua arsitektur

tersebut, dan juga sebuah manajemen portofolio, yang diperoleh dari GAP

analisis dan rekomendasi yang ada. Gartner EA seperti yang terdapat pada

Gambar 2.7 dibawah ini :

(35)

Beberapa macam tahap – tahap dalam perancangan arsitektur pada

Gartner EA seperti pada gambar 2.7 diatas

a. Environmental Trends

Suatu organisasi yang berada pada kondisi lingkungan tertentu sehingga

berefek pada Organisasi kedepan. Sebagai contoh kondisi itu antara lain :

1. Iklim ekonomi

2. Permintaan pasar

3. Regulasi(peraturan) dan aturan hukum

4. Geografi

5. Kondisi politik

6. Kebudayaan

7. Buruh

8. Teknologi

Tren ini jelas mempengaruhi kondisi lingkungan strategi bisnis, dimana EA

berikutnya, dan hasil pengembangan, pengadaan dan operasi. Tren Lingkungan

sering tersirat atau yang disertakan secara tersembunyi dengan strategi bisnis

yang ada. Namun, kecenderungan ini harus disebut secara eksplisit.

Strategi Bisnis dapat mencakup tindakan bahwa perubahan kondisi

lingkungan. Namun, strategi sering berlawanan dengan kendala lingkungan.

Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang relevan sebagai masukan kepada

strategi bisnis dan masa depan bagian perkembangan EA. Diikuti dengan

perubahan perkiraan untuk taktik/strategis dan perencanaan strategis keedepan.

(36)

Salah satu jenis tren yaitu tren teknologi merupakan salah satu tren didalam

EA yang harus dikelompokkan sendiri secara eksplisit. Sebuah dokumen tren

teknologi dapat diciptakan dan diperbarui setidaknya setiap tahun untuk

dikirimkan kepada senior IT dan manager bisnis untuk memberikan informasi

kepada mereka yang relevan tentang bagiamana tren makro teknologi dapat

mempunyai dampak yang berpotensial untuk untuk sebuah organisasi /

perusahaan (enterprise).

b.

Business Strategy (Strategy Bisnis)

Banyak organisasi menghadapi tantangan yang kompleks dan berat dalam

menilai dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan

strategi bisnis pada tingkat (operasional) yang lebih rinci. Dasar untuk legitimasi

eksekutif senior dan kredibilitas didasarkan pada kemampuan dan kemauan untuk

mengartikulasikan dan berbagi misi, strategi dan tujuan perusahaan. Ketika niat

dan tindakan tidak sama , mak sebuah "GAP" terbentuk, yang menghasilkan

vakum konteks bisnis organisasi tersebut.Dan pada akhirnya memiliki dampak

yang mendalam terhadap risiko / perilaku penghargaan karyawan organisasi itu

sendiri, menghambat pengambilan keputusan yang efektif, dan mengikis

kepercayaan diri dan loyalitas.

Jika perusahaan/organisasi sudah berhasil menjembatani kekosongan proses

bisnis tersebut di atas, maka mekanisme harus dikerahkan untuk

mengartikulasikan dampak dari strategi perusahaan. Penulis menegaskan bahwa

mekanisme ini adalah EA. Di beberapa waktu, tantangan terbesar perusahaan

(37)

dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi

pada tingkat yang lebih rinci. Sedangkan maksud dari arsitektur adalah untuk

mengartikulasikan efek pada tingkat yang lebih rinci pada area yang berbeda,

proses EA tergantung pada beberapa jumlah usaha visi di tingkat perusahaan.

