• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK SALURAN AKAR GIGI PREMOLAR SATU DAN DUA PERMANEN MANDIBULA DENGAN MENGGUNAKAN RADIOGRAFI TUBE SHIFT TECHNIQUE PADA MAHASISWA FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BENTUK SALURAN AKAR GIGI PREMOLAR SATU DAN DUA PERMANEN MANDIBULA DENGAN MENGGUNAKAN RADIOGRAFI TUBE SHIFT TECHNIQUE PADA MAHASISWA FKG USU"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN RADIOGRAFI TUBE SHIFT TECHNIQUE PADA MAHASISWA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

EKA RISMI AYU NIM: 110600081

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

Universitas Sumatera Utara

(3)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 17 September 2019

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes, Sp. RKG (K) ANGGOTA : 1. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG

2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG

(4)

Tahun 2019

Eka Rismi Ayu

Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Satu dan Dua Mandibula dengan Menggunakan Radiografi Tube Shift Technique pada Mahasiswa FKG USU

x+40 halaman

Keragaman pada bentuk saluran akar gigi telah dilaporkan sering terjadi.

Anggapan yang salah terhadap akar dan konfigurasi saluran akar dapat menyebabkan gagalnya perawatan endodonti yaitu dalam proses debridemen dan obturasi.

Pengetahuan terhadap konfigurasi saluran akar memiliki peran yang sangat penting dalam suksesnya perawatan endodonti. Untuk melihat bentuk akar serta adanya modifikasi bentuk saluran akar dapat dilakukan radiografi intraoral periapikal dengan tube shift technique. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bentuk saluran akar premolar satu dan dua mandibula. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan dengan 36 sampel gigi premolar satu dan dua pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pengambilan foto ronsen periapikal dilakukan di Unit Radiologi RSGM USU. Hasil foto kemudian diinterpretasi dan diklasifikan berdasarkan klasifikasi Vertucci. Data yang telah terkumpul diuji menggunakan SPSS versi 20 dengan uji frekuensi deskriptif. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai persentase gigi premolar satu mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci tipe 1 86,1%, tipe 2 2,8%, tipe 3 5,6%, tipe 4 2,8% dan tipe 5 2,8%. Dan persentase gigi premolar dua mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci tipe 1 94,4% dan tipe 3 5,6%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan radiografi intraoral periapikal dengan tube shift technique dapat membantu dalam melihat variasi bentuk saluran akar gigi premolar satu dan dua mandibula.

Daftar rujukan: 25 (2007-2019)

Universitas Sumatera Utara

(5)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayahanda H. Rasyid dan Ibunda Hj. Elmi Tanjung atas segala doa dan dukungan baik moril maupun materil yang tiada putus-putusnya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada adinda Dwi Rismi Ocy dan Tri Rismi Dea yang senantiasa memberi dukungan selama penulis mengerjakan skripsi ini.

Dalam penulisan skrisi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan perasaan yang tulus, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes, Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah berjasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, bantuan, saran dan dorongan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG dan Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, bantuan, dan saran kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai dengan baik.

3. Dewi Kartika, drg., MDSc dan Maria Novita H Sitanggang, drg., MDSc selaku staf pengajar di Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala bantuan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat dan motivasi selama penulis menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

(6)

radiografer yang telah banyak membantu dalam pengambilan foto ronsen sampel.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah mengajarkan dan membagikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama penulis menjalani masa pendidikan.

7. Sahabat-sahabat penulis Diah Okti Agustin Rangkuti, Febrina Audina, Jessica Forsythia, Deanita Deslia Sari Thambrin, Rizky Amalia Putri, Rafika Husnul Khotimah, Gian Mubarani dan Mustika Lili Perdani atas doa, bantuan, dorongan motivasi dan jerih payah yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi di departemen Radiologi Dental, Gaby, Yussi, Tiara, Tono, Dino, Amee, Hamizah, dan Kalaiyani atas bantuan dan dukungan yang diberikan.

9. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu dan ikhlas menjadi sampel penelitian sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini .

Akhirnya penulis berharap semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, 26 Agustus 2019 Penulis

Eka Rismi Ayu NIM. 110600081

Universitas Sumatera Utara

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Gigi Premolar Permanen Mandibula ... 6

2.1.1 Gigi Premolar Satu Permanen Mandibula ... 6

2.1.2 Gigi Premolar Dua Permanen Mandibula ... 7

2.1.3 Morfologi Akar Gigi Premolar Mandibula ... 8

2.2 Klasifikasi Konfigurasi Saluran Akar ... 9

2.3 Radiografi Intraoral ... 12

2.3.1 Radiografi Periapikal ... 12

2.3.1.1 Teknik Paralel ... 13

2.3.1.2 Teknik Bisekting ... 14

2.3.1.3 Teknik Tube Shift ... 15

2.4 Kerangka Teori ... 18

2.5 Kerangka Konsep ... 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Jenis Penelitian ... 20

(8)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 20

3.2.2 Waktu Penelitian ... 20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 20

3.3.1 Populasi ... 20

3.3.2 Sampel ... 20

3.3.2.1 Besar Sampel ... 21

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 21

3.3.3.1 Kriteria Inklusi ... 21

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 22

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 22

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 24

3.5.1 Alat Penelitian ... 24

3.5.2 Bahan Penelitian ... 24

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.6.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 25

3.6.2 Alur Penelitian ... 26

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 27

3.7.1 Pengolahan Data ... 27

3.7.2 Analisis Data ... 27

3.8 Etika Penelitian ... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 28

4.1 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Satu Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Angulasi Standar Berdasarkan Klasifikasi Vertucci... 28

4.2 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Dua Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Angulasi Standar Berdasarkan Klasifikasi Vertucci... 29

4.3 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Satu Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Tube Shift Technique Berdasarkan Klasifikasi Vertucci ... 29

4.4 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Dua Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Tube Shift Technique Berdasarkan Klasifikasi Vertucci ... 30

BAB 5 PEMBAHASAN ... 33

BAB 6 KESIMPULAN... 37

6.1 Kesimpulan ... 37

6.2 Saran ... 37

Universitas Sumatera Utara

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rentang angulasi vertikal pada teknik bisekting ... 18 2. Persentase bentuk saluran akar gigi premolar satu regio kanan dan kiri

mandibula dengan angulasi standar berdasarkan klasifikasi Vertucci ... 28 3. Persentase bentuk saluran akar gigi premolar dua regio kanan dan kiri

mandibula dengan angulasi standar berdasarkan klasifikasi Vertucci ... 29 4. Persentase bentuk saluran akar gigi premolar satu regio kanan dan kiri

mandibula perubahan angulasi berdasarkan klasifikasi Vertucci ... 30 5. Persentase bentuk saluran akar gigi premolar dua regio kanan dan kiri

mandibula perubahan angulasi berdasarkan klasifikasi Vertucci ... 30

Universitas Sumatera Utara

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gigi premolar satu permanen mandibula dilihat dari beberapa aspek.. 7

2. Komponen anatomi sistem saluran akar ... 8

3. Klasifikasi saluran akar menurut Vertucci ... 10

4. Klasifikasi saluran akar menurut Weine ... 11

5. Klasifikasi saluran akar menurut Gulabivala ... 12

6. Radiografi Periapikal Teknik Paralel ... 13

7. Radiografi Teknik Bisekting ... 14

8. Angulasi horizontal dengan pergeseran ke mesial ... 16

9. Angulasi horizontal dengan pergeseran ke distal ... 17

10. Hasil foto ronsen I regio kiri mandibula dengan menggunakan angulasi standar (kiri) dan perubahan angulasi (kanan) ... 31

11. Hasil foto ronsen II regio kanan mandibula dengan menggunakan angulasi standar (kiri) dan perubahan angulasi (kanan) ... 31

12. Hasil foto ronsen III regio kiri mandibula dengan angulasi standar (kiri) dan perubahan angulasi (kanan) ... 32

13. Hasil foto ronsen IV dengan angulasi standar ... 32

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Ethical Clearance 2. Hasil analisis statistik 3. Lembar kuesioner penelitian

