BAB III
METODE PENELITIAN .
A. Metode Penelitian
Metode menurut Setiono berdasarkan kamus bahasa Belanda Wokowarsito 1976:
401 bahwa metodologi artinya adalah metode. Metode berarti ilmu tentang metode.
Metodelogi dalam arti yang umum berarti studi yang logis dan sistematis tentang prinsip- prinsip yang mengarah suatu penelitian. Metodologi-metodologi juga berarti cara ilmiah untuk mencari kebenaran.
1. Jenis penelitian berdasarkan sifat
Dilihat dari sudut sifatnya, penelitian ini terdiri dari penelitian eksploratif (menjelajah), penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatoris.
Berdasarkan hal tersebut dilihat dari sifatnya penelitian ini termasuk penelitian eksploratif, yaitu penelitian yang menggali dan kemudian mengumpulkan bahan hukum untuk diolah menjadi bagaimana melindungi pihak Indonesia dalam Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing (PT PMA).
2. Jenis penelitian berdasarkan bentuk
Penelitian dapat ditinjau dari sudut bentuknya, yang terdiri dari penelitian diagnostik, penelitian preskriptif dan penelitian evaluative.1
Selanjutnya dikatakan oleh Setiono, bahwa :
Berdasarkan pendapat Setiono dilihat dari bentuknya, penelitian ini termasuk penelitian preskriptif, karena diharapkan bisa memberi perlindungan hukum bagi peserta Indonesia (Indonesia Participation dan peserta asing (Foreign participation) dalam perusahaan kerjasama patungan (Joint Venture Company).2
3. Jenis penelitian berdasarkan tujuannya
Dilihat dari tujuannya, penelitian terdiri dari penelitian fact finding, penelitian problem finding dan penelitian problem solution.
Arti dari masing-masing macam penelitian berdasarkan tujuannya menurut Setiono adalah: Dilihat dari tujuannya penelitian ini termasuk dalam penelitian problem solution yaitu untuk mengatasi ketidakseimbangan kedudukan pihak Indonesia dalam
1 Ibid, hal 5
150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Joint Venture Agreement (JVA) dengan memberi perlindungan bagi para pihak dalam Joint Venture Agreement.3
4. Jenis penelitian berdasarkan penerapan
Dilihat dari sudut penerapannya, penelitian terdiri dari penelitian murni, penelitian berfokus masalah penelitian terapan. Selanjutnya dikatakan oleh Setiono bahwa: Penelitian murni, penelitian dasar (pure research, fundamental research) adalah penelitian yang berfokuskan masalah (problem focused research). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu itu sendiri atau teori. Penelitian berfokus masalah dimana masalah-masalah itu ditentukan atas dasar kerangka teoritis.
Sebenarnya penelitian ini menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan. Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan yang sifatnya praktis.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian terapan karena hasil dari penelitian ini dapat digunakan didalam praktek sebagai pedoman Joint Venture Agreement di Propinsi Jawa Tengah.
B. Spesifikasi penelitian
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analisis. Memakai spesifikasi deskriptif karena penelitian ini diharapkan mampu memberi gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan dengan Joint Venture Agreement atau perjanjian kerjasama patungan, khususnya tentang perlindungan hukum bagi pihak Indonesia.
Istilah analisis mengandung makna (1) mengelompokkan (2) menghubungkan (3) membandingkan dan memberi makna aspek-aspek Joint Venture Agreement dari segi teori maupun praktek.
C. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang terkait dengan pelaksanaan Joint Venture Agreement di propinsi Jawa Tengah. Cara pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan cara purposive sampling. Disebut purposive karena subjek penelitian dikelompokkan berdasarkan keterlibatan mereka dalam pelaksanaan.
3 Ibid hal 6
commit to user commit to user
Pelaksanaan Joint Venture Agreement dan nara sumber yang dinilai mampu memberi pandangan mengenai Joint Venture Agreement (JVA) dan pelaksanaannya.