Salah satu poin penting untuk dicatat adalah bahwa EA, sementara tergantung

pada strategi bisnis, adalah berkembangnya strategi bisnis seperti itu berkembang

menjadi proses yang lebih matang dalam pelaksanaannya. EA memungkinkan

strategi bisnis dengan menyediakan satu set model yang menggambarkan

keadaan bisnis, informasi dan arsitektur teknologi dalam perusahaan, sehingga

lebih mudah untuk melakukan analisis dampak dan skenario. Hasil dari paradoks

ini adalah bahwa upaya awal pada strategi bisnis akan lebih rumit dan memakan

waktu karena kurangnya bantuan pemodelan

Manajemen senior perusahaan dan line-of-business (LOB) harus menyediakan tim EA dengan visi yang jelas untuk perusahaan/ organisasi

kedepan. Kurangnya visi formal, yang diartikulasikan dan jelas akan terwujud

dalam kerangka arsitektur yang dihasilkan sebagai GAP dalam konteks bisnis.

Meskipun tidak realistis untuk mengharapkan manajemen perusahaan dan LOB

senior untuk memiliki pandangan yang sepenuhnya akurat masa depan, latihan ini

dimaksudkan untuk menciptakan sebuah forum dari percakapan strategis antara

eksekutif senior. Tujuan forum ini adalah untuk membahas dan menyelesaikan

masalah yang menghambat visi yang jelas dan menangkap strategi bisnis yang

dijalankan saat itu. Dengan terlibat dalam bisnis visi, eksekutif senior dapat

(38)

mereka di bisnis, sehingga penyatuan beberapa kelompok orang berbakat

berusaha menuju tujuan bersama.

Enterprise dapat terlibat dalam berbagai jenis bisnis strategis visi. Salah satu tujuan dari strategi bisnis adalah keseimbangan antara strategi jangka panjang

(perencanaan strategis tradisional) dan strategi untuk dicapai sebagai hasil dari

peluang jangka pendek. Perbedaan utama mengenai dua jenis strategi adalah

waktu. Sementara semua orang akan berusaha untuk mencapai strategi mereka

secepat mungkin, perencanaan strategis tradisional mencakup suatu perencanaan

dengan lebih lama (18 sampai 36 bulan) bagi sebagian besar perusahaan dari

jangka pendek, perencanaan inovasi digital. Setiap organisasi harus menentukan

kesempatan untuk mengejar dalam jangka pendek sementara menilai dampak

terhadap rencana jangka panjang dan, jika perlu, menyesuaikan strategi bisnis

mereka.

EA dalam hal ini dapat mempengaruhi dan mendukung keputusan investasi

dan perubahan organisasi secara luas. Program EA yang benar sumber daya dan

baik yang dikelola adalah penting untuk mencapai dan mengkomunikasikan

manfaat yang dijanjikan. Upaya arsitektur harus benar mencakup sumber daya

dan dijalankan, dan tujuan dan prestasi harus dikomunikasikan secara efektif.

Sedangkan pengembangan kerangka EA, seperti prinsip-prinsip, model dan

standar, biasanya mendapatkan perhatian besar, ini EA berisiko jatuh ke dalam

tidak digunakan, jika upaya arsitektur tidak diatur dengan benar dan

berkelanjutan.

Tahap dalam proses tersebut mungkin tampak upaya satu kali pada awal

(39)

setidaknya sebagian tahap harus diulang di bawah beberapa kondisi. Proses EA

harus dilakukan dengan cara iteratif. Dengan demikian, setiap iterasi kebutuhan

beberapa bagian dari upaya organisasi untuk dilakukan. Selain itu, perubahan

dalam kepemimpinan atau perubahan organisasi yang signifikan dapat

memotivasi kebutuhan untuk menata kembali program arsitektur.

Kegiatan dalam tahap proses arsitektur meliputi:

1. Melingkupi program EA dan iterasi berikutnya daripadanya dalam hal

luas dan kedalaman, yang dikenal sebagai mendefinisikan apa yang

dimaksud dengan "Enterprise"