4. Lembar penjelasan kepada calon subjek 5. Lembar persetujuan setelah penejelasan 6. Rincian anggaran biaya

7. Jadwal pelaksanaan skripsi 8. Curriculum vitae

Universitas Sumatera Utara

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi premolar merupakan gigi yang terletak di posterior gigi kaninus dan di anterior dari gigi molar. Gigi premolar berjumlah empat, dua di regio kanan dan dua di regio kiri.1 Pada anterior mandibula, gigi premolar mandibula erupsi setelah molar pertama mandibula dan kaninus mandibula. Sehingga jika ruang untuk gigi premolar erupsi tidak cukup, salah satu dari gigi premolar tidak bisa erupsi dan terjadi impaksi.2 Prevalensi premolar impaksi beragam tergantung usia. Prevalensi keseluruhan impaksi premolar mandibula telah dilaporkan 0,5% dengan rentang 0,2%

sampai 0,3%.2 Gigi premolar merupakan salah satu gigi yang paling sering mengalami impaksi, selain gigi molar tiga, kaninus maksila dan insisivus sentral maksila.3 Impaksi premolar dapat menyebabkan masalah estetik, ketidak efisiensi pengunyahan dan kesulitan dalam pemeliharaan kebersihan mulut.3

Pemahaman yang jelas tentang anatomi gigi manusia merupakan sebuah prasyarat penting untuk semua prosedur perawatan gigi terutama pada kasus perawatan saluran akar yang berhubungan dengan pengelolaan anatomi internal gigi.4,5 Ketidak mampuan dalam menentukan, mempersiapkan dan mengisi seluruh saluran akar yang ada dapat menyebabkan kelainan pasca perawatan endodonti.5

Anatomi eksternal dan internal premolar mandibula telah banyak diteliti dengan beragam metode in vivo dan in vitro. Pada tahun 2007, Cleghorn dkk meneliti morfologi gigi premolar pertama dan kedua. Cleghorn dkk menemukan bahwa walaupun mayoritas premolar pertama (97,9%) dan kedua (99,6%) memiliki satu akar, namun ditemukan multipel saluran akar pada 24,2% pada premolar pertama dan 9% pada premolar kedua. Juga didapatkan variasi anatomi lain pada premolar mandibula yaitu konfigurasi kanal C-shaped dengan prevalensi 1,1% sampai 29,7%

pada premolar pertama dan 0,6% sampai 1,9% pada premolar dua. Terjadinya variasi ini menjelaskan temuan Slowey pada tahun 1979, yang menyebutkan bahwa premolar

(14)

mandibula memiliki tantangan anatomi terbesar dari seluruh gigi dalam pencapaian suksesnya perawatan saluran akar.5

Penelitian Sheela dan Vellore pada tahun 2015 tentang anatomi saluran akar premolar pertama mandibula pada populasi Emirat Arab didapatkan hasil dari 100 sampel yang diperiksa, panjang gigi rata-rata 19,93 mm (standar deviasi 2,084).

Seluruhnya akar tunggal dan 44% invaginasi mesial pada permukaan akar. Lebih lanjut, sampel yang diperiksa saluran akar dengan bentuk oval 36% atau bulat 25%.

Hanya didapatkan dua sampel saluran akar C-shaped. Mayoritas konfigurasi saluran akar premolar mandibula yang didapat dari penelitian ini menunjukkan 65% tipe 1 klasifikasi Vertucci dengan akar tunggal dari orifisi ke apeks. Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitan premolar satu mandibula yang pernah dilakukan sebelumnya pada populasi Amerika 69,3%, China 64%, Yordania 72% dan India 76%. Penelitian sebelumnya tentang frekuensi multipel saluran akar pada premolar satu mandibula didapatkan hasil yang berbeda-beda berdasarkan suku atau populasinya. Hasil penelitian sebelumnya menyebutkan multipel saluran akar premolar satu mandibula, Yordania 23%, India 28%, Iran 29%, dan sekitar 14-30%

pada populasi Amerika. Sedangkan konfigurasi saluran akar tipe V pada penelitian Sheela dan Vellore adalah 14% dan tipe VI sebanyak 13% dari keseluruhan sampel.6

Penelitian Hatem tahun 2012 menyebutkan rata-rata panjang akar gigi premolar pada populasi Mesir yaitu berkisar dari 17,80 sampai 26,60 mm. Dari 250 sampel gigi, premolar satu akar tunggal sebanyak 242 gigi (96,8%) dan premolar dengan dua akar ada sebanyak 8 gigi (3,2%). Premolar mandibula dengan akar lebih dari dua tidak ditemukan. Berdasarkan jumlah saluran akar pada premolar satu mandibula, 202 gigi (80,8%) memiliki satu saluran orifisi pada setiap akarnya. Di sisi lain, 48 gigi (19,2%) gigi dengan akar tunggal memiliki dua saluran orifisi.7

Penelitian Nasrin dkk tentang morfologi premolar mandibula dengan CBCT pada populasi Iran didapatkan hasil premolar satu mandibula regio kiri adalah 95%

akar tunggal, 5% akar ganda, 76,5% saluran akar tunggal dan 23,5% saluran akar dua.

Pada regio kanan premolar satu 96,3% akar tunggal, 2,7% akar ganda, 78% saluran akar tunggal, dan 21,9% saluran akar dua. Premolar dua regio kiri 99,6% akar

Universitas Sumatera Utara

(15)

tunggal, 0,7% akar ganda, 92,5% saluran akar tunggal dan 7,5% saluran akar ganda, dimana terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan antara premolar satu dan dua pada kedua regio.8

Pada tahun 2011 Rakesh dkk melakukan penelitian premolar dua mandibula pada sub populasi India Utara dengan pengambilan dua foto radiografi periapikal dengan sudut 900 pada bidang horizontal dan sudut 30-400 mesial ke bidang horizontal sesuai penelitian Martinez-Lozano et al. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa premolar dua mandibula memiliki morfologi akar dan saluran akar yang kompleks. Kebanyakan premolar dua mandibula memiliki akar tunggal yaitu sebanyak 93,5% dan 6,4% lebih dari satu akar, dimana menunjukkan persentase yang lebih tinggi daripada sub populasi lain yang pernah diteliti sebelumnya.

Premolar dua mandibula memiliki persentase 93,2% saluran akar tunggal, dua saluran akar sebanyak 3,8%, tiga saluran akar 1,9%, empat saluran akar ditemukan sebanyak 0,6%.9

Yu Sun dkk pada tahun 2015 melakukan penelitian metode radiografi dalam menentukan bifurkasi saluran akar, yaitu dengan menggunakan radiografi mesiodistal dan buccolingual view. Bifurkasi premolar dapat diidentifikasi dengan menggunakan radiografi mesiodistal, namun dengan melakukan tambahan radiografi buccolingual view dapat lebih membantu dalam mengidentifikasi bifurkasi saluran akar dan dapat meningkatkan akurasi dalam mengidentifikasi kompleksnya morfologi saluran akar.10 Cleghorn et al. menemukan persentase 0,2% premolar satu mandibula memiliki tiga akar. Sedikitnya harus dilakukan dua kali pengambilan foto radiografi yang pertama right angle dan yang kedua dengan 15-200 sudut mesial atau distal dari horizontal sepanjang aksis akar, metode ini diperlukan dalam membantu diagnosa akar lebih dari satu ataupun sistem saluran akar. Angulasi mesial hingga 400 juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi ekstra kanal. Sudut deviasi x-ray dari aksis vertikal 150-300 hanya efektif dilakukan pada premolar pertama mandibula untuk membantu melihat anatomi saluran akar gigi premolar.11 Martinez-Lozano melakukan x-ray yang diambil dari berbagai sudut untuk melihat anatomi premolar, dan ditemukan

(16)

bahwa sudut 200 dan 400 merupakan sudut yang paling efektif untuk menilai multikanal morfologi premolar satu mandibula.10

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bentuk saluran akar premolar satu dan dua mandibula permanen dengan menggunakan tube shift technique pada mahasiswa FKG USU. Klasifikasi yang digunakan yaitu Vertucci karena merupakan klasifikasi paling umum digunakan dan cukup lengkap.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk saluran akar gigi premolar satu regio kanan dan kiri permanen mandibula pada mahasiswa FKG USU ditinjau dengan tube shift technique.