Mengingat keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga, maka kelompok subjek penelitian yang jumlahnya relative banyak diambil beberapa sebagai sampel. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka subjek penelitian meliputi:
1. Perusahaan Joint Venture yang pihak Indonesia mempunyai pemilikan saham yang lebih sedikit dibanding pihak asing. Untuk menjaga kerahasiaan PMA maka nama- nama perusahaan disingkat.
Tabel. 3.1. Kepemilikan Saham Perusahaan Yang Melakukan Joint Venture
No Nama Perusahaan Pemilikan Saham
(%) (%)
1 PT. HSI 49 51
2 PT. KIK 45 55
3 PT. CJ. CJ. FS 45 55
4 PT. NEP 49 51
5 PT. BI 49 51
6 PT. TKP 49 51
7 PT. PWI 49 51
8 PT. PWI 49 51
9 PT. KMJ 49 51
10 PT. DG 45 55
11 PT. SAP 49 51
12 PT. SCI 45 55
13 PT. UV 49 51
14 PT. PE 45 55
15 PT. SPH 45 55
16 PT. PEI 49 51
17 PT. PM 49 51
18 PT.NH FI 45 55
19 PT. KMT 45 55
20 PT. CW II 49 51
commit to user commit to user
2. Mereka yang berkait dalam pembuatan akta pendirian perusahaan kerjasama patungan (Joint Venture Company) dan pengurusan pengesaham Joint Venture Agreement (JVA) meliputi:
a. Notaris
Pengertian Notaris disini meliputi Notaris yang diangkat oleh Mentri Kehakiman, Wakil Notaris yang diangkat oleh menteri atau Wakil Notaris sementara yang diangkat oleh Ketua Pengadilan Negeri, yang pernah membuat akta pendirian perusahaan kerjasama patungan (Joint Venture Company).
Dalam hal ini seluruh pendirian Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing dibuat di Jakarta.
b. Pihak Pembuat Joint Venture Agreement (JVA) yaitu pihak Indonesia dan Pihak Asing, terdiri dari :
1) Para Pihak PT. HSI 2) Para Pihak PT. KIK 3) Para Pihak PT. CJ. CJFS 4) Para Pihak PT. NEP 5) Para Pihak PT. BI 6) Para Pihak PT. TKP 7) Para Pihak PT. PWI 8) Para Pihak PT. PWI 9) Para Pihak PT. KMJ 10) Para Pihak PT. DG 11) Para Pihak PT. SAP 12) Para Pihak PT. SCI 13) Para Pihak PT. UV 14) Para Pihak PT. PE 15) Para Pihak PT. SPU 16) Para Pihak PT.PEI 17) Para Pihak PT. PM 18) Para Pihak PT. NHFI 19) Para Pihak PT. KMT 20) Para Pihak PT. CWII
commit to user commit to user
3. Lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pemantauan, pengawasan dan pembinaan terhadap Joint Venture Company (JVC) atau perusahaan kerjasama patungan yaitu dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu Propinsi Jawa Tengah (DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah).
4. Mereka yang (mungkin) terkait dalam pelaksanaan Joint Venture Agreement (JVA) yaitu:
a) Advokad/pengacara yang pernah mendampingi peserta Indonesia (Indonesia Participation) dan peserta asing (Foreign Participation) dalam membuat Joint Venture Agreement di provinsi Jawa Tengah.
b) Konsultan hukum (legal konsultan) di provinsi Jawa Tengah yang terlibat dalam pembuatan Joint Venture Agreement (JVA) atau perjanjian kerjasama patungan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Istilah teknik pengumpulan data mengandung makna upaya pengumpulan data dengan mengguanakan alat pengumpul data tertentu.
Penentuan alat pengumpul data dalam penelitian ini berpedoman pada jenis data yang diperlukan untuk penyusun disertasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primair dan sekundair, yang diperoleh melalui studi kepustakaan maupun survei lapangan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi:
1. Studi Kepustakaan
Alat pengumpul data yang digunakan dalam setudi kepustakaan adalah kajian dokumenter, kajian dokumenter ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yang meliputi:
a. Bahan primair, yang terdiri atas : 1) Undang-Undang Dasar 1945
2) Berbagai peraturan perundang-undangan yang menyangkut penanaman modal dan perjanjian kerjasama patungan/JVA, yaitu:
1) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
2) UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
3) UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
4) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
commit to user commit to user
5) PP No. 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Yang Didirikan Dalam Rangka PMA, LNRI Tahun 1994 No. 28.
