INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN
MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE
SKRIPSI
Oleh :
HAYU AWAL PUTRA
NPM. 0734010068
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INFORMATIKA UPN "VETERAN " JATIM MENGGUNAKAN
MODEL GARTNER ENTERPRISE ARCHITECTURE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh :
HAYU AWAL PUTRA
0734010068PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“
JAWA TIMUR
Alhamdulillah, Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas semua Rahmat,
Berkah, dan Ridho-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis berpegang pada teori serta
bimbingan dari para dosen pembimbing Skripsi, dan berbagai pihak yang banyak
membantu hingga terselesaikannya Skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu
syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan program studi Sarjana Strata Satu
(S1) di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terwujudnya Skripsi ini adalah berkat usaha, kerja keras serta dukungan
dari berbagai pihak. Dan tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis antara lain:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan FTI, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur juga selaku Dosen
Pembimbing serta Dosen Penguji pada saat Ujian Lisan.
3. Bapak Nur Cahyo Wibowo, S.kom, M.kom selaku Ketua Jurusan Studi Sistem
Informasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur berkat
bimbingan, nasehat dan tausiyah selama kuliah di UPN.
kuliah sampai wisuda.
6. Teman – teman IceTea 12 ( Adi, Chanif, Faiq, Didit, Aldo, Rizal, Novy,
Nyoman, Arif, Ghora dan Sanggra) yang sudah mewarnai hari – hariku di
lingkungan UPN ”Veteran” Jatim dan Teman – teman PowerRangers (Sisca,
Rhina, April, Lian dan Nanda) dan Teman teman TF angkatan 2007.
7. Farach Kanifah, S.Pd yang sudah memberikan motivasi dan dukungan dalam
pembuatan skripsi ini.
8. Teman – Teman UKKI , KKN kelompok 6, Himatifa, LiQomm
[Liqo_Community], OWJ 11(Optimis Wisuda Juli), Assisten Sistem Operasi
Tahun Ajaran 2010/2011 dan semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
tiada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan penulisan ini
selanjutnya. Semoga penulisan ini dapat menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
Surabaya, Juni 2011
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 2
1.3.Tujuan & Manfaat ... 2
1.4.Batasan Masalah ... 2
1.5.Metode Penelitian ... 3
1.6.Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1.Enterprise Arsitektur ...7
2.1.1.Arsitektur Secara Umum ..……….7
2.1.2.Tujuan dari manajemen Enterprise Architecture…………...8
2.1.3.Fungsi dari Enterprise Architecture………...9
2.1.4.Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur……….10
2.2.Evolusi Enterprise Arsitektur ... 10
2.2.1.Pendekatan Evolusi Stephen Marley………11
2.2.2.Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………...12
2.2.6.Pendekatan Evolusi Florian Mattes ………16
2.3.Gartner Enterprise Arsitektur ... 17
2.3.1.Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA ... 17
2.3.2.Gartner Enterprise Architecture Process: Evolution 2005 .. 20
2.3.3.Gartner Magic Quadrant ... 37
2.4.UML ... 40
2.5.Microsoft Visio………..….43
2.6.Rational Rose………..44
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI ... 47
3.1.Sejarah, Perkembangan Fakultas Teknologi Industri………48
3.1.1.Jurusan Di Fakultas Teknologi Industri………...48
3.1.2.Visi, Misi Dan Tujuan Fakultas Teknologi Industri……...49
3.2. LABORATORIUM PPTI………..50
3.2.1.Strategi Enterprise Laboratorium PPTI………52
3.2.2.Visi Laboratorium PPTI………...53
3.2.3.Misi Laboratorium PPTI………..54
3.2.4.Tujuan Laboratorium PPTI………..54
3.2.5.Teknologi Saat Ini………57
3.2.6.Proses Bisnis………61
3.2.7.Strategi Dan Kebijakan ………...75
BAB IV PERANCANGAN ARSITEKTUR ... 77
4.3.1.Develop Requirements...80
4.3.2.Develop Principles...82
4.3.3.Develop Model ... 82
4.4.Future Architechture...84
4.4.1.Arsitektur Bisnis...84
4.4.2.Arsitektur Informasi...87
4.4.3.Arsitektur Teknologi...92
4.5.Analisis GAP...107
BAB V PENUTUP ... 109
5.1.Kesimpulan...109
5.2.Saran...109
DAFTAR PUSTAKA ... 110
1. Gambar 1.1 Gartner Business Strategy ……….4
2. Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley ………....12
3. Gambar 2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman………12
4. Gambar 2.3. Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan ………...13
5. Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions ………..14
6. Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli ………...15
7. Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes………16
8. Gambar 2.7 Proses Model Gartner EA……….……….23
9. Gambar 2.7 Magic Quadrant ……….……38
10.Gambar 3.1 Skema Arsitektur Lab PPTI………..……… 58
11.Gambar 3.2 Bagan Organisasi PPTI………..……….. 63
12.Gambar 3.3 Bussiness Process Pelatihan ……….……….65
13.Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Proses Penyelenggara Pelatihan Lab PPTI ……….67
14.Gambar 3.5 Bagan Proses Bisnis Penyelenggaraan Praktikum ………….69
15.Gambar 3.6 Proses Pendaftaran dan Pengelolaan Data Praktikum Lab PPTI ……….71
16.Gambar 4.1 Activity Diagram Proses Kegiatan Praktikum………. 88
17.Gambar 4.2 Activity Diagram Proses Kegiatan Pelatihan ………..90
18.Gambar 4.3 Arsitektur Teknology ………..92
19.Gambar 4.4 Desain Jaringan Lab PPTI ………...…………94
1. Tabel 2.1 Simbol Activity Diagram ………43
2. Tabel 3.1. Spesifikasi Hardware Laboratorium PPTI ………58
3. Tabel 3.2 . Divisi Pelatihan ………..73
4. Tabel. 4.1 Mekanisme hubungan Kegiatan Praktikum Basis Data dengan Stakeholder ………...84
5. Tabel. 4.2 Mekanisme hubungan Laboratorium PPTI dengan Stakeholder ………..……….86
6. Tabel 4.3 Aplikasi Praktikum & Pendaftaran………...93
7. Tabel 4.4 Spesifikasi Jaringan Lab PPTI ………...95
8. Tabel 4.5 Analisis GAP Arsitektur Bisnis ………107
Pembimbing II : Budi Nugroho, S.Kom Penyusun : Hayu Awal Putra
ABSTRAK
Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam berbagai hal, di antaranya pendukung pengambilan keputusan, peningkatan efisiensi dan produktifitas dalam proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi tersebut.
Dalam Penelitian yang di lakukan oleh lembaga riset Gartner terkait dengan usaha untuk melakukan menajemen investasi di bidang teknologi informasi pada sebuah Organisasi, terdapat cara berpikir unik berdasarkan beberapa Enterprise Arsitektur yang ada sebelumnya. Gartner melihat bahwa suatu kebijakan investasi perusahaan sangat dominan untuk saat ini. Gartner juga menyediakan sebuah manajemen organisasi dengan pendekatan logis dalam pengembangan EA kedepan. Proses model Gartner merupakan model yang multifase, itertif dan juga non linier dalam fokus untuk perancangan arsitektur IT di masa depan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk proses evolusi dan migrasi dalam pembangunan organisasi dan manajemen IT yang ada di dalam Laboratorium PPTI.
Perancangan arsitektur ini diharapkan dapat dipakai dalam mengelola dan manejemen untuk pengembangan laboratorium PPTI di masa depan. Sehingga proses bisnis dapat sejalan dengan pengembangan infrastruktur dan sistem informasi di dalam Laboratorium PPTI tersebut.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dibarengi meluasnya perkembangan
infrastruktur Teknologi Informasi secara umum pada masyarakat luas menjadikan
peran teknologi informasi menjadi salah satu aspek penting dalam mendukung
aktifitas yang ada dalam perguruan tinggi maupun pemerintah. Kemajuan
teknologi informasi yang sangat pesat serta potensi pemanfaatannya yang sangat
luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan
informasi dalam volume yang besar secara tepat dan akurat.