2. Bagaimanakah bentuk saluran akar gigi premolar dua regio kanan dan kiri permanen mandibula pada mahasiswa FKG USU ditinjau dengan tube shift technique.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui bentuk saluran akar gigi premolar satu regio kanan dan kiri permanen mandibula pada mahasiswa FKG USU ditinjau dengan tube shift technique.

2. Untuk mengetahui bentuk saluran akar gigi premolar dua regio kanan dan kiri permanen mandibula pada mahasiswa FKG USU ditinjau dengan tube shift technique.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Aplikatif

Universitas Sumatera Utara

(17)

Sebagai pertimbangan untuk mahasiswa bahwa pengambilan foto radiografi periapikal dengan tube shift technique dapat membantu menganalisa variasi bentuk saluran akar pada gigi premolar mandibula.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi dokter gigi, sebagai pedoman dalam mendukung keberhasilan perawatan saluran akar gigi premolar satu dan dua permanen mandibula sehingga penggunaan tube shift technique dapat diterapkan dalam perawatan.

2. Bagi peneliti, sebagai data untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai jumlah akar dan bentuk saluran akar premolar satu dan dua permanen mandibula.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi Premolar Permanen Mandibula

2.1.1 Gigi Premolar Satu Permanen Mandibula

Gigi premolar satu mandibula merupakan gigi keempat dari garis median dan merupakan gigi posterior pertama di mandibula. Gigi premolar satu mandibula terletak diantara gigi kaninus dan premolar dua dan memiliki karakteristik yang mirip antara satu sama lain. Dari aspek bukal, bentuk mahkota gigi premolar satu mandibula nyaris simetris bilateral. Mahkota gigi premolar satu mandibula kira-kira berbentuk trapesium. Permukaan mahkota bagian bukal lebih cembung dibandingkan dengan premolar maksila, khususnya pada bagian servikal dan sepertiga tengahnya.

Sedangkan dari aspek lingual bentuk mahkota terlihat meruncing. Mahkota dan akar premolar satu mandibula terlihat meruncing ke arah lingual sehingga permukaan mesial dan distal tampak jelas jika dilihat dari aspek lingual. Permukaan oklusal dari gigi premolar satu mandibula juga dapat terlihat dari segi lingual. Bagian servikal mahkota juga terlihat sempit dan cembung. Walaupun cusp lingual pendek dan kurang berkembang, cusp lingual biasanya menunjukkan ujung yang runcing. Bentuk akar gigi premolar satu mandibula tampak rata meruncing dari servikal sampai ujung akar. Dari aspek mesial, gigi premolar satu mandibula mahkota tampak berbentuk belah ketupat dan pada ujung cusp bukal hampir terpusat diatas akar. Perkembangan lobus mesiobukal terbentuk menonjol pada sisi mesial. Permukaan mesial akar gigi premolar satu mandibula halus dan datar dari margin bukal hingga bagian tengah.

Sedangkan dari aspek distal gigi premolar satu mandibula, umumnya mahkota terlihat halus dan cembung, berbentuk bulat dengan permukaan yang melengkung tak terputus. Baik premolar pertama dan dua mandibula menunjukkan variasi bentuk oklusal dibandingkan dengan premolar maksila. Bentuk paling umum dari premolar pertama mandibular menunjukkan perkembangan lekukan mesiolingual.1

Universitas Sumatera Utara

(19)

Gambar 1. Gigi premolar satu permanen mandibula dilihat dari beberapa aspek.1

2.1.2 Gigi Premolar Dua Permanen Mandibula

Dilihat dari aspek bukal, gigi premolar dua mandibular menunjukkan cusp bukal yang lebih pendek daripada premolar satu mandibular, dengan cusp ridge mesiobukal dan distobukal yang menunjukkan derajat angulasi yang lebih rendah.

Area kontak mesial dan distal lebar. Kontak area terlihat lebih tinggi karena pendeknya cusp bukal. Dari aspek lingual, mahkota gigi premolar dua menunjukkan varias bentuk mahkota dari premolar pertama, seperti permukaan oklusal yang tampak lebih sedikit. Permukaan lingual mahkota pada gigi premolar dua halus dan bulat. Dari segi mesial, cusp bukal gigi premolar dua tidak berada ditengah pusat akar gigi seperti pada gigi premolar pertama, dan lebih pendek. Tidak ada perkembangan mesiolingual groove pada bagian mahkota. Dari aspek distal premolar dua mirip dengan premolar satu, kecuali pada bagian permukaan oklusal lebih terlihat.

Sedangkan aspek oklusal, ada dua bagian yang sama antara premolar satu dan dua yaitu mesiobuka dan distobukal cusp ridge.1

(20)

2.1.3 Morfologi Akar Gigi Premolar Mandibula

Morfologi akar gigi premolar mandibula biasanya mempunyai satu akar dan satu saluran akar tunggal.4 Variasi terjadinya dua akar, tiga akar dan empat akar juga telah dilaporkan, tetapi jarang terjadi. Slowey mengatakan bahwa gigi premolar mandibula memiliki tantangan terbesar dalam mencapai perawatan endodontik yang sukses. Penelitian di Universitas Washington pada tahun 1995 menyatakan bahwa gigi premolar pertama memiliki tingkat kegagalan yang tinggi dengan persentase 11,45%. Morfologi akar dan saluran akar gigi memiliki variasi yang sangat tinggi dan sangat kompleks. Beberapa faktor yang memiliki andil dalam variasi akar dan saluran akar gigi diantaranya adalah etnis, usia, dan jenis kelamin.12 Vaishali dkk pada tahun 2011 melakukan penelitian tentang variasi saluran akar pada premolar mandibula pertama adalah 75%. Berdasarkan klasifikasi Vertucci, ditemukan tipe I sebanyak 50% dari jumlah sampel, tipe II 5%, tipe III 5%, tipe IV 25%, tipe V 12,5% dan tipe VI 2,5%, serta tidak ditemukan tipe VII dan VIII. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari seluruh sampel gigi premolar dua yang ada memiliki akar satu dan persentase variasi 37,5%. Tipe I ditemukan sebanyak 80%, tipe VI 2,5%, tipe V 17,5%, sedangkan tipe 2, tipe 3, tipe 6, tipe 7 dan tipe 8 tidak ditemukan.13

Gambar 2. Komponen anatomi sistem saluran akar14

Sistem saluran akar memiliki beberapa komponen. Seluruh ruang dalam dentin dimana pulpa berada disebut sistem saluran akar. Bentuk sistem ini

Universitas Sumatera Utara

(21)

dipengaruhi oleh bentuk eksternal gigi, namun beberapa faktor seperti proses penuaan fisiologis, patosis dan oklusi dapat berpotensi merubah dimensi sistem saluran akar melalui produksi dentin sekunder dan tersier, serta sementum. Sistem saluran akar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kamar pulpa yang terletak dalam mahkota gigi, dan pulpa atau saluran akar yang berada dalam akar gigi. Komponen lain dari sistem saluran akar yaitu tanduk pulpa, kanal aksesori, kanal lateral, kanal furkasi, orifisi, koneksi antar kanal (isthmus), delta apikal dan foramen apikal. Kanal aksesori merupakan kanal kecil yang meluas ke arah horizontal, vertikal, ataupun samping dari pulpa ke periodonsium, pada 74% kasus yang terjadi, kanal aksesori ditemukan pada sepertiga apikal akar, 11% pada dua per tiga akar dan 15% pada sepertiga servikal.

Kanal aksesori dapat terjadi pada bifurkasi atau trifurkasi dari gigi yang memiliki multiakar.14

2.2 Klasifikasi Konfigurasi Saluran Akar

Konfigurasi saluran akar merupakan gambaran bentuk saluran akar.