6) PP No. 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
7) PP No. 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Modal.
8) PP No. 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal.
9) Kepres No. 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Pelayanan Satu Atap.
10) Surat Keputusan Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan Organisasi Penanam Modal No. 15/ SK/ 1994 tentang ketentuan pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka PMA, Jakarta 1994.
11) Keputusan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanam Modal No. 38/SK/ 1999 tentang pedoman dan tatacara permohonan yang didirikan dalam rangka PMA/PMDN.
b. Bahan hukum sekundair yang terdiri atas:
1) Kepustakaan yang berkaitan dengan penanaman modal asing.
2) Kepustakaan yang berkaitan dengan Joint Venture Agreement.
3) Kepustakaan yang berkaitan dengan Joint Venture Company (perusahaan kerjasama patungan)
4) Hasil pertemuan ilmiah yang berkaitan dengan Joint Venture Agreement.
2. Survei Lapangan
Di dalam survei lapangan, alat pengumpul data yang dipergunakan adalah wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Mula-mula kepada subjek penelitian diajukan pertannyaanyang sudah terstruktur, kemudian beberapa butir pertanyaan tersebut diperdalam untuk mendapat keterangan lebih lanjut. Dengan demikian diharapkan diperoleh jawaban lengakap dan mendalam.
Wawancara dilakukan terhadap Ketua Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) provinsi Jawa Tengah. Para pihak dalam Joint Venture Company/advokad dan legal konsultan wawancara ini dimaksud untuk commit to user commit to user
memperoleh data tentang pemahaman mereka terhadap Joint Venture Agreement sehingga bisa diketahui bagaimana memberi perlindungan hukum bagi para pihak.
Wawancara dilakukan terhadap ketua Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah, para pihak dalam Joint Venture Company, dan Joint Venture Company (perusahaan kerjasama patungan) untuk mendapatkan data pendapat dan praktek pelaksanaan. Joint Venture Company
Sedangkan wawancara dengan notaris, pengacara/advokat dan konsultan hukum dimaksud untuk mendapatkan data tentang pandangan praktek pembuatan dan pelaksanaan Joint Venture Agreement, serta bagaimana melindungi para pihak dalam perundang-undangan.
E. Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh dari penelitian ini digunakan cara analisa kualitatif, yaitu menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara membuat diskripsi yang bersifat menjelaskan permasalahan.
Menurut Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 9 untuk Disertasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan interdisipliner, multi-disiplin, dan transdisipliner.
3. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.
Pendekatan Interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang bidang ilmu yang serumpun, yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Dalam pemecahan masalahannya di bidang ekonomi dengan interdisipliner hanya dengan satu rumpun ilmu saja, yaitu rumpun ilmu Ekonomi.
Pendekatan Multidisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai sudut pandang beberapa rumpun ilmu yang commit to user commit to user
relevan. Jadi dalam pemecahan masalah agribisnis dengan menggunakan Rumpun Ilmu Tanaman dan Rumpun Ilmu Ekonomi.4
Pendekatan Transdisipliner ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan bidang ilmu yang relatif dikuasai dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar bidang ilmunya. Biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya bisa menggunakan satu bidang ilmu saja di luar rumpun ilmunya. Sebagai contoh dokter mencari solusi pencegahan flu burung dengan menggunakan rumpun ilmu kedokteran dan bidang ilmu biologi (dari rumpun MIPA). “Transdisipliner” merupakan pendekatan yang menyatukan dan menghubungkan satu bidang ilmu dengan bidang ilmu yang lain. Transdisiplin merupakan gabungan (integrasi) dari yang berbagai bidang ilmu yang akan saling melengkapi di antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain (dari rumpun ilmu yang berbeda).
4 www.belmawa.ristekdikti.go.id. Panduan Penyusunan Capaian Pembelajaran
commit to user commit to user