Penerapan teknologi informasi pada beberapa kegiatan terutama pada
perguruan tinggi dapat mendukung penyelenggaraan kegiatan yang baik, efektif
dan efisien. Teknologi informasi memberikan dampak yang positif dalam
berbagai hal, di antaranya : pendukung pengambilan keputusan; peningkatan
efisiensi dan produktifitas.
Implementasi Teknologi Informasi di suatu organisasi sebagai
basis dalam penciptaan layanan yang berkualitas dan optimalisasi proses bisnis
Fakultas Tehnik Industri Jurusan Tehnik Informatika UPN “Veteran” Jatim,
memiliki Laboratorium PPTI (Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi)
yang dimanfaatkan untuk program pelatihan yang sesuai dengan jurusan teknik
informatika, ternyata penggunaannya belum dimaksimalkan untuk laboratorium
teknologi dan arsitektur bisnis, membuat kebutuhan dalam fungsi bisnis tidak
dapat dijalankan seperti apa yang diinginkan.
Dalam Tugas Akhir ini akan perancangan arsitektur Teknologi informasi
di laboratorium PPTI Teknik Informatika UPN "Veteran " Jatim menggunakan
model Gartner Enterprise Framework.
1.2 Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menyelaraskan antara bisnis dan teknologi informasi bagi
kebutuhan laboratorium.
b. Bagaimana Merancang Arsitektur IT di laboratorium PPTI Teknik
Informatika UPN “Veteran” Jatim dengan model Gartner Enterprise
Framework.
c. Bagaimana melakukan dokumentasi terhadap Arsitektur yang telah
dibangun.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Melakukan perancangan Arsitektur Teknologi Informasi di Laboratorium
Pengembangan & Penerapan Teknologi Informasi UPN “Veteran” Jatim. Adapun
manfaat detail yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Tugas Akhir adalah
Laboratorium PPTI mampu mengelola Infrakstuktur secara professional dan
mampu mempermudah dalam perancanaan dan pengembangan Laboratorium
PPTI
1.4 Batasan Masalah
a. Melakukan capture kondisi laboratorium PPTI saat ini.
b. Melakukan perancangan proses bisnis dengan model Gartner
Enterprise Architechture
1.5 Metodologi
Framework arsitektur enterprise tidaklah selalu komprehensif, namun secara umum bisa menjadi titik awal dalam pengembangan arsitektur enterprise. Banyak organisasi yang menganggap arsitektur sebagai diagram yang tidak
komprehensif karena tidak bisa diubah, dan salah satu framework yang digunakan adalah gartner
Gartner telah mengembangkan seperti kerangka, disebut Delapan Gedung Blok
CRM:
1. Vision — menciptakan / mencari gambaran dari apa yang ada untuk dilakukan pemetaan
2. Strategy — mengembangkan strategi untuk mengubah basis customer menjadi aset dengan memberikan proposisi nilai customer. Ini termasuk
menetapkan tujuan dan menentukan bagaimana sumber daya akan digunakan
untuk berinteraksi dengan customer.
3. Valued Customer Experience — memastikan bahwa perusahaan itu penawaran dan interaksi
terus memberikan manfaat kepada pelanggan, yang disampaikan secara konsisten
dan mencapai pasar yang diinginkan
untuk memastikan bahwa karyawan, mitra dan pemasok bekerja sama untuk
memberikan nilai kepada customer.
5. Processes - efektif mengelola customer tidak hanya proses siklus hidup (misalnya, menyambut pelanggan baru, penanganan pertanyaan dan keluhan, dan
memenangkan kembali pelanggan yang hilang), tetapi juga proses analisis dan
perencanaan yang membangun pengetahuan tentang customer.
6. Information — pengumpulan data yang benar dan routing ke tempat yang tepat.
7. Technology — mengelola data and informasi, aplikasi, infrastuktur IT and arsitektur.
8. Metrics — menngukur indikasi kebarhasilan of CRM .
Bagaimana Strategi CRM dalam meningkatkan strategi Pemasaran
Gambar 1.1Gartner Business Strategy
Pada Gambar 1.1 menjelaskan perbandingan antara Marketing Strategy
dan juga CRM dalam Gartner EA untuk vision, target dalam perencanaan
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam laporan skripsi ini, pembahasan disajikan dalam lima dengan
sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan
pembuatan skripsi ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang tinjuan pustaka yang tentang Enterprise Arsitektur, Methodology Gartner EA, Activity Diagram dan beberapa tools
yang dipakai untuk pembuatan skripsi ini.
BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN ORGANISASI
Berisi tentang Arsitektur kondisi Laboratorium PPTI saat ini mulai
dari Visi, misi dan tujuan Laboratorium saat ini, Proses bisnis dan
dan gambaran arsitektur jaringan di Laboratorium PPTI .
BAB IV PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi Tentang Arsitektur Laboratorium PPTI kedepan mulai dari
Proses bisnis dan Alur pelatihan sampai dengan arsitektur untuk
kedepan dengan menggunakan methodology Gartner EA.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis dan merupakan
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber referensi yang dipakai penulis dalam
skripsi.
LAMPIRAN
Berisi dokumen yang dipakai dalam mendukung dalam pembuatan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Enterprise Arsitektur
Enterprise Architecture adalah mekansime perangkat utama yang digunakan untuk mempersingkat waktu penilaian analisis perubahan arah rencana
strategis, dan reaksi taktis.
Enterprise Architecture terdiri dari dokumen-dokumen seperti gambar-gambar, diagram, dokumen tekstual, standar-standar atau model dan
menggunakan berbagai metode bisnis yang menjelaskan seperti apa sistem
informasi dan komunikasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan.
Untuk mengelola system yang kompleks dan menyelaraskan bisnis
dengan Teknologi Informasi Organisasi dapat menggunakan Enterprise Architecture Framework. Enterprise Architecture Framework sendiri muncul pada tahun 1980-an, yang ditemukan oleh peniliti yang bernama John Zachman.
Agar dokumen-dokumen tersebut dapat mudah dipahami dan mudah dikelola,
maka John Zachman mengusulkan agar dokumen-dokumen tersebut
dikelompok-kelompokan. Tata cara pengelompokkan dokumen-dokumen
EnterpriseArchitecture itu disebut Zachman Framework.
2.1.1 Arsitektur Secara Umum
Pada Arsitektur secara umum ada beberapa hal yang diperlukan untuk tahap
a. Penyelarasan
Memastikan kenyataan perusahaan yang diimplementasikan selaras dengan
maksud manajemen.
b. Integrasi
Mengungkapkan konsistensi penerapan aturan dalam perusahaan, bahwa data
dan penggunaannya adalah untuk selamanya, antarmuka dan aliran informasi
terstadarisasikan, koneksi dan interoperabilitas dalam perusahaan terkelola.
c. Perubahan
Memfasilitasi dan mengelola perubahan pada aspek apapun di perusahaan.
d. Time to Market
Mengurangi pengembangan sistem, pembangkitan aplikasi, modernisasi
timeframe, dan kebutuhan sumber daya.
e. Konvergensi
Mengarahkan agar portofolio produk standar TI terkandung dalam Technical
Reference Model (TRM)
2.1.2 Tujuan dari manajemen Enterprise Arsitektur :
Dalam perancangan sebuah Enterprise Arsitektur mempunyai tujuan dalam hal manajemenen organisasi antara lain :
a. Strategi dan orientasi Bisnis
Merupakan enabler yang menyediakan model bisnis yang baru dengan memperhatikan pengaruh Teknologi Informasi terhadap bisnis.