Konfigurasi saluran akar memiliki beberapa klasifikasi yaitu klasifikasi Vertucci, Weine dan Gulabivala. Dari beberapa klasifikasi tersebut, klasifikasi Vertucci merupakan klasifikasi yang cukup lengkap dan paling sering digunakan dalam penelitian.14

A. Klasifikasi Vertucci

Vertucci (1974) dengan menggunakan teknik pewarnaan saluran akar mengkategorikan saluran akar kedalam delapan tipe:14,15

i. Tipe I: Saluran tunggal yang membentang dari kamar pulpa hingga ke apeks (1).

ii. Tipe II: Dua saluran akar yang terpisah dari kamar pulpa tetapi bersatu membentuk satu saluran menuju apeks (2-1).

iii. Tipe III: Satu saluran mulai dari kamar pulpa kemudian bercabang dua dan bersatu kembali menuju apeks (1-2-1) .

iv. Tipe IV: Dua saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks (2).

(22)

v. Tipe V: Satu saluran yang keluar dari kamar pulpa namun berpisah menjadi dua

saluran dengan foramen apikal yang berbeda (1-2).

vi. Tipe VI: Dua saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa kemudian bersatu di tengah dan berpisah kembali menuju apeks dengan foramen apikal yang berbeda (2-1-2).

vii. Tipe VII: Satu saluran akar yang meninggalkan kamar pulpa, berpisah dan bersatu dan kemudian berpisah kembali menjadi dua bagian pada apeks (1-2-1-2).

viii. Tipe VIII: Tiga saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks

(3).

Gambar 3. Klasifikasi saluran akar menurut Vertucci14

B. Klasifikasi Weine

Wiene (1999) mengkategorikan saluran akar kedalam empat tipe dasar:15 i. Tipe I: Satu saluran mulai dari kamar pulpa hingga ke apeks (1).

Universitas Sumatera Utara

(23)

ii. Tipe II: Dua saluran yang terpisah dari kamar pulpa dan bersatu pada apeks (2-

1).

iii. Tipe III: Dua saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks (2).

iv. Tipe IV: satu saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa dan terpisah pada apeks (1-2).

Gambar 4. Klasifikasi saluran akar menurut Weine.15 C. Klasifikasi Gulabivala

Gulabivala (2001) melakukan penelitian terhadap gigi molar mandibula dan mengklasifikasikan tipe saluran akar kedalam tujuh tipe:14

i. Tipe I: Tiga saluran akar yang terpisah dari kamar pulpa kemudian bersatu membentuk satu saluran pada apeks (3-1).

ii. Tipe II: Tiga saluran yang terpisah dari kamar pulpa kemudian bergabung membentuk dua saluran pada apeks (3-2).

iii. Tipe III: Dua saluran yang terpisah dari kamar pula kemudian berpisah membentuk tiga saluran pada apeks (2-3).

iv. Tipe IV: Dua saluran yang terpisah dari kamar pulpa, bersatu pada bagian tengah akar, kemudian berpisah dan bersatu kembali membentuk satu saluran pada apeks (2-1-2-1).

(24)

v. Tipe V: Empat saluran yang terpisah dari kamar pulpa dan bersatu membentuk

dua saluran pada apeks (4-2).

vi. Tipe VI: Empat saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa hingga apeks (4).

vii. Tipe VII: Lima saluran yang terpisah mulai dari kamar pulpa tetapi bersatu membentuk empat saluran yang berbeda pada apeks (5-4).

Gambar 5. Klasifikasi saluran akar menurut Gulabivala14 2.3 Radiografi Intraoral

Radiografi intra oral merupakan radiografi yang dilakukan dengan film berada di dalam mulut dengan tujuan memperlihatkan gigi dan struktur disekitarnya. Adapun tipe-tipe radiografi intra oral secara umum yaitu periapikal, interproksimal (bitewing) dan oklusal.15

2.3.1 Radiografi Periapikal

Radiografi periapikal memberikan informasi penting tentang gigi dan jaringan sekitarnya. Foto periapikal menunjukkan keseluruhan dari mahkota beserta jaringan pendukung dimana dapat menjadi informasi vital dalam menegakkan diagnosis pada

Universitas Sumatera Utara

(25)

kebanyakan kasus penyakit dental, khususnya karies gigi, abses, dan kehilangan tulang periodontal ataupun penyakit gusi. Temuan penting lain juga dapat didapat dari foto periapikal, seperti kondisi dari restorasi, gigi impaksi, atau fragmen gigi yang patah dan variasi gigi serta anatomi akar gigi.16

2.3.1.1 Teknik Paralel

Teknik paralel juga disebut dengan teknik right angle atau teknik long cone.

Pengambilan foto radiografi periapikal dilakukan dengan menempatkan film paralel dengan mahkota dan akar gigi dan pusat sinar diarahkan pada sudut yang tepat antara gigi dan film. Orientasi dari film, gigi dan pusat sinar meminimalisasi distorsi geometris.16 Adapun prinsip pada teknik paraleling adalah:15,16

 Film diletakkan paralel dengan sumbu panjang gigi

 Pusat sentral x-ray tegak lurus terhadarp film dan aksis panjang gigi

 Film holder harus dipakai untuk menjaga agar film tetap paralel dengan aksis panjang gigi

Gambar 6. Radiografi Periapikal Teknik Paralel.

Keuntungan dari teknik paraleling:

 Tanpa distorsi

(26)

 Gambar yang dihasilkan sangat representative dengan yang sesungguhnya

 Mudah dipelajari dan digunakan

 Mempunyai validitas yang tinggi

Sedangkan kerugian teknik paraleling adalah:

 Kesulitan meletakkan film holder, terutama pada pasien anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil.

 Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga mengurangi kenyamanan pasien.

2.3.1.2 Teknik Bisekting

Teknik bisekting digunakan pada radiografi periapikal yang berguna sebagai alternatif jika penempatan film sulit dilakukan karena trauma pasien, atau kelainan anatomi yang menyebabkan pengambilan susah dilakukan. Kelainan anatomi seperti dangkalnya palatum dan dasar mulut, frenum pendek, atau lebar rahang yang sempit.16

Gambar 7. Radiografi Teknik Bisekting Prinsip-prinsip pada teknik bisekting:15,16

 Memakai prinsip geometri

 Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual/palatal dari gigi.

Universitas Sumatera Utara

(27)

 Film kontak dengan gigi. Bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut.

 Adanya imaginary bisector

 Sentral x-ray tegak lurus terhadap gris bisektris sehingga menghasilkan dua segititiga yang sama.

 Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran.

Tabel 1. Rentang angulasi vertikal pada teknik bisekting.16

Proyeksi Maksila Mandibula

Insisivus +400 -150

Kaninus +450 -200

Premolar +300 -100

Molar +200 -50

Keuntungan dari teknik bisekting adalah dapat digunakan tanpa film holder dan penempatan film lebih nyaman dibanding dengan posisi film pada teknik paraleling. Sedangkan kerugiannya adalah distorsi mudah terjadi.15,16

2.3.1.3 Teknik Tube Shift

Pada tahun 1910, Charles Clark mendeskripsikan “aturan Clark” dengan menggunakan proyeksi yang eksentrik untuk melokalisir gigi yang belum erupsi.17,18 Kemudian Albert Richards pada tahun 1953 dan 1980 menyederhanakan prosedur tersebut dan menamainya buccal object rule.17,19 Yang pada intinya, gigi yang belum erupsi akan bergerak ke arah yang berlawanan dengan tube shift atau pergerakan tabung sinar. Istilah lain yang dikenal luas yaitu tube shift teknik dan SLOB (same side lingual, opposite side buccal).17

Teknik tube shift digunakan untuk menentukan lokasi atau posisi dari gigi atau suatu objek di rahang. Radiografi dental akan memberikan gambaran dalam dua

(28)

dimensi. Teknik radiografi ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi tiga dimensi yang biasanya digunakan untuk melihat seperti benda asing, gigi terpendam, gigi yang tidak tumbuh, posisi akar dan jarum patah. Teknik ini berorientasi pada dua radiografi dengan angulasi penyinaran yang berbeda. Satu film periapikal atau film bitewing yang disinari dengan teknik dan angulasi yang biasa dan untuk film yang kedua baik periapikal ataupun bitewing disinari dengan merubah arah sinar x-ray secara vertikal araupun horizontal lalu kemudian hasil dua radiografi tersebut dibandingkan.15

a. Angulasi Horizontal

Angulasi horizontal dilakukan dengan pusat sinar bidang horizontal harus diarahkan melewati inter proksimal area kontak. Angulasi horizontal ditentukan berdasarkan bentuk lengkung rahang dan posisi gigi.15 Bidang horizontal dari permukaan bukal atau labial gigi menentukan angulasi. Tepi luar cone membentuk lingkaran. Lingkaran ini harus sejajar dengan bidang horizontal permukaan bukal atau labial gigi. Saat posisi sudah tepat, sinar x- ray akan ditembakkan pada bidang horizontal permukaan bukal atau labial permukaan gigi dengan membentuk sudut 900 atau right angle.18

