• Tidak ada hasil yang ditemukan

Schoenfeld, 2005) membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara toleransi risiko keuangan terhadap minat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Schoenfeld, 2005) membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara toleransi risiko keuangan terhadap minat."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Menjelang tahun ajaran baru, setiap orang tua sibuk mempersiapkan keperluan anak untuk sekolah. Tak sedikit orang tua harus menguras tabungan dan menggadaikan peralatan rumah tangga bahkan menjual emas ke penggadaian demi memenuhi biaya sekolah anak (Rachman, 2017). Pegadaian menjadi alternatif bagi orang tua yang membutuhkan dana cepat untuk biaya sekolah anak karena tidak terlalu membutuhkan persyaratan rumit serta barang yang digadaikan dapat sewaktu-waktu ditebus kembali. Kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak memasuki tahun ajaran baru seharusnya tidak perlu terjadi apabila sebelumya orang tua melakukan perencanaan keuangan untuk dana pendidikan jauh-jauh sebelumnya.

Perencanaan keuangan sudah menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Altfest (2004) perencanaan keuangan sebagai suatu metode yang efisien untuk mempersiapkan kebutuhan masa mendatang bagi rumah tangga. Perencanaan keuangan akan membantu individu dalam mengelola keuangannya agar tujuan keuangan yang ingin dicapai dapat tercapai (Despard &

Chowa, 2010). Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik, maka tujuan keuangan jangka pendek, menengah, ataupun jangka panjang dapat tercapai (Unola & Linawati, 2014). Salah satu bentuk perencanaan keuangan dalam keluarga adalah perencanaan dana pendidikan anak yang saat ini penting untuk dilakukan oleh setiap keluarga terutama bagi pemenuhan tujuan keuangan.

Pendidikan merupakan hal penting bagi anak sehingga perlu dipersiapkan dengan baik, untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas orang tua dituntut untuk mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Kebutuhan biaya pendidikan anak yang setiap tahun mengalami peningkatan juga menjadi alasan orang tua perlu melakukan perencanaan dana pendidikan. Otoritas Jasa Keuangan juga menyarankan agar setiap keluarga mengalokasikan kurang dari 20 persen dari penghasilan untuk kebutuhan dana pendidikan anak sehingga dapat mengimbangi kenaikan biaya pendidikan yang terjadi setiap tahun (Soekarno & Damayanti, 2011).

(2)

2

Meskipun orang tua sudah menyadari bahwa perencanaan dana pendidikan penting untuk dilakukan, pada kenyataannya masih banyak orang tua yang belum merencanakan dana pendidikan. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya menurut Rita dan Santoso (2015) yaitu pendapatan yang diperoleh keluarga lebih banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan kebutuhan lainnya. Penelitian dilakukan oleh Unola & Linawati (2014) dan Yohnson (2004) bahwa faktor demografi berpengaruh terhadap pemenuhan tujuan keuangan termasuk kebutuhan dana pendidikan anak. Padahal menurut beberapa teori keperilakuan seperti Theory of Planned Behaviour (TPB) bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh minat. Menurut Arthana dan Rukhviyanti (2015) minat sebagai seberapa banyak usaha yang dilakukan oleh individu untuk berkomitmen dalam melakukan suatu perilaku. Sudah banyak penelitian terdahulu yang meneliti mengenai pengaruh minat terhadap perilaku antara lain di lakukan oleh Godin &

Kok (1996) dan Valois, Desharnais, & Godin (1988). Beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi minat maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku dapat terwujud. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis pengaruh minat terhadap perilaku memiliki perencanaan dana pendidikan anak dan faktor yang mempengaruhi minat.

Perilaku dalam perencanaan dana pendidikan anak dapat diwujudkan dengan melakukan investasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Pada perkembangannya sudah banyak bermunculan instrumen investasi yang ditujukan untuk dana pendidikan anak antara lain tabungan pendidikan bank, asuransi pendidikan, dana pendidikan melalui investasi obligasi, reksa dana, dan saham atau logam mulia Pergadaian (Soekarno & Damayanti, 2011). Salah satu produk tabungan banyak ditawarkan dan disediakan oleh perbankan konvensional dan lembaga-lembaga keuangan lain adalah tabungan pendidikan yang digunakan untuk perencanaan keuangan jangka pendek. Perencanaan dana pendidikan anak dapat diwujudkan melalui perilaku memiliki tabungan pendidikan anak.

Keuntungan yang diperoleh yaitu likuiditas atau uang yang telah dibayarkan dapat sewaktu-waktu diambil melalui ketentuan yang telah disepakati.

(3)

3

Sementara minat seseorang untuk mewujudkan perilaku memiliki tabungan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan keuangan. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti mengenai pengaruh pengetahuan keuangan terhadap minat antara lain Shahrabani (2012); Zakaria, Marina, Fakrul, & Nik (2016) menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara pengetahuan keuangan terhadap minat. Selain pengetahuan keuangan, faktor lain yang memengaruhi minat adalah orientasi masa depan yang mengarahkan pemikiran individu mengenai kehidupannya dimasa mendatang, baik dalam hal menetapkan tujuan atau merencanakan kehidupan dengan lebih baik. Orientasi masa depan merupakan persepsi dan harapan yang dimiliki oleh seseorang yang mengukur sejauh mana individu berfokus dimasa mendatang (Jacobs-Lawson &

Hershey, 2005). Orang tua yang memiliki orientasi pada masa depan dan peduli pada pendidikan anak tentunya mulai memikirkan cara agar anak memeroleh pendidikan berkualitas, sehingga orientasi masa depan dimungkinkan dapat memengaruhi minat orang tua memiliki tabungan pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh van Ittersum (2012) menunjukkan bahwa orientasi masa depan memiliki pengaruh terhadap minat seseorang.

Toleransi terhadap risiko juga turut memengaruhi minat sebagaimana menurut Grable (2000) yang mengungkapkan toleransi risiko keuangan sebagai kesediaan seseorang menolerir atau menerima besar kecilnya risiko ketika mengambil suatu keputusan keuangan. Toleransi terhadap risiko berbeda-beda seorang dengan yang lain, kecenderungan orang menghindari risiko dan lebih berhati-hati artinya memiliki tingkat toleransi rendah begitu pun sebaliknya.

Dalam hal investasi dana pendidikan anak, seseorang yang tidak mengharapkan adanya risiko akan mengantisipasi risiko dengan melakukan suatu perilaku tertentu untuk berjaga-jaga seperti menabung atau mengelola keuangan dengan lebih bijak. Hal yang sama juga dapat terjadi dalam konteks perilaku memiliki tabungan pendidikan anak. Toleransi terhadap risiko yang rendah akan memengaruhi minat orang tua memiliki tabungan pendidikan sebagai bentuk berjaga-jaga karena tidak ingin mendapat risiko dikemudian hari. Penelitian terdahulu dilakukan oleh (Croy, Gerrans, & Speelman, 2010; Segal, Borgia, &

(4)

4

Schoenfeld, 2005) membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara toleransi risiko keuangan terhadap minat.