Terhadap perubahan organisasi, berorganisasi, dan pertumbuhan dalam
pasar, bisnis, dan teknologi yang dinamis, yang berkelanjutan dengan
prinsip dan struktur arsitektur yang terus berlaku.
c. Efisiensi dan Efektif
Strategi berbasis arsitektur dengan berorientasi sukses untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan I & C dengan pengaruh yang
kuat dan menjamin pemenuhanan standar.
d. Transparansi dan Komunikasi
Melibatkan sejumlah orang dengan komposisi yang berbeda dari
manajemen hingga ke pakar Teknologi Informasi
2.1.3 Fungsi dari EnterpriseArchitecture :
Beberapa fungsi dari Enterprise arsitektur
a. Menjabarkan hubungan / kaitan antara tujuan organisasi dengan sistem
informasi dan komunikasi.
b. Mendukung pengambilan keputusan investasi.
c. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
aktivitas operasi organisasi sekaligus upaya mengurangi redudansi antara
sistem informasi dan komunikasi, menggunakan kembali informasi dan
komponen software, pemilihan solusi dan teknologi baru secara efektif.
d. Meningkatkan kemampuan integrasi data antar bagian dalam organisasi :
1. Pengembangan standar-standar dalam sistem informasi dan
komunikasi.
2.1.4 Keuntungan dan Fungsi Enterprise Arsitektur
Dalam implementasi Enterprise Arsitektur akan mendapat beberapa keuntungan antara lain :
1. Dapat menangkap fakta tentang misi, fungsi, dan landasan bisnis dalam
bentuk yang dipahami untuk mendukung perencanaan dan pengambilan
keputusan yang baik.
2. Dapat memperbaiki komunikasi di antara organisasi TI dan bisnis dalam
perusahaan menggunakan kosa kata standar.
3. Fokus pada penggunaan strategi dari teknologi untuk pengelolaan informasi
perusahaan yang baik dan meningkatkan konsistensi, akurasi, tepat waktu,
integritas, kualitas, ketersedian, akses, dan berbagi informasi pengelolaan TI
di perusahaan.
4. Mencapai skala ekonomi dengan menyediakan mekanisme berbagi layanan di
seluruh bagian perusahaan.
5. Mempercepat integrasi sistem yang eksis, migrasi, dan yang baru.
6. Memastikan pemenuhan hukum dan regulasi.
1.2Evolusi Enterprise Arsitektur
Sering terjadinya perbedaan pendapat dari karakteristik framework, membuat framework harus disusun secara terstruktur. Oleh karena itu, penulis akan menunjukkan pengelompokkan evolusi framework arsitektur enterprise, eksplorasi tentang pendekatan evolusi framework dan membandingkannya, dan merancang bagan evolusi yang bertujuan menyempurnakan pendekatan yang
Dari eksplorasi yang dilakukan, belum ditemukan upaya untuk
memetakan evolusi framework arsitektur enterprise secara komprehensif, penulis mendapatkan beberapa pendekatan tentang evolusi framework arsitektur enterprise melalui buku dan website. Pendekatan evolusi ini tidak berfokus pada masalah evolusi framework yang menyertakan langkah – langkah dan metodologi untuk pengembangan evolusi mereka, namun membuat sebuah bagan evolusi
untuk mendukung penjelasan dari tulisan atau presentasi.
Pendekatan evolusi ini memiliki banyak nama, yang disesuaikan dengan
kebutuhan terhadap jalinan evolusi framework ini, hanya beberapa yang secara eksplisit menyatakan bahwa ini adalah pendekatan tentang evolusi. Istilah yang
digunakan adalah gambaran evolusi (Marley, 2003), timeline (Session, 2007),
sejarah (Schekkerman, 2004), hubungan antara model framework (Minoli, 2008), dan perkembangan framework arsitektur enterprise (Matthes, 2009). Beberapa pendekatan evolusi memberikan referensi baru tentang framework arsitektur enterprise yang belum teridentifikasi sebelumnya.
2.2.1 Pendekatan Evolusi Stephen Marley
Sumber pertama dari slide Stephen Marley. Marley menggunakan bagan
yang menunjukkan keterkaitan beberapa framework. Gambar 2.1 menunjukkan bagan Marley yang terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan, panduan yang menjadi dasar framework. Marley tidak memberi nama untuk bagannya, hanya digunakan untuk memperjelas keterkaitan antara
Gambar 2.1. Pendekatan Evolusi Stephen Marley [6]
Pada Gambar 2.1 merupakn gambar evolusi dan dapat diketahui pada
bagan ini muncul framework POSIX, army enterprise architecture guidance, dan NIST enterprisearchitecture yang belum teridentifikasi sebelumnya.
2.2.2 Pendekatan Evolusi Jaap Schekkerman
Jaap Schekkerman membuat sebuah bagan yang diberi judul “sejarah
framework arsitektur enterprise” (Schekkerman, 2004).
Pada Gambar 2.3 ini kemudian digunakan untuk memperjelas hubungan
14 buah framework yang diperbandingkan dalam bukunya. Seperti Marley, bagan evolusi Schekkerman terdiri dari nama framework, tahun framework, jenis hubungan (referensi, pengembangan), namun tidak dimasukkan panduan yang
mempengaruhi atau menjadi dasar framework. framework yang baru diperkenalkan adalah XAF 2003, dan UVA model 1994. Pada bagian bawah
bagan ditampilkan sebuah timeline untuk petunjuk waktu framework.
2.2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan
Paula J.Hagan membuat bagan pendekatan evolusi yang diberi judul
“Perkembangan utama dalam sejarah arsitektur enterprise” (Hagan, 2004 ).
Gambar 2.3 Pendekatan Evolusi Paula J.Hagan [6]
Dalam gambar 2.3 Dalam bagannya Hagan menunjukkan beberapa evolusi bukan
enterprise. Framework yang dibahas oleh Hagan Terdiri dari 5 framework yakni Zachman, TOGAF, C4ISR, DodAF, FEAF dan TEAF. Pada Gambar 2.3 dapat
dilihat Hagan juga menyertakan timeline sebagai penunjuk tahun dengan rentang
5 tahun untuk menunjukkan evolusi dari framework-nya.
2.2.4 Pendekatan Evolusi Roger Sessions
Sessions menambahkan framework Gartner kedalam daftar framework, Sessions hanya mengidentifikasi 5 framework saja, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4
Gambar 2.4. Pendekatan Evolusi roger Sessions [6]
Pada tahun 2007 Roger Sessions membuat bagan dengan judul “Timeline Arsitechture Enterprise” (Sessions, 2007). Seperti pendekatan sebelumnya Sessions juga memberikan timeline untuk penunjuk tahun terjadi pengembangan dan selain melibatkan framework, juga menambahkan perubahan politik dengan pengeluaran aturan Clinger / Cohen Bill, dan penunjukkan status dari
2.2.5 Pendekatan Evolusi Daniel Minoli
Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.5 dibawah ini.
Gambar 2.5. Pendekatan Evolusi Daniel Minoli [6]
Daniel Minoli dalam bukunya enterprise architecture A to Z (Minoli, 2008) menggambarkan sebuah bagan yang diberi judul “hubungan antara model
2.2.6 Pendekatan Evolusi Florian Mattes
Salah satu pendapat tentang Evolusi Enterprise adalah Florian Mattes. Tahap evolusi Florian Mattes gambarkan pada gambar 2.6 dibawah ini.
Gambar 2.6. Pendekatan Evolusi Florian Mattes [6]
Florian Mattes menunjukkan sebuah bagan perkembangan framework arsitektur enterprise dalam slide powerpointnya (Mattes, 2009) tentang pendekatan berbasis pola untuk manajemen arsitektur enterprise. Mattes menyertakan tahun, versi beberapa framework, menyertakan timeline, status dari framework, dan jenis pengembangan atau referensi (Mattes menyebutnya dengan istilah superseded by dan influenced). Mattes juga menambahkan beberapa
2.3 Gartner Enterprise Arsitektur
Gartner Enterprise Arsitektur merupakan penyempurnaan dari beberapa metode enterprise arsitektur yang sudah ada sebelumnnya. Gartner berbeda dengan arsitektur sebelumnya. Taxonomy seperti metode zachman, proses seperti TOGAF dan struktur metode seperti FEA. Jadi secara umum gartner
penyempurnaan daripada ketiga metode tersebut (Roger,2007) .