Universitas Sumatera Utara

(29)

Gambar 8. Angulasi horizontal dengan pergeseran ke mesial A. Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi, B. Jika arah sinar digeser ke mesial, bukal objek bergerak ke distal dan lingual objek bergerak ke mesial.15

(30)

Gambar 9. Angulasi horizontal dengan pergeseran ke distal A. Objek yang di bukal (bulatan garis) dan lingual (bulatan hitam) akan berimpit pada radiografi, B. Jika arah sinar digeser ke distal, bukal objek bergerak ke mesial dan lingual objek bergerak ke distal.15

b. Angulasi Vertikal

Teknik bisekting dengan angulasi vertikal adalah untuk mengarahkan pusat sinar melewati sentral lapangan kerja yang sedang diperiksa, tegak lurus ke garis sudut bisekting yang terbentuk oleh bidang panjang aksis gigi dan bidang film.16 Angulasi vertikal ditentukan dengan menggunakan prinsip dari teknik bisekting angle. Pusat sinar dari cone diposisikan pada sudut 900 pada garis imajiner yang membagi dua sudut yang dibentuk oleh panjang aksis gigi dan panjang aksis reseptor.

Angulasi vertikal dibagi menjadi sudut “+” dan “-“ tergantung pada arah sinar x-ray, dalam referensi bidang horizontal. Sudut “+” mengindikasikan sinar x-ray diarahkan ke bawah, sedangkan sudut “-“ berarti sinar x-ray diarahkan ke atas.18

2.4 Kerangka Teori

Gigi Premolar Permanen Mandibula

Premolar Dua Permanen Mandibula Premolar Satu Permanen

Mandibula

Morfologi Gigi dan Akar Gigi Premolar Permanen Mandibula

Variasi Akar Gigi Premolar Permanen Mandibula

Radiografi Intra Oral

Universitas Sumatera Utara

(31)

2.5 Kerangka Konsep

Premolar Satu dan Dua Permanen Mandibula Mahasiswa FKG USU

Interpretasi hasil radiografi gigi premolar satu dan dua permanen

mandibula dan diklasifikasi berdasarkan tipe konfigurasi saluran

akar menurut Vertucci Radiografi Periapikal Teknik

Bisekting

Radiografi Periapikal dengan Tube Shift Technique

(32)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional (sekali waktu).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memiliki gigi premolar satu dan dua permanen mandibula dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

3.3.2.1 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dapat diestimasi menggunakan rumus berikut:

Universitas Sumatera Utara

(33)

Keterangan:

n : Besar sampel

Zα : Nilai yang ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan (α = 5%, Z =1,96) P : Proporsi penelitian sebelumnya

Q : 1-P

d : Nilai presisi mutlak (12%)

Karena proporsi penelitian sebelumnya adalah 84%, nilai P yang digunakan dalam rumus tersebut adalah 0,84, sehingga besar sampel pada penelitian ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

n= 1,962.0,84.0,16 0,122

n= 3,8416. 0,84. 0,16 0,0144

n= 35,8549

Dengan menggunakan rumus di atas diperoleh besar sampel sebanyak 36 sampel gigi premolar satu dan dua regio kanan dan kiri mandibula.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.3.3.1 Kriteria Inklusi

Mahasiswa FKG USU yang memiliki gigi premolar satu dan dua mandibula permanen dengan akar sudah terbentuk sempurna.

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Memakai piranti ortodonti

(34)

2. Gigi dengan lesi periapikal

3. Saluran akar gigi dengan apikal terbuka, resorpsi, atau kalsifikasi 4. Gigi dengan karies mencapai pulpa

5. Gigi dengan perawatan saluran akar, post dan restorasi mahkota 6. Gigi dengan fraktur akar

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Cara Pengukuran

Hasil Pengukuran Skala Ukur

1 Konfigurasi saluran akar premolar satu dan dua permanen mandibula

Bentuk saluran akar yang terlihat mulai dari kamar pulpa hingga apeks dan dilihat per akar.

Rontgen foto Klasifikasi Vertucci:

Tipe I: saluran tunggal dari kamar pulpa hingga ke apeks

Tipe II: dua saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa tetapi bersatu membentuk satu saluran menuju apeks

Tipe III: satu saluran mulai dari kamar pulpa kemudian bercabang dua dan bersatu kembali menuju apeks

Tipe IV: dua saluran akar yang terpisah

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

(35)

mulai dari kamar pulpa hingga apeks Tipe V: satu saluran yang keluar dari kamar pulpa namun berpisah menjadi dua saluran dengan foramen apikal yang berbeda

Tipe VI: dua saluran akar yang terpisah mulai dari kamar pulpa kemudian bersatu di tengah dan berpisah kembali

menuju apeks

dengan foramen apikal yang berbeda Tipe VII: satu saluran akar yang meninggalkan kamar pulpa, berpisah dan

bersatu dan

kemudian berpisah kembali menjadi dua bagian pada apeks Tipe VIII tiga saluran akar yang terpisah mulai dari

(36)

kamar pulpa hingga apeks

2 Mahasiswa FKG USU

Sekelompok orang yang sedang

menjalani pendidikan di FKG USU

Wawancara dan

Kuisioner

- Nominal

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

1. 1 buah unit X-ray Radiografi Periapikal 2. Viewer box

3. Sarung tangan 4. Masker

5. Diagnostic tools (kaca mulut, sonde, pinset dan ekskavator) 6. Kamera Canon mirrorless eos m10

7. Alat tulis

3.5.2 Bahan Penelitian 1. Film intraoral 2. Larutan developer 3. Larutan fixer

3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Prosedur Pegumpulan Data

a. Pembagian kuesioner dan pemeriksaan intraoral

Penyebaran kuesioner secara langsung ke subjek penelitian dan divalidasi dengan observasi dengan cara melakukan pemeriksaan intraoral kepada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Setelah kuesioner diisi maka

Universitas Sumatera Utara

(37)

diserahkan kepada peneliti pada saat itu juga. Dari pemeriksaan ini didapatkan data- data berupa nama, jenis kelamin, usia dan stambuk.

b. Seleksi sampel

Setelah semua sampel diwawancarai dan dilakukan pemeriksaaan intraoral, maka dilakukan pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

c. Pengambilan foto rontgen

Setiap sampel dilakukan empat kali pengambilan radiografi periapikal pada gigi premolar satu dan dua permanen mandibula. Pengambilan radiografi dilakukan pada gigi premolar satu dan dua permanen mandibula kanan dan kiri yang memenuhi kriteria seleksi sampel. Foto periapikal pertama dilakukan dengan angulasi standar (angulasi horizontal 70 - 80 , angulasi vertikal -10 ), setelah itu pengambilan foto kedua dilakukan dengan tube shift technique dengan menggeser angulasi horizontal ke arah distal 20 - 30 dengan memperhatikan film dalam posisi yang sama. Kedua hasil dibandingkan lalu diamati di atas viewer box. Setelah seluruh data diperoleh, data dari hasil foto diperiksa dan diklasifikasi berdasarkan tipe konfigurasi saluran akar menurut Vertucci setelah itu diolah melalui komputerisasi.