Faktor lainnya yang dapat memengaruhi minat yaitu pengaruh sosial, beberapa penelitian terdahulu yang meneliti mengenai pengaruh sosial terhadap minat pernah dilakukan oleh Teo (2011) dalam bidang teknologi serta Venkatesh

& Davis (2000). Kedua penelitian tersebut membuktikan adanya pengaruh antara pengaruh sosial terhadap minat individu melakukan suatu perilaku tertentu.

Pengaruh sosial merupakan persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan memengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.

(Jogiyanto, 2007). Hal yang sama dapat terjadi dalam mewujudkan perilaku memiliki tabungan pendidikan anak, dukungan lingkungan sosial dapat memengaruhi minat orang tua memiliki tabungan pendidikan. Pengaruh sosial dalam hal ini meliputi keluarga, kerabat, lingkungan sekitar serta orang-orang yang dianggap penting. Pengaruh sosial mampu memengaruhi minat untuk melakukan suatu perilaku semakin besar, hal ini terjadi karena seseorang cenderung memiliki rasa kepercayaan yang tinggi apabila orang disekitarnya juga sudah melakukan suatu perilaku tertentu yang dianggap baik untuk diikuti.

Triandis (1980) dalam (Lu, Yu, & Liu, 2005) menerangkan bahwa kondisi- kondisi yang memfasilitasi akan memberikan dukungan kepada seseorang sehingga dapat memengaruhi penggunaannya. Faktor-faktor tersebut dapat mempermudah seseorang untuk melaksanakan suatu perilaku menjadi semakin besar. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu perilaku kemudian didukung dengan ketersediaan kondisi pendukung yang memadai akan memperkuat pertimbangan minat menjadi perilaku. Penelitian terdahulu mengenai faktor kondisi pendukung dilakukan Thong, Venkatesh, Xin, Se-Joon, & Kar Yan (2011) menunjukkan bahwa adanya pengaruh kondisi pendukung terhadap perilaku.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan persoalan penelitian;

(1) apakah pengetahuan keuangan berpengaruh signifikan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan? (2) apakah orientasi masa depan berpengaruh

(5)

5

signifikan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan? (3) apakah toleransi risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan? (4) apakah pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan? (5) apakah minat pada tabungan pendidikan berpengaruh signifikan pada perilaku orang tua memiliki tabungan pendidikan?

dan (6) apakah kondisi pendukung sebagai moderator berpengaruh signifikan terhadap perilaku memiliki tabungan pendidikan? Kontribusi penelitian ini akan memberikan manfaat dalam bidang akademik yaitu memberikan model penelitian baru terkait perilaku memiliki tabungan pendidikan serta diharapkan penelitian ini mampu mengintegrasikan berbagai faktor yang dapat memengaruhi keputusan perencanaan dana pendidikan anak. Manfaat lainnya yaitu dapat digunakan sebagai bahan masukan orang tua dalam melakukan investasi yang ditujukan untuk dana pendidikan anak.

TELAAH PUSTAKA

Perencanaan Dana Pendidikan Anak

Perencanaan keuangan sebagai suatu metode yang efisien untuk mempersiapkan kebutuhan masa mendatang bagi rumah tangga (Altfest, 2004).

Perencanaan keuangan membantu individu memenuhi tujuan hidupnya dengan mengelola keuangan dengan benar demi mencapai tujuan tertentu (Despard &

Chowa, 2010). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mendari & Kewal (2013) bahwa kesulitan keuangan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh tingkat pendapatan yang rendah, tetapi dapat juga disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan keuangan seperti tidak adanya perencanaan keuangan. Melalui perencanaan keuangan individu dapat memahami cara mengambil keputusan keuangan yang dibuat dan berdampak pada perencanaan keuangan jangka panjang maupun jangka pendek. Pengelolaan keuangan yang baik ditunjang dengan pengetahuan keuangan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan hidup seseorang. Hal yang sama juga berlaku dalam merencanakan dana pendidikan anak. Unola & Linawati (2014) menjelaskan dana pendidikan

(6)

6

merupakan dana khusus yang dipersiapkan oleh orang tua untuk dialokasikan pada kebutuhan pendidikan anak. Perencanaan dana pendidikan yang baik akan memungkinkan sebuah keluarga untuk dapat mengirim anaknya ke perguruan tinggi yang diharapkan. OJK menyarankan untuk mengalokasikan dana pendidikan kurang dari 20% dari penghasilan, hal ini sendiri untuk mengimbangi kenaikan biaya pendidikan yang dari tahun ketahun mengalami kenaikan (Soekarno & Damayanti, 2011). Selain peningkatan biaya pendidikan, merencanakan dana pendidikan anak dapat dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga sehingga dapat meminimalisir masalah keuangan yang mungkin saja terjadi dikemudian hari.

Merencanakan dana pendidikan anak dapat dilakukan melalui investasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Produk investasi yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah tabungan. Pelle (2012) mendefinisikan tabungan sebagai sebagian dari pendapatan yang disisihkan atau disimpan dan tidak digunakan untuk konsumsi guna keperluan berjaga-jaga pada masa yang akan datang dan bentuk tabungan keluarga dapat berupa tanah, ternak, perhiasan, dan uang. Salah satu alternatif investasi dana pendidikan anak yaitu tabungan pendidikan, tabungan pendidikan merupakan salah satu produk tabungan yang dikeluarkan oleh perbankan yang ditujukan untuk persiapan dana pendidikan anak. Tabungan pendidikan memungkinkan dana yang telah disimpan dapat diambil sewaktu- waktu sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati sehingga dapat digunakan oleh orang tua untuk membiayai pendidikan anaknya (Rita dan Santoso, 2015).

Oleh karena itu, merencanakan dana pendidikan anak melalui tabungan pendidikan perlu dipersiapkan oleh orang tua sejak dini mengingat bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak.

Perilaku Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Perilaku yang ditunjukkan dengan keputusan memiliki tabungan pendidikan anak merupakan salah satu bentuk investasi dalam perencanaan dana pendidikan anak. Perilaku menabung tabungan pendidikan dapat juga diartikan sebagai kecenderungan perilaku menabung dengan menyimpan uang secara teratur untuk memenuhi kebutuhan dimasa depan sekaligus tindakan penghematan

(7)

7

(Ming Thung, Ying Kai, Sheng Nie, Wan Chiun, & Chang Tsen, 2012). Horioka (1985) juga menambahkan bahwa perilaku orang tua untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan dapat dilakukan dengan menabung yang dikhususkan bagi dana pendidikan anak. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi perilaku seseorang, faktor tersebut diantaranya yaitu minat dan kondisi pendukung yang selanjutnya akan diuraikan lebih mendalam. Dengan minat yang tinggi dan ketersediaan kondisi pendukung akan dapat memperbesar kemungkinan realiasi perilaku juga semakin besar.

Minat Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Minat merupakan variabel antara dalam membentuk perilaku dan minat dapat menentukan perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang (Ajzen, 1991).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dharmmesta (1998) minat juga menjadi perantara faktor-faktor motivasi yang memiliki dampak pada suatu perilaku.

Minat mempunyai peran yang besar terhadap terbentuknya sebuah perilaku yang akan dilakukan selanjutnya. Orang tua yang memiliki minat memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak akan mempersiapkan semua kebutuhan pendidikan anak sejak dini baik melalui menabung atau berinvestasi pada alternatif pilihan investasi lain termasuk memiliki tabungan pendidikan anak. Minat orang tua dalam mewujudkan memiliki tabungan pendidikan anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor seperti pengetahuan keuangan, orientasi depan, toleransi risiko keuangan serta pengaruh sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat. Faktor-faktor tersebut mungkin juga bisa memengaruhi minat orang tua untuk mewujudkan memiliki tabungan pendidikan apabila dikaitkan dalam lingkup perencanaan dana pendidikan anak.