2.3.1 Dasar Kerangka Berpikir Gartner EA
Ada sebuah kerangka konseptual menarik yang diperkenalkan oleh Lembaga
Riset Gartner terkait dengan manajemen investasi teknologi informasi di sebuah
perusahaan. Gartner melihat bahwa kebijakan investasi di sebuah perusahaan
adalah merupakan bagian dari prinsip governance yang harus diterapkan – dalam
hal ini adalah bagaimana perencanaan dan pengembangan teknologi informasi
benar-benar dilakukan untuk mendukung tercapainya obyektif bisnis dengan
menjunjung tinggi aspek akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi.
Sehubungan dengan hal tersebut, perencanaan sebuah investasi teknologi
informasi harus sejalan atau align dengan strategi bisnis terkait. Untuk keperluan
tersebut, Gartner menawarkan sebuah konsep governance yang diberi nama
”Gartner’s Integrated Planning Suite” (Kumagai, 2002).
Dalam kerangka ini, ada empat aspek yang saling terkait satu dengan
lainnya sehubungan dengan prinsip governance yang ingin ditegakkan, dimana
a. Strategic Planning dari perusahaan yang biasa dikemukakan secara gamblang
dalam rencana bisnis korporat (business plan) merupakan hal yang men-drive
disusunnya sebuah rencana investasi teknologi informasi. Dengan memahami
visi, misi, obyektif, dan ukuran kinerja dari perusahaan yang bersangkutan,
akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai peranan dan teknologi
informasi seperti apa yang harus dibangun oleh perusahaan tersebut. Untuk
itulah perlu dialokasikan sejumlah dana untuk mengembangkan teknologi
informasi tersebut dalam durasi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang. Detail dari rencana tersebut biasanya dijelaskan secara mendalam
dalam dokumen Rencana Induk Teknologi Informasi atau IT Masterplan atau
Information Technology Strategic Planning yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Strategic Corporate Planning (Perencanaan Strategis
Korporat).
b. Mengingat bahwa pengembangan teknologi informasi perusahaan akan
dibangun secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh
selesai dibangun, maka manajemen investasi teknologi informasi tersebut
harus dikembangkan berdasarkan arsitektur teknologi informasi yang
diadopsi perusahaan atau yang diistilahkan Gartner sebagai Enterprise Architecture. Sebuah arsitektur yang baik akan memperlihatkan keseluruhan komponen dan hubungan keterkaitan satu dengan lainnya yang membentuk
sebuah sistem teknologi informasi korporat. Diperlihatkan pula dalam
arsitektur tersebut bagaimana filosofis pembangunan sistem secara ”rumah
tumbuh” akan dikembangkan oleh perusahaan, sesuai dengan kekuatan dan
c. Karena begitu banyaknya komponen dalam arsitektur teknologi informasi
yang harus dibangun – yang terbagi menjadi sejumlah kategori seperti
perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, dan basis data), perangkat keras
(komputer, jaringan, dan infrastruktur), dan perangkat manusia (user dan
kebijakan) – maka diperlukan suatu pendekatan manajemen portofolio atau
Portfolio Performance Management agar terjadi optimalisasi proses
pengembangan. Konsep portofolio yang dikembangkan tersebut berakar dari
beranekaragamnya perspektif atau pandangan mengenai nature dari teknologi
informasi yang ingin dibangun, seperti dilihat dari segi: prioritas, fungsi,
utilisasi, kebutuhan, demografi, stakeholder, karakteristik sumber daya, aspek
perencanaan, dan lain sebagainya.
d. Dalam perkembangannya, keputusan yang diambil berdasarkan prinsip
manajemen portofolio ini akan diukur kinerjanya, terutama terkait dengan
bagaimana keputusan penerapan teknologi informasi tersebut akan
berpengaruh terhadap kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan. Oleh
karena itulah dikatakan bahwa manajemen portofolio tersebut akan
mempengaruhi strategic planning yang disusun.
Perlu diketahui bahwa Gartner mengembangkan konsep berfikir dalam
kerangka tersebut karena dilatarbelakangi oleh hasil riset yang dilakukannya pada
tahun 2002, dimana didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Perusahaan yang dapat mengintegrasikan rencana bisnis organisasi dengan
memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada perusahaan yang gagal
melakukan integrasi tersebut;
b. Perusahaan yang memiliki arsitektur teknologi informasi yang jelas
(enterprise information technology architecture) akan mampu memperbaiki kinerja operasionalnya 30% lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain
yang tidak memilikinya – terutama berkaitan dengan tuntutan perubahan
karena lingkungan eksternal yang dimanis dari waktu ke waktu.
c. Perusahaan yang menerapkan prinsip manajemen portofolio dalam beragam
proyek teknologi informasinya berhasil melakukan penghematan 10-30%
terhadap pengeluaran dari masing-masing proyek yang dilakukan
(kebanyakan karena adanya pengurangan aktivitas alokasi sumber daya yang
redudansi).
Dengan kata lain, keberadaan aspek strategic planning, enterprise architecture, dan portfolio performance management merupakan kunci penting yang harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam melakukan strategi
pengelolaan investasi teknologi informasi di sebuah perusahaan.
2.3.2 Gartner EnterpriseArchitecture Process: Evolution 2005
Model Enterprise architecture yang dijelaskan dalam penelitian ini merupakan dasar/pondasi dimana penelitian Gartner EA digambarkan.
Arsitek (dan banyak lainnya) cenderung berpikir secara visual, jadi
hal ini memberikan dasar visual untuk berpikir tentang Proses yang berhasil
Selain strategi bisnis, EA secara umum disusun berdasarkan Solusi TI:
a. Model acuan bagi rancangan arsitektur, misalnya berupa pola solusi best
practices.
b. Model acuan dipilih berdasarkan ketepatannya untuk mendukung pencapaian
tujuan strategis suatu organisasi.
c. Juga mempertimbangkan kondisi TI organisasi saat ini, tren teknologi, dan
ketentuan perundangan (regulasi).
Kunci Utama Dari Gartner EA
1. Keberhasilan program EA merupakan sebuah proses yang terfokus. Sebuah
proses mengatur apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana
langkah-langkah yang berhubungan satu sama lain.
2. Sebuah proses EA dan kerangka EA tidak saling eksklusif. Suatu kerangka
EA adalah taksonomi untuk mengatur sebuah kerangka arsitektur.
3. Pendekatan dengan bottom-up untuk EA jarang berhasil secara
berkelanjutan. Organisasi harus kembali ke strategi bisnis. Hal itu paling
baik untuk dimulai dari hal tersebut kemudian memetakan detail teknik yang
bisa dilakukan.
Organisasi – organisasi akan semakin menggunakan proses disiplin dari
gartner EA sebagai kunci disiplin untuk organisasi mereka, EA akan digunakan
untuk mengurangi risiko dan mempercepat perubahan rancana bisnis dari
organisasi tersebut.
a. Alasan suatu Model Proses EA Apakah Diperlukan
EA adalah sebuah disiplin proses yang dilakukan dengan baik, dan hal itu
untuk mengarahkan investasi, seperti strategi bisnis yang dipilih dan yang akan
direalisasikan. Proses EA menjadi jembatan kesenjangan (GAP) antara strategi
bisnis dan implementasi teknologi
Suatu Organisasi High-performing (memiliki performa yang besar)
merupakan serangkaian dari proses-disiplin. Pada waktunya, setiap proses
dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi harus
didefinisikan / didokumentasikan.
Proses Model Gartner EA telah disintesis dari praktek penelitian terbaik
untuk mendokumentasikan proses EA dalam bentuk high level model (model
tingkat tinggi).
b. Revisi Pada Proses Model Gartner EA
` “So far, I have written about three different methodologies that come
together under the banner of enterprise architectures. This last methodology is a little different. It isn't a taxonomy (like Zachman), a process (like TOGAF), or a
complete methodology (like FEA). Instead, it is what I define as a practice. It is
the enterprise-architecture practice of one of the best known IT research and consulting organizations in the world: Gartner (Roger, 2007). “
Proses Model Gartner EA bagi organisasi merupakan suatu metode pendekatan
logis untuk mengembangkan model EA. Ini adalah model yang multifase,
iteratif dan nonlinier, yang difokuskan pada pengembangan proses EA, evolusi
dan migrasi dan pembangunan , subproses dan manajemen sebuah organisasi.