(38)

3.6.2 Alur Penelitian

Positif (memiliki gigi premolar satu dan dua permanen mandibula)

Negatif (Tidak memiliki gigi premolar satu dan dua permanen

mandibula)

Tidak dilakukan pengambilan foto rontgen periapikal Dilakukan radiografi periapikal

dengan angulasi standar

Pemilihan Sampel

Wawancara dan Kuesioner

Diklasifikasikan berdasarkan tipe konfigurasi Vertucci

Pemeriksaan Intraoral

Dilakukan radiografi periapikal dengan menggeser angulasi ke

arah horizontal

Interpretasi hasil radiografi premolar satu dan dua permanen

mandibula

Universitas Sumatera Utara

(39)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data diolah secara komputerisasi, yaitu dimasukkan ke dalam program komputer SPSS 20 untuk dianalisis dan disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase

3.7.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah menggunakan statistik deskriptif.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Peneliti meminta izin dan menjelaskan tujuan dari penelitian kepada mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang memenuhi kriteria inklusi untuk meminta agar berpartisipasi dalam penelitian. Bagi responden yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian.

2. Ethical Clearance

Penelitian ini mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Sumatera Utara (Health Research Ethical Committee of North Sumatera) dengan nomor:

640/TGL/KEPK FK USU-RSUP HAM/2019.

(40)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 gigi premolar satu dan dua regio kanan dan kiri mandibula pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU usia 18-25 tahun. Pengambilan foto ronsen intraoral periapikal dilakukan di Departemen Radiologi Fakultas kedokteran Gigi USU. Pada sampel dilakukan dua kali foto ronsen periapikal dengan angulasi standar dan Tube Shift Technique untuk melihat bentuk saluran akar pada premolar satu dan dua regio kanan dan kiri mandibula dan diklasifikasikan menurut klasifikasi Vertucci.

4.1 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Satu Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Angulasi Standar Berdasarkan Klasifikasi Vertucci

Nilai persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci dihitung dengan SPSS 20. Pada 36 sampel penelitian diperoleh data bentuk saluran akar berdasarkan klasifikasi Vertucci tipe 1 97,2% dan tipe 3 2,8%.

Tabel 2. Persentase gigi premolar satu regio kanan dan kiri mandibula dengan angulasi

standar berdasarkan klasifikasi Vertucci

Klasifikasi Vertucci Jumlah Persentase

Tipe 1 35 97,2%

Tipe 2 0 0%

Tipe 3 1 2,8%

Tipe 4 0 0%

Tipe 5 0 0%

Tipe 6 0 0%

Tipe 7 0 0%

Tipe 8 0 0%

Universitas Sumatera Utara

(41)

4.2 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Dua Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Angulasi Standar Berdasarkan Klasifikasi Vertucci

Nilai persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci dihitung dengan SPSS 20. Pada 36 sampel penelitian diperoleh data bentuk saluran akar berdasarkan klasifikasi Vertucci tipe 1 94,4%, tipe 2 2,8% dan tipe 3 2,8%.

Tabel 3. Persentase gigi premolar dua regio kanan dan kiri mandibula dengan angulasi

standar berdasarkan klasifikasi Vertucci

Klasifikasi Vertucci Jumlah Persentase

Tipe 1 34 94,4%

Tipe 2 1 2,8%

Tipe 3 1 2,8%

Tipe 4 0 0%

Tipe 5 0 0%

Tipe 6 0 0%

Tipe 7 0 0%

Tipe 8 0 0%

4.3 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Satu Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Tube Shift Technique Berdasarkan Klasifikasi Vertucci

Nilai persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci dihitung dengan menggunakan SPSS 20.

Pada 36 sampel diperoleh data bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci; tipe 1 86,1%, tipe 2 2,8%, tipe 3 5,6%, tipe 4 2,8% dan tipe 5 2,8%.

(42)

Tabel 4. Persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula perubahan angulasi berdasarkan klasifikasi Vertucci.

Klasifikasi Vertucci Jumlah Persentase

Tipe 1 31 86,1%

Tipe 2 1 2,8%

Tipe 3 2 5,6%

Tipe 4 1 2,8%

Tipe 5 1 2,8%

Tipe 6 0 0%

Tipe 7 0 0%

Tipe 8 0 0%

4.4 Persentase Bentuk Saluran Akar Gigi Premolar Dua Regio Kanan dan Kiri Mandibula dengan Tube Shift Technique Berdasarkan Klasifikasi Vertucci

Nilai persentase bentuk saluran akar premolar dua regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci yang dihitung menggunakan SPSS 20 diperoleh data tipe 1 94,4% dan tipe 3 5,6%.

Tabel 5. Persentase bentuk saluran akar premolar dua regio kanan dan kiri mandibula perubahan angulasi berdasarkan klasifikasi Vertucci.

Klasifikasi Vertucci Jumlah Persentase

Tipe 1 34 94,4%

Tipe 2 0 0%

Tipe 3 2 5,6%

Tipe 4 0 0%

Tipe 5 0 0%

Tipe 6 0 0%

Universitas Sumatera Utara

(43)

Tipe 7 0 0%

Tipe 8 0 0%

Beberapa hasil foto bentuk saluran akar yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 10 sampai dengan gambar 12.

Gambar 10. Hasil foto periapikal regio kiri mandibula

dengan menggunakan angulasi standar (10A) dan perubahan angulasi (10B). Pada gambar 10A terlihat bentuk saluran akar premolar satu dan dua mandibula memiliki tipe 1 Vertucci.

Namun pada 10B setelah dilakukan perubahan angulasi horizontal 30º, terlihat bahwa premolar satu mandibula tipe 3 (1-2-1) dan premolar dua tipe 1 (1-1).

Gambar 11. Hasil foto ronsen regio kanan mandibula dengan

menggunakan angulasi standar (11A) dan perubahan angulasi (11B). Pada 11A premolar satu dan dua memiliki satu akar dan bentuk saluran akar tipe 1 klasifikasi Vertucci. Namun pada 11B setelah dilakukan perubahan angulasi A B

A B

(44)

horizontal 30º, dapat dilihat bentuk saluran akar premolar satu mandibula memiliki tipe 5 (1-2) sedangkan premolar dua mandibula tipe 3 (1-2-1).

Gambar 12. Hasil foto ronsen regio kiri mandibula

dengan angulasi standar (12A) dan perubahan angulasi (12B). Pada 12A, premolar satu dan dua memiliki satu akar dengan bentuk saluran akar tipe 1 Vertucci.

Sedangkan 12B adalah foto setelah dilakukan perubahan angulasi horizontal 30º, premolar satu memiliki tipe 4 (1-2) dan premolar dua memiliki tipe 3 (1-2-1).

Gambar 13. Hasil foto ronsen regio kiri mandibula dengan angulasi standar (13A) dan perubahan angulasi (13B). Pada 13A, premolar satu tipe 1 Vertucci sedangkan premolar dua tipe 2 Vertucci. Sedangkan 13B setelah dilakukan perubahan angulasi horizontal 30º, premolar satu dan dua memiliki tipe 1 Vertucci.

A B

A B

Universitas Sumatera Utara

(45)

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan dua kali pengambilan foto. Foto radiografi periapikal pertama dilakukan dengan angulasi standar gigi premolar mandibula, dimana film diletakkan paralel dengan aksis panjang gigi, angulasi vertikal -10º dan angulasi horizontal berada di daerah kontak interproksimal gigi, dengan pusat sinar x- ray tegak lurus terhadap film dan aksis gigi. Sedangkan pengambilan foto ronsen periapikal kedua dilakukan dengan menggeser cone (tube shift technique) dengan perubahan angulasi horizontal sebesar 30º ke arah mesial.

Dari 36 sampel ditemui bahwa mayoritas premolar satu (94,4%) dan premolar dua (97,2%) memiliki satu akar, namun ditemukan saluran akar dua pada premolar satu (5,6%) dan premolar dua (2,8%). Pada tabel 2, persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri pada mandibula dengan foto ronsen periapikal angulasi standar berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (97,2%) dan tipe 3 (2,8%). Untuk bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri pada mandibula dengan menggunakan foto ronsen periapikal tube shift technique menunjukkan hasil yang berbeda. Pada tabel 4 menunjukkan persentase bentuk saluran akar premolar satu regio kanan dan kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (86,1%), tipe 2 (2,8%), tipe 3 (5,6%), tipe 4 (2,8%) dan tipe 5 (2,8%).