Pengetahuan Keuangan

Pengetahuan keuangan merupakan pengetahuan individu tentang keuangan dan kemampuan individu untuk mengambil keputusan keuangan secara lebih efektif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan (Margaretha & Pambudhi, 2015). Robb & Woodyard (2011) juga menjelaskan bahwa pengetahuan keuangan

(8)

8

menjadi hal penting karena dapat memberikan dampak pada kesejahteraan keluarga khususnya dalam pengambilan keputusan keuangan. Pentingnya memiliki pengetahuan keuangan akan membantu individu dalam mengelola keuangan. Kemampuan mengelola keuangan menjadi semakin penting saat ini, setiap orang berupaya merencanakan investasi untuk masa pensiun, pendidikan anak-anak, pembayaran kredit, dan mengelola asuransi jiwa dan lain sebagainya (Chen & Volpe, 1998). Sebagaimana dijelaskan oleh Al Kholilah & Iramani (2013) yang menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan tentang keuangan maka makin baik pula individu tersebut dalam mengelola keuangannya.

Pengetahuan keuangan menjadi semakin kompleks selama beberapa tahun terakhir dengan munculnya berbagai produk-produk keuangan (Bhushan &

Medury, 2013). Memiliki pengetahuan keuangan mendorong individu untuk menjadi individu yang cerdas dalam mengambil keputusan dan pengelolaan keuangan.

Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan merupakan persepsi dan harapan yang dimiliki oleh seseorang yang mengukur sejauh mana fokus individu dimasa depan (Jacobs- Lawson & Hershey, 2005). Dengan kata lain dapat didefinisikan sebagai persepsi dan keyakinan seseorang terhadap masa depannya dan sejauh mana individu melihat masa depan sebagai kesempatan terbuka untuk memikirkan dan merencanakan kehidupan dengan lebih baik. Cate & John (2007) menjelaskan bahwa individu yang memandang masa depan sebagai suatu kesempatan akan mulai memikirkan tujuan hidupnya pada jangka panjang. Pembentukan orientasi masa depan mencakup tiga hal yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi. Nurmi (1991) dalam (Agusta, 2015) menjelaskan bahwa motivasi menunjukkan minat individu terhadap suatu hal yang ingin dicapai pada masa mendatang, kemudian proses perencanaan menunjukkan bahwa seseorang merencanakan tujuan jangka panjang yang dinginkan serta evaluasi yang mengevaluasikan realisasi dari rencana tujuan jangka panjang yang telah disusun. Orientasi masa depan ini akhirnya yang akan membentuk ekspektasi mengenai masa depan dan tujuan dimasa mendatang yang dapat menentukan perilaku seseorang memikirkan

(9)

9

kehidupannya dengan lebih baik. Simons, Vansteenkiste, Lens, & Lacante (2004) orientasi masa depan hadir sebagai salah satu bentuk antisipasi kemungkinan yang terjadi dari tujuan yang ingin dicapai. Mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi dengan mengalokasikan sebagian dana untuk proteksi diri dan keluarga merupakan salah satu usaha dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.

Toleransi Risiko Keuangan

Setiap investasi maupun pekerjaan memiliki tingkat risiko yang berbeda- beda tergantung dari seberapa besar risiko yang berani diambil oleh seseorang.

Toleransi risiko keuangan merupakan kesediaan seseorang untuk menerima besar kecilnya risiko ketika mengambil keputusan keuangan (Grable, 2000). Selain itu, Mahesa & Rahardja (2012) kesediaan seseorang menerima suatu risiko yang diambil untuk memperoleh hasil yang menguntungkan. Orang-orang yang memiliki toleransi risiko keuangan tinggi akan cenderung berinvestasi lebih agresif dibandingkan orang-orang yang memiliki tingkat toleransi risiko keuangan rendah. Toleransi risiko yang rendah membuat seseorang lebih berhati-hati dan tidak mengharapkan adanya risiko terjadi. Putri, Bramanti, & Hakim (2017) membagi tingkat perbedaan toleransi risiko yang mana terdapat tiga kecenderungan investor terhadap risiko yaitu orang yang menyukai (risk seeker), netral terhadap risiko (risk neutral), dan tidak menyukai risiko (risk averse).

Kecenderungan seseorang untuk mengantisipasi risiko dapat menjadi bahan pertimbangan bagi individu dalam berinvestasi baik untuk tujuan jangka panjang maupun jangka pendek seperti menabung untuk kebutuhan atau keputusan investasi.

Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial memberikan keyakinan bahwa individu memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang lain yang dianggap penting mengenai perilaku yang akan dilakukannya. Kepercayaan terhadap orang-orang yang dianggap penting akan memunculkan keyakinan bagi individu itu sendiri untuk dapat melakukan perilaku yang serupa dengan orang tersebut. Beberapa individu mengambil peran dalam suatu kelompok sosial sehingga memungkinkan individu

(10)

10

akan mengikuti sikap dan perilaku orang lain (Montgomery & Casterline, 1996) Dukungan orang sekitar akan juga memungkinkan individu memiliki minat untuk mewujudkan suatu perilaku menjadi semakin besar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Cohen & Golden (1972) bahwa pengaruh sosial pada dasarnya menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil suatu keputusan dan berperilaku.

Kondisi Pendukung

Kondisi pendukung merupakan faktor-faktor yang ada di lingkungan sekitar yang mana dapat memfasilitasi atau memberikan kemudahan untuk melakukan suatu perilaku. Tingkat sejauh mana seseorang meyakini bahwa dengan adanya kondisi pendukung akan mendukung perilaku yang akan dilakukan selanjutnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Triandis (1980) dalam (Lu et al., 2005) bahwa kondisi-kondisi yang memfasilitasi akan memberikan dukungan kepada seseorang sehingga dapat memengaruhi perilakunya. Namun minat melakukan sebuah perilaku akan urung atau berkurang jika terdapat hambatan dari kondisi pendukung seperti keterbatasan sumber daya. Memiliki sumber daya yang cukup memiliki kemungkinan akan mendorong individu melaksanakan suatu perilaku tertentu. Individu yang mampu mengatasi hambatan yang ada dimungkinkan akan melaksanakan suatu perilaku menjadi semakin besar.