2. Mendapatkan sponsor eksekutif dan dukungan (support)

3. Melakukan analisis stakeholder

4. Mengidentifikasi pemimpin EA atau kepala arsitek

5. Membangun "tim EA," yang akan memiliki dan memfasilitasi proses EA

dan menetapkan peran dan tanggung jawab masing – masing

6. Menilai kesiapan organisasi dan kedewasaan EA

7. Mengembangkan rencana komunikasi awal, mengkomunikasikan peran

EA dan pengaturan harapan individu yang berpartisipasi dalam proses EA

8. Menetapkan rencana untuk menyiapkan mekanisme tata kelola EA

9. Mendefinisikan ukuran keberhasilan untuk mengartikulasikan nilai

disampaikan

Sebuah batas waktu untuk setiap iterasi melalui EA Model Proses harus

ditetapkan pada awal iterasi itu. Ini seharusnya tidak lebih dari satu anggaran

(40)

pragmatis tentang bagian dari rencana apa yang dapat diselesaikan dalam setiap

iterasi untuk memberikan nilai yang terukur.

c. Future-State Architecture

Kegiatan Arsitektur keadaan masa depan EA adalah inti dari seluruh

proses yang ada didalam EA itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menerjemahkan

strategi bisnis ke dalam satu set panduan deskriptif yang akan digunakan oleh

organisasi (bisnis dan TI) dalam proyek-proyek yang menerapkan perubahan

suatu organisasi kearah depan (future).

Namun, perlu dicatat bahwa ini adalah jebakan bagi banyak organisasi

yang hanya melakukan ini hanya melalui serangkaian kertas putih, tapi sebagian

lagi diabaikan oleh organisasi tersebut, sehingga perhatian seimbang ke seluruh

proses diperlukan dalam hal ini.

Future state Arsitektur (Arsitektur masa depan) menghasilkan klasifikasi

sebagai berikut:

Requirements — Mendefinisikan kebutuhan organisasi.

Principles — Memberikan panduan tingkat tinggi untuk pengambilan keputusan. Models — Ilustrasikanlah arsitektur masa depan secara lebih rinci untuk memandu yang lebih rinci pengambilan suatu keputusan.

Hal Ini adalah bagaimana Gartner datang dengan tiga wilayah

pembangunan utama (Requirements, Principles dan Models). Pekerjaan kreatif

mengembangkan konten di daerah tersebut paling baik dilakukan bersamaan

(41)

d. Develop Requirements

Hal ini selalu menjadi praktik terbaik untuk mengembangkan EA dengan

cara bisnis-driven. Ini tidak akan pernah berubah. Akibatnya, EA Model Proses

ini, seperti pendahulunya, termasuk identifikasi kebutuhan bisnis yang didorong

untuk setiap sudut pandang arsitektur dan sintesis mereka dengan arsitektur.

Sementara beberapa dependensinya masih dibiarkan di antara Requirements

tersebut, dan tidak setiap kebutuhan harus selalu diidentifikasi dalam iterasi

sebelumnya melalui proses. Misalnya, sambil memfokuskan pada ETA, tim

arsitektur mungkin telah berusaha untuk fokus pada persyaratan arsitektur teknis

yang berasal langsung dari strategi bisnis enterprise. Ini jauh terlalu besar lompatan untuk hampir semua orang. Kebanyakan EA tim akan menemukan

bahwa mereka dapat mengembangkan set jauh-lebih-kuat dan dibenarkan

persyaratan arsitektur teknis setelah pertama kebutuhan bisnis yang berasal

informasi (yang direkomendasikan) dari laporan strategi bisnis. Selanjutnya,

tindakan menghubungkan dan pelacakan persyaratan di sudut pandang mengarah

ke lebih fokus. Ingat bahwa persyaratan harus mengarahkan arsitektur dalam apa

yang mereka untuk memberikan mendukung bisnis, bukan bagaimana mereka

akan memberikan itu.

e. Develop Principles

Prinsip-prinsip konseptual arsitektur harus mencerminkan arah kolektif

dan umum dari organisasi. Prinsip-prinsip yang memandu laporan posisi yang

(42)

harus ditunjukkan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Prinsip adalah

alat manajemen yang digunakan untuk memberikan kondisi batas untuk

pengambilan keputusan oleh seseorang, karena para pemimpin tidak selalu bisa

berada di mana ketika keputusan dibuat. Sekali diterima, prinsip harus digunakan

segera untuk memandu pengambilan keputusan yang konsisten. Secara paralel,

mereka memberikan bimbingan kepada upaya pemodelan yang lebih rinci.