Ini merupakan karakteristik kunci dan sebuah praktek terbaik tentang bagaimana
suatu organisasi yang berhasil telah dikembangkan dan dipelihara dari proses EA
.
Gartner Riset telah meningkatkan pengetahuan penelitian terapan dengan
setiap paparan masalah EA klien dari Gartner telah mengarah pada pendekatan
yang konsisten di luar lingkup asli Proses Model EA yang telah dikembangkan
pada tahun 1996. Dalam penelitian pertama, Proses Model EA yang awalnya
hanya ditujukan hanya pada arsitektur teknis. Arsitektur bisnis Enterprise telah mengambil suatu proses disiplin di luar lingkup arsitektur TI itu sendiri.
Memang, pada proses EA telah menjadi mekanisme utama untuk membangun
suatu relasi yang permanen antara kelompok staf bisnis dan TI pada tingkat
beberapa organisasi yang ada.
Dasar aliran Proses Model EA adalah siklus yang umum dan mendasar,
dan diterapkan untuk banyak model seperti - Arsitektur masa depan vs
Arsitektur saat ini, yang diikuti dengan GAP analisis diantara kedua arsitektur
tersebut, dan juga sebuah manajemen portofolio, yang diperoleh dari GAP
analisis dan rekomendasi yang ada. Gartner EA seperti yang terdapat pada
Gambar 2.7 dibawah ini :
Beberapa macam tahap – tahap dalam perancangan arsitektur pada
Gartner EA seperti pada gambar 2.7 diatas
a. Environmental Trends
Suatu organisasi yang berada pada kondisi lingkungan tertentu sehingga
berefek pada Organisasi kedepan. Sebagai contoh kondisi itu antara lain :
1. Iklim ekonomi
2. Permintaan pasar
3. Regulasi(peraturan) dan aturan hukum
4. Geografi
5. Kondisi politik
6. Kebudayaan
7. Buruh
8. Teknologi
Tren ini jelas mempengaruhi kondisi lingkungan strategi bisnis, dimana EA
berikutnya, dan hasil pengembangan, pengadaan dan operasi. Tren Lingkungan
sering tersirat atau yang disertakan secara tersembunyi dengan strategi bisnis
yang ada. Namun, kecenderungan ini harus disebut secara eksplisit.
Strategi Bisnis dapat mencakup tindakan bahwa perubahan kondisi
lingkungan. Namun, strategi sering berlawanan dengan kendala lingkungan.
Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang relevan sebagai masukan kepada
strategi bisnis dan masa depan bagian perkembangan EA. Diikuti dengan
perubahan perkiraan untuk taktik/strategis dan perencanaan strategis keedepan.
Salah satu jenis tren yaitu tren teknologi merupakan salah satu tren didalam
EA yang harus dikelompokkan sendiri secara eksplisit. Sebuah dokumen tren
teknologi dapat diciptakan dan diperbarui setidaknya setiap tahun untuk
dikirimkan kepada senior IT dan manager bisnis untuk memberikan informasi
kepada mereka yang relevan tentang bagiamana tren makro teknologi dapat
mempunyai dampak yang berpotensial untuk untuk sebuah organisasi /
perusahaan (enterprise).
b.
Business Strategy (Strategy Bisnis)Banyak organisasi menghadapi tantangan yang kompleks dan berat dalam
menilai dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi bisnis pada tingkat (operasional) yang lebih rinci. Dasar untuk legitimasi
eksekutif senior dan kredibilitas didasarkan pada kemampuan dan kemauan untuk
mengartikulasikan dan berbagi misi, strategi dan tujuan perusahaan. Ketika niat
dan tindakan tidak sama , mak sebuah "GAP" terbentuk, yang menghasilkan
vakum konteks bisnis organisasi tersebut.Dan pada akhirnya memiliki dampak
yang mendalam terhadap risiko / perilaku penghargaan karyawan organisasi itu
sendiri, menghambat pengambilan keputusan yang efektif, dan mengikis
kepercayaan diri dan loyalitas.
Jika perusahaan/organisasi sudah berhasil menjembatani kekosongan proses
bisnis tersebut di atas, maka mekanisme harus dikerahkan untuk
mengartikulasikan dampak dari strategi perusahaan. Penulis menegaskan bahwa
mekanisme ini adalah EA. Di beberapa waktu, tantangan terbesar perusahaan
dan mengartikulasikan perubahan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi
pada tingkat yang lebih rinci. Sedangkan maksud dari arsitektur adalah untuk
mengartikulasikan efek pada tingkat yang lebih rinci pada area yang berbeda,
proses EA tergantung pada beberapa jumlah usaha visi di tingkat perusahaan.
Salah satu poin penting untuk dicatat adalah bahwa EA, sementara tergantung
pada strategi bisnis, adalah berkembangnya strategi bisnis seperti itu berkembang
menjadi proses yang lebih matang dalam pelaksanaannya. EA memungkinkan
strategi bisnis dengan menyediakan satu set model yang menggambarkan
keadaan bisnis, informasi dan arsitektur teknologi dalam perusahaan, sehingga
lebih mudah untuk melakukan analisis dampak dan skenario. Hasil dari paradoks
ini adalah bahwa upaya awal pada strategi bisnis akan lebih rumit dan memakan
waktu karena kurangnya bantuan pemodelan
Manajemen senior perusahaan dan line-of-business (LOB) harus menyediakan tim EA dengan visi yang jelas untuk perusahaan/ organisasi
kedepan. Kurangnya visi formal, yang diartikulasikan dan jelas akan terwujud
dalam kerangka arsitektur yang dihasilkan sebagai GAP dalam konteks bisnis.
Meskipun tidak realistis untuk mengharapkan manajemen perusahaan dan LOB
senior untuk memiliki pandangan yang sepenuhnya akurat masa depan, latihan ini
dimaksudkan untuk menciptakan sebuah forum dari percakapan strategis antara
eksekutif senior. Tujuan forum ini adalah untuk membahas dan menyelesaikan
masalah yang menghambat visi yang jelas dan menangkap strategi bisnis yang
dijalankan saat itu. Dengan terlibat dalam bisnis visi, eksekutif senior dapat
mereka di bisnis, sehingga penyatuan beberapa kelompok orang berbakat
berusaha menuju tujuan bersama.
Enterprise dapat terlibat dalam berbagai jenis bisnis strategis visi. Salah satu tujuan dari strategi bisnis adalah keseimbangan antara strategi jangka panjang
(perencanaan strategis tradisional) dan strategi untuk dicapai sebagai hasil dari
peluang jangka pendek. Perbedaan utama mengenai dua jenis strategi adalah
waktu. Sementara semua orang akan berusaha untuk mencapai strategi mereka
secepat mungkin, perencanaan strategis tradisional mencakup suatu perencanaan
dengan lebih lama (18 sampai 36 bulan) bagi sebagian besar perusahaan dari
jangka pendek, perencanaan inovasi digital. Setiap organisasi harus menentukan
kesempatan untuk mengejar dalam jangka pendek sementara menilai dampak
terhadap rencana jangka panjang dan, jika perlu, menyesuaikan strategi bisnis
mereka.
EA dalam hal ini dapat mempengaruhi dan mendukung keputusan investasi
dan perubahan organisasi secara luas. Program EA yang benar sumber daya dan
baik yang dikelola adalah penting untuk mencapai dan mengkomunikasikan
manfaat yang dijanjikan. Upaya arsitektur harus benar mencakup sumber daya
dan dijalankan, dan tujuan dan prestasi harus dikomunikasikan secara efektif.
Sedangkan pengembangan kerangka EA, seperti prinsip-prinsip, model dan
standar, biasanya mendapatkan perhatian besar, ini EA berisiko jatuh ke dalam
tidak digunakan, jika upaya arsitektur tidak diatur dengan benar dan
berkelanjutan.
Tahap dalam proses tersebut mungkin tampak upaya satu kali pada awal
setidaknya sebagian tahap harus diulang di bawah beberapa kondisi. Proses EA
harus dilakukan dengan cara iteratif. Dengan demikian, setiap iterasi kebutuhan
beberapa bagian dari upaya organisasi untuk dilakukan. Selain itu, perubahan
dalam kepemimpinan atau perubahan organisasi yang signifikan dapat
memotivasi kebutuhan untuk menata kembali program arsitektur.
Kegiatan dalam tahap proses arsitektur meliputi:
1. Melingkupi program EA dan iterasi berikutnya daripadanya dalam hal
luas dan kedalaman, yang dikenal sebagai mendefinisikan apa yang
dimaksud dengan "Enterprise"
2. Mendapatkan sponsor eksekutif dan dukungan (support)
3. Melakukan analisis stakeholder
4. Mengidentifikasi pemimpin EA atau kepala arsitek
5. Membangun "tim EA," yang akan memiliki dan memfasilitasi proses EA
dan menetapkan peran dan tanggung jawab masing – masing
6. Menilai kesiapan organisasi dan kedewasaan EA
7. Mengembangkan rencana komunikasi awal, mengkomunikasikan peran
EA dan pengaturan harapan individu yang berpartisipasi dalam proses EA
8. Menetapkan rencana untuk menyiapkan mekanisme tata kelola EA
9. Mendefinisikan ukuran keberhasilan untuk mengartikulasikan nilai
disampaikan
Sebuah batas waktu untuk setiap iterasi melalui EA Model Proses harus
ditetapkan pada awal iterasi itu. Ini seharusnya tidak lebih dari satu anggaran
pragmatis tentang bagian dari rencana apa yang dapat diselesaikan dalam setiap
iterasi untuk memberikan nilai yang terukur.
c. Future-State Architecture
Kegiatan Arsitektur keadaan masa depan EA adalah inti dari seluruh
proses yang ada didalam EA itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menerjemahkan
strategi bisnis ke dalam satu set panduan deskriptif yang akan digunakan oleh
organisasi (bisnis dan TI) dalam proyek-proyek yang menerapkan perubahan
suatu organisasi kearah depan (future).
Namun, perlu dicatat bahwa ini adalah jebakan bagi banyak organisasi
yang hanya melakukan ini hanya melalui serangkaian kertas putih, tapi sebagian
lagi diabaikan oleh organisasi tersebut, sehingga perhatian seimbang ke seluruh
proses diperlukan dalam hal ini.
Future state Arsitektur (Arsitektur masa depan) menghasilkan klasifikasi
sebagai berikut:
Requirements — Mendefinisikan kebutuhan organisasi.
Principles — Memberikan panduan tingkat tinggi untuk pengambilan keputusan. Models — Ilustrasikanlah arsitektur masa depan secara lebih rinci untuk memandu yang lebih rinci pengambilan suatu keputusan.
Hal Ini adalah bagaimana Gartner datang dengan tiga wilayah
pembangunan utama (Requirements, Principles dan Models). Pekerjaan kreatif
mengembangkan konten di daerah tersebut paling baik dilakukan bersamaan
d. Develop Requirements
Hal ini selalu menjadi praktik terbaik untuk mengembangkan EA dengan
cara bisnis-driven. Ini tidak akan pernah berubah. Akibatnya, EA Model Proses
ini, seperti pendahulunya, termasuk identifikasi kebutuhan bisnis yang didorong
untuk setiap sudut pandang arsitektur dan sintesis mereka dengan arsitektur.
Sementara beberapa dependensinya masih dibiarkan di antara Requirements
tersebut, dan tidak setiap kebutuhan harus selalu diidentifikasi dalam iterasi
sebelumnya melalui proses. Misalnya, sambil memfokuskan pada ETA, tim
arsitektur mungkin telah berusaha untuk fokus pada persyaratan arsitektur teknis
yang berasal langsung dari strategi bisnis enterprise. Ini jauh terlalu besar lompatan untuk hampir semua orang. Kebanyakan EA tim akan menemukan
bahwa mereka dapat mengembangkan set jauh-lebih-kuat dan dibenarkan
persyaratan arsitektur teknis setelah pertama kebutuhan bisnis yang berasal
informasi (yang direkomendasikan) dari laporan strategi bisnis. Selanjutnya,
tindakan menghubungkan dan pelacakan persyaratan di sudut pandang mengarah
ke lebih fokus. Ingat bahwa persyaratan harus mengarahkan arsitektur dalam apa
yang mereka untuk memberikan mendukung bisnis, bukan bagaimana mereka
akan memberikan itu.
e. Develop Principles
Prinsip-prinsip konseptual arsitektur harus mencerminkan arah kolektif
dan umum dari organisasi. Prinsip-prinsip yang memandu laporan posisi yang
harus ditunjukkan oleh perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Prinsip adalah
alat manajemen yang digunakan untuk memberikan kondisi batas untuk
pengambilan keputusan oleh seseorang, karena para pemimpin tidak selalu bisa
berada di mana ketika keputusan dibuat. Sekali diterima, prinsip harus digunakan
segera untuk memandu pengambilan keputusan yang konsisten. Secara paralel,
mereka memberikan bimbingan kepada upaya pemodelan yang lebih rinci.
Prinsip harus digunakan sebagai kriteria evaluasi dalam ketiadaan model rinci
bahwa keputusan langsung membuat jauh lebih rahasia dan komprehensif.
Sebagai contoh, satu jenis arsitektur "model" adalah domain teknologi standar
konfigurasi bahwa produk-produk teknologi informasi dan cara yang mereka
konfigurasi untuk memberikan sebuah blok bangunan dapat digunakan kembali
infrastruktur teknis, seperti server aplikasi. Dengan tidak adanya standar
konfigurasi yang ditetapkan, desain teknis sebuah tim pengembangan aplikasi
untuk aplikasi harus dievaluasi untuk konsistensinya, dengan prinsip-prinsip
konseptual berurusan dengan aplikasi, informasi dan infrastruktur teknis
Tidak semua jenis prinsip niscaya diidentifikasi di jalan sebelumnya
melalui Model EA. Dasar banyak prinsip adalah industri dan praktik internal
terbaik, pendekatan yang secara konsisten telah ditunjukkan oleh berbagai
organisasi untuk mencapai hasil yang sama. Jadi sejauh mana suatu organisasi
dapat menetapkan prinsip-prinsip arsitektur di seluruh sudut pandang tergantung
pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan menerapkan praktek terbaik di
f. Develop Models
Banyak arsitektur yang mengalami kegagalan karena mereka mulai
dengan develop model telebih dahulu, daripada membentuk suatu requirement
dari bisnis dan prinsip-prinsip konseptual untuk membuat suatu pemodelan.
Tahap Develop Model dalam proses model EA merupakan suatu pendalaman
yang rinci bahwa pengembangan konten suatu domain arsitektur di setiap sudut
pandang arsitektur dalam sebuah kerangka EA. Segala sesuatu belum tentu dapat
dimodel sehingga arsitek memerlukan panduan dalam apa yang harus dimodel.
Suatu model yang cukup harus dibuat tepat pada waktunya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. Analisis stakeholder (dari fase
"organize") dari requirements akan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang
harus diatasi. Hal ini memungkinkan fokus pada develop model yang tepat pada
waktu yang tepat dan membantu menghindari " paralysis analisis".
Seperti kita lain, prinsip-prinsip arsitektur konseptual harus
dikembangkan (minimal) sebelum model rinci. Model arsitektur konseptual
(tingkat tinggi), yang mengikuti prinsip-prinsip konseptual, sementara bukan
merupakan minimum requirements, akan memberikan petunjuk tambahan
berharga bagi pengembangan model lebih-rinci di setiap sudut pandang
arsitektur. Model akan membuat persentase kenaikan kandungan. Prinsip
cenderung cukup abadi dan statis, sementara model yang dinamis dan waktu
sensitif, dalam beberapa kasus. Oleh karena itu, jenis dan jumlah model akan
berubah. Selain itu, tergantung pada jenis model apa yang sedang dikembangkan,
ruang lingkup, tujuan, tingkat detail dan penonton akan berbeda dan meningkat
(meskipun di kedalaman terbatas) untuk membantu dalam gap analisis, analisis
dampak dan perencanaan migrasi.
g.Current-State Architecture — Documenting (Dokumentasi)
Analisis organisasi masa depan yang lengkap sebagai suatu pendorong
bagi perubahan dan untuk memastikan bahwa investasi untuk usaha mendukung
requirements strategi bisnis arsitektur saat ini. Setiap organisasi memiliki
arsitektur dasar, terlepas dari apakah itu didokumentasikan atau tidak. Jika tidak
diciptakan melalui sebuah panduan EA, maka sebagian orang akan mengatakan
bahwa Environtment saat tidak pernah dibangun dalam suatu metode arsitektur.
Memahami dan mendokumentasikan arsitektur saat ini perlu untuk melanjutkan
dengan rencana untuk menutup gap antara bagian saat ini dan masa depan.
Tujuan untuk mendokumentasikan bagian arsitektur adalah untuk:
1. Memberikan awal untuk membandingkan terhadap arsitektur kedepan
2. sebagai bantuan mengidentifikasi disfungsi, duplikasi, kompleksitas dan
dependensi
3. Memfasilitasi terus-menerus dan memperbarui dokumentasi infrastruktur
4. Menyajikan sebagai bahan referensi
Banyak program EA yang gagal untuk alasan ini. Sebagai aturan umum,
arsitektur harus dikembangkan sebelum arsitektur ini untuk sudut pandang EA
yang diberikan atau wilayah dalam pandangan (walaupun ada pengecualian
untuk aturan ini). Daftar inisiatif Arsitektur masa depan diprioritaskan dan
investasi harus menjadi pedoman bagi dilingkup latihan dokumentasi EA saat ini.
evaluasi untuk menilai penerapan dan kesesuaian produk teknologi dan standar.
Lingkup dokumentasi saat ini yang berdasarkan arsitektur masa depan
membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut mengenai aplikasi,
infrastruktur dan standar:
1. Apakah hal itu mendukung Requirents di TI masa depan?
2. Apakah hal itu konsisten dengan pada teknologi / tren teknologi pasar?
3. Apakah mereka selaras dengan prinsip-prinsip desain (design principles)?
Mengidentifikasi teknologi requirements yang tidak dipenuhi oleh
infrastruktur teknis. Hal Ini adalah yang disebut sebagai GAP.
h. Closing the GAP
GAP analisis adalah langkah dari proses EA yang dimana tahap untuk
mengidentifikasi perbedaan antara arsitektur saat ini dan requirement EA di masa
depan. Analisis Gap yang solid menggambarkan model arsitektur dan
membandingkannya dengan model spesifikasi masa kedepan yang berasal dari
proses EA. Setiap organsisi yang mengunakan EA harus menghindari untuk tidak
menggunakan GAP analisis. karena kegagalan umum untuk Organisasi TI adalah
melewatkan langkah penting dimana pada umumnya suatu organisasi tanpa GAP
anilisa pada umumnya mengulang pada kebiasaan buruk sebelumnya. Sebagai
contoh, sebuah organisasi yang telah menyelesaikan spesifikasi ESA masa depan
yang siap untuk mengajukan upaya proyek untuk menutup GAP dengan kondisi
saat ini. Alih-alih melaksanakan due diligence yang diperlukan analisis
kesenjangan tradisional pada tahap upaya EA, organisasi melewatkan analisis gap
mempertimbangkan hanya pengajuan proyek dari sumber traditional (misalnya,
mempertimbangkan transformasi bisnis melekat dalam pedoman ESA yang telah
didorong peluang. Hasilnya adalah bahwa keluaran EA menjadi "shelfware," dan
resort Organisasi TI dengan budaya proyek-driven gagal menyerap Organisasi
TI yang tidak memiliki kredibilitas bisnis. Tanpa panduan arsitektur masa
depan, Kantor tidak akan dapat proyek peta jalan untuk investasi teknologi untuk
memenuhi kemampuan bisnis dari waktu ke waktu. (Catatan bahwa ini adalah
contoh hanya Gap analisis seharusnya dilakukan pada setiap sudut pandang
arsitektur.)
Masukan beberapa kunci berikut diperlukan (meskipun tidak eksklusif)
untuk secara efektif mengidentifikasi, menganalisis dan mengusulkan
rekomendasi:
1. Requirements solusi bisnis dari visi persyaratan umum
2. prinsip-prinsip konseptual Arsitektur
3. Requirements Arsitektur EA kedepan
4. Kerangka dan Model Arsitektur Masa Depan
5. Dokumentasi arsitektur saat ini
Langkah-langkah Tahap menentukan analisis GAP untuk digunakan sebagai
masukan:
1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan GAP (budaya, struktural dan
fungsional) -Pada tahap ini, perbedaan antara arsitektur saat ini dan
arsitektur target kedepan harus diidentifikasi dan diklasifikasikan harus
sesuai
2. Analisis GAP — alat yang berbeda digunakan untuk memahami
3. Develop recommendations — usulan untuk menutup GAP yang ada.
Beberapa scenario berbeda dilakukan untuk menutup hal tersebut.
4. Rekomendasi Prioritas — Ilustrasi dari interdependensi dan prioritas
yang diselesaikan untuk memenuhi rekomendasi yang digunakan untuk
menutup GAP dari daftar skenario, sebagai hal yang diperlukan.
i. Governing and Managing
Pengaturan mengacu pada proses dan struktur organisasi, bersama dengan
masukan mereka terkait dan hak keputusan, bahwa perilaku panduan perusahaan
yang diinginkan. Ada beberapa proses tata kelola potensial atau media kontak
untuk EA dengan disiplin ilmu manajemen lainnya. Namun, terkait dua hal yang
paling penting untuk mengatur struktur dan isi kerangka EA dan menghubungkan
manajemen proyek portofolio dengan EA.
Mengelola mengacu pada disiplin untuk menciptakan dan memelihara
kerangka EA.
Tujuan primer dari EA adalah untuk menanamkan prinsip dan standar dan
mendorong perilaku/kebiasaan yang diinginkan. Sebuah badan pengatur harus
dibentuk untuk membuat keputusan akhir mengenai persetujuan konten EA baru
atau diubah. Gartner mengacu pada entitas ini sebagai dewan peninjau arsitektur
(ARB)
EA tidak menjadi nyata sampai digunakan untuk membuat keputusan dalam
proyek dan pengadaan. Tanggung jawab utama kedua dari suatu ARB adalah
untuk mendefinisikan dan melakukan kepatuhan EA atau proses pengabaian
proyek berpendapat itu harus dilanjutkan dengan cara yang tidak konsisten
dengan setidaknya satu unsur yang didefinisikan kedepan. Proyek seharusnya
tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan seperti mereka sendiri.
Sebuah pengecualian harus dicari melalui proses pasti yang dikelola oleh ARB.
j. Managing
Selain membuat keputusan tentang aturan kerangka artefak EA, EA tim
inti harus mengelola EA repositori dan isinya. Pada tahap awal pengembangan
EA, repositori mungkin sistem file sederhana, memegang teks, spreadsheet dan
grafik. EA Lebih-lanjut dan rinci dapat ditangani dengan sistem
dokumen-manajemen, alat-alat pemodelan atau alat dirancang secara khusus untuk
pengembangan EA.
Mengelola mencakup pengelolaan program EA itu sendiri. Setiap iterasi
proses dapat dikelola sebagai sebuah proyek, jadi bagian ini mencakup pekerjaan
yang terkait dengan kegiatan proyek manajemen. Manajemen dari internal EA
melakukan konsultasi kepada tim proyek adalah ditujukan di sini juga.
2.3.3 Gartner Magic Quadrant
Magic Quadrant adalah alat untuk memahami posisi vendor atau layanan
penyedia. gambar di bawah (Gambar 2.7) menunjukkan contoh tipikal. Tempat
dua dimensi kerangka grafis vendor dari suatu sektor industri tertentu menjadi
matriks strategis. analis Gartner menggunakan beberapa objektif dan subjektif
kriteria untuk mengevaluasi pemasok individu, disajikan pada dua sumbu:
Gambar 2.7Magic Quadrant [3]
Parameter ini, yang dinyatakan dengan grafis, membuat empat kuadran:
Leader, Challengers, visioner dan Niche Players. Hasil analisis menunjukkan kemampuan vendor untuk menyediakan jasa sehubungan dengan pesaing, dan
apa yang diharapkan untuk masa depan. Magic Quadrant dapat dilihat sebagai
sebuah perencanaan strategis visual dengan asumsi. asumsi Strategis menunjuk
prediksi yang berkualitas tentang pembangunan masa depan industri.
a. Ability to Execute
Ability to execute merupakan kombinasi dari beberapa hal :
a. Barang/Jasa – semua yang berhubungan dengan barang/jasa yang
ditawarkan, seperti kemampuan, kualitas, fitur, keahlian, dan sebagainya
b. Tingkat Kemampuan – seperti kesehatan perusahaan, tingkat sukses,
tingkat investasi, sukses/gagalnya suatu produk dari suatu perusahaan
c. Pemasaran/Harga – kemampuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan
d. Reaksi Pasar – kemampuan serap pasar
e. Eksekusi pemasaran – kemampuan perusahaan untuk publikasi, promosi,
mempimpin, dan sebagainya
f. Pengalaman pelanggan – berhubungan dengan kepuasan pelanggan,
dukungan, dan sebagainya
g. Operasi – kemampuan perusahaan untuk memenuhi targetnya dan
komitmen
b. Completeness of Vision
Untuk arah visi kedepan beberapa pertimbangan untuk magic quadrant
antara lain :
a. Mengerti kondisi pasar – kemampuan perusahaan untuk
mengetahui/mendengar apa yang diinginkan oleh pelanggan dan
menterjemahkannya kepada barang/jasa
b. Strategi pasar – kemampuan perusahaan untuk berkomunikasi ke dalam
dan ke luar perusahaan melalui banyak cara (spt internet, iklan, program
dan sebagainya)
c. Strategi penjualan – kemampuan memperlebar pasar, meningkatkan
ketrampilan, teknologi, jasa, dan jumlah pelanggan
d. Strategi menawarkan barang/jasa – kemampuan perusahaan untuk
menawarkan sesuatu yang berbeda mengikuti keperluan pasar
e. Model Bisnis – filosofi perusahaan dalam menawarkan produknya
f. Strategi Industri vertikal – strategi perusahaan dalam mengarahkan
sumber, ketrampilan dan penawaran untuk menjawab keperluan pasar
g. Inovasi – kemampuan untuk mengarahkan, menghubungkan, melengkapi,
dan memperkuat sumber, tenaga ahli, atau kapital untuk keperluan
investasi, konsolidasi, pertahanan, atau masa depan
h. Strategi Geografis – strategi perusahaan untuk mengarahkan semua
sumber, ketrampilan, dan penawaran ke daerah tertentu di luar tempat asal
melalui berbagai macam cara.
2.4 UML
Pemodelan (modeling) adalah proses merancang piranti lunak sebelum melakukan pengkodean (coding). Model piranti lunak dapat dianalogikan seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari sebuah
sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami
sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem,
semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik. Dengan
menggunakan model, diharapkan pengembangan piranti lunak dapat memenuhi
semua kebutuhan pengguna dengan lengkap dan tepat, termasuk faktor-faktor
seperti scalability, robustness, security, dan sebagainya. Kesuksesan suatu
pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal
dengan sebuan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan tool yang digunakan. Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya
(proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap metode
a. Unified Modelling Language
(UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri
untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML
menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.
Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis
aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras,
sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman
apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam
bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun
demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam
VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan
syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna
tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah
ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh
OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented
Software Engineering). Sejarah UML sendiri cukup panjang. Sampai era tahun
1990 seperti kita ketahui puluhan metodologi pemodelan berorientasi objek telah
bermunculan di dunia. Diantaranya adalah: metodologi booch, metodologi coad
metodologi OOSE, metodologi OMT metodologi shlaer-mellor, metodologi
membawa notasi sendiri-sendiri, yang mengakibatkan timbul masalah baru
apabila kita bekerjasama dengan group/perusahaan lain yang menggunakan
metodologi yang berlainan.
b. Activity Diagram
Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem)
secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas
dari level atas secara umum. Sebuah aktivitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas.
Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan
Tabel 2.1Simbol Activity Diagram
2.5Microsoft Visio
Microsoft Visio (atau sering disebut Visio) adalah sebuah program aplikasi
komputer yang sering digunakan untuk membuat diagram, diagram alir
(flowchart), brainstorm, dan skema jaringan yang dirilis oleh Microsoft Corporation. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk membuat
diagram-diagramnya.
2007 yang merupakan versi terbaru. Visio 2007 Standard dan Professional
menawarkan antarmuka pengguna yang sama, tapi seri Professional menawarkan
lebih banyak pilihan template untuk pembuatan diagram yang lebih lanjut dan
juga penataan letak (layout). Selain itu, edisi Professional juga memudahkan
pengguna untuk mengoneksikan diagram-diagram buatan mereka terhadap
beberapa sumber data dan juga menampilkan informasi secara visual dengan
menggunakan grafik. [9]
Microsoft mengeluarkan beberapa versi Microsoft Visio sampai saat ini.
1. Visio 5.0
2. Visio 2000
3. Microsoft Visio 2002 (dikenal juga dengan sebutan Visio XP) 4. Microsoft Office Visio 2003
5. Microsoft 2007
2.6 Rational Rose
Rational Rose merupakan sebuah perangkat pemodelan secara visual yang
memiliki banyak kemampuan (powerfull) untuk pembentukan sistem berorientasi obyek yang menggunakan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan
bahasa pemodelan yang dapat digunakan secara luas dalam pemodelan bisnis,
pemodelan perangkat lunak dari semua fase pembentukan dan semua tipe sistem,
dan pemodelan secara umum dari berbagai pembentukan / konstruksi yang
Tutorial ini akan membahas cara pemakaian Rasional Rose dengan
mengambil sebuah kasus untuk mempermudah pemahaman. Namun demikian
tutorial ini bersifat sangat sederhana karena pemakaian perangkat lunak ini sangat
ditentukan pada system yang akan dibangun dan variasinya. Tutorial ini dapat
dianalogkan dengan kursus privat mengendarai mobil. Mobil merupakan sebuah
sarana transportasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, dalam kursus
privat hanya diajarkan bagaimana cara mengoperasikan, perpindahan gigi, gas,
rem, light sign, klakson, dsb.
Istilah-istilah yang digunakan dalam UML, bagian-bagian yang digunakan
yaitu: views, diagram, dan elemen model.
1. View. View menunjukkan perbedaan dari berbagai aspek-aspek suatu
sistem yang dimodelkan. View bukan sebuah graph, tetapi sebuah
abstraksi yang terdiri dari beberapa diagram. Hanya dengan
mendefinisikan sejumlah view, dimana setiap view menunjukkan aspek
yang berbeda dan saling terpisah dari sistem, maka gambaran sebuah
sistem secara komplit dapat dibentuk. Rational rose memiliki empat view
yaitu: Use case View, Logical
2. Diagram. Diagram merupakan graph yang menjelaskan tentang isi dari
sebuah view. UML memiliki beberapa tipe diagram yang berbeda yang
dapat digunakan untuk mengkombinasi dalam menyusun semua dari
sebuah sistem. Rational Rose 2000, memiliki delapan diagram yaitu: Use
case diagram, Sequence diagram, Collaboration diagram, Activity
Diagram, Class Diagram, Statechart Diagram, Component Diagram dan