Perumusan Hipotesis

Pengaruh Pengetahuan Keuangan terhadap Minat Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pengetahuan individu tentang keuangan akan membantu seseorang dalam mengelola keuangan pribadi dengan baik. Hal ini akan mendorong minat individu untuk dapat mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Menurut Zakaria et al., (2016) individu dengan tingkat pengetahuan keuangan yang tinggi lebih mungkin berminat untuk terlibat melakukan perencanaan keuangan seperti menabung, berinvestasi dan lain sebagainya. Xiao, Tang, Serido,

& Shim (2011) membuktikan bahwa pengetahuan keuangan dapat memengaruhi minat untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Penelitian lainnya yang dilakukan

(11)

11

oleh Kennedy (2013) dan Shahrabani (2012) yang juga menemukan bahwa adanya pengaruh pengetahuan keuangan terhadap minat. Hal yang sama mungkin juga dapat terjadi dalam konteks dana pendidikan anak yang mana pengetahuan keuangan dapat memengaruhi minat seseorang dalam mewujudkan memiliki tabungan pendidikan. Semakin tinggi pengetahuan orang tua mengenai tabungan pendidikan, semakin tinggi pula minat untuk memiliki tabungan pendidikan anak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H1: Terdapat pengaruh positif pengetahuan keuangan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan

Pengaruh Orientasi Masa Depan terhadap Minat Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Penelitian yang dilakukan oleh Howlett, Kees, & Kemp (2008) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan keuangan adalah orientasi masa depan. Orientasi masa depan dapat memengaruhi orang untuk berminat memikirkan tujuan yang ingin dicapainya dimasa depan. Orientasi masa depan juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi minat seseorang, hal ini dibuktikan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh van Ittersum (2012). Hasil temuannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara orientasi masa depan terhadap minat untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Hal yang sama mungkin bisa terjadi dalam konteks perilaku memiliki tabungan pendidikan anak yang mana dalam penelitian ini orientasi masa depan orang tua yang menganggap bahwa pendidikan anak itu penting akan memikirkan cara agar anak memperoleh pendidikan yang berkualitas yang diwujudkan dengan memiliki tabungan pendidikan, sehingga orientasi masa depan dimungkinkan dapat memengaruhi minat orang tua memiliki tabungan pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H2: Terdapat pengaruh positif orientasi masa depan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan

(12)

12

Pengaruh Toleransi Risiko Keuangan terhadap Minat Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Pertimbangan mengenai kesediaan menerima risiko dapat memengaruhi minat dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan perilaku selanjutnya.

Hal tersebut dibuktikan melalui beberapa penelitian terdahulu (Al Habib dan Rahyuda, 2015; Croy et al., 2010; Segal et al., 2005) yang meneliti mengenai pengaruh toleransi risiko keuangan terhadap minat. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa toleransi risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap minat. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam konteks perencanaan dana pendidikan anak yang mana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa orang tua yang tidak berani mengambil risiko untuk pendidikan anak memungkinan memiliki tabungan pendidikan sebagai bentuk antisipasi manakala risiko yang tidak diharapkan itu terjadi. Faktor risiko usia yang sudah semakin tua dan memiliki banyak tanggungan mungkin menjadi ketakutan orang tua apabila nanti sudah tidak bisa bekerja dan tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan keluarga termasuk dalam memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak menyebabkan orang tua menghindari risiko dan memilih mempersiapkan dana pendidikan anak. Hal yang sama mungkin juga dapat berlaku dalam konteks perilaku memiliki tabungan pendidikan, toleransi risiko yang rendah akan memengaruhi minat orang tua untuk memiliki tabungan pendidikan anak semakin besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H3: Terdapat pengaruh positif toleransi risiko keuangan terhadap minat memiliki tabungan pendidikan

Pengaruh Pengaruh Sosial terhadap Minat Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Pengaruh sosial berasal dari lingkungan sekitar maupun orang-orang terdekat yang dianggap penting seperti kerabat, tetangga, teman dan lain sebagainya. Pengaruh sosial memberikan keyakinan kepada seseorang untuk berminat melakukan suatu perilaku tertentu. Hal ini kemudian dibuktikan dari beberapa penelitian terdahulu yang menemukan bahwa pengaruh sosial dapat

(13)

13

memengaruhi minat melakukan suatu perilaku. Teo (2011) meneliti mengenai pengaruh sosial terhadap minat dalam bidang teknologi dan hasil temuannya menunjukkan bahwa pengaruh sosial berpengaruh signifikan dalam membentuk minat. Beberapa penelitian terdahulu (Hsu & Lin, 2008b; Moore & Benbasat, 1991; Venkatesh & Davis, 2000; Venkatesh, Morris, Davis, & Davis, 2003) membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara pengaruh sosial terhadap minat berperilaku. Mengacu pada hasil penelitian tersebut, hal yang sama juga mungkin bisa terjadi dalam konteks perilaku memiliki tabungan pendidikan anak.

Dalam hal ini semakin tinggi pengaruh sosial dari lingkungan sekitar atau orang- orang yang dianggap penting dapat memengaruhi minat orang tua untuk memiliki tabungan pendidikan anak. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H4: Terdapat pengaruh positif pengaruh sosial terhadap minat memiliki tabungan pendidikan

Pengaruh Minat terhadap Perilaku Memiliki Tabungan Pendidikan Anak Minat menunjukkan sejauh mana individu memiliki ketertarikan pada suatu perilaku tertentu. Dengan memiliki minat yang tinggi memungkinkan suatu perilaku akan dapat diwujudkan. Penelitian mengenai minat terhadap perilaku (Kumar, 2012a; Saba & Messina, 2003) membuktikan bahwa minat berpengaruh siginifikan terhadap perilaku. Pada bidang teknologi, penelitian terdahulu dilakukan oleh Al ghaith (2015) yang meneliti mengenai minat perilaku dalam situs jejaring sosial dan hasil penelitian menunjukkan bahwa minat dapat memengaruhi perilaku individu dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam konteks perilaku memiliki tabungan pendidikan anak yang mana semakin besar minat dapat memengaruhi perilaku orang tua memiliki tabungan pendidikan anak juga semakin besar. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H5: Terdapat pengaruh positif minat terhadap perilaku memiliki tabungan pendidikan

(14)

14

Pengaruh Kondisi Pendukung terhadap Perilaku Memiliki Tabungan Pendidikan Anak

Ketersediaan fasilitas pendukung akan meningkatkan kecenderungan perilaku melakukan tindakan menjadi semakin besar. Beberapa penelitian terdahulu banyak meneliti mengenai pengaruh kondisi pendukung terhadap minat untuk melakukan suatu perilaku. Dalam bidang teknologi, Lu et al., (2005) membuktikan bahwa kondisi pendukung memengaruhi perilaku seseorang dalam penggunaan teknologi. Kondisi Pendukung menjadi satu-satunya moderator yang mempermudah realiasi menjadi sebuah perilaku. Penelitian ini kemudian didukung oleh beberapa penelitian lain (Teo, 2011; Thong et al., 2011; Venkatesh et al., 2003) yang juga membuktikan bahwa kondisi pendukung memengaruhi perilaku seseorang. Hal sama mungkin dapat berlaku dalam konteks perencanaan dana pendidikan anak. Dengan kehadiran kondisi pendukung akan memperkuat pengaruh minat terhadap perilaku orang tua memiliki tabungan pendidikan anak.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H6: Ketersediaan kondisi pendukung memperkuat pengaruh minat terhadap perilaku memiliki tabungan pendidikan

Model penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Model Penelitian Pengetahuan

Keuangan

H5 (+) H6 (+) H1 (+)

H2 (+) H3 (+)

H4 (+)

Orientasi Masa Depan

Toleransi Risiko Keuangan

Pengaruh Sosial

Minat Memiliki Tabungan Pendidikan

Perilaku Memiliki Tabungan Pendidikan Kondisi

Pendukung

(15)