Prinsip harus digunakan sebagai kriteria evaluasi dalam ketiadaan model rinci

bahwa keputusan langsung membuat jauh lebih rahasia dan komprehensif.

Sebagai contoh, satu jenis arsitektur "model" adalah domain teknologi standar

konfigurasi bahwa produk-produk teknologi informasi dan cara yang mereka

konfigurasi untuk memberikan sebuah blok bangunan dapat digunakan kembali

infrastruktur teknis, seperti server aplikasi. Dengan tidak adanya standar

konfigurasi yang ditetapkan, desain teknis sebuah tim pengembangan aplikasi

untuk aplikasi harus dievaluasi untuk konsistensinya, dengan prinsip-prinsip

konseptual berurusan dengan aplikasi, informasi dan infrastruktur teknis

Tidak semua jenis prinsip niscaya diidentifikasi di jalan sebelumnya

melalui Model EA. Dasar banyak prinsip adalah industri dan praktik internal

terbaik, pendekatan yang secara konsisten telah ditunjukkan oleh berbagai

organisasi untuk mencapai hasil yang sama. Jadi sejauh mana suatu organisasi

dapat menetapkan prinsip-prinsip arsitektur di seluruh sudut pandang tergantung

pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan menerapkan praktek terbaik di

(43)

f. Develop Models

Banyak arsitektur yang mengalami kegagalan karena mereka mulai

dengan develop model telebih dahulu, daripada membentuk suatu requirement

dari bisnis dan prinsip-prinsip konseptual untuk membuat suatu pemodelan.

Tahap Develop Model dalam proses model EA merupakan suatu pendalaman

yang rinci bahwa pengembangan konten suatu domain arsitektur di setiap sudut

pandang arsitektur dalam sebuah kerangka EA. Segala sesuatu belum tentu dapat

dimodel sehingga arsitek memerlukan panduan dalam apa yang harus dimodel.

Suatu model yang cukup harus dibuat tepat pada waktunya untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. Analisis stakeholder (dari fase

"organize") dari requirements akan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang

harus diatasi. Hal ini memungkinkan fokus pada develop model yang tepat pada

waktu yang tepat dan membantu menghindari " paralysis analisis".

Seperti kita lain, prinsip-prinsip arsitektur konseptual harus

dikembangkan (minimal) sebelum model rinci. Model arsitektur konseptual

(tingkat tinggi), yang mengikuti prinsip-prinsip konseptual, sementara bukan

merupakan minimum requirements, akan memberikan petunjuk tambahan

berharga bagi pengembangan model lebih-rinci di setiap sudut pandang

arsitektur. Model akan membuat persentase kenaikan kandungan. Prinsip

cenderung cukup abadi dan statis, sementara model yang dinamis dan waktu

sensitif, dalam beberapa kasus. Oleh karena itu, jenis dan jumlah model akan

berubah. Selain itu, tergantung pada jenis model apa yang sedang dikembangkan,

ruang lingkup, tujuan, tingkat detail dan penonton akan berbeda dan meningkat

(44)

(meskipun di kedalaman terbatas) untuk membantu dalam gap analisis, analisis

dampak dan perencanaan migrasi.

g.Current-State Architecture — Documenting (Dokumentasi)

Analisis organisasi masa depan yang lengkap sebagai suatu pendorong

bagi perubahan dan untuk memastikan bahwa investasi untuk usaha mendukung

requirements strategi bisnis arsitektur saat ini. Setiap organisasi memiliki

arsitektur dasar, terlepas dari apakah itu didokumentasikan atau tidak. Jika tidak

diciptakan melalui sebuah panduan EA, maka sebagian orang akan mengatakan

bahwa Environtment saat tidak pernah dibangun dalam suatu metode arsitektur.