Pada tabel 3 persentase bentuk saluran akar premolar dua regio kanan dan kiri mandibula dengan foto ronsen periapikal angulasi standar berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (94,4%), tipe 2 (2,8%) dan tipe 3 (2,8%). Pada tabel 5 menunjukkan nilai persentase bentuk saluran akar premolar dua regio kanan dan kiri mandibula dengan menggunakan foto ronsen periapikal tube shift technique yang dinilai berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (94,4%) dan tipe 3 (5,6%).

Pada gambar 10A, 11A dan 12A foto ronsen periapikal penelitian ini menunjukkan bahwa pengambilan foto ronsen dengan angulasi standar menunjukkan

(46)

bahwa premolar satu dan dua memiliki tipe 1 Vertucci. Sedangkan pada gambar 10B, 11B dan 12B merupakan foto ronsen periapikal dengan perubahan angulasi sebanyak 30º ke arah mesial dan didapatkan hasil yang cukup bervariasi. Namun berbeda dengan gambar 13, foto ronsen periapikal dengan angulasi standar menunjukkan bahwa premolar dua memiliki tipe 2 Vertucci (gambar 13A). Sedangkan setelah dilakukan pengambilan foto dengan perubahan angulasi horizontal sebanyak 30º ke arah mesial, didapatkan premolar dua memiliki tipe 1 Vertucci. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut pada sampel, didapatkan kondisi premolar dua mandibulanya mengalami rotasi ke arah mesial.

Vaishali (2011) melaporkan pada 80 sampel dari populasi Gujarat menunjukkan konfigurasi saluran akar premolar dua mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (80%), tipe 4 (2,5%) dan tipe 5 (17,5%).13 Penelitian Nasrin (2016) di Iran menunjukkan konfigurasi saluran akar premolar dua regio kanan mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (82,4%), tipe 2 (1%), tipe 3 (0,3%), tipe 4 (0,3%) dan tipe 5 (4,7%). Sedangkan premolar dua regio kiri mandibula berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (77,3%), tipe 2 (1%), tipe 3 (1,3%), tipe 4 (0,3%) dan tipe 5 (10,3%).8

Penelitian Hatem (2012) di Mesir dengan menggunakan 250 sampel gigi premolar satu mandibula mengungkapkan bahwa premolar satu mandibula yang memiliki saluran akar satu (96,8%) dan akar dua (3,2%). Konfigurasi saluran akar berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (61,2%), tipe 5 (16,4%), tipe 4 (13,2%), tipe 2 (5,6%), tipe 3 (2,8%) dan tipe 6 (0,4%).7 Penelitian Sheela dan Vellore (2015) di Emirat Arab pada 100 gigi premolar satu didapat hasil konfigurasi saluran akar berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (65%), tipe 2 (2%), tipe 3 (3%), tipe 4 (13%), tipe 5 (14%).6

Dalam penelitian Kottoor dkk (2013) menyebutkan bahwa konfigurasi saluran akar pada gigi premolar mandibula dapat bervariasi secara signifikan sehubungan dengan etnis, ras dan jenis kelamin. Hasil penelitian yang didapatkan Kottoor dkk di India menyatakan bahwa premolar satu mandibula lebih banyak memiliki variasi bentuk saluran akar dibandingkan dengan premolar dua mandibula.4

Universitas Sumatera Utara

(47)

Penelitian Trelia dkk (2017) tentang konfigurasi saluran akar molar satu dan dua mandibula dengan menggunakan tube shift technique, menunjukkan bahwa tube shift technique membantu dalam melihat saluran akar yang super-imposed. Hasil penelitian variasi bentuk saluran akar mesial permanen satu mandibula regio kanan berdasarkan klasifikasi Vertucci tipe 1 (12,5%), tipe 2 (22,5%), tipe 3 (5%), tipe 4 (57,5%), tipe variasi 3-2 (2,5%), dan regio kiri adalah tipe 1 (5%), tipe 2 (37,5%), tipe 4 (52,5%), tipe 5 (2,5%), tipe variasi 3-2 (2,5%), akar distal molar satu mandibula regio kanan adalah tipe 1 (87,5%), tipe 3 (5%), tipe 4 (2,5%), tipe 5 (5%) dan regio kiri adalah tipe 1 (90%), tipe 2 (5%), tipe 3 (2,5%), tipe 5 (2,5%).

Konfigurasi saluran akar mesial molar dua regio kanan tipe 1 (52,5%), tipe 2 (35%), tipe 4 (12,5%), regio kiri adalah tipe 1 (57,5%), tipe 2 (22,5%), tipe 3 (2,5%), tipe 4 (12,5%), tipe 5 (5%), dan pada akar distal molar dua regio kanan adalah tipe 1 (92,5%), tipe 2 (5%), tipe 5 (2,5%) dan regio kiri tipe 1 (87,5%), tipe 2 (5%), tipe 4 (2,5%), tipe 5 (5%).20

Berdasarkan penelitian Kacharaju (2019) di Malaysia dengan sampel sebanyak 100 gigi premolar mandibula yang telah diekstraksi, didapatkan hasil premolar mandibula saluran akar satu (65%) dan variasi saluran akar lebih dari satu sebanyak (35%). Konfigurasi bentuk saluran akar berdasarkan klasifikasi Vertucci adalah tipe 1 (65%), tipe 2 (2%), tipe 3 (5%), tipe 4 (1%), tipe 5 (23%), tipe 6 (0%), tipe 7 (3%) dan tipe 8 (1%).21

Variasi anatomi, khususnya saluran akar dan akar tambahan, harus selalu diperhatikan dalam menangani kasus endodonti. Penyebab utama dari gagalnya perawatan endodonti adalah mengabaikan saluran akar atas tidak terlihatnya saluran akar lainnya. Scott dan Turner mengamati perbedaan suku dalam morfologi akar gigi premolar mandibula dan mengatakan bahwa insidensi tertinggi (>25%) dari saluran akar tambahan berasal pada populasi Australia dan Afrika-Sahara. Sedangkan insidensi terendah (0-10%) ditemukan pada populasi Amerika, Arktik, Papua Nugini, Jomon dan Eropa Barat. Studi dari Trope et al. menunjukkan bahwa 10,9% dari keseluruhan sampel setidaknya satu dari dua premolar mandibula memiliki dua akar.

Populasi dan grup geografis tertentu memiliki sedikit atau bahkan tidak ada sama

(48)

sekali data mengenai morfologi premolar mandibula, khususnya pada populasi Amerika Afrika Selatan, Australia dan Asia Tenggara.22

Dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang akurat tentang anatomi dari tiap gigi termasuk dari kemungkinan variasi guna mengidentifikasi adanya jumlah akar yang tidak umum serta morfologinya. Interpretasi dari hasil radiografi yang teliti, pemeriksaan klinis tentang kamar pulpa dan akses buka atap pulpa, posisi, angulasi file pada akar dan juga adanya saluran akar tambahan juga penting dalam suksesnya hasil perawatan endodonti.22

Gigi premolar pertama mandibula merupakan contoh tepat dalam anatomi gigi yang kompleks. Gigi premolar pertama bisa saja memiliki akar tambahan yang tidak jelas tampak dalam radiografi atau berbentuk pita halus sehingga dapat menjadi keadaan yang menantang untuk membentuk, membersihkan dan proses obturasi dalam perawatan endodonti. Anatomi saluran akar dan morfologi akar dipengaruhi oleh ras, dengan demikian diperlukan identifikasi morfologi saluran akar dari berbagai ras dan suku.23 Sedangkan perkembangan gigi premolar kedua mandibula memiliki variabel yang sangat banyak. Agenesis, posisi benih gigi yang abnormal dan inklinasi distal pada proses perkembangan gigi banyak dilaporkan dalam terbentuknya anomali pada gigi premolar kedua mandibula. Sebagai tambahan, gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah gigi premolar kedua mandibula, setelah molar tiga.2

Radiografi konvensional seperti radiografi periapikal menunjukkan gambar dua dimensi dan oleh karena itu memiliki kekurangan. Pada beberapa kasus, sangatlah membantu jika dilakukan pengambilan dua foto radiografi dengan angulasi horizontal berbeda berdasarkan aturan Clark atau yang disebut juga dengan SLOB (Same Lingual Opposite Buccal). Pengambilan dua foto radiografi periapikal dengan angulasi berbeda berperan dalam keakuratan diagnosa, khususnya adanya kelainan pada daerah akar ataupun adanya daerah super imposed. Sehingga dokter gigi seakan- akan dapat melihat keadaan suatu gigi secara tiga dimensi dengan menggunakan pengambilan dua foto periapikal dengan angulasi berbeda.24 Penelitian Clark menggunakan teknik parallax untuk melihat lokalisasi suatu objek dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

(49)

radiografi. Clark melakukan dua radiografi periapikal dengan angulasi horizontal yang berbeda untuk melihat letak suatu gigi. Yang mana teknik ini dikenal dengan metode tube shift horizontal.25

(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Bentuk saluran akar gigi premolar satu regio kanan dan kiri mandibula dengan tube shift technique adalah tipe 1 (86,1%), tipe 2 (2,8%), tipe 3 (5,6%), tipe 4 (2,8%) dan tipe 5 (2,8%).