15 METODA PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah orang tua di Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan melalui suatu pertimbangan yaitu orang tua yang memiliki anak minimal balita atau anak yang masih maupun sedang menempuh pendidikan sekolah. Hair, Black, Babin & Anderson (2010) menyarankan ukuran sampel minimal untuk analisis Structural Equation Modeling adalah 100-200 sampel atau sebanyak 5-10 kali indikator. Total keseluruhan indikator dalam penelitian ini berjumlah 31 indikator, dengan perhitungan tersebut maka didapatkan jumlah minimum sampel yang digunakan yaitu sebanyak 186 responden. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada banyaknya sekolah-sekolah sehingga orang tua yang memiliki anak minimal balita atau anak usia sekolah mudah dijumpai pada wilayah tersebut. Selain itu, banyak perbankan dan lembaga keuangan yang mudah di jangkau sehingga memungkinkan rumah tangga dapat menabung tabungan pendidikan anak.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu perilaku untuk memiliki tabungan pendidikan, variabel intervening yaitu minat, variabel moderasi yaitu kondisi pendukung serta variabel independen yang terdiri dari pengetahuan keuangan, orientasi masa depan, toleransi risiko keuangan dan pengaruh sosial. Pengukuran variabel menggunakan skala likert 5 poin dari kategori sangat tidak setuju sampai kategori sangat setuju. Berikut ditampilkan pengukuran tiap variabel pada Tabel 3.1.

(16)

16

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Konsep Indikator

Pengetahuan Keuangan (Financial Knowledge)

Pengetahuan individu tentang keuangan dan kemampuan individu untuk mengambil keputusan keuangan secara lebih efektif (Margaretha &

Pambudhi, 2015)

(1) Tabungan pendidikan merupakan produk yang hanya dikeluarkan oleh perbankan (2) Tabungan pendidikan dapat diambil

sewaktu-waktu

(3) Tabungan pendidikan hanya dapat diperoleh di bank

(4) Tabungan pendidikan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan

(5) Pola pembayaran tabungan pendidikan hanya dapat dilakukan di bank yang bersangkutan

(6) Setoran tabungan pendidikan dapat dilakukan non tunai

(7) Bunga tabungan yang aman adalah tidak melebihi batas maksimum bunga yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (8) Setiap bank memiliki persyaratan yang

berbeda, beberapa bank mensyaratkan minimum setoran tabungan pendidikan adalah Rp.100.000

(9) Tabungan pendidikan biasanya memiliki jangka waktu 2-5 tahun saja

(10) Tabungan pendidikan lebih berisiko daripada asuransi pendidikan

Orientasi Masa Depan (Future Time Perspective)

Persepsi dan harapan yang dimiliki oleh seseorang yang mengukur sejauh mana individu memiliki fokus dimasa depan (Jacobs-Lawson &

Hershey, 2005)

(1) Tindakan yang berorientasi jangka panjang (2) Masa depan memiliki ketidakpastian (3) Terlalu jauh untuk merencanakan masa

depan

(4) Memikirkan yang akan dikerjakan dimasa mendatang

(5) Lebih menikmati hidup saat ini saja Toleransi

Risiko Keuangan (Financial Risk Tolerance)

Toleransi risiko keuangan adalah kesediaan seseorang untuk menerima besar kecilnya risiko ketika mengambil keputusan keuangan (Grable, 2000)

(1) Bersedia mengalami kerugian keuangan (2) Lebih mementingkan keuntungan daripada

risiko yang diperoleh

(3) Memilih investasi beresiko tinggi namun memiliki keuntungan yang besar

(4) Tertarik pada investasi dengan risiko dan keuntungan yang rendah

(5) Memahami risiko sebagai ketidakpastian dan cenderung berhati-hati

Pengaruh Sosial (Social Influence)

Persepsi atau pandangan

seseorang terhadap

kepercayaan-kepercayaan orang lain yang memengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007)

(1) Pengaruh keluarga besar (2) Pengaruh teman

(3) Pengaruh orang-orang berpendidikan tinggi (4) Pengaruh lingkungan dalam pertemuan

RT/RW

(5) Pengaruh tetangga

Minat Seberapa banyak usaha yang dilakukan oleh individu untuk berkomitmen dalam melakukan suatu perilaku

(1) Ingin mewujudkan untuk segera memiliki tabungan pendidikan

(2) Ingin menyisihkan uang secara teratur untuk dana pendidikan anak

(17)

17

(Arthana & Rukhviyanti, 2015) (3) Ingin mengurangi jumlah pengeluaran untuk kepentingan menabung tabungan pendidikan (4) Ingin menabung tabungan pendidikan anak

secara rutin

(5) Ingin lebih mementingkan kebutuhan pendidikan anak daripada membeli barang elektronik

Kondisi Pendukung (Facilitating Condition)

Faktor-faktor yang ada dilingkungan sekitar yang dapat memfasilitasi dan memberikan kemudahan untuk melakukan suatu perilaku (Jogiyanto, 2007)

(1) Memiliki akses yang mudah bertransaksi di Bank

(2) Tabungan pendidikan tidak membutuhkan persyaratan yang rumit

(3) Banyak bank menawarkan tabungan pendidikan

(4) Bank menyediakan berbagai macam alternatif pembayaran setoran tabungan pendidikan

(5) Bank memiliki website yang membantu memberikan informasi

Perilaku Kecenderungan perilaku menabung dengan menyimpan uang secara teratur untuk memenuhi kebutuhan dimasa depan sekaligus tindakan penghematan (Ming Thung et al., 2012)

(1) Sering menunda untuk memiliki tabungan pendidikan anak dalam waktu dekat (2) Menyisihkan uang secara teratur untuk

kepentingan menabung tabungan pendidikan anak

(3) Mengurangi jumlah pengeluaran untuk kepentingan menabung tabungan pendidikan (4) Saat ini belum menabung tabungan

pendidikan anak secara rutin

(5) Lebih mementingkan kebutuhan pendidikan anak daripada membeli barang elektronik

Jenis dan Metoda Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner kepada sebagian orang tua di Kecamatan Siderejo Salatiga, terlebih dahulu dilakukan pretest kuesioner kepada 20 orang yang bertujuan untuk mengukur pemahaman responden terhadap pernyataan-pernyataan kuesioner agar tidak terjadi bias ketika akan dilakukan penyebaran data nantinya. Selain itu, untuk melihat konsisten tidaknya jawaban responden. Dari 20 kuesioner yang didistribusikan, terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami oleh responden sehingga dilakukan perbaikan kalimat agar lebih mudah dipahami serta beberapa jawaban responden sudah bervariasi dan konsisten.

Proses pengumpulan data kuesioner di mulai pada tanggal 21 September 2017 sampai dengan 30 Oktober 2017. Penelitian ini melibatkan beberapa teman sebagai enumerator yang membantu dalam pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, kuesioner didistribusikan secara langsung ke beberapa

(18)

18

orang tua yang ada di Kecamatan Sidorejo Salatiga dengan meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner terlebih dahulu. Responden yang telah bersedia mengisi kuesioner kemudian diberikan kuesioner dan diberi arahan sebelum mengisi kuesioner. Sementara itu, beberapa responden yang tidak bersedia atau menolak mengisi kuesioner memilih pergi atau berpindah ke tempat lain. Pengumpulan data juga dilakukan dengan mendatangi beberapa lembaga pendidikan seperti Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) pada saat jam sekolah dengan terlebih dahulu meminta ijin ke pihak sekolah lalu kemudian menemui serta meminta kesediaan para orang tua yang sedang menunggu anaknya pulang sekolah untuk mengisi kuesioner.