Memahami dan mendokumentasikan arsitektur saat ini perlu untuk melanjutkan

dengan rencana untuk menutup gap antara bagian saat ini dan masa depan.

Tujuan untuk mendokumentasikan bagian arsitektur adalah untuk:

1. Memberikan awal untuk membandingkan terhadap arsitektur kedepan

2. sebagai bantuan mengidentifikasi disfungsi, duplikasi, kompleksitas dan

dependensi

3. Memfasilitasi terus-menerus dan memperbarui dokumentasi infrastruktur

4. Menyajikan sebagai bahan referensi

Banyak program EA yang gagal untuk alasan ini. Sebagai aturan umum,

arsitektur harus dikembangkan sebelum arsitektur ini untuk sudut pandang EA

yang diberikan atau wilayah dalam pandangan (walaupun ada pengecualian

untuk aturan ini). Daftar inisiatif Arsitektur masa depan diprioritaskan dan

investasi harus menjadi pedoman bagi dilingkup latihan dokumentasi EA saat ini.

(45)

evaluasi untuk menilai penerapan dan kesesuaian produk teknologi dan standar.

Lingkup dokumentasi saat ini yang berdasarkan arsitektur masa depan

membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai aplikasi,

infrastruktur dan standar:

1. Apakah hal itu mendukung Requirents di TI masa depan?

2. Apakah hal itu konsisten dengan pada teknologi / tren teknologi pasar?

3. Apakah mereka selaras dengan prinsip-prinsip desain (design principles)?

Mengidentifikasi teknologi requirements yang tidak dipenuhi oleh

infrastruktur teknis. Hal Ini adalah yang disebut sebagai GAP.

h. Closing the GAP

GAP analisis adalah langkah dari proses EA yang dimana tahap untuk

mengidentifikasi perbedaan antara arsitektur saat ini dan requirement EA di masa

depan. Analisis Gap yang solid menggambarkan model arsitektur dan

membandingkannya dengan model spesifikasi masa kedepan yang berasal dari

proses EA. Setiap organsisi yang mengunakan EA harus menghindari untuk tidak

menggunakan GAP analisis. karena kegagalan umum untuk Organisasi TI adalah

melewatkan langkah penting dimana pada umumnya suatu organisasi tanpa GAP

anilisa pada umumnya mengulang pada kebiasaan buruk sebelumnya. Sebagai

contoh, sebuah organisasi yang telah menyelesaikan spesifikasi ESA masa depan

yang siap untuk mengajukan upaya proyek untuk menutup GAP dengan kondisi

saat ini. Alih-alih melaksanakan due diligence yang diperlukan analisis

kesenjangan tradisional pada tahap upaya EA, organisasi melewatkan analisis gap

mempertimbangkan hanya pengajuan proyek dari sumber traditional (misalnya,

(46)

mempertimbangkan transformasi bisnis melekat dalam pedoman ESA yang telah

didorong peluang. Hasilnya adalah bahwa keluaran EA menjadi "shelfware," dan

resort Organisasi TI dengan budaya proyek-driven gagal menyerap Organisasi

TI yang tidak memiliki kredibilitas bisnis. Tanpa panduan arsitektur masa

depan, Kantor tidak akan dapat proyek peta jalan untuk investasi teknologi untuk

memenuhi kemampuan bisnis dari waktu ke waktu. (Catatan bahwa ini adalah

contoh hanya Gap analisis seharusnya dilakukan pada setiap sudut pandang

arsitektur.)

Masukan beberapa kunci berikut diperlukan (meskipun tidak eksklusif)

untuk secara efektif mengidentifikasi, menganalisis dan mengusulkan

rekomendasi:

1. Requirements solusi bisnis dari visi persyaratan umum

2. prinsip-prinsip konseptual Arsitektur

3. Requirements Arsitektur EA kedepan

4. Kerangka dan Model Arsitektur Masa Depan

5. Dokumentasi arsitektur saat ini

Langkah-langkah Tahap menentukan analisis GAP untuk digunakan sebagai

masukan:

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan GAP (budaya, struktural dan

fungsional) -Pada tahap ini, perbedaan antara arsitektur saat ini dan

arsitektur target kedepan harus diidentifikasi dan diklasifikasikan harus

sesuai

2. Analisis GAP — alat yang berbeda digunakan untuk memahami

(47)

3. Develop recommendations — usulan untuk menutup GAP yang ada.

Beberapa scenario berbeda dilakukan untuk menutup hal tersebut.

4. Rekomendasi Prioritas — Ilustrasi dari interdependensi dan prioritas

yang diselesaikan untuk memenuhi rekomendasi yang digunakan untuk

menutup GAP dari daftar skenario, sebagai hal yang diperlukan.

i. Governing and Managing

Pengaturan mengacu pada proses dan struktur organisasi, bersama dengan

masukan mereka terkait dan hak keputusan, bahwa perilaku panduan perusahaan

yang diinginkan. Ada beberapa proses tata kelola potensial atau media kontak

untuk EA dengan disiplin ilmu manajemen lainnya. Namun, terkait dua hal yang

paling penting untuk mengatur struktur dan isi kerangka EA dan menghubungkan

manajemen proyek portofolio dengan EA.

Mengelola mengacu pada disiplin untuk menciptakan dan memelihara

kerangka EA.

Tujuan primer dari EA adalah untuk menanamkan prinsip dan standar dan

mendorong perilaku/kebiasaan yang diinginkan. Sebuah badan pengatur harus

dibentuk untuk membuat keputusan akhir mengenai persetujuan konten EA baru

atau diubah. Gartner mengacu pada entitas ini sebagai dewan peninjau arsitektur

(ARB)

EA tidak menjadi nyata sampai digunakan untuk membuat keputusan dalam

proyek dan pengadaan. Tanggung jawab utama kedua dari suatu ARB adalah

untuk mendefinisikan dan melakukan kepatuhan EA atau proses pengabaian

(48)

proyek berpendapat itu harus dilanjutkan dengan cara yang tidak konsisten

dengan setidaknya satu unsur yang didefinisikan kedepan. Proyek seharusnya

tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan seperti mereka sendiri.

Sebuah pengecualian harus dicari melalui proses pasti yang dikelola oleh ARB.

j. Managing

Selain membuat keputusan tentang aturan kerangka artefak EA, EA tim

inti harus mengelola EA repositori dan isinya. Pada tahap awal pengembangan

EA, repositori mungkin sistem file sederhana, memegang teks, spreadsheet dan

grafik. EA Lebih-lanjut dan rinci dapat ditangani dengan sistem

dokumen-manajemen, alat-alat pemodelan atau alat dirancang secara khusus untuk

pengembangan EA.

Mengelola mencakup pengelolaan program EA itu sendiri. Setiap iterasi

proses dapat dikelola sebagai sebuah proyek, jadi bagian ini mencakup pekerjaan

yang terkait dengan kegiatan proyek manajemen. Manajemen dari internal EA

melakukan konsultasi kepada tim proyek adalah ditujukan di sini juga.

2.3.3 Gartner Magic Quadrant

Magic Quadrant adalah alat untuk memahami posisi vendor atau layanan

penyedia. gambar di bawah (Gambar 2.7) menunjukkan contoh tipikal. Tempat

dua dimensi kerangka grafis vendor dari suatu sektor industri tertentu menjadi

matriks strategis. analis Gartner menggunakan beberapa objektif dan subjektif

kriteria untuk mengevaluasi pemasok individu, disajikan pada dua sumbu:

(49)

Gambar 2.7Magic Quadrant [3]

Parameter ini, yang dinyatakan dengan grafis, membuat empat kuadran:

Leader, Challengers, visioner dan Niche Players. Hasil analisis menunjukkan kemampuan vendor untuk menyediakan jasa sehubungan dengan pesaing, dan

apa yang diharapkan untuk masa depan. Magic Quadrant dapat dilihat sebagai

sebuah perencanaan strategis visual dengan asumsi. asumsi Strategis menunjuk

prediksi yang berkualitas tentang pembangunan masa depan industri.