2. Bentuk saluran akar gigi premolar dua regio kanan dan kiri mandibula dengan tube shift technique adalah tipe 1 (94,4%) dan tipe 3 (5,6%).

6.2 Saran

1. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dengan mengelompokkan etnis, ras dan jenis kelamin.

2. Diharapkan terdapat penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar agar didapatkan hasil yang lebih representatif.

Universitas Sumatera Utara

(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nelson, SJ. Ash, MM. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion,9th edition. Missouri: Saunders Elsevier 2010: 157-68.

2. Hussein, MA. Watted, N. Emodi, O. Awadi, O. Treatment of Extremely Displaced and Impacted Second Premolar in the Mandible. IOSR Journal of Dental and Medical Science. Vol 4, Issue 10 2015: 110.

3. Kaya, GS. Omezli, MM. Yapici, G. Dayi, E. Ertas, U. Prevalence of Impacted Premolars in a Turkish Population and Considerations for Surgcal Treatment.

Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2011:782.

4. Kottor, J. Alburqueque, D. Velmurugan, N. Kurvilla, J. Root Anatomy and Root Canal Configuration of Human Permanent Mandibular Premolars: A Systematic Review. Hindawi Publishing Corporation Anatomy Research International 2013:

1,7-8.

5. Al-Mahroos, SAE. Al-Sharif, AA. Ahmad, IA. Mandibular Premolar with Unsual Root Canal Configuration: A Report of Two Cases. Saudi Endodontic Journal 2016:87-8.

6. Abraham, SB. Gopinath, VK. Root Canal Anatomy of Mandibular First Premolars in an Emirati Subpopulation: A laboratory study. Eur J Dent 2015:1-4.

7. Alhadainy, HA. Canal Configuration of Mandibular First Premolar in an Egyptian Population. Journal of Advanced Research 2013:125-7.

8. Nasrin, R. Khalilakzohreh. Mehrdad, P. Mahboubeh,G. Evaluation of Root Anatomy and Morphology of Mandibular Premolars with CBT in Iranian Population. International Journal of Life Science and Phrma Research Vol 6 Issue 3 2016:39.

9. Yadav, RK. Ashutosh, Chandra, A. Tikku, AP. Rathinavel, C. Root Canal Morphology of Mandibulr Second Premolars in North Indian Subpopulation Vol 3, Issue 8, 2013: 3.

(52)

10. Sun, Y. Yi Lu, T. Chen, YC. Yang, SF. The Best Radiographic Method for Determining Root Canal Morphology in Mandibular First Premolars: a study of Chinese descendants in Taiwan. Journal of Dental Sciences 2016:179.

11. Shalavi, S. Mohammadi, Z. Abdolrazzaghi, M. Root Canal Treatment of Maxillary and Mandibular Three Rooted Premolars : Case Reports. Iranian Endodontic Journal 2012:161-3.

12. Cleghorn, BM. Christle, WH. Dong, CCS. The Root and Root Canal Morphology of the Human Mandibular First Premolar: A Literature Review. Journal of Endodontics. Vol 33. 2007:511.

13. Parekh, V. Shah, N. Joshi, H. Root Canal Morphology and Variations of Mandibular Premolars by Clearing Technique An In vitro Study. Journal of Contemporary Dental Practice. 2011: 318-20.

14. Hargreaves, KM. Cohen, S. Cohen’s pathways of the pulp. 10th edition. Missouri:

Mosby Elsevier 2011:136-44.

15. Chang, SW. Lee, JK. Lee, Y. Kum, KY. In-depth Morphological Study of Mesiobuccal Root Canal Systems in Maxillary First Molars: Review. Restorative dentistry and Endodontics. 2103:2-3.

16. Gupta, A. Devi, P. Srivastava, R. Jyoti, B. Intra Oral Periapical Radiography- basics Yet Intrigue: A Review. Bangladesh Journal of dental Research and Education. vol 4. 2014:83-7.

17. Yeung, AWK. Tube Shift or Tube Tilt? The Terminology of Dental Radiography is Heterogeneous Relative to Radiological Convention. Hong Kong Med J 2017:

97.

18. Basrani, B. Endodontic Radioloy. 2nd edition. UK: John Wiley&Sons,Inc 2012:18-38.

19. Castelluci, R. Spatial Localization in Radiology: The Buccal Object Rule.

Roots.2nd edition. 2008.

20. Boel, T. Kartika, D. Dennis. Root Canal Configuration of Permanent Mandibular First and Second Molars Using Radiographic Tube Shift Technique in Dental

Universitas Sumatera Utara

(53)

Hospital Patients at Faculty of Dentistry Unversitas Sumatera Utara. IDCSU 2017:28-30.

21. Kacharaju, et al. Analysis of Mandibular Premolars Root Canal Morphology Using Radiographic and Cross-Sectional Techniques in Malaysian Population.

Malaysia: Dental Hypotheses. Vol 10;Issue 1. 2019:3

22. Savitri D, Singh R, Sujatha I, Chandra SM. Endodontic Treatment of Mandibular First Premolar with Two Roots Dividing at Two Different Levels Report of Two Cases. IJADS. 2015:143

23. Chourasia HR, Boreak N, Tarrosh MY, Mashyakhy M. Root Canal Morphology of Mandibular First Premolars in Saudi Arabian Southern Region Subpopulation.

Saudi Endod J 2017;7:77-81

24. Shanbag VK. Diagnostic Considerations While Utilizing Intraoral Periapical Radiographs for Diagnosing Radix Entomolaris. Cukurova Med J. 2018;43(Suppl 1): 305-7.

25. Kumar S, Kurien NM, Adersh GA, Tharakan M. Techniques for Localization of Impacted Maxillary Canines Radiographs; A New Classification System Based on the Principles of Localization. Intl J Clin Diag Res. 2018;6(1):IV:3-4

(54)

Gambar

Gambar 6. Radiografi Periapikal Teknik Paralel.
Gambar 7. Radiografi Teknik Bisekting  Prinsip-prinsip pada teknik bisekting: 15,16
Tabel 1. Rentang angulasi vertikal pada teknik bisekting. 16
Gambar 8. Angulasi horizontal dengan pergeseran ke mesial A. Objek yang  di  bukal  (bulatan  garis)  dan  lingual  (bulatan  hitam)  akan  berimpit  pada  radiografi,  B
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Saliva merupakan cairan rongga mulut kompleks yang berasal dari kelenjar. saliva mayor

Dalam kegiatan pengolahan data gaji karyawan Yayasan Bina Darma sistem penggajian dan keuangan merupakan mekanisme pelaksanaan pencatatan dan transaksi pengeluaran

Teori II :Perbedaan besar perpindahan titik A dan B merupakan hasil perkalian dari luas bidang momen akibat pembebanan dikalikan jarak centroid bidang momen terhadap

Bersama ini mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada Ujian Seminar Proposal Penelitian Skripsi dari mahasiswa:. Nama :

• Balok konjugasi merupakan balok fiktif yang memiliki panjang sama dengan balok nyatanya, yang diberi beban berupa diagram M/EI yang diperoleh dari hasil analisis balok nyata...

Catatan : Bagi mahasiswa yang dinyakan Lulus Ujian Skripsi dan nilai Ujian Skripsinya belum keluar di semester pengajuan ujian Skripsi, mahasiswa di wajibkan untuk