Kurang lebih selama satu bulan kuesioner yang terkumpul yaitu sebanyak 220 kuesioner. Dari sejumlah kuesioner yang terkumpul ada sekitar 28 kuesioner yang tidak dijawab dengan lengkap dan hanya menjawab sekedarnya saja, sehingga hanya digunakan sekitar 192 kuesioner saja untuk kepentingan analisis data.

Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan salah satu analisis multivariat yang dapat menganalisis hubungan antar variabel secara lebih kompleks (Sarjono & Julianita, 2015). Khasanah (2015) menjelaskan bahwa SEM digunakan untuk menganalisis multivariat hubungan antar variabel yang lebih kompleks dibandingkan dengan analisis regresi berganda dan analisis faktor.

Penelitian ini menggunakan teknik maximum likelihood estimation (ML) dengan terkumpulnya data dan dianalisis lebih lanjut menggunakan AMOS versi 18.0.

AMOS dapat mengetahui perhitungan regresi antarvariabel laten. Uji asumsi- asumsi SEM yang digunakan yaitu uji validitas, uji normalitas dan uji outlier penilaian goodness of fit indices dan uji kausalitas model.

Uji kualitas instrumen pada penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Indikator dapat dikatakan valid apabila loading factor melebihi nilai minimumnya yang didasarkan pada banyaknya jumlah sampel Hair et al., (2010). Sedangkan uji reliabilitas untuk menguji konsistensi suatu data dari

(19)

19

pengukuran indikator. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode cronbach’s alpha, suatu construct dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0.7 maka reliabilitas dapat diterima.

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil yaitu sebagian sebagian orang tua yang memiliki anak minimal balita atau anak yang masih maupun sedang menempuh pendidikan sekolah. Dengan kriteria pengambilan sampel tersebut maka diperoleh data sebanyak 192 responden, berikut adalah gambaran umum data karakteristik responden.

Tabel 4.1. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Responden

Persentase (%) A. Usia

20 – 25 tahun 26 – 30 tahun 31 – 35 tahun 36 – 40 tahun > 40 tahun

8 21 33 35 95

4,1 10,9 17,2 18,3 49,5

Jumlah 192 100

B. Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

30 162

15,7 84,3

Jumlah 192 100

C. Pendidikan Terakhir SD

SMP SMA

Perguruan tinggi

12 26 92 50

6,7 14,4 51,1 27,8

Jumlah 180 100

D. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga PNS

Guru atau Dosen Wirausaha Petani Pedagang Buruh/Karyawan Lainnya

107 3 4 29

1 9 28 11

55,7 1,5 2,1 15,1

0,5 4,7 14,6

5,8

Jumlah 192 100

(20)

20

E. Status Perkawinan Single Menikah

Berpisah atau cerai

- 187

5

- 97,4

2,6

Jumlah 192 100

F. Jumlah Anak Belum ada anak 1 Orang 2 Orang 3 Orang >3 Orang

2 55 71 45 19

1,1 28,7 36,9 23,4 9,9

Jumlah 192 100

G. Jumlah Pendapatan < Rp.2000000

Rp.2000000 – Rp.4000000 Rp.4000000 – Rp.6000000 Rp.6000000 – Rp.8000000 >Rp.8000000

86 53 27 8 15

45,5 28,1 14,3 4,2 7,9

Jumlah 189 100

H. Memiliki Tabungan Pendidikan Ya

Tidak

87 105

45,3 54,7

Jumlah 192 100

I. Alternatif lain selain tabungan pendidikan Arisan

Asuransi Pendidikan Lainnya

56 41 35

42,4 31,1 26,5

Jumlah 132 100

Keterangan: C. Sebanyak 12 responden tidak berkenan menyebutkan tingkat pendidikan, G. Sebanyak 3 responden tidak berkenan menyebutkan jumlah pendapatan dan I. Sebanyak 60 responden tidak berkenan menyebutkan alternatif lain selain tabungan pendidikan

Sumber: Data Primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1 dari 192 responden 49,5% responden diantaranya didominasi usia diatas 40 tahun serta sebesar 84,3% mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan menempuh tingkat pendidikan terakhir hingga SMA sekitar 51,1% dari jumlah keseluruhan responden dan 27,8% menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi. Selain itu, Tabel 4.1 juga memperlihatkan bahwa sebanyak 55,7% responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang mayoritas 97,4% diantaranya sudah menikah dan sebagian besar memiliki anak berjumlah 2 orang dengan proporsi sekitar 36,9% dari total keseluruhan responden.

Dengan melihat jumlah pendapatan menunjukkan bahwa mayoritas responden memperoleh pendapatan perbulan < Rp.2000000 atau mengambil proporsi sebesar 45,5% dari total keseluruhan responden yang berkenan menyebutkan jumlah pendapatannya. Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan tersebut mungkin saja digunakan untuk memenuhi

(21)

21

kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan lainnya. Pada tingkat pendapatan tersebut total responden yang memiliki tabungan pendidikan hanya sebanyak 45,3% dan sebesar 54,7% tidak memiliki tabungan pendidikan. Kurangnya jumlah responden yang memiliki tabungan pendidikan mungkin disebabkan oleh pendapatan yang diperoleh perbulan hanya sedikit dan belum dapat mencukupi kebutuhan tabungan pendidikan anak.

Selain tabungan pendidikan, instrumen lain yang paling banyak dimanfaatkan untuk mempersiapkan dana pendidikan anak adalah arisan yaitu sebanyak 42,4% hal ini sendiri bisa saja dipilih karena arisan lebih mudah untuk dipahami dan tidak membutuhkan persyaratan yang terlalu rumit. Untuk urutan kedua katrakteristik instrumen lain yang digunakan yaitu asuransi pendidikan sebanyak 31,1% dan sebesar 26,5% lainnya memilih untuk menabung dirumah, deposito, berinvestasi tanah, emas maupun investasi di pasar modal.

Uji Kualitas Instrumen Uji Validitas

Data dengan sampel sebanyak 192 responden dilakukan uji validitas terlebih dahulu. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Menurut Hair et al., (2010) dengan jumlah sampel sebanyak 192 responden, indikator dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai loading factor ≥ 0,40. Pada penelitian ini variabel yang diteliti sebanyak tujuh variabel yang meliputi Pengetahuan Keuangan (PK), Orientasi Masa Depan (OMD), Toleransi Risiko Keuangan (TRK), Pengaruh Sosial (PS) ), Minat (M), Kondisi Pendukung (KP) dan Perilaku (P). Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Data

Variabel Estimate

Orientasi Masa Depan OMD1 0,465

OMD2 0,596

OMD3 0,751

OMD4 0,456

OMD5 0,650

Toleransi Risiko Keuangan TRK1 0,293

TRK2 0,448

(22)

22

TRK3 0,361

TRK4 0,497

TRK5 0,615

Pengaruh Sosial PS1 0,475

PS2 0,675

PS3 0,531

PS4 0,449

PS5 0,532

Minat M1 0,606

M2 0,688

M3 0,709

M4 0,799

M5 0,507

Kondisi Pendukung KP1 0,467

KP2 0,521

KP3 0,499

KP4 0,694

KP5 0,684

Perilaku P1 0,705

P2 0,641

P3 0,521

P4 0,750

P5 0,538

Sumber : Data Hasil Olahan Amos, 2018

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat beberapa item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid (item yang dicetak tebal). Instrumen variabel Pengetahuan Keuangan yang hanya terdiri dari satu indikator sehingga tidak dapat dilakukan uji validitas. Instrumen variabel Orientasi Masa Depan (OMD) terdiri dari 5 item pertanyaan dan semua item dinyatakan valid. Instrumen kuesioner Toleransi Risiko Keuangan (TRK) terdiri dari 5 item pertanyaan dan tiga item dinyatakan valid yaitu TRK2, TRK4 dan TRK5 serta item yang dinyatakan tidak valid yaitu TRK1 dan TRK3. Instrumen kuesioner Pengaruh Sosial (PS), Minat (M), Kondisi Pendukung (KP) dan Perilaku (P) yang terdiri dari 5 item pertanyaan dan didapatkan semua item dinyatakan valid. Setiap item yang tidak valid memiliki nilai loading factor < 0,40 dan item-item tersebut kemudian direduksi (dibuang).

Hasil selengkapnya setelah item dibuang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas yang bertujuan untuk menguji konsistensi suatu data dari pengukuran indikator.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memberikan nilai >0,7 (Ghozali, 2011). Namun, bila penelitian bersifat eksploratori maka nilai di bawah 0,70 pun

(23)

23

masih dapat diterima dengan disertai alasan empirik artinya reliabilitas antara 0,6 sampai 0,7 masih dapat diterima. Hasil uji reliabilitas dapat juga dilihat pada Tabel. 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Data Setelah Dua Item Dibuang dan Uji Reliabilitas Variabel Uji Validitas Uji Reliabilitas

Orientasi Masa Depan OMD1 0,465 0,804

OMD2 0,597

OMD3 0,750

OMD4 0,456

OMD5 0,651

Toleransi Risiko Keuagan TRK2 0,535 0,646

TRK4 0,501

TRK5 0,587

Pengaruh Sosial PS1 0,475 0,770

PS2 0,672

PS3 0,530

PS4 0,451

PS5 0,533

Minat M1 0,606 0,922

M2 0,688

M3 0,710

M4 0,798

M5 0,509

Kondisi Pendukung KP1 0,467 0,837

KP2 0,520

KP3 0,499

KP4 0,694

KP5 0,685

Perilaku P1 0,704 0,847

P2 0,640

P3 0,520

P4 0,750

P5 0,538

Sumber : Data Hasil Olahan Amos, 2018

Dari tabel tersebut, diperoleh hasil bahwa setelah item yang tidak valid dibuang maka seluruh item memiliki nilai loading factor > 0,40 dan dinyatakan layak. Sementara itu uji reliabilitas yang terdiri variabel Orientasi Masa Depan, Pengaruh Sosial, Minat, Kondisi Pendukung dan Perilaku memiliki nilai antara 0,6 sampai 0,7 yang artinya reliabilitas cukup baik dan dapat diterima (lampiran 4).

Analisis Deskriptif Statistik

Gambaran mengenai variabel Pengetahuan Keuangan, Orientasi Masa Depan, Toleransi Risiko Keuangan, Pengaruh Sosial, Minat, Kondisi Pendukung

(24)

24

dan Perilaku dibahas dalam bagian analisis deskriptif statistik. Hasil statistik deskriptif menunjukkan nilai skor yang secara keseluruhan variabel dapat dilihat berdasarkan nilai minimun, maximum, mean dan standard deviation. Berikut hasil statistik deskriptif variabel dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Min Max Mean Std.

Dev

N

Pengetahuan Keuangan 1 5 2,80 0,95 192

Orientasi Masa Depan 2 5 3,69 0,81 192

Toleransi Risiko Keuangan 1 5 2,81 0,81 192

Pengaruh Sosial 1 5 3,36 0,76 192

Minat 2 5 3,95 0,59 192

Kondisi Pendukung 1 5 3,73 0,68 192

Perilaku 2 5 3,59 0,79 192

Keterangan : Mean dibawah 1.81 adalah dalam kategori sangat rendah, interval 1.81 sampai 2.60 untuk kategori sangat rendah, interval 2.61 sampai 3.40 untuk kategori sedang interval 3.41 sampai 4.20 untuk kategori tinggi dan interval 4.21 sampai 5.00 untuk kategori sangat tinggi

Sumber: Lampiran, 2018

Statistik deskriptif dari nilai mean atau rata-rata keseluruhan variabel pengetahuan keuangan adalah sebesar 2,80. Nilai tersebut terletak pada interval jawaban 2,61- 3,40 yang berarti sebagian responden memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang sedang. Sedangkan rata-rata nilai keseluruhan dari variabel orientasi masa depan sebesar 3,69 dan nilai tersebut terletak pada interval jawaban 3,41- 4,20 yang artinya sebagian responden memiliki orientasi masa depan yang tinggi. Nilai rata-rata keseluruhan variabel toleransi risiko keuangan sebesar 2,81 dan terletak pada interval jawaban 2,61- 3,40 artinya sebagian responden memiliki tingkat toleransi risiko keuangan yang sedang. Nilai rata-rata pengaruh sosial sebesar 3,36 dan nilai tersebut terletak pada interval jawaban 2,61- 3,40 yang artinya faktor para responden memiliki tingkat pengaruh sosial yang sedang.

Sementara itu, rata-rata nilai keseluruhan variabel minat sebesar 3,95, kondisi pendukung sebesar 3,73 dan perilaku sebesar 3,59. Semua angka tersebut terletak pada interval jawaban 3,41- 4,20 yang berarti para responden memiliki tingkat minat, kondisi pendukung dan perilaku yang tinggi.

(25)

25

Uji Asumsi-asumsi Structural Equation Modelling Uji Normalitas

Uji normalitas pada SEM dikelompokan menjadi dua yaitu normalitas univariat dan normalitas multivariat. Normalitas univariat berarti dilakukan pengujian normalitas untuk setiap variabel sedangkan normalitas multivariat berarti pengujian normalitas data semua variabel dilakukan secara bersama-sama.

Wijaya (2009) menjelaskan bahwa uji normalitas yang dilakukan pada SEM dilihat dari tabel Assessment of normality yang ada pada output hasil AMOS dengan ketentuan apabila angka c.r skewness dan c.r kurtosis ada diantara -2,58 sampai + 2,58 maka berarti data dapat dikatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Assessment of Normality

Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r.