a. Ability to Execute

Ability to execute merupakan kombinasi dari beberapa hal :

a. Barang/Jasa – semua yang berhubungan dengan barang/jasa yang

ditawarkan, seperti kemampuan, kualitas, fitur, keahlian, dan sebagainya

b. Tingkat Kemampuan – seperti kesehatan perusahaan, tingkat sukses,

tingkat investasi, sukses/gagalnya suatu produk dari suatu perusahaan

c. Pemasaran/Harga – kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan

(50)

d. Reaksi Pasar – kemampuan serap pasar

e. Eksekusi pemasaran – kemampuan perusahaan untuk publikasi, promosi,

mempimpin, dan sebagainya

f. Pengalaman pelanggan – berhubungan dengan kepuasan pelanggan,

dukungan, dan sebagainya

g. Operasi – kemampuan perusahaan untuk memenuhi targetnya dan

komitmen

b. Completeness of Vision

Untuk arah visi kedepan beberapa pertimbangan untuk magic quadrant

antara lain :

a. Mengerti kondisi pasar – kemampuan perusahaan untuk

mengetahui/mendengar apa yang diinginkan oleh pelanggan dan

menterjemahkannya kepada barang/jasa

b. Strategi pasar – kemampuan perusahaan untuk berkomunikasi ke dalam

dan ke luar perusahaan melalui banyak cara (spt internet, iklan, program

dan sebagainya)

c. Strategi penjualan – kemampuan memperlebar pasar, meningkatkan

ketrampilan, teknologi, jasa, dan jumlah pelanggan

d. Strategi menawarkan barang/jasa – kemampuan perusahaan untuk

menawarkan sesuatu yang berbeda mengikuti keperluan pasar

e. Model Bisnis – filosofi perusahaan dalam menawarkan produknya

f. Strategi Industri vertikal – strategi perusahaan dalam mengarahkan

sumber, ketrampilan dan penawaran untuk menjawab keperluan pasar

(51)

g. Inovasi – kemampuan untuk mengarahkan, menghubungkan, melengkapi,

dan memperkuat sumber, tenaga ahli, atau kapital untuk keperluan

investasi, konsolidasi, pertahanan, atau masa depan

h. Strategi Geografis – strategi perusahaan untuk mengarahkan semua

sumber, ketrampilan, dan penawaran ke daerah tertentu di luar tempat asal

melalui berbagai macam cara.

2.4 UML

Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah

sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami

sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem,

semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Dengan

menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi

semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-faktor

seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu

pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal

dengan sebuan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya

(proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode

(52)

a. Unified Modelling Language

(UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri

untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML

menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.

Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis

aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras,

sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman

apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam

bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun

demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam

VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan

syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna

tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah

ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh

OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented

Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun

1990 seperti kita ketahui puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah

bermunculan di dunia. Diantaranya adalah: metodologi booch, metodologi coad

metodologi OOSE, metodologi OMT metodologi shlaer-mellor, metodologi

(53)

membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru

apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan

metodologi yang berlainan.

b. Activity Diagram

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)

secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas

dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.

Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan

(54)

Tabel 2.1Simbol Activity Diagram

2.5Microsoft Visio

Microsoft Visio (atau sering disebut Visio) adalah sebuah program aplikasi

komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir

(flowchart), brainstorm, dan skema jaringan yang dirilis oleh Microsoft Corporation. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk membuat

diagram-diagramnya.

(55)

2007 yang merupakan versi terbaru. Visio 2007 Standard dan Professional

menawarkan antarmuka pengguna yang sama, tapi seri Professional menawarkan

lebih banyak pilihan template untuk pembuatan diagram yang lebih lanjut dan

juga penataan letak (layout). Selain itu, edisi Professional juga memudahkan

pengguna untuk mengoneksikan diagram-diagram buatan mereka terhadap

beberapa sumber data dan juga menampilkan informasi secara visual dengan

menggunakan grafik. [9]

Microsoft mengeluarkan beberapa versi Microsoft Visio sampai saat ini.

1. Visio 5.0

2. Visio 2000

3. Microsoft Visio 2002 (dikenal juga dengan sebutan Visio XP) 4. Microsoft Office Visio 2003

5. Microsoft 2007

2.6 Rational Rose

Rational Rose merupakan sebuah perangkat pemodelan secara visual yang

memiliki banyak kemampuan (powerfull) untuk pembentukan sistem berorientasi obyek yang menggunakan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan

bahasa pemodelan yang dapat digunakan secara luas dalam pemodelan bisnis,

pemodelan perangkat lunak dari semua fase pembentukan dan semua tipe sistem,

dan pemodelan secara umum dari berbagai pembentukan / konstruksi yang

(56)

Tutorial ini akan membahas cara pemakaian Rasional Rose dengan

mengambil sebuah kasus untuk mempermudah pemahaman. Namun demikian

tutorial ini bersifat sangat sederhana karena pemakaian perangkat lunak ini sangat

ditentukan pada system yang akan dibangun dan variasinya. Tutorial ini dapat

dianalogkan dengan kursus privat mengendarai mobil. Mobil merupakan sebuah

sarana transportasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, dalam kursus

privat hanya diajarkan bagaimana cara mengoperasikan, perpindahan gigi, gas,

rem, light sign, klakson, dsb.

Istilah-istilah yang digunakan dalam UML, bagian-bagian yang digunakan

yaitu: views, diagram, dan elemen model.

1. View. View menunjukkan perbedaan dari berbagai aspek-aspek suatu

sistem yang dimodelkan. View bukan sebuah graph, tetapi sebuah

abstraksi yang terdiri dari beberapa diagram. Hanya dengan

mendefinisikan sejumlah view, dimana setiap view menunjukkan aspek

yang berbeda dan saling terpisah dari sistem, maka gambaran sebuah

sistem secara komplit dapat dibentuk. Rational rose memiliki empat view

yaitu: Use case View, Logical

2. Diagram. Diagram merupakan graph yang menjelaskan tentang isi dari

sebuah view. UML memiliki beberapa tipe diagram yang berbeda yang

dapat digunakan untuk mengkombinasi dalam menyusun semua dari

sebuah sistem. Rational Rose 2000, memiliki delapan diagram yaitu: Use

case diagram, Sequence diagram, Collaboration diagram, Activity

Diagram, Class Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram dan

Gambar

Tabel 2.1 Simbol Activity Diagram ……………………………………………43
Gambar 1.1 Gartner Business Strategy
Gambar 2.1.  Pendekatan Evolusi Stephen Marley [6]
Gambar 2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan [6]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga, kualitas, dan promosi terhadap keputusan pembelian ponsel nokia di Purwokerto (studi pada

Sehingga saat pengemudi mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi di jalur exit ramp ruas jalan tol dengan kondisi tikungan tajam, pengemudi kehilangan kendali dan

Berdasarkan teori-teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh

Dalam konteks ini, sikap untuk sengaja memilih pendapat-pendapat yang ringan da- lam perkara ijtihadi tanpa sebarang justi fi kasi kukuh dan berpindah-pindah dari satu mazhab

untuk ekonomi Islam, berawal dari pemikiran yang bersifat pioneer hingga berlanjut pada penerapan sistem sebagai bagian dari pengembangan ekonomi bagi sumbangan Islam untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan perilaku penggunaan antibiotik pada konsumen Apotek Glagah Farma, Apotek Bapuh, dan Apotek

Gambar 1. Model Prototipe Penelitian Pada gambar 3.2 pada model prototipe penelitian ini akan dibuat hardware berupa robot beroda dan.. remote kontrol, sedangkan untuk software

rencana dan progam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam.. periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh