• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Sarika Permata Putri NIM 4103131065

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT

INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Sarika Permata Putri (4103131065) Abstrak

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 5

1.3. Rumusan Masalah 5

1.4. Batasan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hakekat Belajar kimia 8

2.2. Hasil Belajar Kimia 9

2.3. Model pembelajaran 11

2.3.1. Model PembelajaranProblem based Learning 12 2.3.2. Model PembelajaranDirect Instruction 16

2.4. Media Pembelajaran 18

2.4.1. Media Berbasis Komputer 21

2.4.2. MediaPower Point 22

(5)

2.6. Kerangka Berpikir 32

2.7. Hipotesis 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel 35

3.3. Variabel dan Instumen Penelitian

3.3.1. Variabel Penelitian 35

3.3.2. Instumen Penelitian 36

3.4. Rancangan/Desain Penelitian 39

3.5. Teknik Pengumpulan Data 42

3.6. Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 46 4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa 47 4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian

4.1.3.1. Uji Normalitas 48

4.1.3.2. Uji Homogenitas 49

4.1.3.3. Uji Hipotesis 50

4.1.3.4. Perhitungan Ranah Kognitif Yang Terkembangkan 51

4.2. Pembahasan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. SintaksProblem Based Learning 15 Tabel 2.2. Sintaks ModelDirect Instruction 18 Tabel 2.3. Perbandingan Antara Larutan, Koloid Dan Suspensi 25 Tabel 2.4. Perbandingan Sistem koloid 26 Tabel 2.5. Perbedaan antara Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob 30

Tabel 3.1. KisiKisi Soal 36

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 40

Tabel 4.1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 47 Tabel 4.2. Rata-rata dan Standar Deviasi Pretest dan Posttest 48 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Dan Posttes 49

Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data 50

Tabel 4.5. Uji Hipotesis Penelitian 50

Tabel 4.6. Ranah Kognitif Yang Terkembangkan Di Kelas Eksperimen 1

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 42

Gambar 4.1. Hasil Belajar siswa 48

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 60

Lampiran 2. RPP 62

Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal 78

Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 80 Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi 88 Lampiran 6. Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelajaran 89 Lampiran 7. Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia Setelah Divalidasi 97 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 102 Lampiran 9. Perhitungan Uji Validitas Instrumen 103 Lampiran 10. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen 106 Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen 109 Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda Soal 112 Lampiran 13. Lembar Jawaban Diskusi 115 Lampiran 14. Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1

Dan Kelas Eksperimen 2 126

Lampiran 15. Perhitungan Standart Deviasi Uji Kemampuan Siswa 128 Lampiran 16. Perhitungan Uji Normalitas Data 132 Lampiran 17. Perhitungan Uji Homogenitas 136 Lampiran 18. Perhitungan Uji Hipotesis 138 Lampiran 19. Tabel NilaiNilai R-Product Moment 140 Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 141 Lampiran 21. Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F) 142

Lampiran 22. Tabel Nilai–Nilai Dalam Distribusi-T (Tabel T) 145 Lampiran 23. Tabulasi Nilai Pretes Eksperimen 1 146

Lampiran 24. Tabulasi Nilai Posttes Eksperimen 1 147 Lampiran 25. Tabulasi Nilai Pretes Eksperimen 2 148 Lampiran 26. Tabulasi Nilai Posttes Eksperimen 2 149 Lampiran 27. Tabulasi Rataan Gain Ranah Kognitif Pada Kelas

Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 150

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun selama ini masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti pelajaran kimia (Manik, 2012).

Kesulitan siswa belajar kimia diakibatkan kebanyakan konsep kimia yang bersifat abstrak dan kompleks. Pembelajaran kimia selama ini cenderung kurang menarik karena selama proses pembelajaran berlangsung, transfer ilmu hanya berasal dari guru, yang kemudian diinformasikan kepada peserta didik melalui metode ceramah dengan komunikasi satu arah dari guru ke peserta didik. Untuk itu dari waktu ke waktu proses pembelajaran yang berlangsung dengan metode yang sama yaitu proses pembelajaran yang didominasi oleh guru, sedangkan peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki. Kondisi ini menyebabkan proses belajar peserta didik bersifat pasif. Selain itu, guru menuntut siswa untuk menghafal konsep-konsep kimia sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki motivasi dalam mempelajarinya. Akibatnya, hasil belajar kimia siswa relatif rendah.

(10)

seperti ini menjadikan siswa kurang berminat dan kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, akibatnya ketika guru melontarkan pertanyaan tidak banyak siswa yang segera dan suka rela menjawab. Selebihnya mereka cenderung diam dan kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Menurut Sari (2012), untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu adanya pengemasan model pembelajaran yang menarik. Peserta didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika peserta didik sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah yang dipelajari maka pengetahuan yang ia dapatkan akan lebih lama melekat di pikiran. Guru sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Inovasi model pembelajaran ini diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif, mempermudah penguasaan materi, peserta didik lebih kreatif dalam proses pembelajaran, kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal.

Agar upaya tersebut berhasil maka harus dipilih model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungan belajar, supaya peserta didik dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga akan memperjelas konsep-konsep yang diberikan sehingga peserta didik senantiasa antusias berpikir dan berperan aktif. Tujuan pembelajaran akan memperjelas proses belajar mengajar dalam arti situasi dan kondisi yang harus diperbuat dalam proses belajar mengajar.

(11)

mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang mereka pelajari.

Penelitian dengan menggunakan model problem based learning sudah pernah diteliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2011) menunjukkan hasil belajar dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan hidrolisis garam diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 79,7% dan menggunakan model direct instruction diperoleh hasil peningkatan sebesar 72,1%. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti model

problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model direct instruction. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2012), peningkatan hasil belajar dengan model problem based learning pada pokok bahasan sistem koloid diperoleh sebesar 79,70%. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk (2013) menunjukkan hasil belajar dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan sistem koloid diperoleh sebesar 18,75% pada siklus I sedangkan pada siklus II diperoleh hasil belajar 90,63%. Selanjutnya, penelitian Trihatmo, dkk (2012) menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning pada materi larutan penyangga dan hidrolisis sebesar 79,5.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat dilihat bahwa model pembelajaran problem based learning dapat dijadikan salah satu solusi dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran kimia sehingga pembelajaran kimia yang selama ini belum dapat memberikan hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan akan dapat memberikan perubahan dalam hasil belajar yang lebih baik.

(12)

media ini sebagai perantara penyampaian materi pelajaran yang diharap dapat menggugah minat dan perhatian siswa.

Hasil penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran juga telah dilakukan oleh Sianturi (2010) tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media macromedia flash, power point dan peta konsep diketahui peningkatan hasil belajar dengan media power point lebih tinggi yaitu sebesar 57,33%, dibandingkan dengan media macromedia flash sebesar 43,54%, media power point dan media peta konsep sebesar 37,42%. Hal ini berarti hasil belajar dengan menggunakan media power point lebih tinggi dibandingkan dengan media lain.

Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah sistem koloid. Materi sistem koloid adalah salah satu materi ajar yang peristiwanya nyata dalam kehidupan siswa, yang pernah atau bahkan sering dilihat oleh siswa. Meskipun demikian, masih ada siswa yang belum mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi, apa hubungannya dengan pelajaran kimia. Model problem based learning sangat cocok untuk materi pokok sistem koloid. Melalui problem based learning, siswa dapat terlatih menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Dengan menggabungkan media power point ke dalam model problem based learning pada materi sistem koloid, diharapkan akan memberikan variasi terhadap model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga pelajaran sistem koloid tersebut mudah dipahami oleh siswa.

(13)

1.2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar kimia siswa menggunakan model problem based learning dan model direct instruction dengan media power point pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 17 Medan.

1.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model problem based learningdengan media power point dan modeldirect instructiondengan mediapower pointpada materi pokok sistem koloid jika dikaitkan nilai KKM?

2. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model problem based learning dengan media power point lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model direct instruction dengan mediapower pointpada materi pokok sistem koloid?

3. Ranah kognitif manakah yang terkembangkan melalui model problem based learning dengan media power point dan model direct instruction dengan mediapower pointpada materi pokok sistem koloid?

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning dan modeldirect instruction

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah mediapower point

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 17 Medan Tahun Ajaran 2013/2014

(14)

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa menggunakan model problem based learning dengan media power point dan model direct instruction dengan media power point pada materi pokok sistem koloid jika dikaitkan nilai KKM

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model problem based learning dengan media power point lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan

modeldirect instructiondengan mediapower pointpada materi pokok sistem koloid jika dikaitkan nilai KKM

3. Untuk mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan melalui model problem based learning dengan media power point dan model direct instructiondengan mediapower pointpada materi pokok sistem koloid

1.6. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa

• Dapat menumbuhkan sikap positif dan keaktifan siswa terhadap materi dan proses belajar

• Meningkatkan kualitas hasil belajar dan aktivitas belajar

• Mengoptimalkan kemampuan berfikir, tanggung jawab dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi guru

(15)

• Membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik serta lebih interaktif.

c. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung kepada peneliti, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning dan model direct instruction menggunakan menggunakan media power point.

d. Bagi Pengembangan Ilmu

Dapat menyumbangkan informasi yang berguna bagi perkembangan model-model pembelajaran dalam penerapan kurikulum pendidikan.

1.7. Definisi Operasional

1. Model problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran sehingga bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah belajar.

2. Model direct instruction adalah model pembelajaran langsung, yang bersifat teaching centre. Pada model ini, pelajaran yang diinformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

3. Media power point adalah salah satu media yang dapat menyalurkan informasi kepada penerima informasi berupa slide yang dilengkapi animasi tertentu sesuai dengan kebutuhan orang yang menggunakan.

4. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh sesudah kegiatan pembelajaran

berlangsung. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rataan nilai hasil posttest dari siswa yang menjadi sampel.

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model Problem Based Learning denganmedia power pointdiperoleh sebesar 78,625 memenuhi nilai KKM (nilai 72) dengan 33 orang siswa atau sekitar 82,5% siswa yang memenuhi nilai KKM dan 7 orang siswa atau sekitar 17,5% siswa

yang tidak memenuhi nilai KKM, sedangkan rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model Direct Instruction dengan media power point diperoleh sebesar 71,5 belum memenuhi nilai KKM. Namun, jika ditinjau dari perolehan nilai masing-masing siswa pada kelas eksperimen 2 ini terdapat 23 orang siswa atau sekitar 57,5% siswa yang memenuhi nilai KKM dan 17 orang siswa atau sekitar 42,5% siswa yang tidak memenuhi nilai KKM.

2. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model Problem Based Learning dengan media power point lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan modelDirect Instructiondenganmedia power point.

3. Ranah kognitif yang terkembangkan pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 adalah ranah C2 (pemahaman) dimana C2 (pemahaman) pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,785 dan ranah C2 (pemahaman) kelas eksperimen 2 sebesar 0,675.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk menerapkan model

(17)

meningkatkan hasil belajar kimia pada materi sistem koloid. Selain itu, siswa juga lebih berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011),Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Barus, N.D., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Menggunakan Macromedia Flash Dan Media Kartu Pada Materi Koloid Di Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Medan,Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan Cahyana, U., (2007), Kimia Jilid 2 Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah

Aliyah Kelas XI,Piranti Darma kalokatama, Jakarta

Daryanton, (2011), Media Pembelajaran, Sarana Tutorial Nurani Sejahtra, Bandung

Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012,Jurnal Pendidikan Kimia 2:15-20

Dimyati, M., (2006),Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Khikmah, T.Y., (2013),Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif

Materi Struktur Dan Fungi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash, Skripsi, FMIPA, UNNES, Semarang (Diakses 20 februari 2014)

Manik, A., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Menggunakan Media Handout Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di SMA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Muzzam, M., (2013), Sifat-sifat Koloid, http://muzammufty123.blogspot.com/ (diakses tanggal 28 februari 2014)

Putra, S. R., (2013),Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva Press, Yogyakarta

Purba, M., (2007),Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2, Erlangga, Jakarta Ratih, U., (2013),Peranan Koloid Dalam Kehidupan,

(19)

Rida, (2008),Media Pembelajaran,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Riyanto, Y., (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,Kencana, Jakarta

Sadiman, S. A., (2011),Media Pendidikan, PT. Grafindo Persada, Jakarta

Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana, Jakarta

Sari, D.D., (2012),Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman, Skripsi, FMIPA, UNY, Yogyakarta (Diakses Februari 2014)

Sianturi, D.P., (2010), Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Macromedia Flash, Power Point dan Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X SMA Negeri 3 Pematang Siantar, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan

Silitonga, P.M., (2011),STATISTIK Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan

Sirait, J.H., (2012), Pengaruh Penerapan E-Learning Berbasis Weblog Dalam Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sitorus, J., (2011), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Pendedkatan Problem Possing Berbasis Web Termodifikasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam Di SMA Negeri 3 Medan Kelas XI IPA T.A. 2011,Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Sry, (2009),Pemanfaatan Microsoft Power Point Untuk Media Pembelajaran. http:://pamongsakaba.wordpress.com/2009/09/29/pemanfaatanpemanfaatan-microsoftpowerpoint-untuk-media-pembelajaran/ (accesed Februari 2014)

(20)

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Suprijono, A., (2009),Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,Pustaka Pelajar, Surabaya

Sutresna, N., (2007). Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan, Grafindo Media Pratama, Bandung

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Gambar

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Keterkaitan antar alat analisis pada penelitian ini adalah bahwa penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi sistem manajemen risiko pembiayaan di KBMT Wihdatul

Kekhawatiran masyarakat terhadap limbah hotel, kemudian kejanggalan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan tidak adanya sosialisasi pembangunan yang dilakukan oleh

Apabila melihat kegunaan dari beton berpori sebagai beton multifungsi, pengaplikasian beton berpori diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pembangunan prasarana

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran

[r]

[r]

tinggi dan rendah menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada aktivitas rendah. Setelah dilakukan uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama, selanjutnya..