PK 1,000 5,000 ,079 ,445 -,307 -,867

TRK_5 1,000 4,000 ,884 5,002 ,570 1,612 TRK_4 2,000 5,000 -,187 -1,059 -,974 -2,755 TRK_2 1,000 5,000 ,199 1,124 -1,182 -3,344 PS_5 2,000 5,000 -,173 -,977 -,298 -,842 PS_4 1,000 5,000 ,185 1,044 -,806 -2,280 PS_3 2,000 5,000 -,673 -3,806 ,519 1,469 PS_2 2,000 5,000 -,488 -2,760 -,391 -1,105 PS_1 2,000 5,000 ,092 ,519 -,563 -1,593 OMD_5 2,000 5,000 -,505 -2,856 -,298 -,842 OMD_4 2,000 5,000 -,577 -3,266 ,839 2,372 OMD_3 2,000 5,000 -,643 -3,635 -,423 -1,197 OMD_2 2,000 5,000 -,052 -,294 -1,129 -3,193 OMD_1 2,000 5,000 -,271 -1,531 ,330 ,935 P_5 2,000 5,000 -,577 -3,262 ,493 1,394 P_4 2,000 5,000 -,140 -,795 -1,127 -3,188 P_3 2,000 5,000 -,657 -3,715 ,124 ,351 P_2 2,000 5,000 -,495 -2,801 ,248 ,701 P_1 2,000 5,000 -,439 -2,483 -,885 -2,504 KP_5 2,000 5,000 -,468 -2,645 ,789 2,233 KP_4 2,000 5,000 -,723 -4,091 1,225 3,464 KP_3 2,000 5,000 -,772 -4,367 ,808 2,285 KP_2 2,000 5,000 -,708 -4,002 ,111 ,313 KP_1 1,000 5,000 -,629 -3,557 ,473 1,338 M_5 2,000 5,000 -,284 -1,604 ,402 1,138 M_4 2,000 5,000 -,399 -2,258 ,659 1,865 M_3 2,000 5,000 -,490 -2,770 1,591 4,501 M_2 3,000 5,000 ,222 1,257 1,399 3,958 M_1 2,000 5,000 -,493 -2,788 ,671 1,899

(26)

26

Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r.

Multivariate 38,913 6,358

Sumber: Data Hasil Olahan AMOS, 2018

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa secara univariate, nilai critical skewness (kemencengan) sangat tinggi atau nilainya berada diatas 2,58 dan dapat disimpulkan bahwa data secara univariate tidak terdistribusi secara normal.Secara multivariate nilai cr Kurtosis sebesar 6,358 dan nilainya diatas 2,58 dan dapat disimpulkan data secara multivariate tidak terdistribusi secara normal sehingga perlu dilakukan uji outliers.

Seperti telah diketahui bahwa beberapa besaran data beberapa indikator menghasilkan distribusi tidak normal baik secara univariate maupun multivariate sehingga pengujian outliers perlu dilakukan untuk mengetahui apakah nilai observasi mengalami outliers atau tidak. Data outliers dapat dideteksi dengan melihat nilai mahalanobis distance. Data outliers dapat dideteksi dengan melihat skor p1 dan p2 yang nilainya <0,05 (Wijaya, 2009) (Lampiran 4).

Data yang terdeteksi outliers kemudian direduksi (dibuang), sehingga setelah beberapa kali dilakukan uji normalitas maka hasil uji outliers menunjukkan tidak ada nilai yang outliers karena seluruh variabel tidak ada yang memiliki nilai p1 dan p2 <0,05. Meskipun ada beberapa nilai dari p2 masih kurang dari 0,05 namun nilai p1 jauh lebih besar dari 0,05 (lampiran 5).

Sementara itu, angka cr Kurtosis sebesar 2,464 nilainya dibawah 2,58 (Lampiran 6) hal tersebut menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi normal.

Penilaian Kriteria Goodness of fit Indices Full Structural Model

Penilaian kriteria Goodness of fit Indices Full Structural Model dilakukan dengan tujuan untuk menguji kesesuaian struktur model sehingga penelitian ini sah dilakukan karena modelnya telah sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam validitas model SEM. Hasil uji kesesuaian selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

(27)

27

Gambar 4.1. Model Lengkap Persamaan Struktural

Berdasarkan gambar tersebut selanjutnya rangkuman mengenai hasil pengujian akan diuraikan secara lebih rinci pada Tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6. Hasil Goodness of fit Model Pengukuran Goodness-of-fit Indices Cut-off

Value

Hasil Model

Evaluasi Model

Chi-square ≤ 285,733

(X2tabel dengan df:248,

dan p:5%)

480,084 Buruk

Probabilitas ≥ 0,05 0,000 Buruk

GFI ≥ 0,90 0,813 Marginal

CFI ≥ 0,95 0,797 Buruk

RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,774 Buruk

TLI ≥ 0,95 0,774 Buruk

CMIN/DF ≤ 2,00 1,936 Baik

Sumber: Data Hasil Olahan AMOS, 2017

Tabel tersebut menunjukkan bahwa model yang direncanakan tidak fit, karena setelah uji kecocokan beberapa nilai masih buruk . Selanjutnya, model tersebut dilakukan beberapa kali modifikasi dengan mengikuti modification indices dengan cara menghubungkan error dari indikator variabel agar mendapatkan model yang paling maksimal atau fit sehingga dapat diterima.

(28)

28

Selanjutnya, hasil modifikasi model secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2. Model Lengkap Persamaan Struktural Setelah Dimodifikasi

Selanjutnya rangkuman mengenai hasil pengujian yang telah dimodifikasi akan diuraikan secara lebih rinci pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Hasil Goodness of fit Model Pengukuran Setelah Dimodifikasi Goodness-of-fit Indices Cut-off

Value

Hasil Model

Evaluasi Model

Chi-square ≤ 285.733

(X2tabel dengan df:371, dan p:5%)

234,228 Baik

Probabilitas ≥ 0,05 0,079 Baik

GFI ≥ 0,90 0,900 Baik

CFI ≥ 0,95 0,974 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,030 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,853 Marginal

TLI ≥ 0,95 0,966 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 1,143 Baik

Sumber: Data Hasil Olahan AMOS, 2018

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa model yang direncanakan setelah diuji kecocokan nilai Chi-square, probabilitas, GFI, CFI, RMSEA, TLI dan CMIN/DF sudah menunjukkan nilai-nilai yang memenuhi kriteria fit sehingga model dapat dikatakan sudah fit. Sementara nilai AGFI hasilnya marginal atau masih dapat

Referensi

Dokumen terkait

Kesehatan lingkungan rumah diperkirakan mempunyai peranan cukup besar terhadap tingginya proporsi ibu maupun bayi yang melakukan tradisi sei sebagai akibat

Itulah sebabnya maka diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari kegiatan yang dipercepat durasi pelaksanaannya dalam menghasilkan waktu proyek yang paling ekonomis,

Sehingga didapatkan hasil pelatihan dengan arsitektur BPNN dengan nilai RMSE terkecil yang dibandingkan nilai RMSE dengan nilai prediksi yang hanya menggunakan data

Selain itu juga mengacu pada definisi dari Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi (2013), komunitas adat adalah kesatuan sosial yang

923 D-IV PENDIDIKAN BIOLOGI/D-IV PENDIDIKAN FISIKA/D-IV PENDIDIKAN KIMIA/S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI/S-1 PENDIDIKAN FISIKA/S-1. GURU IPA

At the bottom of the dialog, you can see the Keyboard button that can be used to change or assign keyboard shortcuts to Visual Studio Commands. Later in this chapter, you will

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk menguji pengaruh warna, model, harga dan saluran distribusi terhadap penjualan konveksi pakaian jadi Vita Collection

61 Walaupun secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan, berdasarkan rata-rata hasil tiap kelompok menunjukkan persentase proteksi pada kelompok